Anda di halaman 1dari 3

Keseteimbangan kimia

1. Pengertian Keseteimbangan
pada reaksi yang berlangsung bolak balik , ada saat dimana laju terbentuknya produk
sama dengan laju terurainya kembali produk menjadi reaktan. Pada keadaan ini
biasanya tidak terlihat lagi ada perubahan. Keadaan reaksi dengan laju reaksi maju
(kekanan) sama dengan laju reaksinya baliknya (kekiri) dinamakan keadaan
setimbang. Reaksi yang berada dalam keadaan setimbang disebut sistem
keseteimbangan.

Ciri-ciri Keseteimbangan kimia :


- Hanya terjadi dalam wadah tertutup, pada suhu dan tekanan tetap.
- Reaksinya berlangsung terus-menerus (dinamis) dalam dua arah yang
berlawanan.
- Laju reaksi maju (kekanan) sama dengan laju reaksi balik (ke kiri)
- Semua komponen yang terlibat dalam reaksi tetap ada.
- Tidak terjadi perubahan yang sifatnya dapat diukur maupun diamati.

2. Keseteimbangan Kimia bersifat Dinamis


Reaksi yang berlangsung setimbang bersifat dinamis, artinya reaksi berlangsung
terus-menerus dalam dua arah yang berlawanan dan denga laju reaksi yang sama.
Contoh keseteimbangan dalam kehidupan sehari-hari dapat digambarkan pada
proses penguapan. Karena keseteimbangan bersifat dinamis, maka suatu reaksi yang
berada dalam keadaan setimbang dapat mengalami gangguan oleh faktor-faktor
tertentu yang mengakibatkan terjadi pergeseran keseteimbangan.

3. Pergeseran keseteimbangan
Suatu sistm dalam keadaan setimbang cenderung mempertahankan
keseteimbangannya, sehingga bila ada pengaruh dari luar maka sistem tersebut akan
berubah sedemikian rupa agar segera diperoleh keadaan keseteimbangan lagi.
Seorang kimiawan berkebangsaan perancis , Henri Le Chatelier reaksi kimia yang
setimbang menerima perubahan keadaan (menerima aksi dari luar), reaksi tersebut
akan menuju pada keseteimbangan baru dengan suatu pergeseran tertentu untuk
mengatasi perubahan yang diterima (melakukan reaksi sebagai respon terhadap
perubahan yang diterima). Hal ini disebut Prinsip Le Chatelier.

Ada tiga faktor yang dapat mengubah keseteimbangan kimia antara lain lain :

- Pengaruh perubahan konsentrasi terhadap kesetimbangan


Perhatikan reaksi Pembentukan gas amonia berikut :
N2(g) + 3H2(g)2NH3 H= -92 kJ

Aksi yang diberikan Arah pergeseran


N2 ditambah Ke kanan (Produk bertambah)
N2 dikurangi Ke kiri (produk berubah menjadi reaktan)
H2 ditambah Ke kanan (Produk bertambah)
H2 dikurangi Ke kiri (produk berubah menjadi reaktan)
NH3 ditambah Ke kiri (produk berubah menjadi reaktan)
NH3 dikurangu Ke kanan (Produk bertambah)

Jika konsentrasi salah satu zat ditambah, maka sistem akan bergeser dari
arah zat tersebut. Jika konsentrasi salah satu zat dikurangi, maka sistem akan
bergeser ke arah zat tersebut.

- Pengaruh perubahan suhu terhadap Keseteimbangan


Secara kualitatif pengaruh suhu dalam keseteimbangan kimia terkait
langsung dengan jenis reaksi eksoterm atau reaksi endoterm. Reaksi
eksotermis adalah reaksi yang bersifat spontan, tidak memerlukan energi
melainkan justru menghasilkan energi (H reaksi negatif), sedangkan reaksi
endothermis adalah reaksi yang membutuhkan energi/kalor untuk bisa
bereaksi (H positif). Sistem keseteimbangan yang bersifat eksothermis ke
arah kanan dan endhotermis ke arah kiri.
Jika suhu dinaikkan, maka reaksi akan bergeser ke kiri yaitu reaksi yang
bersifat endothermis. Sebaliknya bila suhu reaksi diturunkan maka reaksi
akan bergeser ke kanan yaitu reaksi yang bersifat eksothermis. Menaikkan
suhu, sama artinya kita meningkatkan kalor atau menambah energi kedalam
sistem, kondisi ini memaksa kalor yang diterima sistem akan dipergunakan,
oleh sebab itu reaksi semakin bergerak menuju arah reaksi endoterm. Begitu
juga sebaliknya.

- Pengaruh perubahan tekanan atau volume Terhadap Keseteimbangan


pada proses Haber reaksi terjadi dalam ruangan tertutup dan semua spesi
adalah gas. Sehingga perubahan tekanan dan volume hanya berpengaruh
pada sistem keseteimbangan antara fasa gas dengan gas. Sedangkan sistem
kesetimbangan yang melibatkan fase cair atau padat, perubahan tekanan dan
volume dianggap tidak ada.
Menurut hukum gas ideal, bahwa tekanan berbanding terbalik dengan
jumlah mol gas dan berbanding terbalik dengan volume. Jika tekanna
diperebsar maka jumlah mol juga bertambah dan volume akan mengecil
maka keseteimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang jumlah molnya
lebih kecil. Begitu juga sebaliknya jika tekanan diperkecil maka jumlah mol
juga akan diperkecil dan volume akan akan membesar maka keseteimbangan
akan bergeser kearah reaksi yang jumlah molnya lebih besar. Dengan
demikian, dengan meningkatkan tekanan akan mengurangi volume ruangan
pada campuran yang setimbang menyebabkan reaksinya bergeser ke sisi
yang mengandung jumlah molekul gas yang paling sedikit dan sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai