Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar belakang
Memasuki era globalisasi ini, semua sektor mulai dari
adat istiadat, budaya, teknologi, bisnis, hingga perekonomian
mengalami perkembangan yang pesat. Perkembangan ini
membawa masalah masalah dalam kehidupan. Dampak
positif yang timbul dari perkembangan ini menuntut kita
dapat mengikuti perkembangan agar tidak tertinggal. Dan
dampak negatif yang timbul dari perkembangan ini juga
menuntut kita untuk dapat mengatasi keadaan keadaan
yang mungkin akan terjadi.
Masalah masalah yang terjadi pun bersifat kompleks.
Sehingga dalam mengatasi masalah masalah yang terjadi
harus dilakukan sebuah penelitian agar masalah tersebut
dapat terselesaikan dengan efektif dan tepat.
Penelitian merupakan kegiatan yang sistematis mulai
dari mengumpulkan informasi informasi terkait dengan
masalah
yang
dihadapi
kemudian
memproses
dan
menyimpulkannya sehingga dihasilkan beberapa alternative
dalam menyelesaikan masalah tersebut.
Seorang peneliti yang baik tentunya akan meneliti
masalah yang dihadapi dengan cermat. Tentang masalah apa
yang terjadi, bagaimana masalah itu bisa terjadi, apa
penyebab masalah tersebut, faktor pendukungnya, dampak
dari masalah tersebut, dan semacamnya. Sehingga penelitian
yang dilakukan dapat menjelaskan dan menerangkan tentang
hal tersebut.

B.

Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan diatas
1

C.

D.

maka dapat kami rumuskan permasalahan permasalahan


sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan penelitian ?
2. Apa yang dimaksud dengan penelitian bisnis ?
3. Bagaimana hubungan penelitian dengan efektifitas
manajerial ?
Tujuan
Adapun tujuan-tujuan pembuatan makalah ini yaitu :
1. Tujuan umum
Makalah ini bertujuan untuk memberi informasi
mengenai pengantar penelitian..
2. Tujuan khusus
Secara khusus pembuatan makalah ini bertujuan
untuk memenuhi nilai tugas kelompok dengan mata kuliah
Metodologi Penelitian.
Manfaat
Dalam pembuatan makalah ini diharapkan dapat
memberikan berbagai manfaat bagi seluruh pihak, sebagai
berikut :
1. Manfaat untuk lembaga
a. Sebagai bahan referensi bagi perpustakaan
b. Sebagai dokumentasi kerja mahasiswa pada dosen
2. Manfaat untuk diri sendiri
a. Sebagai uji materi akan pembelajaran
b. Sebagai media dalam pembahasan materi
3. Manfaat untuk orang lain
a. Dapat membantu memberikan pengetahuan tentang
penelitian.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi penelitian
Kata penelitian menurut kamus besar bahasa Indonesia
(2015) adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis,

dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan


objektiv untuk memecahkan suatu persoalan atau mnguji
suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip prinsip
umum. Menurut sekaran (2007:4) Penelitian adalah proses
menemukan solusi masalah setelah melakukan studi yang
mendalam dan menganalisis faktor situasi. Sedangkan
subiyanto (1993:1) berpendapat, penelitian merupakan
Proses pencarian kebenaran atau pembuktian terhadap
phenomena yang dihadapi dengan melalui prosedur kerja
tertentu. Penelitian menurut Parson dalam fathoni (2005:8)
adalah pencarian atas sesuatu (inquiry) secara sistematis
dengan penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap
masalah- masalah yang dapat dipecahkan.
Dari beberapa pendapat para ahli mengenai penelitian
maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bukanlah
penelitian ilmiah yang kegiatannya dilakukan di dalam lab,
penelitian dalam hal ini dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan
menyimpulkan data secara terorganisir yang berhubungan
dengan masalah yang akan diselesaikan dengan tujuan
memperoleh hasil solusi dari masalah tersebut. Penelitian
dapat diartikan juga sebagai pencarian pengetahuan dan
pemberian arti yang terus- menerus terhadap sesuatu dan
penelitian juga merupakan percobaan yang hati- hati dan
kritis untuk menemukan sesuatu yang baru.
Penelitian menolong seseorang dalam mengambil
keputusan. Misalnya, dalam suatu perusahaan seorang
manajer dituntut harus segera mengambil suatu keputusan
untuk menyelesaikan masalah yang terjadi, dalam mengambil
keputusan manajer tersebut melakukan penelitian dan studi
mendalam dengan mengumpulkan informasi - informasi dari
berbagai sumber mengenai masalah tersebut sehingga
didapati beberapa alternative untuk menyelesaikan masalah.
Penelitian berperan dalam menghasilkan alternative yang
dapat diterapkan untuk pengambilan keputusan yang efektif
dalam menyelesaikan masalah. Biasanya pengambilan
keputusan dilakukan oleh seorang manajer, maka dari itu
3

seorang manajer harus mengetahui tentang penelitian agar


dapat membuat keputusan - keputusan yang tepat.
B. Penelitian bisnis
1. Definisi penelitian bisnis
Menurut Buchari Alma (sugiyono, 2013:41) bisnis
adalah

Sejumlah total usaha yang meliputi bidang pertanian,


produksi, konstruksi, distribusi, transportasi, komunikasi,
perhotelan, usaha jasa dan pemerintahan, yang bergerak
dalam bidang membuat dan memasarkan barang dan jasa
ke konsumen.

Jadi menurut pendapat kami bisnis adalah suatu


usaha atau kegiatan di berbagai bidang yang meliputi
kegiatan membuat dan memasarkan produk usaha ke
konsumen.
Setelah mengetahui arti dari bisnis itu sendiri,
selanjutnya yaitu mengenai penelitian bisnis. Menurut
sekaran (2007:6) penelitian bisnis adalah usaha yang
sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah
spesifik yang dihadapi dalam konteks dunia kerja, yang
membutuhkan sebuah solusi. Menurut zikmund dalam
Hartono (2004:3) penelitian bisnis adalah suatu proses
sistematis dan obyektif yang meliputi pengumpulan,
analisis data untuk membantu pengambilan keputusan
bisnis.
Dari pengertian menurut para ahli mengenai
penelitian bisnis maka dapat disimpulkan bahwa
penelitian bisnis merupakan suatu proses atau kegiatan
secara sistematis dengan melakukan studi mendalam
mengenai masalah bisnis yang dihadapi dengan tujuan
memperoleh solusi untuk masalah tersebut.
Ketika manajer membuat keputusan dalam
menyelesaikan
masalah
yang
terjadi
tanpa
dilakukannya penelitian terlebih dahulu maka keputusan
yang diambil akan kurang efektif dan bahkan dapat

membuat keputusan yang salah. Seorang manajer yang


melibatkan penelitian dalam pengambilan keputusan
maka keputusan yang diambil akan lebih efektif karena
berdasarkan berbagai sumber informasi dan studi yang
mendalam mengenai masalah tersebut.
2. Penelitian dan manajer
Hartono (2004:2) mengatakan, Mengapa Manajer
Perlu Mempelajari Penelitian? Metode penelitian
memberikan pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan untuk mengatasi masalah serta menghadapi
tantangan lingkungan di mana pengambilan keputusan
harus dilakukan dengan cepat. Keputusan yang diambil
akan bersifat lebih ilmiah jika dilakukan melalui proses
penelitian.Ada dua faktor yang mendorong perhatian
dalam pengambilan keputusan yang ilmiah: (1)
kebutuhan manajer akan informasi yang lebih banyak
dan lebih baik, (2) tersedianya teknik dan peralatan
yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan itu. Manajer
masa depan dituntut untuk mengetahui lebih banyak
hal dibandingkan manajer masa lalu. Untuk ini,
penelitian akan memberikan kontribusi yang cukup
besar. Penelitian bisnis merupakan satu diantara alat
manajerial yang penting dalam proses pengambilan
keputusan. Akhir-akhir ini, penelitian bisnis menjadi
fondasi untuk meningkatkan laba perusahaan juga
mendorong
perusahaan
tetap
bertahan
dalam
menjalankan
usahanya.
Penelitian
bisnis
dapat
mendukung efektifitas manajemen dalam proses
pengambilan
keputusan.
Penelitian
bisnis
ini
bermanfaat untuk mengurangi ketidakpastian dengan
menyediakan informasi yang akurat untuk memperbaiki
proses pembuatan keputusan itu. Para manajer merasa
bahwa pengetahuan tentang metode-metode penelitian
akan berguna dalam banyak hal. Bagi mahasiswa saat
ini pentingnya mempelajari penelitian bukan hanya
sebagai dasar untuk penulisan skripsi atau tesis saja,
5

akan tetapi juga untuk pelatihan dalam metode ilmiah


serta penerapannya dalam pengambilan keputusan.
Dengan kata lain, mempelajari dan melakukan
penelitian pada saat kuliah merupakan suatu pelatihan
bagi mahasiswa tersebut dalam mengambil keputusan.
Sedangkan menurut Cooper & Emory dalam
Hartono (2004:3) , ada beberapa alasan yang dapat
dikemukakan
mengapa
seorang
perlu
memiliki
keterampilan dalam bidang penelitian, di antaranya
adalah:
a. Seorang manajer sering memerlukan lebih banyak
informasi sebelum mengambil keputusan tertentu.
Jika manajer tersebut memiliki keterbatasan
kemampuan dan juga tidak mempunyai bawahan
yang memiliki kemampuan untuk mencari informasi
tersebut, maka manajer tersebut harus mencari
sendiri dengan keterampilan yang terbatas atau
tidak mencari informasi itu.
b. Jika Anda sebagai karyawan baru, diminta oleh
atasan Anda untuk melakukan suatu penelitian, hal
ini merupakan kesempatan bagi Anda untuk
menunjukkan kesan baik kepada atasan Anda.
c. Jika Anda memiliki keterampilan penelitian, maka
Anda dapat menilai proposal yang diajukan oleh
konsultan yang akan melakukan penelitian untuk
perusahaan yang Anda pimpin. Anda juga dapat
menilai dari desain penelitian yang dipakai apakah
hasil penelitiannya akan bermanfaat atau tidak,
apakah tujuan penelitian akan tercapai atau tidak.
Jadi, kesimpulan yang didapat dari beberapa
pendapat diatas adalah Dalam dunia bisnis, manajer
dituntut untuk menyelesaikan masalah masalah mulai
dari skala kecil hingga skala yang besar setiap harinya.
Masalah yang dihadapi pun bersifat kompleks mulai dari
masalah internal maupun masalah eksternal.
Dalam suatu perusahaan, penelitian terhadap
masalah internal maupun eksternal. sangat dibutuhkan.

Penelitian terhadap masalah internal seperti dalam


departemen keuangan, akuntansi, manajemen, hingga
departemen pemasaran. Dalam departemen keuangan,
pasar saham, rasio keuangan, keuangan perusahaan,
keuangan antar perusahaan, pendanaan perusahaan
dan semacamnya merupakan focus dalam penelitian
departemen keuangan. Dalam departemen akuntansi,
manajer akuntansi biasanya melakukan penelitian
dalam hal metode pencatatan, metode penyusutan,
pencatatan persediaan, hingga perhitungan pajak.
Penelitian
di
departemen
manajemen
meliputi
perekrutan karyawan, sikap dan perilaku karyawan,
strategi manajemen. Manajer departemen pemasaran
biasanya melakukan penelitian mengenai pemasaran
produk,
strategi
pemasaran,
hubungan
dengan
konsumen, persaingan dalam memasarkan produk dan
lain sebagainya.
Tidak hanya penelitian internal, perusahaan juga
melakukan penelitian eksternal. Penelitian ini meliputi
keadaan perekonomian saat ini maupun saat yang akan
datang, keadaan politik yang terjadi di dalam negeri,
keadaan pasar, keadaan lingkungan, hingga teknologi
yang berkembang saat ini. Hal ini harus diteliti oleh
manajer agar perusahaan dapat terus berjalan dan
tidak terhambat karena masalah masalah yang timbul
dari faktor eksternal tersebut.
C. Penelitian : Terapan & Dasar
Menurut Arikunto; Sekaran; Sugiyono; Thomas dalam
juliandi, dkk., (2014a:9), banyak ahli membedakan penelitian
dalam
berbagai
bentuk,
seperti
penelitian
dasar
(basic/fundamental) dan terapan (applied), penelitian
kualitatif (qualitative) dan kuantitatif (quantitative), penelitian
laboratorium (laboratory), lapangan (field), penelitian
permasalahan deskriptif (descriptive), asosiatif (assosiative),
komparatif (comparative).
1. Penelitian Dasar.

Penelitian dasar menurut Connaway & Powell


dalam juliandi, dkk., (2014b:10) adalah dasar memiliki
kecenderungan kepada hal- hal yang bersifat teoritis,
seperti menemukan konsep- konsep baru, membangun
teori. Sementara itu penelitian terapan berorientasi
kepada
kegiatan
menghasilkan
informasi
yang
digunakan untuk memecahkan permasalahan actual
dan praktis dalam kehidupan manusia. Penelitian dasar
umumnya dilakukan oleh para ilmuan yang berasal dari
kalangan
akademis,
walaupun
tidak
tertutup
kemungkinan orang- orang di luar akademis. Produk
yang dihasilkan adalah pengetahuan yang bersifat
teoritis, konseptual, untuk suatu bidang ilmu tertentu.
Teori- teori yang dihasilkan oleh seseorang terusmenerus dikembangkan melalui penelitian dasar
sehingga teori yang ada lebih sempurna dan mendekati
kebenaran.
Sedangkan Fathoni (2005:96) mengatakan bahwa,
penelitian dasar yaitu penelitian yang bermula dari
kenyataan objektif yang diamati secara empiric,
kemudian ditelaah melalui analisis untuk disusun
sebagai laporan ilmiah. Penelitian macam ini biasanya
dilakukan untuk tujuan suatu teori melalui pengujian
hipotesis, yang dirumuskan berdasarkan kenyataan
yang dihadapi, bukan berdasarkan teori tertentu karena
belum ada teori yang berkaitan dengan kenyataan
objektif yang sedang diamati.
Dari pengertian menurut para ahli mengenai
penelitian dasar maka dapat disimpulkan bahwa
penelitian dasar adalah penelitian berupa pemikiran
seseorang atau individu yang bersifat teoritis yang
hasilnya baru bisa dimanfaatkan untuk sesuatu dalam
hidup setelah dilanjutkan kepada penelitian terapan.
2. Penelitian Terapan.
Menurut Gay, Mills, Airasian dalam juliandi, dkk.,
(2014:11),
penelitian
terapan
berbeda
dengan
penelitian dasar, penelitian terapan banyak dilakukan

untuk memcahkan masalah praktis hidup manusia.


Penelitian terapan biasanya merujuk kepada teori- teori
yang dihasilkan oleh penelitian dasar. Peneliti
mengembangkan produk- produk tertentu sehingga
benar- benar bermanfaat untuk kehidupan manusia
dalam rangka menyelesaikan berbagai persoalan yang
dihadapi. Produk- produk yang ditemua sehari- hari
disekeliling kita merupakan contoh dari hasil penelitian
terapan. Produk- produk yang ada dimanfatkan
sehingga manusia tidak lagi terlalu sulit melakukan
sesuatu dalam hidupnya.
Sedangkan
fathoni
(2005:98)
berpendapat,
bahwa secara umum, penelitian terapan yaitu suatu
penelitian yang digunakan untuk kepentingan praktis,
baik untuk pengembangan atau perbaikan tata dan nilai
social maupun tata nilai ekonomi.
Jadi, penelitian terapan merupakan penelitian
yang bermanfaat dengan penelitian dasar yakni
menyediakan data untuk mendukung, mengarahkan,
dan merevisi teori yang dikembangkan sebelumnya
didalam penelitian dasar.
D. Manajer dan Penelitian
Manajer tidak diharuskan memiliki pengetahuan
penelitian, walaupun manajer tidak melakukan penelitian apa
pun sendiri sebagai seorang manajer tetapi perlu memahami,
memperkirakan, dan mengendalikan peristiwa yang dapat
merugikan organisasi. Misalnya suatu perusahaan mengalami
masalah dalam pengelolaan keuangan. Penguasaan terhadap
metode penelitian dapat membuat manajer mampu untuk
memahami dan menganalisis penyebab, dampak, dan solusi
atas masalah tersebut.
Alasan mengapa manajer profesional saat ini perlu
mengetahui tentang metode penelitian adalah bahwa
penelitian
dapat
membuat
manajer
mampu
dalam
menghadapi permasalahan permasalahan yang terjadi.
Sehingga jelas terlihat perbedaan antara manajer yang
menggunakan dan tidak menggunakan penelitian dalam

menghadapi berbagai masalah yang terjadi.


