“Riset dalam Bisnis, Etika dalam Riset Bisnis, dan Berpikir seperti Periset”
KELOMPOK 1
Nama Kelompok :
1. Komang Risa Rahayu Ningsih (1981621019)
2. I Made Pradnyana Paradila (1981621021)
3. Ni Made Dwi Rina (1981621022)
4. Ni Luh Putu Ayu Lastri Pramiswari (1981621024)
1
Pada Gambar 1.1 berikut ini tampak terdapat 10 (sepuluh) langkah utama dalam
melakukan suatu riset bisnis (Sekaran & Bougie, 2010: 24).
2
Sebagai contoh, setelah melakukan investigasi kepada beberapa orang karyawan,
sumber-sumber lain yang relevan, dan telaah literatur. Diduga dan ditemukan
terdapat beberapa faktor yang memengaruhi kepuasan kerja, yaitu: kepuasan gaji,
konflik peran, ambiguitas peran, otonomi, dan kondisi kerja. Peneliti ingin
membatasi studinya dan hanya ingin memfokuskan pada 2 (dua) faktor saja yang
memengaruhi kepuasan kerja, yakni: kepuasan gaji dan ambiguitas peran.
Berdasarkan temuan beberapa studi (Rivai, 2001; Sunjoyo, 2002; Sunjoyo &
Kuslina, 2008) bahwa kepuasan gaji memengaruhi kepuasan kerja secara positif.
Selain itu, juga ditemukan bahwa ambiguitas peran memengaruhi kepuasan kerja
secara negatif (Sunjoyo, 2002).
3. Memformulasikan atau mengembangkan hipotesis-hipotesis
Hipotesis dibangun berdasarkan telaah literatur (teori yang sudah mapan) atau
berbagai temuan studi sebelumnya. Tanpa teori dan temuan studi sebelumnya,
hipotesis tidak dapat dirumuskan. Sekaran dan Bougie (2010: 25) menyatakan
bahwa suatu hipotesis sainstifik harus memenuhi 2 (dua) persyaratan. Pertama,
hipotesis harus dapat diuji (testable). Kedua, hipotesis harus terdapat kemungkinan
salah (falsifiable). Kedua persyaratan hipotesis sainstifik tersebut harus dipenuhi,
sehingga peneliti harus memberikan jaminan bahwa terdapat atau tersedia alat uji
hipotesis dan sangat memungkinkan bahwa hipotesis tidak didukung atau ditolak.
Dengan demikian, berdasarkan temuan beberapa studi (Rivai, 2001; Sunjoyo, 2002;
Sunjoyo & Kuslina, 2008) pada Langkah 2 di atas, maka hipotesis yang dapat
dikembangkan adalah sebagai berikut:
Hipotesis 1: Kepuasan gaji memengaruhi kepuasan kerja secara positif.
Hipotesis 2: Ambiguitas peran memengaruhi kepuasan kerja secara negatif.
4. Menentukan pengukuran-pengukuran
Untuk menguji kedua hipotesis di atas, peneliti perlu melakukan operasionalisasi
variabel atau konstruk kepuasan gaji, ambiguitas peran, dan kepuasan kerja.
Pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan skala likert dengan 5 rentang
pilihan tanggapan dari 1 ( sangat tidak setuju), 2 (tidak setuju), 3 (netral), 4 (setuju)
hingga 5 (sangat setuju)
3
5. Mengumpulkan data
Biasanya, data riset dapat diperoleh dengan 2 (dua) cara utama. Pertama, data
primer (primary data). Data primer dalam riset bisnis umumnya dikumpulkan dari
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan terstruktur (kuantitatif), serta wawancara,
pertanyaan terbuka dalam suatu kuesioner, dan/atau melalui pengamatan (kualitatif)
(Sekaran & Bougie, 2010: 3). Kedua, data sekunder (secondary data). Data
sekunder biasanya diperoleh dari perusahaan, industri, badan-badan tertentu yang
sengaja mengarsipkan data dan informasi (Sekaran & Bougie, 2010: 3). Pada
dasarnya, data atau informasi yang dikumpulkan harus berdasarkan tujuan riset
serta yang relevan dengan hipotesis-hipotesis yang dikembangkan (Langkah ke-3)
dan operasionalisasi variabel (Langkah ke-4).
