Anda di halaman 1dari 110

Jurnal Koperasi

Disusun Oleh :

Nama : Aisyah Khairani

Kelas : C Manajemen pagi

Mata kuliah : Ekonomi Koperasi

Dosen : Fonaha Hulu SH.M,Kn


BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Ekonomi Koperasi memiliki beberapa pengertian, baik secara keseluruhan
maupun dari berbagai macam definisi dari para tokoh. Pada dasarnya secara
garis besar definisi tentang koperasi menurut para ahli sama, yaitu suatu
organisasi bisnis yang dijalankan secara bersama berdasarkan prinsip gerakan
ekonomi rakyat yang berasaskan pada kekeluargaan dan bertujuan untuk
mencapai kepentingan ekonomi yang meningkatkan kesejahteraan bersama baik
seluruh anggota koperasi itu sendiri maupun bagi masyarakat sekitar yang
membutuhkannya.

Tetapi, banyak dari kita belum bahkan tidak memahami pengertian, konsep,
manfaat, ciri-ciri bahkan kegunaan dan kekurangan koperasi. Kebanyakan hanya
memahami apa itu koperasi tanpa mengetahui mendalam tentang konsep
ataupun aliran yang dimiliki Ekonomi Koperasi. Disini kita akan membahas
tentang mendalam apa itu pengertian, prinsip, ciri-ciri, manfaat dan kelebihan
koperasi. Kita juga akan melihat jurnal dan membaca artikel tentang ekonomi
koperasi.

B. RUMUSAN MASALAH
Agar makalah ini dapat bermanfaat, saya mengambil beberapa rumusan masalah
tentang jurnal dari ekonomi koperasi agar kita mengetahui lebih dalam tentang
perhitungan-perhitungan yang lebih terperinci dari ekonomi koperasi.

C. TUJUAN
Makalah ini saya buat agar kita semakin mengetahui lebih mendalam tentang
jurnal dari ekonomi koperasi.

d. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang dapat diambil dari makalah ini adalah :
a) Dapat menambah pengetahuan tentang jurnal dan perhitungan dalam
ekonomi koperasi.
b) Dapat menerapkan ekonomi koperasi di dunia, di Indonesia bahkan
dikehidupan sehari hari.
c) Menjadikan ilmu dalam ekonomi koperasi sebagai pedoman dalam
berwirausaha.

E. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat Penelitian
E. Sistematika Penulisan

BAB II KAJIAN PUSTAKA


a. Sejarah Koperasi.
b. Bapak koperasi Indonesia.
c. Ekonomi Koperasi
d. Prinsip-prinsip ekonomi koperasi menurut para ahli
e. Manfaat koperasi
f. ciri-ciri koperasi
g. Tujuan, jenis dan fungsi koperasi
h. Kelebihan dan kekurangan koperasi

BAB III
Jurnal dari ekonomi koperasi beserta dengan artikel ekonomi koperasi.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

BAB V
REFRENSI SUMBER

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. SEJARAH LAHIR DAN BEREMBANGNYA KOPERASI DI INDONESIA


1. sejarah lahirnya koperasi di dunia adalah sebagai berikut:
Koperasi modern yang berkembang saat ini lahir pertama kali di Inggris, yaitu di
Kota Rochdale pada tahun 1844. Koperasi timbul pada masa perkembangan
kapitalisme sebagai akibat revolusi industri. Pada awalnya, Koperasi Rochdale
berdiri dengan usaha penyediaan barang-barang konsumsi untuk keperluan
sehari-hari. Akan tetapi seiring dengan terjadinya pemupukan modal koperasi,
koperasi mulai merintis untuk memproduksi sendiri barang yang akan dijual.
Kegiatan ini menimbulkan kesempatan kerja bagi anggota yang belum bekerja
dan menambah pendapatan bagi mereka yang sudah bekerja. Pada tahun 1851,
koperasi tersebut akhirnya dapat mendirikan sebuah pabrik dan mendirikan
perumahan bagi anggota-anggotanya yang belum mempunyai rumah.
Perkembangan koperasi di Rochdale sangat memengaruhi perkembangan
gerakan koperasi di Inggris maupun di luar Inggris. Pada tahun 1852, jumlah
koperasi di Inggris sudah mencapai 100 unit. Pada tahun 1862, dibentuklah
Pusat Koperasi Pembelian dengan nama The Cooperative Whole Sale Society
(CWS). Pada tahun 1945, CWS berhasil mempunyai lebih kurang 200 pabrik
dengan 9.000 orang pekerja. Melihat perkembangan usaha koperasi baik di
sektor produksi maupun di sektor perdagangan, pimpinan CWS kemudian
membuka perwakilan-perwakilan di luar negeri seperti New York, Kepenhagen,
Hamburg, dan lain-lain.
Pada tahun 1876, koperasi ini telah melakukan ekspansi usaha di bidang
transportasi, perbankan, dan asuransi. Pada tahun 1870, koperasi tersebut juga
membuka usaha di bidang penerbitan, berupa surat kabar yang terbit dengan
nama Cooperative News.

2. Sejarah perkembangan koperasi di Indonesia


Sejarah perkembangan koperasi di Indonesia ada 2 yaitu masa penjajahan dan
masa kemerdekaan.
· Dimasa penjajahan, peranan ekonomi koperasi dimulai dari menolong pegawai
kecil seperti buruh,petani, terus meningkat menjadi menolong koperasi rumah
tangga dan mencoba memajukan koperasi dengan bantuan modal dan koperasi.
Setelah bangsa Indonesia merdeka, pemerintah dan seluruh rakyat segera
menata kembali kehidupan ekonomi. Sesuai dengan tuntutan UUD 1945 pasal 33,
perekonomian Indonesia harus didasrkan pada asas kekeluargaan.

· Dimasa kemerdekaan, koperasi bukan lagi sebagai reaksi atas penderitaan


akibat penjajahan, koperasi menjadi usaha bersama untuk memperbaiki dan
meningkatkan taraf hidup yang didasarkan pada asas kekeluargaan. Hal ini
sangat sesuai dengan ciri khas bangsa Indonesia, yaitu gotong royong.

B. BAPAK KOPERASI INDONESIA


Bung Hatta yang lahir dengan nama Muhammad Athar dan lahir di Bukit Tinggi
pada tahun 2 Agustus 1902 dan menghembuskan nafas terakhirnya di Jakarta, 14
Maret 1980 pada umur 77 tahun. Bung Hatta selain seorang Bapak Proklamator
ia juga adalah sebagai seorang Bapak Koperasi Indonesia. Beliau adalah seorang
pejuang, ekonomi dan wakil presiden Indonesia yang Pertama. Bung Htta
menulis buku yang berjudul “Membangun Koperasi dan Koperasi membangun”
.Pada tahun 1971. Pada buku ini tertuang mengenai pemikiran-pemikiran tentang
KOPERASI.

Pada tahun 1916, muncul banyak perkumpulan pemuda-pemuda seperti Jong


Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Jong Minahasa dll. Saat itu Bung
Hatta bergabung pada perkumbulan yaitu, Jong Sumatranen Bond. Bung Hatta
telah menyadari bahwa pentingnya ari keuangan bagi hidupnya suatu
perkumpulan.Suatu sumber keuangan yang baik itu berasal dari anggota maupun
sumber keuangan yang berasal dari luar. keuangan itu akan lancar jika adanya
rasa tanggung jawab dan displin pada setiap anggotanya. Rasa tanggung Jwab
dan disiplin menjadi ciri khas dari seorang Mochammad Hatta.

Bung Hatta bahkan pernah mengenyam pendidikan di Ngeri Belanda. Disana


Belia mengikuti dan membentuk prganisasi-organisasi yang bersifat positif dan
memperkenalkan nama Indonesia pada organisasi di Belanda. Beliau pun
kembali ke Tanah Air Indonesia dan mendeklarasikan dan mengenalkan tentang
Koperasi di Indonesia. Pada tanggal 12 juli 1951, Bung Hatta mengucapkan pidato
radio untuk menyambut Hari Koperasi di Indonesia. Karena besrnya aktivitas
Bung Hatta dalam gerakan Koperasi, maka pada tanggal 17 Juli 1953 dia diangkat
sebagai Bapak Koperasi Indonesia pada Kongres koperasi Indonesia di Bandung.
Pikiran-pikiran Bung Hatta mengenai Koperasi antara lain dituangkan dalam
bukunya yang berjudul Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun (1971).
C. EKONOMI KOPERASI
Kali ini saya akan membahas tentang ekonomi koperasi apabila kita lihat
ekonomi koperasi terdiri dari 2 kata yaitu ekonomi dan koperasi jadi untuk
mencari pengertian ekonomi koperasi kita harus melihat masing masing
pengertiannya :
A. Pengertian Ekonomi
Kata ekonomi berasal dari kata Yunani oikos yang berarti “keluarga, rumah
tangga” dan nomos, atau “peraturan, aturan, hukum”, dan secara garis besarnya
sebagai aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga. Sementara yang
dimaksud ilmu ekonomi menurut ahli ekonomi adalah orang yang menggunakan
konsep ekonomi dan data dalam bekerja.

Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih
dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidak
seimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas
kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan
timbulnya kelangkaan.

Secara umum, subjek dalam ekonomi dapat dibagi dengan beberapa cara yang
paling terkenal adalah mikroekonomi dan makroekonomi. Selain itu, subjek
ekonomi juga bisa dibagi menjadi positif (deskriptif) dan normative, mainstream
dan heterodox, dan lainnya.

B. Pengertian Koperasi
Pengertian Koperasi menurut Undang-undang Koperasi Nomor 25 Tahun 1992
adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.

C. Pengertian Ekonomi Koperasi


suatu organisasi bisnis yang dijalankan secara bersama berdasarkan prinsip
gerakan ekonomi rakyat yang berasaskan pada kekeluargaan, bertujuan untuk
mencapai kepentingan ekonomi yang meningkatkan kesejahteraan bersama baik
seluruh anggota koperasi itu sendiri maupun bagi masyarakat sekitar yang
membutuhkannya.

Berikut pengertian koperasi menurut para ahli :


Arifial Chaniago (1984) Koperasi merupakan suatu perkumpulan yang
beranggotakan orang-orang yang memberikan kebebasan kepada setiap anggota
untuk masuk dan keluar, bekerjasama secara kekeluargaan menjalankan usaha
untuk meningkatkan kesejahteraan para anggota.

PJV Dooren Koperasi serikat adalah sebuah asosiasi anggota, baik pribadi, yang
telah secara sukarela datang bersama-sama dalam mengejar tujuan ekonomi
umum.

Moh. Hatta ( Bapak Koperasi Indonesia ) Usaha bersama memperbaiki nasib


penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong yang didorong oleh
keinginan memberi jasa kepada orang lain “seorang untuk semua dan semua
untuk seorang”.

Menurut UUD No. 25 Tahun 1992


Koperasi adalah suatu badan usaha beranggotakan orang-orang atau bahan
hukum koperasi dengan berlandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi kerakyatan yang berdasar atas azaz
kekeluargaan.

5. Koperasi dari segi ekonomi adalah ;


Beberapa orang yang disatukan oleh kepentingan ekonomi yang sama
Tujuan bersama mauun individu adalah untuk memajukan kepentingan bersama
dengan tindakan bersama secara kekeluargaan dan gotong royong
Alat untuk mencapai tujuan ialah badan usaha yang dimiliki bersama, dibiayai
bersama, dikelola bersama
Tujuan badan usaha untuk memajukan kepentingan ekonomi anggota
perkumpulan
6. Koperasi dari segi hukum adalah ;
Badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.

D. Prinsip Ekonomi Koperasi


Prinsip koperasi adalah suatu sistem ide-ide abstrak yang merupakan petunjuk
untuk membangun koperasi yang efektif dan tahan lama. Prinsip koperasi
terbaru yang dikembangkan International Cooperative Alliance (Federasi
koperasi non-pemerintah internasional) adalah :
a. Keanggotaan yang bersifat terbuka dan sukarela
b. Pengelolaan yang demokratis,
c. Partisipasi anggota dalam ekonomi,
d. Kebebasan dan otonomi,
e. Pengembangan pendidikan, pelatihan, dan informasi.

Ada beberapa pendapat mengenai prinsip-prinsip Koperasi, yaitu:

· PRINSIP-PRINSIP MUNKNER
a. Keanggotaan bersifat sukarela
b. Keanggotaan terbuka
c. Pengembangan anggota
d. Identitas sebagai pemilik dan pelanggan
e. Manajemen dan pengawasan dilaksanakan scr demokratis
f. Koperasi sbg kumpulan orang-orang
g. Modal yang berkaitan dg aspek sosial tidak dibagi
h. Efisiensi ekonomi dari perusahaan koperasi
I. Perkumpulan dengan sukarela
j. Kebebasan dalam pengambilan keputusan dan penetapan tujuan
k. Pendistribusian yang adil dan merata akan hasil-hasil ekonomi
l. Pendidikan anggota
· PRINSIP ROCHDALE
a. Pengawasan secara demokratis
b. Keanggotaan yang terbuka
c. Bunga atas modal dibatasi
d. Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota sebanding dengan jasa masing-
masing anggota
e. Penjualan sepenuhnya dengan tunai
f. Barang-barang yang dijual harus asli dan tidak yang dipalsukan
g. Menyelenggarakan pendidikan kepada anggota dengan prinsip-prinsip anggota
h. Netral terhadap politik dan agama

· PRINSIP RAIFFEISEN
a. Swadaya
b. Daerah kerja terbatas
c. SHU untuk cadangan
d. Tanggung jawab anggota tidak terbatas
e. Pengurus bekerja atas dasar kesukarelaan
f. Usaha hanya kepada anggota
g. Keanggotaan atas dasar watak, bukan uang

· PRINSIP HERMAN SCHULZE


a. Swadaya
b. Daerah kerja tak terbatas
c. SHU untuk cadangan dan untuk dibagikan kepada anggota
d. Tanggung jawab anggota terbatas
e. Pengurus bekerja dengan mendapat imbalan
f. Usaha tidak terbatas tidak hanya untuk anggota

· PRINSIP KOPERASI UU NO. 25 / 1992


a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
b. Pengelolaan dilakukan secara demokrasi
c. Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan jasa usaha masing-
masing anggota
d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
e. Kemandirian
f. Pendidikan perkoperasian
g. Kerjasama antar koperasi

E. MANFAAT KOPERASI
Manfaat koperasi dibagi menjadi dua bidang, yaitu
A. Manfaat koperasi di bidang ekonomi
· Meningkatkan penghasilan para anggotanya.
· Sisa hasil usaha dibagikan kembali kepada anggota sesuai dengan aktivitas yang
berlangsung.
· Menawarkan barang-jasa dengan lebih murah dibanding dengan toko-toko yang
lain.
· Hal ini bertujuan agar barang-jasa ini mampu dan dapat dibeli oleh anggota
atau masyarakat umum yang kurang mampu.
· Melatih masyarakat untuk menggunakan pendapatannya secara efektif dengan
membiasakan hidup hemat.
· Menumbuhkan sikap jujur dan terbuka dalam setiap pengelolaan koperasi.

B. Manfaat koperasi di bidang sosial


· Mendidik anggotanya untuk memiliki semangat kerja dan semangat
kekeluargaan
· Mendorong terwujudnya masyarakat damai dan tentram
· Mendorong terwujudnya aturan yang manusiawi

F. CIRI-CIRI KOPERASI
a. Dasar pendirian dan tujuan berdasarkan kesamaan cita-cita untuk mencapai
kesejahteraan bersama
b. Sifat anggota terbuka dan sukerla
c. Hak suara dalam suatu rapat anggota tidak dapat diwakili siapa pun.
d. Pembagian keuntungan atas besar atau kecilnya pendapatan jasa setiap
masing-masing anggota
e. Koperasi selalu memperhatikan usaha kesejahteraan masyarakat sekitarnya
f. Modal koperasi diperoleh dari simpanan setiap anggotanya

G. TUJUAN, JENIS DAN FUNGSI KOPERASI


1. TUJUAN KOPERASI
Prof. William F. Glueck, menjelaskan 4 alasan mengapa perusahaan harus
mempunyai tujuan.
a. Tujuan membantu mendefinisikan organisasi dalam lingkungannya.
b. Tujuan membantu mengkoordinasikan keputusan dan pengambilan
keputusan.
c. Tujuan menyediakan norma untuk menilai pelaksanaan presstasi organisasi.
d. Tujuan merupakan sasaran yang lebih nyata daripada pernyataan misi.

2. JENIS-JENIS KOPERASI DI INDONESIA


Koperasi secara umum dapat dikelompokkan menjadi koperasi konsumen,
koperasi produsen dan koperasi kredit (jasa keuangan). Koperasi dapat pula
dikelompokkan berdasarkan sektor usahanya.
a. Koperasi simpan pinjam
b. Koperasi Konsumen
c. Koperasi Produsen
d. Koperasi pemasaran
e. Koperasi jasa
Keterangannya :
· Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang bergerak di bidang simpanan dan
pinjaman.
· Koperasi Konsumen adalah koperasi beranggotakan para konsumen dengan
menjalankan kegiatannya jual beli menjual barang konsumsi.
Koperasi Produsen adalah koperasi beranggotakan para pengusaha kecil
menengah(UKM) dengan menjalankan kegiatan pengadaan bahan baku dan
penolong untuk anggotanya.
· Koperasi Pemasaran adalah koperasi yang menjalankan kegiatan penjualan
produk/jasa koperasinya atau anggotanya.
· Koperasi Jasa adalah koperasi yang bergerak di bidang usaha jasa lainnya.

3. FUNGSI DAN PERAN KOPERASI


· Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi
anggotanya dan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi
sosialnya.
· Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
masyarakat.
· Memperkukuh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan perekonomian
nasional.
· Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional
yang merupakan usaha bersama atas dasar kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi.

E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KOPERASI INDONESIA


Secara umum koperasi merupakan badan usaha yang melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi sekarang sudah tidak asing di telinga
masyarakat Indonesia, sudah cukup banyak jenis-jenis koperasi yang berdiri di
Indonesia. Baik koperasi simpan pinjam, koperasi konsumsi, koperasi produksi,
dan lain sebagainya. Seiring berjalannya waktu, koperasi di Indonesiapun
semakin berkembang. Dari yang dulu bisa dihitung menggunakan jari, sekarang
sudah menjamur di berbagai daerah di Indonesia. Karena banyak anggota
koperasi yang mencapai taraf sejahtera, karena memang itulah tujuan utama dari
koperasi yakni mensejahterakan anggotanya. Berikut adalah beberapa kelebihan
dan kekurangan dalam koperasi di Indonesia.

Hal-hal yang menjadi kelebihan koperasi di Indonesia adalah:


1. Bersifat terbuka dan sukarela.
2. Besarnya simpanan pokok dan simpanan wajib yang tidak memberatkan
anggota.
3. Setiap anggota memiliki hak suara yang sama, bukan berdasarkan besarnya
modal.
4. Bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota dan bukan sematamata
mencari keuntungan.

Hal-hal yang menjadi kelemahan koperasi di Indonesia adalah:


1. Koperasi sulit berkembang karena modal terbatas.
2. Kurang baiknya pengurus dalam mengelola koperasi.
3. Pengurus kadang-kadang tidak jujur.
4. Kurangnya kerja sama antara pengurus, pengawas dan anggotanya.
5. Belum adanya nama baik di mata masyarakat karena belum mampu
mengangkat masyarakat dari kemiskinan.

BAB III
PEMBAHASAN

1. Berikut adalah contoh pembuatan jurnal dalam sistem pemasukan dan


pengeluaran ekonomi koperasi.

A. CONTOH PEMBUATAN JURNAL UMUM PADA JURNAL EKONOMI


KOPERASI
Berikut ini adalah transaksi yang terjadi pada koperasi serba usaha “BIG
FAMILY” selama bulan Juli 2013 :
1 Juli menerima modal awal sebesar Rp 10.000.000
2 Juli menjual ATK sebesar Rp 1.200.000
4 Juli membayar sewa gedung Rp 800.000
5 Juli membayar listrik Rp 300.000
10 Juli menjual SEMBAKO Rp 500.000
11 Juli membayar gaji karyawan Rp 3.000.000
14 Juli menerima jasa usaha Rp 500.000
21 Juli menjual komputer 1 unit Rp 2.000.000
22 Juli membayar iuran sampah Rp 200.000
25 Juli membayar tagihan telepon Rp 400.000
buatlah jurnal umum dari transaksi di atas

JURNAL UMUM
KOPERASI SERBA USAHA “BIG FAMILY”
PERIODE Juli 2014.
Tanggal
Uraian
Debet
Kredit
2014
Juli
01

02

04

05

10

11
14

21

22

25

Kas
Modal
Kas
Barang dagang (ATK)
Beban sewa
Kas
Beban listrik
Kas
Kas
Barang dagang (sembako)
Beban gaji
Kas
Kas
Pendapatan jasa
Kas
Peralatan kantor (komputer)
Beban sampah
Kas
Beban telepon
Kas
Rp 20.000.000

Rp 1.200.000

Rp 800.000

Rp 300.000

Rp 500.000

Rp 3.000.000

Rp 500.000

Rp 3.000.000

Rp 200.000

Rp 500.000
Rp 20.000.000

Rp 1.200.000

Rp 800.000

Rp 300.000

Rp 500.000

Rp 3.000.000

Rp 500.000

Rp 3.000.000

Rp 200.000

Rp 500.000

Jumlah
Rp 30.000.000
Rp 30.000.000

B. CONTOH PEMBUATAN NERACASALDO PADA JURNAL EKONOMI


KOPERASI
PT BIG FAMILY
NERACA SALDO
31 Desember 2014
Nomor Akun
AKUN
NSS

D
K
1101
Kas
439.450.000

1102
Piutang dagang
187.000.000

1103
Sediaan produk jadi
146.800.000
1104
Sediaan barang dlam proses
44.100.000

1105
Sediaan bahan baku dan bahan pembantu
91.000.000

1106
Perlengkapan pabrik
1.700.000

1107
Perlengkapan kantor
6.700.000

1108
Asuransi dibayar dimuka
3.600.000

1201
Aktiva tetap
680.000.000

1202
Akumulasi penyusutan aktiva tetap

115.000.000
2101
Hutang dagang

58.000.000
2102
Hutang bank

55.000.000
2103
Hutang gaji dan upah

53.700.000
2104
Hutang lain-lain

500.000
3101
Modal saham

500.000.000
3102
Laba ditahan

50.000.000
4101
Penjualan

2.027.150.000
4201
Pendapatan bunga

8.300.000
5101
Harga pokok penjualan
1.064.800

5201
Gaji dan upah

5202
Beban gaji bag.penjualan
80.700.000

5203
Beban penjualan lain-lain
28.150.000

5204
Beban gaji bag.administrasi umum
66.600.000

5205
Beban adm. Umum lain-lain
18.650.000

5301
Beban bunga
8.400.000

6101
BDP- Biaya bahan baku

6102
BDP-Biaya tenaga kerja

6103
BDP-Biaya overhead pabrik

2.867.650.000
2.867.650.000

Informasi penyesuaian 31 Desember 20014 sebagai berikut:

1. a. Jasa giro (bunga)dari bank sebesar Rp 240.000 an biaya administrasi bank


Rp 50.000 belum dicata. Biaya administrasi bank dicatat dalam akun beban
administrasi umum lain-lain.
2. b. Sisa perlengkapan kantor pada tanggal 31 Desember 2005 ditaksir seharga
Rp 1.200.000. perlengkapan kantor yang habis dipakai dicatat dalam akun beban
administrasi umum lain-lain.
3. c. Bunga oinjaman dari bank sebesar Rp 550.000 yang belum dibayar, masih
harus dicatat dalam akun Hutang lain-lain.
4. d. Aktiva tetap bag. Administrasi dan umum tiap tahun disusutkan sebesa5 Rp
6.000.000 dan dicatat dalam akun beban administrasi umum lain-lain.

Berdasarkan informasi diatas ,jurnal penyesuaian yang diperlukan sebagai


berikut:
Des.31

Kas
Beban adm.umum lain-lain
-Pendapatan bunga

190.000
50.000

240.000
Des.31

Beban adm.umum lain-lain


-Perlengkapan kantor

5.500.000

5.500.000
Des.31

Beban bunga
-Hutang lain-lain

550.000
550.000
Des.31

Beban adm.umum lain-lain


-Akum. Penyst. Aktiva tetap

6.000.000

6.000.000

2. Artikel mengenai ekonomi koperasi adalah sebagai berikut :

Masa Depan Masyarakat Ekonomi dan Keuangan Asia


Sejak awal kinerja ekonomi di kawasan ini masih kuat, reformasi struktural,
didukung oleh kebijakan makro ekonomi yang koheren, perlu diletakkan di
tempat untuk menjaga momentum positif ini. Catatan ini berfokus pada tiga
spesifik menengah hingga jangka panjang isu - isu yang penting dalam
membentuk masa depan masyarakat asian economic dan keuangan : Pertama, di
bidang perdagangan, pentingnya mengukur trad nilai tambah hal. Kedua,
pendanaan jangka panjang investasi jangka, terutama di bidang infrastruktur,
dan membuat investasi ini. Ketiga, kerja sama keuangan regional di Asia yang
seharusnya menjadi lebih solid dan kuat.
Rintaro Tamaki, wakil sekretaris jendral OECD mengatakan bahwa catatan
tersebut berfokus pada tiga spesifik menengah hingga jangka panjang, isu - isu
yang penting dalam membentuk masa depan masyarakat asian economic dan
keuangan, serta kerjasama antara OECD dan kawasan Asia yang disorot dan
kemungkinan lebih lanjut untuk bekerja bersama dieksplorasi secara singkat.
Indonesia, India dan pasar negara berkembang lainnya telah terkena arus besar
uang asing sejak Mei lalu, ketika Federal Reserve AS (Fed) mengisyaratkan akan
mulai meruncingkan program stimulus USD85 miliar per bulan, yang dikenal
sebagai pelonggaran kuantitatif (QE).
Karakteristik ekonomi global saat ini menggiring terbentuknya sistem produksi
tak berbatas atau sering disebut Global Value Chains (GVCs), yang hanya akan
memarginalkan negara berkembang.

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Ekonomi koperasi adalah suatu organisasi bisnis yang dioperasikan secara


bersama sama yang didasarkan oleh prinsip gerakan ekonomi rakyat yang
berasaskan pada kekeluargaan dan ini bertujuan untuk mencapai kepentingan
ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan bersama baik untuk seluruh anggota
koperasi itu sendiri maupun bagi masyarakat sekitar yang membutuhkannya.

Sedangkan definisi ekonomi koperasi menurut UUD No. 25 Tahun 1992 adalah
suatu badan usaha beranggotakan orang-orang atau bahan hukum koperasi
dengan berlandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi kerakyatan yang berdasar atas azaz kekeluargaan.

Terdapat banyak manfaat, fungsi dan ciri-ciri yang kita ketahui dari koperasi.
Kita juga dapat memahami mengenai perincian biaya-biaya yang masuk dan
keluar dari koperasi dengan adanya jurnal yang dapat memberikan kita perkiraan
tentang keuntungan atau kerugian dari koperasi tersebut. Selain itu kita juga
dapat melihat adanya artikel dan mengetahui bahwa ternyata Indonesia, India
dan pasar negara berkembang lainnya telah terkena arus besar uang asing sejak
Mei lalu.

BAB V
REFRENSI

· http://nitanopri.wordpress.com/2013/11/26/ekonomi-koperasi-artikel-
tentang-ekonomi-dan-jurnal/
· http://yolentaflonsari.blogspot.com/2014/01/bedah-jurnal-3-ekonomi-
koperasi_9502.html
JURNAL 2
JURNAL EKONOMI KOPERASI

KOPERASI SULIT BERKEMBANG

ABSTRAK

Permasalahan yang sedang dihadapi oleh koperasi pada saat ini sangat beraneka ragam,
baik yang berasal dari internal maupun eksternal. Permasalahan internal biasanya
terjadi pada pengurus/ kenaggotaan itu sendiri serta modal. Dan untuk masalah
eksternal berasal dari pesaing dan asumsi masyarakat mengenai koperasi sangat
buruk. Masalah yang dihadapi pada saat ini akan semakin meluas jika tidak ditangani
sesegera mungkin.

Sebelum melakukan tindakan pemecahan masalah, langkah awal yang harus dilakukan
adalah menganalisa penyebab terjadinya masalah, maka harus melakukan ana;isa
penyebab terjadinya masalah. Setelah mengetahui akar permasalahannya, kita dapat
melakukan langkah konkrit yang selanjutnya diharapkan dapat memecahkan masalah
yang dihadapi.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan koperasi di Indonesia susah berkembang disebabkan oleh beberapa sebab
salah satunya adalah kurangnya dukungan pemerintah terhadap koperasi untuk
mewujudkan koperasi sebagai soko guru ekonomi nasional. Karna pemerintah hanya
berpihak pada kebijakan koperasi tapi kurang berpihak terhadap penyediaan anggaran
untuk memodali kegiatan koperasi sehingga membuat kegiatan koperasikurang berjalan
dengan baik. Dan kurangnya program pemerintah terkait pendampingan dan
pemberdayaan koperasi yang seharusnya digalakkan sehingga koperasi di indonesia
semakin profesional, terpercaya.
Dalam perspektif Hukum Koperasi Indonesia, koperasi harus dipahami dalam 2
pengertian sekaligus ,yaitu ; pertama ,sebagai sebuah sistem ekonomi dan kedua sebagai
suatu badan usaha. Dua pengertian inilah yang harusnya dipahami sebagai dwi – tunggal,
yang dapat dibedakan namun tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah sebagai berikut :
1. Mengapa koperasi sulit berkembang ?
2. Apa saja penyebab koperasi sulit berkembang?
3. Apa saja solusi untuk dari masalah koperasi sulit berkembang?

1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada studi ini adalah :
1. Koperasi di indonesia sulit berkembang
2. Penyebab yang membuat koperasi sulit berkembang
3. Mengetahui jalan keluar dari masalah tersebut

1.4 Metode Penelitian


1.4.1 Lokasi
Studi ini dilakukan di indonesia khususnya di daerah otonomi dan desa.

1.4.2 Metode Studi


Teknik pengumpulan data diperoleh dari daftar pustaka, Dinas koperasi dan UKM
serta instansi terkait baik tingkat propinsi maupun kabupaten berupa publikasi ,
dokumen, laporan kegiatan.

1.4.3 Pengolahan Analisis Data


Pengelolaan analisa data dilakukan secara diskritif reflektif.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Koperasi sulit berkembang


Kurang berkembangnya koperasi juga berkaitan dengan kondisi modal keuangan badan
usaha tersebut. Kendala modal itu bisa jadi karena kurang adanya dukungan modal
yang kuat atau bahkan sebaliknya terlalu tergantungnya pada modal dan sumber
koperasi itu sendiri. Ketidak profesionalan manajemen koperasi banyak terjadi
koperasi – koperasi yang anggota dan pengurusnya memiliki tingkat pendidikan yang
rendah. Contohnya banyak terjadi pada KUD yang nota bene di daerah terpencil.
Banyak sekali KUD yang bangkrut karena manajemennya kurang profesional baik itu
dalam sistem kelola usahanya, dari segi sumberdaya manusianya maupun finansialny.
Banyak sekali yang terjadi di KUD yang hanya menjadi tempat bagi pengurusnya
yang korupsi akan dana bantuan dari pemerintah yang banyak mengucur.

2.2 Penyebab Koperasi Sulit bekembang

Selain itu ada beberapa hal yang menyebabkan sulitnya perkembangan koperasi di
indonesia antara lain :

a. Image koperasi sebagai ekonom kelas dua masih tertahan dalam benak orang –
orang indonesia sehingga menjadi sedikit penghambat dalam pengembangan
koperasi menjadi unit ekonomi yang lebih besar, maju, dan punya daya saing
dengan perusahaan – perusahaan besar.

b. perkembangan koperasi diindonesia yang dimulai dari atas(bottom up) tetapi dari
atas (top down), artinya koperasi berkembang diindonesia bukan dari lesadaran
masyarakat, tetapi muncul dari dukungan pemerintah yang disosialisasikan ke
bawa. Berbeda dengan yang diluar negeri, koperasi terbentuk karena adanya
kesadaran masyarakat untuk saling membantu memenuhi kebutuhan dan
mensejahterakan yang merupakan tujuan koperasi itu sendiri, sehingga pemerintah
tinggal menjadi pendukung damn pelindung saja. Di indonesia, pemerintah
bekerja double, karna selain mendukung juga harus mensosialisasikannya terlebih
dahulu ke bawah sehingga rakyat menjadi mengerti akan manfaat dan tujuan dari
koperasi.

c. Tingkat partisipasi anggota koperasi masih renda, ini disebabkan sosialisasi yang
belum optimal. Masyarakat yang menjadi anggota hanya sebatas tahu koperasi itu
hanya untuk melayani konsumen seperti biasa. Artinya masyarakat belum tahu
esensi dari koperasi itu sendiri baik dari sistem permodalan maupun sistem
kepemilikannya. Keadaan seperti ini tentu sangat rentan terhadap penyelewengan
dana oleh pengurus, karena tanpa partisipasi anggota tidak ada kontrol dari
anggotanya sendiri terhadap pengurus.
d. Manajemen koperasi yang belum profesional, ini banyak terjadi di koperasi yang
anggota dan pengurusnya memiliki tingkat pendidikan yang rendah.

e. Pemerintah terlalu memanjakan koperasi, ini juga menjadi alasan kuat mengapa
koperasi indonesia tidak maju – maju. Koperasi banyak dibantu pemerintah lewat
dana segar tanpa ada pengawasan terhadap bantuan tersebut. Sifat bantuannya pun
tidak wajib dikembalikan. Selain merugikan pemerintah bantuan seperti ini pula
akan menjadikan koperasi kita tidak bisa bersaing karena terus menerus menjadi
benalu negara. Seharusnya pemerintah mengucurkan bantuan dengan sistem
pengawasannya yang baik, walaupun dananya bentuknya hibah yang tidk perlu
dikembalikan. Dengan demikian akan membantu koperasi menjadi lebih
profesional, mandiri dan mampu bersaing.

f. Kurangnya kesadaran masyarakat akan kebutuhan untuk memperbaiki


diri,meningkatkan kesejahteraannya, atau mengembangkan diri secara mandiri.

g. Kurangnya pengembangan kerjasama antar usaha koperasi.

Masalah Eksternal :

a. Iklim yang mendukung pertumbuhan koperasi belum selaras dengan kehendak


anggota koperasi, seperti kebijakan pemerintah yang belem jelas dan efektif untuk
koperasi, sistem prasarana, pelayanan, pendidikan, dan penyuluhan.
b. Banyaknya badan usaha lain yang bergerak pada bidang usaha yang sama dengan
koperasi.
c. Kurangnya fasilitas-fasilitas yang dapat menarik perhatian masyarakat dan masih
banyaknya masyarakat yang tidak mempercayai koperasi.

Koperasi di Indonesia, menurut UU tahun 1992, didefinisikan sebagai badan


usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasaratas asas kekeluargaan.Di Indonesia, prinsip
koperasi telah dicantumkan dalam UU No. 12 Tahun 1967 dan UU No. 25 Tahun
1992. Prinsip koperasi di Indonesia kurang lebih sama dengan prinsip yang diakui
dunia internasional dengan adanya sedikit perbedaan, yaitu adanya penjelasan
mengenai SHU (Sisa Hasil Usaha).

Di negara berkembang koperasi dirasa perlu dihadirkan dalam kerangka membangun


institusiyang dapat menjadi mitra negara dalam menggerakkan pembangunan
untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu kesadaran antara
kesamaan dan kemuliaan tujuan negara dan gerakan koperasi dalam memperjuangkan
peningkatan kesejahteraan masyarakat ditonjolkan di negara berkembang, begitu pula
Indonesia.

Analogi sederhana yang dikembangkan adalah jika koperasi lebih berdaya, maka
kegiatan produksi dan konsumsi yang jika dikerjakan sendiri-sendiri tidak akan
berhasil, maka melalui koperasi yang telah mendapatkan mandat dari anggota-
anggotanya hal tersebut dapat dilakukan dengan lebih berhasil. Dengan kata
lain, kepentingan ekonomi rakyat, terutama kelompok masyarakat yang berada
pada aras ekonomi kelas bawah (misalnya petani, nelayan, pedagang kaki lima) akan
relatif lebih mudah diperjuangkan kepentingan ekonominya melalui wadah koperasi.
Inilah sesungguhnya yang menjadi latar belakang pentingnya pemberdayaan koperasi.

Ciri utama perkembangan koperasi di Indonesia adalah dengan pola penitipan kepada
program yaitu :

a. Program pembangunan secara sektoral


b. Lembaga – lembaga pemerintah dalam koperasi pegawai negeri dan koperasi
fungsional lainnya
c. Perusahaan baik milik negara maupun swasta dalam koperasi karyawan. Sebagai
akibatnya prakarsa masyarakat luas kurang berkembang dan kalau ada tidak
diberikan tempat semestinya.

Pada dasarnya koperasi berfungsi sebagai alat perjuangan ekonomi untuk


mempertinggi kesejahteraan rakyat. Untuk menyempurnakan fungsi tersebut, suatu
lembaga pelaksana koperasi harus memilki pengelolaan yang efektif. Saat ini
masalah yang masih di hadapi koperasi dan bisa menghambat perkembangan koperasi
di Indonesia menjadi problematika. Pengelolaan koperasi yang kurang efektif,
baik dari segi manajemen maupun keuangan menjadi salah satu kendala
berkembangnya koperasi.
Berikut adalah beberapa kendala pokok yang dihadapi oleh koperasi di Indonesia :
a. Permodalan
Kurang berkembangnya koperasi juga berkaitan sekali dengan kondisi modal
keuangan badan usaha tersebut. Kendala modal itu bisa jadi karena kurang adanya
dukungan modal yang kuat dan dalam atau bahkan sebaliknya terlalu tergantungnya
modal dan sumber koperasi itu sendiri. Jadi untuk keluar dari masalah tersebut harus
dilakukan melalui terobosan structural, maksudnya dilakukannya restrukturasi dalam
penguasaan factor produksi, khususnya permodalan.

b. Sumber Daya Manusia


Dari sisi keanggotaan, sering kali pendirian koperasi itu didasarkan pada
dorongan yang dipaksakan oleh pemerintah. Akibatnya pendirian koperasi
didasarkan bukan dari bawah melainkan dari atas. Pengurus yang dipilih dalam
rapat anggota seringkali dipilih berdasarkan status sosial dalam masyarakat itu
sendiri. Dengan demikian pengelolaan koperasi dijalankan dengan kurang adanya
control yang ketat dari para anggotanya. Pengelola ynag ditunjuk oleh pengurus
seringkali diambil dari kalangan yang kurang profesional. Sering kali pengelola yang
diambil bukan dari yang berpengalaman baik dari sisi akademis maupun penerapan
dalam wirausaha.
c. Manajerial
Manajemen koperasi harus diarahkan pada orientasi strategik dan gerakan koperasi
harus memiliki manusia – manusia yang mampu menghimpun dan memobilisasikan
berbagai sumber daya yang diperlukan untuk memanfaatkan peluang usaha.

Selain 3 pokok utama yang menurut saya menjadi penghambatnya sperkembangan koperasi
di indonesia masih banyak hal lain yang menjadi faktornya seperti kurangnya kesadaran
masyarakat untuk menyadari kebutuhan dia sendiri dan mengembangkan diri secara
mandiri,padahal bila masyarakat memiliki kesadraan itu akan menjadi motivasi utama
masyarakat untuk mendirikan koperasi sehingga dapat bekerja sama dengan yang lainnya.
Selain itu mayoritas masyarkat masih menganggap koperasi sebagai ekonomi kelas dua jadi
ini menghambat koperasi untuk menjadi badan usaha ekonomi yang lebih besar dan
memiliki daya saing dengan lembaga ekonomi lainnya. Banyaknya koperasi di Indonesia
yang berdiri berdasarkan sosialisasi pemerintah bukan berdasarkan kemauan atau kesadaran
masyarkat itu sendiri menjadikan perkembangan koperasi berawal dari atas berbeda dari luar
negeri yang berdasarkan kesadaran masyarakat sehingga masyarakat mengetahui manfaat
dan tujuan koperasi untuk kesejahteraan mereka dan berusaha agar koperasi itu terus
berkembang.

Walaupun pendirian koperasi di indonesia berdasarkan sosialisasi dari pemerintah tetapi


kenyataannya sosialisasi itu belum optimal sehingga tingkat partisipasi anggota masih
rendah ,terbukti dengan pengetahuan anggota yang sebatas tahu bahwa koperasi itu hanya
untuk melayani konsumen baik untuk barang maupun jasa peminjaman.Mereka tidak
mengetahui bahwa mereka sebagai anggota berhak berpartisipasi menyumbang saran demi
kemajuan koperasi itu sendiri dan berhak mengawasi kinerja pengurusnya yang mungkin saja
melakukan penyelewangan dana karena kurangnya kontrol dari anggota. Dan yang paling
menarik adalah terbuktinya bahwa koperasi terlalu di manjakan pemerintah dalam hal
pendanaan maksudnya di manjakan adalah pemerintah sering memberi bantuan dana tanpa
harus koperasi mengembalikan dana itu bila sudah mendapatkan untung,ini menjadi lahan
yang bagus untuk anggota atau pengurus yang mempunyai niat melakukan penyelewangan
dana karena mereka berpikir pemerintah tidak akan mengawasi penggunnaan dana tersebut
untuk kemajuan koperasi. Hal ini juga menjadikan koperasi selalu hanya berharap dengan
bantuan yang diberikan pihak lain sehingga kurang atau tidak ada usaha untuk mendapatkan
dana dari usaha mereka sendiri, karena ini juga menjadikan pihak pemerintah menjadi pihak
yang dirugikan. Dan Kurangnya pengembangan kerjasama atar usaha koperasi menjadikan
perkembangan koperasi di Indonesia kurang maksimal ,ini bisa membuktikan bahwa
kurangnya perhatian kita sebagai masyarkat indonesia terhadap perkembngan koperasi
seharusnya kita ikut berpartisipasi dalam hal ini seperti menjadi anggota maupun
pengurusnya agar koperasi menjadi badan uasah yang bagus. Perkembangan koperasi juga
terhambat karna banyaknya muncul badan usaha lainnya yang lebih besar dan kemajuan
perusahaan-perusahaan yang menjadi saingan berat bagi koperasi itu sendiri.

 DARI SISI KELEMBAGAAN KOPERASI


1. Masalah Internal :

Keanggotaan dalam Koperasi. : Keadaan keanggotaan ditinjau dari segi kuantitas


tercermin dari jumlah anggota yang semakin lama semakin berkurang. Masalahnya
kenggotaan koperasi yang ada sekarang belum menjangkau bagian terbesar dari
masyarakat. Ditinjau dari segi kualitas masalah keaggotaan koperasi tercermin dalam :

a) Tingkat pendidikan mereka yang pada umumnya masih rendah

b) Ketrampilan dan keahlian yang dimiliki oleh para anggota terbatas

c) Sebagian dari anggota belum menyadari hak dan kewajiban mereka sebagai
anggota.

d.) Partisipasi mereka dalam kegiatan organisasi juga masih harus ditingkatkan. Apabila
suatu koperasi mengadakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) banyak anggotanya yang
tidak hadir. Akibatnya keputusan-keputusan yang dihasilkan tidak mereka rasakan
sebagai keputusan yang mengikat.

e.) Banyaknya anggota yang tidak mau bekerjasama dan mereka juga memiliki banyak
utang kepada koperasi, hal ini menyebabkan modal yang ada dikoperasi semakin
berkurang.

2. Pengurus Koperasi

Dalam hal kepengurusan juga dihadapi kelemahan-kelemahan yang sama. masalah yang
menjadi penghambat berkembangnya koperasi dari sisi pengurus adalah :

a.) Pengetahuan , ketrampilan, dan kemampuan anggota pengurusnya masih belum


memadai
b.) Pengurus belum mampu melaksanakan tugas mereka dengan semestinya.

c.) Pengurus kurang berdedikasi terhadap kelangsungan hidup koperasi. Ini berarti
bahwa kepribadian dan mental pengurus, pengawas, manajer belum berjiwa koperasi
sehingga harus diperbaiki lagi.

d.) Pengurus kadang-kadang tidak jujur

e.) Masih ada koperasi yang anggota pengurusnya kurang berusaha untuk menigkatkan
pengetahuan dan ketrampilannya. Kursus-kursus yang diselenggarakan untuk
pengurus koperasi sering tidak mereka hadiri.

f.) Dalam kepengurusan koperasi sampai saat ini masih belum ada pembagian tugas
yang jelas.

g.) Pengurus koperasi kebanyakan yang sudah lanjut usia dan para tokoh masyarakat
yang sudah memiliki jabatan ditempat lain, sehingga perhatiannya terhadap koperasi
berkurang.

h.) Pegurus masih belum mampu berkoordinasi dengan anggota, manajer, pengawas,
dan instansi pemerintah dengan baik

3. Pengawas Koperasi

Anggota dari badan pengawas koperasi banyak yang belum berfungsi. Hal ini di
disebabkan oleh :

a.) Kemampuan anggoota pengawas yang belum memadai, terlebih jika dibandingkan
dengan semakin meningkatnya usaha koperasi

b.) Di pihak lain, pembukuan koperasi biasanya belum lengkap dan tidak siap untuk
diperiksa.

c.) Pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas koperasi sekunder dan kantor koperasi
juga belum banyak membantu perkembangan kemampuan anggota pengawas ataupun
peningkatan pembukuan koperasi.Pemeriksaan yang mereka lakukan terutama
mengarah pada kepentingan permohonan kredit.

 Masalah Eksternal
a.) Iklim yang mendukung pertumbuhan koperasi belum selaras dengan kehendak
anggota koperasi, seperti kebijakan pemerintah yang belem jelas dan efektif untuk
koperasi, sistem prasarana, pelayanan, pendidikan, dan penyuluhan.

b.) Banyaknya badan usaha lain yang bergerak pada bidang usaha yang sama dengan
koperasi.

c.) Kurangnya fasilitas-fasilitas yang dapat menarik perhatian masyarakat dan masih
banyaknya masyarakat yang tidak mempercayai koperasi.

A. DARI SISI BIDANG USAHA KOPERASI

Masalah usaha koperasi dapat digambarkan sebagai berikut. Ada koperasi yang manajer
dan karyawannya belum memenuhi harapan. Di antara mereka ada yang belum dapat
bekerja secara profesional, sesuai dengan peranan dan tugas operasi yang telah
ditetapkan. Masih ada administrasi koperasi yang belum menggunakan prinsip-prinsip
pembukuan dengan baik. Sistem informasi majemen koperasi mesih belum
berkembang sehingga pengambilan keputusan belum didukung dengan informasi
yang cukup lengkap dan dapat diandalkan.

Di samping itu masih ada manajer yang kurang mempunyai kemampuan sebagai
wirausaha. Di antara mereka bahkan masih ada yang kurang mampu untuk menyusun
rencana, program, dan kegiatan usaha. Padahal mereka harus memimpin dan
menggerakkan karyawan untuk melaksanakan rencana, program, dan kegiatan usaha
yang ditentukan. Penilaian terhadap keadaan serta mengadakan penyesuaian rencana,
program, dan kegiatan usaha setiap kali ada perkembangan dalam keadaan yang
dihadapainya.

Dari sisi produksi, koperasi sering mengalami kesulitan untuk memperoleh bahan baku.
Salah satu bahan baku pokok yang sulit diperoleh adalah modal. Dalam hal kualitas,
output koperasi tidak distandardisasikan, sehingga secara relatif kalah dengan output
industri besar. dalam banyak kasus, output koperasi (dan UKM) tidak memiliki
keunggulan komparatif sehingga sulit untuk dipasarkan.

B. UNSUR YANG MENUNJANG PERKEMBANGAN KOPERASI

3 unsur penting suatu koperasi dapat dikatakan berhasil ataupun maju bisa dilihat dari sisi
pokok berikut :
a.) Manajemen

koperasi harus teliti dalam manajemen,memilih pengurus maupun pengelola agar badan
usaha yang didirikan akan berkembang dengan baik.

b.) Permodalan

Kurang berkembangnya koperasi juga berkaitan sekali dengan kondisi modal keuangan
badan usaha tersebut.

c.) Sumber Daya Manusia

Pengelola yang ditunjuk oleh pengurus seringkali diambil dari kalangan yang kurang
profesional. Sering kali pengelola yang diambil bukan dari yang berpengalaman baik
dari sisi akademis maupun penerapan dalam wirausaha.

2.3 Solusi dari Masalah Koperasi Sulit Berkembang

Koperasi sulit berkembang solusi tepat untuk masalah itu dapat berupa memperbaiki
system kerja para pengurus dan anggota serta melakukan gerakan promosi koperasi di
lingkungan sekitar untuk mendukung langkah – langkah yang direncanakan ,setelah
itu kita mencari peluang peluang untuk mengembangkan koperasi dengan cara
membuat proposal rencana usaha untuk permintaan bantuan kepada pemerintah
setempat agar rencana – rencana itu didukung baik secara fisik maupun secara materi.

Ada beberapa cara untuk mengatasi masalah yang ada pada koperasi:

1.Perekrutan Anggota yang Berkompeten

Hal mendasar yang sangat penting dalam upaya memajukan koperasi adalah dengan
merekrut anggota yang berkompeten dalam bidangnya. Tidak hanya orang yang
sekedar mau menjadi anggota melainkan orang-orang yang memiliki kemampuan
dalam pengelolaan dan pengembangan koperasi. Masalahnya keanggotaan koperasi
yang ada sekarang belum menjangkau bagian terbesar dari masyarakat. Ditinjau dari
segi kualiats masalah keanggotaan koperasi tercermin dalam beberapa hal,diantaranya
adalah:

•Tingkat pendidikan mereka yang pada umumnya masih rendah.

•Keterampilan dan keahlian yang dimiliki oleh para anggota hanya terbatas.

•Sebagian dari anggota belum menyadari hak dan kewajiban mereka sebagai anggota.

Kebanyakan anggota koperasi belum menyadari bahwa koperasi merupakan suatu


wadahuntuk meningkatkan perekonomian anggota koperasi.

•Dalam kegiatan Rapat Anggota Tahunan(RAT) partisipasi anggota untuk hadir sangat
kurang sehingga keputusan-keputusan yang dihasilkan mereka kurang memahaminya.

•Banyak anggota koperasi yang kurang mau bekerjasama dalam pengembangan koperasi
dan kebanyakan para anggota mempunyai banyak utang di koperasi.

2.Menerapkan Sistem GCG

GCG (Good Corporate Governance) adalah prinsip korporasi yang sehat yang perlu
diterapkan dalam pengelolaan perusahaan yang dilaksanakan semata-mata demi
menjaga kepentingan perusahaan dalam rangka mencapai maksud dan tujuan
perusahaan.GCG ini merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh semua pihak yang
berkepentingan dengan perusahaan untuk menjalankan usahanya secara baik sesuai
dengan hak dan kewajibannya masing-masing.

Implementasi dari GCG dalam beberapa hal dapat di implementasikan pada koperasi,guna
menciptakan tatakelola koperasi yang baik,hingga dapat mencapai misi dan tanggung
jawab sosialnya yaitu mensejahterakan anggotanya.

3.Memberikan Pelatihan kepada Karyawan

Memberikan pelatihan terhadap karyawan sangatlah penting demi terwujudnya sistem


keuangan dan demi berkembangnya koperasi dari sisi internal.

Sering ditemukan beberapa masalah dalam ruang lingkup karyawan yang dapat di analisis
diantaranya yaitu:
• Karyawan di dalam koperasi kurang menjalankan tugasnya dengan efektif di dalam
koperasi.

• Ada beberapa karyawan koperasi yang tidak jujur dalam.

• Pengetahuan dan keterampilan para karyawannya kurang memadai.

• Ada beberapa karyawan yang kurang memperhatikan tentang kelangsungan hidup


koperasinya.

Maka dengan memberikan pelatihan yang berkala kepada karyawan koperasi akan
menciptakan suasana kerja yang kondusif dan mempunyai karyawan yang
berdedikasi,sehingg dalam kepengurusannya akan berjalan lebih efisien.

4. Perlunya Dukungan Pemerintah

Kurangnya dukungan yang diberikan pemerintah dalam memajukan koperasi dapat


menjadi penghambat berkembangnya koperasi di Indonesia. Dukukan yang
dibutuhkan bagi perkembangan koperasi contohnya adalah dari segi
permodalan.Pemerintah perlu memberikan perhatian kepada koperasi yang kesulitan
dalam permodalan.sehingga dengan memberikan modal koperasi dapat memperluas
usahanya dan bisa lebih berkembang.

Hendaknya pemerintah membuat kebijakan-kebijakan yang dapat membantu


perkembangan koperasi.

5. Penyediaan Sarana dan Prasaran

Menyediakan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan koperasi sangat penting
dilakukan untuk menunjang terlaksananya koperasi yang efektif. Pemerintah perlu
mendukung dan menyediakan apa yang dibutuhkan oleh pengurus anggota
maupunpengelola agar kegiatan dalam koperasi tidak terhambat dan menjadikan
koperasi tidak berkembang.

6. Penyuluhan Masyarakat
koperasi kurang peminatnya dikarenakan ada pandangan masyarakat bahwa koperasi
adalah usaha bersama/gabungan yang sangat diidentikan dengan masyarakat kelas
menengah ke bawah,maka dari sinilah perlu diadakan penyuluhan. Penyuluhan
masyarakat disini berfungsi untuk memunculkan kesadaran masyarakat betapa
pentingnya koperasi yang pada pokok tanggung jawabnya untuk mensejahterakan
masyarakat. Dengan adanya penyuluhan diharapkan pengetahuan masyarakat tentang
koperasi akan bertambah.masyarakat dapat mengetahui bahwa sebenarnya koperasi
merupakan ekonomi rakyat yang dapat menyejahterakan anggotanya,sehingga mereka
berminat untuk bergabung.

7. Perlunya Sarana Promosi

Promosi sangat diperlukan dalam perkembang koperasi,dengan adanya promosi


diharapkan masyarakat mengenal akan pentingnya koperasi, dan dengan promosi
dapat mengarahkan masyarakat untuk menggunakan koperasi,sehingga dapat
membentuk koperasi yang efisien.

Dengan cara-cara tersebut diharapkan dapat memajukan koperasi sebagai salah satu
sektor perekonomian di Indonesia yang sungguh-sungguh dapat mensejahterakan
rakyatnya. Selain tu juga diharapkan koperasi dapat bersaing di perekonomian dunia.
Dengan hal tersebut pula sangat diharapkan agar koperasi di Indonesia dapat terus
maju dan berkembang karena koperasi adalah salah satu badan usaha yang
menyediakan fasilitas untuk masyarakat kecil dan menengah.

8. Memperbaiki Koperasi Secara Menyeluruh

Kementerian Koperasi dan UKM perlu menyiapkan blue print pengelolaan koperasi
secara efektif. Blue print koperasi ini nantinya diharapkan akan menjadi panduan bagi
seluruh koperasi Indonesia dalam menjalankan kegiatan operasinya secara
profesional, efektif dan efisien. Menyebarkan tata kerja koperasi yang efisien melalui
bidang pendidikan,usaha,perdagangan,dll.

9. Menghimpun Kekuatan Ekonomi Dan Kekuatan Politis

Kebijaksanaan ekonomi makro cenderung memberikan kesempatan lebih luas kepada


usaha skala besar. acuan yang masih digunakan hingga saat ini menitikberatkan pada
pertumbuhan ekonomi yang ditopang oleh usaha skala besar dengan asumsi bahwa
usaha tersebut akan menciptakan efek menetes ke bawah. Namun yang dihasilkan
bukanlah kesejahteraan rakyat banyak melainkan keserakahan yang melahirkan
kesenjangan. Dalam pembangunan, pertumbuhan memang perlu, tetapi pencapaian
pertumbuhan ini hendaknya melalui pemerataan yang berkeadilan.

Pada saat ini, belum tampak adanya reformasi di bidang ekonomi lebih-lebih disektor
moneter, bahkan kecenderungan yang ada adalah membangun kembali usaha
konglomerat yang hancur dengan cara mengkonsentrasikan asset pada permodalan
melalui program rekapitalisasi perbankan.

Dalam menghadapi situasi seperti ini, alternatif terbaik bagi usaha kecil termasuk
koperasi adalah menghimpun kekuatan sendiri baik kekuatan ekonomi maupun
kekuatan polotis untuk memperkuat posisi tawar dalam penentuan kebijakan
perekonomian nasional. Ini bukanlah kondisi yang mustahil diwujudkan, sebab usaha
kecil termasuk koperasi jumlahnya sangat banyak dan tersebar di seluruh wilayah
nusantara sehingga jika disatukan akan membentuk kekuatan yang cukup besar.

Dengan ini diharapkan dapat memajukan koperasi sebagai salah satu sektor
perekonomian di Indonesia. Juga diharapkan koperasi dapat bersaing di perekonomian
dunia.sangat diharapkan agar koperasi di Indonesia dapat terus maju dan berkembang
karena koperasi adalah salah satu badan usaha yang menyediakan fasilitas untuk
masyarakat kecil dan menengah.

10. Membentuk Karakter Pemuda yang Bermental Wirausaha yang mempunyai sifat
tangguh.

Dengan membentuk sifat para pemuda dengan karakter sebagai seorang


wirausaha,diharapkan dapat membangun perekonomian negara pada masa yang akan
datang,karakter wirausaha diupayakan dapat membantu masyarakat dalam
membangun perekonomian keluarga,masyarakat dan bahkan kelompok.

11. Memberikan Motivasi dan Dorongan

Hal ini diharapkan dapat membangkitkan jiwa nasionalisme dan menjadi pemuda
pancasila yang berkewarganegaraan indonesia. Sehingga dengan memberikan
motivasi dalam hal ini jiwa kepedulian akan negaranya akan muncul, betapa
pentingnya koperasi untuk membangun perekonomian negeri indonesia ini.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dengan adanya koperasi masyarakat merasa lebih sejahtera karena pada dasarnya
koperasi sangat memperhatikan perekonomian masyarakat, mengembangkan potensi
dan kemampuan ekonomi anggota dan masyarakat, berupaya mempertinggi kualitas
kehidupan manusia, memperkokoh perekonomian rakyat, mengembangkan
perekonomian nasional, serta mengembangkan kreativitas dan jiwa berorganisasi bagi
pelajar bangsa,baik untuk bidang usaha perdagangan, pertanian,nelayan dll.

Namun seiring berjalannya waktu koperasi mempunyai beberapa kendala ,baik dalam segi
penataannya,struktur manajemennya,pemasarannya ,anggota,kurangnya sarana dan
prasarana,maka pengembangan jaringan informasi serta pengembangan pusat
informasi merupakan kebutuhan pendukung untuk memperkuat kehadiran koperasi.

Perkembangan koperasi masih menghadapi masalah-masalah baik di bidang kelembagaan


maupun di bidang usaha koperasi itu sendiri.masalah-masalah tersebut bisa bersumber
dari dalam koperasi sendiri maupun dari luar. Masalah kelembagaan koperasi juga
dapat dikelompokkan dalam masalah intern maupun masalah ekstern.masalah intern
mencakup masalah keanggotaan,kepengurusan,pengawas,manajer,dan karyawan
koperasi. Sedangkan masalah ekstern mencakup hubungan koperasi dengan
bank,dengan usaha-usaha lain,dan juga dengan instansi pemerintah.

Hal mendasar yang sangat penting dalam upaya memajukan koperasi adalah dengan
merekrut anggota yang berkompeten dalam bidangnya.

Memberikan pelatihan terhadap karyawan sangatlah penting demi terwujudnya sistem


keuangan dan demi berkembangnya koperasi dari sisi internal.

Kurangnya dukungan yang diberikan pemerintah dalam memajukan koperasi dapat


menjadi penghambat berkembangnya koperasi di Indonesia. Dukukan yang
dibutuhkan bagi perkembangan koperasi contohnya adalah dari segi
permodalan.Pemerintah perlu memberikan perhatian kepada koperasi yang kesulitan
dalam permodalan.sehingga dengan memberikan modal koperasi dapat memperluas
usahanya dan bisa lebih berkembang.

Dalam menghadapi kesulitan koperasi baik dalam urusan keterbatasan sarana dan
prasarana,minimnya modal yang dimiliki oleh kopersi yang disini sangat dibutuhkan
adnya turun tangan pemerintah dalam mengatasi permodalan koperasi,minimnya
pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan koperasi mengenai hal teknologi.
Sosialisasi koperasi kepada masyarakat sangatlah penting,karena dengan sosialisasi
masyarakat bisa tahu akan pentingnya keberadaan koperasi itu sendiri. Di Indonesia,
beberapa Koperasi sebenarnya ada sudah bisa dikatakan memiliki unit usaha besar
dan beragam serta dapat berkembang dengan mempunyai banyak cabang diberbagai
daerah di indonesia. Penyebab Koperasi di Indonesia Kurang Berkembang Pesat
Tingkat partisipasi anggota koperasi masih kurang.

3.2 Saran
Karna sudah mengetahui penyebab dan solusi dari maslaah koperasi tersebut alangkah
baiknya dilaksanakan dengan lebih baik lagi dan supaya koperasi menjadi lebih m aju.

Daftar Pustaka

https://ayuriskaamelia.wordpress.com/soft-skill/mengapa-koperasi-sulit-berkembang-di-
indonesia/
http://dokumen.tips/documents/tugas-ekonomi-koperasi-mengapa-koperasi-sulit-
berkembang.html
https://windasirumapea.wordpress.com/2013/10/07/mengapa-koperasi-sulit-berkembang-
di-indonesia/
http://endangmanajemen.blogspot.co.id/2014/01/masalah-dan-solusi-dalam-
memajukan.html
http://wahyusaputro88.blogspot.co.id/2011/10/masalah-koperasi-di-indonesia-yang.html
https://azizfauzan29.wordpress.com/2013/12/01/penyebab-koperasi-di-indonesia-tidak-
berkembang/
JURNAL 3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Koperasi merupakan salah satu organisasi di Indonesia dimana dalam UUD 1945
dinyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama
berdasarkan asas kekeluargaan, sehingga koperasi dituntut untuk mampu tampil di
depan dalam sistem kemajuan perekonomian Indonesia. Koperasi sebagai
berkumpulnya orang-orang yang bergerak dalam bidang perekonomian yang terbuka
bagi para anggotanya, karena tujuan koperasi adalah menyelenggarakan kepentingan
anggotanya, dengan demikian koperasi bekerja dan akan berkembang dengan adanya
motivasi para anggotanya.
Jadi partisipasi dan motivasi anggota dalam kegiatan koperasi serta hasil yang
dicapai sebanding dengan karya dan jasanya. Salah satu agar motivasi dan partisipasi
anggota tetap meningkat adalah dengan penetapan SHU yang akan diberikan
sebanding dengan partisipasi anggota, dimana diharapkan ada hubungan timbal balik
yang positif antara koperasi dengan anggota. Dalam buku akuntansi untuk koperasi,
SHU harus diperinci menjadi SHU yang diperoleh dari transaksi dari para anggota
dan transaksi yang diperoleh anggota dapat dikembalikan bukan dari anggota.

1.2 Tujuan
Dengan dibuatnya karya tulis ini, kami mempunyai tujuan pokok yang ingin dicapai
adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui bagaimana cara menghitung pembagian SHU (Sisa Hasil Usaha).
2. Dapat mengetahui komponen-komponen apa saja yang terdapat dalam koperasi.
3. Dapat mengetahui keuntungan dalam suatu koperasi.

1.3 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan SHU menurut Pasal 45 UU No. 25 tahun 1992?
2. Bagaimana cara-cara pembagian SHU menurut RAT?
3. Apa saja komponen-komponen laporan keuangan koperasi?
4. Dari manakah sumber modal koperasi?

1.4 Manfaat Penulisan


1. Dapat mengetahui tata cara pembagian SHU
2. Dapat mengetahui komponen-komponen apa saja yang ada dalam SHU
3. Dapat mengetahui dari mana permodalan koperasi

BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian SHU dan Informasi Dasar


2.1.1 Pengertian SHU
Menurut pasal 45 ayat (1) UU No. 25/1992, adalah sebagai berikut:
· Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam
satu tahun buku dikurangi biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak
dalam tahun buku yang bersangkutan.

Cara Menghitung Sisa Hasil Usaha Koperasi


Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi seringkali diartikan keliru oleh pengelola koperasi.
SHU Koperasi dianggap sama saja dengan deviden sebuah PT, terminology SHU
jelas, bahwa SHU adalah “Sisa” dari Usaha koperasi yang diperoleh setelah
kebutuhan anggota terpenuhi dalam manajemen koperasi Sisa Hasil Usaha (SHU)
memang diartikan sebagai selisih dari seluruh pemasukan atau penerimaan total (total
revenue [TR]) dengan biaya-biaya atau biaya total (total cost[TC]) dalam satu tahun
buku. Bahkan, jika ditinjau pengertian SHU dari aspek legalistik, menurut UU
No.25/1992, tentang perkoperasian, Bab IX, pasal 45 adalah sebagai berikut:
1. SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku
dikurang dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lain termasuk pajak dalam tahun
buku yang bersangkutan.
2. SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa
usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan
untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan
keputusan Rapat Anggota.
3. Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota.
Pengertian diatas harus dipahami bahwa SHU bukan deviden seperti PT tetapi
keuntungan usaha yang dibagi sesuai dengan aktifitas ekonomi angoota koperasi,
maka besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung
besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan
koperasi. Artinya, semakin besar transaksi(usaha dan modal) anggota dengan
koperasinya, maka semakin besar SHU yang akan diterima. Hal ini berbeda dengan
perusahaan swasta, dimana dividen yang diperoleh pemilik saham adalah
proporsional, sesuai besarnya modal yang dimiliki. Hal ini merupakan salah satu
pembeda koperasi dengan badan usaha lainnya.

Penghitungan SHU bagian anggota dapat dilakukan apabila beberapa informasi


dasar diketahui sebagai berikut:
1. SHU total kopersi pada satu tahun buku
2. Bagian (persentase) SHU anggota
3. Total simpanan seluruh anggota
4. Total seluruh transaksi usaha (volume usaha atau omset) yang bersumber dari anggota
5. Jumlah simpanan per anggota
6. Omset atau volume usaha per anggota
7. Bagian (persentase) SHU untuk simpanan anggota
8. Bagian (persentase) SHU untuk transaksi usaha anggota

INFORMASI DASAR
 Beberapa informasi dasar dalam penghitungan SHU anggota diketahui sebagai
berikut:
1. SHU Total Koperasi pada satu tahun buku
2. Bagian (persentase) SHU anggota
3. Total simpanan seluruh anggota
4. Total seluruh transaksi usaha (volume usaha atau omset) yang bersumber dari
anggota
5. Jumlah simpanan per anggota
6. Omset atau volume usaha per anggota
7. Bagian (persentase) SHU untuk simpanan anggota
8. Bagian (persentase) SHU untuk transaksi usaha anggota

Sisa hasil usaha Koperasi merupakan pendapatan Koperasi yang diperoleh


dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya
termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. Adapun perlakuan terhadap
SHU adalah sisa hasil usaha setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada
anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota
dengan Koperasi, serta digunakan untuk pendidikan Perkoperasian dan keperluan lain
dari Koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota. Dan untuk besarnya
Pemupukan dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota koperasi yang kemudian
dicantumkan pada Anggaran Dasar suatu Koperasi. Tiga pernyataan di atas adalah apa
yang dikemukakan pada Undang-undang tentang Perkoperasian yaitu UU No.25
Tahun 1992 yang menjadi dasar hukum pembagian SHU koperasi bagi anggotanya.
Berikut ini adalah contoh perhitungan pembagian SHU suatu koperasi yang
menjalankan usaha simpan pinjam. Misalkan dalam anggaran dasar suatu koperasi
ditentukan prosentase.

Mekanisme Pembagian SHU


1. SHU yang sudah diperoleh dibagi berdasarkan ketentuan yang ada di AD/ART
2. SHU untuk anggota dibagi berdasarkan besarnya transaksi, sehingga semakin
besartransaksi seseorang anggota, dia akan semakin besar mendapatkan SHU,
demikiansebaliknya.
3. Untuk memudahkan proporsi transaksi, maka diperlukan konversi nilai
transaksikedalam point pembagi SHU
4. Besarnya nilai tiap point SHU diperoleh dari (=) Nilai total SHU yang dibagi
untukanggota, dibagi (/) dengan total point yang dikeluarkan dari semua transaksi.
5. Nilai SHU tiap anggota adalah (=) jumlah point yang dimiliki seseorang anggota,
dikali(x) nilai tiap point SHU.
6. Konversi nilai transaksi dengan jumlah point sangat tergantung dengan proporsi
margin(tingkat keuntungan dari transaksi tersebut). Semakin rigid (detail) semakin
adil, namun akan rumit administrasinya, kecuali sudah computerized. Maka, Rapat
Anggota dapatmemutuskan diawal dengan klasifikasi nilai dan atau jenis transaksi
barang/jasa padabeberapa klasifikasi saja.

SHU koperasi dibagikan kepada anggota koperasi berdasarkan dari dua kegiatan ekonomi
koperasi yang dilakukan oleh anggota sendiri, yaitu:
1. SHU atas jasa modal
Pembagian ini juga sekaligus mencerminkan anggota sebagai pemilik ataupun
investor, karena jasa atas modalnya (simpanan) tetap diterima oleh koperasinya sepanjang
koperasi terssebut menghasilkan SHU pada tahun buku yang bersangkutan.
2. SHU atas jasa usaha
Jasa ini menegaskan bahwa anggota koperasi selain pemilik juga sebagai pemakai
atau pelanggan.Secara umum SHU koperasi dibagi sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan pada anggaran dasar/anggaran rumah tangga koperasi sebagai berikut:
a. Cadangan koperasi
b. Jasa anggota
c. Dana pengurus
d. Dana karyawan
e. Dana pendidikan
f. Dana sosial
g. Dana untuk pembanguna lingkungan.
3. Menurut Hiro Tugiman (1999) bahwa pembagian SHU bila diikhtisarkan sebagai
berikut:

SHU- Anggota
a. Anggota
b. Cadangan koperasi
c. Dana pengurus
d. Dana pegawai/karyawan
e. Dana pendidikan koperasi
f. Dana pembangunan daerah kerja
g. Dana sosial
SHU-Non Anggota
a. Cadangan koperasi
b. Dana pengurus
c. Dana pegawai/karyawan
d. Dana pendidikan koperasi
e. Dana pembangunan daerah kerja
f. Dana sosial

2.1.2 Rumus Pembagian SHU


Untuk koperasi Indonesia, dasar hukum bahwa pembagian SHU dilakukan secara adil
sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota adalah pasal 5 ayat 1 ; UU
No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang dalam penjelasannya mengatakan bahwa
“pembagian SHU kepada anggota dilakukan tidak semata-mata berdasarkan modal yang
dimiliki seseorang dalam koperasi, tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha
anggota terhadap koperasi. Ketentuan ini merupakan perwujudan kekeluargaan dan
keadilan”.

Dengan demikian, SHU koperasi yang diterima oleh anggota bersumber dari 2
kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota sendiri, yaitu:

1. SHU atas jasa modal


Pembagian mencerminkan anggota sebagai pemilik ataupun investor, karena jasa
atas modalnya (simpanan) tetap diterima dari koperasinya sepanjang koperasi
tersebut menghasilkan SHU pada tahun buku yang bersangkutan.
2. SHU atas jasa usaha
Jasa ini menegaskan bahwa anggota koperasi selain pemilik juga sebagai pemakai
atau pelanggan. Secara umum SHU Koperasi dibagi sesuai dengan aturan yang
telah ditetapkan pada Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Koperasi sebagai
berikut:
a. Cadangan koperasi
b. Jasa anggota
c. Dana pengurus
d. Dana karyawan
e. Dana pendidikan
f. Dana sosial
g. Dana untuk pembangunan lingkungan

Tentunya tidak semua komponen di atas harus diadopsi koperasi dalam


membagi SHU-nya. Hal ini sangat tergantung dari keputusan anggota yang ditetapkan
dalam rapat anggota. Berikut contoh kasus pembagian SHU di salah satu koperasi
(selanjutnya disebut Koperasi A).

Contoh Kasus Pembagian SHU

Menurut AD/ART Koperasi A, SHU dibagi sebagai berikut:

Cadangan : 40%

Jasa anggota : 40%

Dana pengurus : 5%

Dana karyawan : 5%

Dana pendidikan : 5%

Dana sosial : 5%

SHU per anggota dapat dihitung sebagai berikut:


SHUA=JUA + JMA
Keterangan:
SHUA : Sisa Hasil Usaha Anggota
JUA : Jasa Usaha Anggota
JMA : Jasa Modal Anggota
Dengan menggunakan model matematika, SHU per anggota dapat dihitung sebagai
berikut:
SHUPa= VA x JUA + Sa x JMA
V UK TMS
Keterangan: :
SHUPa : Sisa Hasil Usaha per Anggota
JUA : Jasa Usaha Anggota
JMA : Jasa Modal Anggota
VA : Volume usaha anggota (total transaksi anggota)
VUK : Volume usaha total koperasi (total transaksi koperasi)
Sa : Jumlah simpanan anggota
TMS : Modal sendiri total (simpanan anggota total)

Bila SHU bagian anggota menurut AD/ART Koperasi A adalah 40% dari total
SHU, rapat anggota menetapkan bahwa SHU bagian anggota tersebut dibagi secara
proporsional menurut jasa modal dan usaha, dengan pembagian Jasa Usaha Anggota
sebesar 70%, dan Jasa Modal Anggota sebesar 30%, maka ada 2 cara menghitung
persentase JUA dan JMA, yaitu:
Pertama, langsung dihitung dari total SHU Koperasi, sehingga:
JUA = 70% × 40% total SHU Koperasi setelah pajak
= 28% dari total SHU Koperasi
JMA = 30% × 40% total SHU Koperasi setelah pajak
= 12% dari total SHU Koperasi
Kedua, SHU bagian anggota (40%) dijadikan menjadi 100%, sehingga dalam hal ini
diperoleh terlebih dahulu angka absolut, kemudian dibagi sesuai dengan persentase
yang ditetapkan.

2.1.3 Prinsip-Prinsip Pembagian SHU Koperasi


Telah diuraikan pada teori koperasi bahwa anggota berfungsi ganda yaitu
sebagai pemilik (owner) dan sekaligus pelanggan (customer). Sebagai pemilik,
seorang enggota berkewajiban melakukan investasi. Dengan demikian, sebagai
investor, anggota berhak menerima hasil investasinya. Di sisi lain, sebagai pelanggan,
seorang anggota berkewajiban berpartisipasi dalam setiap transaksi bisnis di
koperasinya. Seiring dengan prinsip-prinsip koperasi, maka anggota berhak menerima
sebagian keuntungan yang diperoleh koperasinya.

Agar tercermin asas keadilan, demokrasi, transparansi, dan sesuai dengan


prinsip-prinsip koperasi, maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip pembagian SHU
sebagai berikut:
a. SHU yang dibagi adalah bersumber dari anggota.
b. SHU anggota adalah jasa dari modal da transaksi usaha yang dilakukan anggota
sendiri.
c. Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan.
d. SHU anggota dibayar secara tunai.

 Sumber SHU
Catatan :
Data ini dapat diperoleh bila koperasi melakukan pembukuan transaksi anggota dan non
anggota. Apabila hal tersebut tidak dilakukan, maka mustahil koperasi dapat
melakukan pembagian SHU yang transparan, demokratis, dan adil. Dan itu semua
adalah biaya, yang kelihatannya kurang efisien tetapi harus dilakukan oleh koperasi
sebagai badan usaha yang dibatasi dengan prinsip-prinsip koperasi.
 Pembagian SHU menurut Pasal 15, AD/ART Koperasi A
 Jumlah Anggota, Simpanan dan Volume Usaha Koperasi
 Kompilasi Data Simpanan, Transaksi Usaha, dan SHU Per Anggota (dalam ribuan)

Dengan menggunakan rumus perhitungan SHU di atas diperoleh SHU per


anggota berdasarkan kontribusinya terhadap modal dan transaksi usaha. Seperti
diketahui rumus SHU per anggota adalah:
Contoh:
SHU Usaha Adi = 5.500/2.340.062 (56.000) = Rp 131,62
SHU Modal Anggota = Sa/TMS (JMA)
SHU Modal Adi = 800/345.420 (24.000) = Rp 55,58
Dengan demikian, jumlah SHU yang diterima Adi adalah :
Rp 131.620 + Rp 55.580 = Rp 187.200

CONTOH KASUS SISA HASIL USAHA:


1) Koperasi "Maju Jaya" yang jumlah simpanan pokok dan simpanan wajib anggotanya
sebesar Rp100.000.000,- menyajikan perhitungan laba rugi singkat pada 31 Desember
2001 sebagai berikut (hanya untuk anggota):
Penjualan Rp 460.000.000,-
Harga Pokok Penjualan Rp 400.000.000,-
Laba Kotor Rp 60.000.000,-
Biaya Usaha Rp 20.000.000,-
Laba Bersih Rp 40.000.000,-

Berdasarkan RAT, SHU dibagi sebagai berikut:


Cadangan Koperasi 40%
Jasa Anggota 25%
Jasa Modal 20%
Jasa Lain-lain 15%
Buatlah:
a. Perhitungan pembagian SHU
b. Jurnal pembagian SHU
c. Perhitungan persentase jasa modal
d. Perhitungan persentase jasa anggota
e. Hitung berapa yang diterima Tuan Yohan (seorang anggota koperasi) jika
jumlah simpanan pokok dan simpanan wajibnya Rp 500.000,- dan ia telah
berbelanja di koperasi Maju Jaya senilai Rp 920.000,-

Jawaban :
a. Perhitungan pembagian SHU
Keterangan SHU Rp 40.000.000,-
Cadangan Koperasi 40% Rp 16.000.000,-
Jasa Anggota 25% Rp 10.000.000,-
Jasa Modal 20% Rp 8.000.000,-
Jasa Lain-lain 15% Rp 6.000.000,-
Total 100% Rp 40.000.000,-
b. Jurnal
SHU Rp 40.000.000,-
Cadangan Koperasi Rp 16.000.000,-
Jasa Anggota Rp 10.000.000,-
Jasa Modal Rp 8.000.000,-
Jasa Lain-lain Rp 6.000.000,-
c. Persentase jasa modal = (Bagian SHU untuk jasa modal : Total modal) x 100%
= (Rp 8.000.000,- : Rp 100.000.000,-) x 100%
= 8%
Keterangan:
- Modal koperasi terdiri dari simpanan pokok dan simpanan wajib
- Simpanan sukarela tidak termasuk modal tetapi utang
d. Persentase jasa anggota = (Bagian SHU untuk jasa anggota : Total Penjualan
Koperasi)x100%= (Rp 10.000.000,- : Rp 460.000.000,-) x 100%= 2,17%
Keterangan:
- Perhitungan di atas adalah untuk koperasi konsumsi
- Untuk koperasi simpan pinjam, total penjualan diganti dengan total pinjaman
e. Yang diterima Tuan Yohan:
- Jasa modal = (Bagian SHU untuk jasa modal : Total modal) x Modal Tuan Yohan
= (Rp 8.000.000,- : Rp 100.000.000,-) x Rpo 500.000,-= Rp 40.000,-
- Jasa anggota = (Bagian SHU untuk jasa anggota : Total Penjualan Koperasi) x
Pembelian Tuan Yohan= (Rp 10.000.000,- : Rp 460.000.000,-) x Rp 920.000,-= Rp
20.000,-
Jadi yang diterima Tuan Yohan adalah Rp 40.000,- + Rp 20.000,- = Rp 60.000,
Keterangan:
Untuk koperasi simpan pinjam, pembelian Tuan Yohan diganti pinjaman Tuan Yohan
pada koperasi.
A. POLA MANAJEMEN KOPERASI

Pengertian Manajemen dan Perangkat Organisasi“Ilmu Manajemen adalah


suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara mencapai tujuan dengan efektif dan
efisien dengan menggunakan bantuan / melalui orang lain”.Yang dimaksud orang lain
disini mempunyai arti yang sangat luas, karena dapat berupa bantuan dalam wujud
pikiran, tenaga dan dapat pula intuisinya. Menurut G. Terry, mendefinisikan bahwa
:“Manajemen adalah suatu proses tertentu yang terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan penggunaan suatu ilmu dan seni yang
bersama-sama menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan”.
Pengertian Koperasimenurut UU No. 25/1992, Koperasi didefinisikan sebagai,
“Badan usaha yang beranggotakan orang seorang, atau Badan Hukum Koperasi,
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip Koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan azas kekeluargaan”. Moh. Hatta,
mendefinisikan bahwa: “Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib
penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong”.Dengan demikian Manajemen
Koperasi dapat diartikan sebagai suatu proses untuk mencapai tujuan melalui usaha
bersama berdasarkan azas kekeluargaan.Untuk mencapai tujuan Koperasi, perlu
diperhatikan adanya sistim Manajemen yang baik, agar tujuannya berhasil, yaitu
dengan diterapkannya fungsi-fungsi Manajemen.
Pengertian Manajemen Koperasiadalah suatu proses untuk mencapai tujuan
melalui usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan.Untuk mencapai tujuan
Koperasi, perlu diperhatikan adanya sistim Manajemen yang baik, agar tujuannya
berhasil, yaitu dengan diterapkannya fungsi-fungsi Manajemen. Fungsi-fungsi
Manajemen menurut G Terry:
a. Planning (Perencanaan)
b. Organizing (Pengorganisasian)
c. Actuating (Penggerakan untuk bekerja)
d. Controlling (Pengawasan/Pengendalian)

Implementasi Fungsi Manajemen Koperasi: Perangkat organisasi koperasi ada (3) bagian:
- Rapat Anggota
- Pengurus
- Pengawas Rapat Anggota

Tugas dan wewenang Rapat Anggota:


- Membahas dan mengesahkan pertanggung jawaban Pengurus dan Pengawas untuk
tahun buku yang bersangkutan.
- Membahas dan mengesahkan Rencana Kerja dan RAPB tahun buku berikutnya.
- Membahas dan menetapkan AD, ART dan atau Pembubaran Koperasi.
- Memilih dan memberhentikan Pengurus dan Pengawas.
- Menetapkan Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU).

Pengurus. Jumlah Pengurus sekurang-kurangnya tiga orang yang terdiri:

- Unsur Ketua
- Unsur Sekretaris
- Unsur Bendahara

Tugas, fungsi, wewenang dan tanggungjawab Pengurus:


Secara Kolektif Pengurus bertugas:
- Memimpin organisasi dan kegiatan usaha
- Membina dan membimbing anggota
- Memelihara kekayaan koperasi
- Menyelenggarakan rapat anggota
- Mengajukan rencana RK dan RAPB
- Mengajukan laporan keuangan dan pertanggung jawaban kegiatan
- Menyelenggarakan pembukuan keuangan secara tertib
- Memelihara buku daftar anggota, daftar pengurus dan buku daftar pengawas.
Pengurus berfungsi sebagai: Perencana, Personifikasi Badan Hukum Koperasi,
Kesatuan Pimpinan, Penyedia sumberdaya dan pengendali koperasi. Pengurus
berwenang dalam:
- Mewakili koperasi didalam dan diluar pengadilan.
- Memutuskan penerimaan, penolakan dan pemberhentian anggota sementara, sesuai
dengan AD.
- Mengangkat dan memberhentikan Pengelola dan karyawan Koperasi.
- Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan anggota sesuai dengan
tanggungjawabnya.
Pengurus bertanggungjawab kepada Rapat Anggota mengenai pelaksanaan tugas
kepengurusannya setiap tahun buku yang disakikan dalam Laporan
Pertanggungjawaban tahunan.

Secara Perorangan:
a) Ketua
- Bertugas mengkoordinasikan kegiatan seluruh anggota pengurus dan menangani tugas
pengurus yang berhalangan, memimpin rapat dan mewakili koperasi didalam dan
diluar pengadilan.
- Berfungsi sebagai pengurus, selaku pimpinan.
- Berwenang melakukan segala kegiatan sesuai dengan keputusan Rapat Anggota,
Rapat Gabungan dan Rapat Pengurus dalam mengambil keputusan tentang hal-hal
yang prinsip, serta menandatangani surat-surat bersama Sekretaris, serta surat-surat
berharga bersama Bendahara.
- Bertanggungjawab pada Rapat Anggota

b) Sekretaris
- Bertugas melakukan pembinaan dan pengembangan dibidang kesekretariatan,
keanggotaan dan pendidikan.
- Berfungsi sebagai Pengurus selaku Sekretaris.
- Berwenang menentukan kebijaksanaan dan melakukan segala perbuatan yang
berhubungan dengan bidangnya sesuai keputusan rapat pengurus, serta
menandatangani surat bersama unsur Ketua.
c) Bendahara
- Bertugas mengelolan keuangan (menerima, menyimpan dan melakukan pembayaran),
membina administrasi keuangan dan pembukuan.
- Berfungsi sebagai Pengurus, selaku Bendhara.
- Berwenang menentukan kebijakan dan melakukan segala perbuatan yang
berhubungan dengan bidangnya, serta menandatangani surat-surat berharga bersama
unsur Ketua.
- Bertanggungjawab kepada rapat pengurus lengkap melalui ketua.
Pengawas
- Jumlah Pengawas sekurang-kurangnya tiga orang atau sesuai dengan AD Koperasi.
- Unsur Pengawas terdiri dari:
- Ketua merangkap anggota
- Sekretaris merangkap anggota dan
- Anggota
- Tugas, fungsi, wewenang dan tanggungjawab pengawas :
 Secara Kolektif
- Bertugas melakukan Pengawasan dan Pemeriksaan sekurang-kurangnya tiga bulan
sekali atas tata kehidupan Koperasi yang meliputi Organisasi, Manajemen, Usaha,
Keuangan, Pembukuan dan kebijaksanaan Pengurus.
- Pengawas berfungsi sebagai Pengawas dan Pemeriksa.
- Berwenang melakukan pemeriksaan tentang catatan dan atau harta kekayaan koperasi.
- Bertanggungjawab kepada Rapat Anggota.

Dasar-dasar Kegiatan Pengurus dan Pengawas


Dalam melaksanakan kegiatan, berpedoman pada:
1. Undang –Undang No. 25 tahun 1992,
2. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,
3. Keputusan Rapat Anggota,
4. Keputusan Rapat Pengurus dan Rapat Gabungan.

 Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan secara kolektif berdasarkan azas


kekeluargaam dan masing-masing melaksanakan tugas dengan disiplin,
inisiatif, kreatif sesuai dengan pembagian tugas yang ditetapkan.
 Pengurus dan Pengawas bekerja secara terbuka.
 Pengurus adalah menyusun kebijaksanaan untuk dilaksanakan oleh Pengelola
(manajer) sesuai dengan perjanjian kerja yang telah ditentukan.
 Pengawas melaksanakan pengawasan atas pelaksanaan kebijaksanaan
Pengurus sesuai dengan Keputusan Rapat Anggota.
 Pertanggungjawaban Pengurus maupun Pengawas disajikan tertulis.
 Pertanggungjawaban Pengurus maupun Pengawas secara perorangan yang
telah diterima, baik dalam Rapat Pengurus maupun Rapat Pengawas menjadi
tanggungjawab Pengurus atau pengawas.

Manajer
Manajer adalah seorang tenaga profesional yang memiliki kemampuan sebagai
pemimpin tingkat pengelola, yang diangkat dan diberhentikan oleh Pengurus setelah
dikonsultasikan dengan Pengawas.
Tugas, fungsi dan tanggung jawab Manajer:
1. Tugas manajer adalah mengkoordinasikan seluruh kegiatan usaha,
administrasi, organisasi dan ketatalaksanaan serta memberikan pelayanan
administratif kepada Pengurus dan Pengawas.
2. Untuk melaksanakan tugas tersebut, manajer berfungsi:
a. Sebagai pemimpin tingkat pengelola
b. Merencanakan kegiatan usaha, kepegawaian dan keuangan
c. Mengkoordinasikan kegiatan kepala-kepala unit usaha, kepala sekretariat dan
kepala keuangan dalam upaya mengatur, membina baik yang bersifat tehnis
maupun administratif
d. Berwenang mengambil langkah tindak lanjut atas kebijaksanaan yang telah
ditetapkan oleh Pengurus
e. Bertanggungjawab kepada Pengurus melalui Ketua.
Hubungan Kerja Manajer:
- Secara vertikal, Manajer mengadakan hubungan kerja keatas dengan Pengurus,
Pengawas untuk mengajukan usulan, pendapat dan segala rencana dalam upaya
pengembangan usaha dan penciptaan usaha baru.
- Hubungan kerja kebawah, dengan seluruh jajaran pengelola untuk melakukan
kegiatan mengatur, membina dan memberikan bimbingan dan pengawasan dalam
upaya melaksanakan seluruh kebijaksanaan Pengurus dan Pengawas.
- Secara horisontal mengadakan hubungan kerja dengan seluruh jajaran manajer
setingkat Pengelola.
Tata Kerja Manajer :
- Manajer dapat menghadiri Rapat Anggota, Rapat Pengurus dan Rapat Gabungan
- Manajer membantu Sekretaris dalam menyiapkan bahan-bahan yang dibahas dalam
Rapat
- Manajer membantu mencatat seluruh keputusan atau kebijaksanaan yang diambil
dalam rapat dan merahasiakannya
- Manajer mengatur pelaksanaan kegiatan usaha operasional atas keputusan yang telah
ditetapkan dalam rapat
- Manajer melaporkan seluruh pelaksanaan tugas kepada Pengurus
- Manajer bertanggungjawab atas seluruh pelaksanaan tugas.
Unit-Unit kerja tingkat pelaksana, terdiri dari:
a. Bagian Sekretariat
b. Bagian Keuangan
c. Bagian Administrasi
d. Unit-Unit Usaha Produktif

Sistem Pada Koperasi

Menurut Draheim koperasi mempunyai sifat ganda yaitu:

- Organisasi dari orang-orang dengan unsur eksternal ekonomi dan sifat-sifat sosial
(pendekatan sosiologi).
- Perusahaan biasa yang harus dikelola sebagai layaknya perusahaan biasa dalam
ekonomi pasar (pendekatan neo klasik). Interprestasi dari Koperasi sebagai Sistem
Kompleksitas dari perusahaan koperasi adalah suatu sistem yang terdiri dari orang-
orang dan alat-alat teknik. Sistem ini dinamakan sebagai Socio technological system
yang selanjutnya terjadi hubungan dengan lingkungan sehingga dapat dianggap
sebagai sistem terbuka, sistem ini ditujukan pada target dan dihadapkan dengan
kelangkaan sumber-sumber yang digunakan.

Cooperative Combine
Adalah sistem sosio teknis pada substansinya, sistem terbuka pada
lingkungannya, sistem dasar target pada tugasnya dan sistem ekonomi pada
penggunaan sumber-sumber. Semua pelaksanaan dalam keseluruhan kompleks dan
pengaruh eksternal, dipengaruhi oleh hubungan sistem, demikian juga dilihat dari
sudut pandang ekonomi, tidak cukup hanya melaksanakan koperasi secara ekonomis
saja, tetapi juga berhubungan dengan hubungan antar manusia dalam kelompok
koperasi dan antara anggota tetapi juga berhubungan dengan hubungan antar manusia
dalam kelompok koperasi dan antara anggota dengan manajemen perusahaan koperasi
dalam lapangan lain.
Contoh Cooperative Interprise Combine:
Koperasi penyediaan alat pertanian, serba usaha, kerajinan, dan industri.
Tugas usaha pada Sistem Komunikasi (BCS) The Businnes function Communication
System (BCS) adalah sistem hubungan antara unit-unit usaha anggota dengan
koperasi yang berhubungan dengan pelaksanaan dari perusahaan koperasi untuk unit
usaha anggotaa mengenai beberapa tugas perusahaan. Sistem Komunikasi antar
anggota (The Interpersonal Communication System (ICS) ICS adalah hubungan
antara orang-orang yang berperan aktif dalam unit usaha anggota dengan koperasi
yang berjalan. ICS meliputi pembentukan/terjadi sistem target dalam koperasi
gabungan.
Sistem Informasi Manajemen Anggota Koordinasi dari suatu sistem yang ada
melicinkan jalannya Cooperative Combine (CC), koordinasi yang terjadi selalu lewat
informasi dan dengan sendirinya membutuhkan informasi yang baik. Manajemen
memberikan informasi pada anggota, informasi yang khusus untuk penganalisaan
hubungan organisasi dan pemecahan persoalan seoptimal mungkin.
Dimensi struktural dari Cooperative Combine (CC)
Konfigurasi ekonomi dari individu membentuk dasar untuk pengembangaaan lebih
lanjut. Sifat-sifat dari anggota sifat dari orang atau anggota organisasi serta sudut
pandang anggota. Intensitas kerjasama semakin banyak anggota semakin tinggi
intensitas kerjasama atau tugas manajemen Distribusi kemampuan dalam menentukan
target dan pengambilan keputusan.
Formalisasi kerjasama, fleksibilitas kerjasama dalam jangka panjang dan dapat
menerima dan menyesuaikan perubahan.
Stabilitas kerjasama.Tingkat stabilitas dalam CC ditentukan oleh sifat anggota dalam
soal motivasi, kebutuhan bergabung dan lain-lain.
B. JENIS DAN BENTUK KOPERASI

a. Jenis – Jenis Koperasi


Menurut PP 60 tahun 1959 Koperasi di Indonesia dibagi menjadi 7 jenis koperasi,
yaitu:
1. Koperasi Unit Desa
Mempunyai beberapa fungsi yaitu Perkreditan, Penyediaan & penyaluran sarana
produksi pertanian & keperluan sehari hari dan Pengelolaan serta pemasaran hasil
pertanian.
2. Koperasi Pertanian (KOPERTA)
3. Koperasi Peternakan
4. Koperasi Kerajinan/Industri
5. Koperasi Simpan Pinjam.

Menurut Teori Klasikterdapat 3 jenis Koperasi:


1. Koperasi pemakaian (Koperasi Konsumsi)
Koperasi ini didirikan untuk memenuhi kebutuhan umum sehari-hari para anggotanya.
Yang pasti barang kebutuhan yang dijual di koperasi harus lebih murah dibandingkan
di tempat lain, karena koperasi bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya.
2. Koperasi penghasil atau Koperasi produksi
Koperasi produksi beranggotakan orang orang yang melakukan kegiatan produksi
(produsen). Tujuannya adalah memberikan keuntungan yang sebesar besarnya bagi
anggotanya dengan cara menekan biaya produksi serendah rendahnya dan menjual
produk dengan harga setinggi tingginya. Untuk itu, pelayanan koperasi yang dapat
digunakan oleh anggota adalah Pengadaan bahan baku dan Pemasaran produk
anggotanya.
3. Koperasi Simpan Pinjam
Adalah koperasi yang memiliki usaha tunggal yaitu menampung simpanan anggota
dan melayani peminjaman. Anggota yang menabung (menyimpan) akan mendapatkan
imbalan jasa dan bagi peminjamdikenakan jasa. Besarnya jasa bagi penabung dan
peminjam ditentukan melalui rapat anggota. Dari sinilah, kegiatan usaha koperasi
dapat dikatakan “dari, oleh, dan untuk anggota.”

Koperasi di bagi menjadi 3 jenis bedasarkan fungsinya, yaitu:


- Koperasi Konsumsi, adalah koperasi yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan
umum para anggotanya, yang pasti barang yang dijual di koperasi ini harganya lebih
murah jika dibandingkan dengan tempat lain, karena tujuannya untung
mensejahterakan anggotanya.
- Koperasi Jasa, adalah koperasi yang memberikan jasa peminjaman uang kepada
anggotanya, tetapi bunga yang diberikan harus lebih rendah jika dibandingkan dengan
meminjam uang di tempat lain.
- Koperasi Produksi, adalah koperasi yang bidang usahanya untuk menyediakan bahan
baku, penyediaan peralatan produksi, membantu memproduksi jenis barang yang
telah diproduksi . sebaiknya anggoa yang terdapat dalam koperasi ini adalah orang
yang mempunyai jenis produksi yang sama.

Ketentuan Penjenisan Koperasi Sesuai UU No.12/1967


Penjenisan Koperasi didasarkan pada kebutuhan dari dan untuk efisiensi suatu
golongan dalam masyarakat yang homogen karena kesamaan aktivitas/ kepentingan
ekonominya guna mencapai tujuan bersama anggota-anggotanya.Untuk maksud
efisiensi dan ketertiban, guna kepentingan dan perkembangan Koperasi Indonesia, di
tiap daerah kerja hanya terdapat satu Koperasi yang sejenis dan setingkat.

b. Bentuk Koperasi
Sesuai PP NO. 60/1959 :
- Koperasi Primer
- Koperasi Pusat
- Koperasi Gabungan
- Koperasi Induk
- Sesuai Wilayah Admistrasi Pemerintah:
Di tiap desa ditumbuhkan Koperasi Desa, di tiap daerah tingkat II ditumbuhkan pusat
koperasi, di tiap daerah tingkat I ditumbuhkan gabungan koperasi, di ibu kota
ditumbuhkan induk koperasi

Koperasi Primer dan Sekunder


- Koperasi Primer : Merupakan koperasi yang anggota anggotanya
terdiri dari orang-orang.
- Koperasi Sekunder : Merupakan koperasi yang anggota-anggotanya
adalah organisasi koperasi.
Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk pengelompokan koperasi. Untuk
memisah-misahkan koperasi yang serba heterogen itu satu sama lainnya. Indonesia
dalam sejarahnya menggunakan berbagai dasar atau kriteria seperti: lapangan usaha,
tempat tinggal para anggota, golongan dan fungsi ekonominya. Pemisahan-pemisahan
yang menggunakan berbagi kriteria tersebut selanjutnya disebut dengan jenis.
Penjelasan jenis Koperasi:
- Dasar penjenisan adalah kebutuhan dari dan untuk maksud efisiensi karena kesamaan
aktivitas atau keperluan ekonominya.
- Koperasi mendasarkan perkembangan pada potensi ekonomi daerah kerjanya.
- Tidak dapat dipastikan secara umum dan seragam jenis koperasi yang mana yang
diperlukan bagi setiap bidang. Penjenisan koperasi seharusnya diadakan berdasarkan
kebutuhan dan mengingat akan tujuan efisiensi.
Bermacam-macam jenis Koperasi baik tingkat primer maupun tingkat sekunder mulai
bermunculan pada era 1970-an, seperti:
- Bank Umum Koperasi Indonesia (BUKOPIN)
- Lembaga Jaminan Kredit Koperasi (LJKK)
- Koperasi Asuransi Indonesia (KAI)
- Koperasi Unit Desa (KUD)
- Koperasi Jasa Audit
- Koperasi Pembiayaan Indonesia (KPI)
- Koperasi Distribusi Indonesia (KDI)

Koperasi menurut UU No.25 tahun 1992 pasal 15 “Koperasi dapat berbentuk


Koperasi Primer dan Koperasi Sekunder.”
Bentuk Koperasi menurut PP No.60 tahun 1959:
Dalam PP No.60 tahun 1959 (pasal 13 bab IV) dikatakan bahwa bentuk
kopeasi ialah tingkat-tingkat koperasi yang didasarkan pada cara-cara pemusatan,
penggabungan dan perindukannya.
Dari ketentuan tersebut,maka didapat 4 bentuk koperasi,yaitu:
a. Primer
Koperasi yang minimal memiliki anggota sebanyak 20 orang perseorangan. Biasanya
terdapat di tiap desa ditumbuhkan koperasi primer.
b. Pusat
Koperasi yang beranggotakan paling sedikit 5 koperasi primer di tiap daerah Tingkat
II (Kabupaten) ditumbuhkan pusat koperasi.
c. Gabungan
Koperasi yang anggotanya minimal 3 koperasi pusat di tiap daerah Tingkat I
(Propinsi) ditumbuhkan Gabungan Koperasi.
d. Induk
Koperasi yang minimum anggotanya adalah 3 gabungan koperasi, di Ibu Kota
ditumbuhkan Induk Koperasi.
Keberadaan dari koperasi-koperasi tersebut dijelaskan dalam pasal 18 dari PP 60/59, yang
mengatakan bahwa:
- Di tiap-tiap desa ditumbuhkan Koperasi Desa
- Di tiap-tiap daerah Tingkat II ditumbuhkan Pusat Koperasi
- Di tiap-tiap daerah Tingkat I ditumbuhkan Gabungan Koperasi
- Di IbuKota ditumbuhkan Induk koperasi

Bentuk koperasi menurut UU No.12 tahun 1967:


Undang-undang No.12 tahun 1967 tentang Pokok-pokok perkoperasian masih
mengaitkan bentuk-bentuk koperasi itu dengan wilayah administrasi pemerintahan
(pasal 16) tetapi tidak secara ekspresif mengatakan bahwa koperasi pusat harus berada
di IbuKota Kabupaten dan Koperasi Gabungan harus berada ditingkat Propinsi.
Pasal 16 butir (1) Undang0undang No.12/1967 hanya mengatakan: daerah
kerja koperasi Indonesia pada dasarnya, didasarkan pada kesatuan wilayah
administrasi Pemerintahan dengan memperhatikan kepentingan ekonomi.

Koperasi Primer
Koperasi primer adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan
orang-seorang. Koperasi primer dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 orang.
Yang termasuk dalam koperasi primer adalah:
a. Koperasi Karyawan
b. Koperasi Pegawai Negeri
c. KUD
Koperasi Sekunder
Koperasi Sekunder merupakan koperasi yang anggota-anggotanya adalah
organisasi koperasi.Koperasi sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh dan
beranggotakan koperasi. Koperasi sekunder dibentuk sekurang-kurangnya 3 koperasi.
Yang termasuk dalam koperasi sekunder adalah induk-induk koperasi

C. PERMODALAN KOPERASI

a. Arti Modal Koperasi


Simpanan sebagai istilah penamaan modal koperasi pertama kali digunakan dalam
UU 79 tahun 1958, yaitu UU koperasi pertama setelah kemerdekaan. Sejak saat itu
sampai sekarang modal koperasi adalah simpanan.
Sumber – Sumber Modal Koperasi:
 Menurut (UU NO.25/1992)
- Modal Sendiri (equity capital)
- Modal Pinjaman (dept capital)
- Modal sendiri terdiri dari:
Simpanan Pokok
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada
koperasi pada saat masuk menjadi anggota.
Simpanan Wajib
Simpanan wajib adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan anggota dalam jangka
waktu tertentu. Biasanya dibayar tiap bulan
Simpanan Sukarela
Simpanan sukarela merupakan simpanan yang jumlah dan waktu pembayarannya
tidak ditentukan. Simpanan sukarela dapat diambil anggota sewaktu-waktu.
Dana Cadangan
Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan Sisa Hasil
Usaha (SHU). Dana cadangan berfungsi untuk memupuk modal sendiri dan untuk
menutup kerugian koperasi bila diperlukan.
Dana Hibah
Dana hibah adalah dana pemberian dari orang atau lembaga lain kepada koperasi.

Modal pinjaman dapat berasal dari:


- Anggota
- Koperasi lain
- Bank
- Sumber lain yang sah

 Menurut (UU NO.12/1967)


- Simpanan Pokok
- Simpanan Wajib
- Simpanan Sukarela
- Modal Sendiri

b. Distribusi Cadangan Koperasi


Cadangan menurut UU No.25/1992 adalah sejumlah uang yang diperoleh dari
penyisihan sisa hasil usaha yang dimasukan untuk memupuk modal sendiri dan untuk
menutup kerugian koperasi bila diperlukan.
- Sesuai anggaran dasar yang menunjuk pada UU No. 12/1967 menentukan bahwa 25%
dari SHU yang diperoleh dari usaha anggota di sisihkan untuk cadangan , sedangkan
SHU yang berasal bukan dari usaha anggota sebesar 60% disisihkan untuk cadangan.

c. Manfaat Distribusi Cadangan


- Memenuhi kewajiban tertentu
- Meningkatkan jumlah operating capital koperasi
- Sebagai jaminan untuk kemungkinan – kemungkinan rugi di kemudian hari
- Perluasan usaha
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Koperasi memerlukan laporan keuangan tiap bulannya yang dapat
menerangkan keadaan keuangan koperasi. Laporan keuangan koperasi terdiri atas:
SHU, neraca koperasi, laporan perubahan modal koperasi.
Dengan laporan keuangan, dapat melihat dan menilai keberhasilan atau kinerja
pengurus koperasi atau juga dapat menggunakan RAPBKop untuk menilai prestasi
kerja pengurus dalam mengelola usaha koperasi.
SHU atau yang lebih dikenal dengan Sisa Hasil Usaha merupakan selisih dari
pendapatan dikurangi biaya operasional koperasi selama satu tahun.
SHU dapat berubah atau meningkat dengan memperbesar omset usaha, menekan biaya
operasional.

3.2 Saran
Yang harus dilakukan pemerintah untuk memajukan koperasi Indonesia
adalah:
- Menganalisis sebab-sebab yang membuat koperasi di Indonesia tidak maju.
- Menemukan cara untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
- Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan melakukan
reposisi peran koperasi yang secara mandiri dilakukan oleh koperasi dan pengusaha
kecil, dan pemerintah berperan sebagai fasilitator dan regulator.
- Dalam program ini koperasi berkesempatan untuk eksis dalam bidang usaha. Selain
itu juga, program ini dapat membuktikan bahwa koperasi dan usaha kecil mampu
berperan sebagai kelembagaan yang menopang pemberdayaan rakyat.
DAFTAR PUSTAKA

UU No. 12 Tahun 1967 tentang Koperasi Indonesia


UU No. 25 Tahun 1992 tentang Koperasi Indonesia
Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi
Modul Koperasi Indonesia, Tahun 1999 (Drs. Sugiharsono – Drs. Teguh Sihono
Sumber:
http://riana-dwi.blogspot.com/2012/11/pola-manajemen-koperasi.html
http://roedoeframansa.blogspot.com/2011/12/pembagian-sisa-hasil-usaha-shu-
dan.html
http://agung21winarto.wordpress.com/2009/12/16/contoh-kasus-ekonomi-
koperasi/http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/10/pengertian-shu-koperasi/
http://radiansystem.com/artikel/cara-menghitung-shu-usaha-simpan-pinjam-koperasi/
http://ike-yuniawati.blogspot.com/2011/11/sisa-hasil-usaha-dan-pola-manajemen.html
http://dantelaruku.blogspot.com/2009/11/manajemen-dan-perangkat-organisasi.html
http://hmti.wordpress.com/2008/02/22/definisi-dan-pengertian-organisasi/
http://www.disukai.com/2012/08/pengertian-manajemen-menurut-para-ahli.html
http://www.kopindo.co.id/index.php?option=com_content&view=category&id=208&
layout=blog&Itemid=402
http://ikaagustini.wordpress.com/2010/12/27/pengertian-manajemen-koperasi/
http://www.gusbud.web.id/2010/04/manajemen-koperasi-struktur-organisasi.html
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2103419-pengertian-manajer/
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen#Manajer
http://vanezintania.wordpress.com/2010/12/24/pendekatan-sistem-pada-koperasi/
JURNAL 4
MEMBANGUN KOPERASI BERBASIS ANGGOTA DALAM RANGKA
PENGEMBANGAN EKONOMI RAKYAT”

ABSTRAK

Ketika krisis ekonomi melanda Indonesia kegiatan koperasi mengalami guncangan yang
sangat hebat, karena pada saat itu keuangan Negara mengalami inflasi sebagai
akibatnya banyak organisasi serta bidang usaha yang harus mengalami gulung tikar
karena banyak mengalami kerugian.Kondisi ini berhubungan erat dengan aspek
hukum koperasi yang tidak berkembang sepesat badan usaha perorangan.Disamping
itu karakteristik koperasi tampaknya kurang terakomodasi dalam berbagai peraturan
perundang-undangan yang menyangkut badan usaha selain undang-undangtentang
koperasi sendiri.Atau pun mengembangan jaringan kerjasama dan keterkaitan
usahaantar koperasi. Hal ini juga sebenarnya telah menjadi kebutuhan diantara banyak
koperasi,karena banyak peluang usaha yang tidak dapat dipenuhi oleh koperasi secara
individual.

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Tentu saja pada awalnya koperasi dipandang sebagai lembaga yang
menjalankan suatu kegiatanusaha tertentu, dan kegiatan usaha tersebut diperlukan
oleh masyarakat.Kegiatan usahadimaksud dapat berupa pelayanan kebutuhan
keuangan atau perkreditan, atau kegiatan pemasaran, dan lain-lain.Kemudian koperasi
juga telah menjadi alternatif bagi lembaga usahalain serta menjadi organisasi yang
dimiliki oleh anggotanya.Rasa memilki ini dinilai telahmenjadi faktor utama yang
menyebabkan koperasi mampu bertahan pada berbagai kondisi sulit. Namun masih
lebih banyak hal yang tidak mendapat respon yang cukup baik dalam beberapafaktor.
Faktor utama ketidak mampuan koperasi menjalankan fungsi sebagai mana yang
dijanjikan serta banyak melakukan penyimpangan atau kegiatan lain yang
mengecewakanmasyarakat. Kondisi ini telah menjadi sumber citra buruk koperasi
secara keseluruhan.

2. Perumusan Masalah
Pengembangan koperasi pada masa Orde Baru yang bias pada dominasi peran
pemerintah, sertakondisi krisis ekonomi yang melanda Indonesia, timbul pertanyaan
bagaimana sebenarnya perankoperasi dalam masyarakat Indonesia, bagaimana
prospeknya dan bagaimana strategi pengembangan yang harus dilakukan pada masa
yang akan datang. Melihat sifat dan kondisikrisis ekonomi saat ini serta berbagai
pemikiran mengenai usaha untuk dapat keluar dari krisistersebut.

3. Tujuan
Melihat sifat dan kondisi krisis ekonomi saat ini, maka di butuhkan jalan
keluar dari kondisitersebut. Untuk itu makalah ini di buat dengan tujuan sebagai
berikut:
1) Mengetahui seberapa besar peran koperasi dalam masyarakat Indonesia
2) prospeknya dan strategi pengembangan yang dilakukan pada masa yang akan
datang.
3) spemikiran mengenai usaha untuk dapat keluar dari krisis tersebut

4. Metode Penelitian
1.4.1 Lokasi
Studi ini dilakukan di Indonesia khususnya di daerah Otonomi dan Desa.
1.4.2 Metode Studi
Tehnik pengumpulan data diperoleh dari studi pustaka, Dinas Koperasi dan
UKM serta instansiterkait baik tingkat propinsi maupun kabupaten berupa
publikasi, dokumen, laporan kegiatan.
1.4.3 Pengolahan Analisis Data
Pengelolaan analisa data dilakukan secara diskriftif reflektif.
BAB II

PEMBAHASAN

1. KONDISI KOPERASI (PERBANDINGAN KUD DAN KOPERASIKREDIT/KOPDIT)


Ada 3 tingkat bentuk eksistensi koperasi bagi masyarakat (PSP-IPB, 1999) :
1) Koperasi dipandang sebagai lembaga yang menjalankan suatu kegiatan usaha
tertentu,dan kegiatan usaha tersebut diperlukan oleh masyarakat. Kegiatan
usaha dimaksud dapat berupa pelayanan kebutuhan keuangan atau perkreditan,
atau kegiatan pemasaran, ataukegiatan lain. Pada tingkatan ini biasanya
koperasi penyediakan pelayanan kegiatanusaha yang tidak diberikan oleh
lembaga usaha lain. Hal ini dapat dilihat pada peran beberapa Koperasi Kredit
dalam menyediaan dana yang relatif mudah bagi anggotanyadibandingkan
dengan prosedur yang harus ditempuh untuk memperoleh dana dari bank.
2) Koperasi merupakan alternatif bagi lembaga usaha lain. Masyarakat telah
merasakan bahwa manfaat dan peran koperasi lebih baik dibandingkan dengan
lembaga lain.Keterlibatan anggota (atau juga bukan anggota) dengan koperasi
adalah karena pertimbangan rasional yang melihat koperasi mampu
memberikan pelayanan yang lebih baik.
3) Koperasi menjadi organisasi yang dimiliki oleh anggotanya. Rasa memilki ini
dinilaitelah menjadi faktor utama yang menyebabkan koperasi mampu
bertahan pada berbagaikondisi sulit, yaitu dengan mengandalkan loyalitas
anggota dan kesediaan anggota untuk bersama-sama koperasi menghadapi
kesulitan tersebut.

2. FAKTOR FUNDAMENTAL EKSISTENSI DAN PERAN KOPERASI


Berikut ini adalah faktor pembeda antara koperasi yang tetap eksis dan
berkembangdengan koperasi-koperasi yang telah tidak berfungsi :
1) Koperasi akan eksis jika terdapat kebutuhan kolektif untuk memperbaiki
ekonomi secaramandiri.
2) Koperasi akan berkembang jika terdapat kebebasan (independensi) dan
otonomi untuk berorganisasi.
3) berorientasi pada pemberian pelayanan bagi anggota,
4) biaya transaksi antara koperasi dan anggota mampu ditekan lebih kecil dari
biayatransaksi non-koperasi, danmampu mengembangkan modal yang ada
didalam kegiatan koperasi dan anggotasendiri
5) Keberadaan koperasi akan sangat ditentukan oleh kesesuaian faktor-
faktor tersebut dengan karakteristik masyarakat atau anggotanya
6) Koperasi akan semakin dirasakan peran dan manfaatnya bagi anggota dan
masyarakat pada umumnya jika terdapat kesadaran dan kejelasan dalam hal
keanggotaan koperasi.
7) Koperasi akan eksis jika mampu mengembangkan kegiatan usaha yang :

3. PERKEMBANGAN KOPERASI DI INDONESIA


 PERKEMBANGAN KOPERASI DALAM SISTEM EKONOMI
TERPIMPIN
Peraturan konsep pengembangan koperasi secara misal dan seragam dan
dikeluarkan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
1) Menyesuaikan fungsi koperasi dengan jiwa dan semangat UUD 1945
dan Manipol RI tanggal 17 Agustus 1959, dimana koperasi diberi
peranan sedemikian rupa sehingga kegiatan dan penyelenggaraannya
benar-benar dapat merupakan alat untuk melaksanakan ekonomi
terpimpin berdasarkan sosialisme ala Indonesia, sendi kehidupan
ekonomi bangsa Indonesia dan dasar untuk mengatur perekonomian
rakyat guna mencapai taraf hidup yang layak dalam susunan
masyarakat adil dan makmur yang demokratis.
2) Bahwa pemerintah wajib mengambil sikap yang aktif dalam membina
Gerakan Koperasi berdasarkan azas-azas demokrasi terpimpin, yaitu
menumbuhkan, mendorong, membimbing, melindungi dan mengawasi
perkembangan Gerakan Koperasi.
3) Bahwa dengan menyerahkan penyelenggaraan koperasi kepada inisiatif
Gerakan Koperasi sendiri dalam taraf sekarang bukan saja tidakk
mencapai tujuan untuk membendung arus kapitalisme dan liberalism,
tetapi juga tidak menjamin bentuk organisasi dan cara bekerja yang
sehat sesuai dengan azas-azas koperasi yang sebenarnya.

