Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH FOTOSINTESIS PADA KETERGANTUNGAN

KEBERLANGSUNGAN HIDUP ANTARA IKAN CERE DAN TANAMAN


HYDRILLA VERTICILLATA SELAMA 3 HARI

CHRONIKA RENAMARIA

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk memperoleh informasi tentang ketergantungan


makhluk hidup antara ikan cere dan tanaman Hydrilla Verticillata. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif berupa eksperimen atau uji coba saling
ketergantungan hidup antara ikan cere dan tanaman Hydrilla Verticillata yang
dilaksanakan pada tanggal 13 November 2017 di Laboratorium Gedung H, di
Universitas Negeri Jakarta. Fokus penelitian ini mengamati perubahan yang terjadi
pada hewan dan tumbuhan tersebut.

Percobaan menggunakan ikan cere dan daun Hydrilla Verticillata untuk


membuktikan bahwa makhluk hidup saling ketergantungan. Tabung reaksi diisi
dengan air kolam sebanyak 2/3 tabung, kemudian ditetesi Bromontimul Biru pada
tabung. Pada tabung dimasukkan 1 tangkai Hydrilla verticillata dan 1 ikan cere dan
setelah 3 hari ikan tersebut masih hidup. Tujuan penelitian ini saling ketergantungan
antara sesama makhluk hidup maupun makhluk hidup dengan lingkungannya terjadi
secara timbal balik. Hasil tersebut menunjukan suatu simbiosis. Hal ini penting
untuk menjaga keseimbangan dalam ekosistem dimana makhluk hidup itu berada.

Kata Kunci

Simbiosis, ikan cere, Hydrilla verticillata

Pendahuluan

Ikan guppy atau ikan cere adalah salah satu jenis ikan yang sangat populer
dan banyak diitemukan. Ikan ini pertama kali ditemukan di Venezuela, Guyana dan
juga di kepulauan Karibi pada tahun 1859. Ikan ini termasuk kedalam
ordo cyprinododontiformes dengan famili Poeciliidae yang memiliki nama latin atau
nama ilmiah Poecilia reticulata. Ikan guppy ini merupakan salah satu ikan hias yang
memiliki ukuran relatif jauh lebih kecil dibandingkan ikan jenis lainnya.

Ikan jantan pada umumnya memiliki panjang mencapai 2-3, betina mencapai
4-6 cm jauh lebih besar di bandingkan dengan ikan jantan. Selain itu, ikan guppy ini
memiliki warna yang sangat beragam dan juga bervariasi seperti merah, kebiruan,
kekuningan dan juga silver serta kombinasi lainnya. Ikan ini dapat juga berkembang
biak dengan baik pada priode sekitar 21 – 20 hari dan tergantung dengan suhu air
yang digunakan. Setiap ekor indukan ikan guppy ini menghasilkan 80-100 ekor
benih atau anakan ikan guppy per periodenya, namun banyak yang mengalami
kematian karena benih atau anakan ikan guppy sangat rentan terhadap suhu air
maupun lainnya yang dapat menyebabkan anakan ikan guppy mudah mati. Namun,
bersadarkan taksonomi ikan ini dapat diklasifikasikan dan morfologi sebagai berikut:

Klasifikasi ikan guppy

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Cyprinodontiformes

Famili   : Poeciliidae

Genus : Poecilia

Spesies : Poecilia reticulata

Hydrilla verticillata adalah tanaman yang selalu hidup didalam air dan
memiliki kegunaan bagi beberapa budidaya ikan. Hydrilla atau lebih sering disebut
gulma air adalah tumbuhan tenggelam, biasanya berakar, hidup selamanya di air.
Hydrilla dalam jumlah yang sesuai dengan ukuran kolam dapat menjadi nilai positif
bagi budidaya ikan ataupun hiasan kolam. Kolam terlihat lebih cantik dan Hydrilla
menjadi tempat untuk bermain ikan.

Gulma atau Hydrilla verticillata dapat juga menjadi tempat untuk pemijahan
ikan. Seperti ikan pedang. Jumlah berlebihan pada hdriylla verticillata dapat
mempengaruhi perairan maupun pada dunia budidaya. Hydrilla verticillata dapat
mempengaruhi ukuran ikan dan tingkat populasi di mana ikan predator tidak dapat
berburu efektif dalam tikar tebal. 

Jumlah padat pada perairan juga mengganggu nelayan, menghambat saluran


irigasi, memperlambat pengendalian banjir kanal, menciptakan air tergenang yang
menjadi tempat berkembang biak nyamuk, dan padatan atau seresahnya bahkan dapat
menyebabkan banjir, dan mengubah kualitas air dengan menurunkan kadar oksigen
dan peningkatan pH dan suhu air.

Klasifikasi Hydrilla Verticillata

Filum : Spermatophyta

Subfilum : Angiospermae

Kelas : Monokotelidon

Familia : Hydrocharitaceae

Genus : Hydrilla

Spesies : Hydrilla Verticillata

Ciri dari Hydrilla verticillata memiliki rimpang putih kekuningan tumbuh di sedimen
bawah air yang tumbuh sampai dengan kedalaman 2 m. Hydrilla adalah tanaman
produktif, yang tumbuh dengan cepat dalam air dan dapat berkembang dari beberapa

1 3
sentimeter sampai 20 meter. Daun kecil ( - inchi).
2 4

Kegunaan Hydrilla
1. Hydrilla dalam dunia ikan hias dapat dijadikan sebagai
penghias akuarium/aquarium seperti jenis tanaman lainnya

2. Kegunaan Hydrilla dapat juga menjadi tempat untuk pemijahan Ikan hias ,
Biasanya digunakan untuk ikan-ikan ukuran kecil.

3. Menjadi sumber makanan ikan 

4. Tempat Sembunyi Ikan

Fungsi dan Dampak Hydrilla dalam habitat aslinya tanaman Hydrilla lebih banyak
menyebabkan kerugian, sehingga penggunaan yang berlebihan dapat merusak kadar
perairan kolam/ akuarium.

Tinjauan Pustaka

Makhluk hidup tergantung pada lingkungan mereka untuk memasok mereka


dengan apa yang mereka butuhkan, termasuk makanan, air, dan tempat tinggal.
Simbiosis adalah hubungan erat antara organisme dari spesies yang berbeda di mana
setidaknya salah satu organisme beroleh manfaat. Setiap makhluk hidup di dalam
suatu ekosistem hidupnya saling tergantung dengan makhlup hidup lain ataupun
dengan lingkungannya. Adanya saling ketergantungan antara makhluk hidup dengan
makhluk hidup lain ataupun antara makhluk hidup dengan lingkungannya,
disebabkan makhluk hidup itu tidak dapat berdiri sendiri. Saling ketergantungan
makhluk hidup dengan sesama makhluk hidup, baik sejenis maupun berbeda jenis,
terjadi salah satunya dalam peristiwa makan dan dimakan. Sedangkan saling
ketergantungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya terjadi dalam peristiwa
seperti fotosintesis, respirasi dan dekomposisi.

Saling ketergantungan antara sesama makhluk hidup maupun makhluk hidup


dengan lingkungannya terjadi secara timbal balik. Hal ini penting untuk menjaga
keseimbangan dalam ekosistem dimana makhluk hidup itu berada. Dengan demikian
makhluk-makhluk hidup yang berinteraksi dengan makhluk hidup lain maupun
dengan lingkungannya mempunyai tugas tersendiri dalam ekosistem tersebut.
Apabila salah satu komponen dalam suatu ekosistem terganggu atau rusak komponen
yang lain atau bahkan seluruh komponen dalam ekosistem tersebut akan terganggu
atau rusak dan menyebabkan kepunahan.

Semua makhluk hidup bergantung pada lingkungan mereka untuk memasok


mereka dengan apa yang mereka butuhkan, termasuk makanan, air, dan tempat
tinggal. Lingkungan mereka terdiri dari faktor, seperti fisik tanah, udara, dan suhu
dan dari organisme lain. Banyak makhluk hidup berinteraksi dengan organisme lain
di lingkungan mereka. Bahkan, mereka mungkin perlu organisme lain untuk bertahan
hidup. Hal ini dikenal sebagai saling ketergantungan. Misalnya, makhluk hidup yang
tidak dapat membuat makanannya sendiri harus makan organisme lain untuk
makanan hidup. Interaksi lainnya antara makhluk hidup termasuk simbiosis dan
kompetisi. Hubungan antar saling ketergantungan makhluk hidup dapat berupa:

A. Saling Ketergantungan Biotik dan Abiotik

Ekosistem tersusun dari beberapa komponen, antara komponen-komponen


ekosistem terjadi saling ketergantungan. Makhluk hhidup sangat tergantung pada
lingkungannya, baik lingkungan abiotic atau lingkungan biotik. Keadaan komponen
abiotik yang sesuai bagi satu jenis makhluk berbeda untuk jenis makhluk lainnya. Di
dalam ekosistem tampak bahwa lingkungan abiotik sangat menentukan jenis-jenis
makhluk hidup yang dapat sesuai dengan lingkungan tertentu. Hal ini dapat terlihat
dari beberapa contoh di bawah ini :

1. Air merupakan salah satu contoh komponen abiotik dalam ekosistem. Air
sangat berguna bagi makhluk hidup. Tumbuhan sangat memerlukan air, misalnya
untuk bahan baku fotosintetis. Akar tumbuhan menembus ke dalam tanah untuk
menyerap air dan zat-zat hara. Jika tanah mengandung cukup air maka tumbuhan
akan tumbuh subur. Sebaliknya, jika kekurangan air, tumbuhan tidak akan tumbuh
dengan baik. Selain berguna bagi tumbuhan, air juga berguna bagi hewan dan
manusia. Hewan memerlukan air untuk minum. Bagi hewan air seperti udang, ikan
dan ketam. Air merupakan tempat tinggal bagi mereka. Manusia memerlukan air
untuk berbagai keperluan, seperti minum, memasak, mandi dan mencuci.
Contoh lain komponen abiotik yang berpengaruh terhadap komponen biotik
adalah udara. Di dalam udara terdapat gas oksigen dan karbon dioksida. Oksigen
merupakan gas yang diperlukan untuk pernapasan, baik manusia, hewan maupun
tumbuhan. Adapun karbondioksida merupakan gas yang menjadi salah satu bahan
baku fotosintetis tumbuhan hijau.
Simbiosis adalah hubungan erat antara organisme dari spesies yang berbeda
di mana setidaknya salah satu organisme mendapat manfaat. Organisme lain juga
dapat mengambil manfaat, mungkin terpengaruh oleh hubungan, atau mungkin
dirugikan oleh hubungan.
Simbiosis yaitu bentuk hubungan antara dua jenis makhluk hidup yang
bersifat langsung dan erat. Dalam hal ini ada beberapa macam hubungan simbiosis,
yakni :
a) Komensalisme, yaitu bentuk hubungan yang satu untung dan yang lain tidak
dirugikan
Contohnya: Tanaman anggrek yang hidup menempel pada pohon manga
b) Mutulisme, yaitu bentuk hubungan yang sama-sama untung. Dapat dikatakan
demikaian karena apabila pada suatu interaksi dua macam organisme yang
melakukan persekutuan hidup masing-masing mendapat keuntugan. 
Contohnya: Bunga dan kupu-kupu
c) Prsitisme, yaitu bentuk hubungan yang satu untung dan yang lain dirugikan. Dapat
dikatakan demikian karena apabila suatau jenis organisme hidup bersama dengan
organisme lain dan mengambil makanannya dari makhluk lain dan atau makhluk
yang ditumpanginya. Parasite pada umumnya lebih kecil dari inangnya, dan
menjalani masa hidupnya sebagian besar atau seluruhnya pada inang tersebut.
Selama parasite menempel pada inang selama itu pula ia mengambil makanan
darinya.
Contohnya :

- Benalu dan pohon mangga

- Kutu dan manusia atau kerbau


Jenis Jenis Hubungan Khas Antar makhluk Hidup. Dalam hidupnya makhluk
hidup berhubungan dengan makhluk hidup lainnya. Hubungan khas antara makhluk
hidup yang berlainan jenis disebut simbiosis. Ada tiga bentuk simbiosis, yaitu
mutualisme, simbiosis komensalisme, dan simbiosis parasitisme.
Simbiosis mutualisme, yaitu hubungan kerja sama yang saling
menguntungkan. Contohnya, hubungan antara kupu-kupu dengan tumbuhan
berbunga, kupu-kupu akan mendapat makanan berupa nektar sedangkan tumbuhan
berbunga dibantu proses penyerbukaanya. Hubungan antara burung jalak dan kerbau,
kerbau diuntungkan dengan berkurangnya kutu pada tubuhnya. Sedangkan burung
jalak memperoleh kutu sebagai hubungan antara lebah dan tumbuhan berbunga.
Hubungan antara ikan hiu dan ikan remora.
Simbiosis komensalisme, yaitu hubungan kerja sama yang satu untung
sedangkan yang lainnya tidak dirugikan. Contohnya, hubungan antara anggrek dan
pohon mangga, anggrek mendapat tempat yang sesuai untuk hidup sedangkan pohon
mangga tidak dirugikan oleh pohon anggrek. Hubungan antara ikan kecil dan ikan
hiu. Hubungan Tumbuhan paku dengan pohon yang ditumpangi Tumbuhan paku.
Simbiosis parasitisme, yaitu hubungan kerja sama yang satu untung,
sedangkan yang lainnya dirugikan. Contohnya hubungan antara benalu dan pohon
mangga, adalah benalu menempel pada pohon mangga dan mengambil makanan dan
air dari pohon mangga. Jadi benalu untung, pohon mangga dirugikan. Hubungan
antara tali putri dan tumbuhan yang ditumpangi, hubungan antara kutu rambut yang
ada di kepala manusia. Hubungan antara Cacing perut yang ada pada perut manusia.
Hubungan antara bunga Rafflesia dengan tumbuhan yang ditumpangi (inangnya).
1. Antara makhluk hidup saling membutuhkan satu sama lain. Makhluk hidup
juga membutuhkan lingkungan sebagai tempat hidupnya. Lingkungan berupa
makhluk hidup (biotik) dan makhluk tak hidup (abiotik).
2. Individu adalah suatu makhluk hidup. Populasi adalah kelompok makhluk
hidup sejenis yang tinggal disuatu tempat. Habitat adalah tempat tinggal yang
sesuai bagi kehidupan makhluk hidup. Komunitas adalah kumpulan makhluk
hidup (populasi) tidak sejenis yang tinggal disuatu tempat.
3. Ekosistem adalah hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekosistem alami dan buatan, ekosistem juga dikelompokkan menjadi
ekosistem darat dan air. Ekosistem darat contohnya kebun, hutan,
pegunungan. Ekosistem air contohnya laut, sungai, rawa, kolam.
4. Perburuan liar terhadap hewan tertentu sehingga mengganggu populasi
makhluk hidup yang lain.
5. Penebangan hutan menyebabkan hewan di hutan kehilangan tempat tinggal
dan mati kelaparan.
6. Penangkapan ikan dengan bom atau racun, selain dapat merusak semua
populasi laut.
7. Pencemaran air sungai oleh limbah pabrik dapat mematikan mikroorganisme
yang berperan sebagai bakteri pengurai.
8. Pembakaran hutan sebagai lahan pertanian atau pemukiman menyebabkan
sebagian hewan mati dan sebagian lain masuk perkampungan.
9. Lingkungan sebagai tempat hidup makhluk hidup dapat dilestarikan dengan
cara sebagai berikut;
10. Memupuk tanaman dengan menggunakan pupuk kandang atau kompos.
11. Menangkap ikan sesuai dengan alat yang diizinkan.
12. Melakukan reboisasi lahan-lahan gersang.
13. Memelihara hutan lindung sehingga flora dan faunanya tetap terjaga.
14. Semua makhluk hidup tergantung pada lingkungan mereka untuk memasok
mereka dengan apa yang mereka butuhkan, termasuk makanan, air, dan
tempat tinggal. Simbiosis adalah hubungan erat antara organisme dari spesies
yang berbeda di mana setidaknya salah satu organisme beroleh manfaat.
Kompetisi adalah hubungan antara makhluk hidup yang bergantung pada
sumber daya yang sama.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian dalam artikel ilmiah ini menggunakan metode kuantitatif


berupa eksperimen atau uji coba saling ketergantungan hidup antara ikan cere dan
tanaman Hydrilla verticilla yang dilaksanakan pada tanggal 13 November 2017 di
Laboratorium H, pada pukul 12.40 – 14.20 di Universitas Negeri Jakarta. Instrumen
yang diperlukan dalam pengamatan ini menggunakan air kolam, larutan indikator
Bromontimol Biru (BB), tabung reaksi, rak tabung reaksi, alumunium foil, ikan cere,
dan tumbuhan Hydrilla verticillata. Fokus penelitian ini guna mengetahui hubungan
timbal balik antara tumbuhan Hydrilla verticilla dan ikan cere. Sampel yang
digunakan berupa tumbuhan Hydrillla verticillata dan satu ekor ikan cere. Hydrillla
verticillata dan satu ekor ikan cere dimasukan kedalam tabung reaksi yang
sebelumnya sudah di beri air kolam sebanyak 2/3 dari tabung reaksi. Lalu tumbuhan
Hydrillla verticillata dan satu ekor ikan cere yang dimasukan ke dalam tabung reaksi
dan diberi sebanyak 10 tetes larutan Bromontimol Biru. Kemudian tabung tersebut di
tutup dengan alumunium foil dengan rapat dan di diamkan selama 3 hari di tempat
yang terkena cahaya matahari cukup. Dan dapat mengamati perubahan pada tabung
setelah 3 hari dibiarkan.

Hasil dan Pembahasan

Pada tabung pengamatan berisi air kolam, 1 tangkai Hydrilla verticillata,


ikan cere dan larutan Bromontimul biru. Hasil percobaan tersebut menunjukkan
bahwa setelah beberapa hari warna larutan di dalam tabung reaksi yang awalnya
berwarna biru pekat berubah menjadi agak kekuningan. Perubahan terjadi pada
kondisi tabung reaksi yang di beri tumbuhan Hydrilla verticillata dan ikan setelah 3
hari.

No. Sebelum 3 hari Sesudah 3 hari

1.

Sumber : Hasil praktikum Biologi A 2017 Universitas Negeri Jakarta


Hal ini disebabkan, karena tanaman Hydrilla menyerap Bromontimul biru sehingga
warna larutan pada tabung menjadi agak memudar. Ikan cere dalam penelitian ini
masih dalam keadaan hidup.

Tanaman Hydrilla dapat menyerap karbondioksida yang dikeluarkan oleh


ikan cere dan mengubahnya menjadi oksigen melalui proses fotosintesis. Oksigen
yang dihasilkan dari proses fotosintesis tersebut digunakan ikan cere untuk respirasi
demi kelangsungan hidupnya. Hal inilah yang disebut dengan ketergantungan antar
sesama makhluk hidup. Saling ketergantungan antara sesama makhluk hidup
maupun antar makhluk hidup dengan lingkungannya terjadi secara timbal balik. Hal
ini penting untuk menjaga keseimbangan dalam ekosistem dimana makhluk hidup itu
berada. Ikan cere membutuhkan tanaman Hydrilla agar dapat menghasilkan oksigen
untuk respirasi dan sebaliknya, tanaman Hydrilla membutuhkan karbondioksida yang
dilepaskan oleh ikan cere agar dapat melakukan fotosintesis. Menurut A. R Loveless
faktor fotosintesis tersebut dipengaruhi oleh faktor konsentrasi karbondioksida,
karondioksida yang rendah dapat mempengaruhi laju fotosintesis hingga
kecepatannya sebanding dengan konsentrasi karbondioksida. Namun, bila
konsentrasi karbondioksida naik maka dapat dicapai laju fotosintesis maksimumkira-
kira pada konsentrasi 1% dan diata presentasi ini maka laju fotosintesis akan konstan
pada suatu kisaran lebar dari konsentrasi karbondioksia. (A. R. Loveless,1991:291).
Konsentrasi CO, kadar CO 2 tidak boleh melebihi 1000-1200 umol” karena
konsentrasi kadar CO 2 tersebut sering menyebabkan keracunan atau penutupan
stomata pada hydrilla atau bahkan menurunkan laju fotosintesis. (Frank B Salisbury
dan Cleon W Ross, 1995: 80).

Selain itu faktor fotosintesis kedua yaitu intensitas cahaya, perputaran gas
pada fotosintesis lebih kecil daripada respirasi. Pada intensitas cahaya sedang
peningkatan laju fotosintesis menurun sedangkan pada intensitas cahaya tinggi laju
fotosintesi terjadi secara konstan. (A. R. Loveless 1991: 292). Suhu juga
mempengaruhi respirasi pada ikan cere.

Kesimpulan
Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengaruh fotosintesis
saling ketergantungan antara makhluk hidup ikan cere dangan tanaman hydrilla
verticilla terjadi simbiosis mutualisme dan mengalami ketergantungan hidup di
dalam tabung reaksi, bromontimol biru yang ditetesi sebanyak 10 kali menjadi
pengikat karbondioksida bagi kedua makhluk tesebut. Hal ini membuktikan bahwa
semua tanaman juga dapat menghasilkan oksigen dan karbondioksida. Berbeda
dengan hewan yang sangat membutuhkan oksigen dan menghasilkan karbondioksida.

Saran

Saran yang dapat diajukan oleh penulis dalam penelitian ini diantaranya :
1. Kita merawat makhluk hidup, dijaga kondisinya dan mengusahakan agar
makhluk tersebut dapat tetap hidup.
2. Dalam pengamatan di laboratorium jangan langsung menjatuh dari tangan
dan menyebakan kematian pada ikan cere.
3. Tidak merusak habitat ikan cere
4. Disarankan menggunakan wadah yang besar agar dapat lebih cepat meraih
ikan cere yang ada di selokan.

DAFTAR PUSTAKA

Kurniawati, wahyu. 2008. BAHAN AJAR IPA 1.Universitas PGRI Yogyakarta

Campbell, Neil. A.; Reece, Jane B.; Mitchell, Lawrence G. 2006, Biology, Concepts
& Connections. 5th Ed. Addion Wesley Longman Inc. Pp 118

Lambers, H., T. L. Pons & F.S. Chapin III. 2008. Plant Physiological Ecology. 2nd
Ed. Springer Science + Bussiness Media LLC. New York. USA. pp 73-75

Sasmitamihardja, D. And A.H. Siregar. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Proyek


Pendidikan Akademik Dirjen Dikti. Depdikbud. Bandumg. Pp 253-281

Sihombing, Betsy. Et al.,  2010. Panduan Praktikum Biologi Umum.Jakarta :Jurusan


Biologi FMIPA  Universitas Negeri Jakarta

Anda mungkin juga menyukai