OLEH
KELOMPOK 3
Rasman (A021191078)
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Wassalamualaikum wr.wb
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………….…i
DAFTAR ISI………………………………………………...……………………ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………..2
C. Tujuan ………………………………………………………………..2
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Kesimpulan………..………………………………………………..16
B. Saran………………..………………………………………………16
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..17
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
1
faktor produksi khususnya permodalan. Dengan demikian, koperasi masih
perlu perhatian pemerintah agar keberadaannya bisa benar-benar sebagai
soko guru perekonomian Indonesia yang merupakan sistem
perekonomian yang diuangkan dalam UUD 1945.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan topik Perkuliahan yang ke 3, yaitu Bab IV Buku
Manajemen Koperasi Ign. Sukamdiyo, maka permasalahan yang
diangkat dalam penelitian tugas ini adalah:
a. Bagaimana Koperasi di Indonesia Sebelum Merdeka?
b. Bagaimana Koperasi di Indonesia Setelah Merdeka?
c. Bagaimana Koperasi Indonesia pada Zaman Orde Baru?
d. Bagaimana Pembangunan Koperasi
e. Apa Kunci Pembangunan Koperasi
C.Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Pada tahun 1929, PNI di bawah pimpinan Ir. Sukarmo
mengobarkan semangat berkoperasi kepada kalangan pemuda.
Pada periode ini sudah terdaftar 439 koperasi di seluruh Indonesia.
Pada tahun 1930 dibentuk bagian urusan koperasi pada
kementrian Dalam Negeri di mana tokoh yang terkenal masa itu
adalah R.M. Margono Djojohadikusumo.
Pada tahun 1931 telah berdiri 172 koperasi yang disahkan
pemerintah Belanda.
Pada tahun 1939 dibentuk Jawatan Koperasi dan Perdagangan
dalam negeri oleh pemerintah.
Pada tahun 1940, di Indonesia sudah ada 574 koperasi yang
sebagian besar bergerak di pedesaan, yang melayani simpan
pinjam bagi anggotanya.
Pada tahun 1942 pemerintah Jepang mencabut Undang-Undang
No. 23 dan menggantikannya dengan kumini, yaitu Koperasi model
Jepang yang dalam kenyataannya digunakan sebagai alat untuk
mengumpulkan hasil buni dan barang-barang kebutuhan Jepang.
Akibatnya kepercayaan rakyat terhadap koperasi hilang dan hal ini
merupakan kerugian yang besar bagi pertumbuhan koperasi di
Indonesia.
4
koperasi, maka Moh. Hatta diangkat sebagai Bapak Koperasi Indonesia.
Beberapa kejadian penting yang mempengaruhi perkembangan koperasi
di Indonesia dapat dicatat sebagai berikut:
5
Pada tahun 1968, Direktorat Koperasi Departemen Nakertránskop
RI menyusun bunga rampai tentang peraturan perkoperasian di
Indonesia. Organisasi gerakan Koperasi adalah berbentuk badan hukum
menurut SK Menteri Transmigrasi dan Koperasi No.
64/KPTS/Menstran/69 tertanggal 16 Juli 1969, yaitu tentang pengesahan
Badan Hukum terhadap Badan Kesatuan Gerakan Koperasi Indonesia.
Realisasi dari Kepmen tersebut adalah dibubarkannya GERKOPIN dan
sebagai penggantinya dibentuk Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN)
pada tanggal 9 Pebruari 1970. Khususnya mengenai koperasi jenis KUD,
badan ini mulai dibentuk sejak dikeluarkannya Inpres No. 1 Tahun 1973
tentang BUUD dan KUD.
6
4. Jumlah pengurus maksimal 5 orang, pengawas 3 orang dan
semuanya berasal dari kalangan anggota.
5. Memiliki modal sendiri minimal Rp 5 juta.
6. Hasil audit laporan keuangan harus tanpa kualifikasi.
7. Kewajaran suatu rencana memiliki deviasi 20% (untuk program dan
nonprogram).
8. Mempunyai Rasio Keuangan sebagai berikut: Likuiditas antara
150% - 200% dan Solvabilitas > 100%
9. Perkembangan volume harus proporsional dengan jumlah anggota,
yaitu: Rp 250.000 setahun per orang.
10. Pendapatan kotor minimal dapat menutupi biaya berdasarkan
efisiensi usaha.
11. Sarana usaha yang dikelola sendiri.
12. Tidak ada penyelewengan dan membahayakan KUD.
13. Tidak memiliki tunggakan.
Berdasarkan landasan hukum yang telah diuraikan sebelumnya,
yang semuanya berorientasi dan berlandaskan pada apa yang tertuang di
GBHN, maka dapat dipastikan bahwa perjalanan koperasi di Indonesia
sudah cukup untuk menapak maju pesat lagi, jenis KUD. Dalam PJPT II,
yang menjadi, sasaran bidang ekonomi adalah: menciptakan
perekonomian bersama yang mandiri dan andal sebagai usaha atas dasar
kekeluargaan dan berdasarkan demokrasi. Di sini terlihat - bahwa
peranan koperasi semakin nyata.
7
Pada tanggal 21 Oktober 1992, disahkan Undang-undang Republik
Indonesia No. 25 Tahun 1992 tentáng perkoperasian. Undang-undang ini
merupakan landasan yang kokoh bagi Koperasi Indonesia di masa yang
akan datang. Pada Lampiran 3 dikutip secara lengkap isi dari Undang-
undang Koperasi yang baru tersebut, terutama pasal-pasalnya. Filosofi,
jiwa, dan semangat koperasi Undang-undang yang baru ini bisa
digambarkan sebagai berikut:
1. HISTORIS
- Hal-hal atau prinsip yang harus dipertahankan
- Hal-hal atau ketentuan yang perlu diperjelas atau dipertegas
- Hal-hal atau ketentuan yang perlu penyempurnaan atau
penyesuaian
- Hal-hal atau ketentuan yang perlu dimuat atau ditampung
sesuai dengan kebutuhan atau perkembangan
2. HUKUM / YURIDIS
- Status koperasi sebagai badan usaha dan badan hukum
- Koperasi memiliki jati diri
3. POLICY / KEBIJAKAN
- Koperasi bagian integral tata perekonomian nasional
- Koperasi membangun diri dan dibangun mandiri
- Pemerintah mendorong, membimbing, dan memberikan
perlindungan kepada koperasi
4. OPERASIONAL
- Koperasi adalah badan usaha dan sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat
- Koperasi memperoleh peluang dan kebebasan usaha
8
D. PEMBANGUNAN KOPERASI DI INDONESIA
9
c.) Perusahaan baik milik negara maupun swasta dalam koperasi
karyawan.
10
Di manapun baik di negara berkembang maupun di negara maju kita
selalu disuguhkan contoh koperasi yang berhasil, namun ada kesamaan
universal yaitu koperasi peternak sapi perah dan koperasi produsen susu,
selalu menjadi contoh sukses dimana-mana. Secara spesial terdapat
contoh yang lain seperti produsen gandum di daratan Australia, produsen
kedele di Amerika Utara dan Selatan hingga petani tebu di India yang
menyamai kartel produsen. Keberhasilan universal koperasi produsen
susu, baik besar maupun kecil, di negara maju dan berkembang
nampaknya terletak pada keserasian struktur pasar dengan kehadiran
koperasi, dengan demikian koperasi terbukti merupakan kerjasama pasar
yang tangguh untuk menghadapi ketidakadilan pasar. Corak
ketergantungan yang tinggi kegiatan produksi yang teratur dan kontinyu
menjadikan hubungan antara anggota dan koperasi sangat kukuh.
11
2. Terlalu banyak yang diharapkan dari koperasi atau terlalu banyak
fungsi yang dibebankan kepada koperasi melebihi fungsi atau
tujuan koperasi sebenarnya.
3. Kondisi yang tidak kondusif, seperti distorsi pasar, kebijakan
ekonomi seperti misalnya kebijakan proteksi yang anti-pertanian,
dan sebagainya.
4. Kurangnya kerjasama pada bidang ekonomi dari masyarakat kota
sehingga koperasi semakin terkucilkan
a.) Image koperasi sebagai ekonomi kelas dua masih tertanam dalam
benak orang – orang Indonesia sehingga, menjadi sedikit penghambat
dalam pengembangan koperasi menjadi unit ekonomi yang lebih
besar ,maju dan punya daya saing dengan perusahaan – perusahaan
besar.
b.) Perkembangan koperasi di Indonesia yang dimulai dari atas (bottom
up)tetapi dari atas (top down) ,artinya koperasi berkembang di
indonesia bukan dari kesadaran masyarakat, tetapi muncul dari
12
dukungan pemerintah yang disosialisasikan ke bawah.Dalam hal ini
seharusnya, pemerintah bekerja double selain mendukung juga harus
mensosialisasikanya dulu ke bawah sehingga rakyat menjadi mengerti
akan manfaat dan tujuan dari koperasi.
c.) Tingkat partisipasi anggota koperasi masih rendah, ini disebabkan
sosialisasi yang belum optimal. Masyarakat yang menjadi anggota
hanya sebatas tahu koperasi itu hanya untuk melayani konsumen
seperti biasa, baik untuk barang konsumsi atau pinjaman. Artinya
masyarakat belum tahu esensi dari koperasi itu sendiri, baik dari
sistem permodalan maupun sistem kepemilikanya. Keadaan seperti ini
tentu sangat rentan terhadap penyelewengan dana oleh pengurus,
karena tanpa partisipasi anggota tidak ada kontrol dari anggota nya
sendiri terhadap pengurus.
d.) Manajemen koperasi yang belum profesional, ini banyak terjadi di
koperasi koperasi yang anggota dan pengurusnya memiliki tingkat
pendidikan yang rendah.
e.) Pemerintah terlalu memanjakan koperasi, ini juga menjadi alasan kuat
mengapa koperasi Indonesia tidak mengalami kemajuan. Selain
merugikan pemerintah bantuan seperti ini pula akan menjadikan
koperasi tidak bisa bersaing karena terus terusan menjadi benalu
negara. Seharusnya pemerintah mengucurkan bantuan dengan sistem
pengawasan yang baik, walaupun bentuk dananya hibah yang tidak
perlu dikembalikan. Dengan pengawasan dan bantuan akan
membantu koperasi menjadi lebih profesional, mandiri dan mampu
bersaing.
f.) Prinsip koperasi Rochdale bagian kerjasama dan sukarela serta
terbuka , tidak dijalankan dengan baik di Indonesia, karena koperasi
Indonesia bersifat tertutup dan terjadi pengkotak kotakan.
Keanggotaan koperasi hanya berlaku untuk yang seprofesi saja dan
menyebabkan pergerakan koperasi tidak maksimal, walaupun sudah
13
di bentuk koperasi sekunder tetapi belum mampu menyatukan kerja
sama antar koperasi yang berbeda beda jenis.
14
Kelemahan Koperasi Di Indonesia
Hal-hal yang menjadi kelemahan koperasi di Indonesia adalah:
a. Koperasi sulit berkembang karena modal terbatas.
b. Kurang cakapnya pengurus dalam mengelola koperasi.
c. Pengurus kadang-kadang tidak jujur.
d. Kurangnya kerja sama antara pengurus, pengawas dan
anggotanya.
15
(gotong royong) memang kuat dan sering ditonjolkan, nanun kalau
sudah menjurus ke arah keuangan, yaitu kerja sama dan bantu
membantu dalam hal usaha, dirasakan masih sangat lemnah.
Padahal kerja sama dalam koperasi merupakan faktor yang sangat
menentukan suksesnya lembaga ekonomi ini. Koperasi yang di
dalamnya tidak ada kerja sama ekonomi antara para anggota
seperti yayasan sosial yang menghamburkan sumber daya dalam
mensejahterakan ekonomi anggotanya.
Menurut Gaay Schwediman, Dekan Fakultas Administrasi Bisnis,
Universitas Nebraska, agar koperasi yang akan datang dapat lebih maju,
manajemen tradisi perlu diganti dengan manajemen modern, yang
memiliki ciri-ciri berikut:
16
11. Selalu pembinaan dan promosi karyawan. Pendidikan anggota
menjadi salah satu program yang rutin.
BAB 3
KESIMPULAN
A.Kesimpulan
B.Saran
17
Daftar Pustaka
18