Anda di halaman 1dari 44

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di zaman modern saat ini perkembangan dunia industri Tissue berkembang

dengan sangat pesat baik itu perusahaan dalam negeri maupun perusahaan yang

ada diluar negeri, mereka berpacu untuk jadi yang terdepan dalam memproduksi

produk – produk mereka sehingga bisa menjadi produk kelas dunia. Di Indonesia

sendiri banyak perusahaan – perusahaan yang memproduksi tissue seperti PT.

Lontar Papyrus Pulp And Paper Industri.

PT. Lontar Papyrus Pulp And Paper Industri adalah salah satu perusahaan

yang bergerak di bidang produksi Tissue. Perusahaan ini telah mempunyai 7

mesin produksi tissue yang telah beroperasi dan menghasilkan produk yang telah

di pasarkan baik di dalam maupun di luar negeri. Tissue merupakan salah satu

yang sering digunakan dalam kehidupan sehari - hari karena tissue merupakan

benda praktis untuk dibawa.

Kegunaan tissue saat ini memang cukup beragam, meskipun pada

prinsipnya tak banyak orang yang tau bagaimana tissu itu dibuat. Tissue

merupakan salah satu jenis paper yang dewasa ini menjadi salah satu produk yang

sangat diminati dan terus-menerus mengalami peningkatan dari segi permintaan

dan proses produksinya. Hal ini dikarenakan keberadaan produk tissue saat ini

dirasa cukup efektif selain karena penggunaannya lebih praktis juga mudah

didapat. Keberadaan produk tissue saat ini merupakan bagian yang tak

STITEKNAS JAMBI
2

terpisahkan karena kegunaanya yang cukup beragam, mulai dari media

pembungkus, pembersih, dan aneka hiasan.

Jenis tisu ada 4 yaitu facial tissue, toilet tissue, napkin tissue, towel tissue.

walaupun ada berbagai jenis tissue yang di buat tapi tissue tersebut hanya di buat

dengan satu mesin, yang membedakanya hanya pada bahan dan zat kimia yang

digunakan untuk membuat tissue tersebut. Di dalam mesin tissue banyak terdapat

equipment atau bagian – bagian yang ada di dalam nya antara lain : Yankee dryer,

Suction Press Roll, Wire, Felt, head box, Forming Roll, Blade dan bagian- bagian

kecil lainya. Bagian – bagian yang terdapat pada mesin tissue tersebut memiliki

fungsi dan kegunaanya masing – masing, ada yang berguna sebagai pengering,

penghantar dan tempat penggulung tissue yang akan di produksi.

Dari bagian – bagian yang ada di dalam mesin tissue tersebut, Felt menjadi

salah satu yang banyak berpengaruh terhadap produksi tissue yang di hasilkan.

Felt adalah suatu bagian dalam mesin tissue yang berfungsi sebagai penghantar

fibre yang di semprotkan oleh headbox yang kemudian di bawa menuju suction

press roll dan di keringkan dengan yankee dryer.

Apabila felt rusak atau cacat maka akan sangat berpengaruh tehadap hasil

quality tissue yang dihasilkan. Untuk itu harus adanya perawatan terhadap felt

agar felt tersebut tidak cacat (rusak) serta sesuai dengan masa pakai dan

mengurangi masalah quality yang di akibatkan oleh felt cacat.

Dari uraian permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

observasi dan penelitian lebih lanjut yang ada dalam bentuk laporan kerja

praktek yang berjudul :

STITEKNAS JAMBI
3

“PERAWATAN TERHADAP FELT TISSUE MESIN DI PT.

LONTAR PAPYRUS PULP AND PAPER INDUSTRI”.

1.2 Latar Belakang Permasalahan

1. Terjadinya kerusakan (cacat) pada felt akibat perawatan yang salah yang

dapat merusak quality tissue

2. Masa pakai felt tidak sesuai dengan standar masa pemakaian.

1.3 Rumusan Masalah

Meninjau pada latar belakang permasalahan yang hendak dicapai dalam

penelitian ini, maka rumusan masalah yang dapat dilakukan adalah

1. Bagaimana perawatan yang tepat untuk mencegah resiko terjadinya felt

rusak (cacat) ?

2. Bagaimana perawatan terhadap felt agar dapat mencapai ketercapaian

masa pakai felt?

1.4 Batasan Masalah

Untuk menghindari pembahasan yang meluas pada penelitian ini, maka

penulis melakukan pembatasan masalah yaitu :

1. Felt yang diteliti adalah Felt untuk Tissue Machine

2. Tidak menghitung berapa keuntungan yang di dapat dari ketercapaian

masa pakai felt.

STITEKNAS JAMBI
4

1.5 Tujuan dan Manfaat

1.5.1 Tujuan

Untuk dapat menambah pengetahuan tentang Tissue Mesin dan untuk

mengetahui pemeliharaan yang tepat guna mencegah terjadinya felt cacat serta

mendukung kelancaran proses produksi di tissue machine.

1.5.2 Manfaat

Di harapkan dapat menambah ilmu pengetahuan tentang Tissue machine

serta dapat memberikan hasil quality produksi yang baik di PT. LPPPI.

1.6 Metodologi

Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan penelitian yakni sebagai

berikut : Identifikasi
masalah

Studi literatur

Pengumpulan
data

Data Skunder Data Primer

Analisa Data

Kesimpulan

STITEKNAS JAMBI
5

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan kerja praktek ini terdiri dari VI bab

yaitu :

Bab I : Pendahuluan

Berisi latar belakang, tujuan, identifikasi masalah, ruang

lingkup dan batasan masalah serta sistematika penulisan

laporan.

Bab II : Tinjauan Pustaka

Menguraikan tentang beberapa teori dasar yang

digunakan sebagai pedoman dalam analisa dan

pembahasan tentang Felt.

Bab III : Gambaran Umum Perusahaan

Berisi sejarah singkat perusahaan, Visi dan Misi

Perusahaan, Struktur Organisasi Perusahaan dan hal lain

yang dianggap perlu.

Bab IV : Pengumpulan dan Pengolahan Data

Menguraikan tentang proses pengumpulan data, serta

sajian data dari hasil pengumpulan data, yang

selanjutnya akan diolah sehingga dihasilkan informasi

yang dapat digunakan untuk menganalisis permasalahan

yang terjadi pada Felt di Tissue Machine.

STITEKNAS JAMBI
6

Bab V : Analisis Permasalahan

Berisi tentang analisis dan pemecahan masalah terhadap

hasil pengolahan data tentang Felt di Tissue Machine.

Bab VI : Penutup

Berisi tentang kesimpulan dan Saran

1.8 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

Lokasi dan waktu Kerja Praktek :

Penelitian dilakukan di PT.LPPPI, kecamatan Tebing Tinggi, kabupaten

Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi, tepatnya pada :

 Departemen : Tissue Departemen 5.1

 Seksi : Tissue Machine 5.1

 Unit : Tissue Machine

Pelaksanaan Penelitian berlangsung selama 2 bulan yaitu dari tanggal 27

september 2014 sampai 27 november 2014

STITEKNAS JAMBI
7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Perawatan

Perawatan merupakan suatu kegiatan yang diarahkan pada tujuan untuk

menjamin kelangsungan fungsional suatu sistem produksi sehingga dari sistem itu

dapat diharapkan menghasilkan out put yang sesuai dengan yang dikehendaki.

Perawatan dapat dipandang sebagai bayangan dari sistem produksi, dimana

apabila sistem produksi beroperasi dengan kapasitas yang sangat tinggi maka akan

lebih intensif. (Vincent Gasper,94,Hal;513)

Beberapa pengertian perawatan menurut para ahli :

1) Menurut Corder (1988), perawatan merupakan suatu kombinasi dan

tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam, atau untuk

memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa di terima.

2) Menurut Assauri (1993), perawatan diartikan sebagai suatu kegiatan

pemeliharaan fasilitas pabrik serta mengadakan perbaikan, penyesuaian

atau penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan operasi

produksi yang sesuai dengan yang di rencanakan.

3) Menurut Dhillon (1997), perawatan adalah semua tindakan yang penting

dengn tujuan untuk menghasilkan produk yang baik atau untuk

mengembalikkan kedalam keadaan yang memuaskan.

Perawatan juga dapat didefinisikan sebagai suatu aktivitas untuk

memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan

STITEKNAS JAMBI
8

perbaikan atau penyesuaian penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu

keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan.

Pada dasarnya terdapat dua prinsip utama dalam sistem perawatan yaitu :

1. Menekan (memperpendek) periode kerusakan (break down period)

sampai batas minimum dengan mempertimbangkan aspek ekonomis.

2. Menghindari kerusakan (break down) tidak terencana, kerusakan

tiba – tiba.

Dalam perawatan terdapat dua kegiatan pokok yang berkaitan dengan

tindakan perawatan, yaitu :

1. Perawatan yang bersifat preventive

Perawatan ini dimaksudkan untuk menjaga keadaan peralatan

sebelum peralatan itu menjadi rusak. Pada dasarnya yang dilakukan

adalah untuk mencegah timbulnya masalah yang tak terduga dan

menentukan keadaan yang dapat menyebabkan kerusakan pada

waktu proses produksi.

2. Perawatan yang bersifat korektif

Perawatan ini dimaksud untuk memperbaiki perawatan yang rusak.

Pada dasarnya aktivitas yang dilakukan adalah pemeliharaan dan

perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau

kelainan pada saat produksi berlangsung.

2.2 Tujuan Perawatan

Perawatan merupakan tindakan yang paling utama untuk mendapatkan hasil

kinerja mesin yang lebih baik. secara umum perawatan mempunyai tujuan –

tujuan yang menurut A. S Corder adalah untuk :

STITEKNAS JAMBI
9

1. Memungkinkan mencapai mutu produksi dan kepuasan pelanggan

melalui penyesuaian, pelayanan dan pengoprasian peralatan secara

tepat.

2. Memaksimalkan umur kegunaan dari sistem

3. Menjaga sistem aman dan mencegah berkembangnya gangguan

keamanan.

4. Meminimalkan biaya produksitotal yang secara langsung dapat

dihubungkan dengan service dan perbaikan

5. Memaksimalkan produksi dari sumber – sumber sistem yang ada

6. Meminimalkan frekuensi dan kuatnya gangguan terhadap proses

produksi

7. Menyiapkan personil, fasilitas dan metodenya.

8. Agar mampu mengerjakan tugas – tugas perawatan.

(A.S Corder,1992, Hal;81)

Blanchard (1980) mengklasifikasi perawatan menjadi 6 bagian, yaitu:

1) Corrective Maintenance, merupakan perawatan yang terjadwal

ketika suatu sistem mengalami kegagalan untuk memperbaiki

sistem pada kondisi tertentu.

2) Preventive Maintenance, meliputi semua aktivitas yang terjadwal

untuk menjaga sistem / produk dalam kondisi operasi tertentu.

3) Predictive Maintenance, sering berhubungan dengan memonitor

kondisi program perawatan preventive dimana metode memonitor

secara langsung digunakan untuk menentukan kondisi peralatan

secara teliti

STITEKNAS JAMBI
10

4) Maintenance Prevention, merupakan usaha mengarahkan

maintenance free design yang digunakan dalam konsep “Total

Predictive Maintenance (TPM)”. Melalui design dan

pengembangan peralatan, keandalan dan pemeliharaan dengan

meminimalkan downtime dapat meningkatkan produktifitas dan

mengurangi biaya siklus hidup

5) Adaptive maintenance, menggunakan software komputer untuk

memproses data yang diperlukan untuk perawatan

6) Prefective Mantenance, meningkatkan kinerja, pembungkusan /

pemeliharaan dengan menggunakan sofware komputer.

2.3 Tissue Machine

Gambar 2.1 Tissue Machine

Tissue machine adalah sebuah rangkaian proses pembentukan pulp menjadi

tissue melalui proses yankee dryer (proses pengeringan pulp). Proses yang terjadi

pada tissue machine meliputi proses forming, dewatering, drying dan rewinding.

STITEKNAS JAMBI
11

A. Forming

Forming adalah proses pembentukan formasi tissue antara wire layer dengan

felt layer. Dimana proses forming terjadi di head box dengan bantuan forming

roll. Fiber yang dipompakan ke head box, disemprotkan ke wire dan felt sehingga

ketika melewati forming roll bagian wire akan bergabung dengan bagian felt.

B. Dewatering

Dewatering adalah proses pengurangan kadar air pada fiber (serat pulp).

Proses ini terjadi pada suction press roll. Fungsi dari proses dewatering ini adalah

untuk mempermudah proses pengeringan di yankee dryer.

C. Dyring

Drying adalah proses pengeringan fiber menjadi tissue. Pada proses inilah
terjadi pembentukan tissue. Proses pengeringan fiber ini menggunakan steam
yang berasal dari power generating, dimana steam tersebut dialirkan ke dalam
yankee dryer dan kemudian akan keluar sebagai condensat. Proses drying
(pengeringan) ini juga menggunakan sumber panas dari hight temperature hood
(HTH) dengan menggunakan burner. Panas yang dihasilkan oleh HTH hanya
memanasi bagian permukaan luar yankee yang telah terdapat lembaran tissue.

D. Rewinding

Rewinding adalah proses penggulungan tissue yang dihasilkan dari yankee

dryer pada spool roll. Proses penggulungan pada spool roll dilakukan dibagian

pope reel, dimana kecepatan pope reel (pope reel speed) harus lebih kecil dari

kecepatan yankee dryer (yankee speed). Hal ini bertujuan agar proses

penggulungan tissue yang keluar dari yankee dryer dapat dengan mudah

STITEKNAS JAMBI
12

dilakukan dan agar tissue yang keluar dari yankee dryer tidak putus (sheet break)

sewaktu melakukan proses penggulungan dibagian pope reel. Perbedaan

kecepatan antara yankee dan pope reel dapat diketahui dan dikontrol dari crape

ratio yang diperoleh. Pada proses rewinding ini dihasilkan tissue dalam bentuk

jumbo roll tissue.

2.4 Bagian – bagian tissue machine

Di tissue machine banyak terdapat bagian – bagian yang ada dalam

produksi tissue yang mempunyai fungsinya masing - masing. Bagian – bagian

yang terdapat pada tissue machine antara lain :

a) Head Box

Gambar 2.2 Head Box

Ialah tempat terjadinya pembentukan formasi pada tissue. Pada head box ini

terdapat shower yang berfungsi untuk menyemprotkan fibre ke felt dan wire. Pada

head box juga terdapat slice yang berfungsi untuk pengaturan keluaran dari head

box.

STITEKNAS JAMBI
13

b) Wire

Gambar 2.3 Wire

Berfungsi untuk menghaluskan fibre yang di semprotkan oleh head box.

kebersihan wire harus dijaga, karena jika terdapat kotoran – kotoran maka akan

menghambat proses produksi.

c) Felt

Gambar 2.4 Felt

berfungsi sebagai penghantar fibre yang di semprotkan oleh headbox yang

kemudian di bawa menuju suction press roll dan di keringkan dengan yankee

dryer.

STITEKNAS JAMBI
14

d) Tension Roll

Gambar 2.5 Tension Roll

Berfungsi untuk mengatur ketegangan felt. Hal ini berhubungan dengan

proses pembentukan formasi tissue. Felt yang diatur oleh tension roll di ukur

dengan menggunakan alat yang disebut tension felt. Standart kekencangan felt

yang di ukur dengan tension felt adalah 8,4 – 8,7 KN/m

e) Suction Press Roll

Gambar 2.6 Suction Press Roll

STITEKNAS JAMBI
15

Adalah roll yang berfungsi untuk menghantarkan lembaran fibre yang

terdapat pada felt ke yankee dryer. Pada suction press roll terdapat vacum yang

berfungsi untuk dewatering atau pengurangan kadar air yang terdapat pada fibre

yang ada di felt. Proses dewatering yang terjadi pada suction press roll adalah

untuk mempermudah pengeringan pada yankee dryer.

f) Yankee

Gambar 2.7 yankee

Berfungsi sebagai pengering tissue yang dihantarkan oleh felt yang

kemudian akan di gulung ke spool.

g) Blade

Adalah pisau yang digunakan untuk memotong tissue yang ada di yankee

yang akan di gulung ke spool. Di tissue machine terdapat 3 blade antara lain pisau

1 (cut off doctor), pisau 2 (blade doctor), dan pisau 3 ( cleaning doctor).

STITEKNAS JAMBI
16

h) Felt Streching

Gambar 2.8 Felt Streching

Berfungsi untuk menjaga felt agar felt tetap berada di roll dan tidak lari ke

sebelah kanan dan kiri roll. Karena apabila roll lari ke kanan atau kekiri roll, maka

felt akan koyak (rusak) dan tidak akan dapat di pakai kembali.

2.5 Jenis-jenis Tissue

Tissue adalah sejenis kertas lembut yang tersusun antar serat yang mudah

menyerap, yang diutamakan penggunaannya pada kulit dan wajah. Tissue juga

dapat digunakan untuk berbagai tujuan seperti kertas tissue higienis, tissue handuk

(towel tissue), sebagai kertas pembungkus dan yang lainnya. Tissue atau kertas

tissue dapat dibuat dari bubur kertas asli maupun hasil daur ulang.

Secara garis besar tissue dibedakan menjadi 4 yaitu antara lain tissue

Facial, Tissue Toilet, Tissue nafkin dan Tissue towel.

1. Facial tissue

STITEKNAS JAMBI
17

Ialah jenis tissue yang biasanya memiliki tekstur lembut dan halus, karena

fungsinya yang bersentuhan langsung dengan bagian tubuh yang halus

(wajah). Berguna untuk membersihkan wajah, mulut dan bagian tubuh lainnya.

2. Toilet tissue

Ialah jenis tissue yang teksturnya mudah hancur apabila terkena cairan, dan

tidak cocok untuk membersihkan wajah. Fungsinya sebagai kertas pembersih

pengganti air setelah membuang air besar ataupun air kecil dari toilet.

3. Napkin Tissue

Ialah jenis tissue yang teksturnya mudah menyerap minyak dan air, gunanya

untuk membersihkan mulut dan tangan setelah makan.

4. Towel tissue

Berdaya serap tinggi, lembut dan kuat. Gunanya untuk mengeringkan

tangan sesudah mencuci tangan, membersihkan dapur dari tumpahan noda dan

pengganti koran untuk meletakkan gorengan agar dapat menyerap minyak.

Adapun jenis tissue yang sering dipakai oleh masyarakat umum adalah jenis

tissue facial. Tissue facial ini sering digunakan untuk mengeringkan permukaan

yang basah dan memiliki permukaan yang lembut menurut grade basis weigh

(berat) dari tissue facial tersebut, dan tissue ini memiliki daya serap yang tinggi

dan tekstur dari tissue facial tersebut tidak hancur dalam keadaan basah. Tissue

facial yang tidak hancur dalam keadaan basah dikarenakan tissue facial tersebut

STITEKNAS JAMBI
18

memiliki wet strength dimana fungsi wet strength tersebut yaitu mengikat antar

serat tissu dalam keadaan basah.

Tissue digunakan untuk membuat berbagai produk yang memiliki sifat dan

kebutuhan mutu yang berbeda yang mencakup kekuatan, daya serap, berat,

ketebalan, kecerahan dan lain-lain. Dalam proses pembuatan tissue tersebut

dibutuhkan bahan kimia penunjang, antara lain Dry strength, Wet strength, realese

dan lain-lain. Bahan-bahan kimia tersebutlah yang membuat bahan baku menjadi

tissue, diantaranya adalah bahan kimia yang memiliki peranan penting yaitu dry

strength dan wet strength, kegunaan dry strength adalah bahan kimia yang

digunakan untuk meningkatan daya tarik serat dalam keadaan kering, sedangkan

Wet Strength Agent adalah bahan kimia yang digunakan untuk meningkatkan wet

tensile dari tissue dalam keadaan basah. Bahan kimia ini biasanya digunakan

untuk Produksi Facial Tissue, Napkin dan Towel Tissue

2.6 Quality Tissue

Di dalam memproduksi tissue yang berkualitas maka harus diutamakan

adalah quality tissue yang dihasilkan dari produk yang di produksi. Untuk

mengetahui quality tissue yang di produksi mempunyai hasil yang bagus harus

melalui pengecekan dari personil quality.