 PERKEMBANGAN KOPERASI PADA MASA ORDE BARU


Semangat Orde Baru yang dimulai titik awalnya 11 Maret 1996 segera setelah
itu pada tanggal 18 Desember 1967 telah dilahirkan Undang-Undang Koperasi
yang baru yakni dikenal dengan UU No. 12/1967 tentang Pokok-pokok
Perkoperasian. Konsideran UU No. 12/1967 tersebut adalah sebagai berikut ;
1) Bahwa Undang-Undang No. 14 Tahun 1965 tentang Perkoperasian
mengandung pikiran-pikiran yang nyata-nyata hendak :
a) menempatkan fungsi dan peranan koperasi sebagai abdi
langsung daripada politik. Sehingga mengabaikan koperasi
sebagai wadah perjuangan ekonomi rakyat.
b) menyelewengkan landasan-landasan, azas-azas dan sendi-sendi
dasar koperasi dari kemrniannya.
2)
a) Bahwa berhubung dengan itu perlu dibentuk Undang-Undang
baru yang sesuai dengan semangat dan jiwa Orde Baru
sebagaimana dituangkan dalam Ketepatan-ketepatan MPRS
Sidang ke IV dan Sidang Istimewa untuk memungkinkan bagi
koperasi mendapatkan kedudukan hokum dan tempat yang
semestinya sebagai wadah organisasi perjuangan ekonomi
rakyat yang berwatak sosial dan sebagai alat pendemokrasian
ekonomi nasional.
b) Bahwa koperasi bersama-sama dengan sector ekonomi Negara
dan swasta bergerak di segala sektor ekonomi Negara dan
swasta bergerak di segala kegiatan dan kehidupan ekonomi
bangsa dalam rangka memampukan dirinya bagi usaha-usaha
untuk mewujudkan masyarakat Sosialisme Indonesia
berdasarkan Panvcasila yang adil dan makmur di ridhoi Tuhan
Yang Maha Esa.
3) Bahwa berhubungan dengan itu, maka Undang-Undang No. 14 tahun
1965 perlu dicabut dan perlu mencerminkan jiwa, serta cita-cita yang
terkandung dalam jelas menyatakan, bahwa perekonomian Indonesia
disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan dan
koperasi adalah satu bangunan usaha yang sesuai dengan susunan
perekonomian yang dimaksud itu. Berdasarkan pada ketentuan itu dan
untuk mencapai cita-cita tersebut Pemerintah mempunyai kewajiban
membimbing dan membina perkoperasian Indonesia dengan sikap
“ing ngarsa sung tulada, ing madya mbangun karsa, tut wuri
handayani“. Di bidang idiil, koperasi Indonesia merupakan satu-
satunya wadah untuk menyusun perekonomian rakyat berazaskan
kekeluargaan dan kegotong-royongan.Menurut pasal.3 UU No.
12/1967, koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang
berwatak social, beranggotakan orang-orang atau badan hukum
koperasi yang merupakan tata azas kekeluargaan. Penjelasan pasal
tersebut menyatakan bahwa
“koperasi Indonesia adalah kumpulan orang-orang yang sebagai
manusia secara bersamaan, bekerja untuk memajukan kepentingan-
kepentingan ekonomi mereka dan kepentingan masyarakat”.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Koperasi di Indonesia dipandang sebagai lembaga yang menjalankan suatu
kegiatan usahatertentu, dan kegiatan usaha tersebut diperlukan oleh masyarakat.
Selain itu koperasi juga telahmenjadi alternatif bagi lembaga usaha lain serta koperasi
telah menjadi kegiatan dalam suatuorganisasi yang dimiliki oleh anggotanya. Pada
masa mendatang koperasi masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat . Alasan lain
adalah karena adanya peluang untuk mengembangkan potensi usaha
tertentu.Didirikannya koperasi itu untuk memenuhi kebutuhan anggotanya dengan
harga yang relatif lebih murah, memberikan kemudahan bagi anggotanya yang
membutuhkan modal usaha, memberikan keuntungan bagi anggotanya.Jadi
kesimpulan dari materi ini, bahwa pentingnya koperasi yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan Rakyat Indonesia maupun kesejahteraan rakyat di
seluruh negara. Hal ini diperoleh dengan adanya pembagian Sisa Hasil Usaha(SHU)
kepada para anggotanya.

DAFTAR PUSTAKA
1) http://www.ekonomirakyat.org/edisi_4/artikel_4.html
2) http://ekasubali41.blogspot.co.id/2012/10/jurnal-ekonomi-koperasi.html
3) http://www.scribd.com/doc/82762644/JURNAL-EKONOMI-KOPERASI
4) http://darealekonomi.blogspot.co.id/2015/03/sejarah-dan-perkembangan-koperasi-
di.html
JURNAL 5

BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Ekonomi Koperasi memiliki beberapa pengertian, baik secara
keseluruhan maupun dari berbagai macam definisi dari para tokoh.
Pada dasarnya secara garis besar definisi tentang koperasi menurut para
ahli sama, yaitu suatu organisasi bisnis yang dijalankan secara bersama
berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berasaskan pada
kekeluargaan dan bertujuan untuk mencapai kepentingan ekonomi yang
meningkatkan kesejahteraan bersama baik seluruh anggota koperasi itu
sendiri maupun bagi masyarakat sekitar yang membutuhkannya.

Tetapi, banyak dari kita belum bahkan tidak memahami pengertian,


konsep, manfaat, ciri-ciri bahkan kegunaan dan kekurangan koperasi.
Kebanyakan hanya memahami apa itu koperasi tanpa mengetahui
mendalam tentang konsep ataupun aliran yang dimiliki Ekonomi
Koperasi. Disini kita akan membahas tentang mendalam apa itu
pengertian, prinsip, ciri-ciri, manfaat dan kelebihan koperasi. Kita juga
akan melihat jurnal dan membaca artikel tentang ekonomi koperasi.

B. RUMUSAN MASALAH
Agar makalah ini dapat bermanfaat, saya mengambil beberapa rumusan
masalah tentang jurnal dari ekonomi koperasi agar kita mengetahui
lebih dalam tentang perhitungan-perhitungan yang lebih terperinci dari
ekonomi koperasi.

C. TUJUAN
Makalah ini saya buat agar kita semakin mengetahui lebih mendalam
tentang jurnal dari ekonomi koperasi.
d. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang dapat diambil dari makalah ini adalah :
a) Dapat menambah pengetahuan tentang jurnal dan perhitungan
dalam ekonomi koperasi.
b) Dapat menerapkan ekonomi koperasi di dunia, di Indonesia bahkan
dikehidupan sehari hari.
c) Menjadikan ilmu dalam ekonomi koperasi sebagai pedoman dalam
berwirausaha.

E. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat Penelitian
E. Sistematika Penulisan

BAB II KAJIAN PUSTAKA


a. Sejarah Koperasi.
b. Bapak koperasi Indonesia.
c. Ekonomi Koperasi
d. Prinsip-prinsip ekonomi koperasi menurut para ahli
e. Manfaat koperasi
f. ciri-ciri koperasi
g. Tujuan, jenis dan fungsi koperasi
h. Kelebihan dan kekurangan koperasi

BAB III
Jurnal dari ekonomi koperasi beserta dengan artikel ekonomi koperasi.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

BAB V
REFRENSI SUMBER
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
JURNAL 6
Jurnal Ekonomi Koperasi
Abstrak
Koperasi merupakan suatu badan yang dapat meningkatkan taraf ekonomi di dunia.
Penggunaan koperasi dalam segi teknologi semakin maju. Membuat semua orang
semakin nyaman untuk menjadi anggota koperasi.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Koperasi merupakan tempat usaha yang digunakan untuk meningkatkan taraf hidup
manusia yang menggunakan asas kekeluargaan.
Koperasi di Indonesia saat ini telah berkembang dengan pesat karena para anggota-
anggotanya yang terdiri dari masyarakat umum telah mengetahui manfaat dari
pendirian koperasi tersebut, yang dapat membantu perekonomian dan
mengembangkan kreatifitas masing-masing anggota.
Upaya dari pendirian koperasi ini sangat menguntungkan bagi masyarakat untuk
lebih memahami koperasi, hendaknya kita mengetahui ciri-ciri dari koperasi dan
badan usaha koperasi.
Dari latar belakang diatas maka penulis ingin membahas ciri-ciri koperasi dan badan
usaha koperasi agar dapat lebih memahami apa itu sebenarnya koperasi dan badan
usaha koperasi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
a. Apa pengertian dari koperasi
b. Apa pengertian dari badan usaha koperasi
c. Apa saja yang menjadi ciri-ciri koperasi dan badan usaha koperasi
d. Bagaimana cara membedakan koperasi dengan gotong royong

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah :
a. Untuk membedakan koperasi dengan badan usaha lainnya dilihat dari segi ciri-ciri
b. Sebagai tugas mata kuliah pengantar koperasi di semester satu.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Koperasi dan Badan Usaha Koperasi


2.1.1 Pengertian Koperasi
Pengertian koperasi secara sederhana berawal dari kata ”co” yang berarti bersama
dan ”operation” (Koperasi operasi) artinya bekerja. Jadi, pengertian koperasi adalah
sebuah bentuk kerja sama. Sedangkan pengertian umum koperasi adalah : suatu
kumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan sama, diikat dalam suatu organisasi
yang berasaskan kekeluargaan dengan maksud mensejahterakan anggota.

Berikut ini pengertian koperasi menurut para ahli :

1. Dr. Fay ( 1980 )


Koperasi adalah suatu perserikatan dengan tujuan berusaha bersama yang terdiri
atas mereka yang lemah dan diusahakan selalu dengan semangat dan tidak
memikirkan diri sendiri sedemikian rupa, jadi masing-masing dari mereka, sanggup
menjalankan kewajibannya sebagai anggota dan mendapat imbalan sebanding
dengan pemanfaatan mereka terhadap organisasi.

2. R.M Margono Djojohadikoesoemo


Koperasi adalah perkumpulan manusia seorang-seoarang yang dengan sukanya
sendiri hendak bekerja sama untuk memajukan ekonominya.

3. Prof. R.S. Soeriaatmadja


Koperasi adalah suatu badan usaha yang secara sukarela dimiliki dan dikendalikan
oleh anggota yang termasuk juga pelanggannya dan dioperasikan oleh mereka dan
untuk mereka atas dasar nir laba atau dasar biaya.

4. Paul Hubert Casselman


Koperasi adalah suatu sistem, ekonomi yang mengandung unsur sosial. Maksudnya,
koperasi merupakan organisasi yang mencakup kepentingan bersama. Seluruh
kegiatan koperasi merupakan perundingan atau sosialisasi dari seluruh anggotanya.

5. Margaret Digby
Koperasi adalah kerja sama dan sifat untuk menolong. Karena asas koperasi adalah
kekeluargaan, maka sifat saling tolong menolong merupakan kewajiban yang harus
dijalankan oleh sesama anggota koperasi.

6. Dr. G Mladenata
Koperasi adalah terdiri atas produsen-produsen kecil yang tergabung secara
sukarela untuk mencapai tujuan bersama dengan saling tukar jasa secara kolektif
dan menanggung resiko bersama dengan mengerjakan sumber-sumber yang
disumbangkan oleh anggota. Maksud dari kata kolektif adalah masing-masing
anggota dapat saling bertukar pikiran dalam menyelesaikan masalah yang ada.

2.1.2 Pengertian Badan Usaha koperasi


Yang dimaksud badan usaha koperasi adalah adanya kemauan orang perorang
untuk menghimpun diri secara sukarela dan bekerja sama untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi mereka. Yang membedakan dari badan usaha lain adalah
hak dan kewajiban anggota tidak bergantung pada besarnya modal yang disektorkan
kekoperasi. Badan usaha koperasi biasanya berisi tentang bagaimana cara
pengelolaan suatu koperasi dan bagaimana sistem keanggotaannya.

2.2 Ciri-Ciri Koperasi dan Badan Usaha Koperasi


2.2.1 Ciri-Ciri Koperasi
Merupakan badan usaha yang beranggotakan orang seorang. Koperasi Indonesia
harus dapat melakukan kegiatan usaha sebagaimana badan uasaha lain, dengan
mendayagunakan seluruh kemampuan anggotanya.
Kegiatan koperasi didasarkan atas prinsip-prinsip koperasi
Koperasi Indonesia merupakan gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas
asas kekeluargaan. Dalam tatanan perekonomian Indonesia, koperasi merupakan
salah satu kekuatan ekonomi yang tumbuh dikalangan masyarakat luas sebagai
pendorong tumbuhnya ekonomi nasional dengan berasaskan kekeluargaan.
Koperasi Indonesia merupakan kumpulan orang-orang dan bukan kumpulan modal.
Dengan demikian pengaruh dan pengguna modal tidak boleh mengurangi makna
pengertian dan asas koperasi.
Kegiatan koperasi dilaksanakan atas kesadaran anggota tanpa ada paksaan,
ancaman atau campur tangan dari pihak-pihak yang tidak ada hubungan dengan
soal intern koperasi
Koperasi Indonesia bekerja sama, bergotong royong berdasarkan persamaan
derajat hak dan kewajiban.

2.2.2 Ciri-Ciri Badan Usaha Koperasi


1. Bekerja sama secara sukarela untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi
2. Memperhatikan hak dan kewajiban setiap anggota yang bergabung didalamnya
3. Mengutamakan gotong royong agar dapat mencapai tujuan bersama.

Dari uraian diatas kita menemukan ciri-ciri umum koperasi dan badan usaha
koperasi. Prinsip dasar koperasi menjadikan ciri khas koperasi yang membedakan
koperasi dengan badan usaha yang lain :
a. Keanggotaan Bersifat Sukarela dan Terbuka
Sifat sukarela dalam keanggotaan koperasi mengandung makna bahwa menjadi
anggota tidak boleh dipaksa oleh siapapun. Selain itu berarti pula bahwa seorang
anggota dapat mengundurkan diri dari koperasi sesuai dengan syarat yang
ditentukan dalam anggaran dasar koperasi.
b. Pengelolaan Dilakukan Secara Demokratis
Prinsip demokrasi menunjukkan bahwa pengelolaan koperasi dilakukan atas
kehendak dan keputusan para anggota. Anggota koperasi adalah pemegang dan
pelaksana kekuasaan tertinggi dalam koperasi.
c. Pembagian Sisa Hasil Usaha ( SHU )
Pembagian SHU adalah koperasi dilakukan secara adil sebanding dengan besar nya
jasa usaha masing-masing anggota. Besarnya modal yang dimiliki anggota tidak
mutlak dijadikan dasar dalam pembagian SHU. Kententuan ini merupakan
perwujudan nilai kekeluargaan dan keadilan.
d. Pemberian Balas Jasa Terbatas terhadap Modal
Modal dalam koperasi pada dasar nya dipergunakan untuk kemanfaatan anggota
dan bukan sekedar mencari keuntungan. Oleh karena itu, balas jasa terhadap modal
yang diberikan kepada anggota jasa terbatas dan tidak didasarkan semata-mata atas
besarnya modal yang diberikan. Terbatas disini maksudnya adalah wajar dalam arti
tidak melebihi suku bunga yang berlaku dipasar.
e. Kemandirian
Kemandirian mengandung pengertian dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada
pihak lain. Semua keputusan dan kegiatan koperasi dilandasi oleh kepercayaan,
pada pertimbangan, kemampuan, dan usaha sendiri. Kemandirian berarti pula
kebebasan yang bertanggung jawab keperbuatan sendiri tanpa berggantung kepada
orang lain maupun merugikan orang lain
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ciri-ciri yang menonjol dalam koperasi adalah :
a. Berasas kekeluargaan
b. Keanggotaan sukarela dan terbuka bagi setiap Warga Negara Republik Indonesia
c. Rapat anggota adalah pemegang kekuasaan tertinggi

Perbedaan koperasi dan gotong royong :


1. Koperasi
a. Bersifat terus menerus
b. Bertujuan menyejahterakan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya
c. Berbadan hukum
d. Membayar simpanan pokok dan simpanan wajib

2. Gotong Royong
a. Bersifat sementara
b. Bertujuan mengatasi pekerjaan
c. Tidak berbadan hukum
d. Iuran secara sukarela

3.2 Saran
Dalam perekonomian di indonesia, koperasi merupakan salah satu pekerjaan yang
dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat di indonesia. Namun pada saat ini,
masyarakat menengah kebawah yang ingin menggunakan koperasi semakin banyak.
Tapi kurang didukung oleh fasilitas koperasi yang memadai. Maka dari itu, kami ingin
menyampaikan saran agar fasilitas koperasi dapat menjadi lebih baik. Apabila ada
seseorang yang ingin menjadi anggota koperasi, syarat yang diberikan oleh koperasi
tersebut harus lebih mudah. Karena saat ini kita telah hidup di era globalisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Herujianto, dkk. 2002. Pelajaran Ekonomi. Jakarta: Yudhistira


Suyanto dan Nurhadi, 2003. IPSendak untuk mengelola diri sendiri.
http://www.unjabisnis.net/2010/04/ekonomi-koperasi.html
JURNAL 7

