Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar belakang Masalah
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas kami kepada Dosen Statika.
Dan karena begitu pentingnya materi ini dan untuk menambah pematerian, maka
dengan ini kami membuat makalah Statika ini.
2. Perumusan Masalah
Kita dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan gaya, sifat gaya,
penjumlahan gaya, beban, jenis-jenis tumpuan dan reaksi, dan keseimbangan.
3. Tujuan Pembuatan Makalah
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk membantu, mempermudah
pembelajaran serta melengkapi pematerian.

BAB II
PEMBAHASAN
1.

Pengertian Statika
Statika adalah cabang dari ilmu mekanika teknik yang mempelajari
hubungan gaya-gaya atau pembebanan yang bekerja pada suatu sistem atau
konstruksi yang dalam keadaan diam/seimbang/statis. Ilmu statika sangat penting
dalam dunia teknik sipil karena suatu konstruksi atau proyek harus direncanakan
supaya tetap dalam keadaan statis (tidak begerak) walaupun sudah ada
pembebanan atau gaya-gaya yang bekerja pada konstruksi tersebut, sehingga tidak
membahayakan orang-orang yang akan memakai gedung tersebut. Pada mata
kuliah statika, tipe-tipe konstruksi yang dipelajari disederhanakan terlebih dulu,
dengan mengabaikan beberapa faktor seperti sifat bahan atau dimensi ketiga.
Sebelum memulai pelajaran statika, harus sudah mengenal dasar-dasar fisika
mekanika. Sebelum masuk bahan-bahan statika, beberapa pengertian dari fisika
mekanika direview terlebih dahulu.

2.

Pengertian tentang Gaya dan Garis Kerja gaya

Gaya

adalah

merupakan

vektor

yang

mempunyai

besar

dan

arah.

Penggambarannya biasanya berupa garis dengan panjang sesuai dengan skala


yang ditentukan. Jadi panjang garis bisa dikonversikan dengan besarnya gaya.
*

Contoh 1

Orang berdiri dengan berat 50 kg

arah berat = kebawah (sesuai arah gravitasi) ditunjukkan dengan gambar anak panah ke bawah
Panjang gaya
dengan skala 1 cm = 50 kg

Jadi 50 kg adalah gaya yang diakibatkan oleh orang berdiri tersebut dengan arah
gaya kebawah yang diwakili sebagai gambar anak panah dengan panjang 1 cm
karena panjang 1 cm setara dengan berat 50 kg.

* Contoh 2
Batu diatas meja dengan berat 10
kg
Panjang gaya = 1 cm

Arah berat = kebawah (sesuai


arah gravitasi) ditunjukkan dengan
gambar anak panah dengan skala
Jadi 10 kg adalah gaya yang diakibatkan oleh batu yang menumpu di atas meja
dengan arah gaya ke bawah yang diwakili sebagai gambar anak panah dengan
panjang 1 cm karena panjang 1 cm setara dengan gaya 10 kg.

* Contoh 3
15 kg
1 cm

Panjang gaya

Orang mendorong mobil


mogok kemampuan orang
mendorong tersebut adalah 15 kg.

Arah dorongan kesamping kanan ditunjukkan dengan gambar anak panah arah kesamping dengan sk

Jadi 15 kg adalah gaya yang diberikan oleh orang untuk mendorong mobil mogok
dengan arah kesamping kanan, yang diwakili sebagai gambar anak panah dengan
panjang 1 cm karena 1 cm setara dengan 15 kg.

Garis kerja gaya adalah garis lurus yang melewati gaya


Seperti contoh di bawah :
Contoh

15 kg

* kerja gaya orang yang mempunyai berat 50 kg tersebut adalah


Garis
Garis kerja gaya

Orang dengan berat 50 kg


garis kerja gaya

Garis kerja gaya untu


mendorong mobil
mogok tersebut
adalah horisontal

Titik tangkap gaya adalah titik awal bermulanya gaya tersebut.


Contoh: mobil mogok diatas jembatan, roda mobil serta tumpuan tangan orang
yang mendorong adalah merupakan titik tangkap gaya.

titik tangkap gaya


Titik tangkap gaya

gaya

50 kg

15 kg

3.

Sifat Gaya

Gaya dan titik tangkap gaya bisa dipindah-pindahkan asal masih dalam daerah
garis kerja gaya
Contoh dalam gambar K dan K1 adalah merupakan gaya.
Gambar 1.1. Gambar garis kerja gaya
Posisi gaya K lama

Posisi gaya K baru

4.
garis kerja gaya

Posisi gaya K1 lama

K1

Posisi gaya K1 baru

Penjumlahan Gaya
Penjumlahan gaya bisa dilakukan secara analitis maupun grafis.

Penjumlahan secara grafis


Penjumlahan 2 gaya yang mempunyai titik tangkap yang sama, jadi gaya-gaya
tersebut sebidang, bisa secara langsung dijumlahkan secara grafis.

