Manajemen keuangan adalah salah satu alat yang digunakan oleh manajemen
perusahaan untuk mengatur aktivitas keuangan, antara lain:
Kegiatan perencanaan anggaran perusahaan,
Analisis,
Pengendalian kegiatan keuangan
Pengambilan keputusan dari beberapa alternatif yang dihadapi.
Sebagai contoh manajemen keuangan, perusahaan memerlukan berbagai aset untuk
menjalankan operasinya. Oleh karena itu, perusahaan perlu mencari sumber dana
untuk membiayai kebutuhan operasi tersebut.
Fungsi dan Tujuan Manajemen Keuangan
1.1 Keuangan Itu Menarik
Selama tahun 2014 perusahaan tidak menambah dana dari luar, tidak
menambah aset lancar, tidak membeli ataupun menjual aset tetap. Sedangkan hasil
operasi selama tahun 2014 ditunjukkan pada laporan laba rugi selama 2014 sebagai
berikut :
Apabila perusahaan tidak membagikan laba pada tahun 2014, maka neraca
pada 2014 akan nampak sebagai berikut :
“Penabung”
(Pihak yang kelebihan dana)
“Perusahaan”
(Pihak yang memerlukan dana)
Sedangkan apabila alokasi dana tersebut menggunakan perantara keuangan,
maka gambarnya nampak sebagai berikut :
“Penabung”
(Pihak yang kelebihan dana)
Kas
Bentuknya tergantung pada
jenis perantara keuangannya
Perantara keuangan
Kas Hutang
Ekuitas (Saham)
“Penabung”
(Pihak yang kelebihan dana)
Perantara-perantara keuangan yang utama adalah bank ("penabung" akan
memperoleh deposito, tabungan), asuransi ("penabung" memperoleh hak memperoleh
santunan), dana pensiun ("penabung" memperoleh hak tuniangan hari tua atau
pensiun), asset management company ("penabung" memperoleh unit penyertaan), dan
koperasi ("penabung" memperoleh bukti simpanan wajib dan simpanan sukarela). Asset
management company di pasar keuangan menawarkan reksa dana kepada para
pemilik dana. Perantara keuangan tersebut kemudian memberikan dana ke perusahaan
yang memerlukan baik dalam bentuk kredit (banyak dilakukan oleh bank) tetapi dapat
juga dalam bentuk penyertaan atau pembelian saham (banyak dilakukan oleh asset
management company). Dalam proses intermediasi keuangan tersebut perantara
keuangan akan mengambil biaya intermediasi. Misal bank menerima deposito dengan
memberikan imbalan 7% setahun tetapi menyalurkan kredit dengan membebani bunga
pinjaman 12% per tahun. Selisih 5% tersebut merupakan biaya intermediasi keuangan.
Karena itu pasar finansial ada karena pasar tersebut bertujuan untuk
mengalokasikan tabungan-tabungan secara efisien kepada pemakai (pihak yang
memerlukan) tabungan tersebut di dalam suatu perekonomian. Pihak yang memerlukan
tabungan tersebut adalah pihak yang melakukan investasi pada aktiva riil yang lebih
besar dari tabungan yang mereka bisa lakukan. Pihak-pihak tersebut biasanya adalah
perusahaan-perusahaan bukan keuangan (nonfinancial corporations). Sedangkan pihak
yang mempunyai tabungan yang lebih besar dari investasinya biasanya adalah rumah
tangga. Kalau pasar finansial bisa mempertemukan pihak yang mempunyai tabungan
dengan pihak yang memerlukan tabungan tersebut untuk membiayai investasi mereka
dengan biaya yang semurah mungkin dan/atau kemudahan yang setinggi mungkin,
maka pasar finansial tersebut dikatakan efisien.
Dalam proses pengalokasian tabungan ke pihak yang melakukan investasi
sering diperlukan adanya perantara (meskipun mungkin juga dilakukan langsung tanpa
perantara). Proses intermediasi (intermediation process) tersebut memberikan dua
fungsi yang penting dan mendasar. Pertama, memberikan kesempatan bagi para
penabung untuk menabung kelebihan penghasilan mereka dan memperoleh imbalan.
Dengan demikian proses ini membantu memobilisasi dana, yang seandainya tapa
proses intermediasi mungkin akan menganggur. Kedua, proses tersebut akan
memindahkan risiko dari penabung ke perantara keuangan, dan/atau ke pemakai dana.
Di samping itu, lembaga-lembaga keuangan (yang mungkin berfungsi sebagai
perantara keuangan) juga akan menjalankan fungsi yang amat penting, yaitu
transformasi jangka waktu (maturity transformation). Proses ini berarti bahwa lembaga
keuangan merubah suatu instrumen keuangan jangka pendek menjadi jangka panjang.
Sebagai misal, bank mungkin banyak menerima deposito jangka pendek (yaitu jangka
waktu satu tahun atau kurang) tetapi bisa memberikan kredit jangka panjang (5-10
tahun). Bank bisa melakukan hal tersebut disebabkan oleh dua faktor. Pertama, bahwa
para pemodal percaya bahwa mereka bisa mengambil tabungan mereka sewaktu
mereka memerlukannya, dan karena itu mereka justru tidak segera mengambilnya.
Kedua, adanya hukum yang dikenal.
2.3 Lembaga-lembaga Keuangan
Telah disebutkan di atas bahwa di pasar keuangan beroperasi berbagai lembaga
keuangan. Keberadaan lembaga-lembaga keuangan tersebut dimaksudkan agar proses
alokasi tabungan ke pihak yang memerlukan dana tersebut (untuk investasi) bisa lebih
efisien. Jenis dan banyaknya lembaga keuangan tersebut berkembang dari waktu ke
waktu. Sebelum tahun 1977 di Indonesia belum ada pasar modal (karena bursa efek
yang pernah ada ditutup sekitar tahun 1962). Setelah pasar modal diaktifkan kembali
pada tahun 1977 maka berbagai lembaga keuangan yang berfungsi mendukung
efisiensi pasar modal dibentuk dan berkembang. Berikut ini adalah lembaga-lembaga
keuangan yang utama di Indonesia.
A. SISTEM MONETER
1. Otoritas moneter
Bank sentral (Bank Indonesia)
2. Bank pencipta uang giral
Bank komersial umum
B. DI LUAR SISTEM MONETER
1. Bank bukan pencipta uang giral
Bank perkreditan rakyat
2. Lembaga pembiayaan
Perusahaan modal ventura
Perusahaan sewa guna
Perusahaan anjak piutang
Perusahaan kartu kredit
Perusahaan pegadaian
Sarana multigriya finansial
3. Perusahaan asuransi
Asuransi sosial
Asuransi jiwa
Asuransi kerugian
Reasuransi
Broker asuransi
Broker reasuransi
Penilai kerugian asuransi
Konsultan aktuarial
4. Dana pensiun
Dana pensiun pemberi kerja
Dana pensiun lembaga keuangan
5. Lembaga di bidang pasar _modal
Bursa efek
Lembaga kliring
Lembaga kustodian
Perusahaan reksa dana (asset management company)
Perusahaan efek
• Pedagang perantara
• Penjamin emisi
• Manajer investasi
Lembaga penunjang pasar modal
• Biro administrasi efek
• Tempat penitipan harta
• Wali amanat
6. Lembaga penjamin simpanan
7. Lembaga pemblayaan ekspor (export credit agency)
8. Lainnya
Pialang pasar uang
2.4 Alokasi Dana Lewat Tingkat Keuntungan
Alokasi tabungan-tabungan yang teriadi dalam suatu perekonomian terjadi terutama
berdasarkan atas "harga", yang dinyatakan dalam tingkat keuntungan yang diharapkan.
Satuan-satuan yang memerlukan dana (tabungan) tersebut harus menawarkan harga
yang lebin menarik (yaitu menawarkan tingkat keuntungan yang lebin tinggi) untuk bisa
memperoleh dana yang mereka perlukan. Apabila risiko kita anggap sama, maka
satuan ekonomi yang bisa menawarkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi yang akan
bisa menggunakan dana tersebut. Sebagal akibatnya, tabungan-tabungan akan
cenderung dialokasikan untuk pemakaian yang paling efisien.
Dengan demikian perlu pula disadari bahwa proses alokasi tersebut bukan hanya
didasarkan atas tingkat keuntungan yang diharapkan, tetapi juga oleh risiko
risiko. Berbagai Instrumen keuangan (seperti saham, sertifikat deposito, obligasi
dan sebagainya). Mempunyai tingkat risiko yang berbeda. Karena Itu instrumen-
instrumen tersebut harus menawarkan tingkat keuntungan (atau yield) yang
berbeda. Semakin tinggi risiko yang dirasa oleh pemodal, semakin tinggi pula
tingkat keuntungan yang diharapkan akan diperoleh dari instrumen keuangan
tersebut. Ini merupakan konsep pokok dalam investasi.
Di samping faktor risiko, faktor-faktor seperti mudah tidaknya instrumen
keuangan diperjualbelikan (marketability) dan jangka waktu jatuh tempo (maturity),
juga akan mempengaruhi tingkat keuntungan yang diharapkan oleh para pemodal.
Marketability pemodal. marketability suatu instrumen Keuangan diartikan sebagai
kemampuan menjual dalam jumlah besar, Dalam kurun singkat tanpa harus
memberikan konsekuensi harga yang terlalu besar. semakin rendah marketability
pemodal akan cenderung Menuntut tingkat keuntungan yang lebih tinggi.
Manajer keuangan Perlu memahami hal ini sewaktu mereka akan
menerbitkan sekuritas guna memperoleh dana yang diperlukan oleh
perusahaan. Berapa harga sekuritas tersebut akan ditawarkan di pasar finansial
merupakan masalah pelik yang perlu dimengerti oleh manajer keuangan. Satu hal
yang perlu disadari hati oleh para manajer keuangan adalah bahwa kita tidak dapat
berharap untuk dapat menghimpun (dana murah) pasar keuangan. pernyataan ini
sering kali dikemukakan oleh kita baca media massa, yang intinya menyatakan
keinainan berbagai perusahaan untuk menerbitkan instrumen keuanganyang
dilatakan akan memberikan “dana murah" bagi perusahaan yang menerbitkan
instrumen tersebut," sehingga akan menguntungkan perusahaan yang menerbitkan
instrumen tersebut.
Kalau dana tersebut memang merupakan dana murah, maka perusahaan
yang menerbitkan instrumen keuangan tersebut akan memperoleh keuntungan,
sedangkan pemodal yang membeli instrumen tersebut akan menanggung rugi.
Dalam pasar keuangan yang efisien, instrumen keuangan yang ditawarkan akan
dihargai secara wajar (fairly priced) sesuai dengan karakteristik instrumen tersebut
(risiko, marketability, maturity, dan sebagainya). Karena itulah tidak seharusnya kita
mengharapkan untuk memperolen dana murah dari masyarakat.
Hubungan antara tingkat keuntungan dan jangka waktu jatuh tempo bisa
digambarkan dalam suatu kurva yang disebut sebagai kurva hasil (yield curve),
sebagaimana ditunjukkan pada gambar 2.4 pada umumnya semakin lama periode
jatuh temponya hasil (atau tingkat keuntungan) yang diharapkan akan cenderung
meningkat, meskipun akhirnya akan menjadi cenderung mendatar.
Kecenderungan bentuk kurva yang mempunyai slop ( kemiringan) yang positif
tersebut disebabkan oleh pertimbangan bahwa semakin lama pemodal menyerahkan
dananya untuk suatu investasi semakin tinggi risiko yang ia tanggung. Dengan
demikian ia akan mensyaratkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi. Dengan
demikian kalau kita menjumpai suatu kurva hasil yang mempunyai sop yang negatif
(artinya tingkat bunga jangka pendek justru lebih tinggi daripada tingkat bunga
jangka panjang), maka kemungkinannya adalah; (1) tingkat bunga di masa yang
akan datang diharapkan segera turun, (2) ada perbedaan dalam marketability dan
risiko instrumen keuangan tersebut (mungkin marketability instrumen keuangan
jangka panjang dirasa lebih tinggi, dan/atau risikonya lebih rendah). Dengan kata lain
bahwa sebenarnya instrumen keuangan tersebut mempunyai karakteristik yang
berbeda.
2.5 Ringkasan
Dalam mengambil keputusan-keputusan keuangan perusahaan perlu
memperhatikan lingkungan keuangan. Berbagai lembaga keuangan yang terdapat
pada pasar keuangan dapat dipergunakan sebagai sumber pendanaan ekstern bagi
perusahaan. Pemilihan sumber dana yang akan dipergunakan hendaknya
memperhatikan masalah biaya dan jangka waktu. Meskipun demikian bagi pasar
keuangan yang efisien, perusahaan tidak akan mungkin memperoleh dana murah
dari pasar tersebut. Akan selalu mempunyai dana akan selalu mempunyai harga
yang wajar sesuai dengan karakteristik dana tersebut.
Harga dana juga dipengaruhi oleh harapan akan inflasi. Apabila inflasi
diharapkan akan meningkat, maka harga dana akan meningkat pula. Perkiraan akan
kondisi tingkat bunga di masa yang akan datang akan memperkecil kemungkinan
perusahaan menanggung biaya dana yang terlalu besar. Menggunakan dana jangka
panjang dengan suku bunga yang tetap, sedangkan kemudian terjadi penurunan
suku bunga, akan mengakibatkan perusahaan menanggung biaya dana yang terlalu
tinggi.