Anda di halaman 1dari 14

KALOR

Kalor dikenal sebagai bentuk energi yaitu energi panas dengan lambang Q. Kalor
merupakan perpindahan energi dari suhu yang lebih tinggi ke suhu yang lebih rendah. Secara
matematis, kalor ditulis :

Q = m . c . ∆T
Dimana :
Q = Kalor ( J, kal )
m = Massa benda ( Kg )
c = Kalor Jenis ( J/KgoC , kal/gr oC )
∆T = Perubahan Suhu ( oC )

A. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor

Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diterima/dilepas untuk menaikkan atau
menurunkan suhu 1 kg suatu zat sebesar 1 oC. Kalor jenis merupakan sifat khas suatu benda
yang menunjukkan kemampuannya untuk menyerap kalor. Semakin besar kalor jenis suatu
benda, semakin besar pula kemampuan untuk menyerap kalor pada perubahan suhu yang
sama. Persamaan kalor jenis dapat dilihat sebagai berikut :
𝑄𝑄
𝑐𝑐 =
𝑚𝑚 . ∆𝑇𝑇
Dimana :
Q = Kalor ( J, kal )
m = Massa benda ( Kg )
c = Kalor Jenis ( J/KgoC , kal/gr oC )
∆T = Perubahan Suhu ( oC )

Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu
benda sebesar 1 oC. Secara matematis kapasitas kalor dapat ditulis :
𝑄𝑄
𝐶𝐶 =
∆𝑇𝑇
Dimana :
C = Kapasitas kalor ( J/ oC , kal/ oC )
Q = Kalor ( J , kal )

Tabel Kalor Jenis Zat


Nama Zat Kalor Jenis
J/Kg C
o kal/gr oC
Aluminium 900 0,215
Kadmium 230 0,055
Tembaga 387 0,092
Emas 129 0,030
Besi 448 0,107
Timah 128 0,030
Silikon 703 0,168
Perak 234 0,056
Kuningan 380 0,092
Gelas 837 0,200
Es ( -5 C )
o 2.090 0,50
Kayu 1.700 0,41
Alkohol, Ethyl 2.400 0,58
Raksa 140 0,033
Air ( 15 C )
o 4.186 1,00
Uap ( 100 oC ) 2.010 0,48
Sumber : Serway & Beichner, 2000, hlmn 607

B. Perubahan Wujud Zat dan Kalor Laten

Perubahan wujud zat merupakan sebuah perubahan zat yang terjadi


secara termodinamika dari satu bentuk zat ke bentuk zat yang lainnya. Perubahan wujud zat
ini bisa terjadi karena adanya peristiwa pelepasan ataupun penyerapan kalor. Perubahan
wujud zat ini akan terjadi saat titik tertentu tercapai oleh senyawa zat atau atom itu, yang
umumnya dikuantitaskan pada angka suhu. Contohnya: Air buat jadi padat, pasti harus
mencapai suatu titik dan air menjadi gas harus mencapai titik didihnya. Jadi, setiap zat yang
mengalami perubahan secara Fisika bisa dikembalikan seperti awal atau kebentuk asalnya
dan gak menghasilkan zat baru, tapi molekul dan partikelnya tetap.

Dibawah ini ada beberapa jenis dari perubahan wujud zat dan bentuk – bentuknya,
diantaranya sebagai berikut:

1. Mencair
Mencair ini sering dikatakan sebagai suatu perubahan wujud yang terjadi pada suatu zat
ataupun benda padat yang akan mencair. Contoh dari bentuk perubahan fisika mencair
dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya adalah:
• Es batu yang dibiarkan secara terus menerus di ruangan yang terbuka, maka lama –
kelamaan akan mencair.
• Coklat batangan yang dipanaskan diatas uap air panas.
• Saat mati lampu, maka kamu akan memakai pencahayaan dari lilin. Maka, lama –
kelamaan lilin tersebut akan mencair karena dipanaskan.
• Gula pasir yang dipanaskan di atas wajan dengan kompor yang menyala.

2. Menguap
Bentuk perubahan fisika menguap ini sering diartikan sebagai perubahan wujud yang
terjadi dari cair menjadi gas. Didalam peristiwa ini tentunya zat cair membutuhkan energi
panas. Contoh dari bentuk perubahan fisika menguap dalam kehidupan sehari-hari adalah:
• Pakaian basah yang dijemur ditempat yang terkena sinar matahari.
• Bensin yang dibiarkan terbuka, maka lama – kelamaan akan habis karena berubah
menjadi gas.
• Air yang direbus secara terus menerus maka lama – kelamaan air tersebut akan habis
dan berubah menjadi gas.
• Saat menyemprotkan parfum ke pakaian, maka lama – kelamaan wangi tersebut akan
menghilang.

3. Membeku
Bentuk perubahan Fisika membeku merupakan sebuah perubahan yang terjadi pada
suatu zat atau benda yang awalnya cair yang menjadi padat. Contoh dari bentuk perubahan
fisika membeku dalam kehidupan sehari – hari adalah:
• Air yang dimaksukkan kedalam lemari pendingin lama – kelamaan air tersebut akan
berubah menjadi es.
• Serbuk agar – agar yang dilarukkan kedalam air panasa, kalo dibiarkan menjadi
dingin maka akan mengeras.
• Gula jawa cair yang dimasukkan kedalam cetakan, maka lama – kelamaan akan
mengeras.
• Lilin yang dipanaskan kan mencair, tapi lama – kelamaan cairan lilin tersebut akan
mengeras lagi kalo dibiarkan di udara.

4. Menyublim
Menyublim merupakan sebuah perubahan wujud zat dari padat menjadi gas. Dalam
peristiwa ini, maka zat tersebut akan membutuhkan energi panas buat berubah jadi gas.
Contohnya:
• Kapur barus yang diletakkan didalam kamar mandi, lama – kelamaan akan habis.
• Pengharum yang yang lama – kelamaan akan habis terkena udara.
• Es kering yang di letakkan di ruangan terbuka maka akan menyublim dan berubah
menjadi gas.

5. Mengkristal
Mengkristal merupakan sebuah peristiwa dari perubahan wujud zat yang awalnya
berwujud gas yang kemudian menjadi padat. Peristiwa mengkristal ini merupakan kebalikan
dari peristiwa menyublim. Contoh bentuk perubahan fisika mengkristal, diantaranya yaitu:
• Uap yang ada diudara berubah menjadi salju.
• Air laut yang berubah menjadi butiran garam.
• Bunga es yang melekat di dinding – dinding Freezer lemari pendingin.

6. Mengembun
Mengembun merupakan sebuah perubahan wujud zat dari gas menjadi cair. Peristiwa
tersebut, gas akan melepaskan energi panasnya. Contoh dari bentuk perubahan fisika
mengembun dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
• Es batu yang diletakkan didalam gelas, maka lama – kelamaan pada bagian luar gelas
akan ada butiran – butiran air.
• Udara dingin dipagi hari yang menyebabkan ada butiran -butiran air didaun.
• Kaca yang terletak di kamar mandi akan berair, kalo terkena uap air panas.
Selama terjadi perubahan wujud, jumlah kalor yang diserap ataupun
dilepaskan oleh zat tidak mengubah suhunya. Kalor semacam ini disebut dengan
kalor laten. Besarnya kalor ini bergantung pada jumlah zat yang mengalami
perubahan wujud. Jadi, Kalor Laten adalah kalor yang dibutuhkan oleh suatu benda
untuk mengubah wujudnya per satuan massa. Secara matematis, kalor laten ditulis :
𝑄𝑄
𝐿𝐿 = 𝑚𝑚
Dimana :
L = Kalor laten ( J/Kg , kal/gr )
Q = Kalor ( J, kal )
m = Massa ( kg , gr )

Terdapat tiga jenis kalor laten, yaitu :


1. Kalor Lebur adalah kalor laten pada perubahan tingkat wujud padat menjadi cair pada
titik leburnya.
2. Kalor Beku adalah kalor laten pada perubahan tingkat wujud cair menjadi padat pada
titik bekunya.
3. Kalor Uap adalah kalor laten pada perubahan tingkat wujud cair menjadi uap pada titik
didihnya.

Grafik Perubahan Wujud Air

Dari grafik dapat dijelaskan :


a. Sebelum suhu 0 oC, air berbentuk es dan dengan pemberian kalor suhunya akan naik
sampai 0 oC ( AB ). Panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu es pada fase ini adalah
:
Q = m . ces . ∆T

b. Pada suhu 0 oC, es mulai ada yang mencair dan dengan pemberian kalor suhunya tidak
akan berubah ( BC ). Proses ini disebut melebur. Sehigga panas yang diperlukan untuk
proses ini adalah :
Q = m . Les
Dimana : Les = kalor lebur es
c. Setelah semua es menjadi cair, dengan penambahan kalor suhu air akan naik lagi ( CD ).
Proses untuk mengubah suhu pada fase ini adalah :
Q = m . cair . ∆T
d. Setelah suhu air mencapai 100 oC, sebagian air akan berubah menjadi uap air dan dengan
pemberian kalor suhunya tidak berubah ( DE ). Proses ini adalah mendidih. Panas yang
dibutuhkan dalam proses ini adalah :
Q = m . Luap
Dimana : Luap = kalor uap

C. Hukum Kekekalan Energi Panas

Jika dua maca, zat pada tekanan yang sama, suhunya berbeda jika dicampur, maka
zat yang bersuhu tinggi akan melepaskan kalor, sedangkan zat yang bersuhu lebih rendah
akan menyerap kalor. Secara matematis dapat ditulis :

Qlepas = Qterima

Pernyataan diatas disebut ‘’Asas Black’’. Dimana jumlah kalor yang diserap suatu
benda akan sama dengan kalor yang dilepas benda lain jika berada di ruangan terisolasi.

Contoh Soal
1. Pada tekanan 1 atm terdapat 500 gr es bersuhu –2°C. Es tersebut dipanaskan hingga
dingin lalu diuapkan semua. Jika kalor jenis es = 0,5 kal/gr°C, kalor jenis air = 1 kal/gr°C,
kalor lebur es = 80 kal/gr dan kalor uap air 9000 kal/gr. Berapakah kalor yang
dibutuhkan?
Penyelesaian:
Dik : p = 1 atm
m = 500 gr
ces = 0,5 kal/gr°C
cair = 1 kal/gr°C
Les = 80 kal/gr
Luap = 9000 kal/gr
Tes = -2 oC
Dit : Q = …?
Jawab :
Pada tekanan 1 atm air mencair pada suhu 0°C dan menguap pada suhu 100°C. Berarti
untuk menghitung kalornya dapat dibuatkan grafik Q - T seperti pada gambar di bawah
ini.
Grafik Q-T
Kalor yang dibutuhkan sebesar:
Q = Q1 + Q2 + Q3 + Q4
= m.ces ΔT + m.Les + m.cair. ΔT + m.Luap
= (500 gr)(0,5 kal/gr°C)(2 oC) + (500 gr)(80 kal/gr) + (500 gr)(1 kal/gr°C)(100 oC) +
(500 gr)(9000 kal/gr)
= 500 kal + 40.000 kal + 50.000 kal + 4.500.000 kal
= 4.590.500 kal
= 4.590,5 kkal
Jadi kalor yang diperlukan untuk menguapkan seluruh es yang suhunya –2 adalah
4590,5 kkal.

2. Es bermassa 100gr bersuhu -10°C. Kalor jenis es = 0,5 kal/gr°C, kalor jenis air 1,0
kal/gr°C dan kalor lebur es 80 kal/gr. Berapakah suhu akhir es tersebut jika diberi kalor
sebesar 10.000 kal.
Penyelesaian:
Dik : m = 100 gr
Tes = -10 oC
ces = 0,5 kal/gr°C
cair = 1 kal/gr°C
Les = 80 kal/gr
Qtotal = 10.000 kal
Dit : ∆T = …. ?
Jawab :
Kalor yang diperlukan untuk mengubah suhu es dari -10°C menjadi 0°C yakni:
Q1 = m.ces ΔT
= (100 gr)(0,5 kal/gr°C)(10 oC)
= 500 kal
Kalor yang diperlukan untuk mengubah wujud es pada suhu 0°C yakni:
Q2 = m.Les
= (100 gr)(80 kal/gr)
= 8.000 kal
Sisa kalor yang digunakan untuk menaikan suhu dari 0°C hingga bersuhu T°C yakni:
Q sisa = Q total – (Q1 + Q2)
= (10.000 kal) – (500 kal + 8000 kal)
= 10.000 kal – 8.500 kal
= 1.500 kal

Perubahan suhu pemanasan air dengan menggunakan 1500 kal dari 0°C hingga
bersuhu T°C yakni:
Q sisa = m.cair.ΔT
𝑄𝑄
∆𝑇𝑇 =
𝑚𝑚.𝑐𝑐𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎

1.500 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘
=
100 𝑔𝑔𝑔𝑔 . 1 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘/𝑔𝑔𝑔𝑔℃

= 15 oC
Jadi, suhu akhir es tersebut jika diberi kalor sebesar 10.000 kal adalah 15°C.

