SKRIPSI
Diajukan oleh:
DEWI CAHYANI PUSPITASARI
NPM. 18032010141
PENDAHULUAN
( SCM ) semakin dibutuhkan dalam menentukan nilai tambah produk saat ini, karena
SCM tidak hanya berurusan dengan masalah penyediaan produk saja, tetapi SCM
juga berperan mulai dari pengembangan produk baru hingga konsep rantai pasok
berbasis ramah lingkungan atau konsep Green Supply Chain Management ( Green
SCM ). Aspek lingkungan saat ini sudah menjadi keharusan untuk diaplikasikan
dalam Supply Chain sebuah perusahaan, oleh karena itu salah satu cara
mengitergerasikan aspek lingkungan ini kedalam supply chain adalah green supply
chain management (Primadasa.,2020). Model rantai pasok ini memiliki tujuan utama
dalam meminimalkan konsumsi sumber daya dalam proses produksi agar didapatkan
hasil yang lebih efektif dan efisien, serta mengurangi dampak negatif terhadap
lingkungan
PT. Suling Mas Tri Tunggal Abadi merupakan suatu perusahaan yang
bergerak dibidang industri pangan yang berlokasi di kota Tulungagung , Jawa Timur.
PT. Suling Mas Tri Tunggal Abadi didirikan oleh Bapak Hendra Gunawan pada
tahun 1978 dan telah memproduksi 2 macam produk pangan yaitu mie dan kacang
sanghai dengan produk ciri khas yaitu kacang sanghai. Dalam proses bisnisnya, PT.
Suling Mas Tri Tunggal Abadi melibatkan banyak aktivitas yang kompleks antara
lain aktivitas pengadaan bahan baku, aktivitas produksi, aktivitas losgistik dan
distribusi dengan jumlah ± 100 karyawan yang mendukung proses operasinya. PT.
Suling Mas Tri Tunggal Abadi telah mendistribusikan produknya di beberapa daerah
Selama ini dalam proses pembuatan kacang sanghai, PT. Suling Mas Tri
Tunggal Abadi menghasilkan 200 liter limbah minyak sisa penggorengan selama dua
hari sekali. Proses pengolahan limbah yang dilakukan PT. Suling Mas Tri Tunggal
mediator tanah. PT. Suling Mas Tri Tunggal Abadi berlokasi di lingkungan yang
limbah minyak akan membuat pori-pori tanah mengecil bahkan menutup, yang
mengakibatkan kualitas dan kemampuan tanah dalam menyerap air akan berkurang.
tidak terdapat daerah resapan air. Selain itu ditinjau dari ativitas produksi dan
distribusi, saat ini perusahaan belum menerapkan sistem yang efektif dan efisien
terlihat terdapatnya perubahan jadwal dan kuantitas produksi akibat demand yang
meningkat dan adanya keterlambatan pengiriman. Selain dilihat dari aktivitas supply
chain nya selama ini PT. Suling Mas Tri Tunggal Abadi belum pernah melakukan
tingkat kinerja dari supply chain nya selama ini yang dapat memberikan dampak
tingkat kinerja Green Supply Chain adalah Green SCOR berbasiskan ANP dan
OMAX. Konsep Green SCOR bertujuan untuk menciptakan sebuah sistem analisis
yang memberikan pandangan yang jelas tentang hubungan antara fungsi rantai
digunakan untuk menentukan bobot indicator kinerja dan OMAX (Objective Matrix)
tingkat kinerja perusahaan selama ini apakah terlalu berdampak negatif terhadap
lingkungan atau tidak. Oleh karena itu, dilakukan penelitian mengenai pengukuran
tingkat kinerja green supply chain management dengan metode GSCOR. Dengan
indikator-indikator kinerja rantai pasok yang menunjukkan titik terendah dan juga
untuk mengetahui apa yang seharusnya dilakukan dalam perbaikan dan peningkatan
maka rumusan masalah yang dapat diangkat dari penelitian ini yaitu:
“Bagaimana tingkat kinerja Green Supply Chain Management di PT. Suling
Mas Tri Tunggal Abadi dengan metode GSCOR berbasis ANP dan OMAX ?”
Batasan masalah yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Penelitian ini difokuskan pada produk kacang sanghai karena produk tersebut
pemasaran, keuangan
1.4 Asumsi
kondisi sehat
yaitu:
1. Teoritis
2. Praktis
b. Untuk pihak-pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadi refrensi serta
yang serupa
c. Hasil peneliti mengetahui kinerja pada proses kegiatan green supply chain
dengan pendekatan green SCOR yakni untuk mengetahui kinerja supply chain
Abadi
1.7 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan pada penelitian dari tugas akhir ini adalah
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
sistematikan penulisan
Pada bab ini menjelaskan metode yang akan digunakan dalam penelitian ini
serta teori-teori lain yang dapat membantu pelaksanaan penelitian. Bab ini
juga berisikan mengenai teori yang akan dipergunakan untuk mengolah data
metode Green SCOR yang berbasiskan ANP dan OMAX. Teori ini akan
Bab ini berisikan mengenai objek dari penelitian, teknik pengumpulan data,
Babi ini berisikan kesimpulan dan saran pada analisis yang telah dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
mendapatkan posisi yang penting dan menjadi prioritas yang perlu diperhatikan
perusahaan. Karena dikondisi seperti saat ini kelangkaan sumber daya alam dan
polusi air serta udara kan menimbulkan efek bagi fauna maupun flora serta
lingkungan kedalam manajemen rantai pasok ( supply chain management ) atau biasa
mengurangi biaya dan risiko, dan peningkatan pelayanan diseluruh kegiatan supply
chain yang meliputi pengidentifikasian, pengurangan dan penghilangan kegiatan
proses atau sumber daya yang tidak perlukan yang menghasilkan limbah
( Khan.,2019 )
Supply Chain Management ) juga beradaptasi yaitu menuju penggunaan sumber daya
yang lebih efisien ( lean supply chain ) dan lebih fleksibel dalam mengahadapi
atau meminimasi risiko dalam supply chain, perusahaan diperlukan untuk memantau
dampak lingkungan mereka dan mematuhi peraturan tentang lingkungan. Hal ini
dapat dikatakan, penerapan green supply chain akan membantu perusahaan dalam
prinsip lean dan green, dilaporkan perusahaan tersebut telah melakukan penghematan
secara signifikan. Selain itu prinsip going green juga dapat meningkatkan reputasi
bisnis, yangmana secara tidak langsung akan mengajak berbagai kalangan masyarakat
Dimensi Definisi
Internal Managament Praktik dalam mengembangkan menajamen rantai
pasokan hijau ( green supply chain management )
sebagai dukungan strategi organisasi melakui
komitment dan dukungan manajer senior maupun
menengah
Green Design Perancangan semua kegiatan selama fase desain
seperti fitur produk, pemilihan material, proses
manufaktur maupun penggunaan energy dengan
mempertimbangkan aspek lingkungan
Green Purchasing Pembelian yang didasarkan pada prinsip ramah
lingkungan dan merupakan praktik dalam memilih
bahan baku dari pemasok dengan karakteristik
lingkungan
Green Production Proses produksi yang mempertimbangkan dampak
lingkungan dengan meminimalkan waste atau polusi
yang dihasilkan
Green Logistics Semua aspek logistic seperti transportasi,
pergudangan dan Investasiris yang terkait dengan
aspek lingkungan seperti emisi gas rumah kaca,
kebisingan dan penggunaan sumber daya yang langka
Reserve Logistic Aktivitas yang bertujuan untuk mendapatkan kembali
prosuk atau material untuk digunakan kembali (reuse)
maupun dilakukan daur ulang (recycling), produksi
ulang (remanufacture), perbaikan (repair),
pembaharuan (refurbishing), dan pembuangan secara
aman
Sumber: Pramesti, (2020)
Mendefinisikan praktik GCSM ( Green Supply Chain Management ) menjadi 5
logistic dan reserve logistic. Sedangkan dari perspektif berbeda, menurut Ö. Uygun
and A. Dede (2016), pengelompokan kriteria utama dalam praktik GSCM ( Green
Dan menurut Luthra dkk (2016), dalam penelitiannya dituliskan bahwa green
aspek yaitu green logistic. Jadi, dimensi GSCM ini dirumuskan bedasarkan enam
terus menerus dievaluasi agar dapat dikembangkan. Oleh karena itu perlu
saat ini. Selain itu fungsi dari pengukuran kinerja dari green supply chain
management adalah untuk menciptakan supply chain yang efektif dan efisien yang
ramah lingkungan. Salah satu aspek fundamental dalam penerapan green supply
pengukuran kinerja yang mampu mengevaluasi kinerja green supply chain secara
holistic (Pujawan.,2010).
keberlanjutan.
perusahaan dalam beberapa aspek kinerja organisasi yang bersifat krisis untuk saat ini
atau kedepannya agar dapat mencapai tingkat kesuksesan sebuah organisasi. Oleh
karena itu penetapan KPI dan sasaran yang akan dicapai tidak dapat dilakukan secara
asal-asalan, tetapi harus dipilih dan ditentukan menggunakan metode yang tepat dan
sistematis. Memilih KPI dan menetapkan sasaran KPI secara tepat akan dapat
Karena pemilihan indicator kinerja yang kurang tepat sebagai KPI dapat
perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan diharuskan mempunya visi dan misi
tujuan atau belum. Ouput dari Key Performance Indicator biasanya bersifat kauntitaif
yaitu dalam bentuk rasio atau persentase nilai, sehingga indicator ini membutuhkan
dipahami, dimonitor, serta dikelola sehingga cocok untuk dijadikan KPI, Indikator
untuk indicator kinerja harus masuk akal dan memungkinkan untuk dicapai.
KPI. Selain kirteria SMART-C, terdapat kriteria lain yang dapat juga
tersebut. Detail untuk kriteria ini dapat dilihat dapa tabel 2.2 dibawah ini
( Soemohadiwidjojo.,2015):
capaian
x 100 % ………………………………….(1)
target
a. Larger is Better
(SI −Smin)
x 100 % ……………………………...(2)
Smax−Smin
b. Smaller is Better
( Smax−SI )
x 100 % ……………………………...(3)
Smax−Smin
Keterangan:
1 KPI = Wi * Ni ………………………………(4)
Dimana:
Nilai performasi agregat adalah jumlah keseluruhan dari perkalian bobot dan
dkk.,2020):
Dimana:
mereka. Menurut Rangga dkk, (2020). Model SCOR adalah sebuah alat untuk
untuk memamahi semua proses di dalam sebuah organisasi bisnis dan juga untuk
proses menejemen meliputi plan, source, make, deliver, dan return, yang kemudian
( GSCOR ) merupakan model turunan dari SCOR yang diperkenalkan oleh Supply
Chain Coucil ( SCC ) sebagai model pengukuran kinerja supply chain. Model Green
didalamnya. Dengan begitu model ini dijadikan alat untuk mengelola dampak
lingkungan dari suatu rantai pasok Konsep Green SCOR bertujuan untuk
menciptakan sebuah alat analisis yang memberikan pandangan yang jelas tentang
hubungan antara fungsi rantai pasokan dan masalah lingkungan sehingga dapat
Adapun penjabaran dari model green SCOR menurut Council.,(2012) yaitu sebagai
berikut:
1. Plan
finacial plan
2. Source
penerimaan layanan yang baik. Dalam proses source ini meliputi penjadwalan
pembayaran untuk barang yang dikirim oleh supplier, memilih supplier dan
mengevaluasi supplier.
3. Make
Adalah aktivitas yang terkait dengan konversi bahan. Konversi bahan akan
4. Deliver
5. Return
Adalah aktivitas pengembalian yang terkait dengan arus balik. Proses ini
melakukan pengembalian
metrik-metrik yang terbagi menjadi tigal level menurut Aini, Pratama danYasmin
1. Level 1
target realistis untuk tujuan bisnis. Metrik pada level 1 juga disebut dengan
2. Level 2
Menjelaskan ukuran yang menyebabkan kesenjangan yang ada pasa matrik
3. Level 3
menyediakan berbagai variasi ukuran kinerja untuk mengevaluasi rantai pasok yang
disusun dalam beberapa tingkatan metric ukuran yang berasosiasi pada salah satu
Dari tabel diatas diketahui terdapat 5 atribut yang digunakan dalam evaluasi
kienerja rantai pasokan dengan menggunakan metode Green SCOR. Dalam satu
atribut terdapat beberapa matriks yang digunakan untuk pengukuran kinerja. Berikut
1. Reability
udara, bahan bakar dari transportasi yang digunakan. Dokumentasi yang tepat
3. Agility
Atribut ini dikaitkan dengan sejauh mana suatu perusahaan dapat bertemu
pelanggan akan produk dari perusahaan. bisa juga terkait dengan transportasi,
4. Cost
Atribut ini berkaitan dengan biaya proses operasi. Biaya tipikal termasuk
biaya tenaga kerja, biaya bahan, biaya transportasi. Indikator kinerja utama
SCOR untuk biaya adalah total biaya untuk melayani. biaya adalah atribut
5. Asset
utama SCOR meliputi: waktu siklus tunai ke tunai, pengembalian aset tetap.
(Council.,2012).
tingkat kepentingan berdasarkan kriteria dan sub kriteria yang saling berkaitan
antar sub kriteria dan interaksi antar kriteria yang berbeda, membuat metode ANP
mendapatkan hasil yang lebih akurat dan efektif seperti masalah pengambilan
keputusan yang kompleks dan krusial. Metode ANP mempunyai analisis tiga matriks
kepentingan relatif dari semua komponen dan weighted super matrix digunakan untuk
mengetahui nilai hasil nilai super matrix dan nilai masing-masing cluster. Dalam
limit matrix, nilai konstanta setiap nilai ditentukan dengan mengambil batas yang
diperlukan dari super matriks tertimbang. Hasil dari masalah pengambilan keputusan
diperoleh dari skor matriks batas. Tingkat keputusan dari ANP sangat berpengaruh
Menurut Stifany dkk (2020), langkah awal dalam metode Analytical Network
antara KPI. Keterkaitan KPI yang telah ditentukan dengan masing-masing perspektif
semua KPI yang telah ditetapkan dan keterkaitan antar perspektif dalam suatu
alternatif atau standar yang ada. Dalam teknisnya, ANP menggunakan perbandingan
1 Dekomposisi
penguraian menjadi suatu jaringan yang berbrntuk komponen, cluster, sub cluster,
hierarki atau umpan balik dengan menggunakan metode ANP untuk membangun
model
2 Penilaian Komparasi
semua jaringan atau hubungan atau dampak yang dibentuk dalam kerangka kerja.
Hubungan tersebut terdiri dari satu elemen dengan elemen lainnya dalam komponen
mendapatkan hasil prioritas local dari elemen di setiap komponen. Untuk evaluasi
perbandingan pasangan pada metode ANP yaitu bertanya mengenai “Unsur mana
yang lebih berpengaruh?”. Untuk mendapatkan hasil prioritas local dicari nilai eigen
dengan prioritas global elemen induk, yang akan menghasilkan prioritas global dari
Menurut Kusnadi (2016), ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam
tabel 2.4 adalah pedoman yang digunakan untuk pemberian nilai dalam
kriteria lain
terhadap kriteria tertentu (dalam hal ini C). Nilai 𝑎𝑖𝑗 adalah nilai perbandingan
4. Menentukan eigenvector dari matrix yang telah dibuat pada langkah ketiga.
λ max −n
CI = ………………………..(6)
n−1
Keterangan :
dengan nilai dari bilangan indeks konsistensi acak (random consistency index
CI
CR = ……………………………..(7)
RI
matriks dan IR adalah indeks random. Tabel 2.. merupakan nilai Random
yang digunakan.
dari 10%. Apabila consistency ratio semakin mendekati keangka nol maka
tersebut.
