Anda di halaman 1dari 15

KALOR

Pernahkan kalian melakukan pengukuran suhu? Misalnya, pada suatu termometer


kolom raksa, kalian mengamati perubahan panjang kolom sebagai indikator adanya
perubahan suhu. Sesungguhnya, perubahan suhu itu terjadi akibat benda yang
sedang diukur melepaskan kalor atau menerima kalor. Lalu, tahukah kalian apa itu
kalor? Berikut ini penjelasan lengkapnya.

Pengertian Kalor
Kalor merupakan salah satu bentuk energi yang dapat berpindah dari benda yang
satu ke benda yang lain. Jika dua buah benda yang suhunya berbeda disentuhkan,
suatu saat akan terjadi kesetimbangan termal (suhunya sama). Hal ini terjadi
karena adanya perpindahan kalor dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang
bersuhu rendah.

Kalor berbeda dengan suhu, walaupun keduanya memiliki hubungan erat. Suhu
adalah derajat panas atau dingin suatu benda, sedangkan kalor adalah energi yang
dipindahkan dari suatu benda ke benda yang lain. Suhu dan kalor dapat dibedakan
dengan jelas pada peristiwa perubahan wujud suatu zat.

Untuk mengubah es menjadi air diperlukan kalor. Pada peristiwa perubahan wujud
ini, es bersuhu 0oC berubah menjadi air bersuhu 0oC. Jadi, tidak ada perubahan suhu
pada saat es mencair, tetapi dibutuhkan kalor untuk mengubah wujud es tersebut.
Pada dasarnya, kalor adalah perpindahan energi kinetik dari satu benda yang
bersuhu lebih tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah. Kalor dilambangkan
dengan huruf Q.

Pada waktu zat mengalami pemanasan, partikel-partikel benda akan bergetar dan
menumbuk partikel tetangga yang bersuhu rendah. Hal ini berlangsung terus
menerus membentuk energi kinetik rata-rata sama antara benda panas dengan
benda yang semula dingin. Pada kondisi seperti ini, terjadi keseimbangan termal
dan suhu kedua benda akan sama.

Satuan Kalor
Kalian tentunya sudah mengetahui beberapa bentuk energi, misalnya energi listrik,
energi mekanik, energi potensial, energi kinetik, energi kimia, dan lain-lainnya.
Kalor juga merupakan salah satu bentuk energi yang dapat berpindah karena
adanya perbedaan suhu. Karena kalor adalah energi, maka juga mempunyai satuan
dalam SI (Sistem Internasional) satuannya adalah joule (J).

Sebelum orang mengetahui bahwa kalor adalah salah satu bentuk energi, kalor
diberi satuan kalori atau kilokalori. Satu kalori didefinisikan sebagai banyaknya
kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu satu gram air sebesar 1oC. Untuk
konversi satuan kalor dari joule ke kalori atau sebaliknya adalah sebagai berikut.
1 kalori = 4,18 Joule
1 Joule = 0,24 kalori
Tokoh Fisika
Joseph Black, adalah seorang kimiawan Skotlandia yang mendukung teori
tentang panas, yaitu bahwa suhu merupakan konsentrasi kalori dalam suatu
benda. Ia kemudian menemukan ilmu baru yang disebut kalorimetri. Ketika
menyelidiki tentang panas (kalori), ia mengira bahwa kapasitas panas merupakan
jumlah panas yang dapat ditampung oleh suatu benda. Padahal, ini sebenarnya
merupakan ukuran tentang jumlah energi yang diperlukan untuk menaikkan suhu
suatu benda dalam jumlah tertentu
Rumus Hubungan Suhu dan Kalor
Untuk memahami hubungan antara suhu dan kalor, silahkan kalian perhatikan
ilustrasi berikut ini. Misalkan, pada 200 mL air dan 200 mL alkohol diberikan kalor
yang sama. Ternyata, kenaikan suhu pada alkohol lebih besar daripada air.
Demikian halnya jika pada 200 mL air dan 500 mL air diberikan kalor yang sama
banyaknya, kenaikan suhu pada 200 mL air lebih besar daripada 500 mL air.
Peristiwa tersebut menunjukkan hal-hal sebagai berikut.

■ Kalor yang diberikan pada zat sebanding dengan kenaikan suhunya. Dapat ditulis
sebagai berikut.
Q ~ ∆T
■ Kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu zat sebanding dengan massa zat.
Dapat ditulis sebagai berikut.
Q~m
■ Kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu bergantung pada jenis zat. Dapat
ditulis sebagai berikut.
Q~c
Dari ketiga persamaan di atas, dapat disimpulan bahwa banyaknya kalor yang
diberikan pada suatu benda sebanding dengan kenaikan suhu (∆T), massa benda
(m) dan kalor jenis bendanya (c). Ditulis dengan persamaan berikut.

Q = mc∆T ………. Pers. (1)

Keterangan:
Q = jumlah kalor yang diberikan (kalori atau joule)
m = massa benda (g atau kg)
c = kalor jenis (kal/goC atau J/kgoC)
∆T = perubahan suhu (oC)
Persamaan (1), jika kalor ditambahkan ke zat maka Q dan ∆T adalah positif dan
temperatur naik. Sebaliknya jika kalor dilepas dari zat, Q dan ∆T adalah negatif dan
temperatur turun. Definisi yang diberikan oleh persamaan (1) berlaku untuk c
konstan.
Kalor Jenis
Dari persamaan (1) di atas, maka dapat kita tulis persamaan kalor jenis (c) yaitu
sebagai berikut.
Q
c = ………. Pers. (2)
m∆T

Dari persamaan (2), maka kalor jenis dapat didefinisikan sebagai banyaknya kalor
yang diperlukan suatu zat untuk menaikkan suhu 1 kg zat tersebut sebesar 1oC.
Tabel berikut ini menunjukkan kalor jenis beberapa zat pada suhu 20oC dan tekanan
tetap 1 atmosfer.
Tabel kalor jenis beberapa zat pada suhu 20oC dan tekanan 1 atm
Kalor jenis Kalor jenis
Zat Padat Zat Cair
(J/kgoC (J/kgoC
Kuningan 367 Alkohol 2.400
Aluminium 900 Raksa 140
Tembaga 390 Air
Besi atau baja 450 Es (-5oC) 2.100
Timah 130 Cair (15oC) 4.186
Marmer 860 Uap (110oC) 2.010
Perak 230 Badan manusia 3.470
Kayu 1.700 Protein 1.700
Seng 388 Minyak parafin 2.100

Kapasitas Kalor
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu
suatu benda sebesar 1oC. Secara matematis, pernyataan tersebut ditulis sebagai
berikut.
Q
C = ………. Pers. (3)
∆T
Keterangan:
Q = kalor yang diserap/dilepas (J)
C = kapasitas kalor benda (J/oC)
∆T = perubahan suhu benda (oC)

Persamaan (3) adalah kapasitas kaor. Terdapat perbedaan pengertian antara


kapasitas kalor (C) dan kalor jenis (c), tetapi secara matematis keduanya memiliki
hubungan sebagai berikut.
Dari persamaan (2) dan persamaan (3) diperoleh:
C
c =
m
Maka:

C = mc ………. Pers. (4)

Keterangan:
C = kapasitas kalor benda (J/oC)
m = massa zat (kg)
c = kalor jenis (J/kgoC)

Hukum Kekekalan Energi untuk Kalor (Asas Black)


Telah kalian ketahui bahwa kalor berpindah dari satu benda yang bersuhu tinggi ke
benda yang bersuhu rendah. Perpindahan ini mengakibatkan terbentuknya suhu
akhir yang sama antara kedua benda tersebut. Pernahkah kalian membuat susu
atau kopi?

Sewaktu susu diberi air panas, kalor akan menyebar ke seluruh cairan susu yang
dingin, sehingga susu terasa hangat. Suhu akhir setelah percampuran antara susu
dengan air panas disebut suhu termal (keseimbangan).
Kalor yang dilepaskan air panas akan sama besarnya dengan kalor yang diterima
susu yang dingin. Kalor merupakan energi yang dapat berpindah, prinsip ini
merupakan prinsip hukum kekekalan energi. Hukum kekekalan energi di rumuskan
pertama kali oleh Joseph Black (1728 – 1899). Oleh karena itu, pernyataan tersebut
juga di kenal sebagai asas Black.

Joseph Black merumuskan perpindahan kalor antara dua benda yang membentuk
suhu termal sebagai berikut.
Qlepas = Qterima
………. Pers. (5)
(mc∆T)lepas = (mc∆T)terima
Keterangan:
Qlepas = besar kalor yang diberikan (J)
Qterima = besar kalor yang diterima (J)
Selanjutnya, persamaan (5) dikenal sebagai asas Black.

