Anda di halaman 1dari 10

Penerapan Metode PDCA dan 5 Why Analysis pada WTP

Section di PT Kebun Tebu Mas

Endik Wirawan1 Abstract


Program Studi Teknik Industri,
Sugar is one of the basic needs of the Indonesian people. For the sake of the
Fakultas Teknik, Universitas Hasyim
Asy’ari Tebuireng Jombang
running of national sugar, the sugar industry competition will also be
E-mail : endikwir212@gmail.com tighter. Therefore it is important for sugar industry players to always
maintain and improve quality as well as PT Kebun Tebu Mas. One of the
Minto2 efforts to maintain quality is by making continuous improvements. The
Program Studi Teknik Industri, WTP division in the Boiler division at PT Kebun Tebu Mas often
Fakultas Teknik, Universitas Hasyim experiences several problems including Replace the Cartridge Filter (28%),
Asy’ari Tebuireng Jombang Mossy Filter Cleaning Cartridge (69%) and several other problems. By
E-mail : mintoiriuha@gmail.com applying the PDCA Method and 5 Why Analysis, the results obtained are
that the two main problems decreased to 16% and 14%. This means that
quality has no impact on the value of quality.

Published By:
Program Study Teknik Industri
Universitas Hasyim Asy’ari
Tebuireng Jombang.
Email:
invantri.unhasy@gmail.com
Phone :
(0321) 861719

Map & Adreess :


Tebuireng, Jl. Irian Jaya No.55, Cukir, Kec.
Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur 61471

Keywords: PDCA Methode, Water Treatment Plant, Root Cause


Analysis
DOI : XXX-XXXX-XXXX

Article History, Submit : 05 April 2019


Received in from: 05 April 2019
Accepted : 08 April 2019
Available online: 30 April 2019

http://ejournal.unhasy.ac.id/index.php/invantri
Abstrak

Gula merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Seiring


meningkatnya konsumsi gula nasional, persaingan pada industri gula juga akan semakin ketat.
Karenanya penting bagi para pelaku industri gula untuk selalu menjaga dan meningkatkan
kualitas begitu juga dengan PT Kebun Tebu Mas. Salah satu upaya menjaga kualitas adalah
dengan melakukan Countinuous Improvement. Bagian WTP pada divisi Boiler di PT kebun Tebu
Mas sering mengalami beberapa permasalahan diantaranya, Ganti Cartridge Filter (28%), Cleaning
Cartridge Filter berlumut (69%) dan beberapa permasalahan minor lain. Dengan menerapkan
Metode PDCA dan 5 Why Analysis, didapatkan hasil yaitu menurunnya kedua permasalahan
utama tersebut mendjadi 16% dan 14%. Hal tersebut berarti terjadi pengendalian kualitas yang
berdampak pada meningkatnya kualitas nilai perusahaan secara umum.

Kata Kunci: Metode PDCA, Water Treatment Plant, Analisa Akar Masalah

menjalankan tugasnya dengan maksimal. Salah


PENDAHULUAN
Gula merupakan salah satu kebutuhan bagian yang memegang peranan penting
pokok masyarakat Indonesia, menurut Badan tersebut adalah Water Treatment Plant (WTP).
Pusat Statistik (BPS) konsumsi gula nasional Salah satu tugas utama WTP adalah
mencapai 5,1 juta ton pada tahun 2019. Seiring menyediakan serta memasok produk berupa air
meningkatnya konsumsi gula nasional, umpan untuk dikirim ke ruang pembakaran
persaingan pada industri gula juga akan Boiler untuk selanjutnya diubah menjadi uap
semakin ketat. Perkembangan bisnis meningkat bertekanan. Bila terjadi gangguan yang
semakin ketat memberikan dampak terhadap menyebabkan kelancaran produksi air umpan
persaingan bisnis baik di pasar domestik tersebut terganggu, amatlah fatal akibatnya.
maupun di pasar internasional. Salah satu cara Oleh karenanya menjaga serta meningkatkan
agar bisa memenangkan kompetisi dengan kualitas operasional harian WTP mutlak
memperhatikan kualitas produk yang diperlukan guna menjaga kelancaran produksi.
dihasilkan oleh sehingga bisa mengungguli PT Kebun Tebu Mas adalah sebuah
produk yang dihasilkan oleh pesaing 1. Efisiensi pabrik gula berskala nasional yang berlokasi di
adalah salah satu cara yang sering digunakan Ngimbang, Lamongan. Sebagai salah satu
oleh banyak pelaku usaha guna meningkatkan produsen gula terbesar di Indonesia, PT Kebun
kualitas produk mereka tanpa mengeluarkan Tebu Mas selama ini memiliki catatan
biaya lebih dari yang diperlukan. operasional harian bagian WTP cukup baik.
Industri gula dikenal sebagai industri Meski begitu masih ditemukan beberapa
yang memasok energinya sendiri (self sufficiency permasalahan seperti, umur pakai Cartridge
energy), dimana energi dibangkitkan dari Filter yang cukup pendek, Cartridge Filter yang
pembakaran biomassa yang berasal dari ampas berlumut, maupun kesalahan-kesalahan minor
tebu. Pembakaran dilakukan di dalam boiler lainnya, yang menyebabkan pemanfaatan
untuk mengubah air menjadi uap bertekanan. tenaga operator atau manpower menjadi
Selanjutnya uap bertekanan dialirkan ke turbin kurang efektif dan efisien.
yang menggerakkan generator dan PDCA dikenal sebagai salah satu metode
menghasilkan listrik . Proses tersebut dapat
2 untuk menjaga serta meningkatkan kualitas
berjalan dengan baik apabila setiap bagian yang secara berkesinambungan. PDCA merupakan
berada dibawah tanggung jawab boiler dapat siklus umpan balik terus menerus di mana

http://ejournal.unhasy.ac.id/index.php/invantri
sistem, proses atau individu melaksanakan 4. Mengusahakan agar biaya produksi dapat
suatu proses yang terencana, dievaluasi, menjadi serendah mungkin.
kemudian mendapatkan umpan balik, Penelitian ini dimulai dengan
melakukan perbaikan dan kembali pada mengumpulkan data yang berasal dari dua
perencanaan yang secara siklus berlangsung sumber. Yang pertama melalui wawancara
terus menerus melakukan perbaikan 3. dengan operator bagian WTP, dan yang kedua
Oleh sebab itu, diharapkan dengan melalui data tersimpan yang ada di kantor Office
adanya penelitian ini dapat memberikan Boiler. Data yang dikumpulkan berasal dari
gambaran saran perbaikan yang bermanfaat periode Januari-Februari 2021. Data-data
bagi manajemen perusahaan, serta dapat tersebut bersifat kualitatif dan juga kuantitatif.
menjadi solusi masalah dalam hal pengendalian Langkah selanjutnya adalah mengolah
kualitas pada bagian WTP dengan data yang sudah didapat menggunakan tool-tool
menggunakan metode PDCA dan 5 Why yang sudah ditentukan yaitu:
Analysis. Berdasarkan uraian diatas maka 1. PDCA
penelitian ini diberikan judul “Penerapan Adalah metode yang dikenal sebagai sistem
Metode PDCA dan 5 Why Analysis pada WTP perbaikan kualitas secara berkelanjutan.
Section di PT. Kebun Tebu Mas”. Langkah pertama ialah fase Plan, pada fase
ini mula-mula peneliti harus menganalisa
METODE data yang ada guna menemukan akar
Pada dasarnya penelitian ini bertujuan permasalahan, selain itu juga pada tahap ini
untuk mengetahui seberapa baik sistem kerja peneliti harus menentukan target perbaikan
yang sudah ada, hal ini berguna untuk yang ingin dicapai. Fase selanjutnya adalah
melakukan pengendalian kualitas agar tercipta Do, pada fase ini implementasi dari
standar kerja yang lebih efektif dan efisien. perbaikan yang telah direncanakan
Pengendalian menurut Carter dan Usry (2004:6) dijalankan. Fase berikutnya adalah Check,
adalah upaya yang sistematik dari sesuatu pada fase ini hal-hal seperti data yang telah
program untuk mendapatkan goal yang didokumentasikan pada fase sebelumnya di
diinginkan. Pengendalian adalah satu faktor evaluasi. Kemudian fase terakhir adalah
kegunaan pengaturan yang pas, karena dengan Action, adalah fase penetapan standar
tidak adanya pengaturan maka seluruh kebijakan setelah mendapat kesimpulan
keputusan yang telah diatur oleh suatu dari hasil upaya perbaikan yang telah
perusahaan yang juga adalah suatu rencana dilakukan sebelumnya.
menjadi tak berguna 4. Menurut Sofyan Assauri 2. 5 Why Analysis
(2004) dalam 5, tujuan pengendalian kualitas Adalah metode yang digunakan untuk
adalah sebagai berikut: menganalisa data yang bersifat kualitatif
1. Agar barang hasil produksi dapat mencapai guna menemukan akar permasalahan. 5 why
standar kualitas yang ditetapkan. analysis dilakukan dengan menanyakan
2. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat pertanyaan “mengapa” sebanyak lima kali
menjadi sekecil mungkin. akan membantu melihat akar penyebab
3. Mengusahakan agar biaya desain produk masalah, karena hasil jawaban dari
dan proses dengan menggunakan kualitas pertanyaan satu dapat mengarah pada
produksi tertentu dapat menjadi sekecil pertanyaan yang berikutnya hingga tidak
mungkin.

http://ejournal.unhasy.ac.id/index.php/invantri
dapat dilanjutkan kembali (NHS Institute dengan mengecek kondisi pompa-pompa dan
for Innovation and Improvement, 2010) 3. jalur perpipaan, serta memastikan kelancaran
Selain kedua metode pengolahan data proses Pre Treatment, Reverse Osmosis juga Mix
yang ada di atas peneliti juga menggunakan Bed Polisher.
beberapa tools pada metode Seven Tools untuk Namun pada kenyataannya selama ini
membantu proses analisa data. Diantara tools bagian WTP beberapa kali mengalami
tersebut adalah Diagram Pareto dan Control permasalahan yang cukup mengganggu
Chart. Keduanya digunakan sebagai bentuk kelancaran operasional harian mereka,
pengolahan data-data kuantitatif. permasalahan tersebut diantaranya adalah:
Untuk menjaga agar penelitian tetap 1) Terlalu sering mengganti Cartridge Filter
berfokus pada tujuan, berikut peneliti 2) Cartridge Filter berlumut
menetapkan tahapan dan alur penelititan yang 3) Level Raw Water Tank kurang
dapay dilihat padah Gambar 1 di bawah ini. 4) Operator terlambat masuk kerja

Tabel 1. Data Permasalahan WTP

Sumber: Data Perusahaan bulan Januari

Pengolahan Data

Perencanaan (Plan)
Untuk memudahkan dalam langkah-
langkah perbaikan, yang pertama harus
dilakukan adalah identifikasi dan klasifikasi
tingkat permasalahan berdasarkan frekuensi
kejadian menggunakan Diagram Pareto.
Tabel 2. Data Presentase Permasalahan

Gambar 1. Alur penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN


Agar operasional Boiler berjalan lancar,
bagian WTP perlu untuk memenuhi dan
memastikan tugas utamannya yaitu menjaga
pasokan air umpan Boiler berjalan dengan baik.
Diantara upaya-upaya yang dilakukan bagian
WTP untuk memastikan hal tersebut adalah

http://ejournal.unhasy.ac.id/index.php/invantri
Dapat dilihat pada Tabel 2, Dapat dilihat dari Tabel 4 di atas bahwa
permasalahan dengan presentase paling besar ditentukan nilai UCL (Upper Control Limit)
yaitu Cleaning Cartridge Filter berlumut yaitu sebesar 75,76 , sedangkan nilai LCL (Lower
sebesar 69%, sedangkan permasalahan dengan Control Limit) sebesar 0. Dapat dilihat juga
presentase terkecil yaitu operator terlamabat bahwa terdapat satu buah permasalahan
masuk kerja yaitu sebesar 1%. dengan nilai melebihi batas ambang atas atau
Tabel 3. Diagram Pareto UCL yaitu permasalahan Cleaning Cartridge
Filter Berlumut.