6. Membuat Supermatrix,
Supermatrix terdiri dari sub-sub matrix yang disusun dari suatu set hubungan
anatara dua level yang terdapat dalam model. Eigenvector yang diperoleh
supermatrix, terdapat 3 tahap yang harus diselesaikan pada model ANP yaitu:
(Kusnadi.,2016)
dan diperkenalkan pada tahun 1980 oleh James L. Riggs dari Universitas Oregen.
yang sesuai dengan keberadaan departemen tersebut. Kinerja merupakan fungsi dari
beberapa standar kelompok kerja yang digabungkan menjadi suatu matriks. Setiap
standar memiliki jalur peningkatan tertentu dan diberi bobot sesuai dengan tingkat
kepentingannya untuk tujuan kinerja. Metode OMAX relatif sederhana dan mudah
dipahami, mudah dilaksanakan dan tak memerlukan keahlian khusus, atanya mudah
diperoleh, dan lebih fleksibel, tergantung pada masalah yang dihadapi. Dengan
digunakan sebagai metrik kinerja, seperti frekuensi kegagalan, jumlah produk yang
Indikator kerja untuk setiap masukan dan keluaran dapat terdefinisi dengan
jelas
penentuan bobot
terdiri dari 3 kelompok ( blok ). Adapun bentuk matrix OMAX terunjuk pada gambar
Yaitu badan matrik yang terdiri dari skala atau angka-angka yang
Skal tersebut memiliki sebelas level atau bagian dari 0 sampai dengan 10.
3. Level 10, yaitu nilai produktivitas yang diharapkan sampai periode tertentu
Nilai skala 1 hingga skala 2 dilakukan dengan cara interpolasi yaitu dengan
level 3−level 0
………………………….(8)
3−0
Nilai skala 4 hingga skala 9 dilakukan dengan cara interpolasi yaitu dengan
level 10−level 3
…………………………(9)
10−3
Hasil perhitungan ini akan digunakan sebagi range antara skala 4
1. Skor
Yaitu nilai level dimana level pengukuran produktivitas berada. Misalnya jika
output jam = 100 terletak pada level 4, maka skor untuk pengukuran itu
adalah 4. Jika terdapat pengukuran yang tidak tepat sesuai dengan angka
2. Bobot
yang berbeda - beda terhadap tingkat unit yang diukur. Untuk itu perlu
3. Nilai
Merupakan nilai dari setiap kriteria yang diperoleh dengan cara mengalikan
Terdiri dari nilai performance dari periode yang diukur (current), yang
nilai periode yang diukur saat ini atau current dengan nilai periode
terperinci.
diletakan pada skor 3 dari skala 1 sampai 10 untuk memberikan lebih banyak
juga biasanya diletakkan pada tingkat yang lebih rendah lagi agar
yang ingin kita capai dalam dua atau tiga tahun mendatang sesuai dengan
untuk melihat berapa besar derajat kepentingannya tiap kriteria harus diberi
dapat pula dilakukan oleh orang-orang yang terpilih karena dianggap paham
semua butir diatas telah dipenuhi. Setelah itu dapat diukur indeks
yang telah di tetapkan untuk setiap indikator kerja. Sebelum dilakukan penentuan
jenis skor terlebih dahulu, 3 macam skor yang dikenalkan pada KPI adalah:
1. Smaller is better
3. Nominal is better
Pada karakteristik kualitas ini biasanya ditetapkan suatu nilai nominal tertentu
dan semakin mendekati nilai nominal tersebut maka kualitas semakin baik.
dalam Traffic Light System untuk mengetahui perbandingan target dengan kinerja
kelompok warna, yaitu hijau, kuning dan merah yang masing masing mempunyai arti
1. Warna hijau, diberikan untuk KPI yang mencapai nilai level 8 hingga 10.
Artinya pencapaian dari indikator kinerja tersebut sudah tercapai, sama atau
2. Warna kuning, diberikan untuk KPI yang mencapai nilai level 4 hingga 7.
3. Warna merah. diberikan untuk KPI yang mencapai nilai level 0 hingga 3,
Process) dan OMAX (Objective Matrix) di PT. X” Putri dkk (2018). Hasil
yang belum mencapai target perusahaan dan bisa ditingkatkan yaitu antara
lain: Persentase bahan baku terkirim tanpa cacat, persentase jumlah bahan
baku yang cacat dari supplier, waktu yang dibutuhkan dalam proses inspeksi
bahan baku yang dikirim oleh supplier, kecepatan respon karyawan dalam
seperti area cutter, pump 1405, pump 1406 atau Coil Fair Heater (CFH)
plan yaitu 8,82 yang tergolong kategori baik dengan indicator P3 dan P4 yang
yaitu 9,54 dimana tergolong kategori baik belum ideal, dengan indicator S4
make yaitu 4,94 dimana termasuk kategori warna merah ( kinerja buruk ),
Nilai kinerja perspektif deliver yaitu 9,14 dimana tergolong kategori baik
warning), Nilai kinerja return yaitu 7,71 dimana termasuk dalam kategori
peringatan ( warning )
pengukuran kinerja supply chain agar hal tersebut tidak terulang lagi. Setelah
aliran rantai pasok yang diperoleh adalah 69,18 dengan kategori rata-rata hasil
benchmark diperoleh 4 indikator yang masih memiliki gap yaitu POF 5,88 %,
OFCT 5 hari, COGS 6,71% dan CTCCT 3 hari. Bedasarkan hasil berikut
rencana pengiriman. Jika ada satu proses yang terhambat, akan lebih mudah
yang sesuai dengan jumlah dan waktu akan menghilangkan keterlambatan dan
kesalahan pengiriman.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi penelitian ini dilakukan di PT. Suling Mas Tri Tunggal Abadi yang
terletak di Jl. Raya Tlogo-Serut No.115 Kec. Ngunut, Kabupaten Tulungagung, Jawa
Timur. Untuk waktu penelitian dilakukan dari bulan Oktober 2021 hingga data
terpenuhi
Identifikasi dan definisi operasi variable yang dipakai untuk penelitian ini,
sebagai berikut:
Variabel adalah suatu karakter yang akan diamati dari obeservasi yang
merupakan atribut dari sekelompok objek dan memiliki karakteristik adanya variasi
antar objek lain dengan objek lainnya di dalam kelompok tertentu. Adapun variabel-
variabel terikat ( dependent variable ). Adapun variabel bebas yang digunakan dalam
a. Plan
Suatu proses penyeimbangan antara permintaan dan penawaran guna
menetapkan strategi terbaik untuk setiap aktivitas rantai pasok dengan tetap
menyesuaikan aturan bisnis yang berlaku. Dalam perencanaan ini perlu dilakukan
perhitungan mulai dari tingkat efisiensi hingga resiko bisnis yang akan dihadapi.
b. Source
plan
c. Make
produksi dan melakukan packahing finish good ) untuk memenuhi kebutuhan yang
telah direncanakan
d. Deliver
manajemen distribusi
e. Return
kembali suatu produk dengan berbagai alasan. Proses tersebut juga termasuk di dalam
2. Variabel Terikat
bebas ( independent ). Variabel terikat pada penelitian ini adalah tingkat kinerja
rantai pasok dengan memperhatikan perspektif lingkungan di PT. Suling Mas Tri
Tunggal Abadi
Dalam penelitian ini analisis data dimulai dengan menentukan standar dan
matriks yang akan dipelajari. Matriks tersebut dibuat bedasarkan literatur yang terkait
dengan pengukuran kinerja, model green SCOR, ANP dan OMAX, serta pendapat
dari beberapa ahli di bidang green supply chain perusahaan. Oleh karena itu
komponennya. Setelah itu, akan dilakukan perhitungan untuk setiap kriteria sehingga
didapatkan hasil. Selanjutya hasil dari setiap kriteria dilakukan perhitungan sehingga
didapatkan hasilnya, lalu dibandingkan dengan nilai actual dan target dari
perusahaan.
Mulai
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
A
Identifikasi variabel
a. Variabel Independen
- Plan ( meliputi data permintaan, data bahan
baku )
- Source ( meliputi data supplier, pembelian
material, data material reject )
- Make ( meliputi data produksi, data jenis limbah
)
- Deliver ( data penjualan, data penggunaan
Sumber Daya )
- Return ( data reject produk dari konsumen)
b. Variabel Dependen
- Tingkat kinerja Green Supply Chain Management
Pengumpulan data:
a. Data Primer
- Data Supplier
- Data Jenis Limbah
- Data Key Performance Indicator ( KPI )
- Data Kuisioner
b. Data Sekunder
- Data Profil Perusahaan
- Data Bahan Baku
- Data Proses Produksi
- Data Pengiriman Produk
- Data Jumlah Penggunaan Sumber Daya
- Data Material Reject
- Data Produk Return
Dekomposisi proses
bedasarkan Green SCOR
Penentuan key performance
indicator (KPI)
B
C
B C
Penyusunan Kuisioner
Penyebaran Kuisioner
Verifikasi KPI
Tidak
Tidak
Ya
Pembobotan KPI dengan metode ANP, tahapannya:
1. Menentukan kriteria indikator (KPI)
2. Membuat matriks perbandingan
berpasangan antar kriteria
3. Melakukan pembobotan KPI dengan
software superdecision
Uji Konsistensi
CR < 10 %
Ya
Perhitungan scoring system mengggunakan metode
OMAX, tahapannya:
Selesai
yaitu :
1. Mulai
2. Studi Lapangan
3. Studi Pustaka
4. Perumusan Masalah
Perumusan masalah disusun sesuai dengan latar belakang masalah yang akan
masalah tersebut
5. Tujuan Penelitian
6. Identifikasi Variabel
a. Variabel Independen
1. Plan
2. Source
3. Make
4. Deliver
5. Return
b. Variabel Dependen
Supply Chain
7. Pengumpulan Data
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data untuk menyelesaikan
a. Data Primer
jenis yaitu :
1. Pengamatan ( obeservasi )
2. Wawancara ( interview )
3. Kuisioner
diisi oleh responden. Adapaun hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan
kuisioner sebagai alat pengumpulan data, yaitu : Kuisioner tidak cocok untuk
pendapat secara tertulis. Adapun data primer yang digunakan dalam penelitian
1. Data Supplier
4. Data Kuisioner
b. Data Sekunder
pertama atau perusahaan terkait dan data tersebut telah tersusun berupa
selanjutnya yaitu menentukan Indikator mana saja yang akan masuk ke dalam
Tahap ini merupakan tahap untuk penyebaran kuesioner yang akan diisi sesuai
Pada tahap verifikasi KPI akan dilkukan konfirmasi kepada pihak-pihak yang
Pada tahap ini dilakukan untuk mencari urutan prioritas dalam penyelesaian
perbandingan berpasangan.
Pada tahap ini dilakukan Uji Konsistensi data hasil penyebaran kuisioner,
untuk mengetahui apakah data hasil perhitungan tersebut layak diterima atau
tidak. Apabila CR > 10% maka perlu dilakukan penyebaran kuisioner ulang
yang terintegrasi dan terhubung satu sama lain. Model ini melibatkan semua
Dengan menggunakan traffic light system dapat diketahui apakah skor dari
hasil penelitian ini dan memberikan saran sebagai bahan masukan bagi
perusahaan
19. Selesai
Metode pengumpulan data adalah teknik atau metode yang digunakan peneliti
Studi pustaka adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk
mengumpulkan informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan
atau sedang diteliti. Dalam penelitian ini studi pustaka yang digunakan yaitu
2. Studi Lapangan
peneliti untuk memperoleh informasi atau fakta secara langsung dari tempat
kejadian. Dalam penelitian ini terdapat 2 data yang diambil saat studi
a. Data Primer
Adalah data yang didapatkan dan dikumpulkan secara langsung dari sumber
yaitu :
1. Pengamatan ( obeservasi )
Observasi adalah salah satu pengumpulan data dengan cara mengamati atau
terjadi. Informasi yang didapat harus bersifat objektif, nyata dan dapat
dipertanggungjawabkan
2. Wawancara ( interview )
sata dari individu atau kelompok. Bentuk informasi yang diperoleh dinyatakan
dalam tulisan atau direkam secara audio, visual dan audio visual.
3. Kuisioner
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang secara tidak langsung didapatkan dari
dengan penelitian
dilakukan. Dalam penelitian ini pengolahan data diawali dengan pengumpulan data
yang didapatkan dari hasil observasi, wawancara, dokumen perusahaan dan hasil
menjadi patokan nilai ukur terhadap upaya dan hasil yang diperoleh. Aspek
GSCOR terdiri dari 5 aspek yaitu: Reablity, Responsiveness, Agility, Cost dan
Verifikasi KPI ini dilakukan dengan tujuan untuk memastikan kembali apakah
KPI telah sesuai dengan kondisi perusahaan atu masih memerlukan beberapa
manajemen perusahaan.
comparison)
Kriteria/ Alternatif 1 2 3 N
1 1 GM 12 GM 13 GM 1 N
2 GM 21 1 GM 23 GM 2 n
3 GM 31 GM 32 1 GM 3 n
N GM n 1 GM n 2 GM n 5 1
4. Uji Konsistensi
Uji konsistensi ini adalah perhitungan yang harus dilakukan untuk mengetahui
apakah data hasil perhitungan sudah layak untuk diterima atau belum. Adapun
tiap baris kemudian dibagi dengan jumlah kriteria, sehingga didapatkan nilai
berikut:
CI = ¿ ¿ …………………………(1)
Keterangan:
CI = Consitency Index
CI
CR = …………………………… (2)
RI
Keterangan:
CR = Consitency Ratio
CI = Consistency Index
RI = Random Index
Skala perbandingan 1-9, untuk beberapa orde matriks mendapatkan nilai rata-
Matriks 1 2 3 4 5
RI 0 0 0,58 0,9 1,12
Matriks 6 7 8 9 10
RI 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49
Apabila nilai CR > 10% maka tidak perhitungan tersebut tidak konsisten dan
Setelah dilakukan scoring system dengan OMAX maka dapat ditentukan nilai
indikator kinerja apa saja yang perlu dilakukan perbaikan ataukah sudah
mencapai indikator yang telah ditetapkan, dengan cara pemberian nilai (0-3)
DAFTAR PUSTAKA
Aini, Qurrotul., Pratama, Adli Muhammad Putra., dan Yasmin, Farah. Dhia. (2019).
Analisis kinerja rantai pasok dengan supply chain operation research dan
analytical hierarchy process (studi kasus umkm tempo susu malang). Vol:23
No.01
Utama
Budiarto, A.S. (2017). KPI ( Key Performance Indicator ). Depok: Huta Publisher
Delipinar G.E. dan Kocaoglu B. (2016). Using SCOR Model to Gain Competitive
229, 398–406
Febrianti1, f. F., putra, g. J. E., & putra, g. L. A. R. (2018). Penerapan model green
scor untuk pengukuran kinerja green supply chain management pada pt.
Khan, Syed Abdul Rehman. (2019). Green Practices and Strategies in Supply Chain
10.21456/vol6iss2pp105-113
Luthra,S., Govindan, K., Devika Kannan, D., Mangla, S.C. dan Garg, C.P. (2016): An
Paksoy, Turan., Weber, Gerhard-Wilhelm, Huber and Sandra. (2018). Lean and
Pramesti, Regita Irvanastava., Baihaqi, Imam., dan Bramanti, Geodita Woro. (2020).
Print)
Prasetyo, Arie Dwi., dan Yuliawati, Evi. (2018). Analisis Performansi Supply Chain
Primadasa, Rangga., dan Sokhibi, Akh. (2020). Model Green SCOR Untuk
Widya.
Publication
dengan Metode Objective Matrix (OMAX) pada CV. Jaya Mandiri. p-ISSN:
Sepang, G.Y.M., Mandei, J.R., & Pakasi, C.B.D. (2017). Manajemen Rantai Pasok
Ekonomi Unsrat, Vol. 13, No. 1A, Hal. 225-238, ISSN: 1907-4298.
Stifany, Nova., Supriyadi, dan Shofa, Mohamad Jihan. (2020). Integerasi ANP dan
OMAX dalam Pengukuran Kinerja Rantai Pasok Industri Kimia. Vol.8 No.2;
93-104