PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Koperasi merupakan bagian dari tata susunan ekonomi, hal ini berarti bahwa dalam
kegiatannya koperasi turut mengambil bagian bagi tercapainya kehidupan ekonomi yang
sejahtera, baik bagi orang-orang yang menjadi anggota perkumpulan itu sendiri maupun untuk
masyarakat di sekitarnya. Koperasi sebagai perkumpulan untuk kesejahteraan bersama,
melakukan usaha dan kegiatan di bidang pemenuhan kebutuhan bersama dari para anggotannya.
Koperasi mempunyai peranan yang cukup besar dalam menyusun usaha bersama dari
orang-orang yang mempunyai kemampuan ekonomi terbatas. Dalam
rangka usaha untuk memajukan kedudukan rakyat yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas
tersebut, maka Pemerintah Indonesia memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan
perkumpulan-perkumpulan Koperasi.
Pemerintah Indonesia sangat berkepentingan dengan Koperasi, karena Koperasi di dalam
sistem perekonomian merupakan soko guru. Koperasi di Indonesia belum memiliki kemampuan
untuk menjalankan peranannya secara efektif dan kuat. Hal ini disebabkan Koperasi masih
menghadapai hambatan struktural dalam penguasaan faktor produksi khususnya permodalan.
Dengan demikian masih perlu perhatian yang lebih luas lagi oleh pemerintah agar keberadaan
Koperasi yang ada di Indonesia bisa benar-benar sebagai soko guru perekonomian Indonesia
yang merupakan sistem perekonomian yang yang dituangkan dalam Undang-Undang Dasar 1945
.
Cita-cita Koperasi memang sesuai dengan susunan kehidupan rakyat Indonesia. Meski
selalu mendapat rintangan, namun Koperasi tetap berkembang. Seiring dengan perkembangan
masyarakat, berkembang pula perundang-undangan yang digunakan. Perkembangan dan
perubahan perundang-undangan tersebut dimaksudkan agar dapat selalu mengikuti
perkembangan jaman. Sesuai latar belakang di atas maka penulis memilih judul tesis:
“Kehidupan Koperasi di Indonesia ”.
B. Perumusan Masalah
Di dalam penulisan karya ilmiah ini diperlukan sumber informasi yang luas agar didalam
penulisannya dapat memberikan arah yang menuju pada tujuan yang ingin dicapai, sehingga
dalam hal ini diperlukan adanya perumusan masalah yang akan menjadi pokok pembahasan di
dalam penulisan karya ilmiah ini agar dapat terhindar dari kesimpangsiuran dan ketidak
konsistenan di dalam penulisan. Permasalahan yang timbul dalam perkoperasian sangat luas dan
beragam. Karena itu, dalam karya ilmiah ini dipilih beberapa pokok permasalahan yang
diidentifikasi, yaitu:
1. Bagaimanakah sejarah perkembangan Koperasi di Indonesia?
2. Apakah pengertian koperasi?
3. Bagaimana lambang dan ciri-ciri koperasi?
4. Bagaimana unsur-unsur koperasi?
5. Bagaimana fungsi dan peran koperasi?
6. Bagaimana peranan koperasi dalam perekonomian indonesia?
7. Bagaimana prinsip, asas dan tujuan koperasi?
8. Bagaimana landasan koperasi di Indonesia?
9. Bagaimana bentuk dan jenis koperasi?
10. Bagaimana tingkatan dan perangkat organisasi koperasi?
11. Bagaimana modal dan cara mendirikan koperasi?
12. Bagaimana kelebihan dan kelemahan koperasi?
13. Apakah pengertian koperasi sekolah?
14. Bagaimana ciri-ciri, tujuan dan fungsi koperasi sekolah?
15. Bagaimana landasan pokok koperasi sekolah?
16. Bagaimana ketentuan keanggotaan, kepengurusan, serta modal dan lapangan usaha koperasi
sekolah?
17. Bagaimana struktur organisasi koperasi, dasar-dasar pertimbangan pendirian koperasi, serta
kelebihan dan kelemahan koperasi sekolah?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tentang sejarah perkembangan koperasi di Indonesia;
2. Untuk mengetahui pengertian koperasi
3. Untuk mengetahui lambang dan ciri-ciri koperasi.
4. Untuk mengetahui unsur-unsur koperasi.
5. Untuk mengetahui fungsi dan peran koperasi.
6. Untuk mengetahui peranan koperasi dalam perekonomian indonesia.
7. Untuk mengetahui prinsip, asas dan tujuan koperasi.
8. Untuk mengetahui landasan koperasi di Indonesia.
9. Untuk mengetahui bentuk dan jenis koperasi.
10. Untuk mengetahui tingkatan dan perangkat organisasi koperasi.
11. Untuk mengetahui modal dan cara mendirikan koperasi.
12. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan koperasi.
13. Untuk mengetahui pengertian koperasi sekolah.
14. Untuk mengetahui ciri-ciri, tujuan, dan fungsi koperasi sekolah.
15. Untuk mengetahui landasan pokok koperasi sekolah.
16. Untuk mengetahui ketentuan keanggotaan, kepengurusan, serta modal dan lapangan usaha
koperasi sekolah.
17. Untuk mengetahui struktur organisasi koperasi, dasar-dasar pertimbangan pendirian koperasi,
serta kelebihan dan kelemahan koperasi sekolah.