6. Menguji data dan instrumen
Pengujian data bertujuan memberikan jaminan bahwa data yang digunakan
memenuhi asumsi normalitas (normality), serta data terbebas dari asumsi-asumsi
klasik statistik lainnya, baik itu multikolinieritas (multicollinearity), autokorelasi
(autocorrelation), dan heteroskedastisitas. Pengujian instrumen bertujuan untuk
memastikan bahwa istrumen yang digunakan memiliki keabsahan (validity) dan
keandalan (reliability) yang memadai.
7. Menguji hipotesis-hipotesis
Pengujian hipotesis-hipotesis bertujuan untuk melakukan konfrontasi antara teori
yang mapan (atau temuan riset terdahulu) dan data empiris, konfrontasi tersebut
dilakukan dengan menggunakan berbagai analisis statistik. Hipotesis-hipotesis yang
dikembangkan dalam riset tidak selalu didukung atau tidak ditolak. Bisa saja,
hipotesis-hipotesis yang diuji ternyata tidak didukung atau ditolak. Tidak ada
masalah sama sekali, apakah hipotesis didukung atau tidak didukung, yang penting
adalah terdapat penjelasan konseptual dan logis yang kuat atas berbagai temuan
studi.
Jika hipotesis-hipotesis didukung atau data cenderung mendukung hipotesis,
maka peneliti bisa melanjutkan langkahlangkah berikutnya (Langkah ke-8, ke-9,
dan ke-10).
4
8. Melakukan generalisasi hipotesis-hipotesis pada berbagai situasi lain
Generalisasi tersebut tentunya hanya dapat dilakukan dalam konteks atau sebatas
keluasan dan kedalaman hasil temuan studi tersebut, serta berbagai temuan riset
lain yang relevan.
9. Membuat berbagai prediksi tentang solusi-solusi terhadap berbagai masalah
serupa
Peneliti memberikan usulan berbagai alternatif solusi terhadap berbagai masalah
serupa yang bertujuan untuk membantu organisasi dan/atau pihak manajemen
organisasi dalam pengambilan berbagai keputusan strategis secara akurat.
10. Mengintegrasikan berbagai hipotesis ke dalam suatu teori yang mapan
dan/atau mengembangkan suatu teori
Peneliti dapat mengintegrasikan temuan riset atau hipotesis yang didukung ke
dalam suatu teori yang mapan dan/atau mengembangkan suatu teori. Biasanya,
peneliti menyatakan bahwa temuan studi ini mengkonfirmasi temuan-temuan
sebelumnya, atau mendukung teori, atau mengembangkan teori.
2) Pendukung Keputusan
Kebutuhan untuk menyelesaikan satu atau banyak pertukaran data dengan
calon pelanggannya menggerakkan semua organisasi. Setiap pertukaran, bersama
dengan aktivitas strategis dan taktis yang didesain untuk melengkapinya akan
5
menghasilkan banyak elemen data. Elemen data ini jika disusun secara kolektif
dapat membentuk suatu sistem pendukung keputusan (decision support
system/DSS). Kemajuan teknologi komputer memungkinkan adanya pembagian
elemen data suatu transaksi di kalangan pengambil keputusan suatu organisasi, baik
melalui internet atau ekstranet. Adanya internet dan ekstranet akan menyebabkan
para pihak dapat mengakses basis data relasional milik perusahaan yang berisikan
informasi yang terkait keputusan manajerial.
