PROPOSAL
Diajukan
Oleh
NIM : 2014-72-003
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON, 2018
2
BAB I
PENDAHULUAN
Seiring dengan berkembangnya teknologi dalam dunia industri, maka hal ini
berdampak pada persaingan bisnis yang semakin ketat, dimana para produsen
pelanggan, terutama kualitas produk, karena kualitas suatu produk adalak kriteria
tercapainya tingkat cacat produk mendekati 0 (zero defect). Perbaikan kualitas dan
jika perusahaan ingin menghasilkan produk yang berkualitas baik dalam waktu
Oleh karena itu diperlukan suatu metode pengendalian kualitas yang tepat agar
3
bergerak dalam percetakan surat kabar (Koran) yang terdapat Provinsi Maluku.
Percetakan ini termasuk dalam grup Fajar Makasar dan Jawa Pos. Kantor terletak
di Jalan Monalisa, Pandan Kasturi, Sirimau, Kota Ambon, Maluku. PT. Fajar
berlebel Ambon Ekspress, Harian Rakyat maluku dan mimbar Rakyat. Dimana
Untuk Harian Ambon Ekspess jumlah koran yang dicetak sebesar 1000
eksemplar, untuk Harian Rakyat Maluku jumlah koran yang dicetak sebesar 900
eksemplar, dan untuk Mimbar Rakyat jumlah koran yang dicetak sebesar 878
eksemplar, jadi jumlah total yang dicetak oleh PT. Fajar Utama Intermedia cabang
Ambon untuk satu hari produksi sebesar 2.778 eksemplar. Koran-koran ini sendiri
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan pada PT. Fajar
dalam proses produksi, jenis kecacatan ini antara lain tulisan yang dicetak buram
(kabur), cacat tidak register dan cacat terpotong melebihi garis tepih. Dari data
yang didapat jumlah kecacatan untuk tahun 2016 untuk cacat kabur sebesar 23039
eksempar, untuk cacat tidak register sebesar 8012 eksemplar dan untuk cacat
terpotong sebesar 6567, jadi jumlah kecacatan untuk tahun 2016 sebesar 37618
eksemplar dari total produksi 851.775 eksemplar. Dari data diatas diketahui
tingkat kecacatan pada PT. Fajar Utama Intermedia cabang Ambon cukup tinggi,
penggunaannya adalah metode six sigma dan kaozen. Konsep dasar six sigma
adalah usaha terus menerus untuk mencegah product defect. Metode ini
kesempatan untuk setiap transaksi produk barang atau jasa. Pencapaian six sigma
bila hanya terdapat 3,4 cacat per sejuta kesempatan, sehingga Semakin tinggi
target sigma yang dicapai maka kinerja sistem industri semakin membaik.
Metode Kaizen ialah metode yang berfokus pada perbaikan yang dilakukan
jasa. Selain itu dengan penerapan “kaizen” akan menurunkan biaya produksi
Six Sigma dan Kaizen Studi Kasus Pada PT. Fajar Utama Intermedia”.
2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya produk cacat pada PT.
3. Besar jumlah biaya kerugian kecacatan pada proses produksi PT. Fajar Utama
Intermedia
5
Produk dengan menggunakan metode Six Sigma dan metode kaizen pada PT.
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari
Intermedia
3. Mengetahui besar jumlah biaya kerugian kecacatan pada proses produksi PT.
Agar pembahasan topik penelitian ini dapat terfokus dan terarah pada tujuan yang
2. Penelitian dan pengumpulan data di lakukan pada hasil cetakan Koran Harian
Ambon Ekspress
6
a. Bagi perusahaan
Diharapkan penelitian ini akan dapat memberikan masukan bagi perusaan yang
b. Bagi peneliti
industri.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sumber antara lain tenaga kerja, bahan-bahan, dana dan sumber daya lain yang
dalamnya terkandung tiga unsur, yaitu input, proses, dan output. Input dalam
proses produksi terdiri atas bahan baku atau bahan mentah, energi yang
A. Kualitas
Kualitas merupakan suatu nilai tambah dari sebuah produk atau jasa.
Pengertian dan definisi kualitas sangat beragam dan bersifat relatif sehingga
definisi dari kualitas memiliki banyak kriteria dan bergantung pada konteksnya.
terdapat dalam suatu barang atau hasil yang menyebabkan barang atau hasil
tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang atau hasil tersebut dibutuhkan.
keadaan fisik, fungsi dan sifat suatu produk bersangkutan yang dapat memenuhi
selera dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai dengan nilai uang
Walaupun tidak ada definisi mutu yang diterima secara universal, tetapi dari
manusia, proses dan lingkungan dan Mutu merupakan kondisi yang selalu
berubah.
Sifat khas mutu / kualitas suatu produk yang andal harus multidimensi
karena harus memberi kepuasan dan nilai manfaat yang besar bagi konsumen,
melalui berbagai cara. Oleh karena itu, sebaiknya setiap produk harus mempunyai
ukuran yang mudah dihitung (misalnya, berat, isi, luas) agar mudah dicari
sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi atau
9
pilihan individual.
Kualitas produk secara langsung dipengaruhi oleh 9 bidang dasar atau 9M.
Pada masa sekarang ini industri disetiap bidang bergantung pada sejumlah besar
kondisi yang membebani produksi melalui suatu cara yang tidak pernah dialami
1. Market (Pasar)
Jumlah produk baru dan baik yang ditawarkan di pasar terus bertumbuh pada
sebuah produk yang dapat memenuhi hampir setiap kebutuhan. Pada masa
memenuhi ini. Pasar menjadi lebih besar ruang lingkupnya dan secara
mendunia.. Akhirnya bisnis harus lebih fleksibel dan mampu berubah arah
dengan cepat.
2. Money (Uang)
ekonomi dunia, telah menurunkan batas (marjin) laba. Pada waktu yang
pengeluaran biaya yang besar untuk proses dan perlengkapan yang baru.
perhatian pada manajer pada bidang biaya kualitas sebagai salah satu
dari“titik lunak” tempat biaya operasi dan kerugian dapat diturunkan untuk
memperbaiki laba.
3. Management (manajemen)
pada seluruh aliran proses yang menjamin bahwa hasil akhir memenuhi
konsumen menjadi bagian yang penting dari paket produk total. Hal ini telah
4. Men (Manusia)
besar akan pekerja dengan pengetahuan khusus. Pada waktu yang sama
situasi ini menciptakan permintaan akan ahli teknik sistem yang akan
11
5. Motivation ( Motivasi )
6. Material ( Bahan )
Disebabkan oleh biaya produksi dan persyaratan kualitas, para ahli teknik
perlengkapan pabrik yang menjadi lebih rumit dan tergantung pada kualitas
bahan yang dimasukkan ke dalam mesin tersebut. Kualitas yang baik menjadi
faktor yang kritis dalam memelihara waktu kerja mesin agar fasilitasnya
depan bisnis.
B. Pengendalian Kualitas
berupa barang atau jasa yang sesuai dengan standar yang diinginkan dan
direncanakan.
mempertahankan kualitas, yang sudah tinggi dan mengurangi jumlah barang yang
rusak.
pengendalian kualitas adalah suatu teknik dan aktivitas/ tindakan yang terencana
produk dan jasa agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan dapat
bahwa kualitas produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas
yang telah ditetapkan dengan mengeluarkan biaya yang ekonomis atau serendah
mungkin.
adalah Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar kualitas yang telah
Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dengan menggunakan
kualitas produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin dan Mengusahakan agar
tersebut akan dilakukan. Hal ini disebabkan, faktor yang menentukan atau
berpengaruh terhadap baik dan tidaknya kualitas produk perusahaan terdiri dari
beberapa macam misal bahan bakunya, tenaga kerja, mesin dan peralatan produksi
yang digunakan, di mana faktor tersebut akan mempunyai pengaruh yang berbeda,
baik dalam jenis pengaruh yang ditimbulkan maupun besarnya pengaruh yang
(Ahyari, 1990:225-325) :
beberapa jenis perusahaan pengaruh kualitas bahan baku yang digunakan untuk
hampir seluruhnya ditentukan oleh bahan baku yang digunakan. Bagi beberapa
kualitas produk akhir. Artinya di dalam perusahaan ini meskipun bahan baku yang
digunakan untuk keperluan proses produksi bukan bahan baku dengan kualitas
maka dapat diperoleh produk dengan kualitas yang baik pula. Pengendalian
15
kualitas produk yang dihasilkan perusahaan tersebut lebih baik bila dilaksanakan
yang menjadi hasil dari perusahaan tersebut. Dalam pendekatan ini perlu
pendekatan produk akhir dapat dilakukan dengan cara memeriksa seluruh produk
akhir yang akan dikirimkan kepada para distributor atau toko pengecer. Dengan
demikian apabila ada produk yang cacat atau mempunyai kualitas di bawah
standar yang ditetapkan, maka perusahaan dapat memisahkan produk ini dan tidak
2.1.3 Percetakan
A. Pengertian Percetakan
salinan dengan sangat cepat, seperti kata-kata atau gambar-gambar (image) di atas
cetak diproduksi, hasil percetakan berupa buku, kalender, buletin, majalah, surat
kabar, poster, undangan pernikahan, perangko, kertas dinding, dan bahan kain. Ini
Percetakan dianggap sebagai salah satu penemuan yang paling penting dan
informasi utama bagi dunia. Pada masa sekarang ini, percetakan merupakan
B. Proses/kegiatan pencetakan:
memastikan bentuk, warna, tulisan, atas desain yang telah dibuat untuk
Proses ini dikenal dengan istilah pre-press, suatu proses pencetakan film
atau plat yang nantinya akan menjadi acuan tinta ke atas kertas. CTP
3) Proses Cetak
Pada proses ini, baik komputer maupun operator akan mengatur kembali
4) Proses Finishing
17
uv, lipat, jahit benang, lem panas (perfect binding), jilid ring/spiral, pon,
Pemeriksaan tersebut akan dilakukan satu per satu. Proses packing atau
control.
Produk cacat berarti barang atau jasa yang dibuat dalam proses produksi
baik atau kurang sempurna. Kholmi dan Yuningsih (2009: 136), produk cacat
Menurut Bustamin dan Nurlela (2007: 136) produk cacat adalah produk
tersebut tidak sesuia dengan standart mutu yang diterapkan, tetapi masih bisa di
Menurut Hansen dan Mowen (2005: 7) produk cacat adalah produk yang
tidak memenuhi spesifikasinya. Hal itu berarti juga tidak sesuai dengan standar
cacat adalah produk yang tidak memenuhi standar spresifikasi sehingga nilai
dan mutu dari produk tersebut tidak baik atau tidak sempurna.
b. Bahan Baku
c. Mesin.
Mesin adalah salah satu alat yang mempengaruhi terjadinya produk rusak.
proses yang difokuskan pada usaha mengurangi variasi proses (process variances)
sekaligus mengurangi cacat (produk atau jasa yang diluar spesifikasi) dengan
2007).
kualitas menuju target 3,4 kegagalan per sejuta kesempatan untuk setiap transaksi
produk barang dan jasa. Jadi six sigma merupakan suatu metode atau teknik
Six sigma secara unik dikendalikan oleh pemahaman yang kuat terhadap
fakta, data dan analisis statistik, serta perhatian yang cermat untuk mengelola,
merasa puas apabila mereka menerima nilai yang diharapkan mereka. Apabila
produk diproses pada tingkat kualitas Six Sigma, maka perusahaan boleh
99,99966 persen dari apa yang diharapkan pelanggan akan ada dalam produk itu.
30,9% 690.000 1
69,2% 308.000 2
93,3% 66.800 3
99,4% 6.210 4
99,98% 320 5
20
99,9997% 3,40 6
Menurut Syukron dan Kholil (2013), perbedaan itu telihat dari aspek sebagai
berikut:
six sigma tersusun pada sebuah sistem metode statistik yang terdepan
terus-menerus.
namun amat berbeda dengan praktik manajemen tradisi lama. Dahulu perusahaan
21
proses produksi dan para pekerja yang terkait langsung dengan alat produksi yang
digunakan tanpa pernah dimintai masukan. Tidak ada kordinasi antara kerja tim
dan partisipasi karyawan. Sejumlah kesalahan dan cacat produksi ditoleransi dan
1. Identifikasi pelanggan
2. Identifikasi produk
4. Definisi proses
peningkatan kualitas dengan Six sigma terdiri dari lima langkah yaitu
1) Define
dilakukan untuk melaksanakan peningkatan dari setiap tahap proses bisnis kunci
(Gaspersz, 2005: 322). Tanggung jawab dari definisi proses bisnis kunci berada
pada manajemen.
Langkah awal dalam six sigma adalah tahap define yaitu pendefinisian tujuan
dan latar belakang serta indentifikasi permasalahan yang harus diberi perhatian
untuk dapat mencapai kinerja mutu yang lebih baik. Aktivitas yang dilakukan
mendefinisikan proses bisnis yang akan diteliti dengan mengenali antara variabel
2) Measure
peningkatankualitas Six Sigma. Tahap ini berfokus pada pemahaman kerja proses
yang dipilih untuk diperbaiki pada saat ini, serta pengumpulan semua data yang
critical to quality (CTQ), standar kerja yang ditetapkan, sistem pengukuran dan
23
Pada tingkatan six sigma, indikator kualitas produk biasanya berfokus pada
output dari proses manufaktur. Salah satu indikator kualitas manufaktur yangbiasa
digunakan adalah Defect per Unit (DPU). Berdasarkan nilai dari DPU, dapat
ditentukan nilai dari Defect per Million Opportunities (DPMO) untuk menentukan
tingkatan sigma dari proses yang ada saat ini. Penentuan nilai sigma dapat
Tools yang digunakan dalam tahap measure adalah lembar periksa (check
data. Lembar periksa adalah sejenis formulir pengumpulan data khusus yang
3) Analyze
melakukan perbaikan.
a) Diagram Pareto
Diagram pareto adalah alat yang digunakan untuk mencari sumber atau
batang yang disusun secara menurun dari besar ke kecil. Biasa digunakan
diperkenalkan pertama kali oleh Prof. Kaoru Ishikawa dari Universitas Tokyo
pada tahun 1953, adalah suatu diagram yang menunjukkan hubungan antara
akibat sering juga disebut sebagai diagram tulang ikan (fishbone diagram)
karena bentuknya seperti kerangka ikan. Tujuan cause and effect diagram
benardan professional, yang dalam hal ini disebabkan oleh sistem balas
4) Improve
sumber daya serta prioritas atau alternatif yang dilakukan. Tim peningkatan
kualitas Six sigma harus memutuskan target yang harus dicapai, mengapa rencana
itu, bagaimana melaksanakan rencana tindakan itu dan berapa besar biaya
pelaksanaannya serta manfaat positif dari implementasi rencana tindakan itu. Tim
masalah kualitas sekaligus memonitor efektifitas dari rencana tindakan yang akan
kegagalan nol (zero defect oriented) atau mencapai kapabilitas proses pada tingkat
lebih besar atau sama dengan 6-Sigma, serta mengkonversikan manfaat hasil-hasil
5) Control
terakhir dalam upaya peningkatan kualitas berdasarkan Six Sigma. Pada tahap ini
kepemilikan atau tanggung jawab ditransfer dari tim kepada pemilik atau
orang baru akan menggunakan cara kerja yang akan memunculkan kembali
terdahulu.
2.1.6 Kaizen
(Continuous Improvement). Kai berarti perubahan dan Zen berarti baik. Kaizen
Pendekatan ini hanya dapat berhasil dengan baik apabila dengan disertai dengan
sumber daya manusia yang tepat. Faktor manusia merupakan dimensi yang
28
biaya dan distribusi atau yang dekenal dengan Quality – Cost – Delivery (QCD).
Quality yang dimaksud bukan hanya kualitas dari produk yang dihasilkan, tapi
juga kualitas dari proses yang menghasilkan produk atau jasa. Cost berbicara
C. Manfaat Kaizen
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam penerapan teori Kaizen yaitu
Setiap orang akan mampu menemukan masalah dengan cepat, Setiap orang akam
masalah yang lebih penting dan mendesak untuk diselesaikan dan Setiap orang
D. Prinsip Kaizen
kesempatan-kesempatan perbaikan.
5) Menciptakan tim kerja dalam Kaizen, Tim adalah fondasi yang membentuk
orang Jepang.
informasi yang penting pada setiap orang maka tantangan perusahaan berubah
yang lebih baik dengan kata lain melibatkan peran karyawan dalam
melakukan peningkatan.
E. Keuntungan Kaizen
dan pemecahan masalah dilakukan pada tingkat optimal dan biaya yang
rendah.
Gerakan 5-S memperoleh namanya dari inisial kata jepang yang dimulai dari
kerja guna melatih karyawan untuk dapat mematuhi peraturan yang diterapkan
1. Seiri ( Pemilahan )
jenis dan fungsinya, sehingga jelas mana yang tidak diperlukan. Situasinya
yaitu semua barang dan bahan berantakan disuatu area bercampur baur tidak
menentu sehngga tidak jelas mana yang penting, diperlukan dan tidak
diperlukan
2. Seiton (Penataan)
Seiton berarti menyusun dan meletakkan bahan dan barang sesuai dengan
3. Seiso (Kebersihan)
Seiso berarti membersihkan semua fasilitas dan lingkungan kerja dari kotoran
4. Seiketsu (Pemeliharaan)
kerja dan material lainnya tetap dalam kondisi bersih dan tertata rapih.
5. Shitsuke ( Pembiasaan )
Metode
Digunakan
Analisa
Pengendalian
Kualitas Produk
Nusantara Unit
Patal Secang
Analisa
Acmad
2012 Pengendalian Koran Six Sigma
Muhaemin
Kualitas Produk
33
Dengan Metode
Harian Tribun
Timur
Analisa
Pengendalian
Multi Usaha
Analisa
Pengendalian
Kualitas Produk
Analisa
Koran Dengan
Yordan. F Swot Dan
2017 Metode Swot Dan Koran
Hatumena Analisa Six
Six Sigma Pada
Sigma
PT. Fajar Utama
Intermedia Cabang
Ambon
Perencanaan
Erwin Irianto Metode
2012 Perbaikan Dan Semen
Siahaan Kaizen
Peningkatan
34
Kualitas Dengan
Menerapkan
Pendekatan
Metode Kaizen
MILL Produk
Ordinary Porland
Cement Di PT.
Indocemen
Tunggal Prakasa,
Tbk
Aplikasi Six
Karya Nugraha
Analisis Kualitas
Dan Kaizen Di
35
Pt.Semesta Raya
Abadi Jaya,Gresik
Perbaikan Kualitas
Proses Produksi
Dengan
Rizki
Menggunakan Metode
Marasabessy
2018 Metode Koran Six Sigma
(Penelitian
Six Sigma dan dan kaizen
Saat ini)
Kaizen Studi Kasus
Utama Intermedia
Penelitian ini dilakukan melalui alur atau tahap penelitian sebagai berikut :
1. Perumusan Masalah
2. Observasi awal
3. Pengumpulan data
4. Pengolahan Data
Star
Observasi awal
Identifikasi dan
perumusan masalah
Penetapan Tujuan
Pengambilan Data
Pengolahan Data
- Define
- Measuru
- Analyse
- Improve
* Analisa Kaizen
- Control
Kesimpulan
Selesai
BAB III
38
METODOLOGI PENELITIAN
Proposan ini, dimana akan dilaksanakan pada PT. Percetakan Fajar Utama
Intermedia Cabang Ambon yang berlokasi di Batu Merah, Jln Jendral Sudirman
variansi tertentu yang ditepakan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
3. Kapasitas Produksi, yaitu Jumlah Produk yang yang diproduksi pada PT.
Populasi dalam penelitian ini adalah Hasil Produksi Koran PT. Fajar
Sampel dalam penelitian ini yaitu koran hasil percetakan pada PT. Fajar
sebagai berikut:
1. Observasi
yaitu pada PT. Fajar utama Intermedia cabang ambon dengan mengamati
2. Wawancara
Merupakan cara mendapatkan data dan informasi dengan tanya jawab secara
langsung dengan kepada dan seluruh karyawan yang ada pada PT. Fajar
3. Studi Pustaka
Metode analisa data yang digunakan dalam dalam penelitian ini yaitu Metode
berdasar pada data yang ada, maka Continuous improvement dapat dilakukan
berdasar metodologi Six sigma yang meliputi DMAIC (Pete& Holpp, 2002: 45).
A. Define
40
Pada tahapan ini ditentukan proporsi defect yang menjadi penyebab paling
hasil observasi.
B. Measure
Diagram kontrol P digunakan untuk atribut yaitu pada sifat-sifat barang yang
didasarkan atas proporsi jumlah suatu kejadian seperti diterima atau ditolak
akibat proses produksi. Diagram ini dapat disusun dengan langkah sebagai
berikut:
np
p= … … … … … … … … … . . (3.1)
n
dimana :
41
n : jumlah sampel
np : jumlah kecacatan
Rumus mencari nilai mean (CL) atau rata- rata-rata proporsi kecacatan
yaitu :
∑np
𝐶𝐿 = … … … … … … … … . . (3.2)
∑n
Dimana :
n : jumlah sampel
np : jumlah kecacatan
dilakukan.
Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai batas kendali atas atau
UCL yaitu:
3 𝐶𝐿 (1 − 𝐶𝐿)
𝑈𝐶𝐿 = 𝐶𝐿 + √ … … … … … … … . (3.3)
𝑛
Dimana :
42
n : jumlah sampel
3 𝐶𝐿 (1 − 𝐶𝐿)
𝐿𝐶𝐿 = 𝐶𝐿 − √ … … … … … … (3.4)
𝑛
Dimana :
n : jumlah sampel
perusahaan :
DPU adalah alat analisis yang digunakan untuk mengukur proporsi variasi
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎𝑘𝑎𝑛
DPU = … … … … … … … (3.5)
Total Produksi
format DPMO, yang menunjukkan berapa banyak defect yang akan terjadi
C. Analyze
1. Diagram Pareto
diketahui apakah ada produk yang berada di luar batas kontrol atau tidak.
Jika ternyata diketahui ada produk rusak yang berada di luar batas
D. Improve
dilakukan.
Pendekatan Kaizen
tahapan ini juga diberikan usulan perbaikan kepada perusahaan tentang masalah
yang terjadi pada perusahaan, berdasarkan tahapan analisis perbaikan usulan 5-S
sendiri, hal ini dilakukan agar meminimasi tingkat kecacatan produk sesuai
Adapun 5-S yang akan diterapkan pada penelitian ini adalah program kaizen
1. Seiri
yang tidak diperlukan dari tempat kerja, sasaran akhir dari kegiatan ini adalah
zero waste.
2. Seiton
45
diambil jika akan dipergunakan sasaran akhir dari kegiatan ini adalah zero
dealy.
3. Seiso
Mempertahankan area kerja agar tetap bersih dan rapih sasaran akhir dari
4. Seiketsu
Melakukan standarisasi terhadap paraktek 3-S (seiri, seiton, dan seiso) yang
disebutkan diatas sasaran akhir dari kegiatan ini adalah zero defect.
5. Shitketsu
E. Control
DAFTAR PUSTAKA
BPFE.
Interaksara.
Bustamin, B., dan Nurlela. (2006). Akuntansi biaya teori & aplikasi. (Yogyakarta:
Graha Ilmu).
Cendrawati NI. 2007. Rancangan Pengendalian Mutu dengan Metode Six Sigma
Pada divisi Spinning PT. Unitex, Tbk Bogor [skripsi]. Bogor (ID):
Jakarta.
Erlangga.
Pustaka Utama.
Imai, Masaaki (1986). Kaizen: The Key to Japan's Competitive Success, New
York. Mc Graw-Hill.
Juran JM. 1999. Juran’s Quality Handbook 5th edition. New York (USA). The
Latief, Y. & R. P. Utami. 2009. Penerapan Pendekatan Metode Six Sigma Dalam
Susetyo, Joko 2011. Aplikasi Six Sigma DMAIC Dan Kaizen Sebagai Metode
Syukron A dan Kholil. 2013. Six Sigma Quality for Business Improvement.
Tjiptono, F., dan Diana, A. (2001). Total quality manajemen edisi revisi. Penerbit
ANDI.Yogyakarta.s