Anda di halaman 1dari 9

Pemanfaatan Pemuaian

Berikut ini beberapa peristiwa sehari-hari yang memanfaatkan pemuaian.

1. Pemasangan Kaca Jendela

Pemasangan kaca jendela biasanya diberi tempat celah pada bingkainya. Hal itu
bermanfaat jika kaca memuai pada waktu siang hari. Jika tidak menggunakan celah,
pada saat memuai kaca dapat pecah.

2. Pemasangan rel kereta api

Semisal dengan pemasangan kaca, yaitu pemasangan sambungan rel kereta api. Jika
kamu perhatikan, sambungan antarrel kereta api juga diberi jarak. Hal itu bertujuan agar
pada saat memuai rel tidak bengkok, sehingga tidak membahayakan perjalanan kereta
api.

3. Penyambungan Dua Pelat Logam

Untuk menyambung dua pelat logam, biasanya digunakan paku keling. Kedua pelat
logam yang akan disambung diberi lubang. Dalam lubang itu, kemudian dipasangi paku
keling panas. Setelah dingin, paku akan menyusut, sehingga kedua logam tersambung
kuat.

4. Pemasangan Kabel Listrik

Kabel listrik dari tiang satu ke tiang lain, dibuat kendur. Hal itu bertujuan agar pada saat
malam hari atau suhu turun, kabel tidak putus. Kalo gak percaya, silahkan Perhatikan
kabel listrik di sekitarmu pada siang dan malam hari.

5. Penggunaan bimetal pada setrika listrik dan termometer

Di sekitar kita banyak benda-benda atau kejadian yang memanfaatkan konsep


pemuaian. Salah satu alat yang bekerja berdasarkan pemuaian adalah bimetal. Bimetal
berupa dua logam yang koefisien muai panjangnya berbeda, tetapi keduanya dijadikan
satu.
Pemanfaatan Kalor
Pemanfaatan kalor dalam kehidupan sehari-hari dapat kita jumpai dari eralatan
rumah tangga disekitar kita. Kalor adalah salah satu bentuk energi maka satuan kalor
pun sama dengan satuan energi, yaitu joule atau kalori. Kalor dapat menaikkan suhu
suatu zat dan dapat mengubah wujud zat. Benda yang mendapat kalor suhunya naik,
sedang yang melepas kalor suhunya turun. Pemanfaatan kalor dalam kehidupan sehari-
hari antara lain pada termos, seterika, panci, dan alat-alat dapur lainnya.

Pemanfaatan Kalor Pada Termos


Termos berfungsi untuk menyimpan zat cair yang berada di dalamnya agar tetap panas
dalam jangka waktu tertentu. Termos dibuat untuk mencegah perpindahan kalor secara
konduksi, konveksi, maupun radiasi.

Dinding termos dibuat sedemikian rupa, untuk menghambat perpindahan kalor pada
termos, yaitu dengan cara:

a. permukaan tabung kaca bagian dalam dibuat mengkilap dengan lapisan perak
yang berfungsi mencegah perpindahan kalor secara radiasi dan memantulkan
radiasi kembali ke dalam termos,

b. dinding kaca sebagai konduktor yang jelek, tidak dapat memindahkan kalor
secara konduksi, dan

c. ruang hampa di antara dua dinding kaca, untuk mencegah kalor secara konduksi
dan agar konveksi dengan udara luar tidak terjadi.

Pemanfaatan Kalor Pada Seterika


Seterika terbuat dari logam yang bersifat konduktor yang dapat memindahkan kalor
secara konduksi ke pakaian yang sedang diseterika. Adapun, pegangan seterika terbuat
dari bahan yang bersifat isolator.

Pemanfaatan Kalor Pada Panci Masak


Panci masak terbuat dari bahan konduktor yang bagian luarnya mengkilap. Hal ini
untuk mengurangi pancaran kalor. Adapun pegangan panci terbuat dari bahan yang
bersifat isolator untuk menahan panas.

Pemanfaatan Kalor Pada Lemari Pendingin (Kulkas)


Penurunan suhu dalam kulkas disebabkan oleh penguapan freon yang mengalir dalam
pipa yang melewati kulkas. Apabila freon menguap dalam pipa yang terletak di dalam
ruang pembeku, maka freon akan menyerap kalor dari ruang pembekuan.
Konveksi dan Konduksi

1. Pengertian dan contoh konduksi

Ilustrasi pertama : Oke sekarang coba amati ceret (panci) ketika anda memasak air. Jika air di
dalam ceret sudah mendidih pasti anda tidak mau memegang tutup ceretnya? Kecuali anda
adalah seorang yang kebal terhadap panas. Karena ceret tersebut akan terasa sangat panas bila
disentuh dengan tangan secara langsung, kemudian pertanyaannya. Mengapa tutup ceretnya ikut
panas padahal tidak langsung bersentuhan dengan api.

Ilustrasi kedua : Jika ujung suatu logam dipanaskan di atas nyala api, maka ujung yang lain pada
logam tersebut lama kelamaan juga akan ikut panas.

Dari kedua ilustrasi diatas, dapat kita simpulkan bahwa ternyata pada logam tersebut terjadi
perpindahan kalor dari bagian yang lebih panas ke bagian yang lebih dingin. Tetapi partikel-
partikel dari logam tersebut tidak ikut berpindah karena sifat dari molekul zat padat yang tidak
bisa berpindah-pindah.

Perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa disertai perpindahan partikel-partikel zat tersebut
adalah pengertian konduksi. Jadi, dalam konduksi kalor hanya merambat saja, sedangkan zat
padat sebagai penghantarnya.

