Petunjuk Belajar
Modul ini mendeskripsikan tentang pokok bahasan kalor dan perpindahan kalor. Modul ini juga
dilengkapi dengan latihan-latihan soal. Untuk informasi lebih lengkap, silakan kamu membaca pada
buku fisika yang relevan atau mengakses internet.
1.
2.
Kompetensi Dasar
3.8 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-hari.
3.8.1
3.8.2
4.1 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan menggunakan peralatan dan teknik
yang tepat untuk penyelidikan ilmiah.
4.8 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki karakteristik termal
suatu bahan, terutama kapasitas dan konduktivitas kalor.
Pendahuluan
Cobalah perhatikan gagang panci saat memasak air. Pada saat kita memasak air, lalu setelah air
matang kita pegang gagang panci dan kita rasakan panas pada tangan kita. Mengapa hal tersebut
bias terjadi? Contoh lain misalnya, saat kita meletakkan es batu di ruangan yg panas, es akan
perlahan-lahan mencair. Mengapa demikian? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyan tersebut,
pelajarilah dengan seksama pokok bahasan berikut ini.
a. Pengertian Kalor
Kalor merupakan bentuk energi yang pindah karena adanya perbedaan suhu. Secara alamiah,
kalor berpindah dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah. Sebelum abad ke 17,
orang beranggapan bahwa kalor merupakan zat yang pindah dari benda bersuhu tinggi ke benda
yang bersuhu rendah. Jika kalor merupakan zat, tentu mempunyai masa. Ternyata benda yang
suhunya naik, massanya tidak berubah, jadi kalor bukan zat.
b. Satuan kalor
Satuan untuk menyatakan kalor adalah Joule (J) atau Kalori (kal). Joule menyatakan satuan
usaha atau energi. Satuan Joule merupakan satuan kalor yang umum digunakan dalam fisika.
Sedangkan Kalori menyatakan satuan kalor. Kalori (kal) merupakan satuan kalor yang biasa
digunakan untuk menyatakan kandungan energi dalam bahan makanan. Contohnya: sepotong
roti memiliki kandungan energi 200 kalori dan sepotong daging memiliki kandungan energi 600
kalori. Nilai 1 kalori (1 kal) adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 kg air
agar suhunya nai 1C. Hubungan satuan kalori dengan joule adalah,
1 kal = 4,2 J atau 1 J = 0,24 kal
Ketika es batu dipanaskan maka lama-kelamaan es batu berubah menjadi air. Berarti es batu
berubah wujud dari padat menjadi cair.
Logam seperti besi dan emas juga dapat berubah wujud bila mendapat panas. Hal ini
terjadi misalnya ditempat peleburan logam. Pada fenomena lain bila pemanasan berlangsung
terus maka suatu saat air mendidih. Setelah mendidih cukup lama air seakan-akan lenyap.
Disekitar panci banyak terdapat uap air berarti air telah berubah wujud dari air menjadi gas.
Dapat disimpulkan bahwa kalor dapat merubah wujud gas. Perubahan wujud gas yang
disebabkan oleh kalor diantara :
1) Perubahan wujud dari padat menjkadi cair dan sebaliknya. Contoh fenomena ini terjadi
pada lilin yang sedang menyala.
2) Perubahan wujud dari cair menjadi gas dan sebaliknya. Fenomena ini terjadi pada
peristiwa memasak air dan terjadinya fenomena hujan.
3) Perubahan wujud dari padat menjadi gas dan sebaliknya. Peristiwa ini terjadi pada kapur
barus yang menyublin, yang mengubah kapur barus menjadi gas. Sedangkan benda gas
yang berubah menjadi benda padat dicontohkan pada asap kenalpot. Asap nkenalpot
berubah menjadi jelaga (benda padat) ketika menyentuh permukaan dalam kenalpot.
Nilai kalor lebur berbeda untuk zat yang berbeda, seperti digambarkan pada table berikut:
Zat
Titil Lebur
o
Kalor Lebur
( C)
(J/Kg)
336.000
Alcohol
-97
69.000
Raksa
-39
120.000
Aluminium
660
403.000
Tembaga
1.083
206.000
Platina
1.769
113.000
Timbale
327
25.000
Air
d. Persamaan Kalor
Kalor menyatakan banyaknya panas, sedangkan suhu menyatakan derajat panas suatu
benda. Misalnya kita memiliki dua panic yang identik. Panic pertama berisi 100 g air, sedangkan
panic kedua berisi 50 g air. Suhu air dalam kedua panic tersebut sama. Bila kedua air ini
dipanaskan, maka air 100 g memerlukan kalor lebih banyak dibandingkan air 50 g. Itu berarti
kalor sebanding dengan massa.
Pemberian kalor menyebabkan suhu benda berubah. Makin banyak kalor yang diberikan
pada suatu benda, maka suhu benda tersebut maikin tinggi. Berarti kalor sebanding dengan
perubahan suhu. Selain bergantung pada massa dan perubahan suhu, kalor yang diperlukan agar
suhu benda naik juga bergantung pada jenis zat. Bila kita merangkum semua factor tersebut,
maka kalor yang diperlukan agar suhu benda naik adalah:
Q = m . c. t
Dimana:
Q = Banyaknya Kalor (J)
m = Massa (Kg)
c = Kalor jenis benda (J/Kg oC)
t = Perubaha suhu (oC)
Kalor jenis menyatakan banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu 1 Kg zat
sebesar 1 oC. Beberapa contoh kalor jenis dari beberapa zat adalah sebagai berikut:
Zat
Kalor Jenis/c
(J/Kg oC)
Timbel
128
Emas
129
Raksa
140
Tembaga
400
Besi
460
Baja
500
Kaca
700
Zat
Kalor Jenis
(J/Kg oC)
Aluminium
900
Es
2100
Eter
2190
Alcohol (Etil)
2500
Air (15oC)
4200
Beton
800
e. Perpindahan Kalor
a) Perpindahan kalor secara Konduksi
Konduksi adalah hantaran kalor yang tidak disertai dengan perpindahan partikel
perantaranya. Pada hantaran kalor ini yang berpindah hanyalah energinya, tanpa melibatkan
partikel perantaranya, seperti hantaran kalor pada logam yang dipanaskan dari satu ujung ke
ujung lainnya. Saat ujung B dipanaskan, maka ujung A, lama kelamaan akan mengalami
pemanasan juga, hal tersebut dikarenakan energi kalor yang menggetarkan molekul-molekul
di ujung B turut menggetarkan molekul-molekul yang ada disampingnya hingga mencapai
titikA.
Energi kalor yang dipindahkan secara konduksi sebesar,
Bila air dipanaskan, air akan memuai sehingga massa jenisnya berkurang. Karena
massa jenisnya berkurang maka air ini menjadi lebih ringan dan naik ke atas. Tempatnya
kemudian digantikan oleh air yang lebih dingin dari atas, yang turun karena massa jenisnya
lebih besar. Gerakan atau sirkulasi air tersebut dinamakan arus konveksi.
Penerapan konveksi pada zat cair ini dapat kita jumpai saat kita memanaskan air
dalam ketel, maka terjadi perpindahan kalor secara konduksi dan konveksi. Selain itu
penerapan konveksi ada di system aliran panas yang terdapat dalam kran air panas dan air
dingin di hotel-hotel.
Dimana: H = laju aliran kalor tiap satu satuan waktu (J/s atau watt)
R = intensitas radiasi (W/m2)
Q = kalor yang dialirkan (J)
T = suhu (K)
A = luas (m2), luas permukaan lingkaran = 4.pr2
t = waktu (s)
e = emisivitas benda (tanpa satuan)
f. Asas Black
Ketika kita memasukkan es batu kedalam air panas ternyata suhu air turun. Suhu air itu
turun karena air melepaskan kalor ke es batu. Sementara itu, es batu mencair atau berubah wujud
karena mendapat kalor dari air panas. Berarti pada peristiwa ini salha satu benda melepaskan
kalor, sedangkan benda yang lain menerima kalor. besranya kalor yang dilepas dan kalor yang
diterima oleh benda yang bercampur pertama kali diketahui oleh Joseph Black (1720-1799),
seorang ilmuan Inggris. Ia melakukan serangkaian eksperimen dan mendapatkan hasil berikut:
a. Bila dua benda bercampur maka benda yang panas akan memberikan kalor kepada benda
yang dingin hingga suhu keduanya sama.
b. Banyaknya kalor yang dilepas oleh benda yang panas sama dengan banyaknya kalor yang
diserap oleh benda yang dingin
Pernyataan diatas dapat diringkas sebagai berikut: Kalor yang dilepas oleh suatu benda sama
dengan kalor yang diterima benda lain. Pernyataan ini dikenal dengan Asas Black. Yang ditulis
dengan pernyataan
Kalor Lepas = Kalor Terima
Qlepas = Qterima
Contoh Soal:
1. Panas sebesar 12 kj diberikan pada pada sepotong logam bermassa 2500 gram yang memiliki
suhu 30oC. Jika kalor jenis logam adalah 0,2 kalori/groC, tentukan suhu akhir logam!
Dik:
Q = 12 kilojoule = 12000 joule
m = 2500 gram = 2,5 kg
T1 = 30oC
c = 0,2 kal/groC = 0,2 x 4200 joule/kg oC = 840 joule/kg oC
Dit:
T2 =...?
Dihit:
Q = mcT
12000 = (2,5)(840)T
T = 12000/2100 = 5,71 oC
T2 = T1 + T = 30 + 5,71 = 35,71 oC
2. 500 gram es bersuhu 12oC dipanaskan hingga suhu 2oC. Jika kalor jenis es adalah 0,5
kal/goC, tentukan banyak kalor yang dibutuhkan, nyatakan dalam satuan joule!
Dik:
m = 500 gram
T1 = 12oC
T2 = 2oC
T = T2 T1 = 2o (12 ) = 10oC
c = 0,5 kalori/groC
Dit:
Q = ....?
Dihit:
Q = mcT
Q = (500)(0,5)(10) = 2500 kalori
1 kalori = 4,2 joule
Q = 2500 x 4,2 = 10500 joule
3. 500 gram es bersuhu 0oC hendak dicairkan hingga keseluruhan es menjadi air yang bersuhu
0oC. Jika kalor jenis es adalah 0,5 kal/goC, dan kalor lebur es adalah 80 kal/gr, tentukan banyak
kalor yang dibutuhkan, nyatakan dalam kilokalori!
Dik:
m = 500 gram
L = 80 kalori/gr
Dit:
Q = ....?
Dihit:
Q = mL
Q = (500)(80) = 40000 kalori = 40 kkal
4. 500 gram es bersuhu 0oC hendak dicairkan hingga menjadi air yang bersuhu 5oC. Jika kalor
jenis es adalah 0,5 kal/goC, kalor lebur es adalah 80 kal/gr, dan kalor jenis air 1 kal/goC, tentukan
banyak kalor yang dibutuhkan!
Dik:
m = 500 gram
cair = 1 kalori/groC
Les = 80 kalori/gr
Suhu akhir 5oC
Dit:
Q = .....?
Dihit:
Untuk menjadikan es 0oC hingga menjadi air 5oC ada dua proses yang harus dilalui:
Proses meleburkan es 0oC menjadi air suhu 0oC, kalor yang diperlukan namakan Q1
Q1 = mLes = (500)(80) = 40000 kalori
Proses menaikkan suhu air 0oC hingga menjadi air 5oC, kalor yang diperlukan namakan Q2
Q2 = mcairTair = (500) (1)(5) = 2500 kalori
Kalor total yang diperlukan:
Q = Q1 + Q2 = 40000 + 2500 = 42500 kalori