Makalah ini juga menunjukkan pentingnya usaha kecil dan menengah di dunia
kontemporer. Studi tersebut mempertimbangkan data mengenai berbagai skema yang
disetujui, dana modal yang dialokasikan, dan jumlah unit produksi yang diuntungkan.
Frekuensi penggunaan teknik penganggaran modal yang berbeda oleh perusahaan
terdaftar yang berbeda juga dianalisis.
Keputusan Penganggaran Modal adalah salah satu keputusan yang diambil oleh
investor untuk mengelola dan menilai investasi mereka.
Penganggaran Modal adalah bagian dari manajemen keuangan yang memberi tahu kita
tentang penerimaan dan penolakan Proposal investasi, yaitu apakah akan berinvestasi
dalam aset untuk jangka waktu yang panjang atau tidak. Proses penganggaran modal
meliputi hal-hal berikut: - Ada pencarian untuk menemukan proyek yang paling
menguntungkan untuk investasi. - Dana modal yang tersedia diinvestasikan dalam
proposal (di lebih dari satu proyek dapat diinvestasikan pada satu waktu). - Menerima
atau menolak proposal sudah selesai. Efek dalam kedua kasus ditemukan. - Analisis
profitabilitas berbagai proyek di setiap tahap, dan yang terakhir, namun tidak kalah
pentingnya, - Kinerja dan penyelesaian proyek.
Faktor pertama yang peneliti ingin kaji terkait kinerja organisasi adalah beyond
budgeting. Penganggaran dianggap sebagai instrumen penting untuk menerapkan
strategi perusahaan dan memenuhi berbagai tugas lebih lanjut [2] [3]. Meskipun
penganggaran digunakan secara luas, beberapa manajer dan praktisi bisnis telah
mengungkapkan pengungkapan mereka tentang penganggaran. Banyak yang
mengkritik hal ini karena menyebabkan permainan anggaran dan dengan cepat menjadi
usang, memakan waktu, mahal, dan tidak fleksibel [3]. Solusi paling radikal untuk
mengatasi kelemahan ini adalah pendekatan “Beyond Budgeting” [4]. Elemen utama
dari pendekatan ini adalah bisnis yang sedang berlangsung dan semua target tetap
yang menyertainya [3], yang pada akhirnya akan berdampak positif pada kinerja
organisasi.
Selain itu, dalam penerapan akuntansi manajemen, kinerja UKM telah berulang kali
diklaim terkait dengan ketidakmampuan mereka memanfaatkan penerapan akuntansi
manajemen yang tepat [5] [6] sebagai kemampuan akuntansi manajemen untuk
mengurangi kegagalan bisnis dengan menyediakan informasi yang dapat meningkatkan
keunggulan kompetitif organisasi. Untuk mencapai daya saing dan tetap bertahan,
perusahaan perlu menerapkan strategi yang berbeda dibandingkan dengan pesaing.
Penerapan akuntansi manajemen harus digunakan sebagai salah satu sistem
pendukung pusat untuk melaksanakan rencana tersebut
Mengenai pengukuran kinerja organisasi, Melangen & Sofo [32] menyarankan bahwa
organisasi yang mengadopsi model penganggaran Beyond Budgeting dapat
mengevaluasi kinerja secara holistik. Berdasarkan prinsip evaluasi kinerja, pengukuran
kinerja tidak dapat didasarkan pada ukuran dan tidak sekedar untuk mendapatkan
imbalan. Meskipun langkah-langkah ini menjadi dasar untuk pemberian insentif dan
komisi, tujuan dari langkah-langkah ini tidak hanya bergantung pada langkahlangkah
tersebut. H4: Beyond Budgeting berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data primer melalui kuesioner dalam
analisis data. Itu Variabel independen pertama dalam penelitian ini adalah beyond
budgeting. Pada penelitian ini pengukuran Beyond Budgeting menggunakan kuesioner
terstruktur yang berisi dua dimensi dengan total dua belas pertanyaan yang berisi
informasi tentang bagaimana penerapan beyond budgeting di perusahaan dengan
melihat dari dua sisi yaitu prinsip kepemimpinan dan proses manajemen [16] [47].
Variabel independen kedua adalah kompetitor accounting yang diukur dengan
menggunakan kuesioner terstruktur yang berisi tiga indikator dengan total sepuluh
pertanyaan yang berisi informasi tentang penerapan dimensi akuntansi kompetitif
(penilaian biaya kompetitor, pemantauan posisi, dan penilaian kinerja kompetitor [21]
[48]. Lebih-lebih lagi, transparansi berisi dua indikator dari total empat pertanyaan yang
berisi informasi tentang transparansi internal dan transparansi eksternal [49].
Keunggulan bersaing sebagai variabel mediasi diukur dengan menggunakan kuesioner
terstruktur yang berisi satu indikator dengan total enam pertanyaan yang berisi
informasi tentang kepemimpinan biaya dan diferensiasi produk
Ada beberapa faktor internal yang menjadi kelemahan dalam strategi pengembangan
UMKM. (1) Secara umum perkembangan UMKM masih menghadapi berbagai
permasalahan dan belum sepenuhnya berjalan sesuai harapan. Permasalahan yang
sampai saat ini masih menjadi kelemahan dalam pengembangan usaha UMKM adalah
keterbatasan modal yang dimiliki dan sulitnya UMKM mengakses sumber permodalan
(Kementrian Perdagangan, 2013). Masalah yang dihadapi banyak UMKM adalah
kekurangan modal baik jumlah maupun sumber (Indriastuti et al., 2015). Meski di era
Industri 4.0 banyak membuat perubahan di industri, salah satunya FinTech sebagai
inovasi di bidang keuangan. Namun kekhawatiran terhadap kualitas informasi dan
layanan online berdampak pada niat UMKM untuk menggunakan fasilitas pinjaman
online ini (Lina & Nani, 2020); (2) kurangnya pengetahuan pelaku UMKM tentang
pengetahuan manajerial dan keterampilan operasional. Beberapa masalah yang
dihadapi UMKM selain permodalan adalah pengetahuan tentang pengetahuan
manajerial dan keterampilan operasional (Suci et al., 2017); (Yulia, Pratiwi, dkk, 2019);
(Cahyono & Kunhadi, 2020); (3) Kemampuan mengelola keuangan penting dalam
pengembangan UMKM (Hatta et al., 2019). Sedangkan permasalahan yang dihadapi
UMKM adalah kurangnya kemampuan dalam pengelolaan keuangan; (4) Saluran
distribusi dan pemasaran belum optimal dipasarkan hanya di sekitar kota. (Amri, 2020);
(5) Media sosial telah dimanfaatkan oleh perusahaan besar, kecil dan UMKM dalam
usahanya. Namun, tidak banyak UMKM yang menggunakan media sosial ini dalam
strategi pemasarannya. Beberapa faktor yang mendorong UMKM menggunakan media
sosial untuk mempromosikan produknya antara lain,