D. Kegunaan Penulisan
Kegunaan utama dari makalah ini diharapkan tercapai, yaitu :
1. Kegunaan secara teoritis
Dalam makalah ini, penulis berharap hasilnya mampu memberikan sumbangan bagi Ilmu
Sosial khususnya perkoperasian di Indonesia
2. Kegunaan secara praktis
Selain kegunaan secara teoritis, diharapkan hasil makalah ini juga mampu memberikan
sumbangan secara praktis, yaitu :
a) Memberi sumbangan pemikiran mengenai sejarah perkembangan koperasi di Indonesia.
b) Memberi sumbangan kepada semua pihak yang terkait dalam perkembangan pengaturan
pendirian koperasi di Indonesia;
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Perkembangan Koperasi di Indonesia
Sejarah singkat gerakan koperasi bermula pada abad ke-20 yang pada umumnya
merupakan hasil dari usaha yang tidak spontan dan tidak dilakukan oleh orang-orang yang sangat
kaya. Koperasi tumbuh dari kalangan rakyat, ketika penderitaan dalam lapangan ekonomi dan
sosial yang ditimbulkan oleh sistem kapitalisme semakin memuncak. Beberapa orang yang
penghidupannya sederhana dengan kemampuan ekonomi terbatas, terdorong oleh penderitaan
dan beban ekonomi yang sama, secara spontan mempersatukan diri untuk menolong dirinya
sendiri dan manusia sesamanya.
Dalam keadaan hidup demikian, pihak kolonial terus-menerus mengintimidasi penduduk
pribumi sehingga kondisi sebagian besar rakyat sangat memprihatinkan. Di samping itu para
rentenir, pengijon dan lintah darat turut pula memperkeruh suasana. Mereka berlomba mencari
keuntungan yang besar dan para petani yang sedang menghadapi kesulitan hidup, sehingga tidak
jarang terpaksa melepaskan tanah miliknya sehubungan dengan ketidakmampuan mereka
mengembalikan hutang-hutangnya yang membengkak akibat sistem bunga yang diterapkan
pengijon.
Di Indonesia, ide-ide perkoperasian diperkenalkan pertama kali oleh Patih di Purwokerto,
Jawa Tengah, R. Aria Wiraatmadja yang pada tahun 1896 mendirikan sebuah Bank untuk
Pegawai Negeri. Cita-cita semangat tersebut selanjutnya diteruskan oleh De Wolffvan
Westerrode.
Pada zaman Belanda pembentuk koperasi belum dapat terlaksana karena:
1. Belum ada instansi pemerintah ataupun badan non pemerintah yang memberikan penerangan
dan penyuluhan tentang koperasi.
2. Belum ada Undang-Undang yang mengatur kehidupan koperasi.
3. Pemerintah jajahan sendiri masih ragu-ragu menganjurkan koperasi karena pertimbangan politik,
khawatir koperasi itu akan digunakan oleh kaum politik untuk tujuan yang membahayakan
pemerintah jajahan itu.
Pada tahun 1908, Budi Utomo yang didirikan oleh Dr. Sutomo memberikan peranan bagi
gerakan koperasi untuk memperbaiki kehidupan rakyat. Pada tahun 1915 dibuat peraturan
Verordening op de Cooperatieve Vereeniging. Dengan Undang-undang Koperasi tahun 1915,
rakyat tidak mungkin dapat mendirikan koperasi, karena:
1. Harus mendapat izin dari Gubernur Jenderal.
2. Harus dibuat dengan Akta Notaris dalam bahasa Belanda.
3. Membayar bea materai sebesar 50 gulden.
4. Hak tanah harus menurut Hukum Eropa.
5. Harus diumumkan di Javasche Courant, yang biayanya cukup tinggi.
Pada tahun 1927 Regeling Inlandschhe Cooperatieve. Isi UU Koperasi tahun 1927
tersebut antara lain :
1) Akte pendirian tidak perlu Notariil, cukup didaftarkan pada Penasihat Urusan Kredit Rakyat dan
Koperasi, dan dapat ditulis dalam Bahasa Daerah.
2) Bea materainya cukup 3 gulden.
3) Dapat memiliki hak tanah menurut Hukum Adat.
4) Hanya berlaku bagi Golongan Bumi Putera.
Pada tahun 1927 dibentuk Serikat Dagang Islam, yang bertujuan untuk memperjuangkan
kedudukan ekonomi pengusah-pengusaha pribumi. Kemudian pada tahun 1929, berdiri Partai
Nasional Indonesia yang memperjuangkan penyebarluasan semangat koperasi.
Namun, pada tahun 1933 keluar UU yang mirip UU no. 431 sehingga mematikan usaha
koperasi untuk yang kedua kalinya. Pada tahun 1942 Jepang menduduki Indonesia. Jepang lalu
mendirikan koperasi “KUMIAI”.
Awalnya koperasi ini berjalan mulus. Namun fungsinya berubah drastis dan menjadi alat Jepang
untuk mengeruk keuntungan dan menyengsarakan rakyat Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 12 Juli 1947, pergerakan koperasi di Indonesia
mengadakan Kongres Koperasi yang pertama di Tasikmalaya. Hari ini kemudian ditetapkan
sebagai Hari Koperasi Indonesia. Sebagai Bapak Koperasi Indonesia, Bung Hatta pernah
berkata : “Bukan Koperasi namanya manakala di dalamnya tidak ada pendidikan tentang
Koperasi”.
Kongres Koperasi I menghasilkan beberapa keputusan penting, antara lain :
1. Mendirikan sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia ( SOKRI )
2. Menetapkan gotong royong sebagai asas koperasi
3. Menetapkan pada tanggal 12 Juli sebagai hari Koperasi
Akibat tekanan dari berbagai pihak misalnya Agresi Belanda, keputusan Kongres
Koperasi I belum dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Namun, pada tanggal 12 Juli 1953,
diadakanlah Kongres Koperasi II di Bandung, yang antara lain mengambil putusan sebagai
berikut :
1. Membentuk Dewan Koperasi Indonesia ( Dekopin ) sebagai pengganti SOKRI
2. Menetapkan pendidikan koperasi sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah
3. Mengangkat Moh. Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia
4. Segera akan dibuat undang-undang koperasi yang baru
Hambatan-hambatan bagi pertumbuhan koperasi antara lain disebabkan oleh hal-hal
berikut :
1. Kesadaran masyarakat terhadap koperasi yang masih sangat rendah
2. Pengalaman masa lampau mengakibatkan masyarakat tetap merasa curiga terhadap koperasi
3. Pengetahuan masyarakat mengenai koperasi masih sangat rendah
Untuk melaksanakan program perkoperasian pemerintah mengadakan kebijakan antara lain :
a. Menggiatkan pembangunan organisasi perekonomian rakyat terutama koperasi
b. Memperluas pendidikan dan penerangan koperasi
c. Memberikan kredit kepada kaum produsen, baik di lapangan industri maupun pertanian yang
bermodal kecil.
Organisasi perekonomian rakyat terutama koperasi sangat perlu diperbaiki. Para pengusaha
dan petani ekonomi lemah sering kali menjadi hisapan kaum tengkulak dan lintah darat. Cara
membantu mereka adalah mendirikan koperasi di kalangan mereka. Dengan demikian
pemerintah dapat menyalurkan bantuan berupa kredit melalui koperasi tersebut. Untuk
menanamkan pengertian dan fungsi koperasi di kalangan masyarakat diadakan penerangan dan
pendidikan kader-kader koperasi.
B. Pengertian Koperasi
a. Pengertian Koperasi Menurut Istilah
Pengertian koperasi secara sederhana berawal dari kata ”co” yang berarti bersama dan
”operation” (operasi) artinya bekerja. Jadi pengertian koperasi adalah kerja sama. Sedangkan
pengertian umum, Koperasi adalah suatu kumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan sama,
diikat dalam suatu organisasi yang berasaskan kekeluargaan dengan maksud mensejahterakan
anggota.
b. Pengertian Koperasi Menurut Undang – Undang
UU No. 25 Tahun 1992 (Perkoperasian Indonesia)
Koperasi adalah Badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang beradasarkan atas dasar asas kekeluargaan.
c. Pengertian Koperasi Menurut Para Ahli
Berikut ini pengertian koperasi menurut para ahli :
1. Dr. Fay ( 1980 )
Koperasi adalah suatu perserikatan dengan tujuan berusaha bersama yang terdiri atas
mereka yang lemah dan diusahakan selalu dengan semangat tidak memikirkan diri sendiri
sedemikian rupa, sehingga masing-masing sanggup menjalankan kewajibannya sebagai
anggota dan mendapat imbalan sebanding dengan pemanfaatan mereka terhadap organisasi.
2. R.M Margono Djojohadikoesoemo
Koperasi adalah perkumpulan manusia seorang-seorang yang dengan sukanya sendiri
hendak bekerja sama untuk memajukan ekonominya.
3. Prof. R.S. Soeriaatmadja
Koperasi adalah suatu badan usaha yang secara sukarela dimiliki dan dikendalikan oleh
anggota yang juga pelanggannya dan dioperasikan oleh mereka dan untuk mereka atas dasar
nir laba atau dasar biaya.
Jadi, Koperasi adalah Asosiasi orang-orang yang bergabung dan melakukan usaha
bersama atas dasar prinsip-prinsip koperasi, sehingga mendapatkan manfaat yang lebih besar
dengan biaya rendah melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis oleh
anggotanya.
C. Lambang Koperasi
L. Bentuk Koperasi
Koperasi terdiri dari dua bentuk, yaitu Koperasi Primer dan Koperasi
Sekunder. Koperasi Primer adalah Koperasi yang beranggotakan orang seorang,
yang dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) orang. Koperasi primer memiliki
otonomi untuk mengatur sendiri jenjang tingkatan, nama, dan norma-norma yang mengatur
kehidupan koperasi sekundernya.
Koperasi Sekunder adalah Koperasi yang beranggotakan badan-badan hukum koperasi
yang dibentuk oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga) Koperasi yang telah berbadan hukum. Koperasi
sekunder didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan
mengembangkan kemampuan koperasi primer dalam menjalankan peran dan fungsinya. Oleh
sebab itu, pendirian koperasi sekunder harus didasarkan pada kelayakan untuk mencapai tujuan
tersebut.
M. Jenis – Jenis Koperasi
A. Jenis koperasi berdasarkan fungsinya :
1. Koperasi Konsumsi,
Didirikan untuk memenuhi kebutuhan umum sehari-hari para anggotanya. Di sini
anggota berperan sebagai pemilik dan pembeli atau konsumen bagi koperasinya. Yang pasti
barang kebutuhan yang dijual di koperasi harus lebih murah dibandingkan di tempat lain, karena
koperasi bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya. Contoh-contoh koperasi konsumen
adalah kopkar/kopeg, Koperasi Pegawai Indosat (Kopindosat), KPRI adalah Koperasi Keluarga
Guru Jakarta (KKGJ).
2. Koperasi Produksi
Koperasi yang menghasilkan barang dan jasa, di sini anggota berperan sebagai pemilik
dan pekerja koperasi. Bidang usahanya adalah membantu penyediaan bahan baku, penyediaan
peralatan produksi, membantu memproduksi jenis barang tertentu serta membantu menjual dan
memasarkannya hasil produksi tersebut. Misalnya Koperasi Produksi Kerja, misalnya dapat
berupa kajian rumah tangga, pertanian, dan sebagainya. Anggota sebagai pekerja dan sekaligus
pemilik. Koperasi Produksi Pengusaha (Produsen), Contohnya koperasi produsen tahu dan tempe
(kopti), koperasi produksi kerajinan (koprinka).
3. Koperasi Jasa
Koperasi Jasa memberikan jasa keuangan dalam bentuk pinjaman kepada para
anggotanya. Misalnya: simpan pinjam, asuransi, angkutan, dan sebagainya. Di sini anggota
berperan sebagai pemilik dan pengguna layanan jasa koperasi. Tentu bunga yang dipatok harus
lebih rendah dari tempat meminjam uang yang lain. Contoh koperasi jasa angkutan yang
anggotanya para pemilik angkutan, yaitu Koperasi Wahana Kalpika (KWK), Kowanbisata,
Kopaja (di Jakarta), Koperasi Angkutan Bekasi (Koasi); koperasi perumahan yang memberi jasa
sewa rumah; koperasi pelistrikan yang memberi jasa aliran listrik kepada anggotanya; koperasi
asuransi yang memberi jasa jaminan kepada anggotanya yaitu asuransi jiwa, pinjaman dan
kebakaran.
4. Koperasi penjualan/pemasaran
Koperasi yang menyelenggarakan fungsi distribusi barang atau jasa yang dihasilkan oleh
anggotanya agar sampai di tangan konsumen. Di sini anggota berperan sebagai pemilik dan
pemasok barang atau jasa kepada koperasinya.
B. Jenis koperasi berdasarkan tingkat dan luas daerah kerja
1. Koperasi Primer adalah koperasi yang yang minimal memiliki anggota sebanyak 20
orang perseorangan. Contoh Koperasi Pasar Agung dan Koperasi Pasar Kemiri
2. Koperasi Sekunder adalah koperasi yang terdiri dari gabungan badan-badan koperasi
serta memiliki cakupan daerah kerja yang luas dibandingkan dengan koperasi primer. Contoh
gabungan dari koperasi Pasar Agung, Pasar Kemiri, dan koperasi pasar yang ada di kota Depok.
C. Koperasi Berdasarkan Jenis Usahanya
1. Koperasi Simpan Pinjam (KSP) adalah koperasi yang memiliki usaha tunggal yaitu
menampung simpanan anggota dan melayani peminjaman. Anggota yang menabung
(menyimpan) akan mendapatkan imbalan jasa dan bagi peminjam dikenakan jasa. Besarnya jasa
bagi penabung dan peminjam ditentukan melalui rapat anggota. Dari sinilah, kegiatan usaha
koperasi dapat dikatakan “dari, oleh, dan untuk anggota.” Contoh Kospin Jasa Pekalongan, KSP
Kodanua, KSP Kowika Jaya, Jakarta dan KSP Arta Prima di Ambarawa, Magelang.
2. Koperasi Serba Usaha (KSU) adalah koperasi yang bidang usahanya bermacam-
macam. Anggota KSU adalah orang-orang yang bertempat tinggal diwilayah itu.Misalnya, unit
usaha simpan pinjam, unit pertokoan untuk melayani kebutuhan sehari-hari anggota juga
masyarakat, unit produksi, unit wartel. Contohnya KUD.
3. Koperasi Konsumsi adalah koperasi yang bidang usahanya menyediakan kebutuhan
sehari-hari anggota. Kebutuhan yang dimaksud misalnya kebutuhan bahan makanan, pakaian,
dan perabot rumah tangga. Contoh kopkar dan koperasi pegawai (KPRI), serta KSU dan KUD.
4. Koperasi Produksi adalah koperasi yang bidang usahanya membuat barang
(memproduksi) dan menjual secara bersama-sama. Anggota koperasi ini pada umumnya sudah
memiliki usaha dan melalui koperasi para anggota mendapatkan bantuan modal dan pemasaran.
Contoh Koperasi Pengrajin Susu Bandung Selatan (KPBS).
D. Koperasi berdasarkan keanggotaannya
1. Koperasi Unit Desa (KUD) adalah koperasi yang beranggotakan masyarakat pedesaan.
Koperasi ini melakukan kegiatan usaha ekonomi pedesaan, terutama pertanian. Untuk itu,
kegiatan yang dilakukan KUD antara lain menyediakan pupuk, obat pemberantas hama tanaman,
benih, alat pertanian, dan memberi penyuluhan teknis pertanian. Contoh Puskud Mina Lestari
Jatim.
2. Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI), koperasi ini beranggotakan para
pegawai negeri. Sebelum KPRI, koperasi ini bernama Koperasi Pegawai Negeri (KPN). KPRI
bertujuan terutama meningkatkan kesejateraan para pegawai negeri (anggota). KPRI dapat
didirikan di lingkup departemen atau instansi.
3. Koperasi Pasar (Koppas), Koperasi ini beranggotakan para pedagang pasar. Pada
umumnya pedagang di setiap pasar mendirikan koperasi untuk melayani kebutuhan yang
berkaitan dengan kegiatan para pedagang. Misalnya modal dan penyediaan barang dagangan. Di
tingkat kabupaten atau provinsi terdapat Pusat Koperasi Pasar (Puskoppas) yang bertujuan
memberikan bimbingan kepada koperasi pasar yang ada di wilayah binaannya.
4. Koperasi Sekolah, memiliki anggota dari warga sekolah, yaitu guru, karyawan, dan
siswa. Koperasi sekolah memiliki kegiatan usaha menyediakan kebutuhan warga sekolah, seperti
buku pelajaran, alat tulis, makanan, dan lain-lain. Keberadaan koperasi sekolah bukan semata-
mata sebagai kegiatan ekonomi, melainkan sebagai media pendidikan bagi siswa antara lain
berorganisasi, kepemimpinan, tanggung jawab, dan kejujuran.
N. Tingkatan dalam Koperasi
Tingkat organisasi dalam koperasi adalah sebagai berikut:
1. Koperasi Primer
Koperasi Primer adalah badan usaha koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang-
seorang. Orang-orang ini berkumpul untuk memikirkan bagaimana memecahkan masalah yang
mereka hadapi secara bersama-sama. Mereka ini tentunya terdiri dari orang-orang yang memiliki
kepentingan sama dan pandangan hidup yang serupa. Koperasi primer ini dapat terbentuk
sekurang-kurangnya oleh 20 orang.
2. Pusat Koperasi
Pusat koperasi adalah kumpulan dari sedikitnya 5 koperasi primer yang memiliki sifat atau
bidang usaha sama atau sejenis. Pengurus pusat koperasi adalah wakil-wakil dari koperasi
primer, ditambah tenaga ahli yang digaji. Pusat Koperasi ini daerah kerjanya adalah Daerah
Tingkat II (tingkat Kabupaten). Misalnya pusat koperasi konsumsi, pusat koperasi unit desa,
pusat koperasi batik. Penggabungan koperasi primer yang sama seperti ini dimaksudkan untuk
menggalang persatuan dan menghindari persaingan di antara koperasi yang melakukan
kegiatan sejenis, membantu penjualan produk koperasi primer, menyebarluaskan cita-cita
koperasi agar lebih memasyarakat dan usaha lain yang berkaitan dengan usaha memperbaiki
dan memajukan kehidupan anggota.
3. Gabungan Koperasi
Gabungan Koperasi gabungan terdiri atas paling sedikit 3 pusat koperasi yang telah
berbadan hukum. Gabungan Koperasi ini daerah kerjanya adalah
Daerah Tingkat I (Tingkat Propinsi). Tugas utama gabungan koperasi adalah menyediakan
informasi bagi koperasi-koperasi anggotanya. Informasi-informasi tersebut dapat berupa majalah
atau bulletin lainnya. Selain itu, gabungan koperasi bertugas menyelenggarakan lembaga-
lembaga pendidikan bagi anggota, pengurus dan pegawai-pegawai yang bertugas di koperasi.
4. Induk Koperasi
Induk koperasi terdiri atas paling sedikit 3 gabungan koperasi yang merupakan koperasi
tingkat nasional. Induk Koperasi ini daerah kerjanya adalah Ibukota Negara Republik Indonesia
(tingkat Nasional). Mengingat tingkatnya sudah nasional sifat dari anggota induk koperasi tidak
harus sama. Induk Koperasi seperti ini biasa dinamakan Induk Koperasi Nasional atau Pusat
Koperasi nasional.
Tugas utama induk koperasi adalah:
1) Mengeluarkan majalah yang memuat pengumuman-pengumuman, peristiwa-peristiwa serta
hal-hal lain yang menyangkut koperasi dan perkembangan koperasi pada umumnya.
2) Menyelenggarakan penyuluhan, bimbingan dan bahkan pendidikan koperasi bagi anggota dan
pengurus koperasi.
3) Menyebarkan cita-cita dan semangat koperasi, terutama kepada anggota koperasi dan
masyarakat pada umumnya.
O. Perangkat Organisasi Koperasi Indonesia
Di dalam UU No.25 Tahun 1992, ketentuan mengenai perangkat organisasi koperasi
diatur dalam Pasal 21 beserta Penjelasannya, terdiri dari :
1. Rapat Anggota
Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Rapat
anggota berhak meminta keterangan dan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas
mengenai pengelolaan koperasi. Rapat anggota diadakan paling sedikit sekali dalam setahun.
Hal yang dilakukan dalam rapat anggota tahunan antara lain:
Menetapkan anggaran dasar
Memilih, mengangkat dan memberhentikan pengurus serta pengawas
Meminta laporan pertanggungjawaban pengurus
Menetapkan pembagian sisa hasil usaha
Di dalam koperasi, setiap anggota mempunyai kewajiban dan hak yang sama. Kewajiban
anggota koperasi adalah sebagai berikut :
Menghadiri rapat anggota
Membayar iuran atau simpanan pokok dan simpanan wajib
Mematuhi AD dan ART serta keputusan yang telah ditetapkan dalam Rapat Anggota.
Mengembangkan dan memelihara kebersamaan atas dasar kekeluargaan
Menjaga rahasia perusahaan dan organisasi koperasi kepada pihak luar
Menanggung kerugian yang diderita koperasi, proporsional dengan modal yang disetor.
Sedangkan hak-hak anggota koperasi antara lain sebagai berikut:
Memanfaatkan koperasi dan mendapat pelayanan yang sama antara sesama anggota
Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan Koperasi
Menyatakan pendapat dan memberikan suara dalam rapat anggota.
Memilih pengurus dan pengawas.
Dipilih sebagai pengurus atau pengawas.
Menyetujui atau mengubah AD / ART serta ketetapan lainya.
2. Pengurus Koperasi
Pengurus koperasi dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota.
Bertanggung jawab kepada rapat anggota. Masa jabatan pengurus paling lama lima tahun. Tidak
merangkap sebagai pengawas. Pengurus baik bersama-sama, maupun sendiri-sendiri
menanggung kerugian yang diderita koperasi, karena tindakan kesengajaan atau kelalaian. Untuk
pertama kali, susunan dan nama anggota pengurus dicantumkan dalam akta pendirian.
Tugas Pengurus :
1. Mengelola organisasi dan usaha koperasi.
2. Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana pendapatan dan anggaran
belanja koperasi.
3. Menyelenggarakan rapat anggota.
4. Melaksanakan rencana kerja yang sudah ditetapkan rapat anggota.
5. Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
6. Mencatat setiap transaksi anggota.
7. Memelihara daftar buku anggota dan pengurus.
8. Meningkatkan pengetahuan anggota dengan menyelenggarakan pendidikan bagi anggota.
Wewenang Pengurus :
1. Mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan.
2. Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian anggota
sesuai dengan ketentuan AD dan ART.
3. Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan koperasi sesuai
dengan tanggung jawabnya dan keputusan rapat anggota
4. Mengangkat dan memberhentikan pelaksana usaha.
5. Rencana pengangkatan pengelola atas persetujuan rapat anggota.
3. Pengawas Koperasi Indonesia
Pengawas koperasi ini juga merupakan perangkat organisasi koperasi Indonesia, yang
dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota, serta bertanggung jawab kepada
rapat anggota. Semua hasil pengawasan yang dilakukan oleh pengawas harus dirahasiakan dari
pihak luar koperasi. Sebagai anggota pengawas, tidak dapat merangkap sebagai pengurus, sebab
kedudukan dan tugas pengawas ini adalah mengawasi pelaksanaan tugas kepengurusan yang
dilakukan oleh pengurus.
TUGAS PENGAWAS :
1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi.
2. Melaporkan hasil pengawasannya secara tertulis kepada rapat anggota.
Wewenang Pengawas :
1. Meneliti catatan yang ada pada koperasi.
2. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.
MANAJER (PENGELOLA USAHA)
PENGURUS KOPERASI DAPAT MENGANGKAT PENGELOLA YANG DIBERI
WEWENANG UNTUK MENGELOLA USAHA KOPERASI. RENCANA
PENGANGKATAN PENGELOLA DIAJUKAN KEPADA RAPAT ANGGOTA UNTUK
MENDAPAT PERSETUJUAN. PENGELOLA BERTANGGUNG JAWAB KEPADA
PENGURUS. SEBENARNYA, PENGELOLA MEMBAYAR DIRINYA SENDIRI
BERDASARKAN KEMAMPUANNYA DALAM MENGELOLA USAHA. PENGELOLA
MENANGGUNG KERUGIAN USAHA KOPERASI KARENA KELALAIAN DAN
KESENGAJAANNYA.
Tugas Pengelola :
1. Melaksanakan usaha koperasi.
2. Mengajukan rancangan rencana anggaran pendapatan & belanja koperasi kepada pengurus.
3. Memberikan pelayanan usaha kepada anggota.
4. Membuat studi kelayakan usaha koperasi.
5. Membuat laporan perkembangan usaha koperasi.
Wewenang Pengelola :
1. Mengangkat dan memberhentikan karyawan atas persetujuan pengurus.
2. Meningkatkan prestasi kerja karyawan.
Karyawan
Tugas Karyawan:
1. Melaksanakan tugas sesuai dengan bidang pekerjaannya dengan penuh tanggung jawab.
2. Menerima imbalan jasa atas prestasi kerja yang diberikan pada koperasi.
3. Mematuhi segala peraturan yang berlaku serta menjalankannya.
4. Memasuki organisasi karyawan dalam memperjuangkan nasibnya dan wadah inspirasi serta
informasi dalam mengembangkan bakatnya.
Wewenang Karyawan:
1. Mendapatkan informasi yang diperlukan untuk keperluan tugasnya.
2. Mendapatkan pengajaran di organisasi karyawan yang diikutinya.
P. Modal Koperasi
Modal usaha koperasi berasal dari dua sumber yaitu :
a. Modal Sendiri
Berasal dari :
Simpanan pokok
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi
pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak boleh diambil kembali selama yang
bersangkutan masih menjadi anggota.
Simpanan Wajib
Simpanan wajib adalah simpanan yang wajin dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam
waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib juga tidak boleh diambil jika bersangkutan
masih menjadi anggota koperasi. Dengan simpanan wajib modal koperasi terus bertambah dan
berkembang.
Simpanan Sukarela
Modal koperasi semacam ini adalah simpanan dari anggota – anggota koperasi yang bersifat
sukarela, dalam artian tidak ada paksaan untuk melakukan simpanan ini tetapi dilakukan atas
kemauan sendiri.
Dana Cadangan
Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasi usaha. Dana
yang terkumpul dalam bentuk cadangan selama tidak terjadi kerugian dapat dimanfaatkan
sebagai modal.
Hibah
Hibah adalah pemberian berupa uang atau barang yang diterima oleh koperasi tetapi bukan
dari anggotanya melainkan dari pihak lain. Contohnya koperasi menerima hibah dari pemerintah
atau perusahaan tertentu.
b. Modal pinjaman
Anggota
Pinjaman yang diperoleh dari anggota koperasi dapat disamakan dengan simpanan sukarela
anggota. Kalau dalam simpanan sukarela, maka besar kecil dari nilai yang disimpan tergantung
dari kerelaan anggota. Sebaliknya dalam pinjaman, koperasi meminjam senilai uang atau yang
dapat dinilai dengan uang yang berasal dari anggota.
Koperasi lainnya dan atau anggotanya
Pada dasarnya diawali dengan adanya kerja sama yang dibuat oleh sesama badan usaha
koperasi untuk saling membantu dalam bidang kebutuhan modal. Bentuk dan lingkup kerja sama
yang dibuat bisa dalam lingkup yang luas atau dalam lingkup yang sempit tergantung dari
kebutuhan modal yang diperlukan.
Bank dan lembaga keuangan lainnya
Pinjaman komersial dari lembaga keuangan untuk badan usaha koperasi mendapat prioritas
dalam persyaratan. Prioritas tersebut diberikan kepada koperasi sebetulnya merupakan komitmen
pemerintah dari negara-negara yang bersangkutan untuk mengangkat kemampuan ekonomi
rakyat khususnya usaha koperasi.
Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya
Untuk menambah modal koperasi juga dapat menjual obligasi atau surat utang kepada
masyarakat investor untuk mencari dana segar dari masyarakat umum diluar anggota koperasi.
Mengenai persyaratan untuk menjual obligasi dan surat utang tersebut diatur dalam ketentuan
otoritas pasar modal yang ada.
Sumber lain yang sah;
Semua sumber keuangan, kecuali sumber keuangan yang berasal dari dana yang tidak sah
dapat dijadikan tempat untuk meminjam modal.
Modal penyertaan (diatur dengan PP);
Modal penyertaan adalah modal yang berasal dari penanaman modal (investasi) pemerintah
atau swasta bukan anggota (seperti perorangan, badan usaha swasta, dan BUMN). Modal ini
dilakukan dalam upaya memperkuat kegiatan usaha koperasi. Dalam koperasi, modal penyertaan
juga menanggung risiko. Pemilik modal ini tidak memiliki suara dalam rapat anggota. Akan
tetapi, pemilik dapat diikutsertakan dalam pengawasan usaha investasi dari modal tersebut sesuai
dengan kesepakatan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Koperasi
Awalnya koperasi didirikan karena penderitaan dalam lapangan ekonomi dan sosial yang
ditimbulkan oleh sistem kapitalisme semakin memuncak. Hal itu menyebabkan munculnya ide-
ide perkoperasian diperkenalkan pertama kali oleh Patih di Purwokerto, Jawa Tengah, R. Aria
Wiraatmadja pada tahun 1896. Pada tanggal 12 juli 1947, pergerakan koperasi di Indonesia
mengadakan konggres koperasi yang pertama di Tasikmalaya. Tanggal dilaksanakannya
konggres ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Koperasi Indonesia. Koperasi
merupakan asosiasi orang-orang yang bergabung dan melakukan usaha bersama atas dasar
prinsip-prinsip koperasi, sehingga mendapatkan manfaat yang lebih besar dengan biaya rendah
melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis oleh anggotanya.
Adanya pergantian lambang koperasi di karenakan Lambang koperasi Indonesia dalam
bentuk gambar bunga yang memberi kesan akan perkembangan dan kemajuan terhadap
perkoperasian di Indonesia. Koperasi didirikan untuk meningkatkan perekonomian rakyat.
Koperasi menyediakan kebutuhan setiap anggotanya dengan harga terjangkau. Koperasi
berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan. Masyarakat ikut serta menjadi anggota
koperasi di dalamnya. Modal koperasi di dapatkan dari modal sendiri maupun modal pinjaman.
Dengan adanya koperasi, kesejahteraan rakyat akan meningkat.
Koperasi sekolah
Koperasi sekolah adalah koperasi yang didirikan di sekolah yang anggota-anggotanya
terdiri dari siswa. Mereka dilatih untuk mengembangkan ketrampilannya dan bersikap tanggung
jawab. Landasan pokok koperasi sekolah yaitu: UUD 1945 pasal 33 ayat 1. Modal koperasi
sekolah di dapat dari modal sendiri dan modal dari pihak luar.Lapangan Usaha Koperasi sekolah
berada dalam lingkungan sekolah yang usahanya meliputi sektor ekonomi yang dapat memenuhi
kebutuhan para siswa sekolah. Dengan adanya koperasi sekolah, siswa mudah mendapatkan
keperluan sekolah dengan harga yang terjangkau.
Prinsip koperasi[sunting | sunting sumber]
Prinsip koperasi adalah suatu sistem ide-ide abstrak yang merupakan petunjuk untuk membangun
koperasi yang efektif dan tahan lama.[3] Prinsip koperasi terbaru yang dikembangkan International
Cooperative Alliance (Federasi koperasi non-pemerintah internasional) adalah
Apabila koperasi menyelenggarakan satu fungsi disebut koperasi tunggal usaha (single purpose
cooperative), sedangkan koperasi yang menyelenggarakan lebih dari satu fungsi disebut koperasi
serba usaha (multi purpose cooperative).
Koperasi Primer
Koperasi primer ialah koperasi yang yang minimal memiliki anggota sebanyak 20 orang
perseorangan.
Koperasi Sekunder
Adalah koperasi yang terdiri dari gabungan badan-badan koperasi serta memiliki cakupan daerah
kerja yang luas dibandingkan dengan koperasi primer. Koperasi sekunder dapat dibagi menjadi :
koperasi pusat - adalah koperasi yang beranggotakan paling sedikit 5 koperasi primer
gabungan koperasi - adalah koperasi yang anggotanya minimal 3 koperasi pusat
induk koperasi - adalah koperasi yang minimum anggotanya adalah 3 gabungan koperasi
Jenis Koperasi menurut status keanggotaannya[sunting | sunting sumber]
Koperasi produsen adalah koperasi yang anggotanya para produsen barang/jasa dan memiliki
rumah tangga usaha.
Koperasi konsumen adalah koperasi yang anggotanya para konsumen akhir atau pemakai
barang/jasa yang ditawarkan para pemasok di pasar.
Kedudukan anggota di dalam koperasi dapat berada dalam salah satu status atau keduanya.
Dengan demikian pengelompokkan koperasi menurut status anggotanya berkaitan erat dengan
pengelompokan koperasi menurut fungsinya.
Pengurus[sunting | sunting sumber]
Pengurus koperasi dipilih dari kalangan dan oleh anggota dalam suatu rapat anggota.[6] Ada kalanya
rapat anggota tersebut tidak berhasil memilih seluruh anggota Pengurus dari kalangan anggota
sendiri.[6] Hal demikian umpamanya terjadi jika calon-calon yang berasal dari kalangan-kalangan
anggota sendiri tidak memiliki kesanggupan yang diperlukan untuk memimpin koperasi yang
bersangkutan, sedangkan ternyata bahwa yang dapat memenuhi syarat-syarat ialah mereka yang
bukan anggota atau belum anggota koperasi (mungkin sudah turut dilayani oleh koperasi akan tetapi
resminya belum meminta menjadi anggota).[6]
Pada tahun 1896 seorang Pamong Praja Patih R.Aria Wiria Atmaja diPurwokerto mendirikan sebuah
Bank untuk para pegawai negeri (priyayi).[7] Ia terdorong oleh keinginannya untuk menolong para
pegawai yang makin menderita karena terjerat oleh lintah darat yang memberikan pinjaman dengan
bunga yang tinggi.[7] Maksud Patih tersebut untuk mendirikan koperasi kredit model seperti di
Jerman.[7] Cita-cita semangat tersebut selanjutnya diteruskan oleh De Wolffvan Westerrode, seorang
asisten residen Belanda.[8] De Wolffvan Westerrode sewaktu cuti berhasil mengunjungi Jerman dan
menganjurkan akan mengubah Bank Pertolongan Tabungan yang sudah ada menjadiBank
Pertolongan, Tabungan dan Pertanian.[7] Selain pegawai negeri juga para petani perlu dibantu
karena mereka makin menderita karena tekanan para pengijon.[7] Ia juga menganjurkan
mengubah Bank tersebut menjadi koperasi.[7] Di samping itu ia pun mendirikan lumbung-
lumbung desa yang menganjurkan para petani menyimpan pada pada musim panendan
memberikan pertolongan pinjaman padi pada musim paceklik.[7] Ia pun berusaha menjadikan
lumbung-lumbung itu menjadi Koperasi Kredit Padi.[7] Tetapi Pemerintah Belanda pada waktu itu
berpendirian lain. Bank Pertolongan, Tabungan dan Pertanian dan Lumbung Desa tidak dijadikan
Koperasi tetapi Pemerintah Belanda membentuk lumbung-lumbung desa baru, bank –bank
Desa , rumah gadai dan Centrale Kas yang kemudian menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI).