2. Pengertian dan contoh konveksi

Pengertian dari konveksi atau aliran adalah perpindahan panas yang disertai dengan
perpindahan partikel-partikel zat tersebut yang disebabkan oleh perbedaan massa jenis.

Berikut ini merupakan penjelasan tentang konveksi pada zat cair dan konveksi pada gas (udara).

a. Konveksi pada zat cair


Terjadinya konveksi pada zat cair dapat kita lihat saat memasak air. Pada saat air di panaskan
maka akan memuai, pemuaian ini dimulai dari air yang berada di bagian bawah yang lebih
dekat dengan nyala api. Ketika air di bagian bawah ini memuai, massa jenisnya akan berkurang
sehingga akan membuat air di bagian bawah tersebut ber gerak naik (ke atas).

b. Konveksi pada gas (udara)


Peristiwa konveksi pada gas sama dengan konveksi pada zat cair. Konveksi pada gas, misalnya
udara terjadi ketika udara panas naik dan udara yang lebih dingin bergerak turun.

Gejala alam yang merupakan contoh dari perpindahan kalor secara konveksi adalah terjadinya
angin darat dan angin laut. Pada siang hari, daratan suhunya lebih cepat panas. Akibatnya udara
di atas daratan akan bergerak naik dan udara yang lebih dingin yang berada di atas laut bergerak
ke daratan karena tekanan udara di atas permukaan laut lebih besar daripada tekanan di atas
daratan.

Hal ini menyebabkan terjadinya angin laut yang bertiup dari permukaan laut ke daratan.
Sebaliknya, pada malam hari daratan lebih cepat dingin daripada laut. Akibatnya udara panas di
atas laut bergerak naik dan tempatnya digantikan oleh udara yang lebih dingin dari daratan,
sehingga terjadi angin darat yang bertiup dari daratan ke lautan.
Rumus Kalor

Rumus untuk menghitung jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan atau
menurunkan suhu adalah sebagai berikut :

Q = m.c.T

dimana,

Q = jumlah kalor yang diserap atau dilepas (joule)

m = massa zat (kg)

c = kalor jenis zat (joule/kgoC)

T = perbedaan suhu (suhu akhir suhu awal zat) (oC)

Rumus untuk menghitung besar kalor yang yang mampu mengubah wujud zat adalah
sebagai berikut :

Q = m.L

dimana,

Q = jumlah kalor yang diserap atau dilepas (joule)

m = massa zat (kg)

L = kalor laten / kalor lebur (joule/kg)

Rumus untuk menghitung kalor uap (kalor yang diperlukan untuk menguapkan satu
satuan zat pada titik didihnya) adalah sebagai berikut :

Q = m.U

dimana,

Q = jumlah kalor yang diserap atau dilepas (joule)

m = massa zat (kg)


U = kalor uap (joule/kg)

Rumus untuk menghitung kapasitas kalor (kalor yang diperlukan untuk menaikkan
suhu zat 1oC lebih tinggi) adalah sebagai berikut :

C = Q/T

dimana,

C =kapasitas kalor (joule/oC)

Q = jumlah kalor yang diserap atau dilepas (joule)

T = suhu zat (oC)

Dalam rumus kalor dikenal asas black, yang berbunyi :

Banyaknya kalor yang dilepaskan benda bersuhu tinggi sama dengan banyaknya kalor
yang diterima benda yang bersuhu lebih rendah Asas Black
Macam-Macam Kalor dan Contohnya

Radiasi

Adalah perpindahan panas tanpa zat perantara. Biasanya disertai cahaya


Contoh Perpindahan Kalor secara Radiasi :

1. Tubuh terasa hangat ketika dekat dengan api atau jenis panas lainnya. Misalkan
saat tangan kita didekatkan pada kompor gas yang sedang menyala, hangatnya
tubuh ketika dekat dengan api unggun

2. Panas matahari sampai ke bumi meski melewati ruang hampa

3. Menjemur pakaian memanfaatkan perpindahan panas secara radiasi

4. Menetaskan telur ayam/bebek dengan lampu

5. Menjemur pakaian saat siang hari

Konveksi
Adalah perpindahan panas melalui aliran, di mana zat perantaranya ikut berpindah. Jika
partikel berpindah dan mengakibatkan kalor merambat, maka terjadilah konveksi.
Konveksi terjadi pada zat cair dan gas ( udara/angin ).

Contoh Perpindahan Panas secara Konveksi:

1. Gerakan naik turunnya air yang sedang mendidih saat direbus

2. Gerakan naik turunnya kacang hijau, beras, kedelai saat direbus

3. Terjadinya angin darat dan laut

4. Gerakan balon udara

5. Asap pada cerobong asap bergerak naik

Konduksi
Adalah perpindahan kalor/panas melalui perantara, di mana zat perantaranya tidak ikut
berpindah. Dalam arti lain, konduksi/hantaran yaitu perpindahan kalor pada suatu zat
tanpa disertai dengan perpindahan partikel-partikelnya.

Contoh Perpindahan Panas secara Konduksi:

1. Ujung logam akan terasa panas jika ujung yang lain dipanaskan, misalnya saat
kita mengaduk adonan gula, air panas, dan kopi dengan menggunakan sendok
logam; saat kita memegang kawat logam kembang api yang sedang menyala
2. Knalpot akan panas ketika mesin motor dihidupkan

3. Mentega akan meleleh ketika diletakkan di wajan yang tengah dipanaskan

4. Tutup panci terasa panas saat panci digunakan untuk memasak

5. Air akan mendidih ketika dipanaskan menggunakan panci logam dan sejenisnya
TUGAS

MATA PELAJARAN IPA

NAMA : PETRISIA OLTA MAWARNI

KELAS : VII. 2
SMPN 46 PALEMBANG

Anda mungkin juga menyukai