Anda di halaman 1dari 14

KALORIMETER

MATERI POKOK

1. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor


2. Kalorimeter
3. Kalor Serap dan Kalor Lepas
4. Asas Black

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Memformulasikan konsep kalor jenis dan kapasitas kalor


2. Mendeskripsikan perbedaan kalor yang diserap dan kalor yang dilepas.
3. Memformulasikan konsep asas Black dalam peristiwa pertukaran kalor.

KATA KUNCI

1. Asas Black
2. Kalor
3. Kalorimeter
4. Kalor Jenis
5. Kalor Lepas
6. Kalor Serap
7. Kapasitas Kalor
8. Kesetaraan Energi Mekanik

PENGANTAR

Apa kalian suka memasak? Kalau tidak suka memasak, paling tidak Anda
pernah memasak air. Sekarang, dengan perkembangan teknologi yang semakin
pesat, kita sudah dapat memasak air tanpa menggunakan kayu bakar, tetapi hanya
menggunakan dispenser ataupun pemasak air elektrik. Tahukah Anda perubahan
energi yang terjadi pada saat memasak air?

Pertanyaan di atas akan dijawab di dalam materi ini. Materi ini akan
membahas tentang kalor jenis, kapasitas kalor, kalor serap, kalor lepas serta
konsep asas Black dalam peristiwa pertukaran kalor.
MATERI
KALOR JENIS DAN KAPASITAS KALOR
1. Kalor Jenis
Kalor yang diberikan pada suatu zat dapat meningkatkan suhu, mengubah
ukuran atau pun wujud zat. Ketika kalor diberikan pada benda secara terus
menerus, maka benda tersebut akan mengalami peningkatan suhu. Jika suhu suatu
benda dinaikkan dengan besar kenaikan suhu yang sama, maka setiap benda akan
menyerap energi kalor dengan besar yang berbeda, bergantung pada jenis benda
tersebut. Misalnya, terdapat empat buah bola masing-masing terbuat dari
aluminium, besi, kuningan, dan timah. Keempat bola ini memiliki massa sama
dan ditempatkan di dalan satu tempat yang berisi air mendidih. Setelah 30 menit,
keempat bola akan mencapai kestimbangan termal dengan air dan akan memiliki
suhu yang sama dengan suhu air. Ternyata, suhu keempat bola tersebut berbeda,
bergantung pada jenis bendanya. Bola yang menyerap kalor paling besar secara
berturut-tuturut adalah bola aluminium, bola besi, bola kuningan dan bola timah.
Kemampuan yang dimiliki benda untuk menyerap kalor disebut dengan kalor
jenis.
Berdasarkan hasil percobaan, massa suatu zat berbading lurus dengan kalor
yang diperlukan oleh zat tersebut untuk merubah suhunya. Artinya, semakin besar
massa suatu zat, maka kalor yang dibutuhkan untuk mengubah suhu, ukuran, atau
pun wujudnya juga semakin besar. Secara matematis dapat dituliskan:
Q  m ---(5.1)
Kalor yang diberikan pada benda juga sebanding dengan perubahan suhunya.
Semakin lama kalor tersebut diberikan pada benda, maka suhunya pun akan
semakin meningkat. Secara matematis, dapat dituliskan hubungannya sebagai
berikut.
Q  T ---(5.2)
Kedua persamaan di atas dapat digabungkan menjadi:
Q  mT ---(5.3)
Kesebandingan ketiga besaran fisika di atas dapat ditulis dalam suatu bentuk
persamaan matematis dengan menambahkan suatu konstanta. Dengan demikian,
persamaan (5.3) dapat ditulis menjadi:
Q  mcT ---(5.4)
c pada persamaan di atas merupakan suatu konstanta yang disebut kalor jenis.
Kalor jenis suatu zat ialah banyaknya kalor yang diterima/ dilepas untuk
menaikkan/ menurunkan suhu 1 satuan massa zat sebesar 1 C derajat atau 1 K.
Untuk menentukan kalor jenis suatu zat, maka persamaan (5.4) juga dapat ditulis
menjadi:
Q
c ---(5.5)
m
T

Contoh soal 5.1.


Sebuah wadah berisi air sebanyak 1 kg dipanaskan hingga suhunya naik
menjadi 470C. Jika suhu air sebelum dipanaskan adalah 27 0C, berapakah kalor
yang diterima?

Penyelesaian:
m = 1 kg
Takhir = 470C
Tawal = 270C
C = 1 kal/gr 0C = 1 kkal/ kg 0C
T = Takhir – Tawal = 470C – 270C = 200C
Q  m c T  1kg x1kkal/kg 0C x 200 C = 20 kkal.

2. Kapasitas Kalor
Jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu yang sama dari suatu
benda berbeda jika dibandingkan dengan benda lain. Perbandingan antara jumlah
kalor yang diberikan dengan kenaikan suhu suatu benda disebut dengan kapasitas
kalor dan diberi simbol C. Kapasitas kalor zat didefinisikan sebagai perbandingan
antara kalor yang diberikan pada zat dengan kenaikan suhu zat yang diakibatkan
oleh pemberian kalor tersebut.
Secara matematis, kapasitas kalor suatu zat dapat ditentukan dengan
persamaan berikut.
Q
C ---(5.6)
T

Keterangan:
C = kapasitas kalor (J)
Q = kalor yang diberikan pada zat (J/0C)
T = perubahan suhu zat (0C)

TABEL 5.1. KALOR JENIS BEBERAPA ZAT PADA SUHU 25 0C DAN


TEKANAN ATMOSFIR
Kalor Jenis
Zat J/ kg. 0C kal/ g. 0C
Zat Pada Elementer
Aluminium 900 0,215
Beriluim 1.830 0,436
Kadmium 230 0,055
Tembaga 387 0,0924
Germanium 322 0,077
Emas 129 0,0308
Besi 448 0,107
Timah 128 0,0305
Silikon 703 0,168
Silver 234 0,056
Zat Padat Lain
Kuningan 380 0,092
Kaca 837 0,200
Es (-5 0C) 2.090 0,58
Marmer 860 0,21
Kayu 1.700 0,41
Zat Cair
Alkohol (etil) 2.400 0,58
Air raksa 140 0,033
Air (15 0C) 4.186 1,00
Gas
Uap 2.010 0,48
Sumber: Halliday
(2010) Jika diuraikan, persamaan di atas dapat digunakan untuk menghitung
besarnya kalor suatu zat yaitu:
Q  C.T ---(5.7)
Contoh Soal 5.2.
Sebuah wadah berisi air bermassa 100 g. Air tersebut memiliki suhu 25 0C
dipanaskan dengan energi sebesar 1.000 kal. Jika kalor jenis air 1 kal/ g 0C,
tentukanlah suhu air setelah pemanasan tersebut!

Penyelsaian:
Diketahui:
m = 100 g
T0 = 25 0C
cair = 1 kal/ g
0C Q = 1.000
kal
Ditanyakan:
Q = ...?
Q
C
T
Q 1000 kal
T    10
0


C 100 g 1 kal / g 0
C

Perubahan suhu memiliki arti selisih antara suhu akhir air setelah pemanasab
C
terhadap suhu awal, atau secara matematis dituliskan sebagai berikut.
T  T  T0
0 0
10 C  T  25 C
0
T  35 C
0
Jadi, suhu akhir air 35 C .

Contoh Soal 5.3.


Air sebanyak 3 kg bersuhu 10 0C dipanaskan hingga 35 0C. Jika kalor jenis air
4,186 J/kg 0C, tentukan kalor yang diserap air tersebut!

Penyelesaian:
Diketahui:
m = 3 kg
cair = 4,186 J/ kg
0C  
T  35 0 C 10 0 C  T0 = 25
0
Ditanyakan:
C
Q = ...?
Penyelesaian:
C
C
mcT
34,18625
C  313,950 J
KALORIMETER

Kalorimeter adalah wadah yang digunakan untuk mencampur dua zat atau
lebih. Pencampuan ini menghasilkan reaksi yang berlangsung pada keadaaan yang
mendekati keadaan ideal, yaitu keadaan yang tidak memungkinkan zat lain (atau
lingkungan) berinteraksi ke dalam sistem pencampuran tersebut sehingga
menjamin pertukaran kalor mendekati sempurna. Di dalam kalorimeter, hampir
seluruh kalor yang dilepas bisa diserap oleh benda lain.

