Anda di halaman 1dari 10

METODOLOGI PENELITIAN I

REVIEW THESIS

Oleh:

Nama : Yusuf Sugiyarto


NIM : 23422025
Program Studi : S2 Teknik dan Manajemen Industri

MAGISTER TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2023
PENGEMBANGAN MODEL PERFORMANCE MEASUREMENT DENGAN
INTEGRASI METODE BALANCE SCORECARD, ANP DAN TOPSIS
(STUDI KASUS: PT. BUKIT ASAM (Persero) Tbk.)

A. Identifikasi Masalah
Batubara merupakan bahan bakar fosil selain minyak dan gas, yang didapatkan
dari proses penambangan, sehingga penambangan batubara merupakan salah satu
industry tambang di Indonesia. Adanya kebutuhan energi yang semakin meningkat
saat ini dan semakin menipisnya cadangan minyak dunia, maka batubara sebagai salah
satu sumber energi menjadi pilihan yang paling dicari dikarenakan harga yang relatif
murah dan cadangan yang cukup banyak. Indonesia merupakan salah satu penghasil
tambang terbesar di dunia. Pengelolaan tambang tambang masih didominasi pihak
asing. Kondisi tersebut mengakibatkan tingginya pemasukan negara dari sektor
pertambangan, Pengelolaan sumber daya alam membutuhkan sumber daya manusia
yang baik serta penguasaan teknologi yang unggul. Kinerja tahunan (year on year)
sector pertambangan batubara dan lignit sampai kuartal 3 tahun 2022 tumbuh sebesar
5,88 persen terhadap periode sampai kuartal 3 2021. Kinerja pertumbuhan yang positif
ini melanjutkan kinerja tahun 2021 yang juga positif.
Banyak perusahaan harus meningkatkan daya saing karena peningkatan daya
saing atau competitive advantage telah menjadi target utama dalam industri. Dalam
era globalisasi saat ini, semakin banyaknya industri baru mampu memperketat
persaingan antar perusahaan. Perusahaan berlomba-lomba untuk melakukan
penciptaan nilai “value creation” melalui berbagai diversifikasi produk yang tak
terhitung variannya. Selain itu, setiap perusahaan dituntut untuk memiliki kinerja yang
baik dan juga meningkatkan service level yang ada. Saat ini, perusahan- perusahaan
banyak melakukan value creation melalui pengelolaan strategi berdasarkan
pengetahuan (knowledge-based strategy) dengan menggali intangible assets
perusahaan. Hal tersebut mungkin terjadi di era revolusi informasi dimana value
creation sangat mungkin dicapai dengan kemampuan otak manusia. Persaingan pada
di era revolusi informasi didasarkan dalam mobilisasi dan eksploitasi
invisible/intangible assets yang tidak dapat dijabarkan dalam dimensi keuangan
(Yuwono, 2003).
Persaingan industri yang semakin ketat dan tuntutan konsumen yang semakin
tinggi memaksa perusahaan untuk membuat keputusan strategis yang bersifat jangka
panjang. Manajemen kinerja yang dapat diimplementasikan melalui pengukuran
kinerja yang komprehensif dapat menjadi salah satu cara organisasi untuk mengetahui
posisi perusahaan di lingkungan bisnis yang kemudian akan mendukung pengambilan
keputusan strategi yang tepat (Kaplan dan Norton, 1996). Dalam rangka menjaga daya
saing dan bertahan dalam pasar nasional maupun internasional, perusahaan konstruksi
harus memahami kinerja perusahaan saat ini dan yang akan datang (Kagioglou et al.,
2001).
Dalam rangka mengukur keberhasilan perusahaan maka perlu dilakukan suatu
pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor penting bagi
perusahaan. Pengukuran tersebut juga dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun
sistem imbalan dalam perusahaan. Pengukuran kinerja dapat didefinisikan sebagai
proses untuk mengukur efisiensi dan efektivitas dari tindakan yang lalu. Sistem
pengukuran kinerja memungkinkan adanya pengambilan keputusan serta tindakan
(Neely, 2002). Beberapa syarat yang harus dipenuhi agar sistem pengukuran kinerja
dapat bermanfaat bagi perusahaan, antara lain: sesuai dengan tujuan organisasi,
mampu menggambarkan aktivitas-aktivitas kunci dari manajemen dengan baik, dapat
dimengerti oleh seluruh karyawan dan bukan hanya oleh top management saja, mudah
diukur dan dievaluasi, dan digunakan secara konsisten pada seluruh organisasi.
Pengukuran kinerja merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan
jangka panjang dari perusahaan. Pengukuran kinerja yang digunakan tidak hanya
terbatas pada pengukuran kinerja financial atau keuangan. Dalam melakukan
pengukuran kinerja, perusahaan perlu memperhatikan faktor lain dari perspektif
pelanggan, proses bisnis internal dan proses pembelajaran serta pertumbuhan
perusahaan. Oleh karena itu, pengukuran kinerja tradisional tidaklah mungkin
dilakukan karena pengukuran kinerja secara tradisional hanya mengukur kinerja
perusahaan dari perpektif keuangan saja. Pengukuran kinerja yang akan dilakukan
haruslah mampu mengukur serta mengelola semua aktivitas dalam organisasi.
Dalam penelitian ini akan dilakukan pengukuran kinerja dengan menggunakan
metode Balance scorecard. Balance scorecard digunakan karena metode ini bersifat
komprehensif serta sangat responsif dan adaptif terhadap berbagai lingkungan bisnis.
Selain itu, dalam Balanced Scorecard setiap perspektif yang ada didalamnya memiliki
keterkaitan satu sama lain dan semua aktivitas internal maupun eksternal perusahaan
dilibatkan dalam pengukuran kinerja. ANP dipilih dalam penelitian ini karena ANP
mampu menemukan keterkaitan criteria satu sama lain Selain itu, ANP dapat
digunakan dalam pengambilan keputusan yang bersifat kompleks dengan adanya
kriteria yang saling mempengaruhi dan memiliki hubungan ketergantungan satu sama
lain (Ismail, 2011). Metode TOPSIS digunakan untuk membantu mempermudah
pengambilan keputusan terbaik. Dalam TOPSIS, alternatif terbaik yang dipilih tidak
hanya memiliki jarak terpendek dari solusi ideal positif tetapi juga jarak terpanjang
dari solusi ideal negatif. Dengan menggunakan metode TOPSIS akan dapat ditemukan
solusi yang tepat untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
PT Bukit Asam (Persero) Tbk., merupakan salah satu industri Batubara yang
didirikan pada 1 Maret 1981 yang disingkat PT BA dengan status Badan Usaha Milik
Negara. Tujuan utama pemerintah pada saat itu adalah untuk menjamin pasokan
Batubara PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) Suralaya Banten, untuk kebutuhan
pembangkit tenaga listrik di Pulau Jawa dan Bali. PT Bukit Asam Tbk menjadi salah
satu perusahan tambang batubara berskala nasional dan terbesar di Indonesia. Bahkan
dalam visinya, perusahan pertambangan batu bara ini, ingin menjadi perusahan energy
kelas dunia yang sekaligus peduli terhadap lingkungan. Jaringan bisnis dan wilayah
operasi perusahan plat merah ini tercatat dengan total area kelola 68.777 ha yang
berlokasi di beberapa daerah di pulau Sumatera dan Kalimantan. Total produksi batu
bara PT Bukit Asam Tbk hingga Kuartal III 2022 mencapai 27,7 juta ton, meningkat
21 persen dibanding Kuartal III 2021 yang sebesar 22,9 juta ton. Dalam mencapai visi
perusahaan untuk mencapai peringkat lima besar perusahaan pertambangan batubara
di Indonesia, perusahaan perlu melakukan pengukuran kinerja perusahaan guna
mencapai visi dan misi yang ada. Suatu perusahaan yang mengetahui kinerjanya dapat
mengetahui kekurangan yang terjadi dalam perusahaan dan dapat mengambil tindakan
tertentu untuk memperbaiki kinerjanya.

B. Mengidentifikasikan metoda dan analisis Teknik dan Manajemen Industri


(konsep, metoda, tools) yang digunakan dalam menyelesaikan masalah
Permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini adalah bagaimana
mengembangkan suatu model pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan
integrasi metode BSC, ANP dan TOPSIS dalam meningkatkan kinerja perusahaan.
Tahap pengumpulan data dilakukan peneliti dengan cara pengamatan langsung yang
menggunakan teknik wawancara/diskusi langsung terhadap para responden ahli
(expert).
Metode pengukuran kinerja, ada berbagai metode pengukuran kinerja yang
digunakan selama ini, sesuai dengan tujuan perusahaan yaitu mencari laba, maka
hampir semua perusahaan mengukur kinerjanya dengan ukuran keuangan. Pihak
manejemen perusahaan cenderung hanya ingin memuaskan shareholders dan kurang
memperhatikan ukuran kinerja yang lebih luas yaitu kepentingan stakeholders.
Dalam penelitian ini akan dilakukan pengukuran kinerja dengan menggunakan
metode Balance scorecard. tolok ukur dalam scorecard adalah tolok ukur keuangan
yang menunjukkan dari hasil dari tindakan yang diambil berdasarkan 3 persepektif
tolok ukur operasional lainnya: kepuasan pelanggan, proses bisnis internal, dan
kemampuan organisasi. Dalam balanced scorecard, pengukuran kinerja dapat
dilakukan dengan menggunakan empat perspektif yang terdapat dalam perusahaan.
Empat perspektif tersebut antara lain perspektif keuangan, perspektif pelanggan,
perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran serta pertumbuhan. Data-
data yang diperlukan dalam metode ini dijelaskan pada subbab berikut ini.
Perspektif Keuangan:
• Peningkatan ROI
• Peningkatan Nilai Arus Kas
• Peningkatan Laba Kotor
• Peningkatan Pendapatan Usaha
Perspektif Pelanggan:
• Peningkatan market share
• Peningkatan profitabilitas pelanggan
• Peningkatan akuisisi pelanggan
• Pemingkatan kepuasan pelanggan
Perspektif Proses Bisnis Internal:
• Peningkatan pelaksanaan sasaran mutu
• Peningkatan pelaksanaan ISO
• Peningkatan realisasi SKM3L
• Peningkatan ketepatan waktu penyusunan proyek
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan:
• Peningkatan produktivitas karyawan
• Peningkatan kepuasan karyawan
• Peningkatan jumlah karyawan naik golongan
Metode ANP dapat memberikan kerangka umum untuk membuat suatu keputusan
tanpa harus membuat asumsi bahwa elemen yang lain lebih tinggi dibandingkan
dengan elemen yang lainnya dan juga tentang independensi elemen yang ada pada
suatu level. ANP menggunakan suatu jaringan (network) sehingga tidak perlu
menentukan tingkatan seperti yang pada sistem hirarki (Saaty, 1990). Dalam penelitian
ini akan digunakan metode pembobotan dengan metode ANP karena dengan metode
dapat menganalisa kriteria ataupun alternatif yang memiliki sifat ketergantungan satu
sama lain. Software yang digunakan pada metode ANP adalah Ecnet, Super Decision,
atau program matematika seperti Excel, Mapple dan Mathematica.
Tahapan dalam pengambilan keputusan ANP menurut Saaty adalah sebagai berikut:
1. Tentukan detail permasalahan meliputi tujuan, kriteria maupun subkriteria di
dalamnya. Tentukan juga detail yang dapat mempengaruhi dalam pengambilan
keputusan.
Batasi kontrol kriteria dan subkriteria dalam 4 kontrol hirarki meliputi oppotunities,
benefits, costs dan risks dalam pengambilan keputusan tersebut. Berikan juga
prioritas dari matriks perbandingan berpasangan.
2. Batasi komponen dalam kluster beserta elemennya dengan kriteria yang relevan
sesuai dengan kontrol kriteria.
3. Tiap kontrol kriteria atau subkriteria, batasi dengan subset kluster yang sesuai dan
berkaitan dengan elemennya dan memiliki keterkaitan dengan outer inner
dependence.
4. Sesuaikan tiap kluster dan elemen dengan pendekatan analisis yang akan digunakan
Buatlah supermatriks dari tiap kontrol kriteria.
5. Gunakan perbandingan berpasangan elemen di dalam kluster yang memiliki
pengaruh outer maupun inner.
6. Tampilkan pengaruh dari perbandingan berpasangan kluster tersebut serta
tunjukkan keterkaitan dari kontrol kriteria
7. Hitunglah prioritas terbatas dari supermatriks stokastik. Tentukan jenis suprmatriks
tersebut (irreducible/redducible).
8. Sinstesis prioritas terbatas tersebut dengan memberi bobot yang sesuai dengan limit
vector melalui pembobotan dari kontrol kriteria itu sendiri.
9. Batasi kriteria strategis dan prioritasnya untuk mengetahui alternatif ideal.
Topsis, konsep dasar TOPSIS menyebutkan bahwa alternatif terbaik yang dipilih
harus memiliki jarak terdekat dari solusi ideal positif dan jarak terjauh dari solusi ideal
negatif dari sudut pandang geometris dengan menggunakan jarak Euclidean (jarak
antara dua titik) untuk menentukan kedekatan relatif dari suatu alternatif dengan solusi
optimal. Dalam metode TOPSIS, dipertimbangkan adanya solusi ideal positif dan
solusi ideal negatif. Dengan adanya kedua solusi ideal tersebut, maka alternatif yang
dipilih adalah alternatif yang memiliki jarak terdekat dengan solusi ideal positif dan
jarak terjauh dari solusi ideal negatif.

C. Menjelaskan metodologi penelitian (penerapan cara pikir sistemik


terintegrasi: prinsip analisis, synthesis dan design) untuk menyelesaikan
masalah.
Pada tahapan ini dilakukan identifikasi masalah yang merupakan proses awal dari
penelitian. Permasalahan yang diangkat menjadi pokok penelitian ini berdasarkan
kondisi nyata perusahaan PT. Bukit Asam dalam mengevaluasi kinerja perusahaan.
Data, Adapun data yang didapatkan adalah data primer dan data sekunder. Data
primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah informasi yang dapat membantu
untuk mengevaluasi kinerja perusahaan. Selain itu juga diperlukan informasi yang
berkaitan dengan metode Balanced scorecard, TOPSIS dan ANP serta integrasi ketiga
metode ini sebagai metode yang digunakan dalam evaluasi kinerja perusahaan.
Informasi tersebut perlu diketahui karena akan mempengaruhi kuisioner yang dibuat
oleh peneliti. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian lebih mengarah kepada
jurnal pendukung maupun kondisi perusahaan yang ditinjau dari berbagai perspektif.
Pengolahan Data, kriteria yang telah didapatkan dari tahap pengumpulan data
selanjutnya diolah menggunakan metode ANP dan dilanjutkan dengan TOPSIS. ANP
digunakan untuk mengetahui hubungan antar kriteria dan alternatif dan TOPSIS
digunakan untuk mendapatkan solusi ideal. Penghitungan nilai bobot kriteria
dilakukan dengan menggunakan ANP dengan menginput data dari hasil kuisioner pada
software super decision. Bobot yang didapat dari perhitungan ANP akan digunakan
untuk melakukan perankingan dengan metode TOPSIS. Kriteria yang digunakan untuk
perankingan metode TOPSIS merupakan kriteria dengan bobot tertinggi. Bobot yang
didapat dari perhitungan ANP juga digunakan dalam perhitungan Balanced scorecard.
Bobot tersebut akan digunakan untuk menghitung skor dari masing-masing KPI dalam
BSC.
Berdasarkan analisa dan pembahasan tersebut maka dapat diketahui kriteria yang
perlu ditingkatkan sehingga mampu meningkatkan kinerja perusahaan secara
keseluruhan. Informasi ini dapat memudahkan perusahaan untuk mengetahui tindakan
yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Penarikan kesimpulan
harus didasarkan pada permasalahan dan tujuan penelitian. Saran juga diberikan
sebagai bahan perbaikan penelitian mendatang, maupun yang sifatnya adalah
pengembangan dari penelitian yang telah dilakukan.
D. Mengenali kelemahan dan proses improvement yang mungkin dilakukan.
• Metode TOPSIS kurang baik digunakan dalam memperhitungkan hubungan antar
kriteria.
• TOPSIS tidak dapat mengatasi ketidakpastian yang terjadi sehingga diperlukan
perhitungan algoritma lebih lanjut dalam perumusan metode TOPSIS.
• Proses pangambilan keputusan ANP memerlukan diskusi dan brainstrorming yang
dalam.
• Pencarian data untuk metodologi ANP merupakan proses intensif yang
membutuhkan waktu yang lama.
• Perhitungan ANP membutuhkan matrik-matrik perbandingan berpasangan.
• tambahan sehingga jumlahnya lebih banyak dari proses AHP.
ANALISIS PENGARUH TOTAL RETURNS TERHADAP TINGKAT
ENGAGEMENT DOSEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

A. Identifikasi Masalah

Fenomena dan penyebabnya di atas menuntun variabel kompensasi,


status/pengakuan, dan kesempatan berkembang menjadi variabel-variabel yang paling
krusial untuk mempertahankan ilmuwan, khususnya dosen agar tetap mengabdi di
Indonesia (engagement). Menurut Catteeuw et al. (2007), engagement adalah
tingkatan di mana pekerja puas dengan pekerjaannya dan merasa berharga. Pekerja
yang engaged akan bertahan dengan perusahaannya lebih lama, dan ditemukan lebih
cerdas secara kontinyu, lebih efektif untuk menambahkan nilai bagi institusinya.
Puradimaja (2004) mengungkapkan salah satu permasalahan yang dihadapi ITB
khususnya beberapa tahun terakhir yaitu ketidaknyamanan pengabdian dosen yang
dituntut untuk berprestasi tinggi namun menghadapi rendahnya imbalan dan suasana
kepegawaian yang tidak berkepastian. Oleh sebab itu, ITB membutuhkan sistem
pengelolaan SDM dan budaya kerja yang berkesinambungan dengan menghargai
pengorbanan dan hasil kerja keras para dosennya. Berdasarkan Rencana Strategis ITB
2006-2010 (ITB, 2005), bidang sumber daya manusia merupakan bidang pendukung
Tridarma Perguruan Tinggi yang penting. Dengan demikian diperlukan bentuk
pemeliharaan dan peningkatan engagement serta dilakukan sebagai bagian dari strategi
ITB menyikapi tantangan yang seringkali muncul yaitu tawaran bagi dosen yang
bereputasi untuk pindah ke universitas di luar negeri.

B. Mengidentifikasikan metoda dan analisis Teknik dan Manajemen Industri


(konsep, metoda, tools) yang digunakan dalam menyelesaikan masalah
Berdasarkan hasil penelusuran pustaka mengenai pengaruh total returns terhadap
tingkat employee engagement, konsep-konsep yang terkait yaitu kompensasi total,
relational returns, employee engagement, serta total returns dan employee engagement
menunjukkan hubungan yang erat. Dapat disimpulkan bahwa konsep dan teori yang
telah ada memberikan cukup informasi untuk menelusuri variabel-variabel apa saja
yang berpengaruh besar terhadap tingkat employee engagement. Sebagian besar
penelitian mengenai employee engagement yang berhasil didapat menggunakan teori-
teori yang baru eksis sebagai acuan. Oleh karena itu, konstruk yang mendasari setiap
penelitian yang telah ada tidak terpapar secara eksplisit. Kecenderungannya adalah
konstruk yang dibangun dideskripsikan saja sehingga sifatnya implisit.
Unit analisis atau populasi yang akan diteliti adalah populasi dosen ITB yang
tersebar di Fakultas/Sekolah di ITB. ITB memiliki 12 (dua belas) Fakultas/Sekolah
yaitu: Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH), Sekolah Bisnis dan Manajemen
(SBM), Fakultas Teknologi Industri (FTI), Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian
(FITB), Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM), Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Sekolah Farmasi (SF), Fakultas
Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL), Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan
Pengembangan Kebijakan (SAPPK), Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD), Sekolah
Teknik Elektro dan Informatika (STEI), serta Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara
(FTMD).
Sebelum penelitian dimulai, dilakukan pre-test terhadap 30 orang dosen di ITB.
Pre-test dilakukan untuk menguji tingkat validitas dan reliabilitas instrumen
(kuesioner) penelitian.Validitas menentukan seberapa baik suatu alat ukur yang
dikembangkan mampu mengukur sesuatu yang akan diukur (Babbie, 2007).
Pengukuran validitas kostruk menggunakan koefisien korelasi antara masing-masing
pertanyaan di dalam kuesioner dengan skor total. Jika dalam perhitungan ditemukan
pernyataan yang tidak valid (tidak signifikan pada tingkat 5%, nilai koefisien korelasi
< 0,5), ada kemungkinan bahwa pernyataan tersebut kurang baik susunan kata-kata
atau kalimatnya. Sedangkan reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat ukur dapat diandalkan. Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
metode Alpha Cronbach. Menurut Hair et al. (2006), apabila nilai Alpha Cronbach
yang semakin mendekati 1 (bernilai baik jika > 0,5) maka semakin handal item-item
yang digunakan untuk mengukur variabel laten (variabel dependen dan independen).
Uji validitas dan reliabilitas menggunakan bantuan software SPSS 16.0.
Untuk analisis regresi berganda, penentuan variabel-variabel berdasarkan hasil
validitas dan reliabilitas kuesioner, serta sebaiknya satuan yang digunakan untuk
mengukur variabel-variabel tersebut adalah sama.

C. Menjelaskan metodologi penelitian (penerapan cara pikir sistemik


terintegrasi: prinsip analisis, synthesis dan design) untuk menyelesaikan
masalah.
Hasil pengumpulan data yang dilakukan dalam kurun waktu 3 November 2008
sampai dengan 30 Januari 2009 seperti tertera di dalam tabel 1 di bawah ini., dimana
dari 409 kuesioner yang disebar, diterima kembali sejumlah 141 kuesioner dan yang
dinyatakan valid adalah sebanyak 140 kuesioner.
Estimasi model dimulai dengan pemilihan variabel independen yang masuk ke
dalam model regresi melalui metode enter dan menghasilkan koefisien-koefisien
regresi dengan tingkat signifikansi yang berbeda-beda. Untuk menentukan variabel
independen yang benar-benar berpengaruh signifikan terhadap employee engagement
dilakukan penyeleksian dengan membuang dan tidak memasukkan kembali variabel
independen dengan nilai signifikansi lebih besar 0,05.

D. Mengenali kelemahan dan proses improvement yang mungkin dilakukan.

Secara keseluruhan, berdasarkan hasil pengolahan data yang ditunjukkan oleh


persamaan regresi, kedua variabel independen lainnya yaitu variabel Kompensasi dan
Kesempatan Berkembang diketahu ditolak).
Pada studi kasus di ITB ini, permasalahan kompensasi terbukti tidak mempengaruhi
tingkat employee engagement para dosen. Hal ini diduga disebabkan oleh kompensasi
bukanlah suatu hal yang sangat penting untuk tetap bertahan berada di dalam institusi.
Saran untuk penelitian lebih lanjut dengan memasukkan variabel perbedaan
gender dan pengaruhnya terhadap tingkat engagement. Gender dapat disertakan
sebagai variabel moderator. Penelusuran tersebut penting untuk dilakukan mengingat
pada masa sekarang terdapat institusi-institusi yang memberlakukan standar bagi
proporsi sumber daya manusianya berdasarkan gender. Ferguson (2006) menyebutkan
bahwa laki-laki memiliki keterikatan lebih kuat dengan pekerjaan karena posisinya
sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga misalnya, sedangkan perempuan
sebaliknya.

Penulis: Purwanti Wulandari

Anda mungkin juga menyukai