ABSTRACT
Quality consistency a product will regard on the defensive or not in market requirement
that really medley, then required a managements effort corporate with operation and quality
increase. Kaizen is the one of the ways continues improvements that involves all manager and
also employee to get optimal result. To the effect of observational is identify processes that
cause percentage modulus deviation raw meal product compilers cements OPC'S type
Portland. That problem will make corrective planning through approaching Kaizens method to
reduce modulus proportion deviations on the raw meal OPC'S product compiler at PT.
Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. The research that doing to point out bust supreme
percentage process is become on machine weight feeder as big as 37% of overall process and
impacted on quality parameter that deviates on default raw meal LSF'S modulus as big as
70,3%. The problem identify there are 4 factor base to brainstromings methods 5W + 1H
which is on man, machine, method and environmentally. So is done planning about the problem
that comprises included 5S plannings.
Key word: Quality, Kaizen, LSF'S modulus, Corrective planning, 5S
PENDAHULUAN
Berdasarkan Laporan Tahunan Perusahaan 2011, PT. Indocement Tunggal
Prakarsa, Tbk. merupakan perusahaan manufaktur yang menghasilkan produk semen
terbesar kedua di Indonesia setelah Semen Gresik Group, dengan total kapasitas
produksi terpasang mencapai 18,6 juta ton semen per tahun. Berdasarkan data ASI
(Asosiasi Semen Indonesia, 2011), penjualan semen di Indonesia pada tahun 2011
mencapai 48 juta ton naik 17,7% dibandingkan pada tahun 2010 sebanyak 40,78 juta
ton. Hal tersebut membuat beberapa perusahaan produsen semen melakukan berbagai
upaya untuk tetap dapat meningkatkan nilai penjualan dan menguasai pangsa pasar
industri semen di Indonesia, salah satunya dengan menghasilkan produk yang
memenuhi karakteristik mutu yang telah ditetapkan perusahaan.
Permasalahan tersebut membuat dilakukannya pembahasan mengenai
perencanaan pengendalian kualitas dengan menerapkan pendekatan metode Kaizen
untuk mencapai kepuasan pelanggan terhadap produk yang dihasilkan. Metode Kaizen
merupakan salah satu metode yang terfokus pada perbaikan sistem secara berkelanjutan
sehingga terciptanya standarisasi proses yang bertujuan mengurangi pemborosan proses
(Imai, 1992). Salah satu produk utama yang diproduksi oleh PT. Indocement Tunggal
Prakarsa, Tbk adalah produk semen tipe OPC (Ordinary Portland Cement).
Pembahasan pengendalian kualitas pada penelitian ini terfokus pada produk semen tipe
Portland dikarenakan produk tersebut merupakan salah satu produk dengan tingkat
produksi paling besar. Pengendalian kualitas yang menjadi fokus pembahasan dilakukan
pada salah satu proses yaitu pengeringan dan penggilingan bahan baku (raw mill)
dengan produk yang dihasilkan berupa produk setengah jadi yaitu tepung baku semen
(raw meal). Pengendalian kualitas pada proses pengeringan dan penggilingan bahan
baku (raw mill) tersebut lebih banyak dipengaruhi oleh komposisi bahan baku yang
akan digunakan.
Parameter acuan yang digunakan dalam menentukan kualitas produk tepung
baku semen (raw meal) antara lain: LSF (Lime Saturation Factor), SM (Silica
Modulus), serta IM (Iron Modulus). Ketiga parameter kualitas tersebut dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu bahan baku, proses produksi, dan pengaturan awal (set point)
komposisi material. Perbandingan persentase modulus pembentuk tepung baku semen
(raw meal) semen Portland berkualitas baik berdasarkan standar mutu SNI dan ASTM,
yang menjadi acuan standar mutu PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk memiliki
batas proporsi LSF 97%, SM 2,5% dan IM 1,6%. Persentase modulus-modulus
penyusun raw meal yang dihasilkan akan memberikan sifat fisik seperti daya ikat
senyawa kimia pada LSF, sifat daya tahan pengerasan pada SM, dan sifat daya tekan
pada IM. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dilakukan pembahasan mengenai
perencanaan pengendalian serta peningkatan kualitas dengan menerapkan metode
Kaizen. Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah mengidentifikasi proses yang
menyebabkan terjadinya penyimpangan persentase modulus pembentuk produk,
mengidentifikasi parameter modulus kimia pembentuk tepung baku semen yang
menghasilkan penyimpangan proporsi persentase modulus paling besar pada proses
produksi unit Raw Mill, menganalisa faktor penyebab terjadinya penyimpangan proporsi
persentase modulus produk tepung baku semen (raw meal) penyusun semen tipe OPC
yang dapat mengurangi kualitas produk pada proses inti, serta membuat rencana
perbaikan melalui pendekatan metode Kaizen untuk meminimasi terjadinya
penyimpangan proporsi modulus-modulus pembentuk produk tepung baku semen
penyusun produk OPC di PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk.
METODE PENELITIAN
Tahapan-tahapan yang dilakukan untuk memecahkan masalah dalam upaya peningkatan
kualitas dengan menggunakan Kaizen yang disusun dalam bentuk diagram alir seperti
gambar di bawah ini.
MULAI
IDENTIFIKASI MASALAH
Tinjauan Pustaka
TUJUAN PENELITIAN
1. Mengidentifikasi proses yang menyebabkan terjadinya penyimpangan
(fluktuasi) persentase modulus pembentuk raw meal produk semen
Portland tipe OPC.
2. Mengidentifikasi parameter modulus kimia pembentuk tepung baku
semen (raw meal) yang menghasilkan penyimpangan (fluktuasi) proporsi
persentase modulus paling besar pada proses produksi unit Raw Mill.
3. Menganalisa faktor penyebab terjadinya penyimpangan (fluktuasi)
proporsi persentase modulus produk tepung baku semen (raw meal)
penyusun semen tipe OPC yang dapat mengurangi kualitas produk pada
proses inti.
4. Membuat rencana perbaikan melalui pendekatan metode Kaizen untuk
meminimasi terjadinya penyimpangan proporsi modulus-modulus
pembentuk produk tepung baku semen (raw meal) penyusun produk
OPC di PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk.
PENGUMPULAN DATA
Data
1. Laporan Harian Data
Deviasi OPC Raw Mill
P 1-2 September 2011
2. Laporan Kegagalan
Proses Januari s.d
September 2011
Metode Pengumpulan
Data
PENGOLAHAN DATA
1. Mengidentifikasi prioritas masalah menggunakan diagram pareto
terkait dengan kegagalan proses dan deviasi modulus kimia
pembentuk material tepung baku semen (raw meal) pada proses
pengeringan dan pengadukan tepung baku (raw mill)
2. Mengidentifikasi permasalahan terkait dengan penyimpangan yang
terjadi pada modulus pembentuk tepung baku semen (raw meal)
terhadap standar proporsi yang telah ditentukan menggunakan peta
kendali X dan kurva S.
3. Mengidentifikasi serta menganalisa penyebab timbulnya
permasalahan dengan menerapkan pendekatan metode Kaizen
5W+1H kemudian menerapkannya dalam diagram Ishikawa
4. Membuat rencana perbaikan serta penanggulangan melalui
pendekatan metode Kaizen 5W+1H.
5. Menganalisa rencana penanggulangan masalah yang dibuat dengan
memperhatikan sistem yang berjalan pada perusahaan.
1. Pengamatan Langsung
di Lapangan
2. Wawancara Pihak
Terkait
SELESAI
SUSPENSION PRE-HEATER
Impact Dryer
Drying
Sandy Clay
Crushing
Rotary Dryer
Impact Chrusher
Iron Sand
Silica Sand
Drying
Limestone
WEIGHT
FEEDER
RAW
GRINDING
MILL
BLENDING
SILO
(RAW MEAL)
AIR
SEPARATOR
Fine
DUST
Electrostatic
Precipitator
Storage
LSF
99.79
98.49
98.07
98.10
SM
2.69
2.76
2.73
2.60
IM
1.40
1.54
1.61
1.64
11.47
2.82
6.18
3.10
0.14
0.06
0.05
0.06
0.23
0.11
0.05
0.04
101.30
98.78
98.07
96.89
97.75
99.87
97.34
98.97
95.97
99.83
100.79
96.97
97.25
99.50
99.14
97.64
95.48
98.24
97.12
98.32
2.58
2.54
2.51
2.49
2.42
2.43
2.47
2.51
2.49
2.50
2.64
2.66
2.54
2.53
2.55
2.62
2.59
2.63
2.58
2.57
1.65
1.67
1.67
1.68
1.66
1.65
1.64
1.59
1.63
1.66
1.69
1.65
1.55
1.55
1.58
1.64
1.68
1.67
1.66
1.62
2.26
6.21
3.00
4.75
4.37
4.57
5.49
3.54
5.91
4.47
9.11
3.97
5.09
1.32
6.76
2.47
7.40
2.75
5.05
4.87
0.02
0.07
0.03
0.06
0.03
0.02
0.05
0.07
0.07
0.02
0.06
0.07
0.05
0.02
0.08
0.04
0.03
0.05
0.05
0.05
0.02
0.03
0.03
0.04
0.03
0.02
0.03
0.05
0.06
0.03
0.07
0.06
0.03
0.02
0.07
0.04
0.02
0.03
0.02
0.05
Parameter Modulus
Lime Saturation Factor
Silica Modulus
Iron Modulus
Spesifikasi (%)
(975)
(2,7 0,1)
(1,6 0,1)
BKA
102
2.8
1.7
BKB
92
2.6
1.5
Perbandingan setting point mesin weight feeder seperti pada gambar di atas,
menunjukkan bahwa secara keseluruhan data setting point yang dilakukan operator pada
unit kendali PCMD dengan data aktual mesin weight feeder mendekati sama walaupun
terdapat sedikit penyimpangan yang tidak cukup signifikan.
Menentukan Target dan Sasaran Perbaikan
Permasalahan yang telah terdifinisi dengan berbagai analisa awal yang
berdasarkan data pengamatan langsung maupun hasil pengolahan data, menjadikan
permasalahan penyimpangan molus kimia LSF pembentuk material tepung baku semen
(raw meal) untuk umpan material penghasil terak (clincker) sebagai fokus pembahasan.
Penelitian ini ingin mencapai beberapa target perencanaan perbaikan dengan tujuan
PERIODIC
SERVICE
10 HOURS
(DAILY)
250 HOURS
(PERIODIC)
50 HOURS
(WEEKLY)
500 HOURS
(PERIODIC)
1000 HOURS
(PERIODIC)
2000 HOURS
(PERIODIC)
c. Permasalahan ketiga terkait dengan kualitas tepung baku semen yang dihasilkan
adalah masalah metode. Identifikasi permasalahan yang dilakukan menghasilkan
fokus inti pembahasan pada metode penumpukan material pada gudang penyimpanan
menggunaakan metode chevron. Mengubah metode penumpukan yang sebelumnya
menggunakan metode chevron diganti menggunakan metode continous stockpiling.
Metode penumpukan material dengan cara tersebut membuat material bahan baku
menumpuk dengan tingkatan tertentu, sehingga material kasar akan jatuh pada dasar
permukaan dan material kasar pada atas permukaan. Sehingga pengambilan material
menggunakan penggaruk (reclaimer) memiliki proporsi yang diharapkan seragam.
11
d. Permasalahan dari faktor keempat yaitu lingkungan timbul dari masalah utama
material tanah liat yang tidak lancar dari saluran masuk mesin rotary dryer, material
longsor saat pindah gundukan, dan adanya debu dari mesin tanur putar (rotary kiln).
Berikut ini merupakan upaya perencanaan yang dilakukan penulis untuk
meningkatkan kualitas tepung baku semen (raw meal) dari sisi proses pada
lingkungan.
i. Melakukan pemeriksaan secara berkala setiap 2 jam setelah pengambilan sampel.
Hal tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa material bahan baku yang akan
diproses dapat lancar dan tidak menghambat proses. Konsep pemikiran yang
dilakukan penulis adalah material tanah liat merupakan material yang juga
berfungsi untuk menurunkan kadar kapur yang cukup tinggi.
ii. Pada permasalahan debu yang memberikan pengaruh terhadap material lain, maka
dibuat perencanaan yang merupakan usulan dari kepala bagian produksi dengan
mengubah jalur tangkap debu (dust trap). Berikut merupakan skema perencanaan
yang dibuat. Adapun dasar pemikiran penulis hasil diskusi dengan kepala bagian
produksi adalah debu yang dihasilkan akibat pembakaran terak (clinker) di mesin
tanur putar (rotary dryer), akan menyebabkan terjadinya penyimpangan
komposisi material pembentuk produk. Jumlah debu (dust) yang masuk jalur
penangkap debu (dust trap) adalah 3-4 ton/jam. Jumlah material tanah liat (clay)
yang digunakan dalam proses setting point adalah 10 ton/jam. Hal tersebut akan
menyebabkan setiap 13 ton/jam tanah liat yang digunakan mengandung debu
sebanyak 3-4 ton/jam atau 30%-40%. Adapun akibat yang ditimbulkan adalah:
12
13
Menilai Hasil
Sesuai
Menetapkan Cara
Penyelesaian Masalah
Memeriksa
Tidak Sesuai
Memperbaiki
Melaksanakan
Merencanakan
Manusia
Permasalahan
Mesin
Kurang Pengawasan
14
Roller-Pressing
System Rusak
Metode
Lingkungan
15
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2004. Standar Nasional Indonesia (Semen Portland). Badan Standarisai
Nasional (15-2049-2004).
Ariani, D. Wahyu. 2004. Pengendalian Kualitas Statistik (Pendekatan Kuantitatif
dalam Manajemen Kualitas). Andi: Yogyakarta.
Assauri, Sofjan. 1993. Manajemen Produk dan Operasi, ed. 4. Lembaga Penerbit
FEUI: Jakarta.
Austin, G., Jasjfi, E (Penterjemah). 1996. Indusrti Proses Kimia, ed. 5. Erlangga:
Jakarta.
Buffa, E. & Sarin, R. 1995. Modern Production/Operation Management, 8th edition.
John Wiley & Sons. Inc: Los Angles (dalam Agus Maulana (Penterjemah).
1996. Manajemen Operasi dan Produksi Modern, ed. 8. Binarupa Akasara:
Jakarta).
Darmawan, Muchtar. 2008. Pengendalian Kualitas. Universitas Pancasila: Jakarta.
Duda, Walter H. 1984. Cement Data Book, International Process Engineering in the
Cement Industry, 2nd edition. Boverlag Gm Bh. Weis Baden and Berum, Mc
Donald and Evan: London (dalam Firdaus, Apriyadi. 2007. Proses Pembuatan
Semen PT. Holcim, Tbk. FT Universitas Sultan Ageng Tirtayasa: Banten).
Firdaus, Apriyadi. 2007. Proses Pembuatan Semen PT. Holcim, Tbk. FT Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa: Banten.
Gaspersz, Vincent. 2003. Metode Analisis Untuk Peningkatan Kualitas, ed. 2.
Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Imai, Maasaki.1992. Kaizen (Kunci Sukses Jepang Dalam Persaingan), ed. 2. PT.
Pustaka Binaman Pressindo: Jakarta.
Karkoszka, T. & Honorowicz, J. 2009. Kaizen Philosophy a Manner of Continuous
Improvement of Processes and Product. Journal of Achievements in Materials
and Manufacturing Engineering . vol. 35 issue 2 August, p. 1-2
Kuswandi., Mutiara, E. 2004. Delapan Langkah Dan Tujuh Alat Statistik Peningkatan
Mutu Berbasis Komputer. PT. Elex Media Komputindo: Jakarta.
Schroeder, Roger g. 2007. Manajemen Operasi Jilid 2, ed. 3. Erlangga: Jakarta. (dalam
Faiz Al Fakhri. 2010. Analisis Pengendalian Kualitas Produksi di PT. Masscom
Grahpy Dalam Upaya Mengendalikan Tingkat Kerusakan Produk Menggunakan
Alat Bantu Statistik).
Tjiptono, F., Anastasia D. 2002. Total Quality Management, ed. 2. Andi: Yogyakarta.
Urip, Ratmaya. 2003. Penggunaan Fly Ash. Scribd. http://www.scribd.com
/doc/84449599/17/Penggunaan-Fly-Ash. diakses tanggal 12 Juli 2012.
PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. 2011. Mengimbangi Pertumbuhan Pasar Yang
Signifikan (Laporan Tahunan 2011).
16