Disusun Oleh :
Tetapi, banyak dari kita belum bahkan tidak memahami pengertian, konsep,
manfaat, ciri-ciri bahkan kegunaan dan kekurangan koperasi. Kebanyakan hanya
memahami apa itu koperasi tanpa mengetahui mendalam tentang konsep
ataupun aliran yang dimiliki Ekonomi Koperasi. Disini kita akan membahas
tentang mendalam apa itu pengertian, prinsip, ciri-ciri, manfaat dan kelebihan
koperasi. Kita juga akan melihat jurnal dan membaca artikel tentang ekonomi
koperasi.
B. RUMUSAN MASALAH
Agar makalah ini dapat bermanfaat, saya mengambil beberapa rumusan masalah
tentang jurnal dari ekonomi koperasi agar kita mengetahui lebih dalam tentang
perhitungan-perhitungan yang lebih terperinci dari ekonomi koperasi.
C. TUJUAN
Makalah ini saya buat agar kita semakin mengetahui lebih mendalam tentang
jurnal dari ekonomi koperasi.
d. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang dapat diambil dari makalah ini adalah :
a) Dapat menambah pengetahuan tentang jurnal dan perhitungan dalam
ekonomi koperasi.
b) Dapat menerapkan ekonomi koperasi di dunia, di Indonesia bahkan
dikehidupan sehari hari.
c) Menjadikan ilmu dalam ekonomi koperasi sebagai pedoman dalam
berwirausaha.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat Penelitian
E. Sistematika Penulisan
BAB III
Jurnal dari ekonomi koperasi beserta dengan artikel ekonomi koperasi.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB V
REFRENSI SUMBER
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih
dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidak
seimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas
kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan
timbulnya kelangkaan.
Secara umum, subjek dalam ekonomi dapat dibagi dengan beberapa cara yang
paling terkenal adalah mikroekonomi dan makroekonomi. Selain itu, subjek
ekonomi juga bisa dibagi menjadi positif (deskriptif) dan normative, mainstream
dan heterodox, dan lainnya.
B. Pengertian Koperasi
Pengertian Koperasi menurut Undang-undang Koperasi Nomor 25 Tahun 1992
adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.
PJV Dooren Koperasi serikat adalah sebuah asosiasi anggota, baik pribadi, yang
telah secara sukarela datang bersama-sama dalam mengejar tujuan ekonomi
umum.
· PRINSIP-PRINSIP MUNKNER
a. Keanggotaan bersifat sukarela
b. Keanggotaan terbuka
c. Pengembangan anggota
d. Identitas sebagai pemilik dan pelanggan
e. Manajemen dan pengawasan dilaksanakan scr demokratis
f. Koperasi sbg kumpulan orang-orang
g. Modal yang berkaitan dg aspek sosial tidak dibagi
h. Efisiensi ekonomi dari perusahaan koperasi
I. Perkumpulan dengan sukarela
j. Kebebasan dalam pengambilan keputusan dan penetapan tujuan
k. Pendistribusian yang adil dan merata akan hasil-hasil ekonomi
l. Pendidikan anggota
· PRINSIP ROCHDALE
a. Pengawasan secara demokratis
b. Keanggotaan yang terbuka
c. Bunga atas modal dibatasi
d. Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota sebanding dengan jasa masing-
masing anggota
e. Penjualan sepenuhnya dengan tunai
f. Barang-barang yang dijual harus asli dan tidak yang dipalsukan
g. Menyelenggarakan pendidikan kepada anggota dengan prinsip-prinsip anggota
h. Netral terhadap politik dan agama
· PRINSIP RAIFFEISEN
a. Swadaya
b. Daerah kerja terbatas
c. SHU untuk cadangan
d. Tanggung jawab anggota tidak terbatas
e. Pengurus bekerja atas dasar kesukarelaan
f. Usaha hanya kepada anggota
g. Keanggotaan atas dasar watak, bukan uang
E. MANFAAT KOPERASI
Manfaat koperasi dibagi menjadi dua bidang, yaitu
A. Manfaat koperasi di bidang ekonomi
· Meningkatkan penghasilan para anggotanya.
· Sisa hasil usaha dibagikan kembali kepada anggota sesuai dengan aktivitas yang
berlangsung.
· Menawarkan barang-jasa dengan lebih murah dibanding dengan toko-toko yang
lain.
· Hal ini bertujuan agar barang-jasa ini mampu dan dapat dibeli oleh anggota
atau masyarakat umum yang kurang mampu.
· Melatih masyarakat untuk menggunakan pendapatannya secara efektif dengan
membiasakan hidup hemat.
· Menumbuhkan sikap jujur dan terbuka dalam setiap pengelolaan koperasi.
F. CIRI-CIRI KOPERASI
a. Dasar pendirian dan tujuan berdasarkan kesamaan cita-cita untuk mencapai
kesejahteraan bersama
b. Sifat anggota terbuka dan sukerla
c. Hak suara dalam suatu rapat anggota tidak dapat diwakili siapa pun.
d. Pembagian keuntungan atas besar atau kecilnya pendapatan jasa setiap
masing-masing anggota
e. Koperasi selalu memperhatikan usaha kesejahteraan masyarakat sekitarnya
f. Modal koperasi diperoleh dari simpanan setiap anggotanya
BAB III
PEMBAHASAN
JURNAL UMUM
KOPERASI SERBA USAHA “BIG FAMILY”
PERIODE Juli 2014.
Tanggal
Uraian
Debet
Kredit
2014
Juli
01
02
04
05
10
11
14
21
22
25
Kas
Modal
Kas
Barang dagang (ATK)
Beban sewa
Kas
Beban listrik
Kas
Kas
Barang dagang (sembako)
Beban gaji
Kas
Kas
Pendapatan jasa
Kas
Peralatan kantor (komputer)
Beban sampah
Kas
Beban telepon
Kas
Rp 20.000.000
Rp 1.200.000
Rp 800.000
Rp 300.000
Rp 500.000
Rp 3.000.000
Rp 500.000
Rp 3.000.000
Rp 200.000
Rp 500.000
Rp 20.000.000
Rp 1.200.000
Rp 800.000
Rp 300.000
Rp 500.000
Rp 3.000.000
Rp 500.000
Rp 3.000.000
Rp 200.000
Rp 500.000
Jumlah
Rp 30.000.000
Rp 30.000.000
D
K
1101
Kas
439.450.000
1102
Piutang dagang
187.000.000
1103
Sediaan produk jadi
146.800.000
1104
Sediaan barang dlam proses
44.100.000
1105
Sediaan bahan baku dan bahan pembantu
91.000.000
1106
Perlengkapan pabrik
1.700.000
1107
Perlengkapan kantor
6.700.000
1108
Asuransi dibayar dimuka
3.600.000
1201
Aktiva tetap
680.000.000
1202
Akumulasi penyusutan aktiva tetap
115.000.000
2101
Hutang dagang
58.000.000
2102
Hutang bank
55.000.000
2103
Hutang gaji dan upah
53.700.000
2104
Hutang lain-lain
500.000
3101
Modal saham
500.000.000
3102
Laba ditahan
50.000.000
4101
Penjualan
2.027.150.000
4201
Pendapatan bunga
8.300.000
5101
Harga pokok penjualan
1.064.800
5201
Gaji dan upah
5202
Beban gaji bag.penjualan
80.700.000
5203
Beban penjualan lain-lain
28.150.000
5204
Beban gaji bag.administrasi umum
66.600.000
5205
Beban adm. Umum lain-lain
18.650.000
5301
Beban bunga
8.400.000
6101
BDP- Biaya bahan baku
6102
BDP-Biaya tenaga kerja
6103
BDP-Biaya overhead pabrik
2.867.650.000
2.867.650.000
Kas
Beban adm.umum lain-lain
-Pendapatan bunga
190.000
50.000
240.000
Des.31
5.500.000
5.500.000
Des.31
Beban bunga
-Hutang lain-lain
550.000
550.000
Des.31
6.000.000
6.000.000
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sedangkan definisi ekonomi koperasi menurut UUD No. 25 Tahun 1992 adalah
suatu badan usaha beranggotakan orang-orang atau bahan hukum koperasi
dengan berlandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi kerakyatan yang berdasar atas azaz kekeluargaan.
Terdapat banyak manfaat, fungsi dan ciri-ciri yang kita ketahui dari koperasi.
Kita juga dapat memahami mengenai perincian biaya-biaya yang masuk dan
keluar dari koperasi dengan adanya jurnal yang dapat memberikan kita perkiraan
tentang keuntungan atau kerugian dari koperasi tersebut. Selain itu kita juga
dapat melihat adanya artikel dan mengetahui bahwa ternyata Indonesia, India
dan pasar negara berkembang lainnya telah terkena arus besar uang asing sejak
Mei lalu.
BAB V
REFRENSI
· http://nitanopri.wordpress.com/2013/11/26/ekonomi-koperasi-artikel-
tentang-ekonomi-dan-jurnal/
· http://yolentaflonsari.blogspot.com/2014/01/bedah-jurnal-3-ekonomi-
koperasi_9502.html
JURNAL 2
JURNAL EKONOMI KOPERASI
ABSTRAK
Permasalahan yang sedang dihadapi oleh koperasi pada saat ini sangat beraneka ragam,
baik yang berasal dari internal maupun eksternal. Permasalahan internal biasanya
terjadi pada pengurus/ kenaggotaan itu sendiri serta modal. Dan untuk masalah
eksternal berasal dari pesaing dan asumsi masyarakat mengenai koperasi sangat
buruk. Masalah yang dihadapi pada saat ini akan semakin meluas jika tidak ditangani
sesegera mungkin.
Sebelum melakukan tindakan pemecahan masalah, langkah awal yang harus dilakukan
adalah menganalisa penyebab terjadinya masalah, maka harus melakukan ana;isa
penyebab terjadinya masalah. Setelah mengetahui akar permasalahannya, kita dapat
melakukan langkah konkrit yang selanjutnya diharapkan dapat memecahkan masalah
yang dihadapi.
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada studi ini adalah :
1. Koperasi di indonesia sulit berkembang
2. Penyebab yang membuat koperasi sulit berkembang
3. Mengetahui jalan keluar dari masalah tersebut
BAB II
PEMBAHASAN
Selain itu ada beberapa hal yang menyebabkan sulitnya perkembangan koperasi di
indonesia antara lain :
a. Image koperasi sebagai ekonom kelas dua masih tertahan dalam benak orang –
orang indonesia sehingga menjadi sedikit penghambat dalam pengembangan
koperasi menjadi unit ekonomi yang lebih besar, maju, dan punya daya saing
dengan perusahaan – perusahaan besar.
b. perkembangan koperasi diindonesia yang dimulai dari atas(bottom up) tetapi dari
atas (top down), artinya koperasi berkembang diindonesia bukan dari lesadaran
masyarakat, tetapi muncul dari dukungan pemerintah yang disosialisasikan ke
bawa. Berbeda dengan yang diluar negeri, koperasi terbentuk karena adanya
kesadaran masyarakat untuk saling membantu memenuhi kebutuhan dan
mensejahterakan yang merupakan tujuan koperasi itu sendiri, sehingga pemerintah
tinggal menjadi pendukung damn pelindung saja. Di indonesia, pemerintah
bekerja double, karna selain mendukung juga harus mensosialisasikannya terlebih
dahulu ke bawah sehingga rakyat menjadi mengerti akan manfaat dan tujuan dari
koperasi.
c. Tingkat partisipasi anggota koperasi masih renda, ini disebabkan sosialisasi yang
belum optimal. Masyarakat yang menjadi anggota hanya sebatas tahu koperasi itu
hanya untuk melayani konsumen seperti biasa. Artinya masyarakat belum tahu
esensi dari koperasi itu sendiri baik dari sistem permodalan maupun sistem
kepemilikannya. Keadaan seperti ini tentu sangat rentan terhadap penyelewengan
dana oleh pengurus, karena tanpa partisipasi anggota tidak ada kontrol dari
anggotanya sendiri terhadap pengurus.
d. Manajemen koperasi yang belum profesional, ini banyak terjadi di koperasi yang
anggota dan pengurusnya memiliki tingkat pendidikan yang rendah.
e. Pemerintah terlalu memanjakan koperasi, ini juga menjadi alasan kuat mengapa
koperasi indonesia tidak maju – maju. Koperasi banyak dibantu pemerintah lewat
dana segar tanpa ada pengawasan terhadap bantuan tersebut. Sifat bantuannya pun
tidak wajib dikembalikan. Selain merugikan pemerintah bantuan seperti ini pula
akan menjadikan koperasi kita tidak bisa bersaing karena terus menerus menjadi
benalu negara. Seharusnya pemerintah mengucurkan bantuan dengan sistem
pengawasannya yang baik, walaupun dananya bentuknya hibah yang tidk perlu
dikembalikan. Dengan demikian akan membantu koperasi menjadi lebih
profesional, mandiri dan mampu bersaing.
Masalah Eksternal :
Analogi sederhana yang dikembangkan adalah jika koperasi lebih berdaya, maka
kegiatan produksi dan konsumsi yang jika dikerjakan sendiri-sendiri tidak akan
berhasil, maka melalui koperasi yang telah mendapatkan mandat dari anggota-
anggotanya hal tersebut dapat dilakukan dengan lebih berhasil. Dengan kata
lain, kepentingan ekonomi rakyat, terutama kelompok masyarakat yang berada
pada aras ekonomi kelas bawah (misalnya petani, nelayan, pedagang kaki lima) akan
relatif lebih mudah diperjuangkan kepentingan ekonominya melalui wadah koperasi.
Inilah sesungguhnya yang menjadi latar belakang pentingnya pemberdayaan koperasi.
Ciri utama perkembangan koperasi di Indonesia adalah dengan pola penitipan kepada
program yaitu :
Selain 3 pokok utama yang menurut saya menjadi penghambatnya sperkembangan koperasi
di indonesia masih banyak hal lain yang menjadi faktornya seperti kurangnya kesadaran
masyarakat untuk menyadari kebutuhan dia sendiri dan mengembangkan diri secara
mandiri,padahal bila masyarakat memiliki kesadraan itu akan menjadi motivasi utama
masyarakat untuk mendirikan koperasi sehingga dapat bekerja sama dengan yang lainnya.
Selain itu mayoritas masyarkat masih menganggap koperasi sebagai ekonomi kelas dua jadi
ini menghambat koperasi untuk menjadi badan usaha ekonomi yang lebih besar dan
memiliki daya saing dengan lembaga ekonomi lainnya. Banyaknya koperasi di Indonesia
yang berdiri berdasarkan sosialisasi pemerintah bukan berdasarkan kemauan atau kesadaran
masyarkat itu sendiri menjadikan perkembangan koperasi berawal dari atas berbeda dari luar
negeri yang berdasarkan kesadaran masyarakat sehingga masyarakat mengetahui manfaat
dan tujuan koperasi untuk kesejahteraan mereka dan berusaha agar koperasi itu terus
berkembang.
c) Sebagian dari anggota belum menyadari hak dan kewajiban mereka sebagai
anggota.
d.) Partisipasi mereka dalam kegiatan organisasi juga masih harus ditingkatkan. Apabila
suatu koperasi mengadakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) banyak anggotanya yang
tidak hadir. Akibatnya keputusan-keputusan yang dihasilkan tidak mereka rasakan
sebagai keputusan yang mengikat.
e.) Banyaknya anggota yang tidak mau bekerjasama dan mereka juga memiliki banyak
utang kepada koperasi, hal ini menyebabkan modal yang ada dikoperasi semakin
berkurang.
2. Pengurus Koperasi
Dalam hal kepengurusan juga dihadapi kelemahan-kelemahan yang sama. masalah yang
menjadi penghambat berkembangnya koperasi dari sisi pengurus adalah :
c.) Pengurus kurang berdedikasi terhadap kelangsungan hidup koperasi. Ini berarti
bahwa kepribadian dan mental pengurus, pengawas, manajer belum berjiwa koperasi
sehingga harus diperbaiki lagi.
e.) Masih ada koperasi yang anggota pengurusnya kurang berusaha untuk menigkatkan
pengetahuan dan ketrampilannya. Kursus-kursus yang diselenggarakan untuk
pengurus koperasi sering tidak mereka hadiri.
f.) Dalam kepengurusan koperasi sampai saat ini masih belum ada pembagian tugas
yang jelas.
g.) Pengurus koperasi kebanyakan yang sudah lanjut usia dan para tokoh masyarakat
yang sudah memiliki jabatan ditempat lain, sehingga perhatiannya terhadap koperasi
berkurang.
h.) Pegurus masih belum mampu berkoordinasi dengan anggota, manajer, pengawas,
dan instansi pemerintah dengan baik
3. Pengawas Koperasi
Anggota dari badan pengawas koperasi banyak yang belum berfungsi. Hal ini di
disebabkan oleh :
a.) Kemampuan anggoota pengawas yang belum memadai, terlebih jika dibandingkan
dengan semakin meningkatnya usaha koperasi
b.) Di pihak lain, pembukuan koperasi biasanya belum lengkap dan tidak siap untuk
diperiksa.
c.) Pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas koperasi sekunder dan kantor koperasi
juga belum banyak membantu perkembangan kemampuan anggota pengawas ataupun
peningkatan pembukuan koperasi.Pemeriksaan yang mereka lakukan terutama
mengarah pada kepentingan permohonan kredit.
Masalah Eksternal
a.) Iklim yang mendukung pertumbuhan koperasi belum selaras dengan kehendak
anggota koperasi, seperti kebijakan pemerintah yang belem jelas dan efektif untuk
koperasi, sistem prasarana, pelayanan, pendidikan, dan penyuluhan.
b.) Banyaknya badan usaha lain yang bergerak pada bidang usaha yang sama dengan
koperasi.
c.) Kurangnya fasilitas-fasilitas yang dapat menarik perhatian masyarakat dan masih
banyaknya masyarakat yang tidak mempercayai koperasi.
Masalah usaha koperasi dapat digambarkan sebagai berikut. Ada koperasi yang manajer
dan karyawannya belum memenuhi harapan. Di antara mereka ada yang belum dapat
bekerja secara profesional, sesuai dengan peranan dan tugas operasi yang telah
ditetapkan. Masih ada administrasi koperasi yang belum menggunakan prinsip-prinsip
pembukuan dengan baik. Sistem informasi majemen koperasi mesih belum
berkembang sehingga pengambilan keputusan belum didukung dengan informasi
yang cukup lengkap dan dapat diandalkan.
Di samping itu masih ada manajer yang kurang mempunyai kemampuan sebagai
wirausaha. Di antara mereka bahkan masih ada yang kurang mampu untuk menyusun
rencana, program, dan kegiatan usaha. Padahal mereka harus memimpin dan
menggerakkan karyawan untuk melaksanakan rencana, program, dan kegiatan usaha
yang ditentukan. Penilaian terhadap keadaan serta mengadakan penyesuaian rencana,
program, dan kegiatan usaha setiap kali ada perkembangan dalam keadaan yang
dihadapainya.
Dari sisi produksi, koperasi sering mengalami kesulitan untuk memperoleh bahan baku.
Salah satu bahan baku pokok yang sulit diperoleh adalah modal. Dalam hal kualitas,
output koperasi tidak distandardisasikan, sehingga secara relatif kalah dengan output
industri besar. dalam banyak kasus, output koperasi (dan UKM) tidak memiliki
keunggulan komparatif sehingga sulit untuk dipasarkan.
3 unsur penting suatu koperasi dapat dikatakan berhasil ataupun maju bisa dilihat dari sisi
pokok berikut :
a.) Manajemen
koperasi harus teliti dalam manajemen,memilih pengurus maupun pengelola agar badan
usaha yang didirikan akan berkembang dengan baik.
b.) Permodalan
Kurang berkembangnya koperasi juga berkaitan sekali dengan kondisi modal keuangan
badan usaha tersebut.
Pengelola yang ditunjuk oleh pengurus seringkali diambil dari kalangan yang kurang
profesional. Sering kali pengelola yang diambil bukan dari yang berpengalaman baik
dari sisi akademis maupun penerapan dalam wirausaha.
Koperasi sulit berkembang solusi tepat untuk masalah itu dapat berupa memperbaiki
system kerja para pengurus dan anggota serta melakukan gerakan promosi koperasi di
lingkungan sekitar untuk mendukung langkah – langkah yang direncanakan ,setelah
itu kita mencari peluang peluang untuk mengembangkan koperasi dengan cara
membuat proposal rencana usaha untuk permintaan bantuan kepada pemerintah
setempat agar rencana – rencana itu didukung baik secara fisik maupun secara materi.
Ada beberapa cara untuk mengatasi masalah yang ada pada koperasi:
Hal mendasar yang sangat penting dalam upaya memajukan koperasi adalah dengan
merekrut anggota yang berkompeten dalam bidangnya. Tidak hanya orang yang
sekedar mau menjadi anggota melainkan orang-orang yang memiliki kemampuan
dalam pengelolaan dan pengembangan koperasi. Masalahnya keanggotaan koperasi
yang ada sekarang belum menjangkau bagian terbesar dari masyarakat. Ditinjau dari
segi kualiats masalah keanggotaan koperasi tercermin dalam beberapa hal,diantaranya
adalah:
•Keterampilan dan keahlian yang dimiliki oleh para anggota hanya terbatas.
•Sebagian dari anggota belum menyadari hak dan kewajiban mereka sebagai anggota.
•Dalam kegiatan Rapat Anggota Tahunan(RAT) partisipasi anggota untuk hadir sangat
kurang sehingga keputusan-keputusan yang dihasilkan mereka kurang memahaminya.
•Banyak anggota koperasi yang kurang mau bekerjasama dalam pengembangan koperasi
dan kebanyakan para anggota mempunyai banyak utang di koperasi.
GCG (Good Corporate Governance) adalah prinsip korporasi yang sehat yang perlu
diterapkan dalam pengelolaan perusahaan yang dilaksanakan semata-mata demi
menjaga kepentingan perusahaan dalam rangka mencapai maksud dan tujuan
perusahaan.GCG ini merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh semua pihak yang
berkepentingan dengan perusahaan untuk menjalankan usahanya secara baik sesuai
dengan hak dan kewajibannya masing-masing.
Implementasi dari GCG dalam beberapa hal dapat di implementasikan pada koperasi,guna
menciptakan tatakelola koperasi yang baik,hingga dapat mencapai misi dan tanggung
jawab sosialnya yaitu mensejahterakan anggotanya.
Sering ditemukan beberapa masalah dalam ruang lingkup karyawan yang dapat di analisis
diantaranya yaitu:
• Karyawan di dalam koperasi kurang menjalankan tugasnya dengan efektif di dalam
koperasi.
Maka dengan memberikan pelatihan yang berkala kepada karyawan koperasi akan
menciptakan suasana kerja yang kondusif dan mempunyai karyawan yang
berdedikasi,sehingg dalam kepengurusannya akan berjalan lebih efisien.
Menyediakan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan koperasi sangat penting
dilakukan untuk menunjang terlaksananya koperasi yang efektif. Pemerintah perlu
mendukung dan menyediakan apa yang dibutuhkan oleh pengurus anggota
maupunpengelola agar kegiatan dalam koperasi tidak terhambat dan menjadikan
koperasi tidak berkembang.
6. Penyuluhan Masyarakat
koperasi kurang peminatnya dikarenakan ada pandangan masyarakat bahwa koperasi
adalah usaha bersama/gabungan yang sangat diidentikan dengan masyarakat kelas
menengah ke bawah,maka dari sinilah perlu diadakan penyuluhan. Penyuluhan
masyarakat disini berfungsi untuk memunculkan kesadaran masyarakat betapa
pentingnya koperasi yang pada pokok tanggung jawabnya untuk mensejahterakan
masyarakat. Dengan adanya penyuluhan diharapkan pengetahuan masyarakat tentang
koperasi akan bertambah.masyarakat dapat mengetahui bahwa sebenarnya koperasi
merupakan ekonomi rakyat yang dapat menyejahterakan anggotanya,sehingga mereka
berminat untuk bergabung.
Dengan cara-cara tersebut diharapkan dapat memajukan koperasi sebagai salah satu
sektor perekonomian di Indonesia yang sungguh-sungguh dapat mensejahterakan
rakyatnya. Selain tu juga diharapkan koperasi dapat bersaing di perekonomian dunia.
Dengan hal tersebut pula sangat diharapkan agar koperasi di Indonesia dapat terus
maju dan berkembang karena koperasi adalah salah satu badan usaha yang
menyediakan fasilitas untuk masyarakat kecil dan menengah.
Kementerian Koperasi dan UKM perlu menyiapkan blue print pengelolaan koperasi
secara efektif. Blue print koperasi ini nantinya diharapkan akan menjadi panduan bagi
seluruh koperasi Indonesia dalam menjalankan kegiatan operasinya secara
profesional, efektif dan efisien. Menyebarkan tata kerja koperasi yang efisien melalui
bidang pendidikan,usaha,perdagangan,dll.
Pada saat ini, belum tampak adanya reformasi di bidang ekonomi lebih-lebih disektor
moneter, bahkan kecenderungan yang ada adalah membangun kembali usaha
konglomerat yang hancur dengan cara mengkonsentrasikan asset pada permodalan
melalui program rekapitalisasi perbankan.
Dalam menghadapi situasi seperti ini, alternatif terbaik bagi usaha kecil termasuk
koperasi adalah menghimpun kekuatan sendiri baik kekuatan ekonomi maupun
kekuatan polotis untuk memperkuat posisi tawar dalam penentuan kebijakan
perekonomian nasional. Ini bukanlah kondisi yang mustahil diwujudkan, sebab usaha
kecil termasuk koperasi jumlahnya sangat banyak dan tersebar di seluruh wilayah
nusantara sehingga jika disatukan akan membentuk kekuatan yang cukup besar.
Dengan ini diharapkan dapat memajukan koperasi sebagai salah satu sektor
perekonomian di Indonesia. Juga diharapkan koperasi dapat bersaing di perekonomian
dunia.sangat diharapkan agar koperasi di Indonesia dapat terus maju dan berkembang
karena koperasi adalah salah satu badan usaha yang menyediakan fasilitas untuk
masyarakat kecil dan menengah.
10. Membentuk Karakter Pemuda yang Bermental Wirausaha yang mempunyai sifat
tangguh.
Hal ini diharapkan dapat membangkitkan jiwa nasionalisme dan menjadi pemuda
pancasila yang berkewarganegaraan indonesia. Sehingga dengan memberikan
motivasi dalam hal ini jiwa kepedulian akan negaranya akan muncul, betapa
pentingnya koperasi untuk membangun perekonomian negeri indonesia ini.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan adanya koperasi masyarakat merasa lebih sejahtera karena pada dasarnya
koperasi sangat memperhatikan perekonomian masyarakat, mengembangkan potensi
dan kemampuan ekonomi anggota dan masyarakat, berupaya mempertinggi kualitas
kehidupan manusia, memperkokoh perekonomian rakyat, mengembangkan
perekonomian nasional, serta mengembangkan kreativitas dan jiwa berorganisasi bagi
pelajar bangsa,baik untuk bidang usaha perdagangan, pertanian,nelayan dll.
Namun seiring berjalannya waktu koperasi mempunyai beberapa kendala ,baik dalam segi
penataannya,struktur manajemennya,pemasarannya ,anggota,kurangnya sarana dan
prasarana,maka pengembangan jaringan informasi serta pengembangan pusat
informasi merupakan kebutuhan pendukung untuk memperkuat kehadiran koperasi.
Hal mendasar yang sangat penting dalam upaya memajukan koperasi adalah dengan
merekrut anggota yang berkompeten dalam bidangnya.
Dalam menghadapi kesulitan koperasi baik dalam urusan keterbatasan sarana dan
prasarana,minimnya modal yang dimiliki oleh kopersi yang disini sangat dibutuhkan
adnya turun tangan pemerintah dalam mengatasi permodalan koperasi,minimnya
pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan koperasi mengenai hal teknologi.
Sosialisasi koperasi kepada masyarakat sangatlah penting,karena dengan sosialisasi
masyarakat bisa tahu akan pentingnya keberadaan koperasi itu sendiri. Di Indonesia,
beberapa Koperasi sebenarnya ada sudah bisa dikatakan memiliki unit usaha besar
dan beragam serta dapat berkembang dengan mempunyai banyak cabang diberbagai
daerah di indonesia. Penyebab Koperasi di Indonesia Kurang Berkembang Pesat
Tingkat partisipasi anggota koperasi masih kurang.
3.2 Saran
Karna sudah mengetahui penyebab dan solusi dari maslaah koperasi tersebut alangkah
baiknya dilaksanakan dengan lebih baik lagi dan supaya koperasi menjadi lebih m aju.
Daftar Pustaka
https://ayuriskaamelia.wordpress.com/soft-skill/mengapa-koperasi-sulit-berkembang-di-
indonesia/
http://dokumen.tips/documents/tugas-ekonomi-koperasi-mengapa-koperasi-sulit-
berkembang.html
https://windasirumapea.wordpress.com/2013/10/07/mengapa-koperasi-sulit-berkembang-
di-indonesia/
http://endangmanajemen.blogspot.co.id/2014/01/masalah-dan-solusi-dalam-
memajukan.html
http://wahyusaputro88.blogspot.co.id/2011/10/masalah-koperasi-di-indonesia-yang.html
https://azizfauzan29.wordpress.com/2013/12/01/penyebab-koperasi-di-indonesia-tidak-
berkembang/
JURNAL 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Dengan dibuatnya karya tulis ini, kami mempunyai tujuan pokok yang ingin dicapai
adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui bagaimana cara menghitung pembagian SHU (Sisa Hasil Usaha).
2. Dapat mengetahui komponen-komponen apa saja yang terdapat dalam koperasi.
3. Dapat mengetahui keuntungan dalam suatu koperasi.
BAB II
PEMBAHASAN
INFORMASI DASAR
Beberapa informasi dasar dalam penghitungan SHU anggota diketahui sebagai
berikut:
1. SHU Total Koperasi pada satu tahun buku
2. Bagian (persentase) SHU anggota
3. Total simpanan seluruh anggota
4. Total seluruh transaksi usaha (volume usaha atau omset) yang bersumber dari
anggota
5. Jumlah simpanan per anggota
6. Omset atau volume usaha per anggota
7. Bagian (persentase) SHU untuk simpanan anggota
8. Bagian (persentase) SHU untuk transaksi usaha anggota
SHU koperasi dibagikan kepada anggota koperasi berdasarkan dari dua kegiatan ekonomi
koperasi yang dilakukan oleh anggota sendiri, yaitu:
1. SHU atas jasa modal
Pembagian ini juga sekaligus mencerminkan anggota sebagai pemilik ataupun
investor, karena jasa atas modalnya (simpanan) tetap diterima oleh koperasinya sepanjang
koperasi terssebut menghasilkan SHU pada tahun buku yang bersangkutan.
2. SHU atas jasa usaha
Jasa ini menegaskan bahwa anggota koperasi selain pemilik juga sebagai pemakai
atau pelanggan.Secara umum SHU koperasi dibagi sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan pada anggaran dasar/anggaran rumah tangga koperasi sebagai berikut:
a. Cadangan koperasi
b. Jasa anggota
c. Dana pengurus
d. Dana karyawan
e. Dana pendidikan
f. Dana sosial
g. Dana untuk pembanguna lingkungan.
3. Menurut Hiro Tugiman (1999) bahwa pembagian SHU bila diikhtisarkan sebagai
berikut:
SHU- Anggota
a. Anggota
b. Cadangan koperasi
c. Dana pengurus
d. Dana pegawai/karyawan
e. Dana pendidikan koperasi
f. Dana pembangunan daerah kerja
g. Dana sosial
SHU-Non Anggota
a. Cadangan koperasi
b. Dana pengurus
c. Dana pegawai/karyawan
d. Dana pendidikan koperasi
e. Dana pembangunan daerah kerja
f. Dana sosial
Dengan demikian, SHU koperasi yang diterima oleh anggota bersumber dari 2
kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota sendiri, yaitu:
Cadangan : 40%
Dana pengurus : 5%
Dana karyawan : 5%
Dana pendidikan : 5%
Dana sosial : 5%
Bila SHU bagian anggota menurut AD/ART Koperasi A adalah 40% dari total
SHU, rapat anggota menetapkan bahwa SHU bagian anggota tersebut dibagi secara
proporsional menurut jasa modal dan usaha, dengan pembagian Jasa Usaha Anggota
sebesar 70%, dan Jasa Modal Anggota sebesar 30%, maka ada 2 cara menghitung
persentase JUA dan JMA, yaitu:
Pertama, langsung dihitung dari total SHU Koperasi, sehingga:
JUA = 70% × 40% total SHU Koperasi setelah pajak
= 28% dari total SHU Koperasi
JMA = 30% × 40% total SHU Koperasi setelah pajak
= 12% dari total SHU Koperasi
Kedua, SHU bagian anggota (40%) dijadikan menjadi 100%, sehingga dalam hal ini
diperoleh terlebih dahulu angka absolut, kemudian dibagi sesuai dengan persentase
yang ditetapkan.
Sumber SHU
Catatan :
Data ini dapat diperoleh bila koperasi melakukan pembukuan transaksi anggota dan non
anggota. Apabila hal tersebut tidak dilakukan, maka mustahil koperasi dapat
melakukan pembagian SHU yang transparan, demokratis, dan adil. Dan itu semua
adalah biaya, yang kelihatannya kurang efisien tetapi harus dilakukan oleh koperasi
sebagai badan usaha yang dibatasi dengan prinsip-prinsip koperasi.
Pembagian SHU menurut Pasal 15, AD/ART Koperasi A
Jumlah Anggota, Simpanan dan Volume Usaha Koperasi
Kompilasi Data Simpanan, Transaksi Usaha, dan SHU Per Anggota (dalam ribuan)
Jawaban :
a. Perhitungan pembagian SHU
Keterangan SHU Rp 40.000.000,-
Cadangan Koperasi 40% Rp 16.000.000,-
Jasa Anggota 25% Rp 10.000.000,-
Jasa Modal 20% Rp 8.000.000,-
Jasa Lain-lain 15% Rp 6.000.000,-
Total 100% Rp 40.000.000,-
b. Jurnal
SHU Rp 40.000.000,-
Cadangan Koperasi Rp 16.000.000,-
Jasa Anggota Rp 10.000.000,-
Jasa Modal Rp 8.000.000,-
Jasa Lain-lain Rp 6.000.000,-
c. Persentase jasa modal = (Bagian SHU untuk jasa modal : Total modal) x 100%
= (Rp 8.000.000,- : Rp 100.000.000,-) x 100%
= 8%
Keterangan:
- Modal koperasi terdiri dari simpanan pokok dan simpanan wajib
- Simpanan sukarela tidak termasuk modal tetapi utang
d. Persentase jasa anggota = (Bagian SHU untuk jasa anggota : Total Penjualan
Koperasi)x100%= (Rp 10.000.000,- : Rp 460.000.000,-) x 100%= 2,17%
Keterangan:
- Perhitungan di atas adalah untuk koperasi konsumsi
- Untuk koperasi simpan pinjam, total penjualan diganti dengan total pinjaman
e. Yang diterima Tuan Yohan:
- Jasa modal = (Bagian SHU untuk jasa modal : Total modal) x Modal Tuan Yohan
= (Rp 8.000.000,- : Rp 100.000.000,-) x Rpo 500.000,-= Rp 40.000,-
- Jasa anggota = (Bagian SHU untuk jasa anggota : Total Penjualan Koperasi) x
Pembelian Tuan Yohan= (Rp 10.000.000,- : Rp 460.000.000,-) x Rp 920.000,-= Rp
20.000,-
Jadi yang diterima Tuan Yohan adalah Rp 40.000,- + Rp 20.000,- = Rp 60.000,
Keterangan:
Untuk koperasi simpan pinjam, pembelian Tuan Yohan diganti pinjaman Tuan Yohan
pada koperasi.
A. POLA MANAJEMEN KOPERASI
Implementasi Fungsi Manajemen Koperasi: Perangkat organisasi koperasi ada (3) bagian:
- Rapat Anggota
- Pengurus
- Pengawas Rapat Anggota
- Unsur Ketua
- Unsur Sekretaris
- Unsur Bendahara
Secara Perorangan:
a) Ketua
- Bertugas mengkoordinasikan kegiatan seluruh anggota pengurus dan menangani tugas
pengurus yang berhalangan, memimpin rapat dan mewakili koperasi didalam dan
diluar pengadilan.
- Berfungsi sebagai pengurus, selaku pimpinan.
- Berwenang melakukan segala kegiatan sesuai dengan keputusan Rapat Anggota,
Rapat Gabungan dan Rapat Pengurus dalam mengambil keputusan tentang hal-hal
yang prinsip, serta menandatangani surat-surat bersama Sekretaris, serta surat-surat
berharga bersama Bendahara.
- Bertanggungjawab pada Rapat Anggota
b) Sekretaris
- Bertugas melakukan pembinaan dan pengembangan dibidang kesekretariatan,
keanggotaan dan pendidikan.
- Berfungsi sebagai Pengurus selaku Sekretaris.
- Berwenang menentukan kebijaksanaan dan melakukan segala perbuatan yang
berhubungan dengan bidangnya sesuai keputusan rapat pengurus, serta
menandatangani surat bersama unsur Ketua.
c) Bendahara
- Bertugas mengelolan keuangan (menerima, menyimpan dan melakukan pembayaran),
membina administrasi keuangan dan pembukuan.
- Berfungsi sebagai Pengurus, selaku Bendhara.
- Berwenang menentukan kebijakan dan melakukan segala perbuatan yang
berhubungan dengan bidangnya, serta menandatangani surat-surat berharga bersama
unsur Ketua.
- Bertanggungjawab kepada rapat pengurus lengkap melalui ketua.
Pengawas
- Jumlah Pengawas sekurang-kurangnya tiga orang atau sesuai dengan AD Koperasi.
- Unsur Pengawas terdiri dari:
- Ketua merangkap anggota
- Sekretaris merangkap anggota dan
- Anggota
- Tugas, fungsi, wewenang dan tanggungjawab pengawas :
Secara Kolektif
- Bertugas melakukan Pengawasan dan Pemeriksaan sekurang-kurangnya tiga bulan
sekali atas tata kehidupan Koperasi yang meliputi Organisasi, Manajemen, Usaha,
Keuangan, Pembukuan dan kebijaksanaan Pengurus.
- Pengawas berfungsi sebagai Pengawas dan Pemeriksa.
- Berwenang melakukan pemeriksaan tentang catatan dan atau harta kekayaan koperasi.
- Bertanggungjawab kepada Rapat Anggota.
Manajer
Manajer adalah seorang tenaga profesional yang memiliki kemampuan sebagai
pemimpin tingkat pengelola, yang diangkat dan diberhentikan oleh Pengurus setelah
dikonsultasikan dengan Pengawas.
Tugas, fungsi dan tanggung jawab Manajer:
1. Tugas manajer adalah mengkoordinasikan seluruh kegiatan usaha,
administrasi, organisasi dan ketatalaksanaan serta memberikan pelayanan
administratif kepada Pengurus dan Pengawas.
2. Untuk melaksanakan tugas tersebut, manajer berfungsi:
a. Sebagai pemimpin tingkat pengelola
b. Merencanakan kegiatan usaha, kepegawaian dan keuangan
c. Mengkoordinasikan kegiatan kepala-kepala unit usaha, kepala sekretariat dan
kepala keuangan dalam upaya mengatur, membina baik yang bersifat tehnis
maupun administratif
d. Berwenang mengambil langkah tindak lanjut atas kebijaksanaan yang telah
ditetapkan oleh Pengurus
e. Bertanggungjawab kepada Pengurus melalui Ketua.
Hubungan Kerja Manajer:
- Secara vertikal, Manajer mengadakan hubungan kerja keatas dengan Pengurus,
Pengawas untuk mengajukan usulan, pendapat dan segala rencana dalam upaya
pengembangan usaha dan penciptaan usaha baru.
- Hubungan kerja kebawah, dengan seluruh jajaran pengelola untuk melakukan
kegiatan mengatur, membina dan memberikan bimbingan dan pengawasan dalam
upaya melaksanakan seluruh kebijaksanaan Pengurus dan Pengawas.
- Secara horisontal mengadakan hubungan kerja dengan seluruh jajaran manajer
setingkat Pengelola.
Tata Kerja Manajer :
- Manajer dapat menghadiri Rapat Anggota, Rapat Pengurus dan Rapat Gabungan
- Manajer membantu Sekretaris dalam menyiapkan bahan-bahan yang dibahas dalam
Rapat
- Manajer membantu mencatat seluruh keputusan atau kebijaksanaan yang diambil
dalam rapat dan merahasiakannya
- Manajer mengatur pelaksanaan kegiatan usaha operasional atas keputusan yang telah
ditetapkan dalam rapat
- Manajer melaporkan seluruh pelaksanaan tugas kepada Pengurus
- Manajer bertanggungjawab atas seluruh pelaksanaan tugas.
Unit-Unit kerja tingkat pelaksana, terdiri dari:
a. Bagian Sekretariat
b. Bagian Keuangan
c. Bagian Administrasi
d. Unit-Unit Usaha Produktif
- Organisasi dari orang-orang dengan unsur eksternal ekonomi dan sifat-sifat sosial
(pendekatan sosiologi).
- Perusahaan biasa yang harus dikelola sebagai layaknya perusahaan biasa dalam
ekonomi pasar (pendekatan neo klasik). Interprestasi dari Koperasi sebagai Sistem
Kompleksitas dari perusahaan koperasi adalah suatu sistem yang terdiri dari orang-
orang dan alat-alat teknik. Sistem ini dinamakan sebagai Socio technological system
yang selanjutnya terjadi hubungan dengan lingkungan sehingga dapat dianggap
sebagai sistem terbuka, sistem ini ditujukan pada target dan dihadapkan dengan
kelangkaan sumber-sumber yang digunakan.
Cooperative Combine
Adalah sistem sosio teknis pada substansinya, sistem terbuka pada
lingkungannya, sistem dasar target pada tugasnya dan sistem ekonomi pada
penggunaan sumber-sumber. Semua pelaksanaan dalam keseluruhan kompleks dan
pengaruh eksternal, dipengaruhi oleh hubungan sistem, demikian juga dilihat dari
sudut pandang ekonomi, tidak cukup hanya melaksanakan koperasi secara ekonomis
saja, tetapi juga berhubungan dengan hubungan antar manusia dalam kelompok
koperasi dan antara anggota tetapi juga berhubungan dengan hubungan antar manusia
dalam kelompok koperasi dan antara anggota dengan manajemen perusahaan koperasi
dalam lapangan lain.
Contoh Cooperative Interprise Combine:
Koperasi penyediaan alat pertanian, serba usaha, kerajinan, dan industri.
Tugas usaha pada Sistem Komunikasi (BCS) The Businnes function Communication
System (BCS) adalah sistem hubungan antara unit-unit usaha anggota dengan
koperasi yang berhubungan dengan pelaksanaan dari perusahaan koperasi untuk unit
usaha anggotaa mengenai beberapa tugas perusahaan. Sistem Komunikasi antar
anggota (The Interpersonal Communication System (ICS) ICS adalah hubungan
antara orang-orang yang berperan aktif dalam unit usaha anggota dengan koperasi
yang berjalan. ICS meliputi pembentukan/terjadi sistem target dalam koperasi
gabungan.
Sistem Informasi Manajemen Anggota Koordinasi dari suatu sistem yang ada
melicinkan jalannya Cooperative Combine (CC), koordinasi yang terjadi selalu lewat
informasi dan dengan sendirinya membutuhkan informasi yang baik. Manajemen
memberikan informasi pada anggota, informasi yang khusus untuk penganalisaan
hubungan organisasi dan pemecahan persoalan seoptimal mungkin.
Dimensi struktural dari Cooperative Combine (CC)
Konfigurasi ekonomi dari individu membentuk dasar untuk pengembangaaan lebih
lanjut. Sifat-sifat dari anggota sifat dari orang atau anggota organisasi serta sudut
pandang anggota. Intensitas kerjasama semakin banyak anggota semakin tinggi
intensitas kerjasama atau tugas manajemen Distribusi kemampuan dalam menentukan
target dan pengambilan keputusan.
Formalisasi kerjasama, fleksibilitas kerjasama dalam jangka panjang dan dapat
menerima dan menyesuaikan perubahan.
Stabilitas kerjasama.Tingkat stabilitas dalam CC ditentukan oleh sifat anggota dalam
soal motivasi, kebutuhan bergabung dan lain-lain.
B. JENIS DAN BENTUK KOPERASI
b. Bentuk Koperasi
Sesuai PP NO. 60/1959 :
- Koperasi Primer
- Koperasi Pusat
- Koperasi Gabungan
- Koperasi Induk
- Sesuai Wilayah Admistrasi Pemerintah:
Di tiap desa ditumbuhkan Koperasi Desa, di tiap daerah tingkat II ditumbuhkan pusat
koperasi, di tiap daerah tingkat I ditumbuhkan gabungan koperasi, di ibu kota
ditumbuhkan induk koperasi
Koperasi Primer
Koperasi primer adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan
orang-seorang. Koperasi primer dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 orang.
Yang termasuk dalam koperasi primer adalah:
a. Koperasi Karyawan
b. Koperasi Pegawai Negeri
c. KUD
Koperasi Sekunder
Koperasi Sekunder merupakan koperasi yang anggota-anggotanya adalah
organisasi koperasi.Koperasi sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh dan
beranggotakan koperasi. Koperasi sekunder dibentuk sekurang-kurangnya 3 koperasi.
Yang termasuk dalam koperasi sekunder adalah induk-induk koperasi
C. PERMODALAN KOPERASI
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Koperasi memerlukan laporan keuangan tiap bulannya yang dapat
menerangkan keadaan keuangan koperasi. Laporan keuangan koperasi terdiri atas:
SHU, neraca koperasi, laporan perubahan modal koperasi.
Dengan laporan keuangan, dapat melihat dan menilai keberhasilan atau kinerja
pengurus koperasi atau juga dapat menggunakan RAPBKop untuk menilai prestasi
kerja pengurus dalam mengelola usaha koperasi.
SHU atau yang lebih dikenal dengan Sisa Hasil Usaha merupakan selisih dari
pendapatan dikurangi biaya operasional koperasi selama satu tahun.
SHU dapat berubah atau meningkat dengan memperbesar omset usaha, menekan biaya
operasional.
3.2 Saran
Yang harus dilakukan pemerintah untuk memajukan koperasi Indonesia
adalah:
- Menganalisis sebab-sebab yang membuat koperasi di Indonesia tidak maju.
- Menemukan cara untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
- Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan melakukan
reposisi peran koperasi yang secara mandiri dilakukan oleh koperasi dan pengusaha
kecil, dan pemerintah berperan sebagai fasilitator dan regulator.
- Dalam program ini koperasi berkesempatan untuk eksis dalam bidang usaha. Selain
itu juga, program ini dapat membuktikan bahwa koperasi dan usaha kecil mampu
berperan sebagai kelembagaan yang menopang pemberdayaan rakyat.
DAFTAR PUSTAKA
ABSTRAK
Ketika krisis ekonomi melanda Indonesia kegiatan koperasi mengalami guncangan yang
sangat hebat, karena pada saat itu keuangan Negara mengalami inflasi sebagai
akibatnya banyak organisasi serta bidang usaha yang harus mengalami gulung tikar
karena banyak mengalami kerugian.Kondisi ini berhubungan erat dengan aspek
hukum koperasi yang tidak berkembang sepesat badan usaha perorangan.Disamping
itu karakteristik koperasi tampaknya kurang terakomodasi dalam berbagai peraturan
perundang-undangan yang menyangkut badan usaha selain undang-undangtentang
koperasi sendiri.Atau pun mengembangan jaringan kerjasama dan keterkaitan
usahaantar koperasi. Hal ini juga sebenarnya telah menjadi kebutuhan diantara banyak
koperasi,karena banyak peluang usaha yang tidak dapat dipenuhi oleh koperasi secara
individual.
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tentu saja pada awalnya koperasi dipandang sebagai lembaga yang
menjalankan suatu kegiatanusaha tertentu, dan kegiatan usaha tersebut diperlukan
oleh masyarakat.Kegiatan usahadimaksud dapat berupa pelayanan kebutuhan
keuangan atau perkreditan, atau kegiatan pemasaran, dan lain-lain.Kemudian koperasi
juga telah menjadi alternatif bagi lembaga usahalain serta menjadi organisasi yang
dimiliki oleh anggotanya.Rasa memilki ini dinilai telahmenjadi faktor utama yang
menyebabkan koperasi mampu bertahan pada berbagai kondisi sulit. Namun masih
lebih banyak hal yang tidak mendapat respon yang cukup baik dalam beberapafaktor.
Faktor utama ketidak mampuan koperasi menjalankan fungsi sebagai mana yang
dijanjikan serta banyak melakukan penyimpangan atau kegiatan lain yang
mengecewakanmasyarakat. Kondisi ini telah menjadi sumber citra buruk koperasi
secara keseluruhan.
2. Perumusan Masalah
Pengembangan koperasi pada masa Orde Baru yang bias pada dominasi peran
pemerintah, sertakondisi krisis ekonomi yang melanda Indonesia, timbul pertanyaan
bagaimana sebenarnya perankoperasi dalam masyarakat Indonesia, bagaimana
prospeknya dan bagaimana strategi pengembangan yang harus dilakukan pada masa
yang akan datang. Melihat sifat dan kondisikrisis ekonomi saat ini serta berbagai
pemikiran mengenai usaha untuk dapat keluar dari krisistersebut.
3. Tujuan
Melihat sifat dan kondisi krisis ekonomi saat ini, maka di butuhkan jalan
keluar dari kondisitersebut. Untuk itu makalah ini di buat dengan tujuan sebagai
berikut:
1) Mengetahui seberapa besar peran koperasi dalam masyarakat Indonesia
2) prospeknya dan strategi pengembangan yang dilakukan pada masa yang akan
datang.
3) spemikiran mengenai usaha untuk dapat keluar dari krisis tersebut
4. Metode Penelitian
1.4.1 Lokasi
Studi ini dilakukan di Indonesia khususnya di daerah Otonomi dan Desa.
1.4.2 Metode Studi
Tehnik pengumpulan data diperoleh dari studi pustaka, Dinas Koperasi dan
UKM serta instansiterkait baik tingkat propinsi maupun kabupaten berupa
publikasi, dokumen, laporan kegiatan.
1.4.3 Pengolahan Analisis Data
Pengelolaan analisa data dilakukan secara diskriftif reflektif.
BAB II
PEMBAHASAN
PENUTUP
KESIMPULAN
Koperasi di Indonesia dipandang sebagai lembaga yang menjalankan suatu
kegiatan usahatertentu, dan kegiatan usaha tersebut diperlukan oleh masyarakat.
Selain itu koperasi juga telahmenjadi alternatif bagi lembaga usaha lain serta koperasi
telah menjadi kegiatan dalam suatuorganisasi yang dimiliki oleh anggotanya. Pada
masa mendatang koperasi masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat . Alasan lain
adalah karena adanya peluang untuk mengembangkan potensi usaha
tertentu.Didirikannya koperasi itu untuk memenuhi kebutuhan anggotanya dengan
harga yang relatif lebih murah, memberikan kemudahan bagi anggotanya yang
membutuhkan modal usaha, memberikan keuntungan bagi anggotanya.Jadi
kesimpulan dari materi ini, bahwa pentingnya koperasi yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan Rakyat Indonesia maupun kesejahteraan rakyat di
seluruh negara. Hal ini diperoleh dengan adanya pembagian Sisa Hasil Usaha(SHU)
kepada para anggotanya.
DAFTAR PUSTAKA
1) http://www.ekonomirakyat.org/edisi_4/artikel_4.html
2) http://ekasubali41.blogspot.co.id/2012/10/jurnal-ekonomi-koperasi.html
3) http://www.scribd.com/doc/82762644/JURNAL-EKONOMI-KOPERASI
4) http://darealekonomi.blogspot.co.id/2015/03/sejarah-dan-perkembangan-koperasi-
di.html
JURNAL 5
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Ekonomi Koperasi memiliki beberapa pengertian, baik secara
keseluruhan maupun dari berbagai macam definisi dari para tokoh.
Pada dasarnya secara garis besar definisi tentang koperasi menurut para
ahli sama, yaitu suatu organisasi bisnis yang dijalankan secara bersama
berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berasaskan pada
kekeluargaan dan bertujuan untuk mencapai kepentingan ekonomi yang
meningkatkan kesejahteraan bersama baik seluruh anggota koperasi itu
sendiri maupun bagi masyarakat sekitar yang membutuhkannya.
B. RUMUSAN MASALAH
Agar makalah ini dapat bermanfaat, saya mengambil beberapa rumusan
masalah tentang jurnal dari ekonomi koperasi agar kita mengetahui
lebih dalam tentang perhitungan-perhitungan yang lebih terperinci dari
ekonomi koperasi.
C. TUJUAN
Makalah ini saya buat agar kita semakin mengetahui lebih mendalam
tentang jurnal dari ekonomi koperasi.
d. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang dapat diambil dari makalah ini adalah :
a) Dapat menambah pengetahuan tentang jurnal dan perhitungan
dalam ekonomi koperasi.
b) Dapat menerapkan ekonomi koperasi di dunia, di Indonesia bahkan
dikehidupan sehari hari.
c) Menjadikan ilmu dalam ekonomi koperasi sebagai pedoman dalam
berwirausaha.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat Penelitian
E. Sistematika Penulisan
BAB III
Jurnal dari ekonomi koperasi beserta dengan artikel ekonomi koperasi.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB V
REFRENSI SUMBER
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
JURNAL 6
Jurnal Ekonomi Koperasi
Abstrak
Koperasi merupakan suatu badan yang dapat meningkatkan taraf ekonomi di dunia.
Penggunaan koperasi dalam segi teknologi semakin maju. Membuat semua orang
semakin nyaman untuk menjadi anggota koperasi.
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
5. Margaret Digby
Koperasi adalah kerja sama dan sifat untuk menolong. Karena asas koperasi adalah
kekeluargaan, maka sifat saling tolong menolong merupakan kewajiban yang harus
dijalankan oleh sesama anggota koperasi.
6. Dr. G Mladenata
Koperasi adalah terdiri atas produsen-produsen kecil yang tergabung secara
sukarela untuk mencapai tujuan bersama dengan saling tukar jasa secara kolektif
dan menanggung resiko bersama dengan mengerjakan sumber-sumber yang
disumbangkan oleh anggota. Maksud dari kata kolektif adalah masing-masing
anggota dapat saling bertukar pikiran dalam menyelesaikan masalah yang ada.
Dari uraian diatas kita menemukan ciri-ciri umum koperasi dan badan usaha
koperasi. Prinsip dasar koperasi menjadikan ciri khas koperasi yang membedakan
koperasi dengan badan usaha yang lain :
a. Keanggotaan Bersifat Sukarela dan Terbuka
Sifat sukarela dalam keanggotaan koperasi mengandung makna bahwa menjadi
anggota tidak boleh dipaksa oleh siapapun. Selain itu berarti pula bahwa seorang
anggota dapat mengundurkan diri dari koperasi sesuai dengan syarat yang
ditentukan dalam anggaran dasar koperasi.
b. Pengelolaan Dilakukan Secara Demokratis
Prinsip demokrasi menunjukkan bahwa pengelolaan koperasi dilakukan atas
kehendak dan keputusan para anggota. Anggota koperasi adalah pemegang dan
pelaksana kekuasaan tertinggi dalam koperasi.
c. Pembagian Sisa Hasil Usaha ( SHU )
Pembagian SHU adalah koperasi dilakukan secara adil sebanding dengan besar nya
jasa usaha masing-masing anggota. Besarnya modal yang dimiliki anggota tidak
mutlak dijadikan dasar dalam pembagian SHU. Kententuan ini merupakan
perwujudan nilai kekeluargaan dan keadilan.
d. Pemberian Balas Jasa Terbatas terhadap Modal
Modal dalam koperasi pada dasar nya dipergunakan untuk kemanfaatan anggota
dan bukan sekedar mencari keuntungan. Oleh karena itu, balas jasa terhadap modal
yang diberikan kepada anggota jasa terbatas dan tidak didasarkan semata-mata atas
besarnya modal yang diberikan. Terbatas disini maksudnya adalah wajar dalam arti
tidak melebihi suku bunga yang berlaku dipasar.
e. Kemandirian
Kemandirian mengandung pengertian dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada
pihak lain. Semua keputusan dan kegiatan koperasi dilandasi oleh kepercayaan,
pada pertimbangan, kemampuan, dan usaha sendiri. Kemandirian berarti pula
kebebasan yang bertanggung jawab keperbuatan sendiri tanpa berggantung kepada
orang lain maupun merugikan orang lain
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ciri-ciri yang menonjol dalam koperasi adalah :
a. Berasas kekeluargaan
b. Keanggotaan sukarela dan terbuka bagi setiap Warga Negara Republik Indonesia
c. Rapat anggota adalah pemegang kekuasaan tertinggi
2. Gotong Royong
a. Bersifat sementara
b. Bertujuan mengatasi pekerjaan
c. Tidak berbadan hukum
d. Iuran secara sukarela
3.2 Saran
Dalam perekonomian di indonesia, koperasi merupakan salah satu pekerjaan yang
dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat di indonesia. Namun pada saat ini,
masyarakat menengah kebawah yang ingin menggunakan koperasi semakin banyak.
Tapi kurang didukung oleh fasilitas koperasi yang memadai. Maka dari itu, kami ingin
menyampaikan saran agar fasilitas koperasi dapat menjadi lebih baik. Apabila ada
seseorang yang ingin menjadi anggota koperasi, syarat yang diberikan oleh koperasi
tersebut harus lebih mudah. Karena saat ini kita telah hidup di era globalisasi.
DAFTAR PUSTAKA
ABSTRAK
Selama ini “koperasi” dikembangkan dengan dukungan pemerintah dengan basis
sektor-sektor primer yang memberikan lapangan kerja terbesar bagi penduduk
Indonesia. KUD sebagai koperasi program yang didukung dengan program pem-
bangunan untuk membangun KUD. Di sisi lain pemerintah memanfaatkan KUD
untuk mendukung program pembangunan seperti yang selama PJP I, menjadi ciri
yang menonjol dalam politik pembangunan koperasi. Bahkan koperasi secara
eksplisit ditugasi melanjutkan program yang kurang berhasil ditangani langsung oleh
pemerintah, seperti penyaluran kredit BIMAS menjadi KUT, pola pengadaan bea
pemerintah, TRI dan lain-lain sampai pada penciptaan monopoli baru (cengkeh). Ciri
utama perkembangan koperasi di Indonesia adalah dengan pola penitipan kepada
program yaitu : (i) Program pembangunan secara sektoral; (ii) Lembaga-lembaga
pemerintah; dan (iii) Perusahaan baik milik negara maupun swasta. Sebagai akibat
dari perkrmbangan koperasi yang semakin meluas, koperasi mempunyai kekuatan
yang lain karena koperasi dapat memberikan kemungkinan pengenalan
teknologi baru melalui kehematan dengan mendapatkan informasi yang langsung
dan tersedia bagi setiap anggota yang memerlukannya. Kesemuanya itu dilihat
dalam kerangka peranan koperasi secara otonom bagi setiap individu anggotanya
yang telah memutuskan menjadi anggota koperasi. Dengan demikian sepanjang
koperasi dapat menghasilkan kemanfaatan tersebut bagi anggotanya maka akan
mendorong orang untuk berkoperasi karena dinilai bermanfaat. Dukungan yang
diperlukan bagi koperasi untuk menghadapi berbagai rasionalisasi adalah
keberadaan lembaga jaminan kredit bagi koperasi dan usaha kecil di daerah.
Dengan demikian kehadiran lembaga jaminan akan menjadi elemen terpenting
untuk percepatan perkembangan koperasi di daerah. Lembaga jaminan kredit yang
dapat dikembangkan Pemerintah Daerah akan dapat mendesentralisasi pengem-
bangan ekonomi rakyat dan dalam jangka panjang akan menumbuhkan kemandirian
daerah untuk mengarahkan aliran uang di masing-masing daerah. Dalam jangka
menengah koperasi juga perlu memikirkan asuransi bagi para penabung.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejarah kelahiran dan berkembangnya koperasi di negara maju (barat) dan negara
berkembang memang sangat diametral. Di barat koperasi lahir sebagai gerakan
untuk melawan ketidakadilan pasar, oleh karena itu tumbuh dan berkembang dalam
suasana persaingan pasar. Bahkan dengan kekuatannya itu koperasi meraih posisi
tawar dan kedudukan penting dalam konstelasi kebijakan ekonomi termasuk dalam
perundingan internasional. Peraturan perundangan yang mengatur koperasi tumbuh
kemudian sebagai tuntutan masyarakat koperasi dalam rangka melindungi dirinya.
Di negara berkembang koperasi dirasa perlu dihadirkan dalam kerangka
membangun institusi yang dapat menjadi mitra negara dalam menggerakkan
pembangunan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu
kesadaran antara kesamaan dan kemuliaan tujuan negara dan gerakan koperasi
dalam memperjuangkan peningkatan kesejahteraan masyarakat ditonjolkan di
negara berkembang, baik oleh pemerintah kolonial maupun pemerintahan bangsa
sendiri setelah kemerdekaan, berbagai peraturan perundangan yang mengatur
koperasi dilahirkan dengan maksud mempercepat pengenalan koperasi dan
memberikan arah bagi pengembangan koperasi serta dukungan/perlindungan yang
diperlukan.
Pengalaman di tanah air kita lebih unik karena koperasi yang pernah lahir dan telah
tumbuh secara alami di jaman penjajahan, kemudian setelah kemerdekaan
diperbaharui dan diberikan kedudukan yang sangat tinggi dalam penjelasan undang-
undang dasar. Dan atas dasar itulah kemudian melahirkan berbagai penafsiran
bagaimana harus mengembangkan koperasi. Paling tidak dengan dasar yang kuat
tersebut sejarah perkembangan koperasi di Indonesia telah mencatat tiga pola
pengembangan koperasi. Secara khusus pemerintah memerankan fungsi
“regulatory” dan “development” secara sekaligus (Shankar 2002). Ciri utama
perkembangan koperasi di Indonesia adalah dengan pola penitipan kepada program
yaitu : (i) Program pembangunan secara sektoral; (ii) Lembaga-lembaga
pemerintah; dan (iii) Perusahaan baik milik negara maupun swasta. Sebagai
akibatnya prakarsa masyarakat luas kurang berkembang dan kalau ada tidak
diberikan tempat semestinya.
Selama ini “koperasi” dikembangkan dengan dukungan pemerintah dengan basis
sektor-sektor primer yang memberikan lapangan kerja terbesar bagi penduduk
Indonesia. KUD sebagai koperasi program yang didukung dengan program pem-
bangunan untuk membangun KUD. Di sisi lain pemerintah memanfaatkan KUD
untuk mendukung program pembangunan seperti yang selama PJP I, menjadi ciri
yang menonjol dalam politik pembangunan koperasi. Bahkan koperasi secara
eksplisit ditugasi melanjutkan program yang kurang berhasil ditangani langsung oleh
pemerintah, seperti penyaluran kredit BIMAS menjadi KUT, pola pengadaan bea
pemerintah, TRI dan lain-lain sampai pada penciptaan monopoli baru (cengkeh).
3) Mengetahui Posisi Koperasi dalam Perdaganag Bebas dan Era Otonomi Daerah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Potret Koperasi Indonesia
Sampai dengan bulan November 2001, jumlah koperasi di seluruh Indonesia
tercatat sebanyak 103.000 unit lebih, dengan jumlah keanggota ada sebanyak
26.000.000 orang. Jumlah itu jika dibanding dengan jumlah koperasi per-Desember
1998 mengalami peningkatan sebanyak dua kali lipat. Jumlah koperasi aktif, juga
mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan. Jumlah koperasi aktif per-
November 2001, sebanyak 96.180 unit (88,14 persen). Corak koperasi Indonesia
adalah koperasi dengan skala sangat kecil.
Secara historis pengembangan koperasi di Indonesia yang telah digerakan melalui
dukungan kuat program pemerintah yang telah dijalankan dalam waktu lama, dan
tidak mudah ke luar dari kungkungan pengalaman tersebut. Jika semula
ketergantungan terhadap captive market program menjadi sumber pertumbuhan, maka
pergeseran ke arah peran swasta menjadi tantangan baru bagi lahirnya pesaing-
pesaing usaha terutama KUD.
Jika melihat posisi koperasi pada hari ini sebenarnya masih cukup besar harapan
kita kepada koperasi. Memasuki tahun 2000 posisi koperasi Indonesia pada
dasarnya justru didominasi oleh koperasi kredit yang menguasai antara 55-60
persen dari keseluruhan aset koperasi dan dilihat dari populasi koperasi yang terkait
dengan program pemerintah hanya sekitar 25% dari populasi koperasi atau sekitar
35% dari populasi koperasi aktif. Pada akhir-akhir ini posisi koperasi dalam pasar
Perkreditan mikro menempati tempat kedua setelah BRI-unit desa dengan pangsa
sekitar 31%. Dengan demikian walaupun program pemerintah cukup gencar dan
menimbulkan distorsi pada pertumbuhan kemandirian koperasi, tetapi hanya
menyentuh sebagian dari populasi koperasi yang ada. Sehingga pada dasarnya
masih besar elemen untuk tumbuhnya kemandirian koperasi.
Mengenai jumlah koperasi yang meningkat dua kali lipat dalam waktu 3 tahun 1998
–2001, pada dasarnya tumbuh sebagai tanggapan terhadap dibukanya secara luas
pendirian koperasi dengan pencabutan Inpres 4/1984 dan lahirnya Inpres 18/1998.
Sehingga orang bebas mendirikan koperasi pada basis pengembangan dan pada
saat ini sudah lebih dari 35 basis pengorganisasian koperasi. Kesulitannya
pengorganisasian koperasi tidak lagi taat pada penjenisan koperasi sesuai prinsip
dasar pendirian koperasi atau insentif terhadap koperasi. Keadaan ini menimbulkan
kesulitan pada pengembangan aliansi bisnis maupun pengembangan usaha koperasi
kearah penyatuan vertical maupun horizontal.
Struktur organisasi koperasi Indonesia mirip organisasi pemerintah/lembaga
kemasyarakatan yang terstruktur dari primer sampai tingkat nasional. Hal ini telah
menunjukkan kurang efektif nya peran organisasi sekunder dalam membantu
koperasi primer. Tidak jarang menjadi instrumen eksploitasi sumberdaya dari
daerah pengumpulan. Fenomena ini dimasa datang harus diubah karena adanya
perubahan orientasi bisnis yang berkembang dengan globalisasi.
Secara konseptual dan empiris, mekanisme koperasi memang diperlukan dan tetap
diperlukan oleh suatu perekonomian yang menganut sistem pasar. Besarnya peran
tersebut akan sangat tergantung dari tingkat pendapatan masyarakat, tingkat
pengetahuan dan kesadaran masyarakat serta struktur pasar dari berbagai kegiatan
ekonomi dan sumber daya alam dari suatu negara. Contoh klasik dari pentingnya
kondisi pasar yang kompatibel dengan kehadiran koperasi adalah pengalaman
koperasi susu dimana-mana di dunia ini selalu menjadi contoh sukses (kasus
bilateral monopoli). Padahal sukses ini tidak selalu dapat diikuti oleh jenis kegiatan
produksi pertanian lainnya. Koperasi sebagai mekanisme kerjasama ekonomi juga
tidak mengungkung dalam sistemnya sendiri yang terbatas pada sistem dan struktur
koperasi, tetapi dalam interaksi dapat meminjam mekanisme bisnis yang lazim
dipakai oleh badan usaha non-koperasi. Termasuk dalam hal ini pembentukan
usaha yang berbentuk non koperasi untuk mempertahankan kemampuan
pelayanan dan menegakkan mekanisme koperasi yang dimiliki.
2.3 Posisi Koperasi dalam Perdagangan Bebas
Esensi perdagangan bebas yang sedang diciptakan oleh banyak negara yang ingin
lebih maju ekonominya adalah menghilangkan sebanyak mungkin hambatan
perdagangan internasional. Melihat arah tersebut maka untuk melihat dampaknya
terhadap perkembangan koperasi di tanah air dengan cara mengelompokkan
koperasi ke dalam ketiga kelompok atas dasar jenis koperasi. Pengelompokan itu
meliputi pembedaan atas dasar: (i) koperasi produsen atau koperasi yang bergerak
di bidang produksi, (ii) koperasi konsumen atau koperasi konsumsi, dan (iii)
koperasi kredit dan jasa keuangan. Dengan cara ini akan lebih mudah mengenali
keuntungan yang bakal timbul dari adanya perdagangan bebas para
anggota koperasi dan anggota koperasinya sendiri.
Secara umum koperasi di dunia akan menikmati manfaat besar dari adanya
perdagangan bebas, karena pada dasarnya perdagangan bebas itu akan selalu
membawa pada persaingan yang lebih baik dan membawa pada tingkat
keseimbangan harga yang wajar serta efisien. Peniadaan hambatan perdagangan
akan memperlancar arus perdagangan dan terbukanya pilihan barang dari seluruh
pelosok penjuru dunia secara bebas. Dengan demikian konsumen akan menikmati
kebebasan untuk memenuhi hasrat konsumsinya secara optimal. Meluasnya
konsumsi masyarakat dunia akan mendorong meluas dan meningkatnya
usaha koperasi yang bergerak di bidang konsumsi. Selain itu dengan peniadaan
hambatan perdagangan oleh pemerintah melalui peniadaan non torif barier dan
penurunan tarif akan menyerahkan mekanisme seleksi sepenuhnya kepada ma-
syarakat. Koperasi sebenarnya menjadi wahana masyarakat untuk melindungi diri
dari kemungkinan kerugian yang timbul akibat perdagangan bebas.
Kegiatan koperasi kredit, baik secara teoritis maupun empiris, terbukti mempunyai
kemampuan untuk membangun segmentasi pasar yang kuat sebagai akibat
struktur pasar keuangan yang sangat tidak sempurna, terutama jika menyangkut
masalah informasi. Bagi koperasi kredit keterbukaan perdagangan dan aliran
modal yang keluar masuk akan merupakan kehadiran pesaing baru terhadap pasar
keuangan, namun tetap tidak dapat menjangkau para anggota koperasi. Apabila
koperasi kredit mempunyai jaringan yang luas dan menutup usahanya hanya untuk
pelayanan anggota saja, maka segmentasi ini akan sulit untuk ditembus pesaing
baru. Bagi koperasi-koperasi kredit di negara berkembang, adanya
globalisasi ekonomi dunia akan merupakan peluang untuk mengadakan
kerjasama dengan koperasi kredit di negara maju dalam membangun sistem
perkreditan melalui koperasi. Koperasi kredit atau simpan pinjam di masa
mendatang akan menjadi pilar kekuatan sekitar koperasi yang perlu diikuti oleh
dukungan lainnya seperti sistem pengawasan dan jaminan.
Potensi koperasi pada saat ini sudah mampu untuk memulai gerakan koperasi yang
otonom, namun fokus bisnis koperasi harus diarahkan pada ciri universalitas
kebutuhan yang tinggi seperti jasa keuangan, pelayanan infrastruktur serta
pembelian bersama. Dengan otonomi selain peluang untuk memanfaatkan
potensi setempat juga terdapat potensi benturan yang harus diselesaikan di tingkat
daerah. Dalam hal ini konsolidasi potensi keuangan, pengembangan
jaringan informasi serta pengembangan pusat inovasi dan teknologi merupakan
kebutuhan pendukung untuk kuatnya kehadiran koperasi. Pemerintah di daerah
dapat mendorong pengembangan lembaga penjamin kredit di daerah.
4 Rusidi, Prof. Dr. Ir. MS dan Maman Suratman, Drs. MSi : Bunga Rampai 20
Pokok Pemikiran Tentang Koperasi, Institut Manajemen Koperasi Indonesia,
Bandung 2002
REVIEW
Sampai dengan bulan November 2001, jumlah koperasi di seluruh Indonesia tercatat
sebanyak 103.000 unit lebih, dengan jumlah keanggota ada sebanyak 26.000.000
orang. Jumlah itu jika dibanding dengan jumlah koperasi per-Desember 1998
mengalami peningkatan sebanyak dua kali lipat. Jumlah koperasi aktif, juga
mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan. Jumlah koperasi aktif per-
November 2001, sebanyak 96.180 unit (88,14 persen). Corak koperasi Indonesia
adalah koperasi dengan skala sangat kecil. Mengenai jumlah koperasi yang
meningkat dua kali lipat dalam waktu 3 tahun 1998 –2001, pada dasarnya tumbuh
sebagai tanggapan terhadap dibukanya secara luas pendirian koperasi dengan
pencabutan Inpres 4/1984 dan lahirnya Inpres 18/1998. Sehingga orang bebas
mendirikan koperasi pada basis pengembangan dan pada saat ini sudah lebih dari
35 basis pengorganisasian koperasi. Kesulitannya pengorganisasian koperasi tidak
lagi taat pada penjenisan koperasi sesuai prinsip dasar pendirian koperasi atau
insentif terhadap koperasi. Keadaan ini menimbulkan kesulitan pada pengembangan
aliansi bisnis maupun pengembangan usaha koperasi kearah penyatuan vertical
maupun horizontal. Struktur organisasi koperasi Indonesia mirip organisasi
pemerintah/lembaga kemasyarakatan yang terstruktur dari primer sampai tingkat
nasional. Hal ini telah menunjukkan kurang efektif nya peran organisasi sekunder
dalam membantu koperasi primer. Tidak jarang menjadi instrumen eksploitasi
sumberdaya dari daerah pengumpulan. Fenomena ini dimasa datang harus diubah
karena adanya perubahan orientasi bisnis yang berkembang dengan globalisasi.
Koperasi mempunyai kekuatan yang lain karena koperasi dapat memberikan
kemungkinan pengenalan teknologi baru melalui kehematan dengan mendapatkan
informasi yang langsung dan tersedia bagi setiap anggota yang memerlukannya.
Kesemuanya itu dilihat dalam kerangka peranan koperasi secara otonom bagi setiap
individu anggotanya yang telah memutuskan menjadi anggota koperasi. Dengan de-
mikian sepanjang koperasi dapat menghasilkan kemanfaatan tersebut bagi
anggotanya maka akan mendorong orang untuk berkoperasi karena dinilai
bermanfaat.
Esensi perdagangan bebas yang sedang diciptakan oleh banyak negara yang ingin
lebih maju ekonominya adalah menghilangkan sebanyak mungkin hambatan
perdagangan internasional. Melihat arah tersebut maka untuk melihat dampaknya
terhadap perkembangan koperasi di tanah air dengan cara mengelompokkan
koperasi ke dalam ketiga kelompok atas dasar jenis koperasi. Pengelompokan itu
meliputi pembedaan atas dasar: (i) koperasi produsen atau koperasi yang bergerak
di bidang produksi, (ii) koperasi konsumen atau koperasi konsumsi, dan (iii)
koperasi kredit dan jasa keuangan. Dengan cara ini akan lebih mudah mengenali
keuntungan yang bakal timbul dari adanya perdagangan bebas para
anggota koperasi dan anggota koperasinya sendiri.
Potensi koperasi pada saat ini sudah mampu untuk memulai gerakan koperasi yang
otonom, namun fokus bisnis koperasi harus diarahkan pada ciri universalitas
kebutuhan yang tinggi seperti jasa keuangan, pelayanan infrastruktur serta
pembelian bersama. Dengan otonomi selain peluang untuk memanfaatkan
potensi setempat juga terdapat potensi benturan yang harus diselesaikan di tingkat
daerah. Dalam hal ini konsolidasi potensi keuangan, pengembangan
jaringan informasi serta pengembangan pusat inovasi dan teknologi merupakan
kebutuhan pendukung untuk kuatnya ke
JURNAL 8
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Manajemen
Manajemen dapat dikatakan sebagai seni. Manajemen merupakan seni dalam
menyelesaikan pekerjaan melalui kerja sama dengan orang lain. Seni manajemen
terdiri dari kemampuan untuk melihat totalitas di bagian-bagian yang terpisah dari
suatu kesatuan gambaran tentang visi. Seni manajemen mencakup kemampuan
komunikasi visi tersebut. Aspek-aspek perencanaan kepemimpinan, komunikasi dan
pengambilan keputusan mengenai unsur manusia tentang cara menggunakan
pendekatan manajemen seni.
B. Pengertian Koperasi
Pengertian koperasi menurut pendekatan asal yaitu kata koperasi berasal
dari bahasa Latin “coopere”, yang dalam bahasa Inggris disebut cooperation (bekerja
sama). Co berarti bersama dan operationberarti bekerja. Dalam hal ini kerja sama
yang dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai kepentingan dan tujuan yang
sama.Menurut Undang-undang Perkoperasian No. 25 tahun 1992 (1992:2), Koperasi
didefinisikan sebagai: “Badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau
berbadan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-
prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan azas
kekeluargaan”.
D. Jenis-Jenis Koperasi
Berdasarkan Jenisnya
1. Koperasi Produksi
2. Koperasi Konsumsi
Koperasi Serba Usaha (KSU) terdiri atas berbagai jenis usaha.Seperti menjual
kebutuhan pokok dan barang-barang hasil produksi anggota, melayani simpan..
BAB III
PEMBAHASAN
A. Aktivitas Koperasi
Apapun jenis usaha dari sebuah koperasi, apakah itu koperasi simpan
pinjam, penyediaan barang kebutuhan anggota , dan lain sebagainya, aktivitas yang
dilakukan tidak akan jauh berbeda yaitu melayani dan memenuhi kebutuhan para
anggota dari koperasi tersebut. Karena hal ini berdasarkan dari tujuan sebuah
koperasi yaitu untuk mensejahterakan para anggotanya. Seperti contoh koperasi
brimob kelapa dua yang menyediakan perlengkapan sehari-hari. Anggota brimob dan
masyarakat sekitarnya akan merasa terbantu dengan adanya koperasi tersebut
karna perlengkapan yang mereka butuhkan bisa dibeli dengan harga yang lebih
murah khususnya untuk para anggota koperasi itu. Selain itu, anggota koperasi
brimob dapat juga menjalankan koperasi simpan pinjam.
B. Manajemen Koperasi
Perangkat organisasi koperasi ada tiga bagian antara lain Rapat Anggota, Pengurus,
dan Pengawas.
1. Rapat Anggota
Tugas dan wewenang Rapat Anggota adalah :
Membahas dan mengesahkan Rencana Kerja dan RAPB tahun buku berikutnya.
2. Pengurus
3. Pengawas
Sumber referensi :
http://fitrinuraisyah26.blogspot.co.id/2012/01/rangkuman-materi-ekonomi-
koperasi.html
http://www.artikelsiana.com/2015/08/pengertian-manajemen-fungsi-prinsip.html
http://isalrhamadanus.blogspot.co.id/2013/11/pengertian-struktur-organisasi.html
http://bonarsipahutar.blogspot.co.id/2010/02/aktivitas-dan-pola-manajemen-
koperasi.html
JURNAL 9
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Tetapi, banyak dari kita belum bahkan tidak memahami pengertian, konsep,
manfaat, ciri-ciri bahkan kegunaan dan kekurangan koperasi. Kebanyakan
hanya memahami apa itu koperasi tanpa mengetahui mendalam tentang
konsep ataupun aliran yang dimiliki Ekonomi Koperasi. Disini kita akan
membahas tentang mendalam apa itu pengertian, prinsip, ciri-ciri, manfaat
dan kelebihan koperasi. Kita juga akan melihat jurnal dan membaca artikel
tentang ekonomi koperasi.
B. RUMUSAN MASALAH
Agar makalah ini dapat bermanfaat, saya mengambil beberapa rumusan
masalah tentang jurnal dari ekonomi koperasi agar kita mengetahui lebih
dalam tentang perhitungan-perhitungan yang lebih terperinci dari ekonomi
koperasi.
C. TUJUAN
Makalah ini saya buat agar kita semakin mengetahui lebih mendalam tentang
jurnal dari ekonomi koperasi.
d. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang dapat diambil dari makalah ini adalah :
a) Dapat menambah pengetahuan tentang jurnal dan perhitungan dalam
ekonomi koperasi.
b) Dapat menerapkan ekonomi koperasi di dunia, di Indonesia bahkan
dikehidupan sehari hari.
c) Menjadikan ilmu dalam ekonomi koperasi sebagai pedoman dalam
berwirausaha.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat Penelitian
E. Sistematika Penulisan
BAB III
Jurnal dari ekonomi koperasi beserta dengan artikel ekonomi koperasi.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB V
REFRENSI SUMBER
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
C. EKONOMI KOPERASI
Kali ini saya akan membahas tentang ekonomi koperasi apabila kita lihat
ekonomi koperasi terdiri dari 2 kata yaitu ekonomi dan koperasi jadi untuk
mencari pengertian ekonomi koperasi kita harus melihat masing masing
pengertiannya :
A. Pengertian Ekonomi
Kata ekonomi berasal dari kata Yunani oikos yang berarti “keluarga, rumah
tangga” dan nomos, atau “peraturan, aturan, hukum”, dan secara garis
besarnya sebagai aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga.
Sementara yang dimaksud ilmu ekonomi menurut ahli ekonomi adalah orang
yang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja.
Secara umum, subjek dalam ekonomi dapat dibagi dengan beberapa cara yang
paling terkenal adalah mikroekonomi dan makroekonomi. Selain itu, subjek
ekonomi juga bisa dibagi menjadi positif (deskriptif) dan normative,
mainstream dan heterodox, dan lainnya.
B. Pengertian Koperasi
Pengertian Koperasi menurut Undang-undang Koperasi Nomor 25 Tahun
1992 adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan
hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan.
PJV Dooren Koperasi serikat adalah sebuah asosiasi anggota, baik pribadi,
yang telah secara sukarela datang bersama-sama dalam mengejar tujuan
ekonomi umum.
· PRINSIP-PRINSIP MUNKNER
a. Keanggotaan bersifat sukarela
b. Keanggotaan terbuka
c. Pengembangan anggota
d. Identitas sebagai pemilik dan pelanggan
e. Manajemen dan pengawasan dilaksanakan scr demokratis
f. Koperasi sbg kumpulan orang-orang
g. Modal yang berkaitan dg aspek sosial tidak dibagi
h. Efisiensi ekonomi dari perusahaan koperasi
I. Perkumpulan dengan sukarela
j. Kebebasan dalam pengambilan keputusan dan penetapan tujuan
k. Pendistribusian yang adil dan merata akan hasil-hasil ekonomi
l. Pendidikan anggota
· PRINSIP ROCHDALE
a. Pengawasan secara demokratis
b. Keanggotaan yang terbuka
c. Bunga atas modal dibatasi
d. Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota sebanding dengan jasa masing-
masing anggota
e. Penjualan sepenuhnya dengan tunai
f. Barang-barang yang dijual harus asli dan tidak yang dipalsukan
g. Menyelenggarakan pendidikan kepada anggota dengan prinsip-prinsip
anggota
h. Netral terhadap politik dan agama
· PRINSIP RAIFFEISEN
a. Swadaya
b. Daerah kerja terbatas
c. SHU untuk cadangan
d. Tanggung jawab anggota tidak terbatas
e. Pengurus bekerja atas dasar kesukarelaan
f. Usaha hanya kepada anggota
g. Keanggotaan atas dasar watak, bukan uang
E. MANFAAT KOPERASI
Manfaat koperasi dibagi menjadi dua bidang, yaitu
A. Manfaat koperasi di bidang ekonomi
· Meningkatkan penghasilan para anggotanya.
· Sisa hasil usaha dibagikan kembali kepada anggota sesuai dengan aktivitas
yang berlangsung.
· Menawarkan barang-jasa dengan lebih murah dibanding dengan toko-toko
yang lain.
· Hal ini bertujuan agar barang-jasa ini mampu dan dapat dibeli oleh anggota
atau masyarakat umum yang kurang mampu.
· Melatih masyarakat untuk menggunakan pendapatannya secara efektif
dengan membiasakan hidup hemat.
· Menumbuhkan sikap jujur dan terbuka dalam setiap pengelolaan koperasi.
F. CIRI-CIRI KOPERASI
a. Dasar pendirian dan tujuan berdasarkan kesamaan cita-cita untuk
mencapai kesejahteraan bersama
b. Sifat anggota terbuka dan sukerla
c. Hak suara dalam suatu rapat anggota tidak dapat diwakili siapa pun.
d. Pembagian keuntungan atas besar atau kecilnya pendapatan jasa setiap
masing-masing anggota
e. Koperasi selalu memperhatikan usaha kesejahteraan masyarakat sekitarnya
f. Modal koperasi diperoleh dari simpanan setiap anggotanya
G. TUJUAN, JENIS DAN FUNGSI KOPERASI
1. TUJUAN KOPERASI
Prof. William F. Glueck, menjelaskan 4 alasan mengapa perusahaan harus
mempunyai tujuan.
a. Tujuan membantu mendefinisikan organisasi dalam lingkungannya.
b. Tujuan membantu mengkoordinasikan keputusan dan pengambilan
keputusan.
c. Tujuan menyediakan norma untuk menilai pelaksanaan presstasi
organisasi.
d. Tujuan merupakan sasaran yang lebih nyata daripada pernyataan misi.
BAB III
PEMBAHASAN
JURNAL UMUM
KOPERASI SERBA USAHA “BIG FAMILY”
PERIODE Juni 2014.
Tanggal
Uraian
Debet
Kredit
2014
Juni
01
02
04
05
10
11
14
21
22
25
Kas
Modal
Kas
Barang dagang (ATK)
Beban sewa
Kas
Beban listrik
Kas
Kas
Barang dagang (sembako)
Beban gaji
Kas
Kas
Pendapatan jasa
Kas
Peralatan kantor (komputer)
Beban sampah
Kas
Beban telepon
Kas
Rp 20.000.000
Rp 1.200.000
Rp 800.000
Rp 300.000
Rp 500.000
Rp 3.000.000
Rp 500.000
Rp 3.000.000
Rp 200.000
Rp 500.000
Rp 20.000.000
Rp 1.200.000
Rp 800.000
Rp 300.000
Rp 500.000
Rp 3.000.000
Rp 500.000
Rp 3.000.000
Rp 200.000
Rp 500.000
Jumlah
Rp 30.000.000
Rp 30.000.000
D
K
1101
Kas
439.450.000
1102
Piutang dagang
187.000.000
1103
Sediaan produk jadi
146.800.000
1104
Sediaan barang dlam proses
44.100.000
1105
Sediaan bahan baku dan bahan pembantu
91.000.000
1106
Perlengkapan pabrik
1.700.000
1107
Perlengkapan kantor
6.700.000
1108
Asuransi dibayar dimuka
3.600.000
1201
Aktiva tetap
680.000.000
1202
Akumulasi penyusutan aktiva tetap
115.000.000
2101
Hutang dagang
58.000.000
2102
Hutang bank
55.000.000
2103
Hutang gaji dan upah
53.700.000
2104
Hutang lain-lain
500.000
3101
Modal saham
500.000.000
3102
Laba ditahan
50.000.000
4101
Penjualan
2.027.150.000
4201
Pendapatan bunga
8.300.000
5101
Harga pokok penjualan
1.064.800
5201
Gaji dan upah
5202
Beban gaji bag.penjualan
80.700.000
5203
Beban penjualan lain-lain
28.150.000
5204
Beban gaji bag.administrasi umum
66.600.000
5205
Beban adm. Umum lain-lain
18.650.000
5301
Beban bunga
8.400.000
6101
BDP- Biaya bahan baku
6102
BDP-Biaya tenaga kerja
6103
BDP-Biaya overhead pabrik
2.867.650.000
2.867.650.000
JURNAL 10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Tentang Koperasi
2.1.1. Pengertian Koperasi di Indonesia
Koperasi mengandung makna “kerja sama”. Koperasi (cooperative)
bersumber dari kata
co-operation
yang artinya “ kerja sama”. Koperasi berkenaan
dengan manusia sebagai individu dan dengan kehidupannya dalam masyarakat.
Manusia tidak dapat melakukan kerja sama sebagai satu unit, dia memerlukan orang
lain dalam suatu kerangka kerja sosial (Sitio dan Tamba, 2001).
Koperasi adalah suatu badan usaha bersama yang bergerak dalam bidang
perekonomian, beranggotakan mereka yang umumnya berekonomi lemah yang
bergabung secara sukarela dan atas dasar persamaan hak, berkewajiban melakukan
suatu usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan - kebutuhan para anggotanya
(Kartasapoetra, Bambang, Setiady, 1998).
Definisi koperasi menurut UU NO. 25/1992 koperasi adalah badan usaha
yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berdasarkan atas azas kekeluargaan. Arifinal Chaniago dalam Sitio dan Tamba
(2001) mendefinisikan koperasi sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan orang
- orang atau badan hukum, yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk
dan keluar, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk
mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya. Sehingga koperasi
memungkinkan beberapa orang atau badan dengan jalan bekerja sama atas dasar
sukarela menyelenggarakan suatu pekerjaan untuk memperbaiki kehidupan anggota -
anggotanya.
Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa koperasi
merupakan kumpulaan individu yang saling membutuhkan modal bertujuan untuk
mensejahterahkan anggota dan melaksanakan usaha berdasarkan pada prinsip - prinsip
koperasi berdasarkan atas azas kekeluargaan. Dalam koperasi terdapat unsur
kesukarelaan dan dengan bekerja sama serta menanamkan rasa kepercayaan manusia
akan lebih mudah mencapai apa yang diinginkan karena pendirian dari suatu koperasi
mempunyai pertimbangan - pertimbangan ekonomis.
Hanel (dalam Sukamdiyo, 1996) mengemukakan bahwa organisasi koperasi
merupakan suatu sistem sosioekonomi. Maka agar dapat dipenuhi sebagai
koperasiharus dipenuhi 4 kriteria berikut (definisi Nominalis):
a. Kelompok koperasi: adalah kelompok individu yang sekurang -
kurangnyamempunyai kepentingan yang sama (tujuan yang sama).
b. Swadaya kelompok koperasi: kelompok individu yang mewujudkan
tujuannya melalui suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama - sama.
c. Perusahaan koperasi: dalam melakukan kegiatan bersama, dibentuk suatu
wadah yaitu perusahaan koperasi yang dimilikidan dikelola secara bersama
untuk mencapai tujuan yang sama.
d. Promosi anggota: perusahaan koperasi yang terdapat dalam organisasi
tersebut, mempunyai tugas sebagai penunjang untuk meningkatkan kegiatan
ekonomi.
Dari beberapa rumusan pengertian koperasi di atas dapat disimpulkan bahwa
tiap - tiap koperasi mempunyai cirri - ciri sebagai berikut:
a. Adanya sekelompok orang yang berke pentingan ekonomis yang
sama.
b. Memiliki dan membangun satu usaha bersama.
c. Memiliki motivasi kuat untuk dapat berdikari sebagai kekuatan utama
dari kelompok.
d. Kepentingan bersama yang merupakan cerminan dari kepentingan
individu atau anggota adalah tujuan utama usaha bersama mereka.
(Sudarsono dan Edilius, 2002).
2.1.2. Tujuan Koperasi