Ada 2 jenis pengecekan di dalam Quality Tissue, yaitu:

1. Physical check

Ialah pengecekan yang dilakukan dengan tidak menggunakan alat bantu atau

yang dilakukan dengan kasat mata. pengecekan yang dilakukan dengan physical

STITEKNAS JAMBI
19

check biasanya digunakan terlebih dahulu untuk melihat apakah tissue tersebut

mempunyai quality yang baik atau tidak.

Pengecekan yang menggunakan physical check pada quality tissue antara

lain :

a) Hole ialah tissue yang memiliki lubang yang biasanya beraturan. ini

dapat terjadi biasanya diakibatkan oleh felt yang rusak atau terdapat

kotoran yang menempel pada felt.

b) Pin hole ialah tissue yang memiliki lubang – lubang kecil yang tak

beraturan. Hal ini biasanya diakibatkan oleh chemical yang kurang

rata yang terdapat pada yankee dryer.

c) Formasi ialah formasi tissue yang tebal tipis yang tidak merata.

d) Wrinkle ialah lipatan pada tissue yang terjadi akibat lembabnya tissu

yang menempel di yankee dryer

e) White spot ialah bercak putih di tissue yang diakibatkan oleh bahan

tissue recovery yang tidak baik.

f) Black spot ialah bercak hitam yang terdapat pada tissue. Black spot

ini biasanya terjadi karena adanya penyumbatan yang menjadi

kotoran yang terbakar yang terdapat pada yankee dryer.

g) Line hole ialah tissue yang memiliki lubang tetapi berbentuk garis

lurus.

h) Flying ialah tissue yang bergeser seperti layaknya dancing

i) Black Line ialah garis lurus yang berwarna hitam yang terdapat pada

tissue

STITEKNAS JAMBI
20

j) Sobek ialah sobekan pada tissue tetapi tidak putus di jumbo roll.

k) Odor ialah bau yang terdapat pada tissue yang sedang di produksi.

Ini biasanya terjadi karena bahan pulp yang terdapat pada tanki telah

lama di dalam tanki dan inilah yang menyebabkan terjadinya bau

pada tissue yang di produksi.

l) Dirt partikle ialah kotoran yang menempel pada tissue

m) Softness ( handfeel ) ialah kelembutan tissue yang diukur dengan

rabaan tangan.

Dari masalah quality yang ada pada tissue machine, hanya ada beberapa

yang dapat dilakukan pada saat tidak proses (machine stop) yaitu antara lain white

spot, formasi, odor, dirt particle, dan softness (handfeel).

Pengecekan dengan menggunakan physical check digunakan terlebih dahulu

untuk melihat apakah tissue tersebut terjadi masalah pada physical checknya atau

tidak, karena apabila terjadi masalah pada physical checknya maka tissue tersebut

harus direcovery lagi dengan cara di potong yang kemudian akan dihancurkan

kembali kedalam tanki yankee pulper hingga menjadi bubur pulp kembali.

2. Labor check

Ialah pengecekan yang dilakukan dengan menggunakan alat khusus.

pengecekan ini biasanya digunakan untuk mengetahui nilai hasil quality dari

tissue yang sedang di produksi.

Pengecekan yang dilakukan dengan menggunakan labor check antara lain :

a) Basis Weight

STITEKNAS JAMBI
21

Ialah pengecekan berat tissue per meter bujur sangkar (gr/m2).

Biasanya konsumen telah memberikan spesifikasi berapa Basis

Weight yang mereka inginkan.

b) Thickness

Ialah ketebalan tissue yang dihasilkan.

c) Tensile Dry MD

Ialah ketahanan tissue dalam keadaan kering terhadap putus untuk

arah machine direction .

d) Tensile Dry CD

ialah ketahanan tissue dalam keadaan kering terhadap putus untuk

arah machine cross direction.

e) Tensile Wet MD

Ialah ketahanan tissue dalam keadaan basah terhadap putus untuk

arah machine.

f) Brightness

Ialah kecerahan tissue yang di produksi.

g) Elongation

Ialah kelanturan yang terdapat pada tissue.

2.7 Felt Tissue Machine

Felt merupakan salah satu bagian terpenting dalam tissue machine. Felt

berfungsi sebagai penghantar fibre yang di semprotkan oleh headbox yang

kemudian menuju suction press roll dan di keringkan dengan yankee dryer. Untuk

membawa fibre ke yankee dryer, felt di bantu oleh roll – roll yang mempunyai

fungsi dan kegunaanya masing – masing. Kegunaan roll – roll tersebut selain

STITEKNAS JAMBI
22

sebagai penghantar felt menuju ke yankee dryer juga berfungsi untuk mengurangi

kadar air yang terdapat pada fibre yang melekat pada felt. Selain roll – roll, vacum

dan suction press roll juga befungsi untuk mengurangi kadar air yang ada di fibre

yang akan dikeringkan di yankee dryer.

Felt sangatlah berpengaruh terhadap kelancaran dan hasil produksi tissue

yang dihasilkan karena apabila terjadi kerusakan atau cacat pada felt maka juga

akan berpengaruh terhadap quality tissue yang diproduksi. Oleh karena itu, pada

saat penggantian felt lama dengan felt baru harus berhati – hati, karena felt tidak

boleh terkena benda tajam yang dapat merusak felt.

Felt yang digunakan pada Tissue Machine berbeda dengan felt yang

digunakan untuk mesin kertas, yang membedakanya adalah bahan dan tebal felt

yang digunakan. Biasanya felt yang digunakan untuk membuat kertas lebih tebal

dari felt yang digunakan untuk membuat tissue. Untuk felt yang digunakan pada

tissue machine mempunyai tebal dan lebar yang berbeda tergantung merk (brand)

yang digunakan. Berikut adalah tabel spesifikasi felt tissue machine TM 5.1

Tabel 4.1 Spesifikasi Felt yang digunakan di TM 5.1

SPESIFIKASI FELT

Size 38.50 mL x 2.85 mW

Weight 138.2 kg

Thickness 3.10 mm – 3.20 mm

Air permeability 25 – 30 cfm

Standart life time 45 days

umber : (manual_book_felt)

STITEKNAS JAMBI
23

Standart masa pakai felt adalah 45 hari. Akan tetapi terkadang ada yang

sebelum 45 hari felt telah diganti dengan felt baru. Hal ini dikarenakan felt

tersebut mengalami kerusakan atau cacat. Kerusakan atau cacat pada felt biasanya

terjadi karena kesalahan saat pemasangan felt baru atau perawatan pada saat

produksi berlangsung. Selain menjadi penghambat kelancaran produksi ini juga

akan berdampak kepada qualitas tissue yang akan di produksi. Dengan perawatan

yang baik maka felt akan dapat digunakan dengan waktu yang relatif lebih lama,

bahkan terkadang bisa digunakan lebih dari masa pakai yang telah ditentukan.

Dengan adanya perawatan terhadap felt yang baik, maka akan sangat berpengaruh

selain terhadap masalah quality tetapi juga dapat berpengaruh ke biaya produksi.

Karena apabila sering dilakukan penggantian felt yang diakibatkan rusak ( cacat )

pada felt maka pengeluaran biaya produksi juga akan bertambah. Ini disebabkan

karena harga felt yang sangat mahal yaitu sebesar RP. 100.000.000.

Dengan harga felt yang sangat mahal, maka perlu dilakukan perawatan pada

felt sehingga dapat membantu kelancaran produksi dan mengurangi biaya saat

produksi berlangsung.

2.8 Pemasangan Felt

Saat pemasangan felt merupakan saat dimana felt lama harus diganti dengan

felt baru. Biasanya ini dilakukan setelah masa pakai felt habis atau bisa juga

disebabkan oleh rusak (cacat) felt akibat perawatan yang kurang baik pada saat

pemasangan felt. Saat pemasangan felt dapat juga menjadi penyebab rusaknya

felt. Oleh sebab itu pada saat pemasangan felt harus dilakukan dengan sangat hati

– hati karena apabila felt rusak (cacat) pada saat pemasangan felt berlangsung,

STITEKNAS JAMBI
24

maka felt tersebut tidak dapat digunakan kembali dan harus dilakukan

penggantian dengan felt yang baru.

Apabila masa pakai felt telah habis atau terjadi kerusakan pada felt maka

harus dilakukan penggantian felt lama dengan yang baru. Langkah langkah

penggantian felt yaitu :

1. Buka tangga untuk tempat masuknya felt yang ada di tissue

machine

2. Buka support machine yang digunakan sebagai tempat keluar

masuknya felt

3. Buka besi felt streching yang terdapat pada sisi os dan ds main

machine

4. Buka line oil lubrikasi yang terdapat pada suction press roll

5. Buka baut tension felt dan turunkan tension felt dengan

menggunakan crane ke support yang telah tersedia di begian

bawah.

6. Setelah felt baru dimasukkan, naikkan kembali tension felt ke atas

dengan menggunakan crane dan kunci kembali baut tension felt

tersebut

7. Pasang dan kencangkan kembali baut support machine yang telah

dibuka.

8. Pasang kembali line oil lubrikasi Suction Press Roll yang telah di

buka

9. Pasang kembali tangga – tangga yang telah dibuka.

STITEKNAS JAMBI
25

10. Dan terakhir cek tension (ketegangan) Felt sebelum felt akan di

crawl.

Dalam melakukan langkah – langkah penggantian felt lama dengan yang

baru maka harus dibarengi dengan perawatan yang dilakukan Untuk menjaga felt

baru agar tidak rusak pada saat pemasangan, maka yang dilakukan adalah sebagai

berikut:

1. Membersihkan area tissue machine dari kotoran, sampah dan besi

yang berada disekitar area tissue machine

2. Menutup felt streching dan suction press roll dengan menggunakan

kain atau felt bekas yang tidak terpakai

3. Menutup besi support atau penyangga dengan menggunakan kain

atau felt bekas yang tidak terpakai.

4. Menjaga agar felt tidak berlipat pada saat pemasangan felt ke

dalam tissue machine.

5. Setelah felt terpasang, cek tension (ketegangan) felt baru

6. Jangan menggunakan HP Shower felt untuk 5 hari setelah felt baru

dipasang. Karena tekanan yang ada pada HP Shower felt sangat

besar dan dapat merusak pori – pori felt baru.

7. Tidak menggunakan pressure vacum yang terlalu tinggi saat awal

start

Dengan melakukan tindakan tersebut setidaknya akan mengurangi

kerusakan akibat perawatan yang salah dan dapat merusak felt pada saat

penggantian felt lama dengan felt baru.

STITEKNAS JAMBI
26

2.9 Pada saat produksi

Pada saat proses produksi felt akan menghantarkan fibre dari head box

menuju ke yankee dryer untuk dikeringkan. Pada saat ini tindakan dan perawatan

felt terus dilakukan dengan baik , karena apabila tidak dilakukan dengan baik

maka felt akan rusak dan akan berdampak terhadap hasil quality tissue yang

dihasilkan. kita dapat mengetahui felt rusak atau tidak dengan melihat hasil

quality tissue yang dihasilkan. Dengan melihat hasil quality yang telah ada maka

dapat dilihat apakah masalah tersebut disebabkan oleh cacat pada felt, masalah

yang biasanya terjadi adalah hole atau lubang besar yang terdapat pada tissue.

Perawatan yang tepat untuk mencegah terjadinya kerusakan (cacat) felt pada

saat proses produksi sedang berlangsung, yaitu:

1. Flushing shower dan mengecek shower yang sumbat yang terdapat

pada roll dengan teratur. Ini biasanya dilakukan 2 kali per 1 shift

2. Menjaga kebersihan roll – roll yang ada di tissue machine, roll –

roll ini kotor dikarenakan sisa – sisa fibre yang terdapat pada felt

ada yang tertinggal atau tidak ikut terbawa felt menuju ke yankee

dryer

3. Mengontrol felt agar felt tetap berada seimbang di roll – roll dan

tidak lari ke os maupun ds machine.

4. Selalu mengecek ketegangan atau tension felt dengan teratur, ini

biasanya dilakukan 1 kali per shift

5. Hidupkan HP Shower felt untuk menjaga felt agar tetap bersih.

Biasanya HP Shower hidup dengan pressure 10 – 16 Bar. Tetapi

STITEKNAS JAMBI
27

apabila felt baru maka HP shower felt tidak boleh dihidupkan

karena dapat merusak pori – pori permukaan felt.

6. Selalu mengontrol felt agar bagian pinggir felt bersentuhan dengan

felt streching yang dapat merusak pinggir felt

7. Mengontrol temperatur steam ke yankee agar chemical yang ada di

yankee tidak hilang karena temperatur yang terlalu panas.

8. Menjaga kebersihan roll untuk mencegah banyaknya kotoran yang

menempel di felt

9. Mengontrol shower chemical coating dan release apabila terjadi

penyumbatan pada shower.

2.10 Perawatan Felt dan Cara Kerjanya

Felt merupakan salah satu bagian terpenting yang ada di dalam tissue machine,

karena apabila terjadi cacat atau rusaknya felt maka akan berdampak terhadap

quality tissue yang dihasilkan seperti terdapatnya hole ( lubang ) pada tissue yang

menjadikan tissue tersebut tidak dapat di pasarkan karena hasil quality yang

buruk. Untuk itu harus dilakukan perawatan terhadap felt sehingga dapat

menghasilkan quality tissue yang baik dan dapat digunakan sesuai dengan masa

pakai yang telah ada. Perawatan yang dapat dilakukan terhadap felt ada 3, yaitu :

1) Perawatan pada saat stop machine.

Perawatan ini dilakukan pada saat machine stop atau tidak sedang

produksi. Perawatan ini juga sangat berpengaruh terhadap felt, karena

apabila perawatan ini tidak dilakukan maka akan berdampak setelah

STITEKNAS JAMBI
28

machine start dan dapat dilihat dari hasil quality yang dihasilkan.

Perawatan yang dapat dilakukan pada saat stop machine antara lain :

mencuci felt, membasahi felt menggunakan air cleaning untuk menjaga

kelembapan felt, menghidupkan shower dibawah yankee dryer agar

tetap basah dan mengecek ketegangan felt agar felt tidak bergeser.

2) Perawatan pada saat produksi

Perawatan ini dapat dilakukan saat produksi sedang berlangsung.

Perawatan yang dilakukan saat produksi antara lain : flushing shower

roll dan hp shower felt untuk menjaga kebersihan felt dan roll – roll,

mengecek ketegangan felt agar felt tidak bergeser, menjaga kebersihan

area tissue machine khususnya area felt dari benda tajam yang dapat

merusak pori – pori felt dan menjaga temperatur ( panas ) yankee dryer

agar tidak terlalu panas dan dapat merusak felt.

3) Perawatan pada saat telah terjadi nya kerusakan pada felt.

Perawatan ini dilakukan saat telah terjadi masalah atau hole yang

terdapat pada tissue machine. perawatan ini antara lain: membersihkan

kotoran yang menempel pada felt dengan menggunakan air cleaning

apabila terjadinya masalah quality yang dihasilkan berasalal dari

kotoran yang menempel dan mengganti felt yang rusak dengan felt

baru.

Dengan perawatan rutin yang dilakukan terhadap felt dapat mengurangi

masalah yang ditimbulkan akibat rusaknya felt. Karena felt merupakan bagian dari

tissue machine yang harganya mahal sehingga apabila felt rusak dan harus

dilakukan pergantian felt maka akan menambah biaya produksi.

STITEKNAS JAMBI
29

2.1.1 Cara kerja felt

Felt berfungsi untuk menghantarkan fibre yang disemprotkan oleh headbox

untuk di keringkan di yankee dryer. cara kerja felt yaitu menerima fibre yang

disemprotkan oleh headbox setelah itu felt akan membentuk formasi tissue

dibantu oleh wire yang kemudian akan dibawa oleh felt menuju ke yankee dryer

dengan bantuan roll – roll yang berputar digerakkan oleh motor yang terdapat

pada sisi kiri roll, setelah itu roll akan dibawa menuju ke suction press roll dan

kemudian suction press roll akan menempelkan permukaan felt ke yankee dryer

dan fibre yang terdapat pada felt akan menempel di permukaan yankee dryer

dengan bantuan chemical coating.

2.11 Diagram kerja felt tissue machine

Head Box

Machine chest tank Felt Roll - roll

SPR

Yankee

dryer Tissue

STITEKNAS JAMBI
30

BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1. Sejarah Perusahaan

PT. Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry (PT. LPPPI) adalah salah satu

perusahaan di dalam Group APP (Asia Pulp and Paper) yang didirikan pada

Tahun 1992. Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry berlokasi di Provinsi Jambi

berjarak sekitar 100 Kilo Meter dari selat Malaka yang membelah pulau Sumatera

dengan negara singapura.

Gambar 3.1 Gerbang PT. LPPPI

PT. LPPPI yang ada sekarang diawali dengan pendirian PT. Wirakarya

Sakti sejak tahun 1975 di Pekan Baru, Riau. Perusahaan ini bergerak di bidang

pengusahaan hutan. Mulai awal 1990-an, PT. Wirakarya Sakti diambil alih oleh

Group Sinarmas dengan masuknya tiga anak Perusahaan yaitu : PT. Puri Nusa

Eka Persada, PT. Publisitas Perdana dan PT. Pangkalan Usaha Maju dan usahanya

di fokuskan pada usaha terpadu pembangunan Hutan Tanaman Industry untuk

STITEKNAS JAMBI
31

penyediaan bahan baku pembuatan bubur kertas (pulp) dan pengelolaan Industry

Pulp.

Pembangunan pabrik Pulp di mulai tahun 1992 dan pulp line#1 mulai start

up bulan juni 1994 dengan produksi komersial dimulai bulan Desember 1994.

Pada tanggal 1 Maret 1995 tugas PT. WKS dibagi 2, dimana untuk pengelolaan

Hutan Tanaman Industry (HTI) tetap dilakukan oleh PT. WKS dan untuk

pengelolaan Industry Pulp dibentuk Perusahaan baru yang dikenal dengan PT.

Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry.

Nama PT. Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry berasal dari nama sebuah

pabrik kertas di provinsi Aceh yaitu PT. Lontar yang berdiri sejak tahun 1977

dengan kapasitas penampung terpasang 7.500 ton kertas per tahun.

Pabrik PT. Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry berdiri di atas lahan

seluas 1,150 Ha dengan jumlah Chipping Machine sebanyak 10 line, Pulping

Machine sebanyak 4 line danTissue Machine sebanyak 2 line production, dengan

karyawan berjumlah 2,773 orang. PT. Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry

(PT. LPPPI) memproduksi bubur kayu (pulp) dan tissue dengan kapasitas

produksi 220 T/day dan untuk produk pulp sebesar 3.100 adt/day

STITEKNAS JAMBI
32

Gambar 3.2 PT. LPPPI

PT. Lontar Papyrus merupakan salah satu perusahaan penghasil bubur

kertas (pulp) dan tissue terbesar di dunia yang terintegrasi secara vertical, negara-

negara pelaku usaha penting di pasar utama seperti China, Timur Tengah,

Australia, Amerika Serikat, Taiwan, Jepang, dan negara Asia lainnya. Perusahaan

berlokasi di tempat strategis di wilayah Asia-Pasifik, Perusahaan dikenal dengan

produk bubur kertas (pulp) dan tissue berkualitas tinggi, perusahaan

mempekerjakan secara langsung sekitar 2.080 karyawan. Perusahaan memiliki

komitmen untuk menerapkan prinsip usaha berkelanjutan (suistainabillity) di

setiap kegiatan operasionalnya

3.2 Visi dan Misi Perusahaan

3.2.1 Visi Perusahaan

Menjadi perusahaan bubur kertas (pulp )dan tissue nomor satu di

dunia dengan standar internasional pada abad ke-21 yang berdedikasi

memberikan yang terbaik bagi para pelanggan, pemegang saham

karyawan dan masyarakat.

STITEKNAS JAMBI
33

3.2.2 Misi perusahaan

1. Meningkatkan pangsa pasar di seluruh dunia

2. Menggunakan teknologi mutakhir dalam pengembangan produk

baru serta penerapan efisiensi pabrik.

3. Meningkatkan sumber daya manusia melalui pelatihan

4. Mewujudkan komitmen usaha berkelanjutan di semua kegiatan

operasional.

Guna mewujudkan visi dan misi tersebut, APP (Asian Pulp & Paper) dan

perseroan berkomitmen untuk selalu menjalankan usahanya secara berkelanjutan,

baik di bidang ekaonomi, sosial maupun lingkungan. APP dan perseroan berusaha

mewujudkan komitmen tersebut dengan menerapkan praktek kerja terbaik dengan

menggunakan tekhnologi produksi yang efisiensi dan ramah lingkungan,

memberdayakan masyarakat sekitar, menjalankan berbagai program pelestarian

lingkungan dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkelanjutan.

3.3 Produk Yang Dihasilkan

Sejak maret 1998 PT.LPPPI telah melakukan start up untuk pabrik kertas

yang pertama berupa tissue facial, toilet, napkin dan kitchen towel tissue.

Disamping memproduksi kertas dan tissue, PT.LPPPI juga memproduksi chip,

dan juga memproduksi bahan kimia seperti NaOH cair dan padat, HCL,

Hypochlorite, Ar, O2, H2SO4, ClO2 dan Poly Alumunium Cloride.

Untuk produksi tissue di PT. LPPPi terdiri atas 4 jenis Produk antara lain :

1. Toilet Tissue

2. Facial Tissue

STITEKNAS JAMBI
34

3. Napkin Tissue

4. Kitchen Towel Tissue

Bahan baku utama adalah LBKP (Serat Pendek) yaitu merupakan Produksi

sendiri, kemudian menggunakan NBKP (Serat Panjang) yang di datangkan dari

perusahaan luar. Bahan kimia tambahan proses produksi tissue adalah Coating

Addictive, Release, MAP, dan Wet strength yang di datangkan oleh supplier.

Mesin pengering produksi tissue adalah Yankee Dryer yang menghasilkan

tissue roll dengan lebar antara 150 s/d 3200 mm dan diameter gulungan tissue

antara 600 s/d 1800 mm.

Sebagian besar produksi tissue dipasarkan ke luar negeri disamping juga

untuk konsumsi dalam negeri. Negara – negara pembeli tissue Produksi PT.

LPPPI diantaranya : Uni Emirat Arab, Afrika Selatan, Australia, Bahrain, China,

Yunani, India, Italia, Kuwait , Malaysia, Selandia Baru, Arab Saudi, Siangapura

dan Taiwan.

3.4 Penghargaan Perusahaan

Pada tanggal 24 Oktober 1995 atas hasil audit yang telah dilakukan oleh

Badan Sertifikasi SGS Yarsley dari Inggris, juga untuk kepedulian akan

lingkungan PT. LPPPI telah menerima Sertifikat untuk sistem pengelolaan

lingkungan ISO 14001.

Pada tanggal 19 Agustus 1997 oleh SGS Yarsley, PT. WKS juga menerima

sertifikat ISO 14001 untuk sistem pengelolaan dampak lingkungan dari aktifis

pembangunan Hutan Tanaman Industry (HTI).

STITEKNAS JAMBI
35

3.5 Sarana lain

PT. Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry juga dilengkapi dengan

foodcort, workshop & warehouse, meeting room, klinik, masjid dan mess

operator.

3.6 Struktur Organisasi

3.6.1 M.T OFFICE


DEPARTEMENT HEAD

AZWARDI

M.T KA.SI

ABDUL KOHAR
DEPARTEMENT STAFF

AUTONOMOUS M.T

PREVENTIVE M.T LASRO TUA SITOHANG S.T

RIO

CORECTIVE M.T

MARCO A.MD

MT OFFICE

ADMINISTRASI VIBRATION
PERSONIL SHIFT
ANI AM.D BAYU A.MD
BAMBANG

TOOLS CONTROL

WIRA

STITEKNAS JAMBI
36

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1. Pengumpulan data

4.1.1 Felt

Felt merupakan salah satu bagian terpenting dari tissue machine

yang berfungsi sebagai tempat pencetakan lembaran tissu setelah

disemprotkan dari head box. Selain itu Felt juga berfungsi untuk

menghantarkan fibre yang sudah berbentuk lembaran basah ke permukaan

yankee dryer untuk selanjutnya dilakukan proses pengeringan tissue. Felt

yang digunakan pada tissue machine tidak sama dengan felt yang

digunakan pada tissue machine yang berbeda, artinya felt yang digunakan

harus sesuai dengan ukuran dan jenis yankee dryer (main machine)

Berikut ini adalah tabel spesifikasi felt yang digunakan pada tissue machine

Tissue Departement 5, PT. Lontar Papyrus Pulp And Paper Industri :

Tabel 4.1 Spesifikasi Felt yang digunakan di TM 5.1

SPESIFIKASI FELT

Size 38.50 mL x 2.85 mW

Weight 138.2 kg

Thickness 3.10 mm – 3.20 mm

Air permeability 25 – 30 cfm

Standart life time 45 days

Sumber : (manual_book_felt)

STITEKNAS JAMBI
37

Pada dasarnya Jenis felt yang digunakan pada tissue machine berbeda

dengan felt yang digunakan pada paper machine. Felt yang digunakan pada tissue

machine mempunyai ketebalan yang lebih tipis dari yang ada pada paper machine.

Di tissue machine felt yang telah mencapai masa pakai atau yang di

akibatkan oleh rusak (cacat) nya felt akan dilakukan pergantian felt lama dengan

yang baru. Berikut adalah data install dan remove felt lama dengan felt baru:

Tabel 4.2 install dan remove felt tahun 2014 - 2015

DATE DATE Life time KETERANGAN

INSTALL REMOVE (day)

16-januari-14 5-april-14 79 Low permeability

5-april-14 13-juni-14 69 Tissue hole

13-juni-14 30-juli-14 47 Low dewatering

30-juli-14 13-agustus-14 14
14 Tissue hole bad

13-agustus-14 5-desember- 114 Felt bergaris terkena nozle

14 shower

5-desember-14 25-januari-15 51 Low permeability

Sumber : (Report install dan remove felt)

Pada standartnya masa pakai felt di tissue mesin adalah 45 hari, namun

terkadang bisa melebihi atau pun lebih cepat dari standart masa pakai yang ada.

Hal ini tergantung pada pemeliharaan yang dilakukan baik saat pemasangan

maupun saat proses produksi berlangsung. Berdasarkan data tabel install dan

remove felt 2014 – 2015 dapat dilihat tercapai atau tidaknya standart masa pakai

STITEKNAS JAMBI
38

felt yang ada di tissue machine. Berikut tabel hasil perbandingan masa pakai felt

dengan standart masa pakai felt tissue machine :

Tabel 4.3 perbandingan life time felt

Date Date Actual Standart Memenuhi Perawatan

Install Remove life time life time atau tidak

(day) (day) memenuhi

standart

16-jan-14 5-apr-14 79 45 Memenuhi Ya

standart

5-apr-14 13-jun-14 69 45 Memenuhi Ya

standart

13-jun-14 30-jul-14 47 45 Memenuhi Ya

standart

30-jul-14 13-agu-14 14 45 Tidak Tidak


14 Tidak
memenuhi

standart

13-agu-14 5-des-14 114 45 Memenuhi Ya

standart

5-des-14 25-jan-15 51 45 Memenuhi Ya

standart

Untuk mencapai life time standart masa pakai felt harus dilakukan

perawatan untuk menjaga felt agar tetap baik untuk digunakan dan menghasilkan

STITEKNAS JAMBI
39

hasil quality yang baik. Dari tabel perbandingan di atas dapat dilihat bahwa

apabila tidak adanya perawatan pada felt maka masa pakai felt tidak akan lama

dan felt tidak akan dapat digunakan kembali. Untuk masalah quality yang terjadi

saat felt rusak atau cacat adalah terdapatnya hole pada quality tissue. Ini dapat

dihindari apabila dilakukan pemeliharaan terhadap felt dengan baik. Berikut

adalah data masalah yang terjadi akibat hole yang disebabkan oleh rusaknya felt.

Tabel 4.5 Masalah Hole

BULAN TANGGAL JUMBO KETERANGAN

JANUARI 25-01-2014 3 HOLE BAD

FEBRUARI - - STOP MACHINE

MARET 29-03-2014 2 HOLE BAD

APRIL 04-04-2014 3 HOLE BAD

MEI - - STOP MACHINE

JUNI 01- 06-2014 2 HOLE BAD

JULI 13-07-2014 3 HOLE BAD

AGUSTUS - - STOP MACHINE

SEPTEMBER 07-09-2014 1 HOLE BAD

OKTOBER 19-10-2014 2 HOLE BAD

NOVEMBER - - STOP MACHINE

DESEMBER 15-12-14 3 HOLE BAD

STITEKNAS JAMBI
40

4.1.2 Perawatan Felt

Perawatan felt bertujuan untuk mengurangi resiko terjadinya kerusakan

(cacat) pada felt yang dapat menggangu kelacaran proses produksi dan

mengurangi masalah hole pada quality tissue. Untuk mengurangi resiko

terjadinya felt rusak pada tissue machine maka dilakukan perawatan sebagai

berikut :

1. Perawatan Preventif

Perawatan Preventif terhadap felt yaitu :

a) Flushing Shower roll pada tissue machine secara berkala, minimal 1

kali per shift

b) Flushing HP Shower felt dan pastikan tidak ada nozzle yang sumbat

dan dapat merusak pori – pori permukaan felt

c) Jaga kebersihan roll – roll felt agar tidak ada kotoran yang menempel

di felt

d) Selalu mengontrol felt streching apabila terjadi pergeseran felt

sehingga felt tidak bergeser terlalu jauh dan berakibat rusaknya pori –

pori pinggir felt

e) Tidak menggunakan HP Shower felt saat produksi masih

menggunakan felt baru

f) Selalu mengecek ketegangan (tension) felt minimal 1 kali per shift

agar felt tidak kendor dan dapat bergeser

g) Menjaga temperatur steam di yankee sehingga temperatur tidak

terlalu panas saat yankee menerima fibre yang dibawa oleh felt.

STITEKNAS JAMBI
41

h) Menjaga area machine bersih dari kotoran dan benda tajam yang

dapat merusak felt saat produksi

2. Perawatan korektif

Perawatan korectif yang dilakukan terhadap felt yaitu :

a) Ambil tindakan apabila terjadi masalah pada quality tissue yang

dihasilkan

b) Segera ganti felt yang rusak (cacat) dengan felt yang baru agar tidak

terjadi masalah lain yang akan dihasilkan oleh felt yang rusak (cacat)

tersebut

c) Harus berhati – hati saat penggantian felt karena felt baru tidak boleh

tergores dan terlipat

d) Menjaga kebersihan machine saat penggantian felt berlangsung.

Untuk menjaga masa pakai felt sesuai dengan standart masa pemakain yaitu

sebagai berikut :

a) Segera melakukan pencucian felt dengan felt cleaner agar kotoran

yang menempel di felt hilang.

b) Tetap mengontrol permeability felt sehingga felt dapat digunakan

sesuai dengan standart masa pakai felt

STITEKNAS JAMBI
42

BAB V

ANALISIS PERMASALAHAN

5.1. Felt Tissue

Felt merupakan salah satu bagian terpenting dalam tissue machine. Felt

berfungsi sebagai penghantar fibre yang di semprotkan oleh headbox yang

kemudian menuju suction press roll dan di keringkan dengan yankee dryer. felt

bekerja dengan memutar roll – roll felt yang ada di tissue machine dengan

bantuan motor roll yang memutar roll sehingga felt ikut berputar dan membawa

fibre menuju ke yankee dryer.

Banyak masalah yang ditimbulkan dari rusak / cacatnya felt antara lain hole

pada quality tissue dan dapat mengganggu kelancaran proses produksi. Dalam

permasalahan yang dibahas tentang perawatan untuk mencegah dan mencapai

ketercapaian standart masa pakai felt, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Harus sering dilakukan pengontrolan terhadap felt agar felt tidak terkena

benda tajam ataupun banyak kotoran yang menempel ke felt

2. Ada 2 perawatan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya

kerusakan pada felt yaitu :

a) Perawatan preventif

b) Perawatan korektif

3. Dapat mencuci felt untuk mengurangi kotoran yang menempel di felt

dan berfungsi untuk menambah masa pakai felt tersebut

STITEKNAS JAMBI
43

BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya yang telah diuraikan secara

rinci tentang permasalahan yang terjadi pada Felt Tissue Machine maka penulis

mengambil kesimpulan :

1. Perawatan pada felt sangat penting dilakukan secara berkala untuk

mencegah terjadinya kerusakan dan dapat memperpanjang masa

pemakaian felt tissue machine

2. Perawatan yang dilakukan untuk mencegah kerusakan pada felt ada

2, yaitu perawatan preventif dan perawatan korektif

3. Perawatan yang dilakukan untuk mencapai standart masa pemakaian

felt adalah dengan rutin mencuci felt saat stop machine agar kotoran

yang menempel di felt dapat hilang dan tidak mengganggu quality

tissue yang dihasilkan.

6.2 Saran

1. Perawatan terhadap felt tissue machine dilakukan dengan rutin agar

resiko kerusakan dan masa pakai dapat digunakan lebih lama dari

standart pemakaian

2. Operator selalu menjaga kebersihan machine terutama pada felt guna

untuk mengurangi masalah quality yang ada dan dapat memperkecil

biaya produksi.

STITEKNAS JAMBI
44

DAFTAR KEPUSTAKAAN

http. Pengertianadalahdefinisi.blogspot.com

Isnaini,2012. Bahan Training Tissue Machine Unit. PT.LPPPI, Jambi.

Manahan,HR. 2012. Bahan Training Felt. PT.LPPPI, Jambi.

Vincent, Gasper,1994. Sistem Perawatan, Bandung.

www.google.com

STITEKNAS JAMBI

Anda mungkin juga menyukai