Anda di halaman 1dari 22

PENGERTIAN DAN DEFINISI MANAJEMEN KEUANGAN

Manajemen keuangan adalah salah satu alat yang digunakan oleh manajemen
perusahaan untuk mengatur aktivitas keuangan, antara lain:
 Kegiatan perencanaan anggaran perusahaan,
 Analisis,
 Pengendalian kegiatan keuangan
 Pengambilan keputusan dari beberapa alternatif yang dihadapi.
Sebagai contoh manajemen keuangan, perusahaan memerlukan berbagai aset untuk
menjalankan operasinya. Oleh karena itu, perusahaan perlu mencari sumber dana
untuk membiayai kebutuhan operasi tersebut.
 Fungsi dan Tujuan Manajemen Keuangan
1.1 Keuangan Itu Menarik

Untuk melaksanakan manajemen keuangan tersebut perlu dipahami teori keuangan.


Teori keuangan menjelaskan mengapa suatu fenomena dibidang keuangan terjadi dan
mengapa keputusan keuangan tertentu perlu diambil dalam menghadapi persoalan
keuangan tertentu. Dengan kata lain teori keuangan mencoba menjelaskan alasan
pengambilan keputusan dibidang keuangan. Struktur pengambilan keputusan yang
logis menghasilkan jawaban lebih baik terhadap berbagai pertanyaan normatif (seperti
bagaimana seharusnya kebijakan investasi yang mesti diambil), apabila konsekuensi
pilihan yang akan diambil (seperti apa dampak yang akan ditanggung kalau perusahaan
merubah keputusan investasinya). Pemahaman teori keuangan tersebut bukan hanya
berguna bagi mereka yang bertanggung jawab dalam bidang bidang keuangan dalam
suatu organisasi, tetapi juga untuk individu, bagi kita semua dalam kehidupan sehari-
hari. Pemahaman teori keuangan akan memudahkan bagi kita untuk memahami
berbagai masalah keuangan yang mungkin kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Karena itulah kita mengatakan bahwa keuangan itu menarik. Menarik untuk dipelajari
sehingga dirumuskan suatu teori keuangan yang disebut teori keuangan dan juga
menarik untuk dipecahkan atau diselesaikan karena penuh tantangan.
1.2 Fungsi Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan menyangkut kegiatan
perencanaan, analisis dan pengendalian kegiatan keuangan. Mereka melaksanakan
kegiatan kegiatan tersebut sering disebut sebagai manajer keuangan. Meskipun
demikian, kegiatan keuangan tidaklah terbatas dilakukan oleh mereka yang menduduki
jabatan seperti direktur keuangan, manajer keuangan, Kepala bagian keuangan, dan
sebagainya. Direktur Utama, Direktur Pemasaran direktur produksi dan sebagainya
mungkin sekali melakukan kegiatan keuangan. Sebagai misal, keputusan untuk
memperluas  kapasitas pabrik menghasilkan produk baru jelas akan dibicarakan dan
diputuskan oleh berbagai direktur tidak terbatas hanya oleh Direktur keuangan.  banyak
keputusan yang harus diambil oleh manajer keuangan dan berbagai kegiatan yang
harus dijalankan mereka. Meskipun demikian kegiatan-kegiatan tersebut dapat
dikelompokkan menjadi dua kegiatan utama, yaitu kegiatan menggunakan dana dan
mencari pendanaan. dua  utama ( atau fungsi)  tersebut disebut sebagai fungsi
keuangan.
Manajer keuangan Perlu memperoleh dana dari pasar keuangan atau finansial
market ( lihat panah 1).  Pasar keuangan menunjukkan pertemuan antara Demand
dan Supply akan dana. untuk pertimbangan praktis,  dana tersebut kadang
dipisahkan menjadi dana jangka pendek ( pasarnya disebut sebagai pasar uang atau
money market)  dan jangka panjang ( pasarnya disebut sebagai pasar modal atau
Capital market). Pasar keuangan tersebut bisa terjadi di sektor formal ( dengan
lembaga-lembaganya seperti, perbankan, asuransi Bursa Efek sewa guna dan
sebagainya), Bisa pula di sektor informal ( dengan lembaga-lembaganya seperti
arisan,  rentenir,  ijon,  kumpulan simpan pinjam,  dan sebagainya).  perusahaan-
perusahaan besar  akan sering berhubungan dengan lembaga keuangan di sektor
formal,  sebaliknya perusahaan kecil dan sektor informal,  banyak berhubungan
dengan  lembaga disektor informal.  karena kita Membicarakan perusahaan pada
umumnya ( yaitu organisasi yang bertujuan memperoleh laba),  maka manajer
keuangan Perlu ke pasar keuangan untuk mendapatkan dana,  dan tidak terbatas ke
pasar modal.  untuk memperoleh dana tersebut diterbitkan aktiva finansial.
Dana yang diperoleh kemudian diinvestasikan pada berbagai aktiva perusahaan,
untuk mendanai kegiatan perusahaan ( lihat panah 2).  Kalau kegiatan memperoleh
dana berarti perusahaan menerbitkan aktiva finansial (yaitu selembar kertas yang
mempunyai nilai pasar karena mempunyai hak untuk memperoleh penghasilan,
seperti saham dan obligasi),  maka kegiatan menanamkan dana mengakibatkan
perusahaan memiliki aktiva rill (seperti tanah,  mesin,  persediaan,  merk dagang,
patent,  dan sebagainya).
Dari kegiatan menanamkan dana ( disebut investasi),  perusahaan
mengharapkan untuk memperoleh hasil yang lebih besar dari pengorbanannya. 
dengan kata lain, diharapkan diperoleh “ laba” ( anak panah 3).  laba yang diperoleh
perlu diputuskan untuk dikembalikan ke pemilik dana ( pasar keuangan),  yaitu
panah 4A atau diinvestasikan kembali ke perusahaan ( anak panah 4B). 
kemungkinan pilihan tidak selalu bebas.  misalnya kalau dana diperoleh dalam
bentuk pinjaman,  maka pengembalian pinjaman dan bunganya tidak bisa dihindari.
Dalam skema tersebut terlihat bahwa manajer keuangan harus mengambil
keputusan tentang : 
1.  penggunaan dana ( yaitu panah 2,  disebut sebagai keputusan investasi)
2.  memperoleh dana ( yaitu panah 1,  disebut sebagai keputusan pendanaan)
3.  pembagian laba ( yaitu panah 4A atau 4B,  disebut sebagai kebijakan
dividen)
Ketiga keputusan tersebut  merupakan keputusan-keputusan keuangan yang
harus diambil oleh manajer keuangan.
Keputusan investasi akan tercermin pada sisi aktiva perusahaan. Dengan
demikian akan mempengaruhi struktur kekayaan perusahaan,  yaitu perbandingan
antara aktiva lancar dengan aktiva tetap. Sebaliknya keputusan pendanaan dan
kebijakan dividen akan tercermin pada sisi pasiva perusahaan.  apabila kita hanya
memperhatikan dana yang tertanam dalam jangka waktu lama,  maka perbandingan
tersebut disebut sebagai struktur modal.  Apabila diperhatikan baik Dana jangka
pendek maupun Dana jangka panjang,  perbandingannya disebut sebagai struktur
finansial.  keputusan pendanaan dan kebijakan dividen mempengaruhi kedua
struktur tersebut. 
1.3 Tujuan Manajemen Keuangan
Untuk bisa mengambil keputusan-keputusan keuangan yang benar,  manajer
keuangan Perlu menentukan tujuan yang harus dicapai.  Keputusan yang benar
adalah keputusan yang akan membantu mencapai tujuan tersebut.  Secara normatif
tujuan keputusan keuangan adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan.  Apa
yang dimaksud dengan nilai perusahaan? nilai perusahaan merupakan harga yang
bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual.
Misalkan kita menanamkan dana kita ( seluruhnya adalah uang kita semua,  tidak
ada dana pinjaman)  dengan mendirikan dua toko buku.  Jumlah uang kita tanamkan
besarnya ( misalnya 500 juta). Dua toko buku tersebut yang satu berada di lokasi
dekat Kompleks perguruan tinggi dan pemukiman, serta untuk lalu lintas dan
parkirnya mudah. Satunya berlokasi di daerah perdagangan yang lalu lintasnya
cenderung macet dan sangat susah untuk parkir. Meskipun investasi yang kita
lakukan sama besarnya, Kalau kedua toko buku tersebut akan kita jual,
kemungkinan sekali harga yang bersedia dibayar oleh (calon)  pembeli tidaklah
sama. Apabila harga yang bersedia dibayar oleh pembeli lebih tinggi untuk toko buku
yang di daerah  sekitar perguruan  tinggi, maka kita mengatakan bahwa nilai
perusahaan (toko buku)  di daerah perguruan tinggi tersebut lebih tinggi dari
perusahaan satunya. 
Semakin tinggi nilai perusahaan, semakin besar kemakmuran yang akan diterima
oleh pemilik perusahaan. Misalkan toko buku di daerah perguruan tinggi laku terjual
dengan harga 800 juta, sedangkan di daerah perdagangan laku dengan harga 600
juta. Dengan demikian tentunya kita lebih suka kalau Perusahaan kita mempunyai
nilai yang semakin tinggi. Kita merasa lebih beruntung dari investasi kita dalam
bentuk toko buku di sekitar perguruan tinggi. Karena kita makin suka kalau menjadi
Makin Kaya, demikian juga dengan pemilik perusahaan, maka tujuan peningkatan
nilai perusahaan dipergunakan sebagai tujuan normatif. Bagi perusahaan yang
menerbitkan saham di pasar modal, harga saham yang diperjualbelikan di Bursa
merupakan indikator nilai perusahaan. 
Memaksimumkan nilai perusahaan ( atau harga saham)  tidak identik dengan
memaksimumkan laba per lembar saham ( earnings per share, EPS). Hal ini
disebabkan karena : 
1)  Memaksimumkan eps  mungkin memusatkan pada EPS saat ini , 
2) Memaksimumkan eps Mengabaikan nilai waktu uang dan,
3)  Tidak memperhatikan faktor risiko.
Perusahaan mungkin memperoleh EPS Yang tinggi pada saat ini. Tetapi apabila
pertumbuhannya diharapkan rendah,  maka dapat saja harga sahamnya lebih
rendah Apabila dibandingkan dengan perusahaan yang saat ini mempunyai eps
yang lebih kecil. Sedangkan penjelasan alasan kedua dan ketiga akan diuraikan
lebih rinci pada bab 3 nanti.  Dengan demikian memaksimumkan nilai perusahaan
juga tidak identik dengan memaksimumkan laba, apabila laba diartikan sebagai laba
akuntansi ( yang bisa dilihat pada laporan rugi laba perusahaan). Sebaliknya
memaksimumkan nilai perusahaan akan identik dengan memaksimumkan laba
dalam pengertian ekonomi (economic profit). Hal ini disebabkan karena laba
ekonomi diartikan sebagai jumlah kekayaan yang bisa dikonsumsikan tanpa
membuat pemilik kekayaan tersebut menjadi lebih miskin.
Jadi kalau pada awal tahun Anda juga memiliki dana senilai 10 juta dan pada
akhir tahun meningkat menjadi 11,5 juta tidak berarti kekayaan anda meningkat
sebesar 1,5 juta ( Sehingga bisa berkonsumsi maksimum sebesar 1,5 juta).  faktor
penyebabnya adalah nilai waktu uang. Anda mungkin merasa bahwa kekayaan 10
juta Pada awal tahun sama dengan 11,5 juta pada akhir tahun.  kalau memang
demikian, maka sebenarnya selama 1 tahun tersebut kekayaan anda tidak berubah.
Sayangnya konsep keuntungan ekonomi ini akan sangat sulit diterapkan oleh
perusahaan dalam bisnis sehari-hari. Sebagai misal, perhitungan pajak akan
didasarkan atas laba akuntansi dan bukan laba ekonomi.  karena itulah kalau kita
mendengar istilah laba dalam lingkup perusahaan bisa dipastikan pengertiannya
adalah pengertian akuntansi .
1.4 Keuangan Perusahaan (Corporate Finance)
Dengan demikian tujuan pengelolaan keuangan tersebut sebenarnya bisa berlaku
untuk siapa saja bukan terbatas pada perusahaan. Individu pun mungkin akan
menerapkan konsep keuangan tersebut dalam kegiatan pengaturan keuangan
mereka. Seseorang akan melakukan investasi (dalam bentuk apapun) dengan tujuan
untuk membuat dirinya menjadi lebih kaya.  Penerapan konsep-konsep keuangan untuk
pengambilan keputusan keuangan untuk level individu disebut sebagai personal
Finance.  Untuk level negara disebut sebagai public Finance.  Hanya saja untuk level
perusahaan ada beberapa kekhususan kekhususan-kehususan tersebut diantaranya
adalah : 
1 ) Perusahaan bisa dimiliki oleh lebih dari satu orang
2)  ada peraturan-peraturan yang berlaku untuk perusahaan tetapi tidak untuk
individu
3)  penggunaan prinsip-prinsip akuntansi untuk mencatat transaksi keuangan dalam
perusahaan 
Kekhususan pertama menunjukkan arti pentingnya tujuan normatif keputusan
keuangan.  apabila perusahaan dimiliki oleh lebih dari satu orang,  maka dapat saja
Terjadi ketidak sepakatan antar pemilik perusahaan.  misalnya pemilik yang satu
menginginkan agar perusahaan memusatkan pada produk-produk lama saja,
sedangkan pemilik lainnya menginginkan perusahaan meluncurkan produk baru.
Konflik ini akan teratasi kalau semua pemilik sepakat bahwa alternatif yang dipilih
adalah alternatif yang akan menaikkan kekayaan pemilik perusahaan yang terbesar.
Kekhususan kedua ditunjukkan antara lain dari peraturan pajak. Bagi
perorangan yang mempunyai hutang dan membayar bunga, pembayaran bunga
tersebut tidaklah dapat dipergunakan sebagai pengurang pajak. Batas penghasilan
bebas pajak telah ditentukan oleh peraturan, besarnya sama (sejauh jumlah
keluarga yang dapat diperhitungkan sama besarnya) baik individu tersebut
mempunyai hutang ataupun tidak. Sebaliknya bagi perusahaan, pembayaran bunga
hutang dapat dipergunakan untuk mengurangi beban pajak. Dengan kata lain,
perusahaan yang menggunakan hutang lebih banyak, dan karenanya membayar
bunga yang lebih besar, akan membayar pajak dalam jumlah yang lebih
kecil, apabila dibandingkan dengan perusahaan yang menggunakan hutang yang
lebih kecil.
Kekhususan yang ketiga ini sering menyebabkan mereka yang belajar
keuangan perusahaan berkesimpulan bahwa keuangan perusahaan Syarat  dengan
akuntansi. Kesimpulan tersebut tentu saja tidak benar. Masalah-masalah keuangan
pada dasarnya hanya menyangkut tentang kegiatan untuk menggunakan dan
memperoleh dana. Hanya saja Keuangan perusahaan menggunakan informasi
keuangan yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi, sehingga mereka yang
berkecimpung dalam bidang keuangan Perlu memahami prinsip-prinsip tersebut.
Perhatikan juga bahwa dalam mempelajari keuangan perusahaan, kita hanyalah
sebagai pemakai laporan keuangan, Bukan penyusun laporan keuangan. Pihak
akuntansi lah yang akan menyediakan informasi keuangan yang diperlukan.
Berikut ini diberikan contoh Bagaimana penggunaan prinsip-prinsip akuntansi
menyebutkan bahwa dana dari hasil operasi perusahaan ( disebut sebagai internal
financing)  dikatakan berasal dari dua sumber yaitu laba yang ditahan dan
penyusutan. Kalau kita menyusun perhitungan rugi laba menurut prinsip-prinsip
akuntansi maka dana hasil operasi akan sama dengan laba setelah pajak ditambah
dengan penyusutan. 
 Neraca PT pineapple pada 31/ 12 2013 Menunjukkan keadaan sebagai berikut : 

Neraca PT PINEAPPLE, 31/12/2013

Selama tahun 2014 perusahaan tidak menambah dana dari luar, tidak
menambah aset lancar, tidak membeli ataupun menjual aset tetap. Sedangkan hasil
operasi selama tahun 2014 ditunjukkan pada laporan laba rugi selama 2014 sebagai
berikut :

Kas Rp 200 Hutang Rp 800

Aktiva lancar lain 600 Modal sendiri 1.600

Aktiva tetap (bruto) 2000

Total Aset (400) Kewajiban Ekuitas Rp 2.400

Laporan Laba Rugi PT PINEAPPLE 1/1/2014 – 31/12/2014

Kas Rp 200 Hutang Rp 800

Aktiva lancar lain 600 Modal sendiri 1.600

Aktiva tetap (bruto) 2000

Total Aset (400) Kewajiban Ekuitas Rp 2.400

Pendapatan Penjualan Rp 5.000

Biaya (termasuk penyusutan sebesar Rp 400) 4.000

Laba sebelum pajak 1.000

Pajak Penghasilan 300

Laba setelah pajak Rp 700


Kas Rp 200 Hutang Rp 800

Aktiva lancar lain 600 Modal sendiri 1.600

Aktiva tetap (bruto) 2000

Total Aset (400) Kewajiban Ekuitas Rp 2.400

Apabila perusahaan tidak membagikan laba pada tahun 2014, maka neraca
pada 2014 akan nampak sebagai berikut :

Kas Rp 1.300 Hutang Rp 800

Aktiva lancar lain 600 Modal sendiri 2.600

Aktiva tetap (bruto) 2.000

Total Aset Rp 1.300 Kewajiban Ekuitas Rp 3.100

Neraca, PT PINEAPPLE 31/12/2014

Ekuitas bertambah menjadi Rp 2.300 karena penambahan laba yang ditahan


sebesar Rp 700. Sedangkan akumulasi penyusutan naik menjadi Rp 800 karena
bertambah penyusutan pada tahun 2014 sebesar Rp 400. Akibatnya kas bertambah
menjadi Rp 1.300, atau meningkat Rp 1.100. Penambah kas, yang menunjukkan
penambahan dana yang bisa dipergunakan oleh perusahaan, sama dengan jumlah
laba ditambah dengan penyusutan, yaitu Rp 700 + Rp 400 = Rp 1.100. Ini
merupakan salah satu akibat digunakan prinsip-prinsip akuntansi untuk mencatat
transaksi keuangan.
Tentu saja Dalam praktiknya mungkin Sekali dana dari hasil operasi tersebut
telah dipergunakan untuk berbagai keperluan. mungkin jumlah aktiva lancar lain
telah meningkat, Mungkin jumlah hutang telah dikurangi,  dan sebagainya.  dengan
demikian kita perlu melakukan analisis untuk menelusuri Dari mana saja sumber
dana yang diperoleh perusahaan,  dan digunakan untuk apa saja dana tersebut. 
secara umum sumber dana bisa berasal dari luar perusahaan ( disebut sebagai
external financing),  baik dalam bentuk Modal sendiri maupun dalam bentuk hutang. 
sumber lain adalah dari dalam perusahaan ( internal financing)  yaitu dalam bentuk
laba ditahan dan penyusutan.
1.5 Keuangan Perusahaan dan Agency Theory
Bagi perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (lebih-lebih untuk yang telah
terdaftar di pasar modal), seringkali terjadi pemisahan antara pengelola perusahaan
(pihak manajemen, disebut juga  sebagai agent) dengan pemilik perusahaan ( atau
pemegang saham, disebut juga sebagai principal). Di samping itu, untuk perusahaan
yang berbentuk perseroan terbatas, tanggung jawab pemilik hanya terbatas pada modal
yang disetorkan. Artinya, apabila perusahaan mengalami kebangkrutan, maka modal
sendiri (ekuitas) yang telah disetorkan oleh para pemilik perusahaan mungkin sekali
akan hilang, tetapi kekayaan pribadi pemilik tidak akan diikutsertakan untuk menutup
kerugian tersebut.  Dengan demikian memungkinkan munculnya masalah-masalah
yang disebut sebagai masalah-masalah keagenan (agency problems).
Masalah keagenan (agensy  problems)  muncul dalam dua bentuk,  yaitu antara
pemilik perusahaan (principals) dengan pihak manajemen (agent)  dan antara
pemegang saham dengan pemegang obligasi. Tujuan normatif pengambilan keputusan
keuangan yang menyatakan bahwa keputusan diambil untuk memaksimumkan
kemakmuran pemilik perusahaan, hanya benar apabila mengambil keputusan
keuangan (agent)  memang mengambil keputusan dengan maksud untuk kepentingan
Para pemilik perusahaan. Pertanyaannya adalah, “ Apakah pihak manajemen selalu
mengambil keputusan yang terbaik bagi pemegang saham?”. Mungkin pihak
manajemen mengambil keputusan yang terbaik bagi kepentingan mereka, bukan
pemegang saham.
Secara teoritis, mestinya apabila pihak manajemen mengambil keputusan yang
merugikan pemegang saham, pihak manajemen dapat diganti oleh para pemegang
saham dalam forum rapat umum pemegang saham. Sayangnya, tidak semua
pemegang saham hadir dalam rapat tersebut, dan banyak juga para pemegang saham
yang tidak terlalu memberikan perhatian (terutama para pemegang saham kecil-kecil) 
terhadap susunan manajemen yang ada. Situasi ini menguntungkan manajemen yang
telah ada untuk mempertahankan kedudukan mereka. Manajemen mungkin merugikan
pemegang saham dengan berbagai keputusan yang tidak baik, seperti mengambil
investasi yang tidak menguntungkan,  menggunakan hutang terlalu banyak atau terlalu
sedikit, menciptakan mekanisme yang mempersulit pengambil alihan perusahaan oleh
perusahaan yang lain (takeover), dan sebagainya. Contoh lain yang sering
dikemukakan adalah peristiwa akuisisi (investasi dengan cara membeli perusahaan
lain). Apabila anda sebagai pemegang saham PT A, dan pada saat ini harga saham PT
a berkisar 2000 per lembar. PT kemudian memutuskan untuk mengakuisisi PT B, 
dengan membayar harga tertentu.  apabila setelah akuisisi tersebut harga saham PT a 
yang anda miliki justru turun menjadi 1800,  Apakah anda merasa diuntungkan atau
dirugikan dengan akuisisi tersebut? jawabannya jelas sekali, dirugikan.  Mengapa
manajemen PT A  bersemangat melakukan akuisisi tersebut? mungkin dengan
mengelola perusahaan yang lebih besar ( Setelah membeli PT B,   sizePT A  akan
menjadi lebih besar)  imbalan yang diterima para manajer akan lebih besar.  contoh
akuisisi yang dilakukan oleh  Easman Kodak Terhadap  Sterling drugs  pada Januari
1988 menunjukkan bahwa pemegang saham Easman Kodak dirugikan,  karena setelah
akuisisi harga saham Easman Kodak  turun sebesar sekitar 15%. contoh tersebut
bukanlah dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa pihak manajemen akan selalu
berupaya untuk menguntungkan kepentingan mereka dengan merugikan pihak
pemegang saham,  Tetapi hanya untuk menunjukkan kemungkinan hal-hal tersebut
terjadi.  karena itulah diperlukan berbagai cara untuk memonitor ( yang menimbulkan
berbagai biaya)  keputusan-keputusan yang diambil oleh manajemen. keputusan
keuangan juga dapat diambil untuk kepentingan pemegang saham,  tetapi
mengorbankan kepentingan pemegang obligasi.  keputusan menambah hutang yang
sangat besar dapat menimbulkan dampak penurunan harga obligasi karena obligasi
yang diterbitkan perusahaan tersebut sekarang dinilai sangat beresiko.  dengan
demikian maka keputusan tersebut akan menguntungkan pemegang saham atas
pengorbanan para kreditur.  kasus pembelian perusahaan RJR Nabisco Memutuskan
untuk membeli perusahaan dari para pemegang saham publik,  dan setelah itu Nabisco
tidak lagi terdaftar di Bursa . Untuk membiayai pembelian tersebut pihak manajemen
Nabisco melakukan leverage buyout. Artinya diterbitkan hutang baru ( yang  sangat
besar)  untuk membiayai pembelian saham tersebut.  karena sebelumnya Nabisco
sudah menerbitkan obligasi, Maka nilai pasar obligasi tersebut kemudian jatuh cukup
besar,  sekitar 20% sebagai akibat makin beresikonya nabisco setelah melakukan
leverage by out ( damoderan,  1997,  p. 19). Dengan kata lain,  para pemegang obligasi
lama dirugikan sebesar 20% dari keputusan tersebut. masalah keuangan tersebut
menunjukkan bahwa tujuan normatif,  yaitu keputusan hendaknya diambil untuk
kepentingan pemegang saham,  perlu diberikan catatan.  pertama,  perlu diciptakan
mekanisme motorik agar pihak agen memang melakukannya,  dan kedua,  pihak
kreditur mungkin akan meminta persyaratan-persyaratan agar kepentingan mereka
dilindungi. 
1.6 Perkembangan Manajemen Keuangan
Secara ringkas disiplin keuangan mengalami perkembangan dari disiplin yang
deskriptif menjadi makin analisis dan teoritis.  dari yang lebih menitikberatkan dari sudut
pandang pihak luar,  menjadi berorientasi pengambilan keputusan bagi manajemen. 
sumbangan para ekonom sangat besar dalam perumusan teori-teori keuangan. 
berbagai konsep,  model dan teori telah dikembangkan dalam bidang keuangan,  yang
kemudian mendapat tempat yang sangat penting dalam keuangan perusahaan
(corporate Finance).
Pada tahun 1920-an capital budgeting dirumuskan.  model ini menjelaskan perlunya
diperhatikan nilai waktu uang sewaktu melakukan keputusan investasi.  meskipun
diakui bahwa penentuan tingkat bunga yang layak dalam perhitungan nilai sekarang
( present value)  tidaklah mudah,  konsep capital budgeting memberikan dasar bagi
teori penilaian (valuation).
Pada tahun 1950-an harry  markowitz Merumuskan portfolio theory,  yang kemudian
dikembangkan oleh Sharpe, Lintner, Treynor, Tahun 1960-an dengan Capital asset
pricing modelnya.  teori dan modal tersebut berguna dalam merumuskan risiko yang
relevan untuk investasi.  teori dan model tersebut akan kita bicarakan dalam buku ini
dengan penekanan terutama pada penerapannya untuk keuangan perusahaan.
Tahun 1970-an muncul arbitrage  pricing theory  dan option pricing theory. Teori
yang pertama memberikan alternatif ( selain Capital asset pricing model untuk menaksir
harga aktiva.  sedangkan teori yang kedua menjelaskan Bagaimana suatu opsi
( pilihan ) Ditaksir nilainya.  sama seperti teori-teori yang lain,  kedua teori tersebut juga
akan dibicarakan terutama dalam penerapannya bagi keuangan perusahaan.
Meskipun demikian,  tetap dijumpai berbagai pertanyaan dan perdebatan Dalam
bidang teori keuangan. Masalah kebijakan dividen dan struktur modal yang
diungkapkan oleh modigliani  Dan Miller pada tahun 1950-an dan 1960-an merupakan
contoh bidang-bidang yang masih menjadi perdebatan.  masalah lain adalah konsep
tentang efisiensi pasar modal,  dan bagaimana mengukur risiko dalam investasi. 
bahkan model yang nampaknya telah diterima oleh kalangan bisnis,  seperti Capital
asset pricing model, Berkali-kali dipertanyakan oleh beberapa kalangan akademis.
Untuk masalah-masalah yang masih mengundang perdebatan,  kita akan menjelaskan
argumentasi masing-masing pihak dan di mana posisi kami.  dengan demikian dalam
mempelajari manajemen keuangan kita perlu bersikap terbuka ( open mind),  tidak
begitu saja apriori kalau menghadapi pendapat yang berbeda.  bagaimanapun juga
teori selalu mengalami perkembangan dan kita perlu bersikap terbuka terhadap
perkembangan tersebut.
1.7 Pendekatan yang Dipergunakan
Dalam membahas suatu masalah,  Kami menggunakan pendekatan teoritis
terlebih dahulu. Artinya kami akan menjelaskan terlebih dulu konsep dan teori yang
dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah. Setelah itu baru dibicarakan
penerapannya dalam keuangan perusahaan.
Sedangkan buku ini dibagi menjadi 7 bagian. Bagian 1 menjelaskan tentang
pengertian dan konsep-konsep dasar. Bagian ini yang mendasari pembicaraan pada
bagian-bagian berikutnya. Bagian 2 membicarakan tentang analisis keuangan
dengan menggunakan laporan keuangan perusahaan. Bagian ini menunjukkan salah
satu kekhususan keuangan perusahaan.
Bagian 3 menjelaskan tentang keputusan-keputusan yang sering bersifat jangka
pendek. Biasa disebut sebagai masalah modal kerja. Sedangkan bagian  4
Membicarakan keputusan investasi, yaitu penggunaan dana yang bersifat jangka
panjang. Sedangkan bagian 5 membicarakan tentang masalah pendanaan jangka
panjang.
Bagian 6 membicarakan tentang berbagai instrumen pendanaan, baik yang
jangka menengah maupun panjang. Pembicaraan pada bagian ini lebih bersifat
deskriptif, sedangkan konsepsinya dibicarakan pada bagian 5. Akhirnya
pembahasan ditutup dengan bagian 7 yang membicarakan topik-topik khusus.
1.8 Ringkasan
Manajemen keuangan membicarakan pengelolaan keuangan, yang pada dasarnya
dapat dilakukan baik oleh individu, perusahaan maupun pemerintah. Dalam buku ini
pembicaraan akan banyak diterapkan dalam konteks perusahaan. Teori keuangan yang
diterapkan pada konteks perusahaan dikenal sebagai keuangan perusahaan (corporate
Finance). Keputusan-keputusan keuangan yang diambil oleh manajer keuangan ( yaitu
keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen) dimaksudkan untuk
meningkatkan kemakmuran pemilik perusahaan. Ini ditunjukkan oleh meningkatnya nilai
perusahaan,  atau harga saham (bagi perusahaan yang go public).
Teori keuangan yang mendasari keuangan perusahaan telah dan selalu
berkembang.  di samping banyak teori yang telah diterima Kalangan bisnis dan
akademik, Tidak kurang pula berbagai konsep yang masih mengundang perdebatan. 
Karena itulah teori keuangan dapat dikatakan sebagai disiplin yang selalu mengalami
perubahan,  dan karenanya kita perlu bersikap terbuka ( open mind)  dalam
mempelajarinya
 Pasar Finansial dan Perusahaan
2.1 Pengantar
2.2 Mengapa Pasar Finansial Terbentuk
Karena itu di pasar tersebut akan terdapat pihak-pihak yang kelebihan dana (disebut
sebagai "penabung") dan pihak-pihak yang kekurangan dana (salah satunya mungkin
adalah perusahaan). Apabila kelebihan dana tersebut dapat dipergunakan untuk
kegiatan yang produktif, yaitu menambah supply barang dan jasa, maka masyarakat
akan memperoleh manfaat.
Pihak yang kelebihan dana Mungkin sebagian besar terdiri dari individu-individu
(atau rumah tangga)  yang mempunyai kelebihan penghasilan di atas konsumsi
mereka.  meskipun dapat juga pihak yang kelebihan dana adalah lembaga-lembaga
seperti dana pensiun dan perusahaan asuransi yang menerima uang saat ini tetapi baru
akan menggunakannya di masa yang akan datang (mungkin puluhan tahun
lagi). Sedangkan pihak yang kekurangan dana misalnya perusahaan yang akan
melakukan investasi Tetapi dana dari hasil operasi belum mencukupi. Kalau pasar
finansial bisa mempertemukan mereka dengan biaya semurah mungkin atau
kemudahan setinggi mungkin Maka pasar finansial tersebut dikatakan menjalankan
fungsinya dengan efisien.
Pengalokasian dana dari pihak yang kelebihan dana ke pihak yang kekurangan
dana dapat dilakukan tanpa perantara keuangan bisa juga dengan menggunakan
perantara keuangan. Tanpa perantara keuangan berarti pihak yang kelebihan dana
menyerahkan dananya langsung ke pihak yang kekurangan dana. Proses ini biasanya
terjadi di pasar modal. Pihak yang kelebihan dana menyerahkan kas ke pihak yang
memerlukan dana. Proses ini biasanya terjadi di pasar modal. Pihak yang kelebihan
dana menyerahkan kas ke pihak yang memerlukan dana, sebagai imbalannya Mereka
menerima surat tanda hutang (obligasi)  atau surat tanda kepemilikan (saham)

“Penabung”
(Pihak yang kelebihan dana)

Kas Surat tanda hutang


Surat tanda kepemilikan

“Perusahaan”
(Pihak yang memerlukan dana)
Sedangkan apabila alokasi dana tersebut menggunakan perantara keuangan,
maka gambarnya nampak sebagai berikut :

“Penabung”
(Pihak yang kelebihan dana)

Kas
Bentuknya tergantung pada
jenis perantara keuangannya

Perantara keuangan

Kas Hutang
Ekuitas (Saham)

“Penabung”
(Pihak yang kelebihan dana)
Perantara-perantara keuangan yang utama adalah bank ("penabung" akan
memperoleh deposito, tabungan), asuransi ("penabung" memperoleh hak memperoleh
santunan), dana pensiun ("penabung" memperoleh hak tuniangan hari tua atau
pensiun), asset management company ("penabung" memperoleh unit penyertaan), dan
koperasi ("penabung" memperoleh bukti simpanan wajib dan simpanan sukarela). Asset
management company di pasar keuangan menawarkan reksa dana kepada para
pemilik dana. Perantara keuangan tersebut kemudian memberikan dana ke perusahaan
yang memerlukan baik dalam bentuk kredit (banyak dilakukan oleh bank) tetapi dapat
juga dalam bentuk penyertaan atau pembelian saham (banyak dilakukan oleh asset
management company). Dalam proses intermediasi keuangan tersebut perantara
keuangan akan mengambil biaya intermediasi. Misal bank menerima deposito dengan
memberikan imbalan 7% setahun tetapi menyalurkan kredit dengan membebani bunga
pinjaman 12% per tahun. Selisih 5% tersebut merupakan biaya intermediasi keuangan.
Karena itu pasar finansial ada karena pasar tersebut bertujuan untuk
mengalokasikan tabungan-tabungan secara efisien kepada pemakai (pihak yang
memerlukan) tabungan tersebut di dalam suatu perekonomian. Pihak yang memerlukan
tabungan tersebut adalah pihak yang melakukan investasi pada aktiva riil yang lebih
besar dari tabungan yang mereka bisa lakukan. Pihak-pihak tersebut biasanya adalah
perusahaan-perusahaan bukan keuangan (nonfinancial corporations). Sedangkan pihak
yang mempunyai tabungan yang lebih besar dari investasinya biasanya adalah rumah
tangga. Kalau pasar finansial bisa mempertemukan pihak yang mempunyai tabungan
dengan pihak yang memerlukan tabungan tersebut untuk membiayai investasi mereka
dengan biaya yang semurah mungkin dan/atau kemudahan yang setinggi mungkin,
maka pasar finansial tersebut dikatakan efisien.
Dalam proses pengalokasian tabungan ke pihak yang melakukan investasi
sering diperlukan adanya perantara (meskipun mungkin juga dilakukan langsung tanpa
perantara). Proses intermediasi (intermediation process) tersebut memberikan dua
fungsi yang penting dan mendasar. Pertama, memberikan kesempatan bagi para
penabung untuk menabung kelebihan penghasilan mereka dan memperoleh imbalan.
Dengan demikian proses ini membantu memobilisasi dana, yang seandainya tapa
proses intermediasi mungkin akan menganggur. Kedua, proses tersebut akan
memindahkan risiko dari penabung ke perantara keuangan, dan/atau ke pemakai dana.
Di samping itu, lembaga-lembaga keuangan (yang mungkin berfungsi sebagai
perantara keuangan) juga akan menjalankan fungsi yang amat penting, yaitu
transformasi jangka waktu (maturity transformation). Proses ini berarti bahwa lembaga
keuangan merubah suatu instrumen keuangan jangka pendek menjadi jangka panjang.
Sebagai misal, bank mungkin banyak menerima deposito jangka pendek (yaitu jangka
waktu satu tahun atau kurang) tetapi bisa memberikan kredit jangka panjang (5-10
tahun). Bank bisa melakukan hal tersebut disebabkan oleh dua faktor. Pertama, bahwa
para pemodal percaya bahwa mereka bisa mengambil tabungan mereka sewaktu
mereka memerlukannya, dan karena itu mereka justru tidak segera mengambilnya.
Kedua, adanya hukum yang dikenal.
2.3 Lembaga-lembaga Keuangan
Telah disebutkan di atas bahwa di pasar keuangan beroperasi berbagai lembaga
keuangan. Keberadaan lembaga-lembaga keuangan tersebut dimaksudkan agar proses
alokasi tabungan ke pihak yang memerlukan dana tersebut (untuk investasi) bisa lebih
efisien. Jenis dan banyaknya lembaga keuangan tersebut berkembang dari waktu ke
waktu. Sebelum tahun 1977 di Indonesia belum ada pasar modal (karena bursa efek
yang pernah ada ditutup sekitar tahun 1962). Setelah pasar modal diaktifkan kembali
pada tahun 1977 maka berbagai lembaga keuangan yang berfungsi mendukung
efisiensi pasar modal dibentuk dan berkembang. Berikut ini adalah lembaga-lembaga
keuangan yang utama di Indonesia.
A. SISTEM MONETER
1. Otoritas moneter
 Bank sentral (Bank Indonesia)
2. Bank pencipta uang giral
 Bank komersial umum
B. DI LUAR SISTEM MONETER
1. Bank bukan pencipta uang giral
 Bank perkreditan rakyat
2. Lembaga pembiayaan
 Perusahaan modal ventura
 Perusahaan sewa guna
 Perusahaan anjak piutang
 Perusahaan kartu kredit
 Perusahaan pegadaian
 Sarana multigriya finansial
3. Perusahaan asuransi
 Asuransi sosial
 Asuransi jiwa
 Asuransi kerugian
 Reasuransi
 Broker asuransi
 Broker reasuransi
 Penilai kerugian asuransi
 Konsultan aktuarial
4. Dana pensiun
 Dana pensiun pemberi kerja
 Dana pensiun lembaga keuangan
5. Lembaga di bidang pasar _modal
 Bursa efek
 Lembaga kliring
 Lembaga kustodian
 Perusahaan reksa dana (asset management company)
 Perusahaan efek
• Pedagang perantara
• Penjamin emisi
• Manajer investasi
 Lembaga penunjang pasar modal
• Biro administrasi efek
• Tempat penitipan harta
• Wali amanat
6. Lembaga penjamin simpanan
7. Lembaga pemblayaan ekspor (export credit agency)
8. Lainnya
 Pialang pasar uang
2.4 Alokasi Dana Lewat Tingkat Keuntungan
Alokasi tabungan-tabungan yang teriadi dalam suatu perekonomian terjadi terutama
berdasarkan atas "harga", yang dinyatakan dalam tingkat keuntungan yang diharapkan.
Satuan-satuan yang memerlukan dana (tabungan) tersebut harus menawarkan harga
yang lebin menarik (yaitu menawarkan tingkat keuntungan yang lebin tinggi) untuk bisa
memperoleh dana yang mereka perlukan. Apabila risiko kita anggap sama, maka
satuan ekonomi yang bisa menawarkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi yang akan
bisa menggunakan dana tersebut. Sebagal akibatnya, tabungan-tabungan akan
cenderung dialokasikan untuk pemakaian yang paling efisien.

Dengan demikian perlu pula disadari bahwa proses alokasi tersebut bukan hanya
didasarkan atas tingkat keuntungan yang diharapkan, tetapi juga oleh risiko
risiko. Berbagai Instrumen keuangan (seperti saham,  sertifikat deposito,  obligasi
dan sebagainya). Mempunyai  tingkat risiko yang berbeda.  Karena Itu instrumen-
instrumen tersebut harus menawarkan tingkat keuntungan (atau yield)  yang
berbeda.  Semakin  tinggi risiko yang dirasa oleh pemodal,  semakin tinggi pula
tingkat keuntungan yang diharapkan akan diperoleh dari instrumen keuangan
tersebut.  Ini merupakan konsep pokok dalam investasi.
Di samping faktor risiko,  faktor-faktor seperti mudah tidaknya instrumen
keuangan diperjualbelikan (marketability)  dan jangka waktu jatuh tempo (maturity), 
juga akan mempengaruhi tingkat keuntungan yang diharapkan oleh  para pemodal.
Marketability pemodal.  marketability suatu instrumen Keuangan diartikan sebagai
kemampuan menjual dalam jumlah besar,  Dalam kurun singkat tanpa harus
memberikan konsekuensi harga yang terlalu besar.  semakin rendah marketability
pemodal akan cenderung Menuntut tingkat keuntungan yang lebih tinggi.
Manajer keuangan Perlu memahami hal ini sewaktu mereka akan
menerbitkan sekuritas guna memperoleh dana yang diperlukan oleh
perusahaan. Berapa harga sekuritas tersebut akan ditawarkan di pasar finansial
merupakan masalah pelik yang perlu dimengerti oleh manajer keuangan. Satu hal
yang perlu disadari hati oleh para manajer keuangan adalah bahwa kita tidak dapat
berharap untuk dapat menghimpun (dana murah) pasar keuangan.  pernyataan ini
sering kali dikemukakan oleh kita baca media massa, yang intinya menyatakan
keinainan berbagai perusahaan untuk menerbitkan instrumen keuanganyang
dilatakan akan memberikan “dana murah" bagi perusahaan yang menerbitkan
instrumen tersebut," sehingga akan menguntungkan perusahaan yang menerbitkan
instrumen tersebut.
Kalau dana tersebut memang merupakan dana murah, maka perusahaan
yang menerbitkan instrumen keuangan tersebut akan memperoleh keuntungan,
sedangkan pemodal yang membeli instrumen tersebut akan menanggung rugi.
Dalam pasar keuangan yang efisien, instrumen keuangan yang ditawarkan akan
dihargai secara wajar (fairly priced) sesuai dengan karakteristik instrumen tersebut
(risiko, marketability, maturity, dan sebagainya). Karena itulah tidak seharusnya kita
mengharapkan untuk memperolen dana murah dari masyarakat.
Hubungan antara tingkat keuntungan dan jangka waktu jatuh tempo bisa
digambarkan dalam suatu kurva yang disebut sebagai kurva hasil (yield curve),
sebagaimana ditunjukkan pada gambar 2.4 pada umumnya semakin lama periode
jatuh temponya hasil (atau tingkat keuntungan)  yang diharapkan akan cenderung
meningkat,  meskipun akhirnya akan menjadi cenderung mendatar.
Kecenderungan bentuk kurva yang mempunyai slop ( kemiringan)  yang positif
tersebut disebabkan oleh pertimbangan bahwa semakin lama pemodal menyerahkan
dananya untuk suatu investasi semakin tinggi risiko yang ia tanggung. Dengan
demikian ia akan mensyaratkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi. Dengan
demikian kalau kita menjumpai suatu kurva hasil yang mempunyai sop yang negatif
(artinya tingkat bunga jangka pendek justru lebih tinggi daripada tingkat bunga
jangka panjang),  maka kemungkinannya adalah; (1) tingkat bunga di masa yang
akan datang diharapkan segera turun, (2) ada perbedaan dalam marketability dan
risiko instrumen keuangan tersebut (mungkin marketability instrumen keuangan
jangka panjang dirasa lebih tinggi, dan/atau risikonya lebih rendah). Dengan kata lain
bahwa sebenarnya instrumen keuangan tersebut mempunyai karakteristik yang
berbeda.
2.5 Ringkasan
Dalam mengambil keputusan-keputusan keuangan perusahaan perlu
memperhatikan lingkungan keuangan. Berbagai lembaga keuangan yang terdapat
pada pasar keuangan dapat dipergunakan sebagai sumber pendanaan ekstern bagi
perusahaan. Pemilihan sumber dana yang akan dipergunakan hendaknya
memperhatikan masalah biaya dan jangka waktu. Meskipun demikian bagi pasar
keuangan yang efisien, perusahaan tidak akan mungkin memperoleh dana murah
dari pasar tersebut. Akan selalu mempunyai dana akan selalu mempunyai harga
yang wajar sesuai dengan karakteristik dana tersebut.
Harga dana juga dipengaruhi oleh harapan akan inflasi. Apabila inflasi
diharapkan akan meningkat, maka harga dana akan meningkat pula. Perkiraan akan
kondisi tingkat bunga di masa yang akan datang akan memperkecil kemungkinan
perusahaan menanggung biaya dana yang terlalu besar. Menggunakan dana jangka
panjang dengan suku bunga yang tetap, sedangkan kemudian terjadi penurunan
suku bunga,  akan mengakibatkan perusahaan menanggung biaya dana yang terlalu
tinggi.

Anda mungkin juga menyukai