Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan
kasihNya yang diberikan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan judul “ The Scientifitic Study Of Human Behavior”. Makalah ini kami buat sebagai
kewajiban untuk memenuhi tugas matakuliah Psikologi Industri dan Organisasi.
Atas kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada dosen kami yang telah
memberikan kami kesempatan untuk mendapat pengalaman dan pembelajaran dalam proses
kami menyelesaikan dan memahami isi dari makalah ini. Adapun makalah ini memiliki
banyak kelemahan atau kekurangan dan apabila terdapat kesalaha-kesalahan di dalamnya,
kami mohon maaf. Untuk itu kami menerima kritik dan saran yang membangun untuk
kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, 10 Juli
2019
Kelompok 1
KATA PENGANTAR...............................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................3
1.1. Latar Belakang.................................................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
1.3. Tujuan..............................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
2.1. METODE PENELITIAN...............................................................................................5
Observasi : Desain Penelitian..........................................................................................5
Inference : Statistical Analysis......................................................................................11
Verifiaction : Realibilty(Keandalan), Validitas, and Generalisasi................................18
Ethics in the Conduct of Research.................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................21
PENDAHULUAN
Pada makalah ini akan membahas topik model-model penelitian dalam bidang industri
dan organisasi. penelitiian dalam psikologi industri organisasi bergantung pada prinsip
metode ilmiah. Pendekatan ilmiah membutuhkan investigator untuk menggunakan kata yang
tepat untuk menggambarkan observasinya. Menyusun rencana untuk melakukan pengamatan
yang konsisten dengan aturan metode ilmiah di sebut desain penelitian. Kebanyakan
penelitian psikologi menggunakan subyek manusia individu (disebut peserta). Mengingat
bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan tentang perilaku
seseorang dalam organisasi dan akan terlihat bagaimana kemampuan mereka.
Dalam psikologi organisasi dan industri dibutuhkan melakukan eksperimen. Apa itu
eksperimen? eksperimen yaitu cara lain untuk menyelidiki pertanyaan tentang perilaku
manusia adalah bahwa hal itu memungkinkan seorang peneliti untuk membuat kesimpulan
tentang sebab dan akibat. Untuk menggambarkan konsep eksperimen, ringkasan percobaan
laboratorium di I/O psikologi muncul dalam penelitian. Pada psikologi organisasi dan industri
juga membahas field study (studi lapangan), peneliti bergantung pada keadaan yang ada
untuk menyediakan petunjuk untuk hubungan antara variabel yang penting.
Dalam psikologi I/O, alat utnuk membuat kesimulan biasanya adalah analisis statistik
yang memungkinkan satu atau lebih hipotesis yang akan diuji. Prosedur analisis bervariasi,
tetapi konsep utama untuk semuanya adalah signifikansi. Dan selanjutnya membahas tentang
korelasi, dimana Analisis korelasi merupakan salah satu teknik statistik yang sering
digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel. Dan yang terakhir makalah ini juga
akan membahas tentang determinants, variabel prediktor, analisis varians, meta-analisis,
verifikasi dan etika dalam melakukan penelitian.
1.3. Tujuan
1. Agar dapat mengetahui dan memahami proses metode ilmiah dalam penelitian
2. Agar dapat memahami apa itu eksperimen dan bagaimana cara melaksanakannya
3. Agar mengetahui dan memahami etika dalam melakukan penelitian.
PEMBAHASAN
Proses dasar penelitian yang terkandung dalam metode ilmiah terdapat dalam gambar
Dimana digambarkan hubungan antara 4 karakter
dalam metode ilmiah dan 3 unsur penting dari proses
penelitian, yaitu observasi, inferensi, dan verifikasi.
Proses ini adalah satu siklus, secara teoritis, tahap
verifikasi tidak memiliki batas.
Hipotesis
Untuk menjawab pertanyaan, penyidik mengikuti aturan dalam metode ilmiah akan
mulai dengan menegaskan kembali pertanyaan dalam bentuk hipotesis
Hipotesis adalah sebuah pernyataan dari jawaban yang diprediksi oleh pertanyaan penelitian.
Hipotesis sendiri didapat dari teori, pengalaman, maupun penelitian yang sudah
dipublikasikan. Dan merupakan hal yang biasa untuk menjelaskan sumber hipotesis saat
menerbitkan hasil penyelidikan penelitian
Variabel
Salah satu keuntungan dari menyatakan pertanyaan penelitian sebagai hipotesis
formal yaitu lebih menyorot variabel yang akan diamati dalam penelitian.