Sekaran (2007:15-16) mengatakan bahwa, memahami
penelitian dan metode penelitian membantu manajer
profesional untuk:
1. Mengenali dan secara efektif memecahkan masalah kecil
dalam konteks pekerjaan
2. Mengetahui bagaimana membedakan penelitian yang baik
dan yang buruk
3. Menghargai dan terus-menerus menyadari berbagai
pengaruh dan efek dari faktor-faktor terkait dalam suatu
situasi
4. Memperhitungkan risiko dalam pengambilan keputusan,
mengetahui sepenuhnya probabilitas yang terkait dengan
kemungkinan keluaran yang berbeda
5. Mencegah
kepentingan
pribadi
yang
mungkin
mempengaruhi situasi
6. Berhubungan dengan peneliti dan konsultan yang disewa
secara lebih efektif
7. Menggabungkan pengalaman dengan pengetahuan ilmiah
ketika mengambil keputusan.
E. Manajer dan Konsultan Peneliti
Menurut sekaran (2007:16), konsultan peneliti kerap kali
diperlukan oleh seorang manajer untuk meneliti beberapa
masalah yang sulit untuk dipecahkan dan memakan banyak
waktu untuk itu semua. Untuk itu, manajer harus mengetahui
bagaimana
menemukan dan memilih peneliti yang
profesional.
1. Menemukan dan Memilih Peneliti
Menemukan dan memilih peneliti dapat dilakukan
manajer dengan cara menghubungi perusahaan
konsultan yang di dalamnya terdapat banyak individu
yang dapat disewa sesuai dengan keahlian dan bidang
bidang
yang
bersangkutan.
Sebelum
manejer
menggunakan jasa peneliti yang akan disewa sebaiknya
manajer terlebih dahulu memeriksa keahlian dan asal
institusi peneliti tersebut untuk mengetahui apakah
peneliti professional atau tidak.
2. Hubungan Manajer Peneliti

10

Manajer memiliki berbagai masalah dalam


pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. Salah
satu masalahnya adalah seringkali manajer tidak
memiliki bekal khusus untuk meneliti permasalahan
tersebut. Disinilah, peran seorang peneliti dibutuhkan.
Tetapi,
bagaimanapun
manajer
seharusnya
memahami penelitian walaupun tidak sedalam seorang
konsultan atau peneliti khusus. Hal ini dilakukan agar
terjalin interaksi yang efektif dengan tim peneliti. Selain
itu hubungan yang baik antara manajer dan peneliti
dapat mempercepat penelitian karena dapat lebih
mudah dalam mencari informasi informasi terkait
masalah yang akan diteliti.
3. Nilai Nilai
Terkadang, penelitian yang dilakukan seorang
peneliti tidak sesuai dengan nilai nilai yang dipegang
teguh oleh perusahaan. Misalnya masalah promosi,
dalam masalah ini perusahaan memiliki tujuan untuk
meningkatkan
penjualan
akan
tetapi
peneliti
beranggapan bahwa tujuan promosi adalah untuk
membuat konsumen mengenal merk produk. Tentu saja
hal ini dapat membuat hasil penelitian berbeda dengan
harapan perusahaan.
Tetapi, hal tersebut dapat diatasi dengan cara
mendiskusikan kembali orientasi nilai mereka melalui
pertukaran informasi yang sesuai kebenarannya.
Sehingga peneliti dapat mengklasifikasi penelitian lebih
lanjut agar sesuai dengan yang diharapkan manajer dan
peneliti.
Kesimpulan yang dapat di ambil dari beberapa poin di
atas adalah seorang manajer yang ingin menyewa peneliti
harus memperhatikan beberapa aspek, mulai dari memilih
peneliti yang kompeten, mengetahui apa yang diinginkan
perusahaan, dan pastinya mampu bekerjasama dengan
lingkungan perusahaan itu sediri khususnya manajer. Agar
terjalin suatu kerjasama yang baik untuk mencapai harapan
yang diinginkan.

11

F. Konsultan/ Peneliti Internal versus Eksternal


Konsultan peneliti terbagi menjadi dua, yaitu konsultan
peneliti internal dan konsultan peneliti eksternal.
1. Konsultan/ Peneliti Internal
Sejumlah organisasi mempunyai departemen
konsultan atau penelitian sendiri, yang mungkin
dinamakan
Departemen
Layanan
Manajemen,
Departemen Organisasi dan Metode, R & D (reseach
and
development
department),
atau
lainnya.
Departemen tersebut berperan sebagai konsultan untuk
subunit dalam organisasi yang menghadapi masalah
tertentu dan memerlukan bantuan. Manajer sering
harus memutuskan apakah menggunakan peneliti
internal atau eksternal. Untuk mencapai keputusan,
manajer harus menyadari kekuatan dan kelemahan
keduanya, dan menimbang keuntungan dan kerugian
menggunakan
salah
satunya.
Menurut
Sekaran
(2007:18)
Konsultan
peneliti
internal
memiliki
keuntungan dan kerugian yaitu :
a. Keuntungan Konsultan/ Peneliti Internal
Ada
setidaknya
empat
keuntungan
dalam
menggunakan tim internal untuk melakukan proyek
penelitian :
1. Tim internal akan lebih mungkin diterima oleh
karyawan dalam subunit organisasi di mana
penelitian perlu dilakukan.
2. Tim akan memerlukan lebih sedikit waktu untuk
memahami struktur, filosofi dan suasana, serta
fungsi dan system kerja organisasi.
3. Mereka akan dapat melaksanakan rekomendasi
setelah temuan penelitian diterima.
4. Tim internal mungkin menelan jauh lebih baik
sedikit biaya dibanding tim eksternal untuk
departemen yang memerlukan bantuan dalam
pemecahan masalah, sebab mereka hanya
membutuhkan sedikit waktu untuk memahami
system karena keterlibatan mereka yang terusmenerus dengan berbagai unit dalam organisasi.
12

b. Kerugian Konsultan/ Peneliti Internal


Ada pula kerugian tertentu dalam menggunakan tim
peneliti internal untuk tujuan pemecahan masalah.
Empat hal yang paling kritis adalah:
1. Dalam konteks masa kerja mereka yang panjang
sebagai konsultan internal, tim internal sangat
mungkin jatuh ke dalam cara pandang stereotip
dalam melihat organisasi dan masalahnya.
2. Ada keleluasan bagi koalisi kekuasaan tertentu
dalam organisasi untuk mempengaruhi tim
internal maenyembunyikan, menyimpangkan,
atau mengubah fakta tertentu.
3. Terdapat kemungkinan bahwa, bahkan tim
penelitian internal yang paling berkualifikasi
tinggi tidak dianggap sebagai pakar oleh staf
dan
manajemen,
dan
oleh
karena
itu
rekomendasi mereka tidak memperoleh cukup
pertimbangan dan perhatian yang layak.
4. Bias organisasi tertentu terhadap tim penelitian
internal dalam beberapa hal dapat membuat
temuan menjadi kurang objektif dan sebagai
konsekuensinya kurang ilmiah
2. Konsultan/ Peneliti Eksternal
Kerugian dari tim peneliti internal sebaliknya
merupakan keuntungan tim eksternal. Menurut Sekaran
(2007:19) Konsultan peneliti eksternal memiliki
keuntungan dan kerugian yaitu :
a. Keuntungan Konsultan Eksternal
1. Tim eksternal dapat menerapkan kekayaan
pengalaman yang diperoleh dari bekerja dengan
berbagai tipe organisasi yang mempunyai jenis
masalah yang sama atau mirip.
2. Tim eksternal, terutama dari perusahaan
penelitian dan konsultan terkemuka, mungkin
mempunyai lebih banyak pengetahuan mengenai
model- model pemecahan masalah yang terkini
dan tercanggih yang diperoleh melalui program
penelitian periodic mereka, yang mungkin tidak
13

memiliki oleh tim dalam organisasi.


b. Kerugian Konsultan Eksternal
1. Biaya sewa tim penelitian eksternal biasanya
mahal dan cenderung dihindari, kecuali jika
masalah sangat kritis
2. Selain waktu banyak yang tim eksternal perlukan
untuk memahami organisasi yang akan diteliti,
mereka jarang memperoleh sambutan hangat,
pun tidak dengan serta merta diterima oleh
karyawan. Departemen dan orang yang akan
terpengaruh oleh studi penelitian mungkin
menganggap tim studi sebagai ancaman dan
menentang mereka. Karena itu, meminta
dukungan karyawan dan memperoleh kerjasama
mereka dalam studi adalah sedikit lebih sulit dan
memakan
waktu
bahi
peneliti
eksternal
disbanding tim internal.
3. Tim eksternal juga membebankan biaya tambhan
untuk bantuan mereka dalam fase implementasu
dan evaluasi.
Peneliti internal maupun eksternal masing- masing
mempunyai kelebihan dan kelemahan. Untuk itu selaku
manajer sebagai pembuat keputusan, harus mampu memilih
mana yang lebih dibutuhkan oleh perusahaan dalam
melakukan penelitian.
G. Pengetahuan tentang Penelitian dan Efektivitas Manajerial
Seorang manajer yang profesional tidak terlepas dari
ilmu pengetahuan tentang penelitian yang akan mendukung
kinerjanya
sebagai
seorang
manajer.
Manajer
bertanggungjawab tehadap hasil akhir dengan mengambil
keputusan yang tepat di tempat kerja. Sekaran (2007:22)
mengatakan
bahwa
pengetahuan
tentang
penelitian
meningkatkan kepekaan manajer tehadap banyak sekali
faktor internal dan ekstenal dari berbagai sifat yang berlaku
14

dalam lingkungan kerja dan organisasi mereka. Oleh karena


itu pengetahuan mengenai penelitian sangat bermanfaat bagi
manajer.
Ilmu pengetahuan tentang penlitian melahirkan hal-hal
baru dan inovatif yang mempermudah manusia dalam
kegiatan sehari-hari, salah satunya adalah teknologi yang
selalu berkembang dengan adanya pengetahuan tentang
penelitian. Tebukti saat ini dengan adanya teknologi
masayarakat sekarang ini dimanjakan dengan adanya toko
online yang semakin mempermudah masyarakat dalam
berbelanja. Dengan adanya hal tersebut, seoang manajer
dituntut untuk memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan
mengikuti arus jaman sehingga dapat menemukan peluangpeluang usaha yang dapat menguntungkan perusahaan.
Ilmu pengetahuan dan pelitian beguna untuk
mengetahui infomasi dan kebenaan akan sesuatu hal yang
dapat dijelaskan secara ilmiah sehingga dapa diaplikasikan
seoang manajer kedalam lingkungan kejanya dan dapt
meningkatkan kualitas manajer tesebut dalam memimpin
organisasi yang dipimpinnya dengan mengambil keputusankeputusan yang bijak sehingga menimbulkan efektifitas
manajerial yang baik dalam organisasi tersebut.
Keefektifiasan manajerial akan telihat apablia seorang
manajer dapat memimpin organisasi yang dipimpinnya secara
baik sebagaimana seharusnya pemimpin
yang akan
berdampak pada kenyamanan di lingkungan kerja sehingga
dapat
meningkatkan
motivasi
para
bawahan
yang
dipimpinnya.
H. Etika dan penelitian bisnis
Etika berasal dari bahasa Yunani etos yang artinya
tradisi, kebiasaan. Etika menurut pendapat para ahli yaitu :
a. O.P. Simorangkir : etika atau etik sebagai pandangan
manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang
baik.
b. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori
tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari
segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh

15

akal.
c. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang
berbicara mengenai nilai dan norma moral yang
menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.
Berdasarkan pendapat para ahli maka etika adalah
teori dan pandangan mengenai baik dan buruk perilaku serta
memuat tentang tugas dan kewajiban.
Kode Etik Pelaku Penelitian Pedoman yang digunakan
oleh institusi penelitian dalam memandu setiap pelaku
penelitian yang bernaung di dalamnya untuk berperilaku baik
dan dijadikan landasan keputusan dalam memberikan sanksi
bagi pelaku penelitian yang berperilaku buruk.
Dalam melakukan penelitian bisnis harus disertai
dengan etika. Perilaku etis ini meliputi etika dalam
mengumpulkan data, analisis, pelaporan, dan penyebarluasan
hasil penelitian terhadap pihak pihak yang dituju.
Misalnya dalam etika mengumpulkan data, data data
yang bersifat rahasia harus meminta perizinan penggunaan
data terlebih dahulu sebelum menggunakannya. Dan etika
dalam penyebarluasan
hasil penelitian juga tidak boleh
disebarluaskan selain kepada pihak yang berkepentingan.
Fabrikasi, falsifikasi, dan plagiarisme merupakan
tindakan tidak terpuji yang secara universal dikutuk. Fabrikasi
merupakan tindakan membuat data dengan tanpa melakukan
kegiatan penelitian atau membuat data yang tidak
berhubungan sama sekali dengan kegiatan penelitian yang
dilakukan. Kemudian berdasarkan data yang direkayasa
tersebut dibuat suatu kesimpulan penelitian. Hasil yang
direkayasa ini kemudian didokumentasikan dalam bentuk
laporan atau publikasi.
Falsifikasi merupakan tindakan memanipulasi bahan,
peralatan, atau proses penelitian; atau mengubah atau
menghapus sebagian data atau hasil penelitian; sehingga
penelitian menjadi tidak merepresentasikan secara akurat
sesuai dengan data asli yang tercatat. Falsifikasi data sering
dilakukan agar hasil, kesimpulan, atau rekomendasi dari
penelitian menjadi sesuai dengan yang diharapkan, misalnya

16

sesuai dengan hipotesis yang diajukan. Falsifikasi dapat saja


dilakukan oleh pelaku penelitian pemula yang tidak
memahami makna hipotesis dan tidak menyadari tentang
konsekuensi serius dari melakukan falsifikasi data.

BAB III
SIMPULAN
A. Penelitian adalah suatu kegiatan mengumpulkan, mengolah,
menganalisis, dan menyimpulkan data yang berhubungan
dengan masalah yang akan diselesaikan dengan tujuan
memperoleh hasil solusi dari masalah tersebut.
B. Penelitian bisnis merupakan suatu proses atau kegiatan
secara sistematis dengan melakukan studi mendalam
mengenai masalah bisnis yang dihadapi dengan tujuan

17

memperoleh solusi untuk masalah tersebut.


C. Penelitian dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Penelitian dasar
2. Penelitian terapan
D. Penelitian sangat bermanfaat bagi manajer dalam mengambil
keputusan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi

DAFTAR PUSTAKA

Fathoni, Abdurrahmat.2005.Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi.PT


RINEKA CIPTA : Jakarta.
Hartono. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis. Usu Press. Diakses 27September 2015,
darihttp://usupress.usu.ac.id/files/Metode%20Penelitian
%20Bisnis_Final_normal_bab%20%201.pdf
Juliandi, dkk.2014.Metode Penelitian Bisnis. Umsu Press:Medan.
Kamus Besar Bahasa Indonesia.http://kbbi.web.id/penelitian. diakses2 November
2015
Pedoman penyusunan KEPP.Diakses 2 November
q=system/files/perundangan/11225504921.pdf

2015.jdih.ristek.go.id/?

Sekaran, Uma.2007.Research Methods For Businesss Buku 1 Edisi 4.Salemba


18

Empat : Jakarta.
Subiyanto, Ibnu.1993.Metodologi Penelitian.Gunadarma : Jakarta.
Sugiyono.2013.Metodologi Penelitian Bisnis edisi 17.Alfabeta : Bandung.

19

Anda mungkin juga menyukai