Anda di halaman 1dari 27

P7: MENENTUKAN KONSTANTA JOULE

A. TUJUAN
1. Untuk menentukan angka kesetaraan panas dan tenaga, yaitu tetapan Joule.
2. Mengetahui prinsip dasar kalorimeter.
3. Mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi percobaan konstanta Joule
4. Memahami konsep fisis yang mendasari percobaan konstanta joule
5. Memahami proses perubahan energi listrik menjadi kalor.

B. ALAT DAN BAHAN

1. Kalorimeter dan lilitan pemanas 5. Pemutus arus


2. Voltmeter AC dan Amperemeter AC 6. Jam tangan
3. Transformator (Step Down) 7. Termometer
4. Tahanan geser atau Rheostat

C. TEORI DASAR
Tenaga dapat ditemui dalam berbagai bentuk. Perubahan dalam proses fisika sering
merupakan tenaga dari satu bentuk ke bentuk lainnya, misalnya perubahan tenaga
listrik menjadi tenaga panas, perubahan tenaga mekanis menjadi tenaga panas atau
sebaliknya. Kalau W adalah tenaga yang dinyatakan dalam Joule dan Q adalah jumlah
panas yang timbul sebagai lepasan dan dinyatakan dalam kalori maka angka
kesetaraanya atau tetapan Joule (J) dinyatakan:

J = W/Q Joule/kalori (1)

Apabila sejumlah air yang massanya (Ma), suhunya (ta), berada dalam sebuah
kalorimeter yang harga terima kalornya (H= Mk.Ck), dipanaskan sampai mencapai
suhu tm, maka jumlah panas yang diterima oleh air dan kalorimeter adalah:

Q = (M+H)(tm-ta) kalori (2)

Jumlah panas tersebut dapat merupakan lesapan tenaga listrik atau tenaga mekanis.
Tahanan pada suatu rangkaian listrik ada kesamaan sifat dengan gesekan pada sistem
mekanis. Dengan adanya arus listrik melewati suatu tahanan maka suhu tahanan ini
akan naik, sebagai akibat dari lesapan tenaga listrik. Tenaga lesapan ini dinyatakan
dalam persamaan berikut:

W = V . I . t Joule (3)
V = beda tegangan antara kedua ujung tahanan (Volt)
I = arus yang melewati tahanan tersebut (Ampere)
t = selang waktu yang menyatakan lamanya tahanan dilewati arus (detik)
Pada percobaan ini sejumlah air dimasukkan ke dalam kalorimeter, kemudian sebuah
lilitan pemanas dicelupkan ke dalamnya, sehingga apabila lilitan ini dialiri listrik yang
cukup besar maka timbul lah panas yang mampu menaikkan suhu air, misalnya dari ta
menjadi tm jumlah panas yang diperlukan untuk itu dinyatakan oleh persamaan (2).
Dengan demikian tetapan Joule dapat dihitung dari persamaan berikut:

J = V.I.T Joule/kalori (4)


(Ma+H)(tm-ta)

Susunan alat-alat pada percobaan ini dapat dilihat pada gambar 1 berikut:

Gambar 1. Rangkaian Percobaan

Konstanta Joule merupakan percobaan Joule yang menemukan kesamaan (ekivalensi) antara
kerja mekanikal terhadap jumlah perpindahan panas (mechanical equivalent of heat).
Semua energi, apakah itu energi listrik, energi kalor, energi kinetik, energi potensial, energi
cahaya, energi bunyi dan sebagainya, dalam SI memiliki satuan yang sama yaitu joule
(disingkat J) dan dimensinya adalah [M][L]²[T]-2

Satuan kalor jenis = J/(kg K) = J kg-1 K-1


Dimensi kalor jenis = [L]²[T]-2[θ]-1
Hasil percobaan Joule,
1 kalori perpindahan panas (energi termal) = 4,184 N-m kerja mekanikal.
Maka, konstanta Joule adalah 4,184 J / kalori karena 1 N-m dikenal juga sebagai Joule (J)

dengan :
Na = nilai air kalorimeter
V = tegangan listrik (Volt)
t = waktu (detik) 
Ca = kalor jenis air
Ma = massa air dalam calorimeter
I = arus listrik (Ampere)
T = perubahan suhu dalam oC
KALORIMETER
Kalorimeter merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang
terlibat dalam suatu perubahan atau reaksi kimia.
Hukum pertama termodinamika menghubungkan perubahan suhu. Pada kalorimeter terjadi
perubahan energi dari energi listrik menjadi energi lain yang sesuai dengan hukum kekekalan
energi yang menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan.
Prinsip kerja kalorimeter adalah mengalirkan arus listrik pada kumparan kawat penghantar
yang dimasukkan kedalam air suling. Pada waktu bergerak dalam kawat penghantar
pembawa muatan bertumbukan dengan atom logam dan kehilangan energi. Akibatnya
pembawa muatan dengan kecepatan konstan yang sebanding dengan kuat medan listriknya.
Tumbukan oleh pembawa muatan akan menyebabkan logam yang dialiri arus listrik
memperoleh energi yaitu energi kalor.
KALOR
Kalor adalah bentuk energi yang mengalir atau berpindah karena adanya
perbedaan temperatur atau suhu.
Besar kenaikan suhu sebanding dengan banyaknya kalor yang diterima dan berbanding
terbalik dengan massa zat dan kalor jenis zat.
sesuai persamaan Q = m.c.∆T
Dengan :
Q = jumlah kalor yang diterima
m = massa zat
∆T = perubahan suhu
c = kalor jenis benda.
kalor jenis yaitu banyaknya kalor yang diperlukan suatu zat untuk menaikkan suhu 1 kg zat
tersebut sebesar 1oC.
Kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu kalorimeter sebesar 1oC pada air dengan massa
1 gram disebut tetapan kalorimeter.
Dalam proses ini berlaku asas black yaitu Qlepas = Qditerima.