Penjumlahan secara analitis


Dalam penjumlahan secara analitis kita perlu menentukan titik pusat (salib
sumbu) koordinat, yang mana biasanya sering dipakai adalah sumbu oxy. Didalam
salib sumbu tersebut gaya-gaya yang akan dijumlahkan,

5.

Beban
Didalam suatu struktur pasti ada beban, beban yang bisa bergerak umumnya
disebut beban hidup misal : manusia, kendaraan, dan lain sebagainya. Beban yang
tidak dapat bergerak disebut beban mati, misal : meja, peralatan dan
lainsebagainya. Ada beberapa macam beban yaitu beban terpusat dan beban
terbagi rata.

a. Beban terpusat
Beban terpusat adalah beban yang terkonsentrasi di suatu tempat.
a.1.
manusia yang berdiri diatas jembatan

P
beban terpusat
Penggambaran dalam mekanika teknik

a.2.
Kendaraan berhenti diatas jembatan

P1

P2

P3
Penggambaran dalam mekanika teknik

Notasi beban terpusat = P


Satuan beban terpusat = ton, kg, Newton, dan lainsebagainya,
b. Beban terbagi rata
Beban terbagi rata adalah beban yang tersebar secara merata baik kearah
memanjang maupun ke arah luas.

anak-anak berbaris diatas jembatan

q t/m
Penggambaran dalam mekanika teknik

Notasi beban terbagi rata = q


Satuan beban terbagi rata =

ton/m, kg/cm
Newton/m dan lainsebagainya.

6.

Jenis-Jenis Tumpuan dan Reaksi

Tumpuan Rol
Alat ini mampu melawan gaya-gaya dalam suatu garis aksi yang spesifik.
Tumpuan Rol merupakan tumpuan yang mampu menahan gaya dalam arah
Vertikal. Penghubung yang terlihat pada gambar dibawah ini dapat melawan gaya
hanya dalam arah AB rol. Pada gambar dibawah hanya dapat melawan beban
vertical. Sedang rol-rol hanya dapat melawan suatu tegak lurus pada bidang cp.

Tumpuan Engsel
Tumpuan yang berpasak mampu melawan gaya yang bekerja dalam setiap
arah dari bidang. Jadi pada umumnya reaksi pada suatu tumpuan seperti ini
mempunyai dua komponen yang satu dalam arah horizontal dan yang lainnya
dalam arah vertical. Tidak seperti pada perbandingan tumpuan rol atau
penghubung,maka perbandingan antara komponen-komponen reaksi pada
tumpuan yang terpasak tidaklah tetap. Untuk menentukan kedua komponen ini,
dua buah komponen statika harus digunakan.

Tumpuan Jepit
Tumpuan jepit ini mampu melawan gaya dalam setiap arah, baik arah
vertikan dan horizontal dan juga mampu melawan suaut kopel atau momen.
Secara fisik,tumpuan ini diperoleh dengan membangun sebuah balok ke dalam
suatu dinding batu bata. Mengecornya ke dalam beton atau mengelas ke dalam
bangunan utama. Suatu komponen gaya dan sebuah momen.

7.

Keseimbangan
Sebuah kotak yang dilem diatas meja, maka kotak tersebut dalam keadaan
seimbang, yang berarti kotak tersebut tidak bisa turun, tidak bisa bergeser
horisontal dan tidak bisa berguling.

Keseimbangan vertikal

Pv

Kotak
Lem

kalau kotak tersebut dibebani


secara

vertikal

(Pv),

maka

kotak tersebut tidak bisa turun,


yang

berarti

meja

tersebut

mampu memberi perlawanan


vertikal
Meja
Pv

(Rv),

perlawanan

vertikal tersebut (Rv) disebut


reaksi vertikal.

Rv
Kotak

Gambar 1.24. Keseimbangan


vertikal
Bandingkan hal tersebut diatas
dengan kotak yang berada di
atas lumpur

Lumpur

Kalau kotak tersebut dibebani


secara
Kotak tenggelam kotak

vertikal
tersebut

(Pv),

maka

langsung

tenggelam, yang berarti lumpur tersebut tidak mampu memberi perlawanan secara
vertikal (Rv).