Jenis-Jenis Kalor
Kalor yang diberikan pada zat dapat mengubah wujud zat tersebut. Perubahan
wujud yang terjadi ditunjukkan oleh Gambar di bawah ini. Cobalah mengingat
kembali pelajaran SMP, dan carilah contoh dalam kehidupan sehari-hari yang
menunjukkan perubahan wujud zat karena dipengaruhi kalor.
Kalian pasti sudah mengetahui bahwa wujud zat ada tiga yaitu padat, cair dan gas.
Pernahkah kalian melihat es yang mencair atau air yang sedang menguap?
Ternyata perubahan wujud zat itu membutuhkan kalor. Banyaknya kalor untuk
mengubah wujud 1 g zat dinamakan kalor laten.
Setiap zat memiliki kecenderungan untuk berubah jika zat tersebut diberikan
temperatur yang tinggi (dipanaskan) ataupun temperatur yang rendah
(didinginkan). Kecenderungan untuk berubah wujud ini disebabkan oleh kalor yang
dimiliki setiap zat. Suatu zat dapat berubah menjadi tiga wujud zat, di antaranya
cair, padat, dan gas. Perubahan wujud zat ini diikuti dengan penyerapan dan
pelepasan kalor.
1. Kalor Penguapan dan Pengembunan
Kalor penguapan adalah kalor yang dibutuhkan oleh suatu zat untuk menguapkan
zat tersebut. Jadi, setiap zat yang akan menguap membutuhkan kalor. Adapun kalor
pengembunan adalah kalor yang dilepaskan oleh uap air yang berubah wujud
menjadi air. Jadi, pada setiap pengembunan akan terjadi pelepasan kalor.

Besarnya kalor yang dibutuhkan pada saat penguapan dan kalor yang dilepaskan
pada saat pengembunan adalah sama. Secara matematis, kalor penguapan dan
pengembunan dapat dituliskan sebagai berikut.

Q = mL ………. Pers. (6)

Keterangan:
Q = kalor yang dibutuhkan saat penguapan atau kalor yang dilepaskan saat
pengembunan.
m = massa zat
L = kalor laten penguapan atau pengembunan

2. Kalor Peleburan dan Pembekuan


Pernahkah kalian mendengar atau menerima informasi tentang peristiwa
mencairnya gunung-gunung es di kutub utara akibat pemanasan global? Mencair
atau meleburnya es di kutub utara disebabkan oleh adanya pemanasan. Jika benda
mengalami peleburan, perubahan wujud yang terjadi adalah dari wujud zat padat
menjadi zat cair.

Dalam hal ini, akan terjadi penyerapan kalor pada benda. Adapun perubahan wujud
zat dari cair ke padat disebut sebagai proses pembekuan. Dalam hal ini, akan terjadi
proses pelepasan kalor. Besarnya kalor yang dibutuhkan pada saat peleburan dan
besarnya kalor yang dilepaskan dalam proses pembekuan adalah sama.

Perumusan untuk kalor peleburan dan pembekuan sama dengan perumusan pada
kalor penguapan dan pengembunan, yakni sebagai berikut.

Q = mL ………. Pers. (7)

Keterangan:
Q = kalor yang dibutuhkan saat peleburan atau kalor yang dilepaskan saat
pembekuan.
m = massa zat
L = kalor laten peleburan atau pembekuan.

Contoh soal dan Pembahasan tentang Kalor


1. 200 gram air dikalorkan dari 20oC menjadi 45oC. Jika diketahui kalor jenis air 1
kalg-1oC-1 atau 4200 Jkg-1K-1. Tentukan:
a. Banyaknya kalor dalam kalori
b. Banyaknya kalor dalam joule
Penyelesaian:
Diketahui:
m = 200 g = 0,2 kg
T1 = 20oC = 293 K
T2 = 45oC = 318 K
c = 1 kalg-1oC-1 = 4200 Jkg-1K-1
Ditanyakan: Q dalam kalori dan joule
Jawab:
a. Menentukan jumlah kalor dalam kalori
Q = mc∆T
Q = mc(T2 – T1)
Q = 200 g × 1 kalg-1oC-1 × (45oC – 20oC)
Q = 200 g × 1 kalg-1oC-1 × 25oC
Q = 5.000 kalori

b. Menentukan jumlah kalor dalam joule


Q = mc∆T
Q = mc(T2 – T1)
Q = 0,2 kg × 4200 Jkg-1K-1× (318 K – 293 K)
Q = 0,2 kg × 4200 Jkg-1K-1 × 25 K
Q = 21.100 joule.
Catatan penting: perubahan suhu dari satuan celcius dan kelvin sama, jadi tidak perlu melakukan
koversi satuan terlebih dahulu.

