Anda di halaman 1dari 4

MANAJEMEN KEUANGAN SUAD

HASNAN

BAB I
MANAJEMEN KEUANGAN DAN KEMAKMURAN PERUSAHAAN

 Keputusan keuangan yang diambil oleh manajer keuangan dapat dikelompokkan menjadi
tiga:
1. keputusan investasi: untuk menggunakan dana, yang tepat adalah yang dapat
membuat pemilik dana menjadi lebih makmur. Contoh: membeli saham BUMN yang
go public, membuka jaringan distribusi baru dan mengganti mesin lama dengan mesin
baru.
2. keputusan pendanaan: memilih jenis dana yang akan digunakan, dinyatakan benar
apabila dapat menurunkan biaya modal. Contoh: menerbitkan obligasi dan menjual
piutang yang dimiliki dengan harga lebih rendah dari nilai bukunya.
3. kebijakan dividen: kebijakan yang membuat pemilik perusahaan lebih makmur, maka
secara normative tujuan pengambilan keputusan keuangan adalah untuk
meningkatkan kemakmuran pemilik (ditunjukkan dengan harga saham untuk
perusahaan yang Go Public).

 Tujuan memaksimumkan kemakmuran = tujuan klasik = karena ada beberapa asumsi


yang mendasari, antara lain:
1. asumsi menyangkut hubungan pemegang saham dengan para manajer:
mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan untuk kepentingan terbaik
pemegang saham.
2. asumsi menyangkut hubungan pemegang saham dengan pemilik obligasi (kreditor):
kreditor terlindungi dari kemungkinan kerugian.
3. asumsi menyangkut hubungan manajer dengan pasar keuangan:
apabila tujuannya untuk memaksimumkan harga saham maka pasar modal harus
efisien.
4. asumsi menyangkut hubungan perusahaan dengan masyarakat:
keputusan yang menguntungkan perusahaan atas biaya masyarakat (social cost >>
misalnya penanganan limbah).

 Penerapan teori keuangan di perusahaan menimbulkan beberapa kekhususan:


1. perusahaan dapat dimiliki oleh lebih dari satu orang:
apabila ini terjadi, maka dapat saja terjadi ketidaksepakatan pemilik perusahaan.
2. ada peraturan yang berlaku namun bukan untuk individu:
khususnya peraturan pajak, perusahaan dengan hutang lebih banyak akan membayar
bunga yang lebih besar dan membayar pajak yang lebih kecil.
3. penggunaan prinsip-prinsip akuntansi:
keuangan perusahaan menggunakan informasi keuangan yang disusun menurut
prinsip akuntansi.

 Berbagai konsep:
1. konsep nilai waktu uang,

1
MANAJEMEN KEUANGAN SUAD
HASNAN

2. teori portofolio
3. asset pricing model
4. arbitrage pricing theory
5. option pricing theory
Semua menjelaskan bagaimana melakukan pricing untuk berbagai aset. Teori
keuangan dikatakan sebagai disiplin ilmu yang selalu mengalami perubahan.

 Dalam organisasi, keputusan keuangan dilakukan tidak hanya oleh manajer keuangan
namun juga oleh manajer produksi, manajer personalia dll karena setiap keputusan yang
merupakan keputusan keuangan dapat mempengaruhi kondisi dan prospek perusahaan.

 Pasar modal: pasar pertemuan antara demand dan supply dana jangka panjang. Pasar
uang: pasar dana jangka pendek. Perusahaan mungkin lebih sering berhubungan dengan
pasar uang karena pasar modal umumnya dimanfaatkan oleh perusahaan pada waktu
memerlukan dana eksternal jangka panjang yang tidak setiap tahun dilakukan. Sedangkan
dana jk. pendek lebih sering diperlukan terutama untuk keperluan likuiditas.

 Contoh financial asset: selembar saham, surat tanda utang pribadi, saldo rekening giro
perusahaan dan sebuah obligasi perusahaan. Contoh real asset: merek dagang, sebuah
mobil, tanah yang belum dikerjakan dan tenaga penjual yang berpengalaman.

 Nilai perusahaan: harga perusahaan seandainya perusahaan tersebut dijual dan


pembelinya bermaksud mengoperasikan perusahaan tersebut. Dapat berarti calon pembeli
akan membayar hutang perusahaan atau hutang tersebut menjadi tanggung jawab pemilik
lama. Apabila calon pembeli akan membayar hutang perusahaan maka yang dibayar
adalah nilai ekuitas perusahaan tersebut, sedangkan apabila pemilik lama yang akan
bertanggungjawab atas hutang perusahaannya maka yang dibayar adalah seluruh nilai
perusahaan.

 Cara menaksir nilai perusahaan: menaksir nilai pasar ekuitas kemudian menambahkan
nilai hutang (apabila ada) yang dipergunakan oleh perusahaan. Nilai ekuitas = present
value kas yang akan diterima oleh pemilik perusahaan.

 Meningkatkan nilai perusahaan identik dengan meningkatkan harga saham walaupun


padahal nilai perusahaan tidak sama dengan nilai saham, karena kalau harga saham
meningkat maka nilai ekuitas juga meningkat (asumsi jemlah lembar saham tidak
berubah). Nilai perusahaan = nilai ekuitas + nilai hutang. Walaupun perusahaan tidak
menambah hutang, maka peningkatan nilai ekuitas juga meningkatkan nilai perusahaan.
Contoh:
harga saham Rp 8.000 dengan 100 juta lembar saham dan hutang sebesar 200 milyar.
Maka nilai perusahaan = (100 juta x 8.000) + 200 milyar = 1.000 milyar. Asumsi harga
saham naik menjadi 10.000 maka nilai perusahaan berubah menjadi = (100 juta x 10.000)
+ 200 milyar = 1.200 milyar.

