Anda di halaman 1dari 38

KALOR

A. Perubahan Wujud Zat

Perubahan wujud zat adalah perubahan termodinamika dari satu fase benda ke
keadaan wujud zat yang lain. Perubahan wujud zat ini bisa terjadi karena peristiwa pelepasan dan
penyerapan kalor. Perubahan wujud zat terjadi ketika titik tertentu tercapai oleh zat tersebut yang
biasanya dikuantitaskan dalam angka suhu. Contohnya air untuk menjadi padat harus mencapai titik
bekunya dan air menjadi gas harus mencapai titik didihnya.

Perubahan wujud zat digolongkan menjadi enam peristiwa sebagai berikut:


1. Membeku
Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi padat. Dalam peristiwa ini zat melepaskan energi
panas. Contoh membeku adalah air yang dimasukkan ke dalam kulkas, proses pembuatan gula
kelapa, dan proses pembuatan agar-agar.

2. Mencair
Adalah peristiwa perubahan wujud zat dari padat menjadi cair. Dalam peristiwa ini zat memerlukan
energi panas. Contoh mencair yaitu pada batu es yang berubah menjadi air, lilin yang dipanaskan,
mentega yang dipanaskan, dan gula yang dipanaskan.
3. Menguap
Adalah peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi gas. Dalam peristiwa ini zat memerlukan energi
panas. contohnya air yang direbus maka lama-kelamaan akan habis, bensin yang dibiarkan terbuka
lama-kelamaan juga akan habis menjadi asap, minyak kayu putih dalam botol yang terbuka, dan
proses menjemur baju.

4. Mengembun
Adalah peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi cair. Dalam peristiwa ini zat melepaskan energi
panas. Contohnya mengembun adalah ketika kita menyimpan es batu dalam gelas maka bagian
luar gelas akan basah, atau rumput di lapangan menjadi basah di pagi hari padahal malam harinya
tidak hujan.

5. Menyublim
Adalah peristiwa perubahan wujud dari padat menjadi gas. Dalam peristiwa ini zat memerlukan
energi panas. Contohnya menyublim yaitu pada kapur barus (kamper) yang disimpan pada lemari
pakaian lama kelamaan akan habis.
6. Mengkristal
Adalah peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi padat. Dalam peristiwa ini zat melepaskan
energi panas. Contoh mengkristal adalah pada peristiwa berubahnya uap menjadi salju.

Contoh peristiwa perubahan wujud benda dalam kehidupan sehari-hari :

1. Eskrim yang meleleh karena terkena suhu panas termasuk contoh peristiwa perubahan wujud
mencair, yaitu perubahan wujud dari padat menjadi cair.
2. Minyak angin bisa menguap menjadi gas karena jika minyak dibiarkan dalam kondisi terbuka maka
akan berubah menjadi gas. Maka minyak angin tersebut termasuk dalam peristiwa perubahan wujud
(menguap), yaitu perubahan wujud dari cair menjadi gas.

Dari keenam perubahan wujud zat, dapat disimpulkan:

1. Proses perubahan wujud yang memerlukan kalor:


□ Mencair adalah proses perubahan wujud dari padat menjadi cair.
□ Menguap adalah proses perubahan wujud dari cair menjadi gas.
□ Menyublim/melenyap adalah proses perubahan wujud dari padat menjadi gas.

2. Proses perubahan wujud yang melepaskan kalor:


□ Membeku adalah proses perubahan wujud dari cair menjadi padat.
□ Mengembun adalah proses perubahan wujud dari gas menjadi cair.
□ Menyublim adalah proses perubahan wujud dari gas menjadi padat.

B. Fase Perubahan Wujud Zat


Kalor yang diperlukan untuk mengubah wujud suatu zat disebut kalor laten.
Air dalam suhu yang amat rendah (-40o Celcius ) akan berbentuk sebagai es yang berwujud
padat, sedangkan pada suhu 0o Celcius air akan mengalami perubahan wujud dari padat ( es )
menjadi cair. Suhu air akan terus mengalami kenaikan ketika dipanaskan, yang pada akhirnya hinga di
titik 100o Celcius akan mengalami perubahan wujud dari cair menjadi gas ( uap air ).

Gambar diatas menunjukkan grafik perubahan wujud air mulai dari fase es pada suhu -40o Celcius
hingga menjadi uap air pada suhu 120oCelcius.
Garis berwarna merah & hijau dimaksudkan untuk membedakan antara fase dimana air mengalami
kenaikan suhu dan fase dimana air mengalami perubahan wujud.

Q = M. C. Δ T ( digunakan untuk menghitung energi kalor pada fase kenaikan suhu )


ket :
M = Massa ( Kg )
C = Kalor Jenis ( J/KgC )
Δ T = Perubahan Suhu ( C )
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1 derajat
celcius. Alat yang digunakan untuk menentukan besar kalor jenis adalah kalorimeter.
Q = M. L ( digunakan untuk menghitung energi kalor pada fase perubahan wujud )
ket :
M = Massa ( Kg )
L = Kalor Laten ( J/Kg )
Jika suatu benda diberi kalor yang cukup dapat terjadi kedua perubahan itu. Perubahan benda
ini dapat digambarkan dengan bantuan grafik Q-T. Contoh perubahan ini dapat digunakan perubahan
air dari bentuk padat (es) hingga bentuk gas (uap). Grafik Q-T nya dapat dilihat pada gambar di bawah
ini.

Pada gambar grafik di atas, terlihat bahwa air dapat mengalami tiga kali perubahan suhu dan dua kali
perubahan wujud. Pada saat mencair (Q2) dan menguap (Q4) membutuhkan kalor perubahan wujud Q
= mL. Sedangkan kalor Q1, Q3 dan Q5 merupakan kalor perubahan suhu Q = mcΔT. Untuk lebih
memahami perubahan zat karena pengaruh kalor dapat kalian cermati contoh berikut.

Contoh Soal 1:
20 g es bersuhu –5oC dan tekanan 1 atm diberi kalor hingga menjadi air bersuhu 80oC. Kalor jenis air
1 kal/goC, kalor jenis es 0,5 kal/goC dan kalor lebur es 80 kal/g. Berapakah kalor yang diberikan pada
es tersebut?
Penyelesaian:
Pada tekanan 1 atm air mencair pada suhu 0oC dan menguap pada suhu 100oC. Berarti untuk
menghitung kalornya dapat dibuatkan grafik Q-t seperti pada gambar berikut ini.
Kalor yang dibutuhkan sebesar:
Q = Q1 + Q2 + Q3
Q = mscsΔTs + mL + macaΔTa
Keterangan:
ms = massa es ma = massa air
cs = kalor jenis es ca = kalor jenis air
ΔTs = perubahan suhu es ΔTa = perubahan suhu air
Q = (10 × 0,5 × 5) + (20 × 80) + (20 × 1 × 80o)
Q = 50 + 1600 + 1600
Q = 3250 kal

C. Perpindahan Kalor

Perpindahan Kalor terjadi melalui 3 cara, yaitu:


1) Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas melalui zat padat yang tidak ikut mengalami perpindahan.
Contoh:
 Benda yang terbuat dari logam akan terasa hangat atau panas jika ujung benda dipanaskan,
misalnya ketika memegang kembang api yang sedang dibakar.
 Knalpot motor menjadi panas saat mesin dihidupkan.
 Tutup panci menjadi panas saat dipakai untuk menutup rebusan air.
 Mentega yang dipanaskan di wajan menjadi meleleh karena panas.

2) Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas melalui aliran yang zat perantaranya ikut berpindah. Jika partikel
berpindah dan mengakibatkan kalor merambat, terjadilah konveksi. Konveksi terjadi pada zat cair dan
gas (udara/angin).
Contoh:
 Gerakan naik dan turun air ketika dipanaskan.
 Gerakan naik dan turun kacang hijau, kedelai dan lainnya ketika dipanaskan.
 Terjadinya angin darat dan angin laut.
 Gerakan balon udara.
 Asap cerobong pabrik yang membumbung tinggi.

3) Radiasi
Perpindahan kalor tanpa zat perantara merupakan radiasi. Radiasi adalah perpindahan panas tanpa
zat perantara. Radiasi biasanya disertai cahaya.
Contoh radiasi:
 Panas matahari sampai ke bumi walau melalui ruang hampa.
 Tubuh terasa hangat ketika berada di dekat sumber api.
 Menetaskan telur unggas dengan lampu.
 Pakaian menjadi kering ketika dijemur di bawah terik matahari.
Benda atau alat-alat baik yang dapat menghantarkan panas ( konduktor ), yang tidak dapat
menghantarkan panas/kalor ( isolator ).

D. Pemuaian Zat
Pemuaian Zat Padat, Cair, dan Gas
Pemuaian zat adalah peristiwa perubahan geometri dari suatu benda karena pengaruh panas
(kalor). Perubahan geometri ini bisa meliputi bertambahnya panjang, lebar, maupun volume. Pemuaian
biasanya diiringi dengan kenaikan suhu zat. Sobat mungkin pernah melihat rel kereta yang bengkok, itu
adalah contoh peristiwa pemuaian (yang merugikan). Selain contoh pemuaian yang merugikan, masih
banyak contoh pemuaian yang menguntungkan. Misalnya saja pemuaian cairan merkuri pada
termometer. Selain termometer, masih ada contoh sederhana yang bisa kita lihat dari pemuaian
bimetal. Pemuaian bimetal ini banyak digunakan di alat-alat listrik seperti setrika dan sekring yang
prinsipnya sebagai safety tool dari kebakaran maupun korsleting.
Jenis-jenis pemuaian zat:
1. Pemuaian Zat Padat
Pemuaian zat padat merupakan peristiwa bertambah panjang, lebar, atau volume suatu benda
padat karena pengaruh panas (kalor). Contoh pemuaian zat padat seperti pemuaian rel kereta yang
telah disebutkan tadi.
Jenis-jenis Pemuaian Zat Padat:
Benda padat pada prinsipnya mengalami pemuaian di semua bagian benda tersebut (volume)
tapi guna memudahkan mempelajarinya, pemuaian zat padat dibagi menjadi 3
a. Pemuaian Panjang
Pemuaian panjang adalah pertambahan panjang benda akibat pengaruh suhu (1 dimensi). Coba amati
kabel listrik yang terlihat lebih kendor di siang hari jika dibanding pada pagi hari, itulah contoh dari muai
pemuaian panjang. Besarnya pemuaian zar tergantung pada konstanta muai panjang zat dan nilai
konstanta tersebut akan berbeda-beda untuk tiap zatnya. Alat yang digunakan untuk menyelidiki
pemuaian panjang berbagai jenis zat padat adalah musschenbroek. Pemuaian panjang suatu benda
dipengaruhi oleh panjang mula-mula benda, besar kenaikan suhu, dan tergantung dari jenis benda.
Rumus pemuaian panjang
Δx= Lo. α. ΔT
ΔX =besarnya pemuaian panjang
Lo = panjang mula-mula
α = konstanta pemuaian
ΔT = selisih suhu
L = Lo + Δx
L = Lo (1 + α.ΔT)
L = panjang setelah dipanaskan
Lo = panjang mula-mula
tabel koefisien muai panjang beberapa zat padat
No Jenis zat Alpha( /0C)
1 Aluminium 0,000024
2 Perunggu 0,000019
3 Baja 0,000011
4 Tembaga 0,000017
5 Kaca 0,000009
6 Pirek 0,000003
7 Berlian 0,000001
8 Grafit 0,000008
contoh soal pemuaian panjang
Sebuah logam pada mulanya memiliki panjang 20 cm. Kemudian menerima kalor dan suhunya naik
sebesar 40 derajat. Jika koefisien muai panjang logam tersebut adalah 0,001/oC Maka berapa panjang
logam tersebut setelah suhunya naik?
Pembahasan
L = Lo (1 + α.ΔT)
L = 0,2. (1+0,001.40)
L = 0,2. (1+0,04)
L = 0,2.1,04 = 0,208 m
b. Pemuaian Luas
Contoh pemuaian luas yang bisa sobat amati adalah pada pemanasan lempeng tipis logam. Lempeng
tipis logam akan mengalami penambahan luas setelah dipanaskan. Kemampuan suatu benda untuk
mengalami pemuaian luas sangat ditentukan oleh koefisien muai luas dilambangkan dengan β, Dengan
nilai β = 2α. Rumus Pemuaian Luas
ΔA = Ao.β.ΔT
A = Ao + ΔA
A = A0 (1+β.ΔT)
Ao = Luas Sebelum dipanaskan
A = luas setelah pemanasan
ΔA = penambahan luas
β = koefisien muai luas
ΔT = selisih suhu (kenaikan suhu)
contoh soal pemuaian luas
sebuah lempeng logam mula-mula mempunyai luas 100 cm2 lalu menerima kalor sehingga suhunya
naik 50oC, jika koefisien muai panjang lempeng logam tersebut adalah 0,001/oC maka berapa
pertambahan luas lempeng logam tersebut?
ΔA = Ao.β.ΔT
ΔA = Ao.2α.ΔT
ΔA = 1.2.0,001.50 = 0,1 m2
c. Pemuaian Volume
Pemuaian volume sama juga dengan pertambahan atau pemuaian panjang secara 3 dimensi. Karena
itu muai volume sama juga dengan tiga kali muai panjang. Pemuaian volume suatu zat tergantung
pada koefisien muai volumenya γ (gamma) dimana γ = 3α
ΔV = Vo.γ.ΔT
V= Vo + ΔV
V= Vo(1+γ.ΔT)
ΔV = penambahan volume
Vo = volume awal
ΔT = kenaikan suhu
γ = koefisien muai volume
Contoh Soal Pemuaian Volume
Sebuah kubus dengan rusuk 10 cm dan koefisien muai panjang 0,001/oC. Kubus tersebut diberi
kaalor sehingga suhu awalnya yang 30oC mejadi 80oC, berapakah pertambahan volume dan volume
akhir kubus tersebut?
Pembahasan
ΔV = Vo.γ.ΔT
ΔV = 1000.3.o,oo1.(80-50)
ΔV = 150 cm2
V= Vo + ΔV
V= 1000 + 50 = 1050 cm2

2. Pemuaian Zat Cair


Pada zat cair pemuaian yang terjadi hanya pemuaian volume, tidak ada pemuaian panjang dan luas.
Ini terkait dengan sifat dar zat cair sendiri yang bentuknya berubah-ubah sesuai dengan bentuk wadah
yang ditempatinya. Coba sobat isi penuh sebuah panci dengan air kemudia panaskan, beberapa saat
kemudian akan ada air yang tumpah dari panci tersebut, itulah salah satu contoh pemuaian zat cair.
Masih banyak lagi contoh-contoh pemuaian zat cair yang bisa sobat temukan.
rumus pemuaian zat cair
secara matematis rumus pemuaian zat cair sama dengan rumus pemuaian volume pada pemuaian zat
padat. Besarnya pemuaian zat cair ditentukan dari koefisien muai volume nya b .
ΔV = Vo.b.ΔT
dengan b adalah koefisien muai volume zat cair. Nilai b ini berbeda dengan γ atau koefisien muai
volume zat padat. ΔV penambahan volume yang terjadi. ΔT selisih suhu.
contoh soal pemuaian zat cair
Sebuah panci berisi air penuh dengan volume 4 liter. Air dalam panci tersebut kemudian di panaskan
sehingga mengalami kenaikan suhu sebanyak 80 oC. Berapakah volume air yang akan tumpah dari
panci tersebut? (koefisien muai air = 0,004/oC
Pembahasan
Volume air yang tumpah sama dengan penambahan volume air akibat pemanasan, jadi
ΔV = Vo.b.ΔT
ΔV = 4 liter.0,004.80
ΔV = 1,28 liter

3. Pemuaian Zat Gas/ Pemuaian Gas


Gas juga megalamai pemuaian layaknya pada pemuaian zat cair dan zat padat. Khusus untuk
pemuaian zat ini agak berbeda dengan pemuaian zat padat dan pemuaian zat cair. Ada satu variabel
yang sangat menentukan pemuaia zat gas yaitu tekanan. Sobat muengkin pernah melihat balon yang
kepanasan tiba-tiba meletus, itu salah satu contoh sederhana pemuaian gas.
Hukum yang menjelaskan tentang pemuaian zat gas
a. Hukum Gay Lussac
PV = nRT
P = tekanan (atm)
V = volume (L)
n = mol zat
R = 0,0082
T = suhu (0K), x0C = (x + 273)0K
hukum Gay Lussac menyatakan bahwa pada tekanan tetap volume gas sebanding dengan suhu gas
mutlak tersebut sehingga
V/T = nR/T = tetap
karena perbandingan volme dan suhu tetap, maka perbandingan volume dan susu sebelum dan
sesudah pemuaian juga akan tetap. Sehingga persamaannya menjadi
Vo V1
—- = —- –> pemuaian gas pada tekanan tetap (Isobar)
T1 T2
dengan T = suhu dalam satuan kelvin
b. Hukum Boyle
hukum boyle menyatakan bahwa pada batas-bats tertentu suhu rendah yangp, berlaku bbahwa hasil
perkaian antara tekanan dan volume selalu tetap. Secara matematis rumusnya
PV = nRT = tetap
karena perkalian tekanan dan volume selalu tetap, maka perkalian volume dan volume sebelum dan
sesudah pemuaian juga tetap. jadi persamaan rumusnya
P1.V1 =P2.V2 –> pemuaian gas pada suhu tetap (isotermal)
c. Hukum Boyle-Gay Lussac
Sesuai namanya hukum ini merupakan perpaduan antara hukum boyle dengan hukum lussac. Hukum
ini menyatakan bahwa dalam pemuaian zat gas perkalian volume dengan tekanan dibagi suhu selalu
tetap.
P1.V.1 P2.V2
——– = ———- = tetap
T1 T2
Contoh Soal Pemuaian Gas
Pada tekanan tetap, sebuah gas memiliki volume 200 cm3 pada suhu 27, pada sushu 127 berapakah
volume gas tersebut.
Pembahasan
Kita bisa menggunakan rumus hukum boyle
Vo V1
—- = —-
T1 T2
200/(27+273) = V1/(127+273)
200/300 = V1/400
V1 = 2/3 x 400 = 266, 67 cm3
Contoh Pemuaian

Jenis Contoh
Pemuaian Zat Pemuaian Zat

Pemuaian Rel Kereta Api yang bengkok karena panas


Zat padat Kabel listrik/telepon yang lebih kendur ketika siang hari
Bimetal pada alat-alat listrik seperti pada setrika yang akan mati
sendiri ketika sudah terlalu panas.
Pemuaian pada kaca rumah.
Mengeling Pelat Logam Umumnya dilakukan
pada pembuatan container dan badan kapal besar.
Pemasangan Ban Baja pada Roda Lokomotif
Dilakukan dengan cara memanaskan ban baja hingga memuai
kemudian dipasangkan pada poros roda,setelah dingin akan
menyusut dan mengikat
kuat.
Pemuaian Termometer Memanfaatkan pemuaian zat cair
Zat Cair (raksa atau alkohol) pada tabung thermometer.
Air dalam panci akan meluap ketika
dipanaskan. (selain dipengaruhi oleh konveksi kalor peristiwa ini juga
dipengaruhi oleh pemuaian air)

Pemuaian Balon yang meletus terkena panas.


(zat) Gas Roda kendaraan yang meletus terkena panas

Sebenarnya masih banyak lagi contoh pemuaian zat di kehidupan kita. Sobat bisa coba
mengamatinya sendiri.

Manfaat dan Kerugian Pemuaian Zat


Benar kata pepatah semua itu ada baik dan buruknya termasuk juga pemuaian. Beberapa pemuaian
zat yang tidak terkendali bisa menjadi sesuatu yang merugikan seperti rel kereta yang bengkok atau
ban kendaraan yang pecah tiba-tiba karena terlalu panas. Ini bisa menyebabkan kecelakann yang fatal.
Yang paling penting adalah kita mengatisipasinya sebaik mungkin seperti membuat jarak antar rel atau
membuat ban dari bahan yang tidak mudah memuai. Selain merugikan masih banyak juga manfaat
dari pemuaian zat sepeti pemuaian bimetal yang digunakan untuk pengamanan alat-alat listrik dari
kebakaran atau korsletting dan juga pemakaian listrik berlebih.

GELOMBANG
Gelombang adalah getaran , dan getaran itu bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan
menggunakan media tertentu atau bahkan gelombang bisa bergerak tanpa melalui media seperti di
ruang hampa, jadi bisa disimpulkan gelombang itu adalah getaran yang bisa berulang dan bisa
merambat melalui media tertentu atau bahkan tanpa media sekalipun, dan gelombang juga terdapat
pada medium karena adanya perubahan bentuk yang menimbulkan gaya pegas dimana dapat berjalan
dan juga dapat memindahkan energi dari suatu tempat ke tempat yang lainnya tanpa membuat pertikel
medium berpindah secara permanen
Dan suatu medium juga bisa disebut dengan :
- Linear apabila gelombang yang berada di semua titik tertentu di medium itu bisa dijumlahkan
- Terbatas apabila gelombang terbatas, dan selain itu disebut sebagai gelombang tak terbatas
- Isotropik apabila ciri-ciri fisiknya “sama” di arah yang berbeda
- Seragam apabila ciri fisiknya tidak berupah di titik yang berbeda
A. Macam-Macam Gelombang
1. Berdasarakan Arah Rambat
Berdasarkan arah rambatnya
Gelombang longitudinal: Gelombang yang arah getarannya sejajar dengan arah rambatnya. Dalam
satu gelombang longitudinal terdiri dari satu regangan dan satu rapatan. Contohnya pada gelombang
suara di udara.
Gelombang transversal: Gelombang yang arah getaranya tegak lurus dengan arah rambatnya.
Contohnya pada gelombang tali. Ketika tali digerakkan ke atas dan ke bawah, arahnya tegak lurus
dengan arah gerakan gelombang.

Ilustrasi gelombang longitudinal (Sumber: fisikazone.com)

Ilustasi gelombang transversal (Sumber: ujiansma.com)


2. Berdasarkan Medium Rambatan
Gelombang mekanik: Gelombang yang membutuhkan medium dalam perambatannya. Contohnya pada
gelombang bunyi. Seseorang dapat mendengarkan musik dan suara karena gelombang bunyi
merambat melalui udara sehingga sampai ke telinga.
Gelombang elektromagnetik: Gelombang yang tidak membutuhkan medium dalam perambatannya.
Contohnya pada gelombang cahaya.
3. Berdasarkan Amplitudo
Berdasarkan amplitudonya, gelombang dapat dibedakan menjadi dua, yakni gelombang berjalan dan
gelombang diam/berdiri.

1. Gelombang Berjalan

Gelombang Berjalan, adalah gelombang yang amplitudonya tetap pada setiap titik yang dilalui
gelombang, misalnya gelombang pada tali.
Jika dinyatakan dalam persamaan matematis, gelombang berjalan merupakan :
y = A sin (?t – kx)

A merupakan amplitude gelombang, k merupakan konstanta gelombang dan t merupakan waktu


gelombang.

Gelombang berjalan ini telah dimanfaatkan dalam kegiatan sehari hari. Sebagai contoh yang
paling umum, bisa kita lihat pada seutas tali yang salah satu ujungnya diikat pada suatu tiang yang
ujung lainnya digerakkan ke atas dan ke bawah.

Pada peristiwa tersebut, akan terjadi gelombang berjalan. Gelombang ini juga memiliki nilai
amplitude yang berubah ubah dari nol sampai nilai maksimum tertentu.

2. Gelombang Stasioner
Gelombang Stasioner (diam/)berdiri, adalah gelombang yang amplitudonya berubah, misalnya
gelombang pada senar gitar yang dipetik. Gelombang ini juga bisa disebut sebagai gelombang yang
amplitude dan fasenya sama di setiap titik yang dilaluinya.
Gelombang stasioner sendiri dibagi menjadi dua, yaitu gelombang stasioner akibat pemantulan
pada ujung terikat dan gelombang stasioner pada ujung yang bebas.
Karena gelombang ini terdiri dari satu gelombang, baik yang dapat maupun terpantul, maka
persamaannya akan mengalami berbagai perubahan.

y1= A sin 2?/T (t- (l-x)/v) untuk gelombang yang datang

y2= A sin 2?/T (t- (l+x)/v+ 1800) untuk gelombang pantul

y = 2 A sin kx cos ?t untuk gelombang stasioner dengan ujung terikat


y = 2 A cos kx sin ?t. untuk gelombang stasioner dengan ujung bebas
Gelombang stasioner ini juga merupakan gelombang yang bisa dimanfaatkan dalam kehidupan
sehari hari, di antaranya adalah :
– Dawai gitar, ketika kita memetik dawai gitar maka akan terjadi sebuah gelombang dan kemudian
dipantulkan pada ujung dawai yang terikat pada kedua ujungnya
– Permukaan kulit gendang atau drum, ketika kita memukul sebuah gendang, maka akan timbul
gelombang stasioner yang mengalami superposisi dan pemantulan gelombang pada ujung permukaan
gendang
– Gelombang radio dan telepon seluler, pada pemancar sinyal radio atau telepon seluler,
gelombang akan dikirim melalui stasiun pemancar ke stasiun pemancar lainnya, sehingga terjadi
pemantulan dan superposisi gelombang
– Gelombang air laut, merupakan jenis gelombang tetap atau stasioner dan mengalami
pemantulan ujung bebas. Gelombang ini sekarang dimanfaatkan sebagai gelombang pembangkit aliran
listrik tenaga gelombang
Untuk membangkitkan gelombang stasioner dibutuhkan osilator, dimana dapat membangkitkan muatan
listrik yang nantinya akan menghasilkan gelombang.
B. Sifat Gelombang
7 Sifat Gelombang yang perlu Anda ketahui
SIFAT-SIFAT GELOMBANG
Muka gelombang adalah sebuah garis atau permukaan pada suatu lintasan gelombang yang sedang
merambat, dimana semua partikel pada garis atau permukaan tersebut memiliki fase gelombang yang
sama. Ada dua macam muka gelombang, yaitu muka gelombang lurus, dan muka gelombang
lingkaran. Dalam medium homogen, gelombang akan merambat pada garis lurus, searah berkas,
gelombang seperti ini disebut gelombang bidang.

Analogi dua dimensi untuk gelombang bidang adalah gelombang garis, yang merupakan suatu bagian
kecil muka gelombang lingkaran yang berada pada jarak yang sangat jauh dari sumber. Gelombang
dapat mengalami disperse, pemantulan (refleksi), pembiasan (refraksi), hambur (difraksi), dan
polarisasi.

Tangki riak digunakan untuk memepelajari gejala gelombang


1. Dispersi Gelombang

Dispersi gelombang adalah perubahan bentuk gelombang ketika gelombang merambat melalui suatu
medium. Suatu medium dimana laju gelombang tidak bergantung pada panjang gelombang atau
frekuensinya disebut medium nondispersif.

2. Pemantulan Gelombang

Ketika sebuah gelombang menabrak sebuah penghalang atau sampai di ujung (batas) suatu medium
yang dirambatinya, sebagian gelombang tersebut dipantulkan. Pada pantulan gelombang bidang, sudut
yang dibentuk gelombang datang terhadap permukaan pantulan sama dengan sudut yang dibuat oleh
gelombang pantulnya hukum pemantulan. Sudut datang didefinisikan sebagai sudut yang dibuat sinar
(berkas) datang terhadap garis yang tegak lurus pada permukaan pantul atau sudut yang dibuat muka
gelombang dengan tangen permukaan pantulan. Sedangkan, sudut pantul adalah sudut yang dibentuk
oleh sinar (berkas) pantul terhadap garis yang tegak lurus pada permukaan pantulan. Hukum
pemantulan berlaku untuk semua jenis gelombang. Pemantulan pada gelombang bunyi berperan
penting dalam perancangan ruangan, seperti ruang perkuliahan, perpustakaan, atau gedung
pertunjukan.
3. Pembiasan Gelombang

Jika gelombang datang pada suatu permukaan batas yang memisahkan dua daerah dengan laju
gelombang berbeda, sebagian gelombang akan dipantulkan dan sebagian yang lain akan
ditransmisikan (diteruskan). Pembelokan berkas gelombang yang diteruskan
disebut pembiasan (refraksi).

Gambar diatas merupakan arah rambat gelombang ketika melewati batas antara air dalam dan air
dangkal. Ketika gelombang merambat dari air dalam ke air dangkal, maka :
1. Kecepatan dan panjang gelombang berubah menjadi lebih kecil.
2. Frekuensi gelombang tidak berubah (tetap).
3. Perbandingan kecepatan gelombang pada air dalam terhadap kecepatan gelombang pada air
dangkal sama dengan panjang gelombangnya.
Ketika gelombang dua atau tiga dimensi yang merambat pada satu medium menyebrangi perbatasan
ke medium dimana kecepatannya berbeda, gelombang yang ditransmisakan dapat merambat dengan
arah yang berbeda dari gelombang datang. Fenomena ini disebut pembiasan.

4. Difraksi Gelombang

Jika sebagian gelombang membentur atau dibatasi oleh suatu penghalang, penjalaran gelombang
menjadi lebih rumit. Bagian muka gelombang yang tidak terhalang tidak begitu saja menjalar dalam
arah berkas lurus seperti yang kita perkirakan.

Pembelokan atau penyebaran gelombang karena melewati suatu celah kecil atau ujung sebuah
penghalang disebut difraksi.
Ketika lebar celah lebih besar dibanding panjang gelombang dari berkas-berkas gelombang, efek
difraksinya kecil. Ketika celah lebih sempit, efek difraksinya menjadi lebih jelas. Efek difraksi terbesar
adalah saat lebar celah sama dengan panjang gelombang berkas.

5. Interferensi Gelombang
Ketika dua gelombang koheren (memiliki frekuensi dan selisih fase tetap) bertemu, maka akan
terjadi interferensi gelombang. Peristiwa interferensi dapat kita lihat dengan mudah pada tangki riak.
Jika dua sumber koheren S1 dan S2menghasilkan dua muka gelombang lingkaran, kedua muka
gelombang itu akan bertemu dan membentuk pola interferensi pada permukaan air, seperti pada
gambar :

Ada dua macam penampakan interferensi yang dapat diamati, yaitu interferensi konstruktif (saling
menguatkan) dan interferensi destruktif (saling melemahkan).
Letak titik-titik interferensi konstruktif dan destruktif mudah ditentukan berasarkan selisih jarak sumber
S1 ke titik yang ditinjau dengan jarak sumber S2ke titik yang sama. Selisih jarak ini dinamakan beda
lintasan, yang secara matematis dinyatakan dengan:

6. Polarisasi Gelombang
Jika salah satu ujung tali ke penumpu, kemudian pegang salah satu ujung tali lainnya. Jika anda
menggerakkan tangan ke atas dan ke bawah, sebuah gelombang merambat sepanjang tali.
Gelombang pertama yang anda peroleh dengan cara menggerakkan tali ke arah atas dan ke arah
bawah disebut polarisasi vertikal dan gelombang kedua yang anda peroleh dengan cara menggerakkan
tali ke arah samping disebut polarisasi horizontal. Fenomena polarisasi inilah yang membedakan antara
gelombang transversal dengan gelombang longitudinal.
Cahaya adalah gelombang transversal dan ini dapat dibuktikan dengan mempolarisasi- kannya.
Cahaya yang tidak terpolarisasi (misalnya cahaya yang dipancarkan matahari atau cahaya dari lampu
pijar) memiliki arah getar dalam semua arah yang tegak lurus terhadap arah rambat gelombangnya.
Namun, jika cahaya dilewatkan pada sebuah polaroid, cahaya menjadi terpolarisasi.
Beberapa aplikasi yang memanfaatkan gejala polarisasi gelombang antara lain :
Kacamata polaroid
Kacamata polaroid berfungsi untuk mengurangi silau dengan cara menyeleksi salah satu arah
polarisasi gelombang cahaya saja, sehingga cahaya tak terpolarisasi lainnya yang mencapai mata
menjadi berkurang.
Tekanan Pada Bahan-Bahan (Material)
Jika suatu bahan ditekan, ketika bahan ini membentuk bagian struktur seperti sebuah jembatan,
beberapa bagian bahan boleh jadi mengalami tekanan lebih besar dibanding bagian yang lainnya. Hal
ini dapat memicu kegagalan yang tidak terduga dari sebuah struktur. Untuk memeriksanya, ahli teknik
biasanya membuat sebuah model dari plastik transparan. Jika model ini dilihat melalui polaroid, area
konsentrasi tekanan akan terlihat dimana pita-pita berwarna saling berdekatan satu sama lain.

LCD (Liquid-Crystal Display)


Beberapa tampilan layar pada laptop biasanya terpolarisasi. Anda dapat memeriksa efek polarisasi ini
dengan meletakkan selembar polaroid di atas tampilan, lalu putarlah polaroid tersebut. Anda akan
mengamati bahwa tidak ada cahaya yang diteruskan ke mata anda.
Cahaya yang kita terima dari langit berasal dari sinar matahari yang telah dihamburkan oleh atmosfer.
Hamburan ini mempolarisasikan cahaya.

7. Efek Doppler

Jika suatu sumber gelombang dan penerima bergerak relatif satu sama lain, frekuensi yang terdeteksi
oleh penerima tidak sama dengan frekuensi sumber. Ketika keduanya bergerak saling mendekati,
frekuensi yang terdeteksi lebih besar daripada frekuensi sumber. Ini disebut efek Doppler.
Contoh penggunaan efek Doppler adalah penggunaan radar oleh polisi untuk mengukur kelajuan
mobil. Penerapan yang penting adalah dalam bidang astronomi. Salah satu contohnya adalah dalam
menentukan kecepatan galaksi yang jauh. Kecepatan ini dapat ditentukan dari pergeseran Doppler
yang disebut dengan pergeseran merah (red shift) pada cahaya dari galaksi-galaksi yang jauh itu.
C. Getaran dan Bunyi
Getaran

a. Pengertian getaran

Getraran adalah:gerak bolak-balik benda secara teratur melalui titik


keseimbangan.Salah satu cirri getaran adalah adanya mplitude ( simpang terbesar suatu
getaran ).

b. Periode dan frekuensi getaran

Setiap benda yang bergetar selalu memiliki frekuensi dan periode getar. Apakah
yang di maksud dengan frekuensi getaran? Dan apakah yang di maksud dengan periode
getaran? Bagaimana hubungan antara frekuensi dan periode getaran?

Periode adalah waktu yang di perlukan benda untuk melakukan satu kali
getaran.Periode dinyatakan dalam satuan sekon.

Periode dapat di nyatakan dalam rumus matematika sebagai berikut.

Periode getaran (T)= waktu getar /Jumlah getaran (n)

Ferkuensi adalah jumlah getran dalam satu sekon. Satuan ferkuensi adalh hertz
(Hz) Frekuensi dapat dinyatakan dalam satuaan
matematika sebagai berikut:

Frekuensi (f) = Jumlah getaran / Waktu getaran (t)

Hubungan antara frekuensi da periode dinyatakan sebagai berikut:

F= 1/T

T =1/f
Keterangan : f= ferekuensi T=periode

D. Getaran pada Bandul dan Pegas


GETARAN HARMONIS

A.Karakteristik Getaran Harmonis

1.Pengertian Gerak Dan Getaran Harmonis


Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik benda melalui suatu titik
keseimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon selalu
konstan. Contoh lain sistem yang melakukan getaran harmonik, antara lain, dawai pada alat
musik, gelombang radio, arus listrik AC, dan denyut jantung. Galileo di duga telah
mempergunakan denyut jantungnya untuk pengukuran waktu dalam pengamatan gerak.

Benda yang melakukan gerak lurus berubah beraturan, mempunyai percepatan yang
tetap, Ini berarti pada benda senantiasa bekerja gaya yang tetap baik arahnya maupun
besarnya. Bila gayanya selalu berubah-ubah, percepatannyapun berubah-ubah pula.
Gerak yang berulang dalam selang waktu yang sama disebut Gerak Periodik. Gerak
periodik ini selalu dapat dinyatakan dalam fungsi sinus atau cosinus, oleh sebab itu gerak
periodik disebut Gerak Harmonik. Jika gerak yang periodik ini bergerak bolak-balik melalui
lintasan yang sama disebut Getaran atauOsilasi.
Ketika sebuah getaran atau osilasi terulang sendiri, kedepan dan kebelakang, pada
lintasan yang sama, gerakan tersebut yang disebut periodik.

2. Macam-Macam Getaran Harmonis

a. Gerak Harmonik Sederhana dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu:Gerak


Harmonik Sederhana (GHS) Linier, misalnya penghisap dalam silinder gas,
gerak osilasi air raksa / air dalam pipa U, gerak horizontal / vertikal dari pegas,
dan sebagainya.
b. Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Angular, misalnya gerak bandul/ bandul
fisis, osilasi ayunan torsi, dan sebagainya.
Beberapa Contoh Gerak Harmonik Sederhana
a. Getaran Harmonik Pada Bandul

Gambar 1
Gambar 2

Ketika beban digantungkan pada ayunan dan tidak diberikan gaya, maka
benda akan diam di titik keseimbangan B. Jika beban ditarik ke titik A dan dilepaskan,
maka beban akan bergerak ke B, C, lalu kembali lagi ke A.Gerakan beban akan terjadi
berulang secara periodik, dengan kata lain beban pada ayunan di atas melakukan
gerak harmonik sederhana.

b. Gerak harmonik pada pegas

Gambar 3

Gambar 4

Semua pegas memiliki panjang alami sebagaimana tampak pada gambar.


Ketika sebuah benda dihubungkan ke ujung sebuah pegas, maka pegas akan
meregang (bertambah panjang) sejauh y. Pegas akan mencapai titik kesetimbangan
jika tidak diberikan gaya luar (ditarik atau digoyang).
3. Istilah-Istilah Pada Gerak Dan Getaran Harmonis Adalah :
a. Periode (T)

Benda yang bergerak harmonis sederhana pada ayunan memiliki periode. Periode (T)
adalah waktu yang diperlukan benda untuk melakukan satu getaran. Benda
dikatakanmelakukan satu getaran jika benda bergerak dari titik di mana benda
tersebutmulai bergerak dan kembali lagi ke titik tersebut.Satuan periode adalahsekon
atau detik (s).

b. Frekuensi (f)

Frekuensi adalahbanyaknya getaran yang dilakukan oleh benda selama satu detik,
yang dimaksudkandengan getaran di sini adalah getaran lengkap.Satuan frekuensi
adalah Hertz (Hz).

c. Amplitudo

Amplitudo adalahperpindahan maksimum dari titik kesetimbangan.Satuan amplitudo


adalah meter (m).

d. Frekuensi sudut (anguler frequency)

e. Simpangan

Simpangan adalah jarak massa dari titik setimbang pada setiap saat. Jika arahnya
merupakan vertikal maka dilambangkan dengan huruf Y, dan apabila ia horizontal
maka lambangnnya adalah X.Satuan dari simpangan adalah meter (m).

f. Siklus

Satu siklus mengacu pada gerak bolak-balik yang lengkap dari satu titik awal,
kemudian kembali ke titik yang sama.

B. Gaya Pemulih (Restoring Force)

Agar getaran terjadi pada benda yang bergetar memiliki gaya pemulih, yakni gaya
dengan arah sedemikian rupa sehingga selalu mendorong atau menarik benda ke kedudukan
setimbangnya atau bisa disebut juga dengan gaya yang besarnya sebanding dengan
simpangan dan selalu berlawanan arah dengan arah simpangan (posisi).

a.Gaya Pemulih pada Pegas


Gambar 5

Gaya Pemulih Pada Pegas

Pegas adalah salah satu contoh benda elastis. Oleh sifat elastisnya ini, suatu
pegas yang diberi gaya tekan atau gaya regang akan kembali pada keadaan
setimbangnya mula- mula apabila gaya yang bekerja padanya dihilangkan.Gaya pemulih
pada pegas banyak dimanfaatkan dalam bidang teknik dan kehidupan sehari- hari.
Misalnya di dalam shockbreaker danspringbed. Sebuah pegas berfungsi meredam
getaran saat roda kendaraan melewati jalan yang tidak rata. Pegas - pegas yang
tersusun didalam springbed akan memberikan kenyamanan saat orang tidur.

Gaya pemulih yang dilakukan pada pegas :

F=-kx

dengan : k =
tetapan pegas (N / m)

Tanda
(-) diberikan karena arah gaya pemulih pada pegas berlawanan dengan arah gerak
pegas tersebut.

Hukum Hook

Ilmuan yang pertama kali meneliti tentang ini adalah Robert Hooke. Dia menyimpulkan
bahwa jika gaya yang bekerja pada sebuah pegas dihilangkan, pegas tersebut akan
kembali ke keadaan semula dan sifat elastisitas pegas tersebut ada batasnya dan besar
gaya pegas sebanding dengan pertambahan panjang pegas. Suatu pegas apabila ditarik
dengan gaya tertentu di daerah yang berada dalam batas kelentingannya akan
bertambah panjang sebesar x
dan juga didapatkan bahwa besar gaya pegas pemulih sebanding dengan pertambahan
panjang pegas. Dan secara matematis, pernyataan tersebut dapat dituliskan sebagai
berikut :
dengan k =
tetapan pegas (N/m).

Tanda negatif (-) diberikan karena arah gaya pemulih pada pegas selalu berlawanan
arah gerak pegas tersebut.

Dari grafik dapat kita tentukan tetapan pegas ( k ) pada batas linealitas pegas yaitu :

Contoh soal :

2. Susunan Pegas
Konstanta pegas dapat berubah nilainya, apabila pegas – pegas tersebut disusun
menjadi rangkaian. Besar konstanta total rangkaian pegas bergantung pada jenis
rangkaian pegas, yaitu rangkaian pegas seri atau paralel.

(1) Seri / Deret

Gaya yang bekerja pada setiap pegas adalah sebesar F, sehingga pegas akan
mengalami pertambahan panjang sebesar x1dan x2. Secara umum, konstanta total
pegas yang disusun seri dinyatakan dengan persamaan:

dengan kn = konstanta pegas ke – n.


(2) Paralel

Jika rangkaian pegas ditarik dengan gaya sebesar F, setiap pegas akan mengalami
gaya tarik sebesar F1 dan F2, pertambahan panjang sebesar dan. Secara umum,
konstanta total pegas yang dirangkai paralel dinyatakan dengan persamaan:

ktotal = k1
+ k2 + k3 +….+ kn,

dengan kn =
konstanta pegas ke – n.
b. Gaya Pemulih pada Ayunan Bandul Matematis

Ayunan matematis merupakan suatu partikel massa yang tergantung pada suatu titik
tetap pada
seutas tali, di mana massa tali dapat diabaikan dan tali tidak dapat bertambah
panjang. terdapat sebuah beban bermassa m tergantung pada seutas kawat halus
sepanjang l dan massanya dapat diabaikan. Apabila bandul itu bergerak vertikal dengan
membentuk sudut θ, gaya pemulih bandul tersebut adalahmgsinθ. Secara matematis
dapat dituliskan:

F = mgsinθ

Gambar 6

Gaya Pemulih Pada


Bandul

c. Energi, Kecepatan, dan Percepatan pada Getaran Harmonik

Energi Kinetik

dimana Ek = Energi Kinetik (Joule)


m = Massa benda (kg)

v = Kecepatan Benda (m/s)

E. Sifat Gelombang Bunyi


Kenyaringan dan desibel[sunting | sunting sumber]
Bunyi kereta lebih nyaring daripada bunyi bisikan, sebab bunyi kereta menghasilkan getaran lebih
besar di udara. Kenyaringan bunyi juga bergantung pada jarak kita dari sumber bunyi. Kenyaringan
diukur dalam satuan tekanan suara desibel (dB). Bunyi pesawat jet yang lepas landas mencapai
tekanan suara sekitar 120 dB. Sedang bunyi desiran daun sekitar 33 dB.
Kebanyakan suara adalah gabungan berbagai sinyal getaran, tetapi suara murni secara teoretis dapat
dijelaskan dengan adanya kecepatan getar osilasi atau frekuensi yang diukur dalam satuan Hertz (Hz)
dan amplitudo atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam satuan desibel (dB).
Manusia mendengar bunyi saat gelombang bunyi bergetar, yaitu getaran merambat di udara atau
medium lain, sampai ke gendang telinga manusia. Ambang frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh
telinga manusia berkisar getaran frekuensi 20 Hz sampai 20.000 Hz, pada amplitudo getaran dengan
berbagai variasi dalam kurva responsnya. Suara di atas 20.000 Hz disebut ultrasonik dan di bawah 20
Hz disebut infrasonik.
Sifat-Sifat Gelombang Bunyi

#1. Membutuhkan Medium Untuk Merambat


Sifat gelombang bunyi yang pertama adalah bunyi memerlukan medium untuk bisa merambat, entah itu
medium padat, medium cair maupun medium gas. Kecepatan rambatnya juga tergantung pada media
apa bunyi tersebut berada. Pada medium padat, gelombang bunyi paling cepat merambat dan pada
medium gas sebaliknya, gelombang bunyi merambat dengan sangat lambat.
Jadi intinya, bunyi memerlukan media untuk bisa merambat dan tidak bisa merambat pada medium
hampa atau ruang hampa.
#2. Mengalami Pemantulan
Gelombang bunyi akan dipantulkan saat mengenai penghalang, berikut ini hukum pemantulan
gelombang bunyi.
Bunyi datang, garis normal, dan bunyi pantul terletak pada satu bidang datar.
Sudut datang sama dengan sudut pantul.
Sebenarnya gaung dan gema timbul karena bunyi dipantulkan. Bunyi tersebut merampat melalui media
padat, cair dan gas. Perambatan bunyi paling cepat terjadi pada zat padat. Sedangkan perambatan
bunyi paling lemah terjadi pada zat gas. Dibawah ini terdapat perbedaan gaung dan gema beserta
contoh gaung dan contoh gema.
Gaung
Gaung dapat disebut sebagai kerdam. Gaung atau kerdam ialah sebagian bunyi pantul yang datang
bersama bunyi asli. Dengan begitu bunyi aslinya tidak terdengar dengan jelas. Konsep utama gaung
ialah bunyi asli yang mengalami gangguan hingga terdengar tidak jelas. Contoh gaung sering kita
jumpai ketika menghadiri sebuah acara yang berkaitan dengan sound sistem. Selain itu gaung juga
dapat dilihat saat seseorang memberikan informasi melalui mikrofon. Suara orang tersebut tidak akan
terdengar jelas. Dengan kejadian kejadian tersebut bunyi asli tidak akan terdengar jelas karena
mendapatkan gangguan dari bunyi pantul. Contohnya:

Bunyi Asli : kem - ba - li - lah


Bunyi Pantul : kem... ba... li... lah... atau kem... lah...

Jika bunyi asli terdiri dari 3 suku kata, terkadang bunyi pantulnya menjadi 4 suku kata ataupun 2 suku
kata. Untuk kata kedua terkadang tidak terdengar jelas. Hal ini dikarenakan gaung sangat mengganggu
bunyi aslinya. Maka dari itu dibioskop bioskop atau studio musik sering diberikan peredam suara agar
bunyi aslinya tidak terganggu (mengantisipasi adanya gaung atau kerdam). Contoh alat peredam suara
yang sederhana yaitu karpet yang sengaja dipasang di dinding ruangan.
Baca juga : Rumus Periode dan Frekuensi Getaran
Gema
Gema ialah bunyi pantul yang tidak mengganggu bunyi aslinya serta datangnya setelah bunyi asli.
Contoh gema dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari hari seperti saat kita berdiri dipinggir tebing.
Kemudan berteriak maka suara akan merambat dan terdengar kembali karena dipantulkan. Contohnya
anda berteriak I - Miss - U, beberapa saat kemudian anda akan mendengar kata yang sama yaitu I -
Miss - U. Seakan akan terdapat seseorang yang sengaja menirukan suara anda kembali. Sebenarnya
suara yang kembali tersebut ialah suara anda yang dipantulkan oleh tebing.

Perbedaan Gaung dan Gema


Sebenarnya gaung dan gema tersebut berbeda. Jika anda lihat dari pengertian dan contoh diatas,
kedua jenis bunyi pantul tersebut berbeda. Berikut beberapa perbedaan gaung dan gema:
Bunyi pantul pada gema tidak mengganggu bunyi aslinya. Sedangkan bunyi pantul pada gaung
mengganggu bunyi aslinya.
Bunyi pantul pada gema terdengar (datang) setelah bunyi aslinya. Sedangkan bunyi pantul pada gaung
terdengar (datang) bersamaan dengan bunyi aslinya meskipun hanya sebagian.

Bunyi pantul gema yang terjadi bisa sobat gunakan untuk memperkirakan jarak tebing dengan posisi
sobat. Berikut ilustrasinya.

Sesorang mengucapkan 2 suku kata di sekitar tebing di lereng gunung.. Setelah selesai mengucapkan
suku kata kedua datanglah buyi pantul dari suku pertama. Jika dalam 2 sekon diucapkan 2 suku kata,
hitunglah jarak orang tersebut terhadap teping (media pematul). Diketahui cepat rambat bunyi di udara
340 m/s
Jawab
Diketahui
v = 340 m/s
t = 2 detik / 2 = 1 s
Ditanya
S = …?
Jawab
S = 1/2 v.t = 1/2 . 340 . 1 = 170 m
Jadi jarak oranng tersebut dari tebing adalah 170 m.
Selain pemanfaatan seperti ilustrasi di atas, bunyi pantul juga dapat dimanfaatkan untuk mengetahui
kedalaman air laut atau panjang sebuah lubang atau goa. Bagaimana cara mengukur kedalaman laut
dengan menggunakan bunyi pantul ini? Untuk mengukur kedalaman laut di kapal dipasang dua alat
yaitu osilator (menghasilkan bunyi) dan hidrofon yang berfungsi sebagai penerima. Gelombang akan
ditembakkan ke arah kedalaman laut menggunakan osilator. Gelombang tersebut merambat melalui
air laut dan dipantulkan kembali oleh dasar laut untuk diterima oleh hidrofon. Selang waktu antara
penembakan gelombang sampai gelombang tersebut diterima kembali dihitung menggunakan alat
khusus. Setelah ketemu selang waktu dan kecepatan rambat bunyi di air laut maka kedalaman laut
tersebut bisa ditentukan dengan rumus seperti di atas.
Contoh Soal
Itulah tadi sobat dua jenis bunyi pantul, gaung dan gema. Jadi dapat disimpulkan bahwa dari kedua
jenis bunyi pantul tersebut ada perbedaan yang mencolok dari segi kapan datangnya bunyi pantul.
Gaung datang sebagian dan mengganggu bunyi asli sedangkan gema datang setelah bunyi asli
sehingga terdengar ada pengulangan bunyi asli. Gaung sangat merugikan dan gema punya manfaat

untuk mengestimasi jarak. Sekian semangat belajarnya.