2. Berapa besar kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu sebatang besi yang
massanya 10 kg dari 20oC menjadi 100oC, jika kalor jenis besi 450 J/kgoC?
Penyelesaian:
Diketahui:
m = 10 kg
T1 = 20oC
T2 = 100oC
c = 450 J/kg oC
Ditanyakan: Q?
Jawab:
Q = mc∆T
Q = mc(T2 – T1)
Q = 10 × 450 × (100 – 20)
Q = 10 × 450 × 80
Q = 360.000 J = 360 kJ
Jadi, kalor yang dibutuhkan sebatang besi tersebut sebesar 360 kJ.

3. Sepotong besi yang memiliki massa 3 kg, dipanaskan dari suhu 20oC hingga 120oC.
Jika kalor yang diserap besi sebesar 135 kJ. Tentukan kapasitas kalor besi dan kalor
jenis besi.
Penyelesaian:
Diketahui:
m = 3 kg
∆T = 120oC – 20oC = 100oC
Q = 135 kJ = 135.000 J
Ditanyakan C dan c
Jawab:
■ Menentukan kapasitas kalor besi
C = Q/∆T
C = 135.000 J/100oC
C = 1.350 J/oC

■ Menentukan kalor jenis besi


c = C/m
c = 1.350/3
c = 450 J/kgoC
4. Air sebanyak 0,5 kg yang bersuhu 100oC dituangkan ke dalam bejana dari
aluminium yang memiliki massa 0,5 kg. Jika suhu awal bejana sebesar 25oC, kalor
jenis aluminium 900 J/kgoC, dan kalor jenis air 4.200 J/kgoC, maka tentukan suhu
akhir kesetimbangan yang tercapai! (anggap tidak ada kalor yang mengalir ke
lingkungan).
Penyelesaian:
Diketahui:
mbjn = 0,5 kg
mair = 0,5 kg
Tair = 100oC
Tbjn = 25oC
cair = 4.200 J/kgoC
cbjn = 900 J/kgoC
Ditanyakan: Ta (suhu akhir)
Jawab:
Qlepas = Qterima
mair × cair × ∆Tair = mbjn × cbjn × ∆Tbjn
0,5 × 4.200 × (100 – Ta) = 0,5 × 900 × (Ta – 25)
210.000 – 2.100Ta = 450Ta – 11.250
450Ta + 2.100Ta = 210.000 + 11.250
2.550Ta = 222.250
Ta = 222.250/2.550
Ta = 87,156oC
Jadi, suhu akhir campuran atau suhu kesetimbangan termalnya adalah 87,156oC.

5. Berapakah besarnya kalor yang dibutuhkan untuk mencairkan es sebanyak 500


gram pada temperatur 0oC menjadi cair seluruhnya yang memiliki temperatur 10oC?
Diketahui kalor laten peleburan es menjadi air sebesar 80 kal/g.
Jawab
Diketahui:
L = 80 kal/g, dan m = 500 gram.
Dengan menggunakan Persamaan (7), diperoleh:
Q=mL
Q= 500 gram × 80 kal/g
Q= 40.000 kal Q = 40 kkal
Jadi, besarnya kalor yang dibutuhkan untuk meleburkan es menjadi cair seluruhnya
adalah sebesar 40 kkal.

6. Di atas piring terdapat 100 g es bersuhu 0OC. Kalor lebur es diketahui sebesar 80
kal/g. Jika pada es tersebut diberikan kalor sebesar 6000 kal maka berapa
persenkah es yang sudah melebur?
Penyelesaian:
m0 = 100 g
L = 80 kal/g
Q = 6000 kal
Massa es yang melebur dapat ditentukan sebagai berikut.
Q = mL
6000 = m × 80
m = 6000/80
m = 75 g
Massa es yang melebur adalah 75 g berarti prosentasenya sebesar:
m 75 × 100% =
=
m0 100 75%
7. Batang logam bermassa 2 kg memiliki suhu 25oC. Untuk menaikkan suhunya
menjadi 75oC dibutuhkan kalor sebesar 5 × 104 kal. Jika suhunya dinaikkan menjadi
125oC maka berapakah kalor yang dibutuhkan?
Penyelesaian:
Diketahui:
m = 2 kg = 2.000 g
∆T1 = 75oC – 25oC = 50oC → Q1 = 5 × 104 kal
∆T2 = 125oC – 25oC = 100oC → Q2 = ?
Kalor jenis benda dapat ditentukan dari keadaan pertama.
Q1 = mc∆T1
5 × 104 = 2.000 × c × 50
5 × 104 = 100.000 × c
c = 5 × 104/105
c = 5 × 10-1
c = 0,5 kal/goC
berarti kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu ∆T2 sebesar:
Q2 = mc∆T2
Q2 = 2.000 × 0,5 × 100
Q2 = 100.000
Q2 = 105 kal
Penerapan Kalor dalam Kehidupan Sehari-hari
Penerapan atau pemanfaatan kalor dalam kehidupan sehari-hari dapat kita jumpai
dari peralatan rumah tangga, seperti pada termos, setrika, panci, dan alat-alat
dapur lainnya. Berikut ini adalah beberapa contoh pemanfaatan kalor dan
penjelasannya.
1. Penerapan kalor pada lemari pendingin (kulkas)
Penurunan suhu dalam kulkas disebabkan oleh penguapan freon yang mengalir
dalam pipa yang melewati kulkas. Apabila freon menguap dalam pipa yang terletak
di dalam ruang pembeku, maka freon akan menyerap kalor dari ruang pembekuan.
Pompa listrik mengalirkan freon yang sudah dimampatkan melalui pipa.

Freon melepaskan kalor, terjadi pengembunan. Freon berubah wujud dari gas ke
cair. Pada waktu pengembunan, sirip pipa di bagian belakang terasa panas. Freon
cair dialirkan ke dalam ruang pembekuan. Freon menyerap kalor, mengakibatkan
suhunya menjadi turun. Uap freon terus dialirkan dan keluar ruang pembekuan,
kemudian dimampatkan lagi. Dan seterusnya secara berulang-ulang.

2. Penerapan kalor pada setrika


Seterika terbuat dari logam yang bersifat konduktor yang dapat memindahkan
kalor secara konduksi ke pakaian yang sedang diseterika. Adapun, pegangan
seterika terbuat dari bahan yang bersifat isolator.

3. Penerapan kalor pada panci masak


Panci masak terbuat dari bahan konduktor yang bagian luarnya mengkilap. Hal ini
untuk mengurangi pancaran kalor. Adapun pegangan panci terbuat dari bahan yang
bersifat isolator untuk menahan panas.

4. Penerapan kalor pada termos


Termos berfungsi untuk menyimpan zat cair yang berada di dalamnya agar tetap
panas dalam jangka waktu tertentu. Termos dibuat untuk mencegah perpindahan
kalor secara konduksi, konveksi, maupun radiasi. Dinding termos dibuat
sedemikian rupa, untuk menghambat perpindahan kalor pada termos, yaitu
dengan cara:
■ Permukaan tabung kaca bagian dalam dibuat mengkilap dengan lapisan perak
yang berfungsi mencegah perpindahan kalor secara radiasi dan memantulkan
radiasi kembali ke dalam termos,
■ Dinding kaca sebagai konduktor yang jelek, tidak dapat memindahkan kalor
secara konduksi, dan
■ Ruang hampa di antara dua dinding kaca, untuk mencegah kalor secara konduksi
dan agar konveksi dengan udara luar tidak terjadi.

5. Penerapan kalor pada solder


Untuk melekatkan komponen elektronika ke papan rangkaian kita menggunakan
cairan timah dengan menyoldernya. Solder listrik akan menerima panas dari
konversi energy listrik. Panas dari energy listrik ini akan diterukan ke ujung logam
pada solder yang di sentuhkan ke timah yang diposisikan di kaki-kaki komponen
elektronika yang akan di lekatkan.

Setelah beberapa saat, timah akan meleleh dan pada saat itu solder kita angkat.
Timah akan segera mendingin dan membeku, melekatkan kaki komponen
elektronika tadi ke papan rangkaian dengan kuat.

Anda mungkin juga menyukai