Dapat dilihat pada Tabel 3,


permasalahan disusun berdasarkan nilai
presentase terbesar ke terkecil yaitu, Cleaning
Gambar 3. Grafik UCL dan LCL
Cartridge Filter berlumut, Ganti Cartridge Filter
, Level Raw Water Tank kurang, dan Operator
Dapat dilihat dari Gambar 3 di atas garis
terlambat masuk kerja, yaitu sebesar 69%. 28%,
berwarna biru tua menunjukkan batas ambang
2% dan 1%. Dan total presentase kumulatifnya
bawah atau LCL, sedangkan garis berwarna
sebesar 100% yang dapat dilihat lebih jelas pada
kuning menunjukkan ambang batas atas atau
Gambar 2 di bawah.
UCL. Dan dapat dilihat juga terdapat satu buah
permasalahan dengan nilai melebih batas
ambang atas yaitu permasalahan Cleaning
Cartridge Filter Belumut yang ditunjukkan oleh
titik 1 pada garis berwarna biru muda.

Analisis 5 Why
Dari analisa menggunakan Diagram
Pareto didapatkan dua permasalahan dengan
Gambar 2. Grafik Pareto prosentase terbanyak yaitu Cleaning Cartridge
Filter Berlumut sebesar 69% dan Ganti Cartridge
Tabel 4. UCL dan LCL Filter sebanyak 28%, sedangkan permasalahan
Level Raw Water Tank kurang dan Operator
terlambat Masuk Kerja hanya memiliki
prosentase sebesar 2% dan 1%. Untuk
mengetahui akar dari permasalahan utama
yaitu frekuensi penggantian Cartridge Filter
yang tinggi dan juga Cartridge Filter yang
mudah berlumut, maka digunakan metode

http://ejournal.unhasy.ac.id/index.php/invantri
analisa deskriptif kualitatif yakni memakai Tabel 7. Analisis Permasalahan 3
metode 5 Why Analysis.

Tabel 5. Analisis Permasalahan 1

Berdasarkan Tabel 7, akar masalah


untuk permasalahan Level Raw Water Tank
sering kurang adalah dikarenakan akses untuk
Berdasarkan Tabel 5, akar masalah
melakukan pengecekkan sulit.
untuk permasalahan Cleaning Cartridge Filter
Berlumut adalah dikarenakan Chemical Kaporit
Implementasi Perbaikan (Do)
tidak tercampur rata.
Setelah didapat data-data akar masalah
penyebab terjadinya masing-masing
Tabel 6. Analisis Permasalahan 2
permasalahan, langkah selanjutnya yang perlu
dilakukan adalah melakukan perbaikan.
Berikut ini peneliti menggunakan metode
5W1H, sebagai suatu upaya metode usulan
perbaikan.
Tabel 8. Usulan Perbaikan menggunakan
5W1H

Berdasarkan Tabel 6, akar masalah


untuk permasalahan terlalu sering Ganti
Cartridge Filter adalah dikarenakan jarang
dilakukan BackWash pada Sand dan Carbon
Filter.

http://ejournal.unhasy.ac.id/index.php/invantri
Berdasarkan tabel usulan perbaikan
5W1H diatas, didapatkan beberapa solusi
diantaranya sebagai berikut:
1) Untuk permasalahan Cartridge Filter
berlumut dengan akar permasalahan
karena faktor Mesin/alat yaitu
terjadinya penggumpalan pada tangki
Gambar 5. Unit Sand Carbon Filter dan Totaliser
kaporit, didapatkan solusi yaitu dengan
meter
menginstal Agitator/Pengaduk (sudah)
dan mengganti chemical Kaporit yang
sebelumnya berbentuk bubuk menjadi
bentuk cair (belum). Lebih jelas lihat
Gambar 4.

