Anda di halaman 1dari 10

BAB VI

SUHU DAN KALOR

STANDAR KOMPETENSI :
5. Menetapkan konsep dan prinsip kalor, konservasi energi dan sumber
energi dengan berbagai perubahannya dalam mesin kalor.

Kompetensi Dasar :
5.1 Melakukan percobaan yang berkaitan dengan kalor.

Indikator :
− Menganalisis pengaruh kalor terhadap suhu dan wujud benda
− Menerapkan asas Black secara kuantitatif
− Menjelaskan peristiwa berubahnya wujud dan karakteristiknya serta
memberikan contohnya dalam kehidupan sehari-hari
− Memberikan gambaran tentang faktor yang mempengaruhi
peristiwa perubahan wujud
− Memaparkan faktor-faktor yang mempengaruhi besar pemuaian zat
padat, zat cair dan gas
− Membedakan besar pemuaian (panjang, luas, dan volume) pada
berbagai zat secara kuantitatif.

MATERI :

SUHU
Suhu atau temperatur didefinisikan sebagai derajat panas-
dinginnya suatu benda. Suhu secara fisis sesungguhnya adalah ukuran
energi kinetik rata-rata partikel dalam suatu benda.
Alat untuk mengukur suhu adalah termometer, terbuat dari bahan
yang memiliki sifat termometrik (terjadi perubahan (mungkin volumenya,
resistansinya, dsb) jika suhu berubah). Jenis dan paparan skala pada
termometer ada beberapa macam, coba sebutkan?. Pada prinsipnya
semua termometer mempunyai acuan yang sama dalam menetapkan
skala. Yaitu titik lebur es murni dipakai sebagai titik tetap bawah,
sedangkan suhu uap di atas permukaan air yang sedang mendidih pada
tekanan 1 atm sebagai titik tetap atas.

59
Termometer Celcius menandai titik tetap bawah dengan angka 00C
dan titik tetap atas dengan 1000C , jarak antara kedua titik tetap dibagi
atas 100 skala dan tiap bagian adalah 10C.
Termometer Reamur menggunakan skala dari 00R sampai dengan
800R. Pada Termometer Fahrenheit titik lebur es diberi angka 320F dan
titik didih air diberi angka 2120R sehingga memiliki range 180 skala.
Sedangkan skala Kelvin yang disepakati sebagai satuan
Internasional memiliki skala dari 273 K sampai dengan 373 K.
Karena acuannya sama, maka tiap-tiap termometer dapat
dikalibrasi skalanya dengan termometer lainnya.

0
C 0
R 0
F K
100 80 212 373

100 80 80 100
skala skala skala skala

0 0 32 273

Gambar 1. Perbandingan beberapa skala termometer

Misalkan, hubungan antara :


skala Fahrenheit dan skala Celcius dapat dinyatakan dengan persamaan :
∆F : ∆C = 180 : 100 = 9 : 5
(T 0 F – 32) : T 0 C = 9 : 5

60
skala Kelvin dan skala Celcius memenuhi persamaan
T K = 273 + T 0 C

skala Reamur dan skala Celcius memenuhi persamaan


T 0 R = 4/5. T 0 C
Dimana :
T = suhu yang dikalibrasi

Soal :
1. Definisikan pengertian suhu nol mutlak ?

2. Suhu suatu zat diukur menggunakan termometer Reamur


menunjukkan skala 60, maka bila dikalibrasikan pada termometer
Celcius, Fahrenheit, dan Kelvin masing-masing menunjuk skala….

3. Termometer Celcius dan Fahrenheit menunjuk skala yang sama pada


suhu .…

4. Termometer A yang telah ditera menunjuk angka –30 pada titik beku
air dan 80 pada titik didih air. Suhu 50 0 A sama dengan …. 0 C

5. Suatu zat diukur suhunya dengan termometer Reamur menunjuk


angka 60 0 R , apabila zat itu diukur suhunya dengan termometer yang
mempunyai titik tetap bawah -10 0 X dan titik tetap atas 110 0 X akan
menunjuk skala…. 0 X

61
KALOR

Kalor adalah salah satu bentuk energi yang mengalir karena


adanya perbedaan suhu dan atau karena adanya suatu usaha pada
sistem.
Kalor mempunyai satuan kalori, satu kalori didefinisikan sebagai kalor
yang dibutuhkan oleh 1 gram air untuk menaikkan suhunya 1 0 C . Dalam
sistem SI satuan kalor adalah joule. Satu kalori setara dengan 4,18 joule.
Besaran kalor (Q) secara matematis :

Q = C. ∆ T = m.c. ∆ T

Q = jumlah kalor, satuannya kalori atau joule (J)


C = kapasitas kalor, satuannya kalori/ 0 C
m = massa benda, satuannya gram atau kilogram
c = kalor jenis, satuannya kalori/gr. 0 C
∆T = perubahan suhu, satuannya 0 C

PERUBAHAN WUJUD ZAT

Kita kenal ada tiga wujud zat, yaitu : padat, cair, dan gas. Pada
umumnya semua zat pada suhu dan tekanan tertentu dapat berubah dari
satu wujud ke wujud yang lain.
Misalkan air ( H 2 O ) pada wujud padat berupa es, dalam wujud cair
berupa air, dan dalam wujud gas berupa uap.

62
Padat

menyublim
mencair
mengkristal
membeku

menguap
Gas
Cair
mengembun

Gambar 2. Skema perubahan wujud zat.

Jumlah kalor yang diperlukan untuk berubah wujud disebut kalor


peleburan, besar kalor peleburan :

Q = m.L

Q = kalor lebur = kalor beku, satuannya joule.


m = massa zat, satuannya kg.
L = kalor lebur, satuannya joule/kg.
Apabila dibuat grafik untuk perubahan wujud es (padat) menjadi air (cair)
dan kemudian menjadi uap (gas) dapat digambarkan sebagai berikut :
suhu (T 0 C )
UAP
100
mendidih

AIR

0
melebur

ES

Gambar 3. Perubahan wujud es-air-uap

63
ASAS BLACK
Jika ada dua macam zat yang berbeda suhunya dicampurkan atau
disentuhkan, maka zat yang suhunya lebih tinggi akan melepas kalor yang
sama banyaknya dengan kalor yang diserap oleh zat yang suhunya lebih
rendah.
Q lepas = Q serap

Kekekalan energi pada pertukaran kalor seperti persamaan di atas


pertama kali dikemukakan oleh Black seorang ilmuwan Inggris.

Soal :
Untuk mengerjakan soal berikut gunakan konstanta berikut :
Kalor lebur es 80 kal/gr; panas jenis es 0,5 kal/gr .0C; kalor
jenis air 1 kal/gr .0C; kalor uap air 540 kal/gr.

1. Untuk menaikkan suhu aluminium yang mempunyai massa 200 gram


dari 298 K menjadi 348 K diperlukan kalor 8400 joule. Tentukan kalor
jenis aluminium ….J.kg −1 K −1 .

2. Kalor lebur suatu zat 80 kal/gr, maka kalor yang diperlukan untuk
melebur 2 kg zat tersebut adalah … kalori.

3. Berapa kalor yang diperlukan untuk mengubah 10 gram es pada 0 0 C


menjadi air yang suhunya 20 0 C .

4. Berapa kalori yang dibutuhkan untuk menaikkan 10 gram es yang


suhunya –5 0 C menjadi uap yang suhunya 100 0 C .

5. 10 kg air yang suhunya 80 0 C dicampur dengan 5 kg air yang suhunya


20 0 C . Suhu akhir campuran adalah….

64
6. 100 gr es pada suhu 0 0 C dicampur dengan 200 gram air pada suhu
50 0 C . Jika suhu akhir campuran 10 0 C , tentukan kalor lebur es ?

PENGARUH KALOR DAN PERUBAHAN SUHU PADA SIFAT ZAT

1. Pemuaian Zat
Umumnya setiap bahan memuai bila mengalami kenaikan suhu,
pemuaian itu dialami oleh semua bagian bahan tersebut, namun arah
pemuaian sangat tergantung pada bentuk dan ukuran bagian-bagian
tersebut. Sebagai contoh rel kereta api akan cenderung bertambah
panjang bila memuai, sehingga dalam pemasangannya sambungan rel
dibuat agak renggang.
a. Pemuaian Panjang.
Menurut hasil percobaan, perubahan panjang ( ∆l ) bahan
dipengaruhi oleh panjang awal bahan ( L0 ) bahan dan perubahan

suhu ( ∆ t).
Sehingga disimpulkan : ∆L ≈ L0 .∆t
maka ∆L = α . L0 .∆t

atau Lt = L0 (1+ α . ∆t )

b. Pemuaian Luas.
Pertambahan luas yang dialami suatu benda luasan (keping tipis)
karena perubahan suhu disebut pemuaian luas, dirumuskan :
∆A = β . A0 .∆t
At − A0 = β . A0 .∆t
At = A0 (1 + β .∆t )

At = luas setelah mengalami pemanasan, satuannya m 2

A0 = luas benda sebelum pemanasan, satuannya m 2

65
β = koefisien muai luas satuannya K −1 dan β = 2α
∆t = perubahan suhu, satuannya K

c. Pemuaian Ruang
Zat yang berbentuk ruang tertentu, misalnya : kubus, balok, atau
bola bila dinaikkan suhunya, ukuran ruang (volume) akan
bertambah. Besar perubahan volume benda :
∆V = γ .V0 .∆t
Vt − V0 = γ .V0 .∆t
Vt = V0 (1 + γ .∆t )

Vt = volume benda setelah mengalami pemanasan, satuannya

m3
V0 = volume benda sebelum pemanasan, satuannya m 3

γ = koefisien muai volume satuannya K −1 dan γ = 3α atau


γ = 3 / 2 .β
∆t = perubahan suhu, satuannya K

d. Pemuaian Gas
Seperti halnya pemuaian pada zat cair, pada gas juga hanya
dikenal pemuaian volume. Besar perubahan volume gas memenuhi
persamaan :

∆V = γ .V0 .∆t

Nilai koefisien muai volum untuk semua gas, yaitu γ = 1


273 K

V0 ∆T
Sehingga : ∆V = 273 K

66
Eksperimen :
MUAI PANJANG

A. Tujuan Percobaan :
1. Menentukan pertambahan panjang batang.
2. Menentukan harga koefisien muai panjang logam.

B. Alat yang Digunakan :


1. Batang logam dengan penunjuk (alat muai panjang)
2. Pembakar Bunsen menggunakan spiritus
3. Mistar
4. Busur derajat

C. Susunan alat :

D. Jalannya Percobaan :
1. Siapkan alat muai panjang (jika mungkin tiga jenis batang logam).
2. Ukurlah panjang mula-mula dan suhu awal batang.
3. Bakarlah ketiga batang dengan pembakar bunsen.
4. Ukurlah sudut yang dibentuk jarum penunjuk dan suhu akhir
batang.
5. Lihat tabel/tanyakan pada pembimbing harga koefisien muai
panjang batang logam yang digunakan.
6. Bandingkan harga koefisien muai panjang hasil eksperimen dengan
harga yang tertera pada tabel.

67
Soal :
1. Sebatang rel kereta api panjangnya 10 m dan suhu awalnya 30 0 C .
Karena gesekan dengan roda kereta api suhu rel menjadi 60 0 C . Jika
koefisien muai panjang rel 1,1.10 −5 K −1 , tentukan jarak renggang
minimal yang aman pada tiap sambungan rel agar tidak mengalami
pembengkokan pada suhu 60 0 C ?

2. Sebuah batang logam mula-mula mempunyai panjang 1 m, setelah


dipanaskan hingga perubahan suhunya 100 K batang bertambah
panjang 1/5000. m . Koefisien muai panjang batang logam tersebut
adalah ….

3. Sebatang perak suhu awalnya 40 0 C dipanaskan sehingga suhunya


naik menjadi 90 0
C . Setelah diteliti ternyata batang perak tersebut
bertambah panjang 0,19 mm. Jika koefisien muai panjang perak
19.10 −6 0 C −1 . Berapakah panjang mula-mula batang perak ?

4. Keping tembaga panjang 10 cm, lebar 10 cm, dan suhunya 20 0 C . Bila


koefisien muai panjang tembaga 1,8.10 −5 K −1 . Berapakah luas keping
tersebut bila suhunya dinaikkan menjadi 80 0 C ?

5. Suatu balok besi berukuran 4 cm x 10 cm x 5 cm. Hitunglah perubahan


volume ketika temperaturnya dinaikkan dari 15 0
C ke 65 0
C !
(diketahui koefisien muai panjang besi 10 −5 / 0 C )

6. Suatu gas volumenya 27,3 liter, kemudian suhunya dinaikkan sebesar


20 K. Berapakah pertambahan volum gas tersebut ?

68

Anda mungkin juga menyukai