Anda di halaman 1dari 8

RINGKASAN MATERI KULIAH

PENGENALAN METODOLOGI RISET


Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Positif
Dosen Pengampu : Imam Subekti, MSi., PhD., CA., Ak.

Disusun oleh:
Feby Sikalak (226020300111021)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2022
a. Pengantar Penelitian

Penelitian bisnis sebagai penyelidikan atau investigasi yang terkeloia, sistematis,


berdasarkan data, kritis, objektif, dan ilmiah terhadat) suatu masalah spesifik, yang dilakukan
dengan tujuan menemukan jawaban atau solusi terkait. Intinya, penelitian memberikan
informasi yang cliperlukan untuk memandu manajer mengambil keputusan yang terinfomasi
agar bisa memecahkan masalah secara sukses. Informasi yang diperoleh bisa berasal dari
analisis mendalam terhadap yang dikumpulkan dari tangan pertama, atau data yang telah
tersedia (dalam perusahaan, industri, archive, dan seterusnya). Data bisa kuantitatif (yang
umumnya diperoleh melalui pertanyaan terstruktur) atau kualitatif (yang dihasilkan dari
jawahan yang luas terhadap pertanyaan spesifik dalam wawancara, atau dari respons terhadap
pertanyaan terbuka dalam kuesioner, lewat observasi, atau dari informasi dari berbagai
sumber yang telah ada sebelumnya).

Dalam bisnis, penelitian terutama dilakukan untuk memecahkan isu-isu


problematik dalam, atau saling terkait di antara bidang akuntansi, keuangan, manajemen,
dan pemasaran. Dalam Akuntansi (Accounting), sistem, praktik, dan prosedur kendali
anggaran sering diperiksa. Metode biaya persediaan, akselerasi depresiasi,
kecenderungan pendapatan triwulan deret waktu, biaya transfer, tingkat pemulihan
kas, dan metode pajak adalah sejumlah bidang yang sering diteliti. Dalam Keuangan
(Finance), operasi institusi keuangan, rasio keuangan optimum, merger dan akuisisi,
leveraged buyout, keuangan antar perusahaan, pendapatan hipotek, perilaku pasar saham,
dan semacamnya, menjadi fokus investigasi. Penelitian Manajemen (Management) bisa
mencakup studi sikap dan perilaku karyawan, manajemen sumber daya manusia,
pengaruh peruhahan demografis terhadap praktik manajemen, manajemen operasi
produksi, formulasi strategi, sistem informasi, dan semacamnya. Penelitian Pemasaran
(Marketing) dapat meliputi isu-isu yang berkaitan dengan citra produk, iklan,
promosi penjualan, distribusi, pengemasan, harga, layanan pumajual, preferensi
konsumen, pengembangan produk baru, dan aspek pemasaran lainnya.
b. Tipe riset bisnis

Penelitian dapat dilakukan untuk dua tujuan berbeda. Yang satu adalah
untuk memecahkan masalah mutakhir yang dihadapi oleh manager dalam konteks
pekerjaan, yang menuntut solusi tepat waktu. Misalnya, sebuah produk tertentu
mungkin tidak laku dan manajer harus menemukan alasan di balik hal tersebut dalam
rangka mengambil tindakan perbaikan. Penelitian semacam itu disebut penelitian
terapan (applied research). Yang lain adalah untuk menghasilkan pokok pengetahuan
dengan berusaha memahami bagaimana masalah tertentu yang terjadi dalam organisasi
dapat diselesaikan. Ini disebut penelitian dasar (basic research). Sangat mungkin bahwa
sejumlah organisasi di kemudian hari menerapkan pengeratuan yang diperoleh
melalui temuan dan penelitian dasar semacam itu untuk memecahkan masalah mereka
sendiri. Misalnya, seorang profesor universitas mungkin tertarik untuk menyelidiki
faktor-faktor yang menyebabkan absensi, semata-mata sebagai minat akademik.
Setelah mengumpulkan informasi tentang topik ini dari beberapa institusi dan
menganalisis data, profesor tersebut mungkin menemukan faktor seperti jam kerja
yang tidak fleksibel, pelatihan karyawan yang tidak memadai, dan moral yang
rendah sebagai hal-hal yang memengaruhi absensi. Belakangan, seorang manajer yang
menghadapi absensi karyawan dalam organisasinya dapat menggunakan informasi
tersebut untuk menentukan jika faktor-faktor tersebut relevan dengan kondisi kerja di
perusahaannya.
Dengan demikian, penelitian yang dilakukan dengan maksud menerapkan hasil
temuan untuk memecahkan masalah spesifik yang sedang dialami dalam perusahaan disebut
penelitian terapan (applied research). Penelitian yang terutama dilakukan untuk
meningkatkan pemahaman terhadap masalah tertentu yang kerap terjadi dalam konteks
organisasi dan mencari metode untuk memecahkannya disebut penelitian dasar atau
fundamental (basic or fundamental research). Hal tersebut juga dikenal sebagai penelitian
mumi (pure research). Penemuan dari penelitian semacam itu berkontribusi terhadap
pengembangan pengetahuan dalam berbagai bidang fungsional bisnis. Pengetahuan seperti
itu biasanya belakangan diterapkan dalam konteks pemecahan masalah organisasi.
c. Etika dan Rist Bisnis
- Etika dalam penelitian bisnis mengacu pada kode etik atau norma perilaku
social yang diharapkan ketika melakukan penelitian. Kode etik berlaku bagi
organisasi dan anggota yang mensponsori penelitian, peneliti yang
melakukan penelitian, dan responden yang memberikan data yang diperlukan.
Ketaatan terhadap etika dimulai dengan orang yang mengadakan penelitian,
yang harus melakukannya dengan sungguh-sungguh, memerhatikan indikasi
basil penelitian, melepaskan ego, dan merigejar kepentingan organisasi alih-alih
diri sendiri. Kode etik juga harus dicerminkan dalam perilaku peneliti yang
melakukan investigasi, partisipan yang memberikan data, analis yang
memberikan basil, dan seluruh tim penelitian yang menyajikan interpretasi hasil
dan menyarankan solusi altematif.
- Dengan demikian, perilaku etis meliputi setiap langkah dalam proses penelitian -
pengumpulan data, analisis data, pelaporan, dan penyebaran informasi di Intemet, jika
kegiatan tersebut dilakukan. Ada jumal bisnis seperti Joumal of Business Ethics
dan Business Ethics Quarterly yang terutama ditujukan untuk isu etika dalam
bisnis. American Psychological Association telah Menyusun pedoman
tertentu untuk melakukan penelitian ; memastikan bahwa penelitian organisasi
dilakukan dengan cara yang etis dan kepentingan semua orang dinaungi.
d. Hallmarks riset ilmiah
Dua jenis penelitian yang telah dijelaskan diatas yakni penelitian terapan dan
penelitian dasar. Pada dasarnya kedua penelitian tersebut dilakukan secara ilmiah.
Oleh karena itu, penting untuk memahami istilah ilmiah secara lebih mendalam.
Penelitian ilmiah berfokus pada pemecahan masalah yang dilakukan dengan langkah-
langkah logis, terorganisir, dan metode yang kuat untuk mengidentifikasi masalah,
mengumpulkan data, menganalisis hingga menarik kesimpulan dari sebuah temuan.
Dengan demikian penelitian ilmiah bukan berdasarkan pada firasat, pengalaman, dan
instuisi sehingga penelitian ini cenderung lebih objektif. Penelitian ilmiah berperan
penting bagi peneliti untuk dapat menyatakan temuan mereka secara akurat, apa
adanya, dan percaya diri.
Terdapat ciri-ciri utama dalam penelitian ilmiah:
a. Purposiveness, yaitu penelitian harus memiliki fokus dan tujuan yang jelas.
b. Rigor, yaitu memiliki dasar teori dan desain metodologi yang baik serta
relevan untuk menjawab masalah penelitian. Peneliti harus berhati-hati dan
teliti sehingga tingkat akurasi penyelidikan tinggi dan terhindar dari bias.
c. Testability, yaitu memiliki prosedur pengujian hipotesis yang jelas.
d. Replicability, yaitu pengujian dapat diulang untuk masalah penelitian yang
sama atau sejenis. Replikasi dimungkinkan oleh deskripsi rinci tentang
penjelasan desain penelitian, seperti metode pengambilan sampel dan metode
pengumpulan data yang digunakan.
e. Objectivity, yaitu berdasarkan fakta data aktual dan tidak subjektif atau
emosional. Semakin objektif interpretasi data, semakin ilmiah penyelidikan
penelitian itu.
f. Generalizability, yaitu semakin luas ruang lingkup penggunaan hasilnya akan
semakin berguna bagi para pengguna. Untuk generalisasi yang lebih luas,
desain pengambilan sampel penelitian harus dikembangkan secara logis dan
sejumlah langkah-langkah lainnya dalam metode pengumpulan data perlu
diikuti dengan cermat.
g. Precision, yaitu, mengacu pada kedekatan temuan dengan "kenyataan"
berdasarkan sampel yang diteliti. Presisi juga dapat mencerminkan tingkat
akurasi atau ketepatan hasil berdasarkan sampe terhadap apa yang
sesungguhnya ada atau terjadi.
h. Parsimony, yaitu kesederhanaan dalam memaparkan masalah dan penggunaan
metode penelitiannya. Hal ini selalu lebih disukai daripada kerangka penelitian
kompleks yang mempertimbangkan sejumlah faktor yang tidak dapat dikelola.
Oleh karena itu, pencapaian model pemecahan masalah yang bermakna dan
sederhana daripada kompleks, menjadi isu penting dalam penelitian.

e. Pendekatan-pendekatan alternatif dalam riset bisnis


Terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk penelitian
kontemporer dalam bisnis yang telah dikembangkan oleh para ahli sebelumnya:
1. Positivisma
Pandangan positivisma memandang dunia, sains, dan penelitian ilmiah sebagai
cara untuk memperoleh kebenaran. Positivisma percaya bahwa ada kebenaran
objektif diluar sana untuk memahami dunia dengan baik sehingga dapat
membuat prediksi dan pengendalian. Menurut pandangan ini, dunia beroperasi
dengan hukum sebab akibat yang dapat dilihat dengan pendekatan ilmiah.
Positivisma sangat menekankan pada ketelitian dan replikasi penelitian,
keandalan pengamatan, dan generalisasi temuan. Para peneliti yang menganut
paradigma ini menggunakan penalaran deduktif untuk mengajukan teori-teori
yang diuji melalui rancangan penelitian yang telah ditentukan. Metoda yang
populer dikalangan peneliti dengan paradigma positivisma adalah eksperimen
yang menguji hubungan sebab akibat melalui manipulasi dan observasi.
Beberapa positivis sepakat bahwa tujuan penelitian hanya untuk
menggambarkan fenomena yang diamati secara langsung dan diukur secara
objektif.
2. Konstruksionisma
Konstruksionisma berkembang sebagai bentuk kritik terhadap pandangan
positivisma yang menyatakan adanya kebenaran objektif. Kaum
konstruksionis berpandangan yang kontra bahwa dunia pada dasarnya adalah
mental atau konstruksi mental yang mana mereka tidak mencari kebenaran
objektif. Dengan demikian mereka memiliki tujuan yang berbeda dengan
pandangan positivis yakni untuk memahami aturan yang digunakan individu
salam memahami dunia dengan menyelediki apa yang ada dipikiran individu
tersebut. Artinya, konstruksionisma lebih menekankan pada bagaimana
individu membangun pengetahuan dan bagaimana pandangan individu tentang
dunia. Metoda penelitian yang diterapkan dalam pandangan ini seringkali
bersifat kualitatif. Salah satunya adalah focus group discussion dan wawancara
tidak terstruktur yang memungkinkan peneliti memperoleh data yang lebih
mendalam dan unik.
3. Realisma Kritis
Realisma kritis merupakan pandangan yang menjadi perantara ditengah
perdebatan mengenai positivisma dan konstruksionisma. Realisma kritis
merupakan gabungan dari kepercayaan pada realitas eksternal (kebenaran
objektif) dengan penolakan pernyataan bahwa realitas eksternal ini dapat
diukur secara objektif. Selain itu, realisma kritis merupakan pengamatan
terhadap fenomena yang tidak dapat diamati dan diukur secara langsung misal
kepuasan, motivasi, dan budaya yang akan selalu dapat diinterpretasikan.
Dengan demikian, realis kritis merupakan kemampuan untuk memahami dunia
dengan pasti. Menurut sudut pandang penganut realis kritis, fenomena seperti
emosi, perasaan dan sikap seringkali bersifat subjektif dan pengumpulan data
yang dilakukan tidak sempurna. Mereka juga percaya bahwa para peneliti pada
dasarnya bias. Oleh karena itu diperlukan triangulasi pada beberapa metode
dan pengamatan untuk memperoleh kesimpulan atau gagasan yang lebih baik
dan akurat.
4. Pragmatis
Sudut pandang pragmatis percaya bahwa penelitian tentang fenomena yang
objektif dan dapat diamati serta bermakan subjektif dapat menghasilkan
pengetahuan yang bermanfaat. Hal ini tergantung pada pertanyaan penelitian
yang digunakan. Fokus pandangan ini adalah pada penelitian praktis dan
terapan di mana sudut pandang yang berbeda pada penelitian dan subjek yang
diteliti sangat membantu dalam memecahkan masalah. Pragmatisme
menggambarkan penelitian sebagai proses di mana konsep dan teori adalah
generalisasi dari tindakan dan pengalaman masa lalu. Dengan demikian para
pragmatis menekankan sifat penelitian yang dibangun secara sosial, peneliti
yang berbeda ide dan penjelasan mengenai apa yang terjadi di lingkungan
sekitar. Pragmatis ia beranggapan bahwa kebenaran saat ini bersifat tentatif
(berubah-ubah) seiring berjalannya waktu. Sehingga hasil penelitian
dipandang sebagai kebenaran sementara. Bagi seorang pragmatis nilai
penelitian terletak pada relevansi praktisnya sedangkan tujuan teori adalah
untuk menginformasikan praktik.
Referensi

Sekaran, U. and Bougie, R. (2016) Research Methods for Business: A Skill-Building


Approach. 7th Edition, Wiley & Sons, West Sussex.

Neuman, W. (2014) Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches.


Pearson, Essex, UK.

Anda mungkin juga menyukai