Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH EKONOMI KOPERASI

TENTANG
KOPERASI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

DISUSUN OLEH:
DINA NOPIKA NIM 2130402022
FUJRATUL MUMTAZAH NIM 2130402032
HARRY MURASYID NIM 2130402037

DOSEN PENGAMPU:
ALHUSNA NUPIAH, S. Pd, M.Pd.E

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN) MAHMUD YUNUS
BATUSANGKAR
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Pemakalah sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari

Bagi pemakalah sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak


kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Batusangkar, 15 September 2022

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1


B. Rumusan masalah................................................................................. 1
C. Tujuan dan manfaat masalah ................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Perjalanan Koperasi Indonesia ............................................................. 3


B. Arti Koperasi Indonesia dan Globalisasi Ekonomi .............................. 5
C. Maksud Ekonomi Kerakyatan .............................................................. 8
D. Kedudukan Ekonomi Kerakyatan di Indonesia.................................... 9
E. Maksud Koperasi Sebagai Lembaga Ekonomi Kerakyatn................... 10
F. Perran Koperasi Dalam Perekonomian Indonesia................................ 11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah kelahiran dan berkembangnya koperasi di negara maju dan
negara berkembang memang sangat diametral. Di negara maju koperasi
lahir sebagai gerakan untuk melawan ketidakadilan pasar, oleh karena itu
tumbuh dan berkembangnya koperasi berada dalam suasana persaingan
pasar. Bahkan dengan kekuatannya itu koperasi meraih posisi tawar dan
kedudukan penting dalam konstelasi kebijakan ekonomi termasuk dalam
perundingan internasional. Peraturan perundangan yang mengatur koperasi
tumbuh kemudian sebagai tuntutan masyarakat koperasi dalam rangka
melindungi dirinya.
Di negara berkembang koperasi dirasa perlu dihadirkan dalam
kerangka membangun institusi yang dapat menjadi mitra negara dalam
menggerakkan pembangunan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat.
Oleh karena itu kesadaran antara kesamaan dan kemuliaan tujuan negara
dan gerakan koperasi dalam memperjuangkan peningkatan kesejahteraan
masyarakat ditonjolkan di negara berkembang, baik oleh pemerintah
kolonial maupun pemerintahan bangsa sendiri setelah kemerdekaan,
berbagai peraturan perundangan yang mengatur koperasi dilahirkan
dengan maksud mempercepat pengenalan koperasi dan memberikan arah
bagi pengembangan koperasi serta dukungan/perlindungan yang
diperlukan.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaiman Perjalanan Koperasi Indonesia?
b. Apa Arti Koperasi Indonesia dan Globalisasi Ekonomi?
c. Apa Maksud Ekonomi Kerakyatan Sebagai Cita – cita Ekonomi
Indonesia?
d. Bagaiman Kedudukan Ekonomi Kerakyatan di Antara Sistem
Ekonomi?
e. Apa Maksud Koperasi Sebagai Lembaga Ekonomi Kerakyatan

1
2

f. Apa Peran Koperasi Dalam Perekonomian Indonesia?

C. Tujuan
a. Mendeskripsikan Perjalanan Koperasi Indonesia
b. Mendeskripsikan Arti Koperasi Indonesia dan Globalisasi Ekonomi
c. Mendeskripsikan Ekonomi Kerakyatan
d. Mendeskripsikan Kedudukan Ekonomi Kerakyatan
e. Mendeskripsikan Maksud Koperasi Sebagai Lembaga Ekonomi
Kerakyatan
f. Mendeskripsikan Peran Koperasi Dalam Perekonomian Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perjalanan Koperasi Indonesia
Pada masa Koloni Belanda, tercatat dua tokoh Belanda yang turut
memikirkan nasib penderitaan rakyat Hindia Belanda (Indonesia), yaitu E.
Siedeburgh (Kepala Daerah Purwokerto) dan penggantinya, De Wolf van
Westerrede. Kedua orang Belanda ini banyak kaitannya dengan perintisan
berdirinya koperasi pertama di Indonesia, yaitu di Purwokerto.
Orang pribumi Indonesia pertama yang jelas tercatat dalam sejarah
perintisan koperasi di Indonesia adalah Raden Aria Wiria Atmadja,
seorang pegawai negeri di Purwokerto yang tergugah untuk memperbaiki
kondisi para pegawai negeri yang kebanyakan terlilit utang dari rentenir.
Untuk itu pada tahun 1896, dengan didorong oleh E. Siedeburgh, Raden
Aria Wiria Atmadja mendirikan Hulp en Spaarbank (Bank Bantuan dan
Tabungan).
Untuk menjalankan bank itu, awalnya didayagunakan uang dana
masjid, dan selanjutnya berhasil mengumpulkan sendiri dana sebesar
4.000 gulden sebagai modal kerja. Dua tahun berikutnya, 1898, E.
Siedeburgh digantikan oleh De Wolf van Westerrede, yang telah lama
mengharapkan terbentuk. nya koperasi simpan pinjam untuk menolong
para petani. Menurut De Wolf, kebiasaan-kebiasaan yang telah mendarah
daging pada para petani di Hindia Belanda, yaitu gotong royong dan kerja
sama, merupakan dasar yang paling baik untuk berdiri suburnya koperasi.
Langkah pertama yang dilakukannya adalah mendukung penuh
keberadaan Hulp en Spaarbank-nya Raden Aria Wiria Atmadja yang
sudah jelas mengandung unsur-unsur perkoperasi an dan telah
memberikan banyak manfaat, meskipun baru pada lingkungan pegawai
negeri (priyayi).
De Wolf menganjurkan dan mendukung untuk memperluas usaha
Hulp en Spaarbank dan menyerasikan namanya menjadi Poerwokertosche
Hulp-Spaar en Land bouwcredietbank (Bank Bantuan, Tabungan, dan

3
4

Kredit Pertanian Purwokerto), sehingga dapat juga membantu para petani


secara langsung. De Wolf berhasil mendirikan 250 buah lumbung desa
sebagai badan untuk meminjamkan padi kepada rakyat. Lumbung ini
diurus oleh komisi yang terdiri dari Kepala Desa, Juru Tulis Desa, dan
Penghulu Kampung. Untuk lebih mewujudkan harapan besar nya
menolong para petani Hindia Belanda, De Wolf menyempatkan diri
belajar koperasi model Raiffesein langsung di Jerman. Pada tahun 1900,
De Wolf diberi tugas khusus untuk membentuk modal Koperasi Kredit
Desa.
Pada tahun 1908, berdirilah Perkumpulan Budi Utomo yang
dipimpin oleh Budi Utomo dan Gunawan Mangunkusumo. Perkumpulan
ini menganjurkan dan mencoba memajukan Koperasi Rumah Tangga
(Konsumsi).
Tahun 1912, berdiri pula Serikat Dagang Islam oleh H. Samanhudi
yang bertujuan untuk memperkuat posisi pedagang pribumi terhadap
pedagang Tionghoa dengan cara mendirikan toko-toko koperasi.
Ketiga generasi awal koperasi pertama di Indonesia (Hindia Belanda)
tersebut tidak dapat dikatakan berhasil sebagai suatu usaha koperasi
karena memang sosialisasi asas-asas dan prinsip koperasi pada saat itu
sangat kurang. Tetapi, ketiganya merupakan benih awal keberadaan
koperasi yang tercatat di Indonesia. (Pachta, 2005: 39 - 41)
Setelah Indonesia merdeka, pemerintah mulai merumuskan
kebijakan ekonomi yang sesuai. Seperti yang termaktub dalam pasal 33
Undang-undang Dasar 1945 yang mengisyaratkan bahwa koperasi
merupakan bangun usaha yang sesuai dengan perekonomian Indonesia.
Sejalan dengan pasal tersebut maka pemerintah kemudian melakukan
reorganisasi pada Jawatan Koperasi dan Perdagangan Dalam Negeri
menjadi jawatan yang mandiri. Urusan pengembangan koperasi
selanjutnya diserahkan sepenuhnya kepada Jawatan Koperasi. Koperasi
kemudian mengalami perkembangan yang cukup pesat sampai tahun 1959.
Namun sejak diterapkannya sistem demokrasi liberal, koperasi
5

kembali terombang-ambing karena dianggap tidak sesuai dengan


liberalisme. (Lestari, 2018: 23)Begitulah pertumbuhan koperasi di
Indonesia dimulai sejak tahun 1896 yang selanjutnya berkembang dari
waktu ke waktu sampai sekarang. Perkembangan koperasi di Indonesia
mengalami pasang naik dan turun dengan titik berat lingkup kegiatan
usaha secara menyeluruh yang berbeda-beda dari waktu ke waktu sesuai
dengan iklim lingkungannya. Jikalau pertumbuhan koperasi yang pertama
di Indonesia menekankan pada kegiatan simpan-pinjam maka selanjutnya
tumbuh pula koperasi yang menekankan pada kegiatan penyediaan barang-
barang konsumsi dan dan kemudian koperasi yang menekankan pada
kegiatan penyediaan barang-barang untuk keperluan produksi.
Perkembangan koperasi dari berbagai jenis kegiatan usaha tersebut
selanjutnya ada kecenderungan menuju kepada suatu bentuk koperasi yang
memiliki beberapa jenis kegiatan usaha. (Masngudi, 1990: 9)
B. Koperasi Indonesia dan Globalisasi Ekonomi
a. Koperasi Indonesia
Koperasi adalah suatu badan usaha yang secara sukarela dimiliki
dan dikendalikan oleh anggota yang adalah juga pelanggannya dan
dioperasikan oleh mereka dan untuk mereka atas dasar niralaba atau atas
dasar biaya.
Dalam definisi tersebut dapat kita temukan adanya unsur-unsur:
1. Demokrasi;
2. Keanggotaan yang sukarela;
3. Bahwa tujuan utama dari koperasi adalah memberikan pelayanan
kepada anggota-anggotanya, bukan hanya untuk mencari keuntungan.
(Hendrojogi, 1997: 24)
Definisi tersebut sebelumnya agak berbeda dengan apa yang
dikemukakan Moh. Hatta. "Bapak Koperasi Indonesia" ini mendefinisikan
koperasi lebih sederhana tetapi jelas, padat, dan ada suatu visi dan misi
yang dikandung koperasi. Dia mengatakan "Koperasi adalah usaha
bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan
6

tolong-menolong. Semangat tolong-menolong tersebut didorong oleh


keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan seorang buat semua
dan semua buat seorang". (Sattar, 2017: 31)
b. Globalisasi Ekonomi
Tidak ada definisi yang baku atau standar mengenai globalisasi,
tetapi secara sederhana globalisasi ekonomi dapat diartikan sebagai suatu
proses dimana semakin banyak negara yang terlibat dalam kegiatan
ekonomi dunia. Jadi, jika pada periode sejak perang dunia kedua berakhir
hingga tahun 1970-an ekonomi dunia didominasi oleh ekonomi Amerika
Serikat (AS), sekarang ini walaupun produk domestik bruto (PDB) AS
masih besar yakni sekitar 45% dari PDB dunia, peran dari ekonomi Uni
Eropa, Jepang dan negaranegara yang tergolong dalam newly
industrialized countries (NICs), seperti Korea Selatan, Taiwan, dan
Singapura, dan Cina jauh lebih kuat sebagai motor penggerak
perekonomian dunia.
Semakin mengglobalnya suatu negara di dalam perekonomian
dunia dapat dilihat dari misalnya peningkatan dari perdagangan
internasionalnya (ekspor dan impor) yang tercerminkan antara lain pada
peningkatan pangsa ekspornya di pasar global dan peningkatan rasio
impor terhadap PDB-nya; semakin aktif terlibat dalam proses produksi
yang melibatkan banyak negara (misalnya dalam membuat pesawat
Boeing lebih dari 50 negara terlibat yang masingmasing membuat bagian-
bagian tertentu dari pesawat tersebut, atau dalam membuat pesawat
Airbus, sejumlah negara Eropa terlibat dalam proses pembuatannya), dan
semakin besar arus investasi asing yang masuk ke negara tersebut atau
semakin besarnya investasi dari negara tersebut ke negara-negara lain.
(Zaroni, 2015: 3)
Adanya perkembangan terknologi, informasi, komunikasi dan
perubahan gaya serta pola pikir masyarakat seharusnya tidak menjadi
sebuah ancaman bagi koperasi, justru koperasi harus menangkap dampak
positif dari perkembangan tersebut. Oleh sebab itu koperasi akan tetap
7

berperan dalam perekonomian domestik dan internasional selama mampu


menjadi pelaku ekonomi (pelaku usaha) yang bersaing dengan pelaku
ekonomi lainnya. Dampak positif yang menjadi peluang koperasi untuk
meningkatkan perannya dalam pembangunan ekonomi bangsa dalam
revolusi industri 4.0 di era globalisasi terhadap koperasi ialah:
1. Berdasarkan teori “keunggulan relatif” David Ricardo, produksi global
dapat ditingkatkan. Spesialisasi dan perdagangan dapat membuat
penggunaan faktor produksi global menjadi lebih efisien dan
meningkatkan produksi global, dan masyarakat dapat memperoleh
manfaat dari spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk peningkatan
pendapatan, sehingga dapat meningkatkan pengeluaran dan tabungan.
2. Memperkuat kemakmuran bangsa yakni dengan menjalin perdagangan
bebas yang memungkinkan orang untuk mengimpor lebih banyak
barang dari luar negeri, memberi konsumen lebih banyak pilihan, dan
dapat memperoleh keuntungan dari produk yang lebih baik dengan
harga yang lebih rendah. Akan memperluas pasar domestik untuk
produk.
3. Menyediakan lebih banyak modal untuk pembangunan ekonomi
Perkembangan sektor industri dan banyak daerah lainnya
dikembangkan terutama melalui investasi perusahaan asing maupun
perusahaan swasta domestik. Perusahaan-perusahaan domestik ini
seringkali membutuhkan perbankan dan modal pasar saham. Modal
asing, terutama ibu kota negara maju yang memiliki akses ke pasar
uang dan modal dalam negeri, dapat membantu menyediakan modal
yang diperlukan.
4. Perdagangan luar negeri yang bebas memungkinkan suatu negara
memiliki pasar yang jauh lebih besar daripada pasar domestiknya.
Mendapatkan lebih banyak modal dan keterampilan yang lebih baik.
(Putri, Arjuna, 2021: 6)
Jadi, proses globalisasi dari sisi ekonomi adalah suatu perubahan di
dalam perekonomian dunia yang bersifat mendasar atau struktural dan
8

akan berlangsung terus dalam laju yang semakin pesat mengikuti


kemajuan teknologi yang juga prosesnya semakin cepat. Perkembangan
ini telah meningkatkan kadar hubungan saling ketergantungan dan juga
mempertajam persaingan antarnegara, tidak hanya dalam perdagangan
internasional tetapi juga dalam kegiatan investasi, finansial dan produksi.
(Zaroni, 2015: 3)
C. Ekonomi Kerakyatan Sebagai Cita – cita Ekonomi Indonesia
Perekonomian kerakyatan adalah perekonomian dengan rakyat
sebagai badan utamanya, dan kekuatannya terletak pada rakyat serta pada
kemakmuran rakyat. Perekonomian kerakyatan sendiri adalah Kegiatan
ekonomi atau usaha secara mandiri yang dilakukan oleh orang-orang biasa
(rakyat) yang mengoperasikan seluruh sumber daya ekonomi yang dapat
diusahakan dan dikuasai, selanjutnya disebut UKM. Pasal 33 UUD 1945
mengatur sistem ekonomi yang bertujuan untuk mencapai kedaulatan
rakyat di bidang ekonomi. Selain itu, menurut Pasal 27 ayat 2 dan Pasal
34, peran negara dalam sistem ekonomi kerakyatan meliputi lima unsur
berikut: (1) pengembangan koperasi; (2) pengembangan BUMN: (3)
pengembangan dan pemanfaatan tanah, air dan lain-lain Segala kekayaan
yang terkandung di dalamnya untuk kepentingan rakyat (4) Setiap warga
negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan (5) Mengurus anak miskin
dan terlantar.
Sistem ekonomi kerakyatan memiliki makna di mana sebuah
sistem ekonomi partisipatif yang memberikan keluasan bagi rakyat untuk
terlibat dalam proses produksi, pemberdayaan dan pemberdayaan
masyarakat, dan fokus terus-menerus pada sumber daya alam dan
lingkungan hidup sebagai penyangga kehidupan Mekanisme pelaksanaan
fungsi-fungsi dalam rangka mewujudkan kemakmuran yang merata bagi
seluruh rakyat Indonesia secara berkelanjutan. Implikasi ini juga
terkandung dalam gagasan dasar sistem ekonomi kerakyatan. Keterlibatan
Pemerintah dalammembantu ekonomi rakyat melahirkan istilah UMKM.
Pemerintah berupaya untuk mendorong terbentuknya UMKM supaya
9

masyarakat bisa memenuhi kebutuhan ekonominya dan menjadi


masyarakat yang berdaya saing.
Pengertian dasar dari UMKM di Indonesia tercantum pada UU 20
Republik Indonesia Tahun 2008 menjelaskan bahwa mikro perusahaan
diciptakan oleh individu dan bisnis produktif Bisnis milik badan yang
memenuhi persyaratan untuk memulai usaha mikro berdasarkan undang-
undang yang disebutkan di atas.
Ekonomi kerakyatan dalam peran strategisnya memberikan kontribusi
yang besar bagi perekonomian di Indonesia. Keterlibatan Pemerintah
dalam membantu ekonomi rakyat melahirkan istilah UMKM (Usaha
Mikro Kecil dan Menengah yang dibukakan bantuan permodalan, antara
lain KUR (Kredit Untuk Rakyat) Sangat mengesankan betapa besar peran
UMKM dalam memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat Peran
usaha mikro, kecil dan menengah dalam menyediakan lapangan pekerjaan.
(Melati & dkk, 2022: 100-101)
D. Kedudukan Ekonomi Kerakyatan
Ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang berbasis pada
kekuatan ekonomi rakyat. Ekonomi rakyat sendiri berarti sebuah kegiatan
ekonomi atau usaha yang dilakukan oleh rakyat kebanyakan atau
mayoritas yang dengan secara swadaya mengelola sumber daya ekonomi
apa saja yang dapat diusahakan dan dikuasainya. Selanjutnya, kegiatan ini
disebut sebagai Usaha Kecil dan Menegah (UKM) yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan dasar. Gagasan ekonomi kerakyatan dikembangkan
sebagai upaya alternatif dari para ahli ekonomi Indonesia untuk menjawab
kegagalan yang dialami oleh negara-negara berkembang termasuk
Indonesia dalam menerapkan teori pertumbuhan. Penerapan teori yang
telah membawa kesuksesan di negara-negara kawasan Eropa itu ternyata
telah menimbulkan kenyataan lain di sejumlah bangsa yang berbeda.
Bahkan di kebanyakan negara-negara yang sedang berkembang, teori
pertumbuhan justru menimbulkan kesenjangan sosial ekonomi yang
semakin melebar. Oleh karena itu, pada akhirnya ahli ekonomi Indonesia
10

berusaha mengembangkan berbagai alternatif konsep pembangunan yang


bertumpu pada pertumbuhan.
Pertumbuhan ekonomi tetap merupakan pertimbangan prioritas,
tetapi pelaksanaannya harus serasi dengan pembangunan nasional yang
berintikan pada manusia, tanpa harus mengorbankan kepentingan manusia
atau masyarakat lainnya. Dari pernyataan tersebut jelas sekali bahwa
konsep ekonomi kerakyatan dikembangkan sebagai upaya untuk lebih
mengedepankan masyarakat. Dengan kata lain, konsep ekonomi
kerakyatan dilakukan sebagai sebuah strategi untuk membangun
kesejahteraan dengan lebih mengutamakan pemberdayaan masyarakat.
Dapat ditegaskan bahwa tujuan utama penyelenggaraan sistem ekonomi
kerakyatan pada dasarnya adalah untuk mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia melalui peningkatan kemampuan masyarakat
dalam mengendalikan jalannya roda perekonomian. (Malau,2016: 3)
E. Koperasi Sebagai Lembaga Ekonomi Kerakyatan
Koperasi tentu juga termasuk lembaga ekonomi rakyat yang
menggerakkan perekonomian rakyat dalam memacu kesejahteraan sosial
masyarakat. Oleh karena itu, pertumbuhan koperasi dan pertumbuhan
bisnisnya dari waktu ke waktu perlu selalu ditingkatkan sehingga koperasi
menjadi bagian substantif dan integralistik dalam perekonomian nasional.
Karena demokrasi ekonomi yang mau kita kembangkan juga melalui
pertumbuhan bisnis koperasi yang memadai. Kecuali itu, demokrasi
ekonomi mengandung unsur kekeluargaan, pemerataan, keadilan sosial,
dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat.
Setiap badan usaha yang dijalankan dan kepemilikannya adalah
perseorangan guna memenuhi kebutuhan dalam bidang social, ekonomi
dan budaya disebut dengan koperasi. Segala kegiatan yang memiliki visi
dan misi dalam mencapai asas kekeluargaan di dorong agar memudahkan
dalam mencapai tujuan koperasi.
Struktur organisasi yang dimiliki koperasi dengan lembaga keuangan
lainnya pada prinsipnya sama. Hanya saja tugas masing-masing jabatan
11

tidaklah sama antara koperasi dengan organisasi keuangan lainnya. Dalam


struktur koperasi terdiri atas Rapat Anggota, Pengurus dan Pengawas
Koperasi. Dimana setiap jabatan mempunyai hubungan yang berkaitan
sehingga tidak bisa terlepas jabatan satu dengan jabatan lainnya. (Hasan &
dkk, 2021: 19)
F. Peran Koperasi Dalam Perekonomian Indonesia
Gambaran dari tujuan, fungsi dan peran koperasi Indonesia ini
dapat diuraikan seperti berikut:
a. Koperasi Indonesia berusaha ikut membantu para anggotanya untuk
dapat meningkatkan penghasilannya. Misalnya dalam Koperasi Unit
Desa (KUD) membeli beras atau gabah dari para petani, terutama petani
anggota KUD. Kemudian KUD menyetorkan/menjualnya ke Depot
Logistik (Dolog) dengan harga yang lebih tinggi dibanding jika beras
atau digabah tersebut dibeli oleh para tengkulak. Dengan demikian
koperasi akan dapat membantu meningkatkan penghasilan para anggota
khususnya dan masyarakat pada umumnya.
b. Koperasi Indonesia dapat mengurangi tingkat pengangguran. Dengan
semakin meningkatnya pertambahan penduduk, membawa dampak
meningkatnya pula pengangguran, karena berkurangnya atau semakin
sulitnya lapangan pekerjaan. Hal ini merupakan problem nasional yang
tidak mudah untuk mengatasinya. Dalam menghadapi persoalnan
seperti ini, kehadiran koperasi seperti misalnya SKUD, diharapkan
dapat menolong nasib mereka yang membutuhkan lapangan pekerjaan
yang layak. Jika hal tersebut dapat dilakukan koperasi, maka koperasi
akan dapat meningkatkan taraf hidup anggota khususnya dan
masyarakat pada umumnya dan membuka atau memberikan
kesempatan kerja bagi para pencari lapangan pekerjaan.
c. Koperasi Indonesia dapat mengembangkan kegiatan usaha masyarakat.
Sebagai badan usaha yang mengutamakan usaha bersama dalam
meningkat bakan kesejahteraan hidup para anggotanya, maka dalam
kegiatan usahanya koperasi berusaha mempersatukan usaha bersama
12

tersebut dengan baik. Misalnya dalam KUD yang bergerak di bidang


pertanian, KUD tersebut dapat mempersatukan daya upaya
pertaniannya dengan jalan memenuhi kebutuhan alat-alat pertanian
yang dibutuhkan oleh masyarakat petani, seperti: cangkul, sabit, alat
pem bajak, alat penyemprot hama, pupuk, dan sebagainya. Jika
kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat dicukupi oleh KUD dengan harga
yang relatif lebih murah, maka diharapkan para petani tersebut akan
dapat meningkat kegiatan usahanya. Dengan demi kian nampak bahwa
koperasi mampu mengembangkan volume usaha masyarakat petani
khusus nya dan masyarakat pada umumnya.
d. Koperasi Indonesia dapat berperan serta meningkatkan taraf hidup
rakyat. Tujuan utama koperasi adalah meningkatkan taraf hidup para
anggotanya, kemudian setelah kebutuhan para anggota tercukupi,
koperasi berusaha untuk ikut meningkatkan taraf hidup masyarakat
pada umumnya. Karena para anggota koperasi pada dasarnya juga
anggota masyarakat, maka dengan jalan ini secara bertahap koperasi
ikut berperan meningkatkan taraf hidup masyarakat/rakyat
e. Koperasi Indonesia dapat berperan ikut meningkatkan pendidikan
rakyat. Koperasi dapat memberikan pendidikan kepada rakyat dengan
jalan mendidik para anggota koperasi terlebih dahulu, dan kemudian
secara berantai para anggota koperasi dapat mengamalkan
pengetahuannya tersebut kepada masyarakat sekitarnya. Misalnya
dalam hal pengelistahuan dan keterampilan seperti: cara bercocok
tanam yang baik, kepemimpinan dalam suatu organisasi dan
sebagainya. Dengan cara seperti tersebut, koperasi dapat ikut berperan
meningkatkan pendidikan rakyat.
f. Koperasi Indonesia dapat berperan sebagai alat perjuangan ekonomi.
Koperasi dapat memberikan kemampuan yang besar untuk dapat
mempertinggi kesejahteraan rakyat banyak. Terlihat dalam kenyataan
sekarang ini, sebagian besar rakyat kita meru pakan golongan ekonomi
lemah. Untuk itu koperasi harus mampu mandiri, mampu meningkatkan
13

potensi usahanya, agar sebagai alat perjuangan ekonomi rakyat dapat


berperan serta mempertinggi kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu
sikap keter gantungan koperasi kepada bantuan dan fasilitas dari
pemerintah tidak boleh berjalan terus, agar koperasi mampu mandiri,
mampu bersaing dengan badan-badan usaha lainnya. Majunya koperasi
akan dapat memberikan dorongan untuk meningkatkan taraf hidup para
anggota khususnya, dan rakyat banyak pada umumnya.
g. Koperasi Indonesia dapat berperan menciptakan demokrasi ekonomi.
Dalam perannya sebagai alat pendemokrasian ekonomi nasional,
koperasi dituntut berperan menyeluruh di semua lapangan usaha dan
mampu menjangkau sektor-sektor ekonomi fital yang bermanfaat bagi
kehidupan masyarakat. Untuk itu koperasi harus mampu bersaing
secara positif dan objektif dengan badan-badan usaha lainnya yang ada.
Demokrasi ekonomi Indonesia adalah demokrasi ekonomi berdasar
Pancasila, seperti telah ditetapkan dalam Garis-Garis Besar Ha luan
Negara (GBHN). Di dalam demokrasi ekonomi berdasar Pancasila
ditekankan bahwa masyarakat memegang peran aktif dalam
pembangunan, sedangkan pemerintah wajib memberikan pengarahan
dan bimbingan. Untuk itu, di dalam demokrasi ekonomi berdasar
Pancasila harus dihindarkan timbulnya ciri-ciri negatif seperti berikut:
1. Sistem free fight liberalism, yang menumbuhkan eksploitasi
terhadap manusia dan bangsa lain yang dalam sejarahnya di
Indonesia telah menimbulkan dan menempatkan kelemahan
struktural posisi Indonesia dalam ekonomi dunia.
2. Sistem etatisme, yaitu negara beserta aparatur ekonominya bersifat
dominan serta mendesak dan mematikan potensi serta daya kreasi
unit unit ekonomi di luar sektor negara.
3. Pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok dalam bentuk
monopoli yang merugikan masyarakat.
h. Koperasi Indonesia dapat berperan serta dalam membangun tatanan
perekonomian nasional. Koperasi sebagai salah satu bangun usaha
14

ekonomi memegang peranan yang sangat penting dan merupakan alat


ekonomi bangsa yang sangat vital, karena dapat menjangkau kehidupan
seluruh masyarakat terutama masyarakat kecil di pedesaan. Oleh karena
itu, koperasi dapat diibaratkan pula sebagai salah satu urat nadi
perekonomian bangsa. Sehingga sehubungan dengan itu, koperasi perlu
sekali dikem bangkan bersama dengan kegiatan usaha ekonomi lainnya,
dalam keikutsertaannya mengisi dan men sukseskan pembangunan
bangsa menuju pada bangsa yang modern, bangsa yang berkualitas,
bangsa yang maju, dengan hidup yang penuh ke makmuran dan
sejahtera lahir batin, serta ikut menciptakan kehidupan bangsa yang
berkeadilan, dengan berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Sehubungan dengan itu, apabila kita analogikan bangsa adalah sama
seperti tubuh manusia dengan segala organ tubuhnya, maka urat nadi di
dalam tubuh manusia tersebut adalah merupakan elemen atau organ vital
bagi hidup manusia tersebut. Se hingga dengan demikian, jika koperasi
diibaratkan sebagai salah satu urat nadi perekonomian bangsa, maka
koperasi sangat menentukan bagi kehidupan bangsa tersebut.
i. Koperasi Indonesia dapat berperan sebagai alat pembina insan
masyarakat, untuk memperkokoh kedudukan ekonomi bangsa Indonesia
serta bersatu dalam mengatur tata laksana perekonomian rakyat.
(Hadhikusuma, 2000: 40-46)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Orang-orang pertama yang tercatat dalam sejarah perintisan koperasi di
Indonesia (Purwokerto) adalah De Wolf van Westerrede (Tokoh), E.
Siedeburgh (Kepala daerah) Raden Aria Wiria Atmadja (Salahsatu Pribumi)
1896 mendirikan Hulp en Spaarbank (Bank Bantuan dan Tabungan). Hulp en
Spaarbank dan menyerasikan namanya menjadi Poerwokertosche Hulp-Spaar
en Land bouwcredietbank (Bank Bantuan, Tabungan, dan Kredit Pertanian
Purwokerto). Tahun 1900, De Wolf diberi tugas khusus untuk membentuk
modal Koperasi Kredit Desa.
2. Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan
ekonomi berdasarkan tolong-menolong. Semangat tolong-menolong tersebut
didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan seorang
buat semua dan semua buat seorang. Proses globalisasi dari sisi ekonomi
adalah suatu perubahan di dalam perekonomian dunia yang bersifat
mendasar atau struktural dan akan berlangsung terus dalam laju yang
semakin pesat mengikuti kemajuan teknologi yang juga prosesnya semakin
cepat.
3. Sistem ekonomi kerakyatan memiliki makna di mana sebuah sistem ekonomi
partisipatif yang memberikan keluasan bagi rakyat untuk terlibat dalam
proses produksi, pemberdayaan dan pemberdayaan masyarakat, dan fokus
terus-menerus pada sumber daya alam dan lingkungan hidup sebagai
penyangga kehidupan Mekanisme pelaksanaan fungsi-fungsi dalam rangka
mewujudkan kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia secara
berkelanjutan.
4. Ekonomi rakyat sendiri berarti sebuah kegiatan ekonomi atau usaha yang
dilakukan oleh rakyat kebanyakan atau mayoritas yang dengan secara
swadaya mengelola sumber daya ekonomi apa saja yang dapat diusahakan
dan dikuasainya.

15
16

5. Koperasi tentu juga termasuk lembaga ekonomi rakyat yang menggerakkan


perekonomian rakyat dalam memacu kesejahteraan sosial masyarakat. Oleh
karena itu, pertumbuhan koperasi dan pertumbuhan bisnisnya dari waktu ke
waktu perlu selalu ditingkatkan sehingga koperasi menjadi bagian substantif
dan integralistik dalam perekonomian nasional.
6. Peran Koperasi Indonesia berusaha ikut membantu para anggotanya untuk
dapat meningkatkan penghasilannya. Koperasi Indonesia dapat mengurangi
tingkat pengangguran. Dengan semakin meningkatnya pertambahan
penduduk, membawa dampak meningkatnya pula pengangguran, karena
berkurangnya atau semakin sulitnya lapangan pekerjaan. Koperasi Indonesia
dapat mengembangkan kegiatan usaha masyarakat. Koperasi Indonesia dapat
berperan serta meningkatkan taraf hidup rakyat. Koperasi Indonesia dapat
berperan ikut meningkatkan pendidikan rakyat. Koperasi Indonesia dapat
berperan sebagai alat perjuangan ekonomi. Koperasi Indonesia dapat
berperan menciptakan demokrasi ekonomi. Koperasi Indonesia dapat
berperan serta dalam membangun tatanan perekonomian nasional. Koperasi
Indonesia dapat berperan sebagai alat pembina insan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Masngudi. 1990. Perkembangan Koperasi Di Indonesia. Jakarta: Departemen


Koperasi

Zaroni, Akhmad Nur. 2015. Globalisasi Ekonomi dan Implikasi Bagi Negara –
negara Berkembang.

Malau, Natalia Artha. 2016. Ekonomi Kerakyatan Sebagai Paradigma dan


Strategi Baru dalam Ekonomi Indonesia. vol. 2

Hadhikusuma, Sutantya Rahardja. 2000. Hukum Koperasi Indonesia. Jakarta: PT


Raja Grafindo Persada

Sattar. 2017. Ekonomi Koperasi. Yogyakarta: CV. Budi Utama

Pachta, Andjar. 2005. Hukum Koperasi Indonesia. Jakarta: Kencana

Hendrojogi. 2010. Koperasi Asas – asas, Teori, dan Praktik. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada

Hasan, Muhammad & dkk. 2021. Koperasi & UMKM. Bandung: Media Sains
Indonesia

Melati, Inaya Sari & dkk. 2022. Eksistensi Ekonomi Kerakyatan Di Indonesia.
Semarang: Academi Publication

Putri, Nabila Edyliana, Arjuna Rizaldi. 2021. Perkembangan Koperasi Di


Indonesia Dalam Menghadapi Tantangan Revolusi Industri 4.0 Di Era
Globalisasi. Vol.1

Anda mungkin juga menyukai