Anda di halaman 1dari 13

SEJARAH KOPERASI DI INDONESIA

Di susun Oleh :
Fauzan Nadhir
Misbah
1C1230013

Universitas Koperasi Indonesia


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunia-Nyalah hingga essay yang berjudul “SejarahKoperasi
di Indonesia” ini dapat saya selesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Tanpa
pertolongan-Nya mungkin saya tidak akan mampu menyelesaikan tepat pada
waktunya. Makalah ilmiah ini saya buat untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Kewirausahaan.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Kakak Pembimbing,. selaku


Pembimbing gugus. Yang telah memberikan arahan dalam menyusun essay ini.
Semoga essay ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Terima Kasih.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Bandung, 19 Septerber 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i

KATA PENGANTAR............................................................................................. ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 2

C. Tujuan ............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3

A. Sejarah Koperasi di Indonesia ........................................................................ 3

B. Perkembangan Koperasi Masa Orde Lama dan Orde Baru ............................ 6

BAB III PENUTUP ................................................................................................. 8

3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah kelahiran dan berkembangnya koperasi di negara maju dan


negara berkembang memang sangat diametral. Di negara maju koperasi
lahir sebagai gerakan untuk melawan ketidakadilan pasar, oleh karena itu
tumbuh dan berkembangnya koperasi berada dalam suasana persaingan
pasar. Bahkan dengan kekuatannya itu koperasi meraih posisi tawar dan
kedudukan penting dalam konstelasi kebijakan ekonomi termasuk dalam
perundingan internasional. Peraturan perundangan yang mengatur koperasi
tumbuh kemudian sebagai tuntutan masyarakat koperasi dalam rangka
melindungi dirinya.

Di negara berkembang koperasi dirasa perlu dihadirkan dalam


kerangka membangun institusi yang dapat menjadi mitra negara dalam
menggerakkan pembangunan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat.
Oleh karena itu kesadaran antara kesamaan dan kemuliaan tujuan negara
dan gerakan koperasi dalam memperjuangkan peningkatan kesejahteraan
masyarakat ditonjolkan di negara berkembang, baik oleh pemerintah
kolonial maupun pemerintahan bangsa sendiri setelah kemerdekaan,
berbagai peraturan perundangan yang mengatur koperasi dilahirkandengan
maksud mempercepat pengenalan koperasi dan memberikan arah bagi
pengembangan koperasi serta dukungan yang diperlukan.

1
B. Rumusan Masalah

A. Bagaimana sejarah koperasi di Indonesia?

B. Bagaimana perkembangan koperasi masa orde lama dan orde baru?

C. Tujuan

A. Untuk mengetahui sejarah koperasi di Indonesia.

B. Untuk mengetahui perkembangan koperasi masa orde lama dan orde baru.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Koperasi di Indonesia

Gerakan koperasi sedunia awalnya diprakarsai oleh Robert Owen


(1771 1858), yang pertama kali menerapkannya pada bisnis pemintalan
kapas pada tahun di New Lanark, Skotlandia. Gerakan koperasi ini
kemudian dikembangkan oleh William King (1786 – 1865) dengan
mendirikan koperasi. toko-toko di Brighton, Inggris. Pada tanggal 1 Mei
1828, King menerbitkan publikasi bulanan berjudul The Cooperator, yang
berisi ide dan saran praktis dalam menjalankan toko dengan menggunakan
prinsip-prinsip koperasi. Koperasi kemudian berkembang di negara lain.
Di Jerman, juga mendirikan koperasi dengan prinsip yang sama dengan
koperasi Inggris. Koperasi di Inggris didirikan oleh Charles Foirer,
Raffeinsen dan Schulze Delitch. Di Prancis, Louis Blanc mendirikan
koperasi produksi yang mengutamakan kualitas produk, di Denmark,
Pastor Christiansone mendirikan koperasi pertanian. Gerakan koperasi di
Indonesia pertama kali diperkenalkan oleh R. Aria Wiriatmadja di
Purwokerto, Jawa Tengah pada tahun 1896. Ia mendirikan koperasi kredit
dengan tujuan membantu rakyatnya yang terjerat hutang kepada rentenir
(Hulp dan Spaarbank). Koperasi ini kemudian melayani sektor pertanian
(HulpSpaar en Lanbouwcrediet Bank) meniru koperasi pertanian yang
dikembangkan di Jerman. Koperasi kemudian berkembang pesat dan
akhirnya ditiru oleh Boedi Oetomo dan Sarikat Dagang Indonesia

3
(SDI).Belanda, karena khawatir koperasi akan menjadi pusat perlawanan,
maka dibuatlah undang-undang no. 431 tahun 1915. Isinya antara lain:
1. Untuk mendirikan koperasi pengurus harus membayar minimal 50
gulden.
2. Sistem perusahaan koperasi yang dibuat harus menyerupai sistem
koperasi yang didirikan di Eropa.
3. Pendirian koperasi harus mendapat persetujuan Gubernur Jenderal
Hindia Belanda.
4. Usulan pendirian koperasi harus menggunakan bahasa Belanda.

Tokoh Indonesia mengajukan protes pada tahun 1927 atas prakarsa Dr


HJ Boeke, Belanda akhirnya memberlakukan undang-undang No. 91 Tahun
1927 yang isinya lebih ringan dari undang-undang no. 431. pada tahun 1915.
Peraturan pendirian koperasi menjadi lebih mudah sehingga orang
mendorong berdirinya koperasi The Study Club 1928, sebuah organisasi
dari intelektual yang berperan dalam mendorong berdirinya koperasi di
Indonesia. UU No. 91 Tahun 1927 antara lain berisi :

a. Untuk mendirikan koperasi pengurus hanya dikenakan royalti

sebesar 3 gulden untuk biaya meterai.

b. Usulan pembentukan koperasi dapat menggunakan bahasa daerah.

c. Hukum niaga berlaku untuk setiap daerah.

d. Perizinan dapat dibuat di wilayah.

4
Adanya undang-undang no. 91 tahun 1927 memberi kehidupanbaru
bagi perkembangan koperasi. Namun, kondisi ini tidak berlangsung lama
karena pada tahun 1927-1933 Belanda kembali memberlakukan undang-
undang yang berisi yang hampir sama dengan undang-undang no. 431
sehingga mengganggu upaya kerjasama untuk untuk kedua kalinya.

Jepang menduduki Indonesia pada tahun 1942. Kehadiran Jepang


sangat mempengaruhi perubahan struktural bagi perkembangan koperasi di
Indonesia. Peraturan Pemerintah Militer Jepang No. 23 Bagian 2
menyatakan bahwa pendirian asosiasi (termasuk koperasi) dan proses harus
disetujui oleh pemerintah setempat. Oleh karena itu, semua koperasi yang
telah terbentuk harus mendapatkan persetujuan ulang dari Suchokan.

Pemerintah Jepang juga telah meminta agar koperasi menjadi


kumikai. Koperasi ini awalnya berjalan dengan baik. Namun, fungsi telah
berubah drastis dan menjadi alat bagi Jepang untuk menghasilkan
keuntungan dan membawa kesengsaraan bagi rakyatnya. Kumpulkan
kebutuhan untuk menguntungkan Jepang melawan Sekutu. Situasi ini
mengecewakan masyarakat karena koperasi tidak mampu lagi.

Setelah kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 12 Juli 1947, gerakan


koperasi di Indonesia mengadakan kongres koperasi pertama di
Tasikmalaya . Dalam kongres tersebut diputuskan untuk membentuk
Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia Pusat atau SOKRI. SOKRI
merekomendasikan untuk menyelenggarakan pelatihan koperasi antara

5
manajemen, karyawan dan masyarakat. SOKRI juga memutuskan untuk
merayakan 12 Juli, Hari Koperasi Indonesia.

B. Perkembangan Koperasi Masa Orde Lama dan Orde Baru

Koperasi merupakan lembaga ekonomi kerakyatan yang sudah lama


dikenal di Indonesia, bahkan Dr. Muhammad Hatta salah satu dari penerbit
Republik Indonesia yang dikenal sebagai bapak koperasi mengatakan
bahwa koperasi adalah badan usaha bersama yang bergerak di bidang
ekonomi, terdiri dari mereka yang umumnya lemah secara ekonomi yang
bergabung secara sukarela dan atas dasar persamaan hak dan kewajiban
berusaha memenuhi kebutuhan para anggotanya.

