Sesi 1
Pendahuluan dan Konsep-Konsep Dasar
Teori keuangan menjelaskan mengapa suatu fenomena di bidang keuangan terjadi, dan
mengapa keputusan keuangan tertentu perlu diambil dalam menghadapi persoalan
keuangan tertentu. Pemahaman teori keuangan tersebut bukan hanya berguna bagi
mereka yang bertanggung jawab dalam bidang keuangan dalam suatu organisasi, tetapi
juga untuk individu, bagi mereka semua dalam kehidupan sehari-hari.
Pemahaman teori keuangan akan memudahkan memahami berbagai masalah yang
mungkin akan dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Keuangan itu menarik, menarik
untuk dipelajari, -sehingga dirumuskan suatu teori yang disebut teori keuangan -, dan
juga menarik untuk dipecahkan atau diselesaikan karena penuh tantangan.
2. Fungsi Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis, dan pengendalian
kegiatan keuangan, orang yang melaksanakan kegiatan tersebut disebut sebagai manajer
keuangan. Kegiatan keuangan tidak terbatas dilakukan oleh mereka yang menduduki
jabatan seperti Direktur Keuangan, Manajer Keuangan, Kepala Bagaian Keuangan, dan
sebagainya.
3. Tujuan Manajemen Keuangan
Untuk bisa mengambil keputusan-keputusan keuangan yang benar, manajer keuangan
perlu menentukan tujuan yang harus dicapai
Keputusan yang benar adalah keputusan yang akan membanatu mencapai tujuan
tersebut
Secara normatif tujuan keputusan keuangan adalah untuk memaksimumkan nilai
perusahaan
Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila
perusahaan tersebut di jual
Semakin tinggi perusahaan, semakin besar kumakmuran yang akan diterima oleh pemilik
perusahaan. Misalkan toko buku di daerah perguruan tinggi laku terjual dengan harga
Rp800 juta, sedangkan di daerah perdagangan laku dengan harga Rp600juta. Dengan
demikian kita akan lebih suka perusahaan kita mempunyai nilai yang makin tinggi, kita
merasa lebih beruntung dari investasi kita dalam bentuk toko buku di sekitar perguruan
tinggi. Karena semakin suka jika menjadi kaya, demikian juga dengan pemilik
perusahaan, maka tujuan peningkatan nilai perusahaan dipergunakan sebagai tujuan
normatif. Bagi perusahaan yang menerbitkan saham di pasar modal, harga saham yang
diperjual-belikan di bursa merupakan indikator nilai perusahaan.
4. Keuangan Perusahaan dan Agency Theory
Bagi perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas seringkali terjadi pemisah antara:
pengelola perusahaan (pihak manajemen, disebut juga sebagai agent) dan;
pemilik perusahaan (atau pemegang saham, disebut juga sebagai pricipal).
Disamping itu mungkin akan muncul masalah-masalah yang disebut sebagai masalah-
masalah keagenan (agency problems)
Masalah keagenan (agency promlems) muncul dalam dua bentuk, yaitu antara pemilik
perusahaan (principals) dengan pihak manajemen (agent), dan antara pemegang saham
dengan pemegang obligasi. Tujuan normatif pengambilan keputusan yang menyatakan
bahwa keputusan diambil untuk memaksimumkan kemakmuran pemilik perusahaan,
hanya benar apabila mengambil keputusan keuangan (agent) memang mengambil
keputusan dengan maksud untuk kepentingan para pemilik perusahaan.
Masalah keagenan menunjukan bahwa tujuan normatif, yaitu keputusan hendaknya
diambil untuk kepentingan pemegang saham, perlu diberikan catatan. Pertama, perlu
diciptakan mekanisme monitoring agar pihak agent memang melakukannya, Kedua,
pihak kreditur mungkin akan meminta persyaratan-persyaratan agar kepentingan mereka
terlindungi
5. Perkembangan Manajemen Keuangan
Pada tahun 1920-an Harry Markowitz merumuskan portofolio theory, yang kemudian
dikembangkan oleh Sharpe, Lintner, Treynor, pada tahun 19-60an dengan capital asset
pricin model-nya. Tahun 1970-an muncul arbitrage pricing theory dan option pricing
theory. Teori yang pertama memberikan alternatif (selain capital asset pricing model
untuk menaksir harga aktiva. Sedangkan teori yang kedua menjelaskan bagaimana suatu
opsi (pilihan) ditaksir nilainya. Sama seperti teori-teori yang lain, kedua teori tersebut
juga akan dibicarakan terutama dalam penerapannya bagi keuangan perusahaan.
Meskipun demikian, tetap dijumpai berbagai pertanyaan dan perdebatan dalam bidang
teori keuangan. Masalah kebijakan dividen dan struktur modal yang diungkapkan oleh
Modigliani dan Miller pada tahun 1950-an dan 1960-an merupakan contoh bidang-bidang
yang masih menjadi perdebatan. Masalah lain adalah konsep tentang efisiensi pasar
modal, dan bagaimana mengukur risiko dalam investasi. Bahkan model yang nampaknya
telah diterima oleh kalangan bisnis, seperti capital asset pricing model, berkali-kali
dipertanyakan oleh beberapa kalangan akademis.
Untuk masalah-masalah yang masih mengundang perdebatan, dengan demikian dalam
mempelajari manajemen keuangan kita perlu bersikap terbuka (open mind), tidak begitu
saja apriori kalau menghadapi pendapat yang berbeda. Bagaimanapun juga teori selalu
mengalami perkembangan, dan kita perlu bersikap terbuka terhadap perkembangan
tersebut.
BAB 2. Pasar Financial dan Perusahaan
= 1.150.000
Dalam hal ini NT 1 adalah nilai terminal pada tahun ke-1. nilai terminal menunjukan nilai
pada waktu tersebut.
Apabila dana tersebut akan kita simpan selama dua tahun, dan memperoleh bunga 15%
per tahun, maka
NT2 = 1.000.000 (1 + 0,15)2
= 1.322.500
Demikian seterusnya. Hal ini terjadi karena bunga dibungakan lagi (compound interest).
Secara umum kita bias menulliskan, bahwa apabila C0 adalah nilai simpanan pada awal
periode, makaa nilai terminal (atau future value, FV) pada tahun (periode) ke-n, adalah:
NTn = C0 (1 + r)n
Dalam hal ini r adalah tingkat bunga yang digunakan.
2. Nilai sekarang (present value)
Dengan menggunakan dasar pemikiran yang sama kita bias menghitung nilai sekarang
(present value) dari penerimaan atau pengeluaran di kemudian hari. Kalau kita akan
menerima Rp1.150.000 satu tahun yang akan dating, dan tingkat bunga yang relevan
adalah 15%, maka nilai sekarang (PV) penerimaan tersebut adalah:
PV = 1.150.000 / (1+0,15)
= 1.000.000
Rumus umunya adalah:
PV = Cn/(1+r)n
Dalam hal ini Cn adalah arus kas pada tahun pada tahun (waktu) ke-n. Yang juga
dituliskan menjadi:
1
PV = C0
¿¿
Sedangkan [1/(1+r)n] disebut sebagai discount factor1. Kalau kita malas menghitung
discound factor ini, maka kita dapat melihat pada tabel yang disebut sebagai Tabel Nilai
Sekarang dari Rp1 yang disajikan pada Apendiks Lampiran A-1.