Dosen Pengampu: Dr. Desak Nyoman Sri Werastuti, SE., M.SI., Ak.
Oleh:
PENDAHULUAN
Fenomena Permasalahan Penelitian ini, dibuktikan pada Latar Belakang Penelitian:
Pada penelitian ini, fenomena yang dijelaskan adalah pergeseran perhatian peneliti
dan praktisi industri terhadap isu-isu lingkungan yang lebih hijau atau ramah lingkungan. Pada
masa lampau, banyak organisasi tidak memperhatikan lingkungan karena mereka menganggap
produk mereka tidak berbahaya bagi lingkungan. Namun, saat ini, organisasi telah beralih
untuk bekerja dengan praktik-praktik hijau dan berusaha mengurangi emisi udara, bahan
berbahaya, polusi, dan pemborosan air. Konsep rantai pasokan hijau (GSCM) muncul sebagai
tanggapan terhadap perubahan ini. Organisasi mulai mengintegrasikan praktik hijau dalam
rantai pasokan mereka untuk mengurangi dampak lingkungan dan memenuhi tuntutan
pelanggan. Green culture (GC) dalam organisasi diakui sebagai faktor penting dalam
mendukung praktik hijau dan kinerja hijau. Organisasi harus mengadopsi Proactive
Environmental Strategy (PES) yang berfokus pada tanggung jawab lingkungan dan kepatuhan
terhadap peraturan lingkungan, kemudian Green Production Innovation (GPI) sangat
diperlukan diperlukan untuk meningkatkan kinerja lingkungan (GP).
Variabel yang digunakan dalam penelitian dari variabel terikat sampai dengan variabel
bebas dan penelitian-penelitian sebelumnya yang relevan
Pada pendahuluan juga telah memberikan penjelasan secara umum mengenai variable
terikat dan variable bebas yang diteliti. Variabel terikat atau dependen dalam penelitian ini
yakni green performance, sedangkan variable bebas dalam penelitian ini terdiri dari GSCM
Pratice (Praktik Manajemen Rantai Pasokan Hijau), Green Culture, Proactive Environmental
Strategy, dan Green Production Innovation.
Benang merah permasalahan
Benang merah permasalahan yang dibahas dalam pendahuluan mengenai pentingnya
adopsi praktik-praktik lingkungan oleh organisasi, khususnya dalam industri manufaktur.
Selain itu, perubahan preferensi konsumen terhadap produk dan layanan yang ramah
lingkungan mendorong organisasi untuk mengadopsi praktik-praktik hijau. Dalam penelitian
ini, permasalahan utama yang dibahas adalah bagaimana praktik-praktik rantai pasokan hijau
(Green Supply Chain Management/GSCM), budaya hijau, strategi lingkungan proaktif
(Proactive Environmental Strategy/PES), dan inovasi produksi hijau (Green Production
Innovation/GPI) mempengaruhi kinerja hijau suatu organisasi manufaktur.
Dalam pendahuluan, peneliti telah menyampaikan mengenai penelitian-penelitian
sebelumnya yang relevan, namun hanya sedikit penelitian yang mengamati pengaruh GPI
terhadap Green Performance sehingga hal tersebut menjadi motivasi penelitian ini. Dalam
pendahuluan juga dijelaskan mengenai grand theory yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
teori pandangan berbasis sumber daya untuk memahami hubungan antara variable-variabel
yang diteliti.
Secara umum dalam latar belakang peneliti telah menjelaskan secara detail mengenai
fenomena penelitian, variable penelitian, dan research gap penelitian, sehingga benang
merah penelitian ini dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca.
KAJIAN TEORI
Grand Theory (teori utama yang memayungi penelitian) dan Perumusan Hipotesis
Pada kajian teori yang menjadi grand theory adalah Teori Natural RBV. Disamping
itu juga terdapat beberapa literature yang membahas mengenai definisi dari masing-masing
variable penelitian. Kajian teori dan penelitian terdahulu sudah disertakan dalam setiap
perumusan hipotesis dalam hubungan atau pengaruh antar variabel yang digunakan. Adapun
research gap dalam penelitian ini yaitu kurangnya penelitian yang menguji hubungan antara
praktik manajemen rantai pasokan hijau (GSCM), budaya hijau, strategi lingkungan proaktif
(PES), inovasi produksi hijau (GPI), dan kinerja hijau secara bersamaan. Beberapa penelitian
sebelumnya telah mempelajari hubungan antara variabel-variabel ini secara terpisah, namun
belum ada penelitian yang secara komprehensif menguji hubungan simultan antara GSCM,
budaya hijau, PES, GPI, dan kinerja hijau. Selain itu, penelitian ini juga mengisi kesenjangan
penelitian dalam hal penggunaan teori sumber daya berbasis alam (natural RBV theory) dalam
konteks hubungan antara GSCM, budaya hijau, PES, GPI, dan kinerja hijau. Teori sumber daya
berbasis alam ini mengakui pentingnya strategi bisnis yang berfokus pada lingkungan dalam
mencapai kinerja berkelanjutan dan keunggulan kompetitif. Namun, penelitian sebelumnya
cenderung tidak mempertimbangkan faktor-faktor ini secara bersamaan dalam konteks GSCM
dan kinerja hijau.
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang berada di tiga kota
di Pakistan, yaitu Sialkot, Faisalabad, dan Lahore. Populasi ini dipilih karena ketiga kota
tersebut merupakan kota industri terbesar di provinsi Punjab, Pakistan, dan sektor manufaktur
memiliki dampak lingkungan yang signifikan di Pakistan.
Untuk memilih sampel dari populasi tersebut, peneliti menggunakan teknik simple
random sampling dengan mendistribusikan 1500 kuesioner kepada manajemen puncak
perusahaan. Setiap perusahaan hanya diberikan satu kuesioner. Namun, beberapa perusahaan
tidak merespons karena keterbatasan waktu manajemen puncak. Oleh karena itu, peneliti
mengunjungi kembali perusahaan-perusahaan tersebut setelah dua minggu untuk
meningkatkan tingkat respons. Dari 1500 kuesioner yang didistribusikan, 663 kuesioner yang
dikembalikan digunakan untuk analisis akhir setelah mengeluarkan sembilan kuesioner yang
tidak valid.
Analisis Data
Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan secara kuantitatif dengan metode analisis
data yang digunakan adalah Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM).
PLS-SEM adalah metode analisis yang cocok digunakan dalam penelitian dengan sampel kecil
dan besar, serta ketika data tidak memenuhi asumsi normalitas. Analisis PLS-SEM dilakukan
menggunakan perangkat lunak SmartPLS 3.2.9. Metode ini dianggap lebih handal daripada
metode analisis berbasis kovarian (CB-SEM) dalam hal estimasi dan validitas variabel.
Disamping itu peneliti juga melakukan Uji Common Method Variance (CMV). CMV adalah
bias yang terjadi dalam penelitian yang menggunakan satu sumber data untuk mengukur
beberapa variabel. CMV dapat terjadi ketika responden memberikan jawaban yang sama atau
terlalu serupa pada beberapa pertanyaan dalam kuesioner, sehingga menghasilkan korelasi
yang tidak seharusnya antara variabel-variabel yang diukur. Dalam hal ini peneliti
menggunakan Herman's single factor untuk menguji CMV. Jika total varian tidak melebihi
50%, maka data dianggap bebas dari masalah CMV. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai
CMV pada penelitian ini adalah 42,98%, yang berada di bawah batas 50%, sehingga tidak ada
masalah CMV pada penelitian ini.