Setelah kemerdekaan Indonesia, pemerintah mulai merumuskan


kebijakan ekonomi yang sesuai sebagaimana tercantum dalam Pasal 33
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
menyatakan bahwa koperasi adalah badan usaha yang sejalan dengan
perekonomian Indonesia. dengan Pasal, pemerintah kemudian menata
kembali Kantor Koperasi dan urusan dalam negeri menjadi dinas mandiri.
Urusan pembinaan koperasi kemudian diserahkan sepenuhnya kepada
Dinas Koperasi. Koperasi kemudian berkembang cukup pesat dari tahun
hingga 1959. Namun, sejak berdirinya sistem demokrasi liberal, koperasi
kembali terpengaruh karena dianggap tidak sesuai dengan liberalisme.
Dalam perkembangan selanjutnya, koperasi kembali digunakan sebagai
alat untuk kepentingan politik. Koperasi akhirnya
mengalami

6
perkembangan yg pesat lantaran adanya hegemoni presiden. Tetapi adanya
kekacauan politik yg terjadi sekitar tahun 1960-an mengakibatkan koperasi
balik dipakai buat kepentingan gerombolan politik sebagai akibatnya
mengalami stagnasi.

Pada tahun 1960, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah


No.140 mengenai Penyaluran Bahan Pokok & menugaskan koperasi
menjadi pelaksananya. Kemudian dalam tahun 1961 diselenggarakan
Musyawarah nasional Koperasi I (Munaskop I) pada Surabaya buat
melaksanakan prinsip Demokrasi Terpimpin dan Ekonomi Terpimpin.
Sejak waktu itu langkah-langkah mempolitikkan koperasi mulai tampak.

Pada Tahun 1965, pemerintah mengeluarkan Undang-undang


No.14 tahun 1965 dimana prinsip NASAKOM diterapkan dalam koperasi.
Pada tahun tadi pula dilaksanakan Munaskop II yg bertempat pada Jakarta.
Munaskop II ini ditengarai menjadi pengambilalihan koperasi sang
kekuatankekuatan politik menjadi pelaksana undang-undang baru. Pada
tahun 1965 pula terdapat insiden yg memberi dampak terhadap
perkembangan koperasi pada Indonesia yaitu Gerakan Tiga Puluh
September (G 30 S/PKI ) yang dilakukan sang Partai Komunis Indonesia.
Pada tahun 1967, pemerintah mengeluarkan Undang-undang No.12 Tahun
1967 mengenai Pokok-utama Perkoperasian yang mulai berlaku tanggal 18
Desember 1967. Dengan berlakunya undang-undang ini maka seluruh
koperasi harus beradaptasi dan dilakukan penertiban koperasi.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Gerakan koperasi di Indonesia pertama kali diperkenalkan oleh R.


Aria Wiriatmadja di Purwokerto, Jawa Tengah pada tahun 1896. Ia
mendirikan credit union dengan tujuan membantu orangnya yang terlilit
hutang kepada rentenir. Koperasi ini kemudian melayani sektor pertanian
(HulpSpaar en Lanbouwcrediet Bank) dengan meniru koperasi pertanian
yang dikembangkan di Jerman. Koperasi tersebut kemudian berkembang
pesat dan akhirnya ditiru oleh Boedi Oetomo dan Sarikat Dagang Indonesia
(SDI). Karena khawatir koperasi akan menjadi pusat perlawanan, kemudian
Belanda membuat undang-undang no. 431 Tahun 1915. Isinya membatasi
gerak koperasi. Akibatnya perkembangan koperasimengalami kemunduran.
Ketika Jepang menduduki Indonesia pada tahun 1942, gerakan koperasi
mengalami pasang surut. Pasal 2 Peraturan No. 23 Pemerintah Militer
Jepang menetapkan bahwa pendirian perserikatan (termasuk koperasi) dan
pembuktiannya harus mendapat persetujuan dari pemerintah daerah.
Koperasi ini pada mulanya berjalan dengan lancar, tetapi fungsinya berubah
drastis dan menjadi alat bagi Jepang untuk mencari keuntungan dan
membuat orang tidak senang.

8
DAFTAR PUSTAKA

Hamid, Edy Suandi. 2006. Perekonomian Indonesia. Pusat Penerbitan


Universitas Terbuka

Hudiyanto. 2002. Koperasi: Ideologi dan Pengelolaannya. Proyek Peningkatan


Penelitian Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional

Ropke, Jochen. 2003. The Economic Theory of Cooperative. Terjemahan.


Penerbit Salemba Empat

Sitio, Arifin dan Halomoan Tamba. 2001. Koperasi, Teori dan Praktik. Jakarta
Penerbit Erlangga.

Sukamdiyo, Ign. 1997. Manajemen Koperasi Pasca UU No. 25 tahun 1992.


Penerbit Erlangga

Supardjiman. 1964. Ideologi Koperasi, Membentuk Masyarakat Adil dan Makmur.


Jakarta. CV.
Ganaco www.
wikipedia.org
www.depkop.go.id

Anda mungkin juga menyukai