(Gambar 1.25)
Gambar 1.25. Kotak tenggelam dalam lumpur

Keseimbangan horisontal

Kotak

PH

Lem
RH

Kalau

kotak

tersebut

dibebani secara horisontal


(PH), maka kotak tersebut
tidak bisa bergeser secara

meja

horisontal,yang berarti lem

yang merekat antara kotadan meja tersebut mampu Gambar 1.26. Keseimbangan
horizontal memberi perlawanan horisontal (RH), sehingga bisa menahan kotak
untuk

tidak

bergeser.Perlawanan

horisontal

tersebut

(RH)disebut

reaksi

horisontal.Bandingkan hal tersebut diatas dengan kotak yang berada di atas meja
tanpa di lem

PH

kotak yang bergeser

Gambar 1.27. Kotak yang bergeser Karena beban horizontal

Kalau kotak tersebut dibebani secara horisontal (P H), maka kotak tersebut
langsung bergeser, karena tidak ada yang menghambat, yang berarti meja tersebut
tidak mampu memberi perlawanan horisontal (RH)
(Gambar 1.27)

Keseimbangan Momen

Kalau kotak tersebut dibebani momen (P M), maka kotak tersebut tidak bisa
berputar (tidak bisa terangkat), yang berarti lem perekat antara kotak dan meja
tersebut mampu memberikan perlawanan momen (RM), perlawanan momen
tersebut (RM) disebut dengan reaksi momen.
PM
Kotak

Lem
Meja

RM

Gambar 1.28. Keseimbangan momen

10

Bandingkan hal tersebut diatas dengan kotak yang berada di atas meja tanpa di

PM

lem.
Kotak yang terangkat
Meja

Kalau

kotak

tersebut

dibebani momen (PM), maka kotak tersebut bisa terangkat, karena tidak ada lem
yang mengikat antara kotak dan meja tersebut, yang berarti meja tersebut tidak
mampu memberikan perlawanan momen (RM).
Gambar 1.29. Kotak yang terangkat karena beban momen

Keseimbangan Statis

PV

PM
Kotak

PH

Lem

RH

Meja

RV

RM

11

Kalau kotak tersebut di lem diatas meja, yang berarti harus stabil, benda
tersebut harus tidak bisa turun, tidak bisa bergeser horisontal, dan tidak bisa
terangkat.

Kalau kotak tersebut dibebani secara vertikal (PV), tumpuannya mampu


memberi perlawanan secara vertikal pula, agar kotak tersebut tidak bisa turun
syarat minimum RV = PV, atau RV - PV = 0 atau V = 0 (jumah gaya-gaya vertikal
antara beban dan reaksi harus sama dengan nol).

Kalau kotak tersebut dibebani secara horisontal (PH ), maka pada


tumpuannya mampu memberi perlawanan secara horisontal (R H ). Agar kotak
tersebut tidak bisa bergeser secara horisontal maka syarat minimum RH = PH atau
RH PH = 0 atau H = 0 (jumlah gaya-gaya horisontal antara beban dan reaksi
harus sama dengan nol)

Kalau kotak tersebut dibebani secara momen (PM ), maka pada


tumpuannya mampu memberi perlawanan secara momen (R M ). Agar kotak
tersebut tidak bisa terpuntir (terangkat), maka syarat minimum RM = PM atau RM PM = 0 atau M = 0 (jumlah gaya-gaya momen beban dan reaksi harus sama
dengan nol).

Dari variasi tersebut diatas, dapat dikatakan bahwa suatu benda yang stabil
atau dalam keadaan seimbang, maka harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :

V = 0 (jumlah gaya-gaya vertikal antara aksi (beban) dan reaksi harus


sama dengan nol)

H = 0 (jumlah gaya-gaya horisontal antara aksi (beban) dan reaksi sama


dengan nol)

M = 0 (jumlah gaya-gaya momen antara aksi (beban) dan reaksi harus


sama dengan nol).

12

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :

Statika adalah cabang dari ilmu mekanika teknik yang mempelajari hubungan
gaya-gaya atau pembebanan yang bekerja pada suatu sistem atau konstruksi yang
dalam keadaan diam/seimbang/statis.

Gaya

adalah

merupakan

vektor

yang

mempunyai

besar

dan

arah.

Penggambarannya biasanya berupa garis dengan panjang sesuai dengan skala


yang ditentukan. Jadi panjang garis bisa dikonversikan dengan besarnya gaya.

Penjumlahan gaya bisa dilakukan secara analitis maupun grafis.

Didalam suatu struktur pasti ada beban, beban yang bisa bergerak umumnya
disebut beban hidup misal : manusia, kendaraan, dan lain sebagainya. Beban yang
tidak dapat bergerak disebut beban mati, misal : meja, peralatan dan
lainsebagainya. Ada beberapa macam beban yaitu beban terpusat dan beban
terbagi rata.

Tumpuan dibagi menjadi 3 yaitu Tumpuan Rol, Tumpuan Engsel, dan Tumpuan
Jepit.

13

DAFTAR PUSTAKA
Wiryanto Dewobroto, Sahari Besari. (2006). Simulasi Numerik berbasis
Komputer sebagai Solusi Pencegah Bahaya akibat Kegagalan Bangunan ,
Prosiding Seminar Nasional Kegagalan Bangunan, Solusi dan Pencegahan
2006, Kampus UPH Lippo Karawaci, 3 Mei 06.
Nurachmandani, setya.2009. Fisika 2 Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Widodo, tri. 2009. Fisika Untuk SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.

14

Anda mungkin juga menyukai