3. Berapa kalor yang dilepaskan pada pendinginan 4 kg air dari 100 °C menjadi 25 °C jika
kalor jenis air 4200 J/kg °C ?
Penyelesaian :
Dik : m = 4 kg
T1 = 100 °C
T2 = 25 °C
cair = 4200 J/kg°C
Dit : Q = …?
Jawab :
Q = m . c . ∆T
= (4 kg)(4200 J/kg°C)(- 75 °C)
= - 1.260.000 J
4. Sebuah benda bermassa 500 gr bersuhu 100 °C dimasukkan ke dalam air yang massanya
sama dengan suhunya 25 °C. jika suhu akhir 39 °C dan kalor jenis air 4200 J/kg°C.
hitunglah kalor jenis benda tersebut.
Penyelesaian :
Dik : mbenda = mair = 500 gr = 0,5 kg
∆Tbenda = 100 °C - 39 °C = 61 °C
cair = 4200 J/kg°C
∆Tair = 39 °C - 25°C = 14 °C
Dit : cbenda = … ?
Jawab :
Qlepas = Qterima
Qbenda = Q air
mbenda . cbenda . ∆Tbenda = mair . cair . ∆Tair

𝑚𝑚𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 . 𝑐𝑐𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 . ∆𝑇𝑇𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎


𝑐𝑐𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 = 𝑚𝑚𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 . ∆𝑇𝑇𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏

(0,5 𝑘𝑘𝑘𝑘)(4200 𝐽𝐽/𝑘𝑘𝑘𝑘℃)(14 ℃)


=
(0,5 𝑘𝑘𝑘𝑘)(61 ℃)

= 963,9 J/kg°C

5. Dalam sebuah termos terdapat 250 gr larutan kopi pada suhu 90 °C. kemudian
sebanyak 20 gr larutan susu pada suhu 5 °C ditambahkan ke dalamnya. Berapakah suhu
akhir campuran jika dianggap kalor jenis larutan kopi dan susu sama besar?
Penyelesaian :
Dik : mkopi = 250 gr
msusu = 20 gr
Tkopi = 90 °C
Tsusu = 5 °C
ckopi = csusu
Dit : T’ = … ?
Jawab :
Qlepas = Qterima
Qkopi = Qsusu

𝑚𝑚𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 . 𝑇𝑇𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 + 𝑚𝑚𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 . 𝑇𝑇𝑠𝑠𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢


𝑇𝑇 ′ = 𝑚𝑚𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 + 𝑚𝑚𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠

(250 𝑔𝑔𝑔𝑔)(90 ℃)+(20 𝑔𝑔𝑔𝑔)(5℃)


= (250 𝑔𝑔𝑔𝑔)+(20 𝑔𝑔𝑟𝑟)

= 83,7 °C
D. Perpindahan Kalor

Kalor dapat berpindah dari benda atau sistem bersuhu tinggi ke benda bersuhu
rendah. Ada tiga cara untuk kalor berpindah, yaitu :

1. Konduksi ( Hantaran )
Konduksi yaitu merupakan perpindahan panas melalui zat padat yang tidak ikut
mengalami perpindahan. Artinya, perpindahan panas (kalor) tersebut pada suatu zat tersebut
tidak disertai dengan perpindahan partikel – partikelnya.

Contoh Terjadinya Konduksi :

• Benda yang terbuat dari logam akan terasa hangat atau panas jika ujung benda
dipanaskan, misalnya ketika saat kita memegang kembang api yang sedang dibakar.
• Knalpot motor menjadi panas saat mesin dihidupkan.
• Tutup panci akan menjadi panas saat dipakai untuk menutup rebusan air.
• Mentega yang dipanaskan di wajan menjadi meleleh karena panas.

Persamaan konduksi dapat ditulis

𝑄𝑄 ∆𝑇𝑇 ∆𝑇𝑇
𝐻𝐻 = = 𝑘𝑘. 𝐴𝐴 atau 𝑄𝑄 = 𝑘𝑘. 𝐴𝐴. 𝑡𝑡
𝑡𝑡 𝐿𝐿 𝐿𝐿
Dimana :
H = Laju Kalor Konduksi ( J/s )
Q = Kalor ( J, kal )
k = Koefisien konduksi panas ( J/m.s.oC )
A = Luas penampang ( m2 )
t = waktu ( s )
L = Panjang ( m )
∆T = Perubahan suhu ( oC )

Makin besar nilai k suatu bahan, makin mudah zat itu menghantarkan kalor. Bahan
konduktor mempunyai nilai k besar, sedangkan bahan isolator memiliki nilai k kecil. Bahan
yang bersifat konduktor maupun isolator masing-masing mempunyai manfaat dalam
kehidupan sehari-hari, tentu saja sesuai dengan penggunaannya. Sebagai contoh : untuk
memanaskan makanan, kita tidak perlu menyentuhkan kalor dari api langsung ke makanan.
Akan tetapi dapat kita gunakan panci aluminium yang gagangnya terbuat dari plastik tahan
panas. Panci aluminium adalah konduktor yang baik sebagai media untuk memindahkan
kalor dari api ke makanan, sedangkan gagang plastik adalah isolator yang baik sehingga
dapat menahan panas dari aluminium ke tangan.

2. Konveksi ( Aliran )
Konveksi yaitu merupakan perpindahan panas melalui aliran yang zat perantaranya ikut
berpindah. Jika partikelnya berpindah dan mengakibatkan kalor merambat, maka akan
terjadilah konveksi. Konveksi terjadi pada zat cair dan gas (udara/angin).

Contoh Terjadinya Konveksi :

• Gerakan naik dan turun air ketika saat dipanaskan.


• Gerakan naik dan turun kacang hijau, kedelai dan lainnya pada saat dipanaskan.
• Terjadinya angin darat dan angin laut.
• Gerakan balon udara.
• Asap cerobong pabrik yang membumbung tinggi.

Persamaan konveksi dapat ditulis :

𝑄𝑄
𝐻𝐻 = = ℎ. 𝐴𝐴. ∆𝑇𝑇 atau Q = h.A.t.∆T
𝑡𝑡
Dimana :
H = Laju Kalor Konveksi ( J/s )
Q = Kalor ( J, kal )
h = Koefisien konveksi panas ( J/m.s.oC )
A = Luas penampang ( m2 )
t = waktu ( s )
∆T = Perubahan suhu ( oC )

3. Radiasi ( Pancaran )
Radiasi yaitu merupakan perpindahan panas tanpa zat perantaranya. Radiasi juga
biasanya dapat disertai cahaya.
Contoh Terjadinya Radiasi :

• Panas matahari sampai ke bumi walau hanya melalui ruang hampa.


• Tubuh terasa hangat pada saat berada di dekat sumber api.
• Menetaskan telur unggas dengan lampu.
• Pakaian menjadi kering ketika dijemur di bawah terik matahari.

Persamaan radiasi dapat ditulis :

𝑄𝑄
𝐻𝐻 = = 𝑒𝑒. 𝜎𝜎. 𝐴𝐴. 𝑇𝑇 4 atau Q = e.σ.A.t. T4
𝑡𝑡
Dimana :
H = Laju Kalor radiasi ( J/s )
Q = Kalor ( J, kal )
σ = Konstanta radiasi Stefan-Boltzman ( 5,67 x 10-8 W/m2K4 )
A = Luas penampang ( m2 )
t = waktu ( s )
e = Emisivitas (Daya Pancaran) permukaan benda
T = Suhu mutlak (K)

Besarnya harga e tergantung pada macam permukaan benda 0 ≤ e ≤ 1


Untuk e = 1
• Permukaan hitam sempurna
• Sebagai pemancar panas ideal
• Sebagai penyerap panas yang baik
• Sebagai pemantul panas yang jelek

Untuk e = 0
• Terdapat pada permukaan yang halus
• Sebagai pemancar panas yang jelek
• Sebagai penyerap panas yang jelek
• Sebagan pemantul panas yang baik
Contoh Soal

1. Sebuah dinding kaca dalam ruangan memiliki panjang 2 m dan lebar 1 m dan tebal 5 mm.
suhu permukaan dalam kaca adalah 25 °C dan suhu luar 35 °C. Hitunglah banyaknya
kalor yang mengalir dari luar ruangan melalui dinding kaca jika koefisien konduksi 0,8
J/m.s. °C.
Penyelesaian :
Dik : A = p . l = 2 m . 1 m = 2 m2
L = 5 mm = 5 x 10-3 m
∆T = 35 °C – 25 °C = 10 °C
k = 0,8 J/m.s. °C
Dit : H = …?
Jawab :
∆𝑇𝑇
H = 𝑘𝑘. 𝐴𝐴
𝐿𝐿

10 ℃
= (0,8 J/m.s. °C)(2 m2)( )
5 𝑥𝑥 10−3 𝑚𝑚
= 3200 J/s

2. Sebuah benda hitam berbentuk bola dengan jari-jari 5 cm dijaga pada suhu konstan 327
°C. berapakah laju kalor yang dipancarkan?
Penyelesaian :
Dik : r = 5 cm = 5 x 10-2 m
A = 4πr2 = 4 . 3,14 . (5x10-2)2 = 3,14 x 10-2 m2
T = 327 °C = 327 + 273 = 600 K
e = 1
Dit : H = …. ?
Jawab :
H = 𝑒𝑒. 𝜎𝜎. 𝐴𝐴. 𝑇𝑇 4
= (1)( 5,67 x 10-8 W/m2K4)( 3,14 x 10-2 m2)(600 k)4
= 230,73 J/s
TUGAS

1. Satu liter minyak (ρ = 0,8 gr/cm3) dipanaskan dari 20 °C menjadi 80 °C. berapakah kalor
yang dibutuhkan jika kalor jenis minyak 4600 J/kg°C ?
2. Kapasitas kalor aluminium yang massanya 4 kg pada suhu 20 °C adalah 3600 J/°C.
apabila aluminium tersebut dipanaskan sampai suhunya mencapai 110 °C, hitunglah :
a. Banyaknya kalor yang diperlukan.
b. Kalor jenis aluminium.
3. Sebatang sendok logam yang massanya 80 gr dipanaskan hingga 120 °C, kemudian
dimasukkan ke dalam bejanayang berisi 100 gr air. Suhu air dalam bejana 25 °C. Apabila
suhu akhir campuran 55 °C dan kalor jenis air 4200 J/kg°C, berapakah kalor jenis logam
tersebut?
4. Sebuah tembaga pada suhu 20 °C massanya 80 gr. Tembaga tersebut dipanaskan hingga
suhunya mencapai 100 °C. apabila kalor yang digunakan untuk pemanasan tersebut
sebesar 64000 J, tentukan kapasitas kalor tembaga tersebut.
5. Hitnglah banyaknya kalor yang dihantarkan selama 8 jam melalui kaca jendela yang
berukuran panjang 180 cm, lebar 160 cm dan tebal 2,5 mm. Diketahui suhu permukaan
luar jendela 35 °C dan suhu permukaan dalamnya 20 °C. koefisien konduksi termal kaca
0,0025 kal/s.cm. °C.
6. Secangkir teh bersuhu 65 °C dibiarkan terbuka di dalam ruangan yang suhunya 25 °C.
jika luas permukaan cangkir 40 cm2 dan kalor yang hilang selama 5 menit adalah 36 J.
jitunglah koefisien konveksinya.
7. Sepotong tembaga yang massanya 80 gr dipanaskan hingga 110 °C, selanjutnya
dimasukkan ke dalam bejana berisi 150 gr alkohol dan suhunya 25 °C. jika diketahui
kalor jenis tembaga 400 J/kg°C dan kalor jenis alkohol 2400 J/kg°C, hitunglah suhu akhir
campuran.
8. Apabila kalor lebur suatu zat 100 kal/gr, hitunglah kalor yang diperlukan untuk
melebur 12 kg zat tersebut.
9. Untuk meleburkan 0,8 kg zat diperlukan 50 kal. Tentukan kalor lebur zat tersebut.
10. Hitunglah kalor yang dibutuhkan untuk mengubah 1 kg es bersuhu -5°C menjadi uap
air pada suhu 100 °C. Jika cair = 4200 J/kg°C, ces = 2090 J/kg °C, Les = 4200 J/kg, Luap = 2260
J/kg.
11. Berapa besar daya radiasi yang dipancarkan bola berjari-jari 10 cm pada suhu 27 °C?
jika diketahui emisifitas 0,35 dan konstanta Stefan Boltzman 5,67 x 10-8 W/m2K4 .
12. Daya radiasi yang dipancarkan benda hitam sempurna adalah 34 kW. Hitunglah suhu
permukaan benda jika luasnya 0,5 m2.

Anda mungkin juga menyukai