Gambar 6. Sebelum dan Sesudah Backwash


sebelum sesudah
3) Untuk Permasalahan Level Raw Water
Gambar 4. Pemasangan Agitator Tank sering kurang atau Under Level
dengan akar permasalahan karena
2) Untuk Permasalahan Sering mengganti faktor Lingkungan yaitu letak Selang
Cartridge Filter atau Umur Pakai Ukur yang harus dicapai sambil menaiki
Cartridge Filter Pendek dengan akar tangga monyet sungguh membuat tidak
permasalahan karena faktor Metode nyaman, didapatkan solusi yaitu
yaitu acuan Backwash pada Unit Sand & pemasangan Level Sensor yang dapat
Carbon Filter, didapatkan solusi yaitu dilihat pada Gambar 7 di bawah ini.
mengganti acuan. Sebelumnya acuan
Backwash mengacu pada perbedaan
press ( p) antara Inlet dan Outlet Water
sebesar 0,5bar dan juga Turbidity
(kekeruhan) air Unit Sand & Carbon Filter
<1 NTU atau dengan menggunakan alat
SDI test dengan hasil < 4 menjadi
perbedaan press dan totalizer air yang
diproses Unit Sand & Carbon Filter Gambar 7. Operator sedang mengecek Level
sebesar 3000 𝑚3 . Lebih jelas lihat pada RWT dari Display
Gambar 5 dan 6 di bawah ini.
4) Untuk Permasalahan Operator
Terlambat masuk kerja dengan akar
permasalahan karena faktor Manusia,

http://ejournal.unhasy.ac.id/index.php/invantri
didapatkan solusi yaitu diberikan Masuk Kerja, keduanya mengalami penurunan
teguran maupun konseling oleh sebesar 100%.
Supervisor Boiler.
Tabel 11. Data UCL dan LCL
Evaluasi Aktifitas Perbaikan (Check)
Data evaluasi perbaikan adalah data
jumlah permasalahan yang terjadi pada bulan
berikutnya yaitu bulan Februari 2021, dimana
frekuensi permasalahan mengalami penurunan
yang signifikan, yang artinya aktifitas
perbaikan mengalami keberhasilan.
Tabel 9. Data Permasalahan WTP

Dapat dilihat dari Tabel 11 di atas bahwa


ditentukan nilai UCL (Upper Control Limit)
sebesar 10,9, sedangkan nilai LCL (Lower
Control Limit) sebesar 0. Dapat dilihat juga
Sumber: Data Perusahaan bulan Februari bahwa masih terdapat satu buah permasalahan
dengan nilai melebihi batas ambang atas atau
Tabel 10. Data Presentase hasil Perbaikan UCL yaitu permasalahan Cleaning Cartridge
Filter Berlumut.

Dapat dilihat pada Tabel 9, terjadi Gambar 8. Grafik UCL dan LCL
penurunan frekuensi terjadinya permasalahan Dapat dilihat dari Gambar 8 di atas garis
dalam rentang waktu satu bulan. Dan juga berwarna biru tua menunjukkan batas ambang
dapat dilihat pada Tabel 10, presentase bawah atau LCL, sedangkan garis berwarna
terjadinya permasalahan Cleaning cartridge kuning menunjukkan ambang batas atas atau
Filter berlumut dibanding bulan sebelumnya UCL. Dan dapat dilihat juga bahwa
turun menjadi 14%, mengalami penurunan permasalahan Cleaning Cartridge Filter Belumut
sebesar 85,87%. Sedangkan untuk sudah mengalami penurunan frekuensi
permasalahan Ganti Cartridge Filter turun kejadian, namun masih berada diatas ambang
menjadi 16%, mengalami penurunan sebesar batas yang ditunjukkan oleh titik nomor 1 pada
83,78%. Dan untuk permasalahan Level Raw garis berwarna biru muda.
Water Tank kurang dan Operator Terlambat