Variabel adalah beberapa aspek di dunia yang dapat mengambil setidaknya dua nilai yang
terukur yang berbeda. antara variabel-variabel lain yang diteliti sering penelitian adalah
motivasi, kepuasan kerja, kinerja pekerjaan.
Defenisi Operasional
Defenisi operasional adalah mendefenisikan suatu variabel yang akan diamati dalam proses
dengan mana variabel itu akan diukur (L.N. Jewel dan Marc Siegal, 1998, 27). Berikut ini
adalah defenisi operasional yang serig dalam penelitian psikologi industri dan organisasi :
Work performance (Performa Kerja): sebuah evaluasi dari supervisor dalam bentuk standar
evaluasi.
Turnover rate: persentase dari pekerja pekerja baru direkrut yang meninggalkan perusahaan
secara sukarela dalam waktu 6 bulanan.
Field Observation
Variabel lain yang menarik untuk psikolog atau peneliti yang tidak bisa, atau tidak
harus, dimanipulasi adalah semangat kerja karyawan, struktur organisasi, volume bisnis, dan
Masalah yang sama juga terjadi pada survei penelitian dimana terdapat jawaban yang tidak
diisi atau dijawab, jawaban diisi dua kali, dan ketidakjujuran terhadap pertanyaan yang
disajikan. Seperti tulisan tangan tidak terbaca, atau responden lain menumpahkan
minumannya yang mengakibatkan kuesioner basah atau tulisan kabur. Masalah tersebut
membuat para peneliti untuk memberhentikan survei penelitian (e.g., Campbell, 1982).
Kejujuran dalam data self-report menunujukkan masalah yang besar bagi peneliti dari
pada pengembalian kuesioner. Salah satu masalah yang umum adalah keinginan untuk tampil
atau menonjol dalam hal yang menguntungkan. Seorang subjek yang kurang puas dengan
pekerjaannya akan lebih memilih untuk menuliskan atau melaporkan tingkat kepuasan kerja
yang tinggi, hal tersebut terjadi karena persepsi seseorang jika ia merasa kurang puas maka
hal itu merupakan hal yang negatif. Kecenderungan untuk melaporkan atau memberitahukan
karakteristik dan perasaan pribadi yang dianggap diinginkan secara social (seperti menyukai
satu pekerjaan) dikenal sebagai bias keinginan sosial (Crowne & Marlowe, 1964).
Model penelitian bisa sangat lama, prosesnya kompleks. Peneliti meletakkan waktu
rencana sehingga mereka bisa membuat kesimpulan tentang pertanyaan penelitian dengan
beberapa keyakinan setelah pengamatan yang telah dibuat. Kesimpulan adalah proses yang
mana peneliti memperoleh hasil dari pengamatan. Dalam Psikologi Industri dan Organisasi,
istilah inference berarti analisis secara statistik dalam menguji hipotesis-hipotesis. Langkah-
langkah analisis sangat beragam, tetapi konsep utamanya adalah signifkansi.
Statistical Significance
Suatu penelitian dikatakan signifikan secara statistik, apabila hasil yang diperoleh dari
penelitian tersebut adalah tidak mungkin terjadi secara kebetulan. Sebaliknya, suatu
penelitian dikatakan tidak signifikan apabila hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut
dapat dikatakan terjadi secara kebetulan.
Dalam Psikologi Industri dan Organisasi, terdapat istilah pernyataan probabilitas yang
dinyatakan dalam bentuk symbol dan huruf, seperti “p (probabilitas) < .05 (5%)” yang dapat
dibaca “probabilitasnya adalah lebih kecil dari 5%”. Signifikansi dapat dinyatakan apabila
probabilitas terjadi secara kebetulannya lebih kecil dari 5% atau 1%. Standar yang paling
lama digunakan oleh Psikologi Industri dan Organisasi dalam menyatakan signifikansi adalah
.05 (5%) dan .01 (1%).
Contohnya pada suatu penelitian dengan koin yang dilempar selama 30 kali,
menghasilkan 17 kali ( kepala) dan 13 kali (ekor) sehingga rasionya adalah 17:13, sedangkan
yang diharapkan terjadi adalah 15:15. Apakah 17:13 adalah hasil yang signifikan atau hanya
terjadi secara kebetulan? Jawabannya dapat diperoleh dengan melempar kembali koin 30 kali
dalam 100 set. Apabila standar yang digunakan adalah .05, maka apabila hasil yang diperoleh
terjadinya 17:13 adalah lebih kecil dari 5 kali (5%), maka hasil tersebut dikatakan signifikan
dan bukan kebetulan.
Standard dan prosedur tradisional tidak semua dapat diterima oleh psikolog.
Pengukuran adalah salah satu bidang utama dalam penelitian dalam menguji asumsi-asumsi
Statistik yang paling sering ditemui dalam Psikologi Industri dan Organisasi adalah r,
F, t, x2 , dan R. Di setiap kasus, statistik yang dihasilkan dari analisis penelitian dapat
dibandingkan dengan angka-angka dari tabel untuk membentuk pernyataan bahwa
kemungkinan angka yang dihasilkan adalah terjadi secara kebetulan, atau dengan kata lain
dapat menyimpulkan signifikansi dari penelitian tersebut.
Sebagian besar dari prosedur analisis statistik dalam penelitian umum yang digunakan
berdasarkan pada asumsi observasi variabel yang memiliki distribusi normal dalam populasi
yang besar. Jika variabelnya adalah distribusi normal, grafik dari angka yang besar dari
observasi variable akan memiliki bentuk bel tertentu yang disebut normal curve. Jika tinggi
variabel dari besarnya angka dari laki-laki atau perempuan yang memilih secara acak pada
satu sudut jalan yang sibuk mengukur di pagi hari, sebagai contoh, persentasi relatif kecil dari
sampel yang akan menjadi sangat pendek atau sangat tinggi. Sisanya akan berkumpul di
tengah bersama. Secara grafis, kumpulan ini dari observasi yang akan menghasilkan kurva
normal yang ditampilkan dalam Figure 2-2.
Seluruh kurva normal daapat dideskripsikan dalam ketentuan dari dua penjumlahan.
Satu dari penjumlahan itu adalah rata-rata yang diperoleh pengukuran pada wujud skala ini,
yang didistribusi dari mean (µ). Yang ditampilkan dalam Figure 2-2, itu terletak di tengah
Jika mean dan standart deviasi dari kurva normal diketahui, maka salah satunya bisa
menghasilkan kurva yang akurat, karena persentasi yang persis dari observasi di dalam
sebuah kurva normal yang jatuh dengan setiap standart deviasi, plus atau minus, dari mean.
Persentasi itu terlihat di dalam Figure 2-2; untuk contoh, 68,26% dari semua yang di
observasi dalam kurva normal terletak dengan satu standart deviasi dari mean (34,13% pada
setiap sisi). Kurva normal memiliki jumlah dari yang menggunakan di luar pelayanan dari
sebuah dasar analisis formal statistika. Salah satu yang lebih penting dari penggunaan ini
membantu orang memahami arti skor mereka pada tes. Jika rata-rata untuk tes standar
kemampuan matematika adalah 50 dan standar deviasi adalah 10, misalnya, seseorang yang
mendapat skor 70 pada tes telah melakukan lebih baik daripada sekitar 95% dari orang yang
mungkin mengikuti tes. Skor 70 adalah dua standar deviasi di atas rata-rata (50 + 10 + 10 =
70). Kebanyakan prosedur statistik didasarkan pada asumsi kurva normal, tetapi beberapa
variabel penting dalam penelitian tidak sesuai dengan distribusi ini. Jenis kelamin memiliki
distribusi bimodal yaitu, ada dua nilai yang diukur - pria dan wanita. Variabel lain memiliki
apa yang disebut distribusi miring, di mana pengamatan cenderung berkumpul pada suatu
titik pada skala selain tengah. Di Amerika Serikat, berat badan memiliki distribusi yang
miring; untuk tinggi dan jenis kelamin tertentu (yaitu, mengontrol tinggi dan jenis kelamin),
ada lebih banyak orang di ujung distribusi yang lebih tinggi daripada di ujung bawah.
Prosedur statistik khusus diperlukan untuk distribusi variabel bimodal, condong, dan non-
normal lainnya, tetapi dengan beberapa pengecualian (seperti jenis kelamin), variabel ini
jarang dijumpai dalam psikologi I / O. Distribusi sampel tertentu yang diamati mungkin tidak
normal, namun, karena keputusan desain atau kesalahan pengambilan sampel.
Adapun jenis dari korelasi yang dapat terjadi antara dua variabel bisa berupa :
Korelasi Positif
Korelasi ini terjadi apabila nilai dari variabel Y meningkat, maka nilai dari variabel Y
cenderung meningkat pula.
Nilai korelasi berkisar antara 1 sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti
hubungan antara dua variabel semakin kuat. Sebaliknya, jika nilai mendekati 0 berarti
hubungan antara dua variabel semakin lemah. Nilai positif menunjukkan hubungan searah (X
naik, maka Y naik) sementara nilai negatif menunjukkan hubungan terbalik (X naik, maka Y
turun).
Correlation Relationships
Hubungan antara variabel pada gambar adalah hubungan linear. Yang paling cocok
pada semua titik tersebut yaitu membentuk garis lurus. tidak semua hubungan korelasi adalah
linear, namun beberapa riset berpendapat bahwa hubungan antara level sempurna
pembelajaran (completed level of education) dan melaporkan kepuasan kerja adalah
curvilinear (bentuknya melengkung. Misalnya, kepuasan kerja yang lebih tinggi adalah
bereketerkaitan dengan tinggi dan rendahnya level tingkatan pendidikan. Pada kepuasan kerja
yang lebih rendah, berkaitan dengan tingkat menengah dalam pendidikan.
Jika seorang peneliti yang menerapkan prosedur korelasi perhitungan standar untuk
variabel yang benar-benar sedang curvilinearly terkait, itu mungkin sangat baik muncul
bahwa ini ada hubungan diantara semua variabel. Pada kasus ini, pria atau wanita akan
membuat kesimpulan yang salah bahwa tidak ada hubungan antara kepuasan kerja dan
tingkat pendidikan. untuk menjaga terhadap kemungkinan ini, telah menjadi prosedur standar
bagi para peneliti untuk melakukan tes untuk curvilinearity sebelum menyimpulkan bahwa
ada yang tidak behubungan antara variabel lain.
Ketika kebutuhan tersebut rendah, akan sedikit atau tidak ada hubungan antara
variabel a dan b, ketika kebutuhan mereka tinggi, mungkin ada korelasi positif yang kuat.
Dalam situasi di mana moderator penting beroperasi, kekuatan hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen tergantung pada tingkat variabel moderator. Jika hipotesis
Hackman dan Oldham benar, penyidik yang gagal untuk memperhitungkan kebutuhan
individu tingkat yang berbeda untuk pertumbuhan pribadi akan paling mungkin menemukan
sedikit atau tidak ada korelasi antara nya tindakan pengayaan kerja dan pekerjaan
kinerja/kepuasan. Seperti melengkung, variabel moderator, merupakan langkah maju dari
hubungan korelasional sederhana dalam mengatasi kompleksitas perilaku manusia.
Korelasi adalah konsep dasar yang dihadapi sering dalam penelitian psikologi I/O,
tetapi itu adalah ukuran asosiasi saja. Tidak peduli seberapa jelas mungkin tampak bahwa
salah satu dari dua variabel berkorelasi kuat yang menyebabkan lainnya, inferensi seperti itu
hanya bisa dilakukan atas dasar prosedur biasa untuk menghitung korelasi. Ketika korelasi
positif yang tinggi ada antara dua variabel x dan y, situasi sebab-akibat benar mungkin salah
satu dari berikut:
X menyebabkan y
Y menyebabkan x
X dan y adalah penyebab dari variabel ketiga, Z
Seperti contoh yang menjadi poin penting, mempertimbangkan korelasi positif mencatat dari
ilmuwan sosial antara jumlah pecandu alkohol di area particular geographic (x) dan jumlah
pengangguran di area yang sama (y). Karena dasar korelasi sederhana, penyebab efek
korelasi antara 2 variabel tersebut memungkinkan:
Literatur psikologi Industri dan Organisasi juga mengandung banyak referensi “anteseden”
dari beberapa perilaku atau sikap. Anteseden adalah variabel (atau kelompok variabel yang
disebut kondisi anteseden) yang diyakini terletak pada contoh hubungan yang sering
ditemukan antara absensi (kehadiran) dan turnover.
Sebuah hubungan yang signifikan antara absensi dan turnover berarti bahwa kedua variabel
tersebut berkorelasi. Absensi selalu ada sebelum omset didapatkan, bagaimanapun jadi jelas
omset bisa menyebabkan ketidakhadiran. Namun, analisis korelasional standar tidak
menyediakan informasi ini.
Menyimpulkan sebab dan akibat di mana dua variabel yang bersangkutan adalah masalah
mencari tahu yang mana dari dua memiliki efek pada yang lain. Pemeriksaan faktor penyebab
di balik korelasi tinggi-berat badan positif, misalnya, akan mengarah pada kesimpulan bahwa
tinggi harus "menjadi penyebab" berat badan. Beratnya tidak bisa membuat orang lebih
tinggi, tetapi lebih tinggi memberikan kerangka lebihkemudian untuk menutupinya dan
sehingga mereka akan cenderung lebih berat, hal lain dianggap sama.
Sebuah fakta dari sebuah penelitian adalah bahwa hal-hal lain yang jarang sama.
Banyak faktor penting selain tinggi menentukan apa individu tertentu beratnya. Di antaranya
adalah faktor keturunan, metabolisme, tingkat aktivitas, persentase lemak tubuh dibandingkan
persentase otot, dan jumlah makanan yang dikonsumsi. Faktor-faktor ini, bersama-sama
dengan banyak kurang penting yang tidak terdaftar, menjelaskan varians (perbedaan) dalam
bobot tubuh yang diamati.
Sebuah daftar penentu lengkap dari setiap atribut tertentu (seperti berat badan) atau
perilaku sangat tidak mungkin. Ada terlalu banyak diketahui. Namun demikian, ada banyak
contoh dalam penelitian I/O psikologi dimana peneliti tertarik dalam mengidentifikasi
setidaknya beberapa dari lebih dari penentu penting dari perbedaan yang diamati antara
orang-orang pada beberapa variabel. Untuk melakukannya, pria dan wanita mengacu pada
Bagian dari varians yang tidak dapat dijelaskan atau hilang dalam contoh
diperhitungkan oleh faktor-faktor penentu yang tidak dikenal yang dikeluarkan dari hipotesis,
tetapi sebagian disebabkan oleh kesalahan. Beberapa kesalahan ini adalah kesalahan
pengukuran, sementara beberapa berasal dari mata pelajaran tertentu yang dipilih untuk
penelitian. Baik pengukuran dan kesalahan subjek hadir dalam semua penelitian psikolog I/O.
Banyak yang bisa dilakukan untuk mengurangi kesalahan ini dengan memberi perhatian pada
desain penelitian, tetapi tidak bisa dihilangkan. Karena itu, menjadi penting untuk
memperkirakan berapa banyak kesalahan yang terjadi.
Prosedur yang sangat umum untuk memperkirakan berapa banyak varians dalam
kumpulan pengamatan yang disebabkan oleh kesalahan disebut analisis varians (ANOVA).
Ada sejumlah variasi pada ANOVA, tetapi semuanya didasarkan pada konsep
membandingkan jumlah varians (dalam variabel dependen minat) yang dijelaskan oleh
variabel yang dimanipulasi secara eksperimental dengan jumlah yang dijelaskan oleh
kesalahan.
Bahkan tanpa mengetahui angka sebenarnya, orang dapat melihat bahwa lebih banyak
perbedaan dalam kinerja membaca instrumen pilot dijelaskan oleh perbedaan dalam panel
instrumen daripada oleh kesalahan. Ini adalah hasil yang diinginkan dalam penelitian, tetapi
Meta-Analysis
Psikolog I/O dan lain-lain telah mempelajari kepuasan kerja sama selama bertahun-
tahun, misalnya. Apa yang telah mereka pelajari tentang arti keseluruhan dan dampak dari
variabel ini pada perilaku orang dalam organisasi? Salah satu cara untuk menjawab
pertanyaan ini adalah dengan melihat laporan penelitian individu dan kemudian membuat
penilaian mengenai konsensus atau tren. Prosedur ini memiliki tradisi panjang dalam
psikologi dalam bentuk artikel khusus dalam jurnal yang disebut arikel review.
Sebuah studi tentang absensi oleh kim dan campagna (1981) berfungsi untuk
menggambarkan bagaimana ketiga pertanyaan ini diterapkan pada kesimpulan yang dibuat
dari studi penelitian. Investigasi ini melakukan percobaan lapangan dimana mereka
memanipulasi aspek tertentu dari kondisi kerja (variabel independen) dan mengamati tingkat
absensi karyawan (variabel dependen). Mereka melihat absensi karyawan di bawah waktu
yang fleksibel (di mana orang memiliki beberapa pilihan dalam jam kerja mereka) dan di
bawah pengaturan jam kerja standar (dimana setiap orang bekerja pada jam yang sama).
Berdasarkan analisis pengamatan mereka, mereka sampai pada kesimpulan bahwa “flexitime
secara signifikan mengurangi ketidakhadiran karyawan yang tidak dibayar secara umum” (p.
739).
Jika kesimpulan yang dibuat oleh kim dan campagna dapat diandalkan, peneliti yang
sama atau berbeda akan mencapai kesimpulan yang sama jika percobaan diulangi dalam
kondisi yang sama. Jika kesimpulannya valid, pemeriksaan metode, pengamatan, dan analisis
data mereka akan memungkinkan penjelasan alternatif yang jelas untuk tingkat absensi yang
lebih rendah di bawah flexitime untuk dikesampingkan. Penjelasan yang mungkin bersaing
untuk hasil penelitian ini termasuk masalah statistik, ukuran ketidakhadiran yang bias, dan
perbedaan relevan yang tidak terkontrol antara subyek yang diamati dengan waktu fleksibel
dan subyek yang diamati di bawah jam kerja normal. Akhirnya, jika kesimpulan peneliti
tentang flexitime dan absensi dapat digeneralisasikan, kesimpulan yang sama akan diambil
dari investigasi menggunakan subyek yang berbeda dalam organisasi yang berbeda.
Beberapa aspek verifikasi inferensi yang dibuat dari pengamatan penelitian dapat
dievaluasi dengan pengamatan cermat terhadap desain penelitian, pelaksanaan penelitian, dan
analisis data. Uji sebenarnya dari kemampuan generalisasi, terletak pada penelitian lebih
lanjut yang sifatnya serupa dengan subjek yang berbeda―yaitu, setelah replikasi. Replikasi
seperti itu, dengan dan tanpa perubahan desain, adalah cara penting bagi para ilmuwan untuk
meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam setiap temuan penelitian.
Standar untuk mengevaluasi kesimpulan yang dibuat tentang pengamatan harus
memperkuat pentingnya mengikuti aturan umum untuk menggunakan prosedur analitis yang
Manipulasi istilah telah muncul beberapa kali dalam bab ini. Banyak orang memiliki
reaksi negatif terhadap kata ini dan, bagi asosiasi, itu adalah sikap negatif terhadap
penyelidikan ilmiah tentang perilaku manusia. Prasangka peneliti yang dingin dan penuh
perhitungan tentang memanipulasi situasi dan mempertajam keinginan mereka dalam
pengejaran sains tanpa henti yang mungkin kita juga memiliki hal tersebut di beberapa
bagian, tetapi itu sepenuhnya asing bagi semangat dan pelaksanaan penelitian psikologis
kontemporer.
Psikolog I/0 profesional, bersama dengan kolega mereka mengejar minat lain di
bidang psikologi, berkomitmen untuk melakukan penelitian etis. Perdebatan tentang arti
sebenarnya dari perilaku ini sering terjadi, tetapi memang sudah seharusnya demikian.
Masalah etika baru muncul dan yang lama tetap ada; debat adalah cara di mana masalah
tersebut dapat diklarifikasi. Beberapa psikolog, seperti yang digambarkan dalam psikologi di
tempat kerja yang membuka bab ini, mulai mengumpulkan data empiris untuk membantu
proses ini.
Asosiasi psikologi amerika memiliki Komite Etika yang berdiri untuk membantu
dalam klarifikasi masalah, menyelidiki dugaan pelanggaran etika, dan merumuskan prinsip-
prinsip etika yang memenuhi konsensus keanggotaannya. Dalam bentuk yang di
publikasikan, ini merupakan "Prinsip Etika Psikolog dan Kode Etik" (APA, 1992). Dokumen
ini diterbitkan secara berkala, seperti juga Prinsip Etis dalam Melakukan Penelitian dengan
Peserta Manusia (APA, 1982), pedoman standar APA untuk melakukan penelitian psikologis
yang melibatkan subyek manusia.