TERMODINAMIKA
Sedangkan hubungan kuantitatif antara kalor dan energi bentuk lain disebut termodinamika.
Termodinamika dapat didefinisikan sebagai cabang kimia yang menangani hubungan kalor,
kerja dan bentuk lain energi dengan kesetimbangan dalam reaksi kimia dan dalam perubahan
keadaan.
Hukum pertama termodinamika menghubungkan perubahan energi dalam suatu proses
termodinamika dengan jumlah kerja yang dilakukan pada sistem dan jumlah kalor yang
dipindahkan ke sistem. Hukum kedua termodinamika membahas tentang reaksi spontan dan
tidak spontan.
Reaksi spontan merupakan reaksi yang berlangsung tanpa pengaruh luar.
Reaksi tidak spontan tidak akan terjadi jika tidak ada pengaruh luar.
Hukum ketiga termodinamika menyatakan bahwa entropi dari suatu benda akan meningkat
jika suhu ditingkatkan sedikit diatas 0oC dan entropi mutlak selalu mempunyai nilai positif.
KAPASITAS PANAS
Kapasitas panas merupakan jumlah panas yang diperlukan untuk mengubah temperatur suatu
benda 1 oC.
Kapasitas panas bersifat ekstensif yang artinya bahwa jumlahnya tergantung dari besar
sampel.
Sifat intensif yang berhubungan dengan kapasitas panas adalah kalor jenis (panas spesifik)
yang didefinisikan sebagai jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 gram zat
sebesar 1 oC. untuk air panas spesifiknya 4,18 J/goC. Kebanyakan zat mempunyai panas
spesifik lebih kecil dari air. Besarnya panas spesifik untuk air disebabkan karena adanya
sedikit pengaruh dari laut terhadap cuaca.
Adapun panas spesifik beberapa zat saat suhu 25oC dan tekanan atmosfer.
Panas spesifik
Zat o
J/kg C Cal/goC
Aluminium 900 0,215
Emas 129 0,0308
Perak 234 0,056
Tembaga 387 0,092
Padatan Besi 448 0,107
Kaca 837 0,200
o
Es batu (-5 C) 2090 0,50
Padatan Kuningan 380 0,092
lainnya Kayu 1700 0,41
Alkohol 2400 0,58
Cairan Air 4186 1,00
Gas Uap 2010 0,48

Kalor adalah bentuk energi yang mengalir atau berpindah karena adanya perbedaan
temperatur atau suhu. Bila dua sistem yang suhunya berbeda beda bersentuhan satu sama
lain. Maka suhu akhir yang dicapai oleh kedua sistem tersebut berada di antara dua suhu
permukaan tersebut. Selanjutnya dinyatakan saja bahwa peubahan suhu adalah ”sesuatu”
dari sebuah benda pada suatu suhu yang lebih tinggi ke sebuah benda pada suatu suhu
yang lebih rendah dan “sesuatu” ini kita namakan kalor. Jadi kalor berpindah dari benda
yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya rendah.Jadi secara umum kalor adalah sebuah
bentuk energi dan bukan merupakan sebuah zat. Besar kenaikan suhu sebanding dengan
banyaknya kalor yang diterima dan berbanding terbalik dengan masa zat dan kalor jenis
zat.
Hubungan kuantitatif antara kalor dan energi bentuk lain disebut termodinamika.
Termodinamika dapat didefinisikan sebagai cabang kimia yang menangani hubungan
kalor, kerja dan bentuk lain energi dengan kesetimbangan dalam reaksi kimia dan dalam
perubahan keadaan.1

Hukum pertama termodinamika menghubungkan perubahan energi dalam suatu


proses termodinamika dengan jumlah kerja yang dilakukan pada sistem dan jumlah kalor
yang dipindahkan ke sistem. Hukum kedua termodinamika membahas tentang reaksi
spontan dan tidak spontan. Proses spontan merupakan reaksi yang berlangsung tanpa
pengaruh luar. Sedangkan reaksi tidak spontan tidak akan terjadi jika tidak ada pengaruh
luar. Hukum ketiga termodinamika menyatakan bahwa entropi dari suatu benda akan

1
Tim Dosen Fisika Dasar, 2013.
2
Tippler, A paul. 1998. Fisika untuk sains dan Teknik Jilid 1.
meningkat jika suhu ditingkatkan sedikit diatas 0oC dan entropi mutlak selalu mempunyai
nilai positif.
Bila kumparan pemanas kalorimeter dialiri arus listrik, maka panas yang ditimbulkan
oleh kumparan akan diterima oleh air, termometer, dan tabung kalorimeter.
Energi listrik (W) yang digunakan oleh alat dengan beda potensial V dan arus listrik I
selama selang waktu t adalah :

W=VIt

Sedangkan panas (Q) yang ditimbulkan yaitu sebesar :

Q= H (T2 – T1 )

Dengan H merupakan nilai air kalorimeter, T1 adalah suhu awal air dalam kalorimeter dan
T2 adalah suhu akhir air dalam kalorimeter.

Konstanta Joule merupakan percobaan Joule yang menemukan kesamaan (ekivalensi)


antara kerja mekanikal terhadap jumlah perpindahan panas (mechanical equivalent of
heat). Semua energi, apakah itu energi listrik, energi kalor, energi kinetik, energi potensial,
energi cahaya, energi bunyi dan sebagainya, dalam SI memiliki satuan yang sama yaitu
joule (disingkat J) dan dimensinya adalah [M][L]²[T]-2.
Kalorimeter merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang
terlibat dalam suatu perubahan atau reaksi kimia. Hukum pertama termodinamika
menghubungkan perubahan suhu.
Pada kalorimeter terjadi perubahan energi dari energi listrik menjadi energi lain yang
sesuai dengan hukum kekekalan energi yang menyatakan bahwa energi tidak dapat
diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan.
Prinsip kerja kalorimeter adalah mengalirkan arus listrik pada kumparan kawat
penghantar yang dimasukkan kedalam air suling. Pada waktu bergerak dalam kawat
penghantar pembawa muatan bertumbukan dengan atom logam dan kehilangan energi.
Akibatnya pembawa muatan dengan kecepatan konstan yang sebanding dengan kuat
medan listriknya. Tumbukan oleh pembawa muatan akan menyebabkan logam yang dialiri
arus listrik memperoleh energi yaitu energi kalor.
Tara kalor listrik (konstanta Joule) didefinisikan sebagai perbandingan antaraenergi
listrik yang digunaka2n dengan kalor yang ditimbulkan. Satuan untuk nilai tarakalor listrik
adalah joule/kalori. Teori yang melandasi tentang tara kalor listrik adalah Hukum Joule dan
Asas Black.

3
Zemainsky, Sears. 2006. Fisika Universitas Jilid 1
4
Hikam, M, Prasetyo.2005. Eksperimen Fisika Dasar Untuk Universitas.
5
Moningka.J.B. 2014. Penuntun Praktikum Fisika Dasar II
D. CARA KERJA
1. Pasanglah rangkaian listrik sesuai dengan gambar di atas. Jangan
menghubungkan dengan sumber arus sebelum diperiksa oleh asisten.
2. Setelah diperiksa, hubungkanlah rangkaian dengan sumber arus AC; tutuplah
pemutus arus dan aturlah tahanan geser sehingga terbaca arus yang cukup
besar, setelah itu pemutus dibuka lagi.
3. Timbanglah kalorimeter kosong. Kemudian isikan air secukupnya, sehingga
lilitan pemanas dapat tercelup semua. Kemudian kalorimeter yang berisi air
ditimbang lagi; dengan demikian massa air dapat dihitung.
4. Dinginkanlah kalorimeter di dalam lemari es atau termos es, sampai suhunya
turun beberapa derajat di bawah suhu ruangan.
5. Pasanglah kalorimeter pada tempatnya, aduklah pelan-pelan sampai suhu awal
yang diinginkan tercapai. Pertukaran kalor disekelilingnya tak dapat dihindari.
Tetapi hal ini dapat diperkecil, misalnya dengan memulai percobaan ini
dengan suhu awal lebih rendah dari suhu ruangan dan mengakhiri pada suhu
yang lebih tinggi dari suhu ruangan dengan selisih suhu yang sama, misalnya:
Suhu ruangan = 30°C. Bila percobaan dimulai dari suhu 29°C, maka
percobaan diakhiri dengan suhu 31°C.
6. Pada saat suhu awal yang diinginkan tercapai tutuplah pemutus arus (pada saat
jarum detik arloji menunjuk nol). Catatlah beda potensial V dan arus I tiap 30
detik. Selama pengamatan penunjukkaan Amperemeter diusahakan konstan.
Apabila terjadi penurunan/kenaikan, rheostat digeser sampai penunjukkan
Amperemeter kembali seperti semula. Air dalam kalorimeter senantiasa
diaduk perlahan-lahan.
7. Setelah suhu akhir yang dikehendaki tercapai bukalah pemutus arus dan
catatlah waktu yang ditentukan. Catat pula suhu akhirnya.
8. Ulangi langkah 3 s/d 7 dengan mengambil massa air yang beda.

E. PERHITUNGAN
1. Carilah nilai kesetaraan panas dan tenaga berdasarkan pengamatan Anda
2. Hitunglah berapa tetapan Joule (dengan kesalahannya)
3. Carilah tetapan Joule yang sudah standar pada buku-buku Fisika
4. Apakah tetapan standar itu berada di daerah perhitungan Anda? Jika tidak,
5. jelaskan mengapa bisa terjadi demikian, jelaskan alasannya!
F. PERTANYAAN
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kapasitas kalor jenis
2. Bila air bermassa 250 gr bersuhu 28°C dimasukkan ke dalam bejana,
kemudian diberi aliran listrik melalui lilitan kawat berdaya 60 watt selama 2
menit. Bila hanya air yang menyerap kalor berapa suhu air sekarang.

JAWABAN TUGAS PENDAHULUAN

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kapasitas kalor jenis?

 Kapasitas kalor adalah kemampuan suatu zat untuk menerima kalor atau melepas
kalor untuk menaikkan atau menurunkan suhu benda sebesar 1°C atau 1 K.
Jadi jika kalor yang dibutuhkan sebesar Q untuk menaikkan suhu benda sebesar 1°C
maka kapasitas kalor (C) benda tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
𝑄
𝐶=
[T − T₀]

Hubungan antara kapasitas kalor dengan kalor jenis adalah kapasitas kalor merupakan
perkalian massa dengan kalor jenis
C = mc

Kapasitas kalor ada untuk benda yang tidak dapat diketahui massanya.

2. Bila air bermassa 250 gr bersuhu 28 C dimasukan kedalam bejana, kemudian


diberi aliran listrik melalui lilitan kawat berdaya 60 watt selama 2 menit. Bila
hanya air yang menyerap kalor berapa suhu air sekarang?
 Dik : m = 250 gr
T₀ = 28 °C
P = 60 Watt
t = 2 menit = 120 s
Pair= 4,2 J/gK
Dit : T……?
Jawab :
Q = P.t
mc (T − T₀) = P.t
250.4,2 (T−28) = 60.120
1050 T −29400= 7200
7200 + 29400 = 1050 T
36600 = 1050 T
T = 34,857
T = 34,9°C
TABEL PENGAMATAN

Massa Air V I TA TM T
G. PENGOLAHAN DATA

 Untuk Massa Air = 174.01 gram (0.1740 kg)


a. Data Jamak
 Tegangan (Volt)

X X2
10.5 110.25
10.5 110.25
10.5 110.25
10.5 110.25
10.5 110.25
10.7 114.49
10.7 114.49
10.7 114.49
10.7 114.49
10.7 114.49
10.7 114.49
10.7 114.49
10.7 114.49
10.7 114.49
10.7 114.49
10.8 116.64
10.8 116.64
10.8 116.64
10.8 116.64
10.8 116.64
ΣX = 213.5 ΣX2 = 2279.35

X̅ = 10.675 X̅ = 113.9675

1 20(2279.35) − (213.5)2
∆X = √
20 19

1 45587−44582.25
∆X = 20 √ 19
1
∆X = 20 √0.25

∆X = 0.025 V

0.025 V
Ksr = 10.675 V × 100%

Ksr = 0.2342 % (4AP)

X = (10.675 ± 0.025) V

 Arus (Ampere)

X X2
1.001 1.002001
1 1
0.999 0.998001
1.002 1.004004
1.003 1.006009
1.007 1.014049
1.006 1.012036
0.997 0.994009
0.994 0.988036
0.993 0.986049
0.976 0.952576
0.964 0.929296
0.965 0.931225
0.963 0.927369
0.961 0.923521
0.948 0.898704
0.949 0.900601
0.95 0.9025
0.945 0.893025
0.94 0.8836
ΣX = 19.563 ΣX2 = 19.14661
X̅ = 0.97815 X̅ = 0.957331

1 20(19.14661) − (19.563)2
∆X = √
20 19

1 382.9322−382.7110
∆X = 20 √ 19

1
∆X = 20 √0.0116

∆X = 5.395 × 10−3 A

5.395×10−3 A
Ksr = × 100%
0.978 A

Ksr = 0.5517 % (4AP)

X = (0.978 ± 0.005) A

 Suhu Akhir (Tt)

X X2
27.5 756.25
27.5 756.25
27.5 756.25
28 784
28 784
28 784
28 784
28.5 812.25
28.5 812.25
28.5 812.25
29 841
29 841
29 841
29 841
29.5 870.25
29.5 870.25
29.5 870.25
30 900
30 900
30 900
ΣX = 574.5 ΣX2 = 16516.25

X̅ = 28.725 X̅ = 825.8125
1 20(16516.25)−(574.5)2
∆X = 20 √ 19

1 330325−330050.25
∆X = 20 √ 19

1
∆X = 20 √14.4605

∆X = 0.1901 °C

0.1901 °C
Ksr = × 100%
28.725 °C

Ksr = 0.6619 % (4AP)


X = (28.725 ± 0.19) °C

b. Data Tunggal
 Massa Kalorimeter Kosong = 199.39 gram = 0.19939 kg
10−2 g × 1 kg
Nst Neraca O’haus = = 10-5 kg
103 g
1
∆X = × Nst
2
1
∆X = × 10−5 kg
2

∆X = 5 × 10−6 kg
5× 10−6 kg
Ksr = × 100%
0.19939 kg

Ksr = 0.00251 % (3AP)


X = (0.19939 ± 5 × 10−6 ) kg

 Massa Air = 174.01 gram = 0.1740 kg

10−2 g × 1 kg
Nst Neraca O’haus = = 10-5 kg
103 g

1
∆X = × Nst
2

1
∆X = × 10−5 kg
2

∆X = 5 × 10−6 kg

5× 10−6 kg
Ksr = × 100%
0.1740 kg

Ksr = 0.00287 % (3AP)

X = (0.1740 ± 5 × 10−6 ) kg

 Suhu Awal
T0 = 27°C
Nst termometer = 0.1°C

1
∆X = × Nst
2

1
∆X = × 0.1°C
2
∆X = 0.05°C

0.05°C
Ksr = × 100%
27°C

Ksr = 0.1852 % (4AP)

X = (27 ± 0.05)°C

 Waktu
t = 120 sekon
Nst stopwatch = 1 sekon

1
∆X = × Nst
2

1
∆X = × 1s
2

∆X = 0.5 s

0.5 s
Ksr = × 100%
120 s

Ksr = 0.4167 % (4AP)

X = (120 ± 0.5) sekon

 Untuk Massa Air = 162.21 gram (0.1622 kg)


a. Data Jamak
 Tegangan (Volt)

X X2
10.7 114.49
10.7 114.49
10.7 114.49
10.7 114.49
10.7 114.49
10.8 116.64
10.8 116.64
10.8 116.64
10.8 116.64
10.8 116.64
10.6 112.36
10.6 112.36
10.6 112.36
10.6 112.36
10.6 112.36
10.6 112.36
10.6 112.36
10.6 112.36
10.6 112.36
ΣX = 202.9 ΣX2 = 2166.89

X̅ = 10.67895 X̅ = 114.0468

1 20(2166.89) − (202.9)2
∆X = √
20 19

1 43337.8−41168.41
∆X = 20 √ 19

1
∆X = 20 √114.1784

∆X = 0.5343 V

0.5343 V
Ksr = 10.679 V × 100%

Ksr = 5.0030 % (4AP)

X = (10.679 ± 0.5) V

 Arus (Ampere)

X X2
0.985 0.970225
0.985 0.970225
0.985 0.970225
0.985 0.970225
0.985 0.970225
0.962 0.925444
0.962 0.925444
0.962 0.925444
0.962 0.925444
0.962 0.925444
0.967 0.935089
0.967 0.935089
0.967 0.935089
0.967 0.935089
0.967 0.935089
0.985 0.970225
0.985 0.970225
0.985 0.970225
0.985 0.970225
ΣX = 18.51 ΣX2 = 18.03469

X̅ = 0.974210526 X̅ = 0.949194

1 20(18.0347) − (18.51)2
∆X = √
20 19

1 360.694−342.6201
∆X = 20 √ 19

1
∆X = 20 √0.9513

∆X = 0.0488 A

0.0488 A
Ksr = × 100%
0.974 A

Ksr = 5.0070 % (4AP)

X = (0.974 ± 0.049) A
 Suhu Akhir (Tt)

X X2
26.5 702.25
26.5 702.25
27 729
27 729
27 729
27.5 756.25
27.5 756.25
28 784
28 784
28 784
28.5 812.25
28.5 812.25
29 841
29 841
29 841
29.5 870.25
29.5 870.25
30 900
30 900
ΣX = 536 ΣX2 = 15144

X̅ = 28.21053 X̅ = 797.0526

1 20(15144) − (536)2
∆X = √
20 19

1 302880−287296
∆X = 20 √ 19

1
∆X = 20 √820.2105

∆X = 1.4320 °C
1.4320 °C
Ksr = 28.2105 °C × 100%

Ksr = 5.076 % (4AP)

X = (28.21 ± 1.43) °C

b. Data Tunggal
 Massa Kalorimeter Kosong = 199.39 gram = 0.19939 kg
10−2 g × 1 kg
Nst Neraca O’haus = = 10-5 kg
103 g
1
∆X = × Nst
2
1
∆X = × 10−5 kg
2

∆X = 5 × 10−6 kg
5× 10−6 kg
Ksr = × 100%
0.19939 kg

Ksr = 0.00251 % (3AP)


X = (0.19939 ± 5 × 10−6 ) kg

 Massa Air = 162.21 gram = 0.1622 kg

10−2 g × 1 kg
Nst Neraca O’haus = = 10-5 kg
103 g

1
∆X = × Nst
2

1
∆X = × 10−5 kg
2

∆X = 5 × 10−6 kg

5× 10−6 kg
Ksr = × 100%
0.1622 kg

Ksr = 0.00308 % (3AP)

X = (0.1622 ± 5 × 10−6 ) kg
 Suhu Awal
T0 = 26°C
Nst termometer = 0.1°C

1
∆X = × Nst
2

1
∆X = × 0.1°C
2

∆X = 0.05°C

0.05°C
Ksr = × 100%
26°C

Ksr = 0.1923 % (4AP)

X = (26 ± 0.05)°C
 Waktu
t = 120 sekon
Nst stopwatch = 1 sekon

1
∆X = × Nst
2

1
∆X = × 1s
2

∆X = 0.5 s

0.5 s
Ksr = × 100%
120 s

Ksr = 0.4167 % (4AP)

X = (120 ± 0.5) sekon

Percobaan 1 (massa air = 174.01 gram)

J J
H = mk × CK = 0.19939 kg × 900 ⁄kg℃ = 179.451 ⁄℃
2 2 −6 )
H × ( ∆mk ) 179.451× ( ×5×10 J
∆H = √ 3
=√ 3
= 10.9377 ⁄℃
∆mk 5×10−6

∆H 10.9377
Ksr = × 100% = × 100% = 6.0951% (5AP)
H 179.451

J
H = H ± ΔH = 179.451 ± 10.9 ⁄℃

2
∂J 2 I×t 2 0.978 A×120 s
(∂V) = ((m ) = ( J ) = 0.1435 J
a +H)(∆T) (0.1740 kg+179.451 ⁄℃)(28.725℃−27℃)

2
∂J 2 V×t 2 10.675 V×120 s
(∂I) = ((m ) = ( J ) = 17.0917 J
a +H)(∆T) (0.1740 kg+179.451 ⁄℃)(28.725℃−27℃)

2
∂J 2 I×V 2 0.978 A×10.675 V
(∂t) = ((m ) = ( J ) = 1.1353 × 10−3 J
a +H)(∆T) (0.1740 kg+179.451 ⁄℃)(28.725℃−27℃)

2
2 2
∂J V×I×t×∆T 10.675 V ×0.978 A×120 s×(28.725℃−27℃)
(∂m ) = (− 2 ) = (− 2 ) = 5.0668 ×
a ((ma +H)(∆T)) ((0.1740 kg+179.451 J⁄℃)(28.725℃−27℃))

10−4 J

2
2
∂J 2 V×I×t×∆T 10.675 V ×0.978 A×120 s×(28.725℃−27℃)
(∂H) = (− 2 ) = (− 2 ) = 5.0668 ×
((ma +H)(∆T)) ((0.1740 kg+179.451 J⁄℃)(28.725℃−27℃))

10−4 J

2
2 2
∂J V×I×t 10.675 V ×0.978 A×120 s
(∂T ) = (− 2 ) = (− 2 ) = 1.7028 ×
t ((ma +H)(∆T)) ((0.1740 kg+179.451 J⁄℃)(28.725℃−27℃))

10−4 J

2
2 2
∂J V×I×t 10.675 V ×0.978 A×120 s
(∂T ) = ( 2 ) =( 2 ) = 1.7028 × 10−4 J
0 ((ma +H)(∆T)) ((0.1740 kg+179.451 J⁄℃)(28.725℃−27℃))

∂J 2 ∂J 2 ∂J 2 2 2 ∂J 2 2 2 ∂J 2 2 2
(∂V) (∆V)2 + (∂I) (∆I)2 + (∂t) (3 ∆t) + (∂m ) (3 ∆ma ) + (∂H) (3 ∆H)
a
∆J = √
∂J 2 ∂J 2 2 2
+ (∂T ) (∆Tt )2 + (∂T ) (3 ∆T0 )
t 0
(0.1435 J)(6.25 × 10−4 V) + (17.0917 J)(2.9106 × 10−5 A) + (1.1353 × 10−3 J)
(0.1111 s) +
∆J =
(5.0668 × 10−4 J)(1.11 × 10−11 kg) + (5.0668 × 10−4 J) (53.1703 J⁄℃)
√ +(1.7028 × 10−4 J)(0.0361℃) + (1.7028 × 10−4 J)(1.11 × 10−3 ℃)

∆J = 0.1663 J/Kal

W j VIt 10.675 V ×0.978 A×120 s


J= = kal = (m = 0.1740 = 4.0433 J/Kal
Q a +H)(∆T) ( J )(28.725℃−27℃)
kg+179.451 ⁄℃

∆J 0.1663
Ksr = × 100% = × 100% = 4.1130% (3AP)
J 4.0433

𝐉
𝐉 = 𝐉 ± ∆𝐉 = 𝟒. 𝟎𝟒𝟑𝟑 ± 𝟎. 𝟏𝟕 ⁄𝐊𝐚𝐥

Percobaan 2 (massa air = 162.21 gram)

J J
H = mk × CK = 0.19939 kg × 900 ⁄kg℃ = 179.451 ⁄℃

2 2
H × ( ∆mk ) 179.451× ( ×5×10−6 ) J
∆H = √ 3
=√ 3
= 10.9377 ⁄℃
∆mk 5×10−6

∆H 10.9377
Ksr = × 100% = × 100% = 6.0951% (6AP)
H 179.451

J
H = H ± ΔH = 179.451 ± 10.9 ⁄℃

2
∂J 2 I×t 2 0.974 A×120 s
(∂V) = ((m ) = ( J ) = 0.0867 J
a +H)(∆T) (0.1622 kg+179.451 ⁄℃)(28.2105℃−26℃)

2
∂J 2 V×t 2 10.679 V×120 s
(∂I) = ((m ) = ( J ) = 10.4176 J
a +H)(∆T) (0.1622 kg+179.451 ⁄℃)(28.2105℃−26℃)

2
∂J 2 I×V 2 0.974 A×10.679 V
(∂t) = ((m ) = ( J ) = 6.8631 × 10−4 J
a +H)(∆T) (0.1622 kg+179.451 ⁄℃)(28.2105℃−26℃)

2
2 2
∂J V×I×t×∆T 10.679 V×0.974 A×120 s×(28.2105℃−26℃)
( ) = (− 2 ) = (− 2 ) = 3.0634 ×
∂ma ((ma +H)(∆T)) ((0.1622 kg+179.451 J⁄℃)(28.2105℃−26℃))

10−4 J
2
2
∂J 2 V×I×t×∆T 10.679 V×0.974 A×120 s×(28.2105℃−26℃)
(∂H) = (− 2 ) = (− 2 ) = 3.0634 ×
((ma +H)(∆T)) ((0.1622 kg+179.451 J⁄℃)(28.2105℃−26℃))

10−4 J

2
2 2
∂J V×I×t 10.679 V×0.974 A×120 s
(∂T ) = (− 2 ) = (− 2 ) = 6.2694 ×
t ((ma +H)(∆T)) ((0.1622 kg+179.451 J⁄℃)(28.2105℃−26℃))

10−5 J

2
2 2
∂J V×I×t 10.679 V×0.974 A×120 s
(∂T ) = ( 2 ) =( 2 ) = 6.2694 × 10−5 J
0 ((ma +H)(∆T)) ((0.1622 kg+179.451 J⁄℃)(28.2105℃−26℃))

∂J 2 ∂J 2 ∂J 2 2 2 ∂J 2 2 2 ∂J 2 2 2
(∂V) (∆V)2 + (∂I) (∆I)2 + (∂t) (3 ∆t) + (∂m ) (3 ∆ma ) + (∂H) (3 ∆H)
a
∆J = √
∂J 2 ∂J 2 2 2
+ (∂T ) (∆Tt )2 + (∂T ) (3 ∆T0 )
t 0

(0.0867 J)(0.2855 V) + (10.4176 J)(2.3814 × 10−3 A) + (6.8631 × 10−4 J)


(0.1111 s) +
∆J =
(3.0634 × 10−4 J)(1.11 × 10−11 kg) + (3.0634 × 10−4 J) (53.1703 J⁄℃)
√ +(6.2694 × 10−5 J)(0.9114℃) + (6.2694 × 10−5 J)(1.11 × 10−3 ℃)

∆J = 0.0660 J/Kal

W j VIt 10.679 V×0.974 A×120 s


J= = kal = (m = J = 3.1437 J/Kal
Q a +H)(∆T) (0.1622 kg+179.451 ⁄℃)(28.2105℃−26℃)

∆J 0.0660
Ksr = × 100% = × 100% = 2.0994% (5AP)
J 3.1437

𝐉
𝐉 = 𝐉 ± ∆𝐉 = 𝟑. 𝟏𝟒𝟑𝟕 ± 𝟎. 𝟎𝟕 ⁄𝐊𝐚𝐥

H. PERHITUNGAN

Pada percobaan kali ini didapatkan nilai kesetaraan panas dan energi yakni,
a. Percobaan 1 (massa air = 174.01 gram)
W = VIt = 10.675 V × 0.978 A × 120 s = 1252.818 Joule

J
Q = (ma + H)(∆T) = (0.1740 kg + 179.451 ⁄℃) (28.725℃ − 27℃) =

309.8531 Kal

b. Percobaan 2 (massa air = 162.21 gram)


W = VIt = 10.679 V × 0.974 A × 120 s = 1248.1615 Joule
J
Q = (ma + H)(∆T) = (0.1622 kg + 179.451 ⁄℃) (28.2105℃ − 26℃) =

397.0350 Kal

Dan juga didapatkan tetapan joule dengan ketidakpastian yakni,

a. Percobaan 1 (massa air = 174.01 gram)


J
J = J ± ∆J = 4.0433 ± 0.17 ⁄Kal
b. Percobaan 2 (massa air = 162.21 gram)
J
J = J ± ∆J = 3.1437 ± 0.07 ⁄Kal

Nilai tetapan Joule yang terdapat pada literatur adalah untuk 1 kalori = 4.1868 Joule dan 1
Joule = 0.24 kalori. ()

Berdasarkan hasil percobaan yang kami lakukan, nilai tetapan Joule tidak berada dalam
daerah perhitungan tetapan standar Joule. Hal tersebut dikarenakan, karena adanya kesalahan
dalam melakukan percobaan.

JAWABAN TUGAS AKHIR

Tidak ada tugas akhir.

ANALISA DATA
Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan kesetaraan panas dan tenaga yaitu
Konstanta Joule. Setelah dilakukan percobaan, didapatkan data awal, yaitu kuat arus dan
tegangan dalam selang waktu tertentu sampai suhu mencapai 3oC lebih tinggi dari suhu
ruangan (29oC). Pada percobaan pertama dengan massa air 174,01 gram. Pada percobaan
kedua dengan massa air 162,21 gram. Waktu yang dibutuhkan semakin lama karena faktor
massanya, semakin banyak massa maka akan semakin lama pula suhu air untuk naik. Kalor
yang dibutuhkan juga semakin besar jika massanya bertambah.
Menurut Asas Black : "kalor yang dilepaskan oleh suatu benda adalah sama dengan
kalor yang diterima oleh benda lainnya". Percobaan pertama menggunakan asas tersebut,
pada saat air panas bercampur dengan air dingin terjadi perpindahan kalor di dalam
kalorimeter dari air yang temperatur lebih tinggi ke air yang bertemperatur lebih rendah. Pada
saat suhu kesetimbangan tercapai, kalor yang dilepaskan sama dengan kalor yang diterima.

Karena panas jenis air praktis konstan meliputi jangkauan temperatur yang lebar,
kalor jenis sebuah benda dapat diukur dengan memanaskan benda sampai suatu temperatur
tertentu yang mudah diukur, dengan menempatkannya dalam bejana air yang massa dan
temperaturnya diketahui, dan dengan mengukur temperatur kesetimbangan air. Jika sistem
terisolasi dari sekitarnya, maka panas yang keluar dari benda sama dengan panas yang masuk
ke air dan wadahnya. Prosedur ini dinamakan kalorimeter dan wadah air yang terisolasi
dinamakan kalorimeter.

Untuk mencari nilai air calorimeter digunakan prinsip :

𝑄𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠 = 𝑄𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎

𝐻 = 𝑚. 𝑐. ∆𝑇

(𝑁𝑎 + 𝑚3𝑎𝑖𝑟 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠. 𝑐𝑎𝑖𝑟 ) ∆𝑇 = 𝑚1𝑎𝑖𝑟 𝑐𝑎𝑖𝑟 ∆𝑇


4 4

Hasil ketelitian pada percobaan sangat kecil, hal ini dikarenakan pengaruh perbedaan
massa yang berbeda antara percobaan dengan literatur. Selain itu dapat juga dipengaruhi oleh
perbedaan suhu kesetimbangan antara percobaan dengan literatur.

Selain menghitung nilai air kalorimeter, tujuan percobaan ini juga untuk mencari nilai
konstanta joule dan tara kalor listrik & mekanik. Tara kalor listrik adalah perbandingan antara
energi listrik yang diberikan terhadap panas yang di hasilkan J = W/H [Joule/kalori].

Tara Kalor Mekanik adalah kesetaraan Energi Mekanik dengan Energi dalam bentuk
panas (Kalor). Satuan Energi bisa dibedakan berdasarkan jenis energinya, misalnya Joule
(mekanik), kWh (listrik), kalori (panas). Jadi Tara Kalor Mekanik adalah kesetaraan antara
satuan Energi Mekanik dengan Energi panas (kalor), yaitu 1 joule = 0,24 kalori, atau 1 kalori
= 4,2 joule Tara kalor mekanik adalah kesetaraan satuan joule dengan kalori yang besarnya: 1
kalori = 4186 joule. Pada percobaan pertama konstanta joulenya 4.0433 J/Kal sedangkan
pada percobaan kedua konstanta joulenya 3.1437 J/Kal

Dalam Hasil tetapan Joule yang kami dapatkan dari percobaan cukup jauh berbeda
dengan tetapan Joule standar yang terdapat pada literasi yaitu sebesar 4.184 Joule. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor kesalahan yang terjadi pada saat percobaan. Berikut faktor-
faktor kesalahannya :

a. Seperangkat alat (voltmeter, amperemeter, kalorimeter, neraca o’haus) yang


kondisinya sudah tua atau lama. Sehingga tidak diketahui apakah kalibrasi alat
tersebut masih memenuhi syarat atau tidak.
b. Dalam pengadukan air yang ada pada kalorimeter seharusnya dilakukan secara
konstan. Namun, pada percobaan ini kami terkadang mengaduknya terkadang
didiamkan sehingga pengadukan tidak dilakukan secara konstan.
c. Kurang teliti dalam menimbang bobot kalorimeter kosong dan bobot air sehingga hal
ini memengaruhi nilai tetapan Joule.
d. Kurang fokus dalam mengamati perubahan voltmeter, amperemeter, stopwatch dan
thermometer sehingga memengaruhi hasil percobaan.

KESIMPULAN
1. Tetapan Joule menurut literatur adalah 4.184 J/Kalori.
2. Kita dapat mencari tetapan Joule menggunakan rumus :

V×I×t
J=
(ma + H)(∆T)

3. Menentukan nilai air kalorimeter dengan menggunakan percobaan asas black.


4. Semakin banyak massa air maka semakin besar waktu yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu.
5. Kuat arus dan tegangan mengalami fluktuasi di setiap detiknya
6. Pada percobaan pertama konstanta joulenya 4.0433 J/Kal sedangkan pada percobaan
kedua konstanta joulenya 3.1437 J/Kal

SARAN
1. Pengadukan air dalam kalorimeter dilakukan secara konstan.
2. Alat-alat yang digunakan dalam percobaan sudah terkalibrasi dan memenuhi syarat.
3. Memperhatikan waktu secara kontinyu.
4. Lebih teliti dalam menimbang bobot kalorimeter kosong dan bobot kalorimeter kosong
+ air.
5. Lebih cermat dalam membaca voltmeter, amperemeter dan thermometer.

Daftar Pustaka
Hikam, M., Prasetyo, Eksperimen Fisika Dasar Untuk Universitas. Kencana, Jakarta,
2005

Kelvin Sewow.2013 (http://www.scribd.com/doc/141528476/Laporan-Praktikum-Fisika-


Dasar-II-KONSTANTA-JOULE ) diunduh 27 Maret 2014
Moningka.J.B. 2014. Penuntun Praktikum Fisika Dasar II Jurusan Fisika.Tondano.

Tim Dosen Fisika Dasar. 2013. Panduan Praktikum Fisika Dasar. Jurusan fisika FMIPA
UNJ

Tippler, Paul A. 1998. Fisika Untuk sains dan Tekhnik jilid 1. Jakarta : Erlangga

UPPIPD UI, Pedoman Praktikum Fisika Dasar, Lab. Fak MIPA UI, Depok, 2011.
Wijaya. 2008. Fisika Dasar Jilid 2. Jakarta. Erlangga

Yonathan.2013 (http://www.scribd.com/doc/141528476/Laporan-Praktikum-Fisika-
Dasar-II-KONSTANTA-JOULE ) diunduh 27 Maret 2014

Zemainsky, Sears. 2006. Fisika Universitas Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Lachman, L. dkk. 1986. “Teori Praktis Farmasi Fisika”. Third Edition, Lea and

Febiger. Washington Square Philadelphia. USA.

Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga

Yulianto, Eko. SPEKTRA : Jurnal Kajian Pendidikan Sains, Vol 2, No 2, 2016

Anda mungkin juga menyukai