ABSTRAK
Selama ini “koperasi” dikembangkan dengan dukungan pemerintah dengan basis
sektor-sektor primer yang memberikan lapangan kerja terbesar bagi penduduk
Indonesia. KUD sebagai koperasi program yang didukung dengan program pem-
bangunan untuk membangun KUD. Di sisi lain pemerintah memanfaatkan KUD
untuk mendukung program pembangunan seperti yang selama PJP I, menjadi ciri
yang menonjol dalam politik pembangunan koperasi. Bahkan koperasi secara
eksplisit ditugasi melanjutkan program yang kurang berhasil ditangani langsung oleh
pemerintah, seperti penyaluran kredit BIMAS menjadi KUT, pola pengadaan bea
pemerintah, TRI dan lain-lain sampai pada penciptaan monopoli baru (cengkeh). Ciri
utama perkembangan koperasi di Indonesia adalah dengan pola penitipan kepada
program yaitu : (i) Program pembangunan secara sektoral; (ii) Lembaga-lembaga
pemerintah; dan (iii) Perusahaan baik milik negara maupun swasta. Sebagai akibat
dari perkrmbangan koperasi yang semakin meluas, koperasi mempunyai kekuatan
yang lain karena koperasi dapat memberikan kemungkinan pengenalan
teknologi baru melalui kehematan dengan mendapatkan informasi yang langsung
dan tersedia bagi setiap anggota yang memerlukannya. Kesemuanya itu dilihat
dalam kerangka peranan koperasi secara otonom bagi setiap individu anggotanya
yang telah memutuskan menjadi anggota koperasi. Dengan demikian sepanjang
koperasi dapat menghasilkan kemanfaatan tersebut bagi anggotanya maka akan
mendorong orang untuk berkoperasi karena dinilai bermanfaat. Dukungan yang
diperlukan bagi koperasi untuk menghadapi berbagai rasionalisasi adalah
keberadaan lembaga jaminan kredit bagi koperasi dan usaha kecil di daerah.
Dengan demikian kehadiran lembaga jaminan akan menjadi elemen terpenting
untuk percepatan perkembangan koperasi di daerah. Lembaga jaminan kredit yang
dapat dikembangkan Pemerintah Daerah akan dapat mendesentralisasi pengem-
bangan ekonomi rakyat dan dalam jangka panjang akan menumbuhkan kemandirian
daerah untuk mengarahkan aliran uang di masing-masing daerah. Dalam jangka
menengah koperasi juga perlu memikirkan asuransi bagi para penabung.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejarah kelahiran dan berkembangnya koperasi di negara maju (barat) dan negara
berkembang memang sangat diametral. Di barat koperasi lahir sebagai gerakan
untuk melawan ketidakadilan pasar, oleh karena itu tumbuh dan berkembang dalam
suasana persaingan pasar. Bahkan dengan kekuatannya itu koperasi meraih posisi
tawar dan kedudukan penting dalam konstelasi kebijakan ekonomi termasuk dalam
perundingan internasional. Peraturan perundangan yang mengatur koperasi tumbuh
kemudian sebagai tuntutan masyarakat koperasi dalam rangka melindungi dirinya.
Di negara berkembang koperasi dirasa perlu dihadirkan dalam kerangka
membangun institusi yang dapat menjadi mitra negara dalam menggerakkan
pembangunan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu
kesadaran antara kesamaan dan kemuliaan tujuan negara dan gerakan koperasi
dalam memperjuangkan peningkatan kesejahteraan masyarakat ditonjolkan di
negara berkembang, baik oleh pemerintah kolonial maupun pemerintahan bangsa
sendiri setelah kemerdekaan, berbagai peraturan perundangan yang mengatur
koperasi dilahirkan dengan maksud mempercepat pengenalan koperasi dan
memberikan arah bagi pengembangan koperasi serta dukungan/perlindungan yang
diperlukan.
Pengalaman di tanah air kita lebih unik karena koperasi yang pernah lahir dan telah
tumbuh secara alami di jaman penjajahan, kemudian setelah kemerdekaan
diperbaharui dan diberikan kedudukan yang sangat tinggi dalam penjelasan undang-
undang dasar. Dan atas dasar itulah kemudian melahirkan berbagai penafsiran
bagaimana harus mengembangkan koperasi. Paling tidak dengan dasar yang kuat
tersebut sejarah perkembangan koperasi di Indonesia telah mencatat tiga pola
pengembangan koperasi. Secara khusus pemerintah memerankan fungsi
“regulatory” dan “development” secara sekaligus (Shankar 2002). Ciri utama
perkembangan koperasi di Indonesia adalah dengan pola penitipan kepada program
yaitu : (i) Program pembangunan secara sektoral; (ii) Lembaga-lembaga
pemerintah; dan (iii) Perusahaan baik milik negara maupun swasta. Sebagai
akibatnya prakarsa masyarakat luas kurang berkembang dan kalau ada tidak
diberikan tempat semestinya.
Selama ini “koperasi” dikembangkan dengan dukungan pemerintah dengan basis
sektor-sektor primer yang memberikan lapangan kerja terbesar bagi penduduk
Indonesia. KUD sebagai koperasi program yang didukung dengan program pem-
bangunan untuk membangun KUD. Di sisi lain pemerintah memanfaatkan KUD
untuk mendukung program pembangunan seperti yang selama PJP I, menjadi ciri
yang menonjol dalam politik pembangunan koperasi. Bahkan koperasi secara
eksplisit ditugasi melanjutkan program yang kurang berhasil ditangani langsung oleh
pemerintah, seperti penyaluran kredit BIMAS menjadi KUT, pola pengadaan bea
pemerintah, TRI dan lain-lain sampai pada penciptaan monopoli baru (cengkeh).

1.2 PERUMUSAN MASALAH


Koperasi merupakan organisasi yang telah berkembang sejak dulu. Dari zaman ke
zaman terdapat beberapa potret atau perubahan perubahan yang membuat sebuah
tantangan bagi Koperasi.Untuk itu perlu dilakukan penelitian atau studi secara
mendalam guna memperoleh gambaran secara persis potret dan tantangan
koperasi, yaitu : 1) Bagaimana potret koperasi Indonesia dalam perkembangannya?,
2) Manfaat apa yang diperoleh dari organisasi Koperasi?, 3) Bagaimana Posisi
Koperasi dalam Perdagangan Bebas?, dan 4) Peranan apa yang dilakukan Koperasi
Dalam Era Otonomi Daerah?
1.3 TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai pada studi ini adalah :

1) Menganalisis Potret Koperasi Indonesia

2) Mengetahui manfaat dari organisasi Koperasi

3) Mengetahui Posisi Koperasi dalam Perdaganag Bebas dan Era Otonomi Daerah

1.4 METODE PENELITIAN


1.4.1 Lokasi
Studi ini dilakukan di Indonesia khususnya di daerah Otonomi dan Desa.

1.4.2 Metode Studi


Tehnik pengumpulan data diperoleh dari studi pustaka, Dinas Koperasi dan UKM
serta instansi terkait baik tingkat propinsi maupun kabupaten berupa publikasi,
dokumen, laporan kegiatan.
1.4.3 Pengolahan Analisis Data
Pengelolaan analisa data dilakukan secara diskriftif reflektif.

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Potret Koperasi Indonesia
Sampai dengan bulan November 2001, jumlah koperasi di seluruh Indonesia
tercatat sebanyak 103.000 unit lebih, dengan jumlah keanggota ada sebanyak
26.000.000 orang. Jumlah itu jika dibanding dengan jumlah koperasi per-Desember
1998 mengalami peningkatan sebanyak dua kali lipat. Jumlah koperasi aktif, juga
mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan. Jumlah koperasi aktif per-
November 2001, sebanyak 96.180 unit (88,14 persen). Corak koperasi Indonesia
adalah koperasi dengan skala sangat kecil.
Secara historis pengembangan koperasi di Indonesia yang telah digerakan melalui
dukungan kuat program pemerintah yang telah dijalankan dalam waktu lama, dan
tidak mudah ke luar dari kungkungan pengalaman tersebut. Jika semula
ketergantungan terhadap captive market program menjadi sumber pertumbuhan, maka
pergeseran ke arah peran swasta menjadi tantangan baru bagi lahirnya pesaing-
pesaing usaha terutama KUD.
Jika melihat posisi koperasi pada hari ini sebenarnya masih cukup besar harapan
kita kepada koperasi. Memasuki tahun 2000 posisi koperasi Indonesia pada
dasarnya justru didominasi oleh koperasi kredit yang menguasai antara 55-60
persen dari keseluruhan aset koperasi dan dilihat dari populasi koperasi yang terkait
dengan program pemerintah hanya sekitar 25% dari populasi koperasi atau sekitar
35% dari populasi koperasi aktif. Pada akhir-akhir ini posisi koperasi dalam pasar
Perkreditan mikro menempati tempat kedua setelah BRI-unit desa dengan pangsa
sekitar 31%. Dengan demikian walaupun program pemerintah cukup gencar dan
menimbulkan distorsi pada pertumbuhan kemandirian koperasi, tetapi hanya
menyentuh sebagian dari populasi koperasi yang ada. Sehingga pada dasarnya
masih besar elemen untuk tumbuhnya kemandirian koperasi.
Mengenai jumlah koperasi yang meningkat dua kali lipat dalam waktu 3 tahun 1998
–2001, pada dasarnya tumbuh sebagai tanggapan terhadap dibukanya secara luas
pendirian koperasi dengan pencabutan Inpres 4/1984 dan lahirnya Inpres 18/1998.
Sehingga orang bebas mendirikan koperasi pada basis pengembangan dan pada
saat ini sudah lebih dari 35 basis pengorganisasian koperasi. Kesulitannya
pengorganisasian koperasi tidak lagi taat pada penjenisan koperasi sesuai prinsip
dasar pendirian koperasi atau insentif terhadap koperasi. Keadaan ini menimbulkan
kesulitan pada pengembangan aliansi bisnis maupun pengembangan usaha koperasi
kearah penyatuan vertical maupun horizontal.
Struktur organisasi koperasi Indonesia mirip organisasi pemerintah/lembaga
kemasyarakatan yang terstruktur dari primer sampai tingkat nasional. Hal ini telah
menunjukkan kurang efektif nya peran organisasi sekunder dalam membantu
koperasi primer. Tidak jarang menjadi instrumen eksploitasi sumberdaya dari
daerah pengumpulan. Fenomena ini dimasa datang harus diubah karena adanya
perubahan orientasi bisnis yang berkembang dengan globalisasi.

2.2 Kemanfaatan Koperasi


Secara teoritis sumber kekuatan koperasi sebagai badan usaha dalam konteks
kehidupan perekonomian, dapat dilihat dari kemampuan untuk menciptakan
kekuatan monopoli dengan derajat monopoli tertentu. Tetapi ini adalah kekuatan
semu dan justru dapat menimbulkan kerugian bagi anggota masyarakat di luar
koperasi. Sumber kekuatan lain adalah kemampuan memanfaatkan berbagai
potensi external economies yang timbul di sekitar kegiatan ekonomi para anggotanya.
Dan kehematan tersebut hanya dapat dinikmati secara bersama-sama, termasuk
dalam hal menghindarkan diri dari adanya external diseconomies itu.
Kehematan-kehematan yang dapat menjadi sumber kekuatan koperasi memang
tidak terbatas pada nilai ekonomis nya semata. Kekuatan itu juga dapat bersumber
dari faktor non-ekonomis yang menjadi faktor berpengaruh secara tidak langsung
terhadap kegiatan ekonomi anggota masyarakat dan badan usaha koperasi.
Sehingga manfaat atau keuntungan koperasi pada dasarnya selalu terkait dengan
dua jenis manfaat, yaitu yang nyata (tangible) dan yang tidak nyata
(intangible). Kemanfaatan koperasi ini juga selalu berkaitan dengan keuntungan yang
bersifat ekonomi dan sosial. Karena koperasi selain memberikan kemanfaatan
ekonomi juga mempunyai perhatian dan kepedulian terhadap aspek sosial seperti
pendidikan, suasana sosial kemasyarakatan, lingkungan hidup, dan lain-lain.
Pembahasan ini difokuskan kepada manfaat yang mendasari digunakannya
mekanisme koperasi.
Dalam hal ini koperasi mempunyai kekuatan yang lain karena koperasi dapat
memberikan kemungkinan pengenalan teknologi baru melalui kehematan dengan
mendapatkan informasi yang langsung dan tersedia bagi setiap anggota yang me-
merlukannya. Kesemuanya itu dilihat dalam kerangka peranan koperasi secara
otonom bagi setiap individu anggotanya yang telah memutuskan menjadi anggota
koperasi. Dengan demikian sepanjang koperasi dapat menghasilkan kemanfaatan
tersebut bagi anggotanya maka akan mendorong orang untuk berkoperasi karena
dinilai bermanfaat.
Dalam konteks yang lebih besar koperasi dapat dilihat sebagai wahana koreksi oleh
masyarakat pelaku ekonomi, baik produsen maupun konsumen, dalam memecahkan
kegagalan pasar dan mengatasi inefisiensi karena ketidaksempurnaan pasar. Secara
teoritis koperasi akan tetap hadir jika terjadi kegagalan pasar. Jika pasar
berkembang semakin kompetitif secara alamiah koperasi akan menghadapi
persaingan dari dalam. Karena segala insentif ekonomi yang selama ini didapat tidak
lagi bisa dimanfaatkan. Sehingga sumber kekuatan untuk tetap mempertahankan
hadirnya koperasi terletak pada kemampuan untuk mewujudkan keuntungan tidak
langsung atau intangible benefit yang disebutkan di muka.
Dalam kerangka yang lebih makro suatu perekonomian merupakan suatu bangunan
yang terdiri dari berbagai pelaku yang dikenal dengan kelompok produsen dan
kelompok konsumen. Di dalam suatu negara berkembang organisasi ekonomi dari
masing-masing pelaku tadi menjadi semakin kompleks. Karena selain pemerintah
dan swasta (perusahaan swasta) sebenarnya masih ada dua kelompok lain yaitu
koperasi dan sektor rumah tangga. Kelompok yang disebut terakhir, perlu men-
dapatkan pencermatan tersendiri, karena mungkin ia dapat berada di dalam
koperasi, atau menjadi suatu unit usaha sendiri, atau merupakan pendukung
usaha swasta yang ada. Inilah yang sebenarnya perlu kita lihat dalam kerangka
yang lebih luas.

Secara konseptual dan empiris, mekanisme koperasi memang diperlukan dan tetap
diperlukan oleh suatu perekonomian yang menganut sistem pasar. Besarnya peran
tersebut akan sangat tergantung dari tingkat pendapatan masyarakat, tingkat
pengetahuan dan kesadaran masyarakat serta struktur pasar dari berbagai kegiatan
ekonomi dan sumber daya alam dari suatu negara. Contoh klasik dari pentingnya
kondisi pasar yang kompatibel dengan kehadiran koperasi adalah pengalaman
koperasi susu dimana-mana di dunia ini selalu menjadi contoh sukses (kasus
bilateral monopoli). Padahal sukses ini tidak selalu dapat diikuti oleh jenis kegiatan
produksi pertanian lainnya. Koperasi sebagai mekanisme kerjasama ekonomi juga
tidak mengungkung dalam sistemnya sendiri yang terbatas pada sistem dan struktur
koperasi, tetapi dalam interaksi dapat meminjam mekanisme bisnis yang lazim
dipakai oleh badan usaha non-koperasi. Termasuk dalam hal ini pembentukan
usaha yang berbentuk non koperasi untuk mempertahankan kemampuan
pelayanan dan menegakkan mekanisme koperasi yang dimiliki.
2.3 Posisi Koperasi dalam Perdagangan Bebas
Esensi perdagangan bebas yang sedang diciptakan oleh banyak negara yang ingin
lebih maju ekonominya adalah menghilangkan sebanyak mungkin hambatan
perdagangan internasional. Melihat arah tersebut maka untuk melihat dampaknya
terhadap perkembangan koperasi di tanah air dengan cara mengelompokkan
koperasi ke dalam ketiga kelompok atas dasar jenis koperasi. Pengelompokan itu
meliputi pembedaan atas dasar: (i) koperasi produsen atau koperasi yang bergerak
di bidang produksi, (ii) koperasi konsumen atau koperasi konsumsi, dan (iii)
koperasi kredit dan jasa keuangan. Dengan cara ini akan lebih mudah mengenali
keuntungan yang bakal timbul dari adanya perdagangan bebas para
anggota koperasi dan anggota koperasinya sendiri.

Koperasi produsen terutama koperasi pertanian memang merupakan koperasi yang


paling sangat terkena pengaruh perdagangan bebas dan berbagai liberalisasi.
Koperasi pertanian di seluruh belahan dunia ini memang selama ini menikmati
proteksi dan berbagai bentuk subsidi serta dukungan pemerintah. Dengan
diadakannya pengaturan mengenai subsidi, tarif, dan akses pasar, maka
produksi barang yang dihasilkan oleh anggota koperasi tidak lagi dapat menikmati
perlindungan seperti semula, dan harus dibuka untuk pasaran impor dari negara lain
yang lebih efisien.

Untuk koperasi-koperasi yang menangani komoditi sebagai pengganti impor atau


ditutup dari persaingan impor jelas hal ini akan merupakan pukulan berat dan akan
menurunkan perannya di dalam percaturan pasar kecuali ada rasionalisasi
produksi. Sementara untuk koperasi yang menghasilkan barang pertanian untuk
ekspor seperti minyak sawit, kopi, dan rempah serta produksi pertanian dan
perikanan maupun peternakan lainnya, jelas perdagangan bebas merupakan
peluang emas. Karena berbagai kebebasan tersebut berarti membuka peluang pasar
yang baru. Dengan demikian akan memperluas pasar yang pada gilirannya akan
merupakan peluang untuk peningkatan produksi dan usaha bagi koperasi yang
bersangkutan. Dalam konteks ini koperasi yang menangani produksi pertanian, yang
selama ini mendapat kemudahan dan perlindungan pemerintah melalui
proteksi harga dan pasar akan menghadapi masa-masa sulit. Karena itu koperasi
produksi harus merubah strategi kegiatannya. Bahkan mungkin harus me-
reorganisasi kembali supaya kompatibel dengan tantangan yang dihadapi. Untuk
koperasi produksi di luar pertanian memang cukup sulit untuk dilihat arah pengaruh
dari liberalisasi perdagangan terhadapnya. Karena segala sesuatunya akan sangat
tergantung di posisi segmen mana kegiatan koperasi dibedakan dari para
anggotanya. Industri kecil misalnya sebenarnya pada saat ini relatif berhadapan
dengan pasar yang lebih terbuka. Artinya mereka terbiasa dengan
persaingan dengan dunia luar untuk memenuhi pemintaan ekspor maupun
berhadapan dengan barang pengganti yang diimpor. Namun cara-cara koperasi juga
dapat dikerjakan oleh perusahaan bukan koperasi.

Secara umum koperasi di dunia akan menikmati manfaat besar dari adanya
perdagangan bebas, karena pada dasarnya perdagangan bebas itu akan selalu
membawa pada persaingan yang lebih baik dan membawa pada tingkat
keseimbangan harga yang wajar serta efisien. Peniadaan hambatan perdagangan
akan memperlancar arus perdagangan dan terbukanya pilihan barang dari seluruh
pelosok penjuru dunia secara bebas. Dengan demikian konsumen akan menikmati
kebebasan untuk memenuhi hasrat konsumsinya secara optimal. Meluasnya
konsumsi masyarakat dunia akan mendorong meluas dan meningkatnya
usaha koperasi yang bergerak di bidang konsumsi. Selain itu dengan peniadaan
hambatan perdagangan oleh pemerintah melalui peniadaan non torif barier dan
penurunan tarif akan menyerahkan mekanisme seleksi sepenuhnya kepada ma-
syarakat. Koperasi sebenarnya menjadi wahana masyarakat untuk melindungi diri
dari kemungkinan kerugian yang timbul akibat perdagangan bebas.
Kegiatan