• Pendahuluan
Dalam disiplin ilmu teknik sipil dimana mahasiswa akan diajak bicara
tentang bangunan gedung, jembatan dan lain sebagainya, maka
mahasiswa perlu tahu bagaimana cara penggambarannya dalam mata
kuliah mekanika teknik, apa itu beban, balok, kolom, reaksi, gaya
dalam dan bagaimana cara penggambarannya dalam mata kuliah
mekanika teknik.
Beban
Didalam suatu struktur pasti ada yang namanya beban,
Beban yang bisa bergerak umumnya disebut beban hidup
misal : manusia, kendaraan, dan lain sebagainya.
Beban yang tidak dapat bergerak disebut beban mati, misal
: meja, peralatan dan lainsebagainya.
Ada beberapa macam bentuk beban yaitu beban terpusat
dan beban terbagi rata.
Perletakan
Dalam bidang teknik sipil kita selalu membicarakan masalah bangunan seperti
bangunan gedung, jembatan, dan lain sebagainya.
Bangunan-bangunan tersebut harus terletak diatas permukaan bumi, hubungan
antara bangunan tersebut dengan lapisan permukaan bumi dikaitkan dengan suatu
pondasi.
Bangunan yang terletak diatas permukaan bumi disebut bangunan atas, sedang
yang masuk pada lapisan permukaan bumi disebut dengan bangunan bawah.
Hubungan antara bangunan atas dan bawah melalui suatu tumpuan yang disebut
dengan “Perletakan”.
Contoh :
a. Hubungan antara bangunan atas jembatan dan bangunan bawah pondasi.
Struktur jembatan
(bangunan atas)
perletakan
Pondasi
(bangunan bawah)
struktur jembatan
Penggambaran pada mekanika teknik
perletakan
Perletakan (tumpuan)
muka tanah
perletakan (tumpuan)
Rv
Balok jembatan
Gambar 1.16. Aplikasinya perletakan rol dalam
mekanika teknik
Rv
KESEIMBANGAN BENDA
• Pendahuluan
• Dalam bidang teknik sipil mahasiswa selalu diajak berbicara tentang
bangunan gedung, jembatan dan lain sebagainya.
• Bangunan–bangunan tersebut supaya tetap berdiri, maka struktur-
strukturnya harus dalam keadaan seimbang, hal itu merupakan syarat
utama.
• Apa saja syarat-syaratnya supaya suatu bangunan tetap seimbang, dan
bagaimana cara menyelesaikannya, mahasiswa perlu mengetahuinya.
• Contoh : benda dalam keadaan seimbang (tidak bisa bergerak)
secara vertikal pula, agar kotak tersebut tidak bisa turun syarat minimum R V = PV, atau RV - PV
= 0 atau V = 0 (jumah gaya-gaya vertikal antara beban dan reaksi harus sama dengan nol).
Kalau kotak tersebut dibebani secara horisontal (P H ), maka pada tumpuannya mampu memberi
perlawanan secara horisontal (RH ). Agar kotak tersebut tidak bisa bergeser secara horisontal
maka syarat minimum RH = PH atau RH – PH = 0 atau H = 0 (jumlah gaya-gaya horisontal
antara beban dan reaksi harus sama dengan nol)
Kalau kotak tersebut dibebani secara momen (PM ), maka pada tumpuannya mampu memberi
perlawanan secara momen (RM ). Agar kotak tersebut tidak bisa terpuntir (terangkat), maka
Suatu konstruksi disebut statis tertentu jika bisa diselesaikan dengan syarat-syarat
keseimbangan.
Ada beberapa syarat-syarat keseimbangan
Sesuai dengan materi yang sebelumnya ada 3 (tiga) syarat keseimbangan yaitu :
V 0 ( jumlah gaya gaya vertikal sama dengan nol)
H 0 ( jumlah gaya gaya horisontal sama dengan nol)
M 0 ( jumlah momen sama dengan nol)
Kalau dalam syarat keseimbangan ada 3 persamaan,maka pada konstruksi statis tertentu
yang harus bisa diselesaikan dengan syarat-syarat keseimbangan, jumlah bilangan yang
tidak diketahui dalam persamaan tersebut maximum adalah 3 buah. Jika dalam
menyelesaikan suatu konstruksi tahap awal yang harus dicari adalah reaksi perletakan,
maka jumlah reaksi yang tidak diketahui maksimum adalah 3.
Contoh
Balok diatas dua perletakan dengan
a).
P
beban P seperti pada gambar.
A = sendi dengan 2 reaksi tidak
RAH diketahui (RAV dan RAH adalah reaksi-
A B
reaksi vertikal dan horizontal di A).
B= rol dengan reaksi tidak
RAV RBV diketahui (RBV = reaksi vertikal di B)
2.
Pengertian tentang Gaya Dalam
Suatu balok terletak pada 2 perletakan dengan beban seperti pada gambar, maka balok tersebut akan menderita
beberapa gaya dalam yaitu :
Balok menderita beban lentur yang menyebabkan balok tersebut berubah bentuk melentur. Gaya dalam yang
menyebabkan pelenturan balok tersebut disebut momen yang bernotasi M.
- Balok tersebut juga menderita gaya tekan karena adanya beban P dari
kiri dan kanan.
Balok yang menerima gaya yang searah dengan sumbu batang, maka akan
menerima beban gaya dalam yang disebut Normal yang diberi notasi N.
- Balok tersebut juga menderita gaya lintang atau gaya geser, akibat
adanya reaksi perletakan atau gaya-gaya yang tegak lurus ( ) sumbu
batang, balok tersebut menerima gaya dalam yang disebut gaya lintang
dan diberi notasi D.
Gaya Dalam Momen
Kalau kita ambil salah satu potongan antara perletakan A-B yaitu c-c, maka
coba gaya-gaya apa saja yang arahnya (tegak lurus) terhadap sumbu AB.
kalau dilihat dari C ke kiri potongan, maka
c
Q1=q x
RA
Gambar 2.14. Potongan balok bagian kiri