http://ejournal.unhasy.ac.id/index.php/invantri
Standarisasi (Action) 3. Pengendalian kualitas dengan alat bantu
Ditetapkan standarisasi terhadap proses Metode PDCA dan 5 Why Analysis di PT.
perbaikan yang dilakukan sehingga kualitas Kebun Tebu Mas cukup efektif karena
dapat ditingkatkan secara teratur. Berikut membuahkan hasil, namun masih perlu
adalah perbaikan yang ditetapkan menjadi adanya perbaikan yang berkelanjutan.
standar:
1. Pengecekkan tangka chemical dan selang Saran
Inject Chemical Kaporit maupun Chemical Berdasarkan hasil penelitian maka dapat
lainnya secara berkala (1 jam sekali) disarankan beberapa hal sebagai berikut:
tambahkan ke dalam SOP. 1. Dilakukan penelitian lebih lanjut tentang
2. Pengecekkan Totalizer meter Unit Sand & hubungan antara permasalahan utama yang
Carbon Filter secara berkala (2 jam sekali), ada dengan kualitas air yang menjadi bahan
tidak hanya di akhir Shift. baku. Hal tersebut mengingat proses
3. Kalibrasi alat seperti Press Gauge, Level pengolahan air yang ada di bagian WTP
Sensor dan Pompa Dozing Inject Chemical sebagian besar hanya mengandalkan proses
secara berkala. Filtrasi saja.
2. Dilakukan pengelolaan data perusahaan
PENUTUP yang lebih terstruktur sehingga mudah
Simpulan diakses untuk kepentingan kedepannya.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis
pembahasan, maka dapat ditarik beberapa DAFTAR PUSTAKA
kesimpulan sebagai berikut : Pratiwi AI, Wibowo YA. PENGENDALIAN
1. Jenis permasalahan yang sering terjadi dari KUALITAS UNTUK MEMINIMASI
hasil analisis menggunakan Diagram REJECT START DI MESIN
Pareto, diketahui urutannya adalah sebagai EXTRUDER MENGGUNAKAN
berikut: METODE PDCA DI PT WAHANA
DUTA JAYA RUCIKA. Ind Xplore.
a) Cleaning Cartridge Filter berlumut (69%)
2018;3(1).
b) Ganti Cartridge Filter (28%) doi:10.36805/teknikindustri.v3i1.367
c) Level Tangki RWT kurang (2%) Adyatama A, Handayani NU. PERBAIKAN
d) Operator terlambat masuk kerja (1%) KUALITAS MENGGUNAKAN
2. Faktor-faktor penyebab terjadinya PRINSIP KAIZEN DAN 5 WHY
permasalahan dari hasil analisis dengan ANALYSIS: STUDI KASUS PADA
menggunakan Metode 5 Why Analysis dan PAINTING SHOP KARAWANG
PLANT 1, PT TOYOTA MOTOR
Diagram 5W1H adalah dikarenakan:
MANUFACTURING INDONESIA.
a) Metode (Standar kerja belum maksimal J@ti Undip J Tek Ind. 2018;13(3).
dan metode pengendalian kualitas doi:10.14710/jati.13.3.169-176
masih kurang) Yunan A, Raya D, Rosihan RI. Analisis Upaya
b) Lingkungan (Lingkungan kerja masih Menurunkan Cacat Produk Crank
belum berdasarkan prinsip-prinsip Case LH pada Proses Die Casting
ergonomi) dengan Metode PDCA dan FMEA di
PT. Suzuki Indo Mobil/Motor. J Ind
c) Man (Perlu adanya Training secara
Eng Syst. 2020;1(1).
berkala) doi:10.31599/jies.v1i1.160

http://ejournal.unhasy.ac.id/index.php/invantri
Fatmawati R. PERENCANAAN DAN
PENGENDALIAN BIAYA
PRODUKSI SEBAGAI SUATU
USAHA UNTUK
MENINGKATKAN EFISIENSI
BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT.
Pabrik Gula Krebet, Malang). J Adm
Bisnis S1 Univ Brawijaya.
2014;16(1):84987.
Nastiti H. ANALISIS PENGENDALIAN
KUALITAS PRODUK DENGAN
METODE STATISTICAL
QUALITY CONTROL ( Studi
Kasus : pada PT “ X ” Depok ).
2014;4(1):414-423.

http://ejournal.unhasy.ac.id/index.php/invantri

Anda mungkin juga menyukai