Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS KUALITAS PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN DENGAN

METODE SIX SIGMA DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DI
PT. X

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era sekarang ini banyak berdirinya perusahaan baik perusahaan dalam bidang jasa
maupun dalam bidang manufaktur. Perusahaan tersebut berdiri memiliki beragam tujuan, salah
satu hal yang menjadi tujuan bagi setiap perusahaan terlebih perusahaan industri adalah
meningkatkan kualitas pelayanan dan kualitas produk untuk memuaskan pelanggan. Perusahaan
menghasilkan banyak produk dengan berbagai macam jenis, mutu, serta bentuk, dimana
keseluruhan tersebut ditujukan untuk menarik minat pelanggan, sehingga konsumen cenderung
akan melakukan aktivitas membeli produk tersebut. Oleh karena itu, setiap perusahaan dituntut
agar mampu menciptakan produk dengan spesifikasi yang terbaik agar kepuasan pelanggan dapat
terpenuhi.
Pengendalian kualitas produk merupakan faktor yang sangat penting bagi industri, karena
pengendalian kualitas yang baik dan penerapan yang berkesinambungan dapat dengan cepat
mendeteksi ketidaknormalan, sehingga dapat segera dilakukan tindakan perbaikan dan antisipasi.
Hal ini juga untuk menjamin kualitas produksi atau pelayanan perusahaan (Wicaksono, 2019).
Untuk menjaga kualitas produk yang dihasilkan untuk memenuhi permintaan pasar, maka
pengendalian kualitas harus dilakukan sesuai dengan kegiatan proses yang dilakukan. Dengan
demikian, meningkatkan mutu atau kualitas akan semakin mengurangi tingkat kecacatan suatu
produk.
Suatu produk dikatakan layak atau memiliki kualitas yang baik jika produk tersebut telah
sesuai dengan kebutuhan dan spesifikasi yang diinginkan perusahaan. Pada saat proses operasi
berjalan, produk yang spesifikasinya tidak sesuai standar akan menjadi produk dan tidak dilanjut
ke proses selanjutnya. Ada dua pilihan yang dapat dilakukan pada produk reject, yaitu dibuang
menjadi fault product atau melakukan re-work process bagi produk yang masih dapat diproses
ulang.
PT. X merupakan salah satu perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK) yang
berlokasi di Kota Gresik, Jawa Timur. Untuk menjamin kualitas dan keamanannya, air minum PT
X telah mendapatkan sertifikasi Halal dan ISO 9001:2015, serta telah memenuhi standar mutu
yang ditentukan oleh BPOM dan SNI. Saat ini, PT. X tersedia dalam kemasan galon 19 liter, gelas
240 ml, botol 330 ml, botol 600 ml dan botol 1500 ml. Dalam proses produksi nya masih seringkali
dijumpai kecacatan produk yang mengurangi tingkat kepuasan pelanggan dan memperecil
keuntungan perusahaan
Implementasi metode six sigma penelitian ini yang dilakukan oleh Ningsih Margie S dan
Mada Esmi (2018) melalui penelitiannya ini dilakukan untuk mengetahui tingkat sigma dari proses
produksi yang ada saat ini, jenis cacat yang menjadi prioritas untuk ditangani, serta penyebab
terjadinya cacat. Dari hasil penelitian didapat nilai sigma pada produksi saat ini adalah 3,65 atau
DPMO sebesar 15608,99. Jenis cacat yang terjadi adalah warna kabur sebesar 76,19%,
tidak register sebesar 14,48% dan kertas yang terpotong sebesar 9,34%. Untuk mencapai six sigma
perlu dilakukan langkah-langkah perbaikan dengan menggunakan hasil analisis.Untuk mencapai
six sigma perlu dilakukan langkah-langkah perbaikan dengan menggunakan hasil analisis.
Hernadewinata (2019) menyatakan bahwa berdasarkan permasalahan yang terdapat dalam proses
produksi, perusahaan harus dapat mengidentifikasi dan menganalisa akar penyebab dari
permasalahan yang terjadi dan mencari solusi untuk memperbaiki kuliatas dalam proses produksi
tersebut dengan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Oleh karena itu, diharapkan
dengan diterapkannya Metode Six Sigma dapat mengidentifikasi kecacatan produk dan faktor-
faktor yang mempengaruhi, serta dapat mengetahui nilai sigma PT X Selain itu, diharapkan
perbaikan dengan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dapat memberikan usulan
perbaikan sehingga dapat meminimumkan jumlah kecacatan produk di PT. X
Berdasarkan permasalahan yang dialami PT. X, maka diharapkan dengan diterapkannya
Metode Six Sigma dapat mengidentifikasi kecacatan produk dan faktor-faktor yang
mempengaruhi, serta dapat mengetahui nilai sigma PT. X. Selain itu, diharapkan perbaikan dengan
metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dapat memberikan usulan perbaikan sehingga
dapat meminimumkan jumlah kecacatan produk di PT. X.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan maka dapat
dirumuskan sebuah permasalahan pada penelitian ini “Bagaimana kualitas produk air minum
dalam kemasan dan usulan perbaikan untuk meningkatkan kualitas dengan metode Failure
Mode Effect Analysis (FMEA) di PT. X?”

1.3 Batasan Masalah


Adapun Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini Data Produksi dan
defect produk yang diidentifikasi yaitu pada tahun 2022

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Menentukan kualitas produk Air minum dalam kemasan di PT. X

2. Memberikan usulan perbaikan untuk meningkatkan kualitas dengan metode Failure


Mode Effect Analysis (FMEA)

DAFTAR PUSTAKA

SYA’RONI M (2023) ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PADA


PERUSAHAAN ROKOK DENGAN METODE FAILURE MODE AND EFFECT
ANALYSIS (FMEA) DAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA) (Studi Kasus: PT Djarum
Kudus SKT Brak Megawon II)

Anda mungkin juga menyukai