Anda di halaman 1dari 67

PENGGAMBARAN STRUKTUR DALAM MEKANIKA TEKNIK

• Pendahuluan
Dalam disiplin ilmu teknik sipil dimana mahasiswa akan diajak bicara
tentang bangunan gedung, jembatan dan lain sebagainya, maka
mahasiswa perlu tahu bagaimana cara penggambarannya dalam mata
kuliah mekanika teknik, apa itu beban, balok, kolom, reaksi, gaya
dalam dan bagaimana cara penggambarannya dalam mata kuliah
mekanika teknik.
Beban
Didalam suatu struktur pasti ada yang namanya beban,
Beban yang bisa bergerak umumnya disebut beban hidup
misal : manusia, kendaraan, dan lain sebagainya.
Beban yang tidak dapat bergerak disebut beban mati, misal
: meja, peralatan dan lainsebagainya.
Ada beberapa macam bentuk beban yaitu beban terpusat
dan beban terbagi rata.
Perletakan

Dalam bidang teknik sipil kita selalu membicarakan masalah bangunan seperti
bangunan gedung, jembatan, dan lain sebagainya.
Bangunan-bangunan tersebut harus terletak diatas permukaan bumi, hubungan
antara bangunan tersebut dengan lapisan permukaan bumi dikaitkan dengan suatu
pondasi.
Bangunan yang terletak diatas permukaan bumi disebut bangunan atas, sedang
yang masuk pada lapisan permukaan bumi disebut dengan bangunan bawah.
Hubungan antara bangunan atas dan bawah melalui suatu tumpuan yang disebut
dengan “Perletakan”.
Contoh :
a. Hubungan antara bangunan atas jembatan dan bangunan bawah pondasi.

Struktur jembatan
(bangunan atas)

perletakan
Pondasi
(bangunan bawah)

struktur jembatan
Penggambaran pada mekanika teknik

perletakan

Gambar 1.13. Gambar perletakan jembatan dalam mekanika teknik


b. Hubungan antara bangunan gedung dan pondasi

Bangunan gedung (bangunan atas)

Perletakan (tumpuan)
muka tanah

Pondasi (bangunan bawah)

Penggambaran pada mekanika teknik

perletakan (tumpuan)

Gambar 1.14. Gambar perletakan gedung


dalam mekanika teknik
Macam-Macam Perletakan

Dalam mekanika teknik perletakan berfungsi untuk menjaga struktur supaya


kondisinya stabil.

Ada 4 macam perletakan dalam mekanika teknik yaitu :


1. rol,
2. sendi,
3. jepit
4. pendel.
Rol
a. Struktur

Bentuk perletakan rol, pada suatu


struktur jembatan yang bertugas
silinder baja
untuk menyangga sebagian dari
jembatan. (Gambar 1.15)
Karena struktur harus stabil maka
perletakan rol tersebut tidak boleh
turun jika kena beban dari atas, oleh
Rv karena itu rol tersebut harus
mempunyai reaksi vertical (Rv).

Gambar 1.15. Skema perletakan rol

Pada perletakan jembatan


Perletakan rol bila dilihat dari gambar struktur, maka rol tersebut bias bergeser ke arah
horizontal. jadi tidak bisa mempunyai reaksi horizontal, bisa berputar jika diberi beban
momen jadi tidak mempunyai reaksi momen.

Penggambaran perletakan rol dalam bidang mekanika


Rol teknik, ada reaksi vertikal.

Rv

Balok jembatan
Gambar 1.16. Aplikasinya perletakan rol dalam
mekanika teknik

Rv
KESEIMBANGAN BENDA

• Pendahuluan
• Dalam bidang teknik sipil mahasiswa selalu diajak berbicara tentang
bangunan gedung, jembatan dan lain sebagainya.
• Bangunan–bangunan tersebut supaya tetap berdiri, maka struktur-
strukturnya harus dalam keadaan seimbang, hal itu merupakan syarat
utama.
• Apa saja syarat-syaratnya supaya suatu bangunan tetap seimbang, dan
bagaimana cara menyelesaikannya, mahasiswa perlu mengetahuinya.
• Contoh : benda dalam keadaan seimbang (tidak bisa bergerak)

Gambar : suatu kotak yang dilem diatas meja


• Pengertian tentang keseimbangan
• Sebuah kotak yang dilem diatas meja, maka kotak tersebut dalam keadaan
seimbang, yang berarti kotak tersebut tidak bisa turun, tidak bisa bergeser
horisontal dan tidak bisa berguling.
• Jadi disini ada 3 macam keseimbangan :
1. Keseimbangan Vertikal
2. Keseimbangan Horizontal
3. Keseimbangan Momen

Momen = Gaya x Jarak,


dengan satuan : ton-meter, kg-cm, kg-m
 Kalau kotak tersebut dibebani secara vertikal (PV), tumpuannya mampu memberi perlawanan

secara vertikal pula, agar kotak tersebut tidak bisa turun syarat minimum R V = PV, atau RV - PV

= 0 atau V = 0 (jumah gaya-gaya vertikal antara beban dan reaksi harus sama dengan nol).
 

 Kalau kotak tersebut dibebani secara horisontal (P H ), maka pada tumpuannya mampu memberi
perlawanan secara horisontal (RH ). Agar kotak tersebut tidak bisa bergeser secara horisontal
maka syarat minimum RH = PH atau RH – PH = 0 atau H = 0 (jumlah gaya-gaya horisontal
antara beban dan reaksi harus sama dengan nol)

 Kalau kotak tersebut dibebani secara momen (PM ), maka pada tumpuannya mampu memberi

perlawanan secara momen (RM ). Agar kotak tersebut tidak bisa terpuntir (terangkat), maka

syarat minimum RM = PM atau RM - PM = 0 atau M = 0 (jumlah gaya-gaya momen beban dan


reaksi harus sama dengan nol).
 Dari variasi tersebut diatas, dapat dikatakan bahwa suatu benda yang stabil atau dalam
keadaan seimbang, maka harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
- V = 0 (jumlah gaya-gaya vertikal antara aksi (beban) dan reaksi harus sama dengan nol)
- H = 0 (jumlah gaya-gaya horisontal antara aksi (beban) dan reaksi sama dengan nol)
- M = 0 (jumlah gaya-gaya momen antara aksi (beban) dan reaksi harus sama dengan nol).
Rangkuman
o Macam-Macam Beban
- Beban terpusat; notasi; P; satuan; kg atau ton atau Newton
- Beban terbagi rata; notasi; q; satuan kg/m’ atau ton/m’ atau Newton / m’
 
o Macam Perletakan
- Rol , mempunyai 1 reaksi  Rv
- Sendi mempunyai 2 reaksi  Rv dan RH

- Jepit mempunyai 3 reaksi  Rv; RH dan RM


- Pendel mempunyai 1 reaksi  sejajar dengan batang pendel
 
o Syarat Keseimbangan
Ada 3 syarat keseimbangan yaitu :
v = 0, H = 0, M = 0
MODUL 2 : ARTI KONSTRUKSI STATIS TERTENTU DAN
CARA PENYELESAIANNYA
 JUDUL : KONSTRUKSI STATIS TERTENTU
 
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah membaca bagian ini mahasiswa akan mengerti apa yang disebut dengan
konstruksi statis tertentu.
 Tujuan Pembelajaran Khusus
Mahasiswa selain dapat mengerti apa yang disebut dengan konstruksi statis
tertentu, mengetahui syarat-syarat apa yang diperlukan dan bagaimana cara
pemanfaatannya.
2.1.1. Pendahuluan
Dalam bangunan teknik sipil, seperti gedung-gedung, jembatan dan lain
sebagainya, ada beberapa macam sistem struktur, mulai dari yang sederhana sampai
dengan yang kompleks; sistim yang paling sederhana tersebut disebut dengan
konstruksi statis tertentu. Mahasiswa diwajibkan memahami struktur yang paling
sederhana sebelum melangkah ke yang lebih kompleks.

Contoh : contoh struktur sederhana yaitu balok jembatan diatas 2 tumpuan.

Balok jembatan diatas 2 perletakan


Balok jembatan
A dan B
B
Perletakan A adalah rol
A
sendi Perletakan B adalah sendi
rol

Gambar 2.1. Gambar konstruksi jembatan dalam Mekanika Teknik


. Definisi Statis Tertentu

Suatu konstruksi disebut statis tertentu jika bisa diselesaikan dengan syarat-syarat
keseimbangan.
Ada beberapa syarat-syarat keseimbangan
Sesuai dengan materi yang sebelumnya ada 3 (tiga) syarat keseimbangan yaitu :
 V  0 ( jumlah gaya  gaya vertikal sama dengan nol)
 H  0 ( jumlah gaya  gaya horisontal sama dengan nol)
 M  0 ( jumlah momen sama dengan nol)

Kalau dalam syarat keseimbangan ada 3 persamaan,maka pada konstruksi statis tertentu
yang harus bisa diselesaikan dengan syarat-syarat keseimbangan, jumlah bilangan yang
tidak diketahui dalam persamaan tersebut maximum adalah 3 buah. Jika dalam
menyelesaikan suatu konstruksi tahap awal yang harus dicari adalah reaksi perletakan,
maka jumlah reaksi yang tidak diketahui maksimum adalah 3.
Contoh
Balok diatas dua perletakan dengan
a).
P
beban P seperti pada gambar.
A = sendi dengan 2 reaksi tidak
RAH diketahui (RAV dan RAH adalah reaksi-
A B
reaksi vertikal dan horizontal di A).
B= rol dengan reaksi tidak
RAV RBV diketahui (RBV = reaksi vertikal di B)

Gambar 2.2. Konstruksi statis tertentu


PR :
1.

2.
Pengertian tentang Gaya Dalam

Suatu balok terletak pada 2 perletakan dengan beban seperti pada gambar, maka balok tersebut akan menderita
beberapa gaya dalam yaitu :
 Balok menderita beban lentur yang menyebabkan balok tersebut berubah bentuk melentur. Gaya dalam yang
menyebabkan pelenturan balok tersebut disebut momen yang bernotasi M.
- Balok tersebut juga menderita gaya tekan karena adanya beban P dari
kiri dan kanan.
Balok yang menerima gaya yang searah dengan sumbu batang, maka akan
menerima beban gaya dalam yang disebut Normal yang diberi notasi N.

- Balok tersebut juga menderita gaya lintang atau gaya geser, akibat
adanya reaksi perletakan atau gaya-gaya yang tegak lurus (  ) sumbu
batang, balok tersebut menerima gaya dalam yang disebut gaya lintang
dan diberi notasi D.
Gaya Dalam Momen

Suatu balok yang terletak diatas 2 tumpuan dengan beban


seperti pada gambar, ada beban terbagi rata q (kg/m’) dan
beban terpusat P (kg).
Balok tersebut akan menerima beban lentur sehingga balok
akan melendut, yang berarti balok tersebut menerima beban
lentur atau momen. (atau menerima gaya dalam momen)
Definisi
Momen adalah perkalian antara gaya x jarak.
Balok yang terletak antara tumpuan A dan B menderita (menerima) momen. Momen untuk daerah
balok antara perletakan A ke perletakan B dengan variable x bisa ditulis sebagai berikut :

Mx = RA . x – q.x. ½ x (dihitung dari kiri ke potongan c-c) ….(pers. 1)


Misal kita ambil potongan c-c yang terletak sejarak x dari A
RA (reaksi di A) merupakan gaya
I
x = adalah jarak dari RA ke potongan c-c sejauh x

qx = merupakan gaya dari beban terbagi rata sejauh x


yang diberi notasi (Q1 = qx)
II

½ x = adalah jarak dari titik berat beban terbagi rata


sepanjang x ke potongan c-c

Gambar potongan struktur bagian kiri


 Tanda Gaya Dalam Momen

Untuk memberi perbedaan antara momen-momen yang


mempunyai arah berbeda, maka perlu memberi tanda terhadap
momen tersebut.
Jika momen tersebut mampu melentur suatu balok sehingga serat
atas tertekan dan serat bawah tertarik maka momen tersebut diberi
tanda (+) = positif. Demikian juga sebaliknya.
Gaya Lintang (D)

Kalau dilihat, balok yang terletak diatas 2 (dua) perletakan A dan B,


menerima gaya-gaya yang arahnya (tegak lurus) terhadap sumbu
balok. Gaya-gaya tersebut adalah RA ; q dan RB , gaya-gaya tersebut
yang memberi gaya lintang terhadap balok A-B tersebut.
Definisi : Gaya lintang adalah gaya-gaya yang  dengan sumbu batang.

Kalau kita ambil salah satu potongan antara perletakan A-B yaitu c-c, maka
coba gaya-gaya apa saja yang arahnya  (tegak lurus) terhadap sumbu AB.
 kalau dilihat dari C ke kiri potongan, maka

(1)  Dc = RA – q x = RA – Q1 (gaya lintang di c yang dihitung dari kiri


potongan)
x
c
q (kg/m’)

c
Q1=q x
RA
Gambar 2.14. Potongan balok bagian kiri

Anda mungkin juga menyukai