Kemampuan kalorimeter menjaga pertukaran kalor membuat alat ini


digunakan untuk mengukur jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan pada
suatu reaksi kimia dengan eksperimen. Dengan menggunakan hukum Hess, kalor
reaksi suatu reaksi kimia dapat ditentukan berdasarkan data perubahan entalpi
pembentukan standar, energi ikatan dan secara eksperimen. Proses dalam
kalorimeter berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak ada energi yang lepas atau
masuk dari luar ke dalam kalorimeter.

Kalor yang dibutuhkan untuk menaikan suhu kalorimeter sebesar 1 0C pada


air dengan massa 1 gram disebut tetapan kalorimetri. Dalam proses ini, berlaku
azas Black dalam perhitungan jumlah kalor yang diserap dan dilepaskan.

Untuk menjamin kondisi ideal, di mana lingkungan (udara) tidak berinteraksi


ke dalam sistem diperlukan suatu isolator suhu supaya kalor sistem tidak keluar,
demikian juga kalor yang mungkin ada di luar sistem tidak masuk ke dalam.
Selain itu, suhu yang ada di dalam sistem harus bisa teramati dengan baik. Untuk
keperluan inilah kalorimeter dirancang dengan baik.

Gambar di bawah ini menunjukan skema perangkat Kalorimeter.


Gambar 5.1. Bagian-bagian Kalorimeter

Perhatikan gambar kalorimeter di atas. Setiap bagian pada kalorimeter di atas


memiliki fungsinya masung-masing. Berikut ini adalah penjelasan mengenai
bagian-bagian kalorimeter.

1. Isolator berbentuk silinder yang biasanya terbuat dari logam berfungsi supaya
udara luar tidak mempengaruhi campuran zat (sistem) dalam ruang
pencampuran, sehingga kalor di dalam sistem dapat dianggap konstan.
2. Gabus isolator dan penutup plastik digunakan agar dalam waktu yang relatif
singkat tidak ada kalor yang masuk atau keluar sistem (wadah/ ruang
pencampuran).
3. Termometer digunakan untuk mengamati perubahan suhu selama proses serah-
terima kalor antarzat berlangsung dalam ruang/ wadah pencampuran.
4. Pengaduk berfungsi untuk meratakan campuran.
5. Bejana yang terbuat dari logam tipis berfungsi untuk meletakkan
kalorimeternya.
ASAS BLACK
Kalor yang diserap oleh suatu benda dapat digunakan untuk dua
kemungkinan, yaitu untuk menaikkan suhu atau mengubah wujud benda. Sebagai
contoh, ketika es mencair, maka saat itu beda berubah wujud, tetapi suhu benda
tidak berubah meskipun ada penambahan kalor. Kalor yang diberikan pada es
tersebut tidak digunakan untuk menaikkan suhu benda, tetapi digunakan untuk
mengubah wujud benda.
Joseph Black menjelaskan tentang hukum kekekalan energi pada kalor.
Hukum kekekalan energi menyebutkan bahwa jumlah energi selalu konstan. Jika
terjadi penerimaan energi pada suatu sistem tertentu maka pada sistem yang lain
akan mengalami pelepasan energi. Hal ini juga terjadi pada kalor. Sebagaimana
telah diuraikan di depan, kalor mengalir dari suhu tinggi ke suhu rendah. Artinya,
zat yang suhunya tinggi akan melepaskan kalor dan zat yang suhunya rendah akan
menerima kalor.
Menurut asas Black, pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang
dilepas oleh zat yang suhunya lebih tinggi sama dengan banyaknya kalor yang
diserap oleh zat yang suhunya lebih rendah.
Secara matematis, dapat dituliskan:
QLepas  QTerima---(5.8)

Keterangan:
QLepas  kalor yang dilepas oleh zat bersuhu tinggi
QTerima  kalor yang diterima / diserap oleh zat bersuhu rendah

Jadi, apabila dua zat yang berbeda suhunya dicampur kedua zat itu akhirnya akan
memiliki suhu yang sama.

