Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN

PRAKTIKUM FISIKA DASAR


PERCOBAAN K3
KALOR JENIS

Pelaksanaan Praktikum
Hari : Rabu Tanggal : 23 Oktober 2019 Jam : 13.00 – 14.40 WIB

Oleh :
FRISMA PUSPITA ARUM NIM : 081911133001
Kelompok :
1. AJENG PRAMESTI NIM : 081911133002
2. RIZKY MAHARANI PUTRI Y NIM : 081911133003

Dosen Pembimbing : Nurul Fitriyah S.Si., M.Sc.


Asisten Pendamping : Hani Fitriyatul Khilfiyah

LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS AIRLANGGA
1. TUJUAN

Menentukan harga air kalorimeter, kalor lebur es, dan kalor jenis tembaga.

2. DASAR TEORI
Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang
menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor berbeda
dengan suhu, karena suhu adalah ukuran dalam satuan derajat panas. Kalor
merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas baik yang diserap maupun dilepaskan
oleh suatu benda. Dari sisi sejarah kalor merupakan asal kata caloric ditemukan oleh
ahli kimia perancis yang bernama Antonnie laurent lavoiser (1743 – 1794). Kalor
memiliki satuan Kalori (kal) dan Kilokalori (Kkal). 1 Kal sama dengan jumlah panas
yang dibutuhkan untuk memanaskan 1 gram air naik 1 derajat celcius (Akbar, 2010).
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara
umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan
mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh
benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang
dikandung sedikit. Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor
yang dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor yaitu massa zat, jenis zat
(kalor jenis), perubahan suhu (Purnomo, 2008).
Kalor jenis(c) adalah sifat khas suatu zat yang menunjukkan
kemampuan zat tersebut dalam menyerap kalor. Kalor jenis didefinisikan sebagai
banyaknya kalor yang diperlukan atau dilepaskan untuk menaikkan atau menurunkan
suhu satu satuan massa zat itu sebesar satu satuan suhu. Untuk menaikkan suhu suatu
benda dari suhu awal (t1) ke suhu akhir(t2) atau suhu kesetimbangan diperlukan
sejumlah kalor. Banyaknya kalor Q yang diperlukan tergantung dari massa benda
(m), kalor jenis (c), serta perubahan suhunya ( ΔT ). Secara matematis dapat
ditulis :

Q= m.c. ΔT
……………………………………………….…………………………………….(1)

atau
………………….………………………………………………….(2)
Q
c=
m . ΔT
Keterangan :
Q adalah kalor yang dilepas atau yang diterima dengan satuan joule(J) atau
kalori(kal)
m adalah massa suatu zat (Kg atau gram)
ΔT adalah perubahan suhu ( K atau 0C), sedangkan c adalah besaran
karakteristik dari zat tersebut yang disebut kalor jenis. Kalor jenis dinyatakan dalam

J kkal
satuan kg o
C atau kg o
C yang secara fisis merupakan kalor yang diperlukan
untuk menaikkan suhu 1 kg suatu zat sebesar 1 K atau 1 oC.
Besarnya kalor jenis berbeda-beda untuk setiap jenis bahan atau zat. Pada
umumnya alat yang digunakan untuk menetukan kalor jenis suatu zat dalam
melakukan percobaan adalah kalorimeter. Beberapa jenis kalorimeter adalah antara
lain kalorimeter aluminium, kalorimeter elektrik, dan kalorimeter bom. Prinsip
penentuan kalor jenis dengan kalorimeter adalah dengan menggunakan teori asas
Black .
Pada tabel 1 di bawah ini merupakan nilai kalor jenis untuk berbagai zat yang
diukur pada tekanan konstan 1 atm dan pada temperature 20 0 C ( sumber : Giancoli,
jilid 1,edisi ke -5).

Kalor jenis(c)
0
kkal/kg C J/kg0C
N0 Zat
1 Aluminium 0,22 900
2 Kaca 0,20 840
3 Tembaga 0,093 390
4 Besi/baja 0,11 450
5 Timah Hitam 0,031 130
6 Perak 0,056 230
7 Marmer 0,21 860
8 Kayu 0,4 1700
9 Alkohol(ethyl) 0,58 2400
10 Air raksa 0,033 140
11 Air 1,00 4186
12 Es(-50C) 0,50 2100
14 Uap(1100) 0,48 2010
`15 Tubuh 0,83 3470
manusia(rata-rata)
16 Protein 0,4 1700
Tabel 1 : kalor jenis

Apabila pada peristiwa pertukaran kalor tidak terdapat kalor yang


hilang maka pernyataan asas Black akan berlaku, yaitu Jumlah kalor yang dilepas =
Jumlah kalor yang diterima. Secara metematis pernyataan dari asas Black dapat
ditulis dalam bentuk persamaan :

Qlepas = Qterima ………………..………..


……………………………………………..(3)

Pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan pada suatu
reaksi kimia dengan eksperimen disebut kalorimetri. Dengan menggunakan hukum
Hess, kalor reaksi suatu reaksi kimia dapat ditentukan berdasarkan data perubahan
entalpi pembentukan standar, energi ikatan dan secara eksperimen. Proses dalam
kalorimeter berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak ada energi yang lepas atau
masuk dari luar ke dalam kalorimeter (Petrucci,1987).
Termometer adalah alat untuk mengukur suhu. Termometer Merkuri adalah
jenis termometer yang sering digunakan oleh masyarakat awam. Merkuri digunakan
pada alat ukur suhu termometer karena koefisien muainya bisa terbilang konstan
sehingga perubahan volume akibat kenaikan atau penurunan suhu hampir selalu
sama. Alat ini terdiri dari pipa kapiler yang menggunakan material kaca dengan
kandungan Merkuri di ujung bawah. Untuk tujuan pengukuran, pipa ini dibuat
sedemikian rupa sehingga hampa udara. Jika temperatur meningkat, Merkuri akan
mengembang naik ke arah atas pipa dan memberikan petunjuk tentang suhu di sekitar
alat ukur sesuai dengan skala yang telah ditentukan. Skala suhu yang paling banyak
dipakai di seluruh dunia adalah Skala Celcius dengan poin 0 untuk titik beku dan poin
100 untuk titik didih (Skuler, 2007).
Dalam menetukan kalor jenis suatu logam secara eksperimental dengan
metode mencampur, logam sampel yang massanya diketahui dan yang telah
dipanaskan sampai suhu tertentu dicelupkan kedalam air yang massa diketahui
dengan suhu lebih rendah. Ketika tercapai kesetimbangan termal, maka air dalam
kalorimeter itu mendapat kalor yang dilepas oleh logam. Dengan persamaan azas
Black, maka keadaan ini dinyatakan dengan persamaan:

Qlepas = Qterima
Mc (T1 - T2) = (m + m1c1) (T2 – T3)
………..……………………………………(4)

Keterangan :

M= massa logam (gram)


T1 = suhu logam sebelum mencapai kesetimbangan (oC)
T2 = suhu kesetimbangan akhir (oC)
T3 = suhu awal air dan kalorimeter (oC)
m = massa air (gram)
m1 = massa cawan kalorimeter (gram)
kal
0
c = kalor jenis logam ( gr c )
kal
0
c1 = kalor jenis bahan pembuat cawan ( gr c )
3. ALAT DAN BAHAN :
1. Kalorimeter (lengkap) : a. Bejana kalorimeter bagian dalam
b. Bejana kalorimeter bagian luar
c. Pengaduk
d. Termometer
e. Penutup

2. Bejana didih
3. Tabung pemanas logam tembaga
4. Neraca torsi dan anak neraca
5. Kompor listrik
6. Gelas beaker
7. Potongan – potongan kecil kawat tembaga
8. Erlenmenyer pemanas air dengan selang plastik
9. Air

4. CARA KERJA :

A. Menentukan harga air kalorimeter :


1. Mengisi erlenmenyer dengan air kira – kira setengah bagian volume, dan
panaskan pada kompor hingga airnya mendidih
2. Menimbang bejana kalorimeter bagian dalam bersama pengaduknya (m1)
3. Mengisi bejana kalorimeter bagian dalam dengan air hingga seperempat
bagian volumenya lalu ditimbang bersama pengaduknya (m2). Sehingga
massa air = (m2-m1)
4. Memasukkan bejana kalorimeter ke dalam bejana pelindungnya lalu tutup
dan pasang termometenya.
5. Setelah kira – kira 1 menit, membaca suhu sistem tersebut pada
termometer (T1). Suhu ini merupakan suhu awal sistem, yaitu suhu
kalorimeter dan airnya.
6. Setelah air dalam erlenmenyer mendidih membuka sedikit tutup
kalorimeter, dan menuangkan sedikit air panas ke dalamnya hingga
volumenya mencapai setengah bagian volume lalu metutup kembali serta
mengaduk secara perlahan sambil mengamati kenaikkan suhu pada
termometer.
7. Mencatat suhu maksimum (Ta) yang merupakan suhu akhir
(kesetimbangan) antara kalorimeter, air, dan air panas.
8. Suhu air panas yang sedang mendidih dianggap 100 0 C (T2)
9. Mengambil bejana kalorimeter bagian dalam yang berisi air serta
pengaduknya lalu timbanglah (m3) sehingga massa air panas yang
dituangkan adalah (m3-m2)

B. Menentukan kalor lebur es :


1. Menimbang bejana kalorimeter bagian dalam yang berisi air sebanyak + ¾
bagian volumenya beserta pengaduknya (m4).
2. Memasukkan ke dalam bejana pelindung kalorimeter lalu tutup kemudian
pasang termometer serta baca suhunya setelah + 1 menit (T3).
3. Masukkan es ke dalamnya (suhu es mula – mula dianggap 00 C) lalu catat
suhu akhirnya (Ta1)
4. Menimbang bejana kalorimeter, air, air es, dan pengaduknya (m5).

C. Menentukan kalor jenis tembaga :


1. Melakukan langkah kerja tersebut di atas dengan menggunakan air kira –
kira ¼ bagian volume kalorimeter lalu menimbangnya (m6) dan mencatat
suhunya (T4).
2. Memasukkan semua potongan – potongan logam tembaga ke dalam
tabung pemanas, kemudian meletakkan di atas uap air dalam erlenmenyer
yang sedang mendidih kira – kira 15 menit. Dengan demikian suhu logam
dianggap = suhu air mendidih.
3. Masukkan semua logam tembaga tersebut ke dalam kalorimeter dan catat
suhu akhirnya (Ta11).
4. Menimbang kalorimeter bersama – sama air, logam, dan pengaduk, yang
ada di dalamnya (m1)

Said, Muh. 2014. Diktat Fisika Dasar 1. Makassar: UIN Press.


Halliday, Resnick, Walker. 2010.  Fisika Dasar. Erlangga: Jakarta.
Sutrisno. 1983. Fisika Dasar. Bandung : ITB.

Anda mungkin juga menyukai