2
MANAJEMEN KEUANGAN SUAD
HASNAN

 Meningkatkan laba per lembar saham tidak selalu meningkatkan nilai perusahaan, karena
ada 2 hal yang perlu diperhatikan yaitu kita tidak hanya berkepentingan dengan laba per
lembar sahaam saat ini, tetapi juga pertumbuhan laba tersebut, serta bagaimana kepastian
jumlah dan pertumbuhan laba per lembar saham tersebut, dengan kata lain bagaimana
risiko yang dihadapi oleh pemilik perusahaan.

 Keputusan keuangan yang diharapkan akan meningkatkan kemakmuran pemegang saham


namun dapat merugikan pemegang obligasi (disebut juga agency problem) karena apabila
keputusan perusahaan menambah hutang dalam jumlah yang sangat besar (keputusan
pendanaan) maka dapat mengakibatkan harga obligasi lama jatuh, karena sekarang
pemegang obligasi menanggung risiko tidak terbayar yang lebih besar. Apabila ternyata
investasi dari hutang baru tersebut menghasilkan keuntungan yang cukup tinggi, maka
pemegang sahamlah yang akan menikmati keuntungan tersebut.

BAB II
PASAR FINANSIAL DAN PERUSAHAAN

 Pasar finansial: pertemuan antara demand dan supply mengenai aktiva financial (financial
assets atau sekuritas). Ada 2 fungsi utama: fungsi ekonomi (mengalokasikan dana dengan
cara yang paling menguntungkan dari pihak yang memiliki dana ke pihak yang
memerlukan dana) serta fungsi keuangan (menunjukkan kegiatan seperti transformasi
jangka waktu, pemindahan risiko dan kemungkinan memperleh imbalan bagi mereka
yang mempunyai kelebihan dana).

 Proses alokasi dana di pasar finansial: lewat faktor tingkat keuntungan. Apabila faktor-
faktor lain sama (risiko, marketability dan maturity instrument keuangan) maka suatu
kesempatan penggunaan dana yang menawarkan tingkat keuntungan yang tertinggi akan
memperoleh dana tersebut.

 Financial assets (disebut juga instrument keuangan): menunjukkan secarik kertas (surat)
yang mempunyai nilai pasar karena surat tersebut menunjukkan klaim atas aktiva riil
perusahaan, misalnya mesin, pabrik, bahan baku, barang dagangan bahkan merek dagang.
Contoh financial assets: saham, obligasi, hutang bank dan kewajiban sewa guna.
Perusahaan yang menerbitkan financial assets = memerlukan dana, pihak yang membeli
financial assets = memberikan dana (pemodal).

 Pemodal bersedia membeli financial assets karena mereka mempunyai dana untuk
membeli sekuritas tersebut dan mereka berpendapat bahwa imbalan yang mereka
harapkan akan peroleh, dinilai memadai.

 Tujuan pasar finansial: mengalokasikan tabungan secara efisien kepada pemakai (pihak
yang memerlukan) tabungan tersebut di dalam suatu perekonomian. Pihak yang

3
MANAJEMEN KEUANGAN SUAD
HASNAN

memerlukan tabungan tersebut adalah pihak yang melakukan investasi pada aktiva riil
yang lebih besar dari tabungan yang mereka bisa lakukan.

 Keberadaan lembaga-lembaga keuangan pada pasar finansial dimaksudkan agar proses


alokasi tabungan ke pihak-pihak yang memerlukan untuk investasi bisa lebih efisien
(Bank Indonesia, Pembinaan dan Pengawasan Bank).

 Bank Umum disebut sebagai bank pencipta uang giral karena bank umum dapat
menerima giro dan menerbitkan cheque.

 Lingkungan keuangan = faktor-faktor eksternal keuangan yang mempengaruhi keputusan-


keputusan keuangan yang akan diambil, terdiri dari financial system tempat perusahaan
beroperasi. Pemahamannya penting bagi manajer keuangan karena akan mempengaruhi
keputusan-keputusan keuangan yang diambil oleh perusahaan, terutama keputusan
pendanaan dan investasi jangka pendek.

 Dana murah adalah kredit likuiditas yang diberikan oleh Bank Indonesia untuk kegiatan-
kegiatan yang dipandang perlu dibantu. Apabila pasar keuangan berfungsi dengan baik,
akan sangat sulit bagi perusahaan untuk menghimpun dana murah dari pasar keuangan
karena apabila perusahaan dapat menghimpunnya berarti pihak yang menyerahkan dana
akan emmperoleh imbalan yang lebih rendah dari yang seharusnya.

 Apabila perusahaan menerbitkan instrument keuangan yang dijual langsung ke pemilik


dana (obligasi / commercial paper) berarti perusahaan dapat menghimpun dana langsung
dari masyarakat. Tetapi apabila dala bentuk giro, deposito atau tabungan, maka hanya
bank komersiallah yang dapat melakukannya. Perusahaan non lembaga keuangan harus
menggunakan perantara keuangan dala hal menghimpun dana masyarakat.

 Maturity transformation: mrngubah sumber dana jangka pendek menjadi penempatan


yang bersifat jangka panjang.

 The law of large number: penarikan serempak para nasabah bank sulit untuk dilakukan
(kecuali kalau terjadi krisis kepercayaan) karena jumlah nasabah sangat besar.

 Positive yield curve: hubungan positif antara imbalan yang harus diberikan kepada
pemilik dana dengan maturity dana tersebut.

BAB III
LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISIS KEUANGAN

Anda mungkin juga menyukai