Persamaan (5.8) di atas juga dapat dijabarkan sebagai berikut:


m1c1 T1  Ta   m 2 c 2 Ta  T2  ---(5.9)
Keterangan:
m1 = massa benda yang mempunyai tingkat suhu lebih tinggi
c1 = kalor jenis benda yang mempunyai tingkat suhu lebih tinggi
T1 = suhu benda yang mempunyai tingkat suhu lebih tinggi
m1 = suhu akhir pencampuran kedua benda
m2 = massa benda yang mempunyai tingkat suhu lebih rendah
c2 = kalor jenis benda yang mempunyai tingkat suhu lebih rendah
T2 = suhu benda yang mempunyai tingkat suhu lebih tinggi

Perlu diketahui bahwa pencampuran antara dua zat sebenarnya terdapat kalor
yang hilang ke lingkungan. Persamaan di atas hanya berlaku untuk dua jenis zat
cair dan wadah yang dianggap tidak menyerap kalor.

Contoh Soal 5.4.


Sejumlah air panas bersuhu 100oC ditambahkan 300 g air bersuhu 0oC. Apabila
suhu campuran 40oC, berapakah massa air panas yang ditambahkan?

Penjelasan:

m1 c1 T1  m2 c2 T2
m 1 T f  T 1   m 2 T 2  T f 
30040  0  m 2 100  40
12.000  60 m 2
m 2  200 g

Contoh Soal 5.5.


Sepotong logam aluminium yang massanya 0,25 kg dipanaskan sampai 100 oC,
kemudian dimasukkan ke dalam bejana yang berisi 0,2 kg air dengan suhu 25
o
C. Apabila pertukaran kalor hanya terjadi antara aluminium dan air, berapakah
suhu akhir yang dapat dicapai? Diketahui, kalor jenis aluminium 900 J/kg oC dan
kalor jenis air 4.200 J/kgoC.

Penyelesaian
Karena suhu aluminium lebih tinggi daripada suhu air, sehingga ketika
keduanya dicampur aluminium akan melepaskan kalor dan air akan menerima
kalor. Misalnya, suhu akhir yang dapat dicapai adalah T oC. Dengan demikian,
suhu aluminium turun dari 100oC menjadi ToC. Sebaliknya, suhu air naik dari
25oC menjadi ToC.
Aluminium
m1 = 0,25 kg
c1 = 900 J/kgoC
∆T1 = (100 – t)oC
Aluminium melepaskan kalor :
Qlepas  m1c1T1
 (0,25 kg)  (900 J/kg C)  (100 
o

o
T) C
 225(100  T) J.
Air
m2 = 0,2 kg
c2 = 4.200 J/kgoC
∆t2 = (t –25)oC
Air menerima kalor:
Qterima  m2 c2 T2
 (0,2 kg)  (4.200 J/kg C)  (t  25)
o o

C
 840(t  25) J.
Berdasarkan Asas Black
QLepas  QTerima
225(100  T)  840(T  25)
22.500  225T  840T  21.000
 225T  840T  o21.000  22.500
43.500
T  40,8 C.
1.065
Jadi, suhu akhir yang dapat dicapai adalah 40,8oC.

RANGKUMAN
1. Kalor jenis suatu zat dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
Q  m.c.T
2. Kapasitas kalor suatu zat dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan
Q  C.T
3. Asas Black menyatakan bahwa jumlah kalor yang diserap oleh suatu zat dalam
suatu campuran sama dengan kalor yang dilepaskan oleh zat lain. Secara
matematis, Asas Black dapat dituliskan QLepas  QTerima .
SOAL-SOAL
PILIHAN GANDA
1. Zat yang memiliki kalor jenis paling tinggi adalah…
A. Aluminium
B. Udara
C. Alkohol
D. Air
E. Minyak
2. Dua batang logam P dan Q disambungkan dengan suhu ujung-ujung berbeda
(lihat gambar).

Apabila koefisien kondutivitas Q, 2 kali logam P, serta AC = 2 CB, maka suhu


di C adalah ...

A. 35 °C
B. 40 °C
C. 54 °C
D. 70 °C
E. 80 °C
3. Sepotong besi bermassa m dan kalor jenis c serta sepotong aluminium
bermassa 2m dan kalor jenis 2c masing-masing diberi kalor yang sama. Jika
aluminium mengalami kenaikan suhu 8 K, maka besi mengalami kenaikan
suhu...
A. 4 K
B. 16 K
C. 8 K
D. 32 K
E. 64 K
4. Batang aluminium dipanaskan hingga suhunya mencapai 300 K. Jika suhu
awal benda sebelum dipanaskan 15 0C, perubahan suhu yang terjadi pada
batang aluminium sebesar ....
A. 10 0C
B. 11 0C
C. 12 0C
D. 13 0C
E. 14 0C
5. Sejumlah air panas bersuhu 100 oC ditambahkan 300 g air bersuhu 0 oC.
Apabila suhu campuran 40 oC, massa air panas yang ditambahkan adalah ….
A. 200 g
B. 120 g
C. 180 g
D. 75 g
E. 70 g
6. Air bersuhu 80 0C dicampur dengan air bersuhu 60 0C yang massanya setengah
dari air yang bersuhu 80 0C. Suhu kesetimbangan campuran tersebut adalah....
A. 30 0C
B. 40 0C
C. 50 0C
D. 60 0C
E. 70 0C
7. Batang aluminium dipanaskan hingga suhunya mencapai 300 K. Jika suhu
awal benda sebelum dipanaskan 15 0C, perubahan suhu yang terjadi pada
batang aluminium sebesar ....
A. 10 0C
B. 11 0C
C. 12 0C
D. 13 0C
E. 14 0C
8. Air dengan massa 10 kg dan suhunya 90 oC dicampur dengan 5 kg air yang
suhunya 30 oC. Suhu akhir campurannya adalah ...
A. 40 0C
B. 60 0C
C. 50 0C
D. 70 0C
E. 80 0C
9. 2 liter air yang bersuhu 60 0C yang sama volumenya dengan suhu 30 0C. Suhu
akhir campuran tersebut adalah...
A. 90 0C
B. 60 0C
C. 45 0C
D. 30 0C
E. 15 0C
10. Jika 75 g air yang suhunya 0 0C dicampur dengan 50 g air yang suhunya 100
0
C, maka suhu akhir campuran itu adalah …
A. 25 0C
B. 40 0C
C. 60 0C
D. 65 0C
E. 75 0C
ESSAI
1. Pada sebuah pesta, potongan es 0,50 kg pada -10 0C dimasukkan dalam 3,0 kg
es teh pada 20 0C. Berapa suhu akhir dan fase campuran terakhir? Teh dapat
dianggap air.
2. Perhatikan gambar di bawah ini!

A B
Terdapat dua buah wadah A dan wadah B yang berisi zat cair . Suhu zat cair
dalam wadah B lebih tinggi dibandingkan suhu zat cair dalam wadah A. Ketika
kedua zat cair itu dicampurkan, zat cair manakah yang akan melepaskan kalor?
Dan zat cair manakah yang menerima kalor? Gunakan azas Black untuk
menjelaskan peristiwa tersebut!
3. Sebuah batangan perak bermassa 500 g. Perak tersebut memiliki suhu 100 0C.
Perak tersebut diletakkan di dalam wadah yang berisi es bersuhu 0 0C.
Berapakah suhu akhir campuran jika kalor jenis perak adalah 0,06 kal/ g 0C?
4. Pernahkah kamu membuat air panas dengan menggunakan dispenser? Prinsip
Asas Black juga dipakai dalam pembuatan air panas oleh dispenser. Jelaskan
proses pemanasan air tersebut dengan menggunakan prinsip Asas Black!
5. Untuk mendinginkan secangkir minuman panas, akan lebih efektif dengan
menambahkan es bersuhu 0oC dibandingkan dengan cara menambahkan air
bersuhu 0oC dengan massa yang sama. Mengapa?

DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi Ke lima Jilid 1, Terjemahan. Jakarta:


Erlangga.

Halliday, dkk. 2010. Fisika Dasar Jilid 7 Edisi ke 1, Terjemahan. Jakarta:


Erlangga.

Sears, F. W. dan Zemansky, M.W. 2001. Fisika universitas jilid 1. Jakarta :


Erlangga.

Serway , A. Raymond dan John W. Jewett. 2009. Fisika untuk sains dan teknik.
Jakarta: Penerbit Salemba Teknika.

Tipler, Paul A. 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid 2
(Terjemahan Dr. Bambang Soegijono). Jakarta: Erlangga.

Young, Hugh D. dan Roger A. Freedman. 2002. Fisika Universitas, Terjemahan.


Erlangga : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai