Anda di halaman 1dari 89

1

B A B 9

Elektrokimia

KIMIA
CHEMISTRY

Departemen Kimia | ITS


REAKSI REDOKS DAN ELEKTROKIMIA
2

Persamaan Reaksi Redok dan Sel elektrokimia mewakili reaksi redoks dapat
disetimbangkan menggunakan metode setengah reaksi. Reaksi tersebut melibatkan
transfer elektron dari agen pereduksi ke agen agen pengoksidasi. Menggunakan
wadah yang terpisah , reaksi tersebut dapat digunakan untuk menghasilkan
elektron dalam sebuah susunan yang disebut dengan sel galvani.

Termodinamika sel galvani potensial terukur pada sebuah sel galvani dapat di bagi
menjadi potensial elektroda anoda (dimana terjadi oksidasi) dan katoda (tempat
reaksi reduksi terjadi). Potensial ini dapat di hubungkan dengan energi bebas Gibss
dan konstanta kesetimbangan redoks. Persamaan Nerst menghubungkan potensial
sel nya dengan potensial sel pada kondisi standar dan konsentrasi dari masing-
masing spesiesnya

Departemen Kimia | ITS


3

Baterai Baterai adalah sel elektrokimia yang dapat menghasilkan arus listrik searah
pada potensial tetap. Ada beberapa jenis baterai yang digunakan pada kendaraan,
lampu, dan alat elektronik. Sel bahan bakar adalah jenis khusus sel elektrokimia
yang dapat menghasilkan listrik dengan memanfaatkan oksidasi hidrogen atau
hidrokarbon.

Korosi Korosi adalah reaksi redoks spontan yang menghasilkan pembetukan karat
dari besi, perak sulfit dari perak, dan patina (tembaga karbonat) dari tembaga.
Korosi menyebabkan kerusakan serius pada struktur bangunan, kapal dan mobil.
Banyak metoda telah dilakukan untuk mencegah atau meminimalkan pengaruh
korosi.

Elektrolisis Elektrolisis adalah proses dimana energi listrik digunakan untuk


terjadinya reaksi redoks non spontan. Hubungan kualitatif antara arus yang
diberikan dan produk yang dihasilkan diberikan oleh Faraday. Elektrolisis adalah
metoda utama untuk menghasilkan lagom-logam aktif , non logam, dan banyak
bahan kimia yang penting bagi industri.
Departemen Kimia | ITS
REAKSI REDOKS
4

0 +1 +2 0

Mg(s) + 2HCl(aq) MgCl2(aq) + H2(g)

Menyetimbangkan reaksi redoks metode setengah reaksi

Langkah 1 : Tuliskan persamaan reaksi yang belum setimbang dalam bentuk ioniknya
Fe2+ + Cr2O72- Fe3+ + Cr3+

Langkah 2: Pisahkan persamaan dalam dua setengah reaksi.


+2 +3
Oksidasi : Fe 2+
Fe3+
+6 +3
Reduksi : Cr2O72- Cr3+

Departemen Kimia | ITS


5

Lankah 3: Setimbangkan masing-masing setengah reaksi untuk jumlah, jenis ataom dan
muatannya. Untuk reaksi pada media asam, tambahkan H2O untuk menyetimbangkan atom
O dan H untuk menyetimbangkan atom H.

Setengah reaksi oksidasi : Atom atom telah disetimbangkan. Untuk menyetimbangkan


muatan, kita tambahkan elektron ke sisi kanan panah.

Fe2+ Fe3+ + e-

Setengah reaksi reduksi : Karena reaksi terjadi pada medium asam, kita tambahkan 7
molekul H2O pada sisi kanan panah untuk menyetimbangkan atom O :

Cr2O72- Cr3+ + 7H2O

Untuk menyetimbangkan H kita tambahkan 14 ion H+ pada sisi sebelah kiri.

14H+ + Cr2O72- Cr3+ + 7H2O

Departemen Kimia | ITS


6

Menyetimbangkan reaksi redoks metode bilangan oksidasi

Cl2(g) + IO3-(aq)  2Cl-(aq) + IO4- (aq)

Langkah 1: Menentukan unsur yang mengalami oksidasi dan reduksi berdasarkan


perubahan bilangan oksidasi

0 +5 -1 +7
Cl2(g) + IO3-(aq)  2Cl-(aq) + IO4- (aq)

Lankah 2: Menyetarakan jumlah unsur yang mengalami redoks dengan menambahkan


koefisian yang sesuai.

0 +5 -1 +7
Cl2(g) + IO3-(aq)  2Cl-(aq) + IO4- (aq)

Departemen Kimia | ITS


7
• Lankah 3: Menentukan besarnya kenaikan atau penurusan bilangan
oksidasi dari unsur unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi.
-1 (2)
0 +5 -1 +7
Cl2(g) + IO3-(aq)  2Cl-(aq) + IO4- (aq)
+2 (1)
• Lankah 4: Menyetarakan perubahan bilangan oksidasi tersebut dengan
memberikan koefisien yang sesuai.
Cl2(g) + IO3-(aq)  2Cl-(aq) + IO4- (aq)
• Lankah 5: Menyetarakan atom H dan O serta unsur unsur lainnya.
2 OH- + Cl2(g) + IO3-(aq)  2Cl-(aq) + IO4- (aq)

2 OH- + Cl2(g) + IO3-(aq)  2Cl-(aq) + IO4- (aq) + H2O


Departemen Kimia | ITS
pendahuluan
fotosintesis pada daun 8

OKSIDASI
aksi cairan
REDOKS pemutih pada
noda
REDUKSI

pembentukan karat pada b


transfer elektron dari esi
satu spesi ke spesi
kimia yang lain

Ilmu yang mempelajari reaksi redoks menyebabkan elektron


bergerak pada kawat atau ketika aliran elektron mengakibatkan
Departemen Kimia | ITS
reaksi redoks disebut elektrokimia.
APLIKASI DALAM INDUSTRI
9

Kalkulat
or

Lampu
Mobil
senter

Batterai
Radio/
Laptop
Tape

Alat Mainan
Picu
ENERGI LISTRIK jantung Anak
Departemen Kimia | ITS
DARI REAKSI KIMIA
10

Zat Kimia
• CairanPemutif
• Anti oksidan
• Laptop
• Desinfektan
• PembuatanLindi
• Cairan Fotografi
• Cairan pembuatan PCB

Departemen Kimia | ITS


APLIKASI ANALITIK
11

Di laboratorium, pengukuran listrik memungkinkan kita


untuk memonitor segala jenis reaksi kimia, walaupun dalam
sistem sekecil sel makhluk hidup. Pada bagian ini kita akan
mempelajari faktor faktor yang mempengaruhi akibat dari
perubahan reaksi elektrokimia.

perubahan energi bebas dan konstanta kesetimbangan. Kita


akan melihat bahwa elektrokimia adalah alat yang
bermanfaat untuk penelitian dalam sistem kimia dan
biologi.
Departemen Kimia | ITS
elektrolisis
12

Jika listrik di dilewatkan lelehan senyawa ionik atau larutan elektrolit


elektrolisis akan terjadi

Amper meter

elektron

Volt meter Baterai

Katoda Anoda

Na+
2Cl- → Cl2 + 2e-
Na+ + e- → Na
Cl-

Departemen Kimia | ITS


Apa yang terjadi ?
13

Perubahan kimia yang terjadi pada elektroda


dapat
di nyatakan dengan persamaan kimia berikut,


Na(l )  e  Na( s ) Katoda


2Cl (l )  Cl2 ( g )  2e Anoda

Anoda adalah elektroda tempat terjadinya


oksidasi
Katoda adalah elektroda tempat terjadinya
reduksi
Departemen Kimia | ITS
Konduksi muatan dalam sel elektrokimia
14

Dalam lelehan garam seperti sodium klorida, atau di


dalam larutan elektrolit, muatan listrik dibawa melalui
cairannya dengan perpindahan ion-ion. Perpindahan
muatan listrik oleh ion-ion disebut dengan konduksi
elektrolitik, yang hanya dapat terjadi bila reaksi kimia
pada elektroda berlangsung.

Departemen Kimia | ITS


Reaksi sel
15


2 Na (l )  2e  2 Na(l ) Katoda


2Cl (l )  Cl2 ( g )  2e Anoda

2 Na(l )  2Cl(l )  2e  2 Na(l )  Cl2 ( g )  2e

2 Na(l )  2Cl(l ) elektrolis


  is
 2 Na(l )  Cl 2 ( g )
Departemen Kimia | ITS
Reaksi elektrolisis dalam larutan berpelarut air
16

Ampere meter

elektron

Volt meter Baterai

Katoda Anoda

K+

2H2O+ 2e- → H2 + 2OH- 2H2O → O2 + 4H+ + 4e-


NO3-

OH- H+

Departemen Kimia | ITS


Reaksi pada elektroda
17

2 H 2 O( l )  2e  H 2( g )  2OH (aq ) Katoda

2 H 2 O(l )  O2( g )  4 H (aq)  4e Anoda

Departemen Kimia | ITS


Reaksi total
18

4 H 2 O( l )  4e  2 H 2 ( g )  4OH (aq ) Katoda



2 H 2 O(l )  O2 ( g )  4 H ( aq )  4e Anoda

6 H 2O( l )  O2( g )  4 H (aq)  2 H 2 ( g )  4OH (aq )

Departemen Kimia | ITS


Perubahan yang terjadi
19

6 H 2 O( l )  O2( g )  2 H 2( g )  4 H (aq)  4OH (aq )

4H2O

2 H 2 O( l ) elektrolis
  is
 2 H 2 ( g )  O2 ( g )

APA FUNGSI
Departemen KNO3 ?
Kimia | ITS
Kompleksitas reaksi di elektroda 20

2 H 2 O( l )  O2( g )  4 H (aq )  4e

2Cl ( aq )  Cl 2 ( g )  2e

Secara termodinamik pembentukan O2 lebih disukai dibanding pembentukan


kolrin (dari nilai ∆G). Tapi ternyata terjadi pembentukan ion klorida yang
cukup tinggi.

Departemen Kimia | ITS


Meramalkan reaksi 21

2
Cu ( aq )  2e  Cu ( s ) Katoda


2 Br ( aq )  Br2( g )  2e Anoda

Cu(2aq )  2 Br(aq ) elektrolis


  is
 Br2( g )  Cu( s )

Bagaimana dengan CuCl2, CuSO4, Cu(NO3)2, dan Cu(C2H3O2)2 ?

Bagaimana dengan KBr, NaBr, CaBr2 dan FeBr2 ?


Departemen Kimia | ITS
Stoikhiometri dalam elektrokimia
22

besarnya perubahan kimia yang


terjadi selama elektrolisis
Faraday (1833) berbanding lurus dengan
besarnya muatan listrik yang
lewat pada sel elektrolisis

2
Cu ( aq )  2e  Cu( s )

Departemen Kimia | ITS


Pembentukan 1 mol Cu
Membutuhkan 2 mol elektron
Ingat !!!!
23

Satuan SI :

arus adalah ampere (A)


muatan adalah coulomb (C)
Waktu adalam detik (t)

Satu coulomb adalah jumlah muatan yang


lewat pada suatu titik di sebuah kawat
pada saat arus listrik sebesar satu ampere
mengalir dalam waktu satu detik.

C=Axt
1 coulomb = 1 ampere x 1 detik
Departemen Kimia | ITS
contoh
24

arus 4 A mengalir melalui kawat selama 10 detik, maka


muatan sebesar 40 C telah melewati suatu titik pada kawat

(4 A) x 10 detik = 40 A.detik
= 40 C

Secara percobaan, telah ditentukan bahwa 1 mol


elektron membawa muatan sebesar 96.485 C. Seringkali
nilai ini dibulatkan menjadi 9,65 x 104 C

Departemen Kimia | ITS


Perhitungan muatan
25

Pada i konstan Pada V konstan


i (ampere)

i (ampere)

t (detik) t (detik)

Departemen Kimia | ITS


Contoh soal
26

Berapa gram tembaga yang di endapkan pada


permukaan katoda pada suatu sel elektrolisis
jika arus sebesar 2,00 A dialirkan melalui
larutan CuSO4 selama 20 menit.

Penyelesaian :
Kesetimbangan dari reaksi setengah sel berfungsi
sebagai alat untuk menghubungkan perubahan
kimia dengan jumlah listrik. Ion yang sedang
direduksi adalah Cu2+, jadi persamaan reaksi
setengah sel nya adalah
2
Departemen Kimia | ITS Cu ( aq )  2e  Cu ( s )
60 detik 3
20,0 menit x  1,20 x 10 detik
1 menit 27

(1 A.detik = 1 C)

(2,00 A) x (1,20 x 103 detik) = 2,40 x 103 A. Detik


= 2,40 x 103 C

Karena 1 mol = 9,65 x 104 C, maka

1 mol e - -
2,40 x 10 C  3
 0,0249 mol e
9,65 x 104 C

- 1 mol Cu 63,5 g Cu
0,0249mol e x x  0,791g Cu
2 mol e - 1 mol Cu
Departemen Kimia | ITS

Jadi elektrolisis akan mengendapkan 0,791 g tembaga di katoda.


Kita dapat mengkombinasikan semua 28
perhitungan menjadi satu langkah dengan
menderetkan semua faktor konversi.

1 mol e - 1 mol Cu
60 detik 63,5 g Cu
2,00 A x 20 menit x x 4 x x  0,790g Cu
1 menit 9,65 x 10 2 mol e - 1 mol Cu

Departemen Kimia | ITS


Sel galvani
29

menggigit Sensasi ini


Tambal gigi
alumunium kejutan
dengan perak
foil listrik kecil

Contoh lain :

2 Ag (aq)  Cu ( s )  Cu (2aq )  2 Ag ( s )

Luigi Galavani (1737 -1798)


dapat menyebabkan
Departemen Kimia | ITS kontraksi otot
Rankaian galvani
30

Departemen Kimia | ITS


SEL GALVANI 31

KNO3
e- e-
V

e-
e-
Cu(s) Anoda (-) Katoda (+) Ag(s)

Cu( s )  Cu(2aq )  2e  Cu2+ Ag+ 2 Ag (aq )  2e   2 Ag ( s )


CuSO4 AgNO3

Departemen Kimia | ITS


32
 
2 Ag ( aq )  2e  2 Ag ( s ) ka
toda
2 
Cu ( s )  Cu ( aq )  2e a
noda

Elektroda perak di celupkan kedalam larutan AgNO3 (kiri) ;


Elektroda tembaga dicelupkan pada larutan Cu(NO3)2 (kanan).
Kedua larutan dihubungkan dengan jembatan garam, dan juga
rangkaian listrik eksternal. Reduksi Ag+ menjadi Ag terjadi di
beker sebelah kiri dan oksidasi Cu menjadi Cu2+ terjadi di beker
sebelah kanan. Saat reaksi ini terjadi di dalam sel galvani,
elektron yang tertinggal akibat oksidasi tembaga bergerak
melewati rangkaian luar sebagai arus listrik menuju katoda. Di
katoda elektron ini akan disambut oleh ion-ion perak sehingga
terjadilah
Departemen Kimiaproses
| ITS reduksi
Muatan pada permukaan elektroda
33

Sel elektrolitik Sel galvani


Katoda negatif
Katoda positif (reduksi)
(reduksi)
Anoda negatif
Anoda positif (oksidasi)
(oksidasi)

Meskipun muatan pada katoda dan anoda berbeda


antara sel elektrolitik dan sel galvani, ion-ion dalam
larutan selalu bergerak pada arah yang sama.

Departemen Kimia | ITS


34

Kation adalah ion positif yang selalu bergerak menjauhi


anoda kearah katoda. Pada kedua buah sel tersebut, ion-
ion positif bergerak ke arah katoda. Ion-ion tersebut
bergerak kesana karena muatan negatif dari katoda
dalam sel elektrolitik; ion-ion tersebut terdifusi ke
katoda pada sel galvani untuk menyetimbangkan
muatan ion negatif yang ditinggalkan ion Ag+
tereduksi. Hal serupa, anion adalah ion negatif yang
bergerak menjauhi katoda ke anoda. Ion-ion tersebut
tertarik ke anoda positif pada sel elektrolisis, dan ion-
ion tersebut terdifusi ke anoda dalam sel galvani untuk
menyetimbangkan muatan dari ion Cu2+ yang masuk ke
dalam larutan.
Departemen Kimia | ITS
Notasi sel
35

cara singkat untuk menggambarkan susunan sel

Cu(s) | Cu2+ (aq) || Ag+(aq) | Ag(s)

Jembatan
garam
Anoda Katoda

Garis vertikal mewakili satu batas fasa


Departemen Kimia | ITS
Potensial dan potensial reduksi
36

mendorong elektron
sel galvani mengalir pada rangkain
luar
Arus yang mengalir akibat
ggl sebesar 1 V dapat J
menghantarkan 1 joule dinyatakan dengan 1V  1
potensial atau gaya
C
energi tiap coulomb nya.
gerak listrik (ggl)

Volt adalah ukuran besarnya


energi yang dapat gaya yang mendorong arus
dipindahkan oleh satu listrik untuk mengalir pada
coulomb muatan listrik saat sebuah kawat (dalam Volt)
Departemen Kimia | ITS
melalui suatu rangkaian.
J
1V  1 37
C

Potensial maksimum yang dapat di hasilkan oleh suatu


sel disebut dengan potensial sel, Esel

Nilai dari Esel tergantung kepada komposisi dari


elektroda, konsentrasi dari ion-ion yang ada pada kedua
setengah sel dan temperatur

Untuk membandingkan potensial pada berbagai sel


digunakan potensial sel standar, disimbolkan dengan
Eosel
Eosel adalah potensial dari sel dimana semua konsentrasi
ion nya adalah 1,00 M pada temperatur 25oC dan semua
Departemen Kimia | ITS
gas yang terlibat di dalam reaksi sel ada pada tekanan 1
atm
38
Potensial sel jarang lebih besar dari beberapa volt.

Contoh.
sel galvani yang disusun dari elektroda
perak dan tembaga hanya 0,46 V.
Satu sel pada baterai mobil hanya
menghasilkan sekitar 2 V.
Baterai yang menghasilkan tegangan lebih tinggi berisi sejumlah sel
yang disusun secara seri sehingga ggl nya merupakan penjumlahan
dari masing masing sel.

Departemen Kimia | ITS


Potensial reduksi
39

perlunya kompetisi potensial sel total antara berbagai


elektroda dalam setengah selnya.

Tiap setengah sel mempunyai kecenderungan alami untuk mengalami


reduksi, besarnya dinyatakan sebagai potensial reduksinya (atau potensial
standar reduksi jika pada temperatur 25oC, konsentrasi ion 1,00 M, dan
tekanan 1 atm)

Bila dua buah setengah sel terhubung, satu yang memiliki potensial reduksi
lebih besar (salah satu yang memiliki kecenderungan lebih besar mengalami
reduksi) menangkap elektron dari setengah sel dengan potensial reduksi lebih
rendah, sehingga dipaksa untuk mengalami oksidasi.
Departemen Kimia | ITS
Potensial terukur
40

Potensial sel terukur sesungguhnya menyatakan besarnya


perbedaan antara potensial reduksi dari satu setengah sel
dengan setengah sel yang lain. Secara umum,

Potensial reduksi Potensial reduksi


Eosel = standar dari bahan standar dari bahan yang
yang tereduksi teroksidasi

Contoh

2 Ag(aq )  Cu( s )  Cu(2aq )  2 Ag( s )

Departemen Kimia | ITS


bisa dilihat bahwa ion perak tereduksi dan tembaga teroksidasi.
Jika dibandingkan kemungkin dua buah reaksi setengah sel 41
reduksi,

2 Ag (aq)  2e   2 Ag ( s ) EoAg+=0,799 V

2 
Cu ( aq )  2e  Cu( s ) Eocu2+=0,337 V

Ag+ yang memiliki kecenderungan lebih besar untuk


mengalami reduksi dibanding Cu2+,

maka Eosel dapat dihitung dengan mengurangkan potensial


reduksi yang lebih kecil ke potensial reduksi yang lebih
besar.
Eosel = EoAg+ - EoCu2+
Departemen Kimia | ITS
Potensial reduksi standar
42


Tidak mungkin mengukur potensial reduksi
1 standar dari setengah sel secara terpisah.


Yang dapat kita ukur adalah perbedaan yang
2 dihasilkan ketika dua setengah sel di hubungkan.


Sehingga elektroda pembanding dipilih secara bebas dan
3 nilai potensial reduksi standarnya ditentukan tepat 0 V

Departemen Kimia | ITS


Standard hidrogen electrode (SHE)
43

Gas H2, 1 atm

2 H (aq) , (1,00 M )  2e  H 2 ( g ) (1atm )


Eosel =
0V

Departemen Kimia | ITS


Pengukuran potensial reduksi
44

SHE, Ion tembaga,

Cu2+
Sebagai Anoda

H2(g)
gelembung

gas H2 (1 atm)
Volt meter

Jembatan garam

Atom tembaga,

Cu
Pt

H2 → 2H+ +2e- Cu2+ +2e-→ Cu

Departemen Kimia | ITS


2  45
Cu ( aq )  2e  Cu( s ) Katoda

H 2( g ,1atm )  2H (aq ,1.00M )  2e  Anoda

Cu (2aq )  H 2 ( g ,1atm)  2 H (aq,1.00M )  Cu ( s )

Eosel = EoCu2+ - EoH+

Potensial sel zat Potensial sel zat


yang tereduksi yang teroksidasi

EoH+ = 0,00 V, maka :


Departemen Kimia | ITS
0,34 V = EoCu2+ - 0,00 V
46

Ion seng, SHE,


Atom seng,
Zn2+ sebagai katoda
Zn

gelembung

gas H2

Volt meter

Jembatan garam

Ion klorida,

Cl-

Zn → Zn2+ +2e- 2H+ +2e- → H2

Departemen Kimia | ITS


2H (aq )  2e   H 2( g ) Katoda 47

Zn( s )  Zn(2aq )  2e  Anoda

2 H (aq )  Zn( s )  H 2 ( g )  Zn(2aq )

potensial standar sel nya

Eosel = EoH+ -
EoZn2+
0,76 V = 0,00 V - EoZn2+
EoZn2+ = -
0,76 V
Departemen Kimia | ITS
Contoh soal
48

Telah disebutkan sebelumnya bahwa potensial standar sel


galvani perak – tembaga bernilai 0,46 V. Reaksi sel nya
adalah,
2 Ag (aq )  Cu(S )  2 Ag ( s )  Cu(2aq )
Dan sebelumnya telah dibahas bahwa poensial reduksi Cu2+,
EoCu2+, adalah 0,34 V. Berapakah nilai potensial reduksi Ag+?

Penyelesaian :
Karena kita telah mengetahui potensial dari sel dan salah satu dari dua
potensial reduksi setengah selnya, kita hanya membutuhkan persamaan
seperti sebelumnya untuk menghitung potensial reduksi yang tidak
diketahui.
Departemen Kimia | ITS
49

Untuk itu kita perlu menentukan mana zat yang


teroksidasi dan mana zat yang tereduksi. Perak berubah
dari Ag+ menjadi Ag, jadi perak mengalami reduksi.
Tembaga teroksidasi dari Cu menjadi Cu2+. Jadi

Eosel V
0,46 =E=oE o -
Ag+Ag+ -
EoCu2+V
0,34
EoAg+ = 0,46 V +
0,34 V
EoAg+ = 0,80 V
Jadi potensial reduksi standar dari ion perak adalah 0,80
V

Departemen Kimia | ITS


Penggunaan potensial sel standar
50

1. PENENTUAN REAKSI SEL DAN POTENSIAL SEL


Suatu sel galvani disusun menggunakan elektroda yang terbuat dari
timbal dan timbal(IV)oksida (PbO2) dengan asam sulfat sebagai
elektrolitnya. Reaksi setengah sel dan potensial reduksinya adalah sebagai
berikut,

PbO2( s )  4 H (aq)  SO42(aq)  PbSO4( s )  2 H 2 O EoPbO2 = 1,69V

PbSO4( s )  2e  Pb( s )  SO42(aq ) EoPbSO4 = -0,36V

Bagaimanakah reaksi selnya, dan berapa potensial standar selnya ?

Departemen Kimia | ITS


Pada reaksi sel yang spontan, zat yang lebih mudah
51
tereduksi adalah yang akan mengalami reduksi. Ini
berarti reaksi setengah sel yang potensial reduksinya
lebih besar (lebih positif) akan mengalami reduksi
sedangkan setengah sel yang lain akan dibalik karena
mengalami oksidasi.

PbO2 memiliki potensial reduksi yang lebih


besar (lebih positif) dari pada PbSO4, sehingga
reaksi setengah sel yang pertama akan berjalan
sebagaima adanya pada tabel potensial reduksi
standar. Setengah sel yang kedua dibalik karena
mengalami oksidasi. Jadi reaksi setengah
selnya adalah :
Departemen Kimia | ITS
REAKSI YANG TERJADI
52

PbO2 ( s )  4 H (aq )  SO42(aq )  2e   PbSO4 ( s )  2 H 2O (l ) Eo


PbO2
=
1,69V
2
Pb( s )  SO 4 ( aq )  PbSO4 ( s )  2e EoPbSO4 = 0,36V

PbO2( s )  Pb( s )  2 SO42(aq )  4 H (aq)  2 PbSO4( s )  2 H 2 O(l )

Eosel = EoPbO2 – EoPbSO4


= 1,69 V – (- 0,36
V)
Departemen Kimia | ITS

= 2,05 V
2. MERAMALKAN REAKSI REDOKS SPONTAN 53

Reaksi spontan bagaimanakah yang akan terjadi jika


Cl2 dan Br2 ditambahkan ke larutan yang berisi ion
Cl- dan Br- ?

Penyelesaian:
Kita tahu bahwa zat yang lebih mudah tereduksi akan mengalami reduksi.
Jika kita dapatkan potensial reduksi Cl2 dan Br2, kita dapat gunakan nilai
Eo untuk menentukan, Ada dua kemungkinan reaksi reduksi

Departemen Kimia | ITS


Cl 2( g )  2e   2Cl (aq ) 54

Br2( g )  2e   2Br(aq )

Mengacu ke tabel, didapatkan bahwa Cl2 memilki


potensial reduksi yang lebih positif (1,36 V) dari
pada Br2(1,07 V). Ini artinya Cl2 akan tereduksi.
Maka reaksi setengah sel yang akan terjadi adalah:

Cl 2( g )  2e   2Cl (aq )

2Br(aq )  Br 2  2e 

Departemen Kimia | ITS


55

Reaksi totalnya adalah


 
Cl 2 ( g )  2 Br ( aq )  2Cl ( aq )  Br2 ( g )

3. PENENTUAN APAKAH SUATU REAKSI BERJALAN


SPONTAN

”Dalam sel galvani, perhitungan potensial sel untuk


reaksi spontan selalu positif”

Departemen Kimia | ITS


CONTOH SOAL

56

Tentukan apakah reaksi berikut spontan seperti


yang tertulis. Jika tidak, tuliskan bagaimana reaksi
spontannya.

Cu ( s )  2 H (aq)  Cu (2aq )  H 2( g )

3Cu( s )  8 H (aq )  2 NO3(aq )  3Cu(2aq )  4 H 2O(l )  2 NO( g )

Departemen Kimia | ITS


Jika kita bisa menemukan reaksi setengah sel beserta 57
potensial reduksinya, kita seharusnya mampu
menghitung nilai Eosel reaksi sesuai yang tertulis.
Tanda dari Eosel yang digunakan untuk menentukan
apakah reaksi tersebut spontan atau tidak.

1. Reaksi setengah sel yang terlibat pada reaksi adalah :

2H (aq )  2e   H 2( g )

Cu( s )  Cu(2aq )  2e 

Departemen Kimia | ITS


58
H+ tereduksi dan Cu teroksidasi, jadi

Eosel = EoH+ - EoCu2+


Eosel = (0,00 V) - (0,34 V)
= - 0,34 V
Perhitungan potensial selnya bertanda
negatif, jadi reaksi tersebut tidak spontan
ke arah maju. Reaksi spontannya adalah:

Cu 2 ( aq )  H 2 ( g )  Cu ( s )  2 H (aq )
Departemen Kimia | ITS
Untuk reaksi yang ke dua 59

2 NO3( aq)  8H (aq )  6e   2 NO( g )  4 H 2O(l )

Cu( s )  Cu(2aq )  2e 

Cu teroksidasi ketika NO3- mengalami reduksi, jadi :

Eosel = EoNO3- - EoCu2+


Eosel =(0,96 V) – (0,34 V)
= + 0,62 V

Karena perhitungan potensial selnya positif, reaksi


b ini berjalan spontan sebagaimana tertulis
Departemen Kimia | ITS
Potensial sel dan termodinamika
60

potensial sel spontanitas

perubahan
energi bebas
dari reaksi
Energi bebas (ΔG) suatu reaksi adalah ukuran
masimum kerja yang dapat dicapai oleh suatu reaksi.
Departemen Kimia | ITS
- ΔG = kerja masimum 61

Didalam suatu sistem listrik, kerja disuplai arus


listrik yang di dorong terus menerus oleh potensial
sel: Kerja dapat dihitung dengan

Kerja maksimum = n F Esel

- coulomb Joule
Kerja maksimum  mol e x x  joule
mol e - coulomb

ΔG = - n F Esel
Departemen Kimia | ITS
ΔGo = - n F Eosel
contoh
62

NiO2 ( s )  2Cl(aq )  4 H (aq)  Cl 2 ( g )  Ni(2aq )  2 H 2 O( l )

Hitung ΔGo untuk reaksi berikut, potensial sel


standarnya adalah 0,320 V pada 25oC.

Penyelesaian:
Ambil koefisien pada persamaannya sebagai mol.
Dua mol Cl- dioksidasi menjadi Cl2 dan 2 mol
elektron ditranfer (n = 2). Jadi menggunakan
persamaan 6 kita dapatkan
Departemen Kimia | ITS
9,65 x 10 4C 0,320 J
o
G  - (2 mol e-) x x
1 mol e - C
63

= - 6,18 x 104 J
= - 61,8 kJ

Departemen Kimia | ITS


Penentuan konstanta kesetimbangan
64

Salah satu aplikasi yang bermanfaat dari


elektrokimia adalah penentuan konstanta
kesetimbangan. Pada bagian lain buku ini ΔGo
dihubungkan dengan konstanta kesetimbangan (Kp
untuk reaksi gas dan Kc untuk reaksi dalam larutan)

ΔGo = - RT ln Kc

ΔGo = - n F Eosel
Departemen Kimia | ITS
o RT 65
E sel  ln Kc
nF

Pada suhu 25oC

o 0,0592V
E sel  log Kc
n

Departemen Kimia | ITS


contoh
66

NiO2 ( s )  2Cl(aq )  4 H (aq)  Cl 2 ( g )  Ni(2aq )  2 H 2 O( l )

Hitung ΔGo untuk reaksi berikut, potensial sel


standarnya adalah 0,320 V pada 25oC.

Hitung pula Kc nya

Departemen Kimia | ITS


9,65 x 10 4 0,320 J
Go  - (2 mol e-) x x 67
1 mol e - C

= - 6,18 x 104 J
= - 61,8 kJ

0,0592V
0,320 V  log Kc
2

Kc
Departemen Kimia | ITS
= 1010,8
= 6 x 10 10
Pengaruh konsentrasi pada potensial sel
68

Jika seluruh konsentrasi ion dalam sel adalah 1,00


M dan ketika tekanan parsial dari gas apa saja yang
terlibat dalam reaksi sel adalah 1 atm,

potensial selnya sama dengan potensial standar

konsentrasi dan tekanannya berubah ?

Departemen Kimia | ITS


Potensial berubah
ΔG = ΔGo + RT ln Q 69

- n F Esel = - n F Eosel + RT ln Q

o RT
Esel  E sel - ln Q
nF
Pada suhu 25oC

o 0,0592V
Esel  E sel - log Q
Departemen Kimia | ITS n
Contoh soal 70

Ni (2aq )  2e   Ni ( s )

Cr(3aq )  3e   Cr( s )

Hitung potensialnya jika [Ni2+] = 1,0 x 10-4 M dan


[Cr3+] = 2 x 10-3 M

Departemen Kimia | ITS


penyelesaian
71

Karena konsentrasinya tidak 1,00 M, kita harus


menggunakan persamaan Nerst, tetapi terlebih dulu
kita perlu merumuskan reaksi yang terjadi

tentukan berapa jumlah elektron yang


di tranfer

bentuk yang benar pernyataan aksi massanya


agar dapat menghitung Q
Departemen Kimia | ITS
3Ni (2aq )  6e   3Ni ( s ) reduksi
72

2Cr( s )  2Cr(3aq )  6e  oksidasi

3 Ni(2aq )  2Cr( s )  3 Ni( s )  2Cr(3aq ) reaksi sel

Esel  Eosel -
0,0592 V
log
 Cr3   2
6 Ni3  3
Eosel = EoNi2+ - EoCr3+
= (-0,25 V) – (- 0,74
Departemen Kimia | ITS V)
= 0,49 V
Esel  0,49 V -
0,0592V
log
 2,0 x 10 - 3 2 73

6 1,0x10- 43

= 0,49 V – (0,00987 V) log (4,0 x 106)


= 0,49 V – (0,00987 V)(6,60)
= 0,49 V – 0,065 V
= 0,42 V

Potensial selnya adalah 0,42 V

Departemen Kimia | ITS


Penentuan konsentrasi dari potensial sel
74

Seorang ahli kimia ingin mengukur konsentrasi Cu2+ pada


sampel air yang sangat banyak, dimana konsentrasi dari ion
Cu2+ diperkirakan cukup kecil. Peralatan yang digunakan
terdiri dari elektroda perak yang dicelupkan pada 1,00 M
larutan AgNO3, dihubungkan melalui jembatan garam
dengan setengah sel yang ke dua, yang berisi elektroda
tembaga yang dapat dicelupkan pada masing masing sampel
air, satu demi satu. Pada analisa salah satu sampel didapatkan
bahwa potensialnya 0,62 V, dengan elektroda tembaga
bertindak sebagai anoda. Berapakah konsentrasi ion tembaga
pada sampel air yang di analisis tersebut ?

Departemen Kimia | ITS


Cu ( s )  2 Ag (aq)  Cu (2aq )  2 Ag ( s ) 75

o
Esel  E sel -
0,0592 V
log
 Cu  2

2  Ag   2

Eosel = EoAg+ - EoCu2+


= (0,80 V) – (0,34 V)
= 0,46 V

Departemen Kimia | ITS


0,62 V  0,46 V -
0,0592 V
log
 Cu2  
76

2  Ag   2

log
 Cu2  
 - 5,4
 Ag  2

 Cu2    4 x 10 - 6
 Ag   2
 Cu2    4 x 10 - 6
1,00  2

 Cu2    4 x 10 - 6 M
Departemen Kimia | ITS
Aplikasi praktis galvani
1. sel kering seng karbon 77

Sel kering seng-karbon yang relatif tidak


mahal digunakan untuk memberikan
tenaga pada lampu senter, tape rekorder
tidaklah benar benar kering.
Kulit luarnya terbuat dari seng dan bertindak
sebagai anoda ; seng terbuka di bagian bawah luar
yang merupakan ujung negatif dari baterai.
Katodanya, yang merupakan ujung positif batterai,
tersusun atas karbon (grafit) batangan yang
dikelilingi oleh pasta basah yang tersusun dari
Departemen Kimia | ITS
bubuk grafit, mangan dioksida dan amonium
Reaksi anodanya adalah oksidasi seng
biasa 78

Zn( s )  Zn(2aq )  2e 
Reaksi katodanya sangat kompleks, berbagai
campuran produk terbentuk. Salah satu reaksi
utamanya adalah,
MnO2( s )  2 NH 4( aq)  2e   Mn2O3( s )  2 NH 3( g )  H 2O( l )

Amonia yang terbentuk pada katoda berekasi dengan


Zn2+ yang dihasilkan dari anoda membentuk ion
kompleks Zn(NH3)42+. Karena komplesitas dari reaksi
setengah sel katodanya, tidak ada reaksi total yang
sederhana dapat dituliskan.
Departemen Kimia | ITS
79

Keuntungan utama dari sel kering harganya relatif


murah dan normalnya sel kering dapat bekerja
tanpa terjadi kebocoran. Satu kerugiannya, sel
kehilangan kemampuannya lebih cepat bila dalam
kondisi pengurasan arus yang besar. Hal ini terjadi
karena produk hasil reaksi tidak dapat terdifusi
keluar dari elektroda dengan mudah. Namun bila
tidak dipakai untuk sementara waktu, baterai ini
dapat sedikit memulihkan dirinya sendiri.
Kelemahan lainnya, batterai ini tidak dapat di isi
ulang.
Departemen Kimia | ITS
80

Katoda Cincin penyekat


Anoda
Baja penutup

Segel lilin

Bantalan pasir

Batang karbon

(katoda)

NH4Cl, ZnCl2

pasta MnO2

Pori pemisah

Kaleng seng

(Anoda)

Pembungkus

Departemen Kimia | ITS


Alat yang diklaim mampu mengisi ulang baterai 81

seng-karbon prinsipnya adalah memindahkan


produk hasil reaksi keluar elektroda, sehingga
memungkinkan sel berfungsi kembali. Cara ini
tidak berfungsi setelah beberapa kali. Tidak
terlalu lama tutup sengnya akan terbentuk lubang
sehingga baterai harus dibuang.

Departemen Kimia | ITS


Baterai alkaline lampu senter atau sel kering 82

alkaline, juga menggunakan Zn dan MnO2


sebagai reaktan, tetapi dalam kondisi basa. Reaksi
setengah selnya adalah,

Zn( s )  2OH (aq )  ZnO( s )  H 2O ( l ) 2e 


2MnO 2( s ) H 2 O( l )  2e   Mn 2O3( s )  2OH (aq )

Tegangannya sekitar 1,54 V. Baterai ini memiliki


waktu hidup yang lebih lama dan mampu
mengirim arus lebih tingi dalam waktu yang lebih
lama dibanding
Departemen Kimia | ITS sel kering seng- karbon yang lebih
murah
Sel Bahan Bakar (Fuel Cell)
83

Produksi energi yang bisa langsung pake melalui


pembakaran bahan bakar merupakan proses yang
sangat tidak efisien. Pembangkit tenaga listrik
modern yang menggunakan minyak, batu bara,
atau gas alam.hanya mampu mengkonversi 35%
sampai 40% energi dari perhitungan teoritisnya
Mesin diesel atau bensin hanya memiliki efisiensi
25% - 30%, sedang sisanya akan dilepas ke
lingkungan sebagai panas. Hal ini yang
menyebabkan mobil harus memiliki sistem
pendingan yang efektif.
Departemen Kimia | ITS
Fuel cell adalah sel elektrokimia yang membakar 84
bahan bakar jauh mendekati kondisi reversibelnya
secara termodinamika dibanding pembakaran
sederhana. Oleh karena itu fuel cell mampu
mencapai efisiensi yang jauh lebih besar – 75% .
Gambar 9.8 mengilustrasikan fuel sel hidrogen –
oksigen. Elektrolitnya, potasiom hirodroksida pekat -
panas yang ditempatkan pada bagian tengah wadah,
bersentuhan dengan dua elektroda yang berpori.
Dalam hal ini digunakan elektroda karbon berpori
dan nikel tipis berpori. Gas H2 dan O2 dialirkan
sedemikian rupa sehingga bersentuhan dengan
elektroda dengan mengatur tekanannya. Pada katoda
oksigen akan tereduksi.
Departemen Kimia | ITS
85
 
O2( g )  2H 2O( l )  4e  4OH ( aq )

Di anoda hidrogen di oksidasi menjadi


air
2 H 2( g )  O2 ( g )  2 H 2 O( l )

Sebagian air yang terbentuk dianoda akan tinggal


sebagai uap tercampur dengan gas hidrogen yang
bersirkulasi. Reaksi sel totalnya, setelah
menyetimbangkan elektron yang ditangkap dan
dilepas menjadi

H 2( g )  2OH (aq )  2H 2O( l )  2e  


Departemen Kimia | ITS
86
Voltmeter
H2(g) + 2H2O O2(g) + H2O(g)

H2(g) O2(g)

Wadah

anoda katoda

Departemen Kimia | ITS


Keuntungan dari fuel cell sudah jelas. Tidak 87

ada bahan elektroda yang harus diganti


sebagaimana pada baterai biasa. Bahan bakar
dapat diumpankan secara kontiyu untuk
menghasil tenaga. Karena alasan-alasan
tersebut, fakta menyatakan bahwa sel hidrogen
– oksigen telah digunakan di pesawat ruang
angkasa Kerugiannya yang ada pada saat ini,
selain biayanya yang tinggi, juga dibutuhkan
ukuran yang lebih besar untuk menghasilkan
jumlah tenaga listrik agar bisa dimanfaatkan.

Departemen Kimia | ITS


Referensi
88

• Brady, J.E., 1990, “General Chemistry: Principles and Structure”, 5th


Edition, New York, USA: John Wiley and Sons (WIE)
• Chang, R., 2010, “Chemistry”, 10th Edition, New York, USA: McGraw
Hill
• Petrucci, R.H., Harwood, W.S. dan Herring, F.G., 2002, “General
Chemistry: Principles and Modern Application”, 8th Edition, USA:
Prentice Hall

Departemen Kimia | ITS


89

TERIMA KASIH

Departemen Kimia | ITS

Anda mungkin juga menyukai