#3. Mengalami Pembiasan


Gelombang bunyi yang merambat dari satu medium ke medium lain dengan kerapatan yang berbeda
akan mengalami pembiasan. Contoh yang bisa kita jumpai pada kehidupan sehari-hari adalah suara
petir yang terdengar lebih keras ketika malam hari dibanding dengan siang hari.
Itulah kenapa pada siang hari kita jarang sekali mendengar suara petir yang keras dibanding ketika
malam hari, ternyata itu ada penjelasannya lho. Berikut ini penjelasannya.
Saat gelombang bunyi merambat dari udara panas ke udara dingin atau sebaliknya, gelombang bunyi
akan dibiaskan. Ketika siang hari. suhu udara yang ada di atmosfer cenderung lebih dingin
dibandingkan dengan yang ada di permukaan bumi.
Itu mengakibatkan bunyi petir yang menuju permukaan bumi dibiaskan ke atas sehingga bunyi nya
menjadi tidak keras atau tidak terdengar. Ketika malah hari, suhu udara di permukaan bumi lebih dingin
dibandingkan dengan suhu di atmosfer, maka bunyi petir yang menuju atmosfer akan dibiaskan menuju
ke permukaan bumi yang mana membuat suara petir malam hari terdengar lebih keras.
#4. Mengalami Difraksi
Difraksi gelombang bunyi adalah pembelokan arah gerak gelombang bunyi saat melewati suatu celah
atau bertemu dengan penghalang pada lintasan geraknya. Contoh yang mungkin sering kita jumpai
pada kehidupan sehari-hari adalah saat kita bisa mendengar suara mobol di tikungan jalan walaupun
kita belum melihat mobil tersebut karena terhalang oleh bangunan tinggi di pinggir tikungan.
#5. Mengalami Interferensi
Gelombang bunyi mengalami gejala perpaduan gelombang dengan membutuhkan 2 sumber bunyi
yang koheren. Interferensi bunyi dibagi menjadi 2 yaitu:
Interferensi konstruktif atau penguatan bunyi
Interferensi destruktif atau pelemahan bunyi
Contohnya saat kita berada di antara 2 buah loudspeaker dengan frekuensi dan amplitudo yang sama
atau hampir sama, maka kita akan mendengar bunyi yang keras dan lemah secara bergantian.
#6. Mengalami Resonansi
Resonansi adalah keadaan ikut bergetarnya molekul udara dalam kolom udara akibat getaran benda.
Dalam beberapa alat musik, resonansi akan menimbulkan efek bunyi yang merdu.

F. Resonansi

Resonansi sebuah benda akan terjadi jika benda tersebut memiliki frekuensi sama dengan benda yang
sedang bergetar. Gejala ikut bergetarnya suatu benda karena getaran benda lain disebut resonansi.
Dalam kehidupan sehari-hari, resonansi memegang peranan sangat penting. Suara dawai gitar dan
beruk (sejenis kera) terdengar keras karena adanya peristiwa resonansi.
Advertisment
Resonansi

Resonansi oleh garputala


Gambar di atas dua buah garpu tala yang mempunyai frekuensi sama diletakkan pada kotak yang
diberi kotak udara. Jika garpu tala Akemudian digetarkan dengan cara dipukul dengan alat pemukul
dan dibiarkan bergetar beberapa saat kemudian dipegang hingga berhenti bergetar, ternyata garpu tala
B yang didekatnya terlihat masih bergetar.
Hal tersebut bisa terjadi karena getaran yang dihasilkan oleh garpu tala A merambat di udara dan
menggetarkan garpu tala B. Peristiwa itu disebut resonansi. Tetapi sekitainya frekuensi garpu tala B
tidak sama dengan frekuensi garpu tala A, maka garpu tala B tidak akan bergetar. Jadi, dapat
disimpulkan resonansi adalah ikut bergetarnya suatu sumber bunyi akibat sumber bunyi yang lain.
Syarat terjadinya resonansi adalah frekuensi sumber-sumber bunyi tersebut sama. Akibat resonansi
yaitu dapat memperkuat bunyi aslinya. Beberapa alat yang dapat menunjukkan peristiwa resonansi
antara lain sebagai berikut.
Resonansi Pada Beban Yang Digantung Dengan Tali

Tiga buah batu yang digantung dengan benang


 Pada saat beban A diayun ternyata beban B ikut berayun, beban C diam.
 Pada saat beban B diayun ternyata beban A ikut berayun, beban C diam.
 Pada saat beban C diayun beban A diam dan beban B diam.

Maka pada beban yang digantung dengan tali dapat diambil kesimpulan agar dapat terjadi resonansi
panjang tali penggantung harus sama.
Resonansi Kolom Udara
Jika garpu tala dengan frekuensi tertentu dibunyikan di atas kolom udara, kemudian kolom udara
digerakkan naik turun, maka suatu saat terdengar bunyi yang lebih keras dari bunyi aslinya secara
berulang-ulang. Pada saat terdengar bunyi yang keras dari bunyi aslinya tersebut dikatakan dalam
kolom udara terjadi peristiwa resonansi.
 Pada saat terjadi perkerasan pertama dikatakan terjadi resonansi I.
 Pada saat terjadi perkerasan kedua dikatakan terjadi resonansi II.

Resonansi Kolom Udara


Pada saat terjadi perkerasan ketiga dikatakan terjadi resonansi III dan seterusnya
 Resonansi I syaratnya jika L = 1/4 λ
 Resonansi IIsyaratnya jika L = 3/4 λ
 Resonansi III syaratnya jika L =5/4 λ

Keterangan:
L adalah panjang kolom udara di atas permukaan air.
λ adalah panjang gelombang bunyi yang terbentuk.
Dengan percobaan resonansi pada kolom udara tersebut dapat ditentukan kecepatan bunyi di udara
pada saat itu dengan menggunakan persamaan :
V=λ.f
Dimana :
v adalah kecepatan bunyi (dalam m/detik)
λ adalah panjang gelombang (dalam meter)
f adalah frekuensi sumber bunyi (dalam Hz)
Jika getaran yang didengar lebih kuat, ini menunjukkan adanya resonansi dari udara di dalam tabung.
Dengan demikian adanya resonansi bunyi, mengakibatkan bunyi asli menjadi lebih keras. Pada alat-
alat seperti gitar, biola, kentongan, beduk, dan lain-lain diberi kotak yang berisi udara. Hal ini
dimaksudkan karena udara mudah beresonansi maka bunyi yang dihasilkan oleh alat-alat tersebut
menjadi lebih keras.
Resonansi Selaput Tipis
Bagian yang sangat penting pada telinga kita dalah gendang pendengaran. Bagaimana jika gendang
pendengaran kita rusak? Selaput gendang sangat mudah beresonansi. Jika ada bunyi dari luar yang
masuk lewat lubang telinga maka selaput gendang pendengaran akan bergetar. Dengan adanya
getaran ini, terjadilah resonansi.
Akibat resonansi, kita dapat mendengar bunyi-bunyi di sekitar kita. Dari uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa syarat terjadinya resonansi adalah :
a. frekuensinya sama;
b. ada selaput tipis;
c. ada ruang udara yang panjangnya sama dengan bilangan ganjil 1/4 kali panjang gelombang.
Resonansi Dapat Memperkuat Bunyi Asli
Bunyi yang dihasilkan garpu tala sebenarnya tidak terlalu keras. Namun, ketika terjadi resonansi
dengan kolom udara, suara garpu tala menjadi cukup nyaring terdengar. Di sekitar selaput suara
manusia terdapat udara. Ketika selaput suara bergetar, udara ini akan ikut bergetar. Getaran udara ini
akan mengakibatkan suara manusia terdengar nyaring.
Kerugian Akibat Resonansi
Tidak selamanya resonansi menguntungkan. Bunyi ledakan bom yang sangat keras dapat
menimbulkan getaran yang dapat meruntuhkan gedung-gedung. Getaran kereta api yang lewat
menyebabkan bagianbagian rumah yang ada di pinggir rel ikut bergetar. Jika hal ini terjadi terus-
menerus dan dalam waktu yang lama maka rumah akan cepat rusak karena proses resonansi.

G. Telinga

Anda mungkin juga menyukai