[7]
Semua itu adalah badan usaha Pemerntah dan dipimpin oleh orang-orang Pemerintah.[7]
Pada tahun 1908, Budi Utomo yang didirikan oleh Dr. Sutomo memberikan peranan bagi gerakan
koperasi untuk memperbaiki kehidupan rakyat.[8] Pada tahun 1915 dibuat peraturan Verordening op
de Cooperatieve Vereeniging, dan pada tahun 1927 Regeling Inlandschhe Cooperatieve.[8]
Pada tahun 1927 dibentuk Serikat Dagang Islam, yang bertujuan untuk memperjuangkan
kedudukan ekonomi pengusah-pengusaha pribumi.[8] Kemudian pada tahun 1929, berdiri Partai
Nasional Indonesia yang memperjuangkan penyebarluasan semangat koperasi.[8]
Namun, pada tahun 1933 keluar UU yang mirip UU no. 431 sehingga mematikan usaha koperasi
untuk yang kedua kalinya.[9] Pada tahun 1942 Jepang menduduki Indonesia.[9] Jepang lalu
mendirikan koperasi kumiyai.[9] Awalnya koperasi ini berjalan mulus.[9] Namun fungsinya berubah
drastis dan menjadi alat Jepang untuk mengeruk keuntungan, dan menyengsarakan rakyat
Indonesia.[9]
No Lambang Arti
Sesuai dengan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah ( Permen KUKM )
NOMOR : 02/Per/M.KUKM/IV/2012 tentang Penggunaan Lambang Koperasi Indonesia , maka mulai
tanggal 12 April 2012 telah terjadi penggantian lambang koperasi.
"Bagi Gerakan Koperasi diseluruh Indonesia agar segera menyesuaikan penggunaan lambang
koperasi Indonesia, sebagaimana pada Lampiran Peraturan Menteri ini."
"Bagi koperasi yang masih memiliki kop surat dan tatalaksana administrasi lainnya dengan
menggunakan lambang koperasi Indonesia yang lama, diberi kesempatan selambat-lambatnya pada
tanggal 12 Juli 2012 telah menyesuaikan dengan lambang koperasi Indonesia yang baru."
"Dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri ini maka Lambang Koperasi yang lama dinyatakan tidak
berlaku."
Lebih Jauh tentang Koperasi
Sebagai Bapak Koperasi Indonesia, Bung Hatta pernah
berkata : bukan Koperasi namanya manakala di dalamnya
tidak ada pendidikan tentang Koperasi.
Koperasi bertujuan untuk menjadikan kondisi sosial dan ekonomi anggotanya lebih baik
dibandingkan sebelum bergabung dengan Koperasi.
Menurut UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengertian Koperasi adalah badan
usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Koperasi bekerja berdasarkan beberapa prinsip. Prinsip ini merupakan pedoman bagi Koperasi
dalam melaksanakan nilai-nilai Koperasi.
[1] Asosiasi berbeda dengan kelompok. Asosiasi terdiri dari orang-orang yang memiliki
kepentingan yang sama. Lazimnya, yang menonjol adalah kepentingan ekonominya. Sedangkan
kelompok terdiri dari orang-orang yang belum tentu memiliki kepentingan yang sama.
Umumnya yang menonjol adalah unsul sosialnya.
[2] ICA adalah gabungan gerakan Koperasi internasional yang beranggotakan 700 juta orang
lebih, berasal dari 70 negara, berpusat di Genewa, Swiss. Untuk wilayah Asia-Pasifik berkantor
di New Dehli, India.
[3] Prinsip yang dianut oleh gerakan Koperasi internasional saat ini adalah yang dicetuskan pada
kongres ICA (International Cooperative Alliance) di Mancchester, Inggris pada tanggal 23
September 1995.
ADI SASONO
Sementara itu dalam Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 (sebelum
diamandemen) kata KOPERASI ini disebut dan dicantumkan dalam penjelasan pasal
33. Namun setelah amandemen, penjelasan atas pasal-pasal dari UUD 1945
dimasukkan dalam batang tubuh. Entah sengaja atau karena khilaf, ternyata kata
KOPERASI ini tidak ikut masuk. Alias ketinggalan atau malah ditinggalkan?
Nampaknya para penyusun UU No. 22 Tahun 1992 itu (Presiden dan DPR) sudah lupa
bahwa para founding father kita bercita-cita untuk menjadikan KOPERASI sebagai
sokoguru perekonomian Indonesia. KOPERASI dianggap sebagai badan usaha yang
terlalu banyak merepoti pemerintah. Karena banyak kredit program yang diterima
KOPERASI (utamanya KUD) raib diselewengkan pengelolanya.
Tak bisa dibayangkan, manakala saat itu, selain bank, KOPERASI juga ikut colaps, pasti
akan semakin banyak jumlah angkatan kerja yang mengalami PHK.
KOPERASI dan koperasi, dalam praktek, ada bedanya. KOPERASI (yang sejati)
dibentuk dari, oleh dan untuk memenuhi kebutuhan anggota. Sementara koperasi
dibentuk seorang seorang pemodal yang ingin memutar uangnya di koperasi. Hal ini
dimungkinkan, karena untuk membentuk koperasi, pasca reformasi, sangatlah mudah.
Dulu, badan hukum KOPERASI harus disahkan oleh Kantor Wilayah Koperasi Propinsi
Jawa Timur, selaku wakil dari Pemerintah. Sekarang, cukup disahkan oleh Dinas
Koperasi Kabupaten/Kota saja.
Jadi, ketika UUD 1945 sudah menganggap tidak perlu untuk mencantumkan lagi kata
KOPERASI, ketika perbankan masih memandang KOPERASI dengan sebelah mata,
ketika banyak PT yang beroperasi dengan kedok koperasi, MASIHKAH KOPERASI
DIANGGAP SEBAGAI SOKOGURU PEREKONOMIAN INDONESIA?