3) Intelijen Bisnis
Sistem intelijen bisnis (business intelligence system/BIS) dirancang untuk
melengkapi manajer dengan informasi terus-menerus tentang kejadian dan
kecenderungan dalam arena teknologi, ekonomi, politik dan hukum, demografi,
budaya, sosial, dan yang paling penting persaingan.
4) Strategi
Strategi didefinisikan sebagai pendekatan umum yang akan diikuti oleh
suatu organisasi untuk mencapai sasarannya. Suatu perusahaan biasanya
melaksanakan lebih dari satu strategi pada saat yang bersamaan.
5) Taktik
Riset bisnis sering digunakan untuk membantu seorang manajer untuk
memutuskan taktik mana yang memiliki kemungkinan paling besar untuk
menghasilkan kesuksesan strategi yang diinginkan.
Sehingga dapat disimpulkan tujuan riset bisnis, yaitu:
1) Mengidentifikasi dan mendefinisikan peluang masalah,
2) Mendefinisikan, memantau, dan menyempurnakan strategi,
3) Mendefinisikan, memantau, dan menyempurnakan taktik,
4) Meningkatkan pemahaman akan berbagai bidang manajemen.
6
b. Keputusan didukung dengan pencarian data sekunder.
2) Lapisan tengah (pengambil keputusan standar)
a. Beberapa keputusan didasarkan pada riset bisnis,
b. Perusahaan menggunakan metodologi yang sudah teruji dan terbukti
mengesampingkan alternatif metodologi lainnya.
c. Akses terbatas atas data dan temuan riset.
3) Lapisan atas (visioner)
a. Setiap keputusan dituntun oleh riset bisnis,
b. Perusahaan mengembangkan metodologi sendiri dan inovatif dalam kombinasi
metodologi mereka,
c. Akses penuh atas data dan temuan riset.
7
Periset metodologi pemilik adalah program atau teknik yang dimiliki
oleh suatu perusahaan. Metodologi ini bisa memiliki sedikit perbedaan dengan
metodologi yang sudah mapan atau memang suatu metode yang dikembangkan
oleh perusahaan tersebut. Metodologi pemilik seringkali tumbuh dari keahlian
yang signifikan dalam metodologi atau industri tertentu dan berkembang dalam
waktu yang lama setelah melalui ribuan proyek klien.
8
termasuk pengecer, pembuat perangkat lunak, pabrik makanan, hotel,
perusahaan farmasi, dan bahkan pendukung organisasi sosial.
Periset bidang khusus sering membantu perusahaan riset lain untuk
melengkapi proyek. Satu kelompok besar dalam kategori spesialis proses adalah
spesialis pengambilan sampel. Perusahaan ini menyediakan jasa penyaringan
dan perekrutan sampel probabilitas untuk berbagai studi survei, dan juga studi
yang menggunakan wawancara mendalam, pengujian produk di laboratorium
dan di perusahaan, eksperimen laboratorium, etnografi rumah, dan seterusnya.
f. Periset Omnibus
Periset omnibus seringkali menangani studi riset lewat survei pada
interval tetap yang sudah ditentukan sebelumnya. Studi omnibus
menggabungkan satu atau berbagai pertanyaan dari beberapa pengambil
keputusan yang memerlukan informasi dari populasi yang sama.
g. Biro Komunikasi
Beberapa biro mengerjakan riset dasar yang ekstensif untuk
mengidentifikasi pengaruh pada ingatan dan keusangan iklan, pada keefektifan
penempatan iklan, pada berbagai pendekatan kreatif, pada keefektifan strategi
komunikasi, atau pada laba investasi untuk berbagai pembelian media, atau pada
keefektifan komparatif dari stimulant tindakan yang berbeda. Semua biro
mengerjakan pengujian teks yang ekstensif sebagai alat pengembangan dalam
9
membangun suatu kampanye dan pengujian keefektifan dengan ukuran ingatan
pascapenempatan, pengetahuan, dan perilaku.
h. Konsultan
Konsultan bisnis memberikan jajaran luas layanan pada tingkat strategis
dan taktis. Bergantung pada besarnya perusahaan, beberapa konsultan
menjalankan studi kualitatif (khususnya kelompok fokus dan wawancara pakar)
maupun studi kuantitatif (biasanya melalui survei) mengenai pengetahuan, sikap,
opini, dan motivasi ketika mereka mencari peluang atau solusi baru bagi
masalah klien mereka.
i. Asosiasi Perdagangan
Asosisasi perdagangan mempunyai tujuan mempromosikan, mendidik,
dan melobi untuk kepentingan anggota mereka. Walaupun banyak yang
memesan riset murni yang memajukan kepentingan perdagangan, tidak semua
menjalankan atau memasok layanan riset.
1.7 Apakah yang Dimaksud dengan Riset yang Baik?
Riset yang baik menghasilkan data yang dapat dipercaya yang diperoleh dari
praktek yang djalankan secara profesional dan yang dapat digunakan secara andal untuk
pegambilan keputusan. Riset yang baik dilakukan dengan mengikuti standar metode
ilmiah (prosedur berbasis empiris yang sistematis untuk menghasilkan riset yang dapat
direplikasi). Beberapa karakteristik yang mendefinisikan metode ilmiah, antara lain:
1) Tujuan didefinisikan secara jelas. Tujuan riset bisnis harus didefinisikan dengan
jelas dan digambarkan dengan terinci dalam istilah yang sedapat mungkin tidak
memiliki arti lain.
2) Proses riset yang dirinci. Prosedur yang digunakan harus diuraikan dalam rincian
yang memadai agar memungkinkan periset lain mengulang riset yang bersangkutan.
Kecuali jika kerahasiaan memang diharuskan.
3) Desain riset direncanakan secara tuntas. Desain prosedural riset harus direncanakan
secara cermat untuk memberikan hasil yang seobjektif mungkin. Ketika dilakukan
pengambilan sampel dari populasi, laporan harus mencakup bukti bahwa sampel
tersebut sudah mewakili populasi.
4) Standar etika yang tinggi diterapkan. Masalah etika dalam riset mencerminkan
keprihatinan moral yang tinggi tentang praktek perilaku yang bertanggung jawab di
dalam masyarakat.
10
5) Analisis yang memadai untuk kebutuhan pengambil keputusan. Analisis data harus
cukup ekstensif untuk mengungkapkan signifikasinya. Metode analisis yang
digunakan harus tepat. Data harus diklasifikasikan dengan cara-cara yang membantu
periset dalam mencapai kesimpulan yang relevan dan jelas mengungkapkan temuan
yang telah menuntun pada kesimpulan itu.
6) Temuan disajikan tanpa ambigu. Presentasi data harus lengkap, mudah dimengerti
oleh pengambil keputusan, dan disusun sedemikian rupa supaya pengambil
keputusan dapat dengan mudah menemukan temuan-temuan yang kritis.
7) Kesimpulan dibenarkan. Kesimpulan harus dibatasi pada kesimpulan yang memiliki
dasar yang memadai. Periset yang baik selalu memberikan spesifikasi kondisi
dimana kesimpulan mereka tanpa absah.
8) Pengalaman periset direflesikan. Kepercayaan yang lebih besar atau suatu riset akan
terjamin apabila periset sudah berpengalaman, mempunyai reputasi yang baik dalam
riset, dan memiliki integritas. Oleh karena itu, laporan hasil riset harus berisikan
informasi mengenai kualifikasi periset.
11
pribadi dari penilai/peneliti dengan kliennya.
12
5) Hak atas privasi, jaminan privasi penting tidak hanya untuk menjaga keabsahan riset,
tetapi juga untuk melindung peserta. Dalam pengumpulan data dari para responden,
perlu diingat hak atas kebebasan pribadi. Misalnya orang mempunyai hak untuk
menolak diwawancarai sehingga periset harus meminta izin terlebih dahulu. Periset
melindungi kerahasiaan peserta dengan beberapa cara, antara lain: (a) memperoleh
dokumen kerahasiaan yang ditandatangani, (b) membatasi akses ke identifikasi
peserta, (c) mengungkapkan informasi peserta hanya dengan persetujuan tertulis, (d)
membatasi akses ke instrumen data dimana peserta dapat teridentifikasi, dan (e) tidak
mengungkapkan subbagian data.
6) Pengumpulan data di cyberspace, masalah yang berhubungan dengan cyberspace
dalam riset berhubungan dengan penambangan data. Masalah utama etis tidaknya
penambangan data dalam cyberspace adalah privasi dan persetujuan.
2.3 Etika dan Sponsor
1) Kerahasiaan
Beberapa sponsor ingin menjalankan riset tanpa mengungkapkan jati diri
mereka. Mereka mempunyai hak atas beberapa jenis kerahasiaan, termasuk
kerahasiaan sponsor, kerahasiaan tujuan, dan kerahasiaan temuan. Sponsor/klien
mungkin ingin identitasnya tidak diketahui, misalnya dalam melakukan riset pasar
suatu produk baru atau klien yang baru akan masuk pada pasar yang baru, ia tidak
ingin membeberkan identitasnya agar tidak diketahui pesaing. Periset harus
menghargai keinginan ini dan menjaga identitas kliennya. Jenis kerahasiaan ini
disebut kerahasiaan sponsor. Kerahasiaan tujuan melibatkan perlindungan atas
tujuan studi atau sejenisnya. Kebanyakan sponsor menginginkan agar data dan
temuan riset dirahasiakan, setidaknya hingga keputusan manajemen dibuat.
Sehingga, sponsor meminta dan menerima kerahasiaan hasil temuan antara diri
mereka atau periset mereka dengan pihak lain yang berminat tetapi tidak diizinkan.
13
3) Etika Sponsor
Beberapa hal yang harus dihindari agar tidak terjadi pelanggaran standar etika,
antara lain:
a. Pelanggaran kerahasiaan peserta,
b. Perubahan data atau penciptaan data palsu untuk memenuhi tujuan yang
diinginkan,
c. Perubahan presentasi atau penafsiran data,
d. Penafsiran data dari perspektif yang bias,
e. Penghilangan bagian dari analisis data dan kesimpulan,
f. Pemberian rekomendasi di luar cakupan data yang dikumpulkan.
Untuk menghindari terjadinya pelanggaran standar etika seringkali kita
perlu menolak permintaan sponsor dan mengambil tindakan sebagai berikut ini:
a. Mendidik sponsor tentang tujuan riset,
b. Menjelaskan peran periset dalam menemukan fakta versus peran sponsor dalam
mengambil keputusan,
c. Menjelaskan bagaimana penyimpangan kebenaran atau pelanggaran
kepercayaan peserta dapat menyebabkan masalah pada masa yang akan datang,
d. Gagal dengan bujukan moral, putuskan hubungan dengan sponsor tersebut.
14
efektif dalam standar profesional, bersifat Regulatif, Melindungi kepentingan
umum dan kepentingan profesi yang dilayani oleh kode bersangkutan, Spesifik
untuk perilaku tertentu, Dapat dilaksanakan.
Persetujuan lengkap berdasarkan informasi mempunyai empat karakteristik:
1) Peserta harus kompeten untuk memberikan persetujuan,
2) Persetujuan harus sukarela,
3) Peserta harus cukup terinformasi untuk mengambil keputusan,
4) Peserta harus mengetahui kemungkinan risiko atau hasil yang berhubungan dengan
risetnya.
15
2) Berusaha untuk menyatakan masalahnya,
3) Mengusulkan hipotesis,
4) Menyimpulkan hasil atau konsekuensi dari hipotesis,
5) Merumuskan beberapa hipotesis tandingan,
6) Merancang dan menjalankan uji empiris yang penting dengan berbagai hasil yang
mungkin,
7) Menarik kesimpulan berdasarkan penerimaan atau penolakan hipotesis,
8) Mengumpankan informasi kembali ke masalah orisinal dan memodifikasinya
menurut kekuatan dari bukti.
Ilustrasi: pertama untuk memulai bisnis tentu gede fajar harus memperoleh
informasi terkait bisnis apa yang cocok, nah untuk menjawab hal itu maka gede fajar
menugaskan orang kepercayaannya untuk melakukan riset terkait 5w dan 1h, yaitu
tentang apa, dimana, kapan, siapa, mengapa dan bagaimana apa yang cocok untuk
dibuat, siapa sasaran pangsa pasarnya, mengapa dibuat. Misal karena ada kebutuhan
anak-anak muda tempat nongkrong yang nyaman sambil ngerjain tugas sampai
begadang. setelah dapat ide yang cocok ternyata ingin mendirikan bisnis kedai kopi
misalnya kedai kopinya sudah terlaksana sudah berjalan dengan baik dan terkenal
kemudian mau memperluas usaha dilakukan riset kembali untuk memperoleh info
cocok atau tidak misalkan mau membuka cabang selanjutnya.
16
lebih premisnya tidak benar atau bentuk argumennya tidak absah. Kesimpulan
masih mungkin menjadi pernyataan yang benar, tetapi untuk alasan berbeda
selain yang telah diberikan.
2) Induksi
Induksi menarik kesimpulan dari satu atau lebih fakta atau potongan
bukti tertentu. Kesimpulannya menjelaskan fakta, dan faktanya mendukung
kesimpulan. Namun, sifat dari induksi adalah bahwa kesimpulannya hanyalah
sebuah hipotesis.
17
Dalam riset, masalah-masalah tertentu berkembang lebih cepat dari
kebutuhan akan presisi dan daya cipta konsep. Suksesnya riset akan bergantung
pada:
a. Seberapa jelas kita melakukan konsetualisasi,
b. Seberapa baik orang lain mengerti konsep yang kita gunakan.
2) Konstruk
Konstruk adalah gambar atau ide abstrak yang diciptakan secara khusus
untuk suatu riset tertentu dan/ atau tujuan pengembangan teori. Konstruk
dibangun dengan mengkombinasikan konsep-konsep yang lebih sederhana dan
lebih konkret, khususnya jika ide atau gambar yang ingin disampaikan tidak
dapat diobservasi langsung.
3) Definisi
Definisi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: definis kamus dan
definisi operasional. Definisi kamus merupakan suatu konsek didefinisikan
pandanan katanya. Definisi operasional adalah definisi yang dinyatakan dalam
istilah-isttilah dengan kriteria spesifik untuk pengujian atau pengukuran. Defini
operasional mungkin bervariasi tergantung tujuan dan cara memilih
pengukurannya.
4) Variabel
Variabel adalah simbol dari suatu kejadian, tindakan, karakteristik, sifat
khusus, atau atribut yang dapat diukur dan dikategorikan.
a. Variabel Bebas dan Terikat
Banyak buku teks menggunakan istilah variabel prediktor sebagai
padanan untuk variabel bebas (VB). Variabel ini dimanipulasi oleh periset,
dan manipulasi tersebut menyebabkam efek pada variabel terikat. Begitu
pula dengan variabel kriteria yang digunakan sebagan padanan untuk
variabel terikat (VT). Variabel ini diukur, diprediksi, dan diharapkan
dipengaruhi oleh manipulasinya variabel bebas.
b. Variabel Moderat
Variabel moderat adalah variabel bebas kedua yang dimasukkan
karena diyakini mempunyai kontribusi signifikan atau efek bersyarat pada
18
hubungan awal antara VB dan VT. Penentuan suatu variabel sebagai
variabel bebas atau moderat tergantung pada hipotesisnya.
19
2. Hipotesis relasional, hipotesis yang menggambarkan hubungan antara
dua variabel sehubungan dengan suatu kasus. Hipotesis ini terdiri dari
dua jenis, yaitu: hipotesis korelasional dan hipotesis penjelas (sebab
akibat). Hipotesis korelasional menyatakan bahwa beberapa variabel
terjadi bersamaan dalam pola tertentu tanpa menyiratkan adanya
hubungan sebab akibat diantara keduanya. Hipotesis penjelas
menyatakan bahwa keberadaan atau perubahan satu variabel
menyebabkan atau membawa perubahan pada variabel yang lain.
Dalam riset, hipotesis memiliki beberapa fungsi penting, antara lain:
(1) Menunutun arah studi,
(2) Mengidentifikasi fakta yang relevan dan yang tidak,
(3) Menyarankan bentuk desain riset mana yang paling cocok,
(4) Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang
dihasilkan.
Hipotesis yang kuat harus memenuhi tiga syarat, antara lain:
(1) Memadai untuk mencapai tujuannya,
(2) Dapat diuji,
(3) Lebih baik daripada pesaingnya.
f. Teori
Teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proporsi yang saling
terkait secara sistematis yang diajukan untuk menjelaskan dan memprediksi
fenomena (fakta). Perbedaan antara teori dan hipotesis terletak pada perbedaan
kadar komplesitas dan abstraksi. Pada umumnya, teori cenderung kompleks,
abstrak, dan melibatkan banyak variabel. Sedangkan, hipotesis cenderung
merupakan pernyataan yang lebih sederhana dengan variabel terbatas dan hanya
melibatkan kejadian-kejadian konkret. Tantangan bagi periset adalah
membangun teori yang lebih lengkap guna menjelaskan dan memprediksi
bagaimana modifikasi produk dan variabel lain dapat menghasilkan keuntungan
bagi perusahaan.
g. Model
Model didefinisikan sebagai representasi dari suatu sistem yang
dibangun untuk mempelajari satu aspek dari sistem itu atau suatu sistem yang
dibangun untuk mempelahari suatu aspek dari sistem itu atau sistem secara
keseluruhan. Model berbeda dengan teori dalam hal peran di mana teori adalah
20
penjelasan sementara peran model adalah representasi. Model memungkinkan
periset dan manajer untuk menggolongkan kondisi masa sekarang atau masa
depan. Tujuan model adalah untuk meningkatkan pemahaman, prediksi, dan
pengendalian atas kompleksitas lingkungan. Model deskriptif, prodiktif, dan
normatif didapatkan di dalam riset bisnis. Model deskriptif sering digunakan
untuk sistem yang lebih kompleks. Model prediktif digunakan untuk
meramalkan kejadian di masa yang akan datang. Model normatif digunakan
terutama untuk kontrol dalam hal menginformasikan tentang tindakan yang
harus diambil. Model dikembangkan melalui penggunaan penalaran deduktif dan
induktif, merupakan bagian penting dalam menentukan pengambilan keputusan
binis.
21
DAFTAR RUJUKAN
Cooper, Donald R. dan Pamela S. Schinder. 2006. Metode Riset Bisnis Volume 1 Edisi 9.
Jakarta: PT Media Global Edukasi.
Sekaran, U & Bougie, R. (2010). Research methods for business: A skill building
approach. 5th Edition. UK: John Willey & Sons, Ltd.
Sunjoyo (2002). Pengaruh kepuasan gaji, konflik peran, ambiguitas peran, kepuasan
kerja, dan komitmen organisasional terhadap turnover intention. Tesis Magister
Sains yang tidak dipublikasikan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Sunjoyo, dkk. (2013). Aplikasi SPSS untuk SMART Riset: Program IBM SPSS 21.0.
Bandung: Penerbit Alfabeta Bandung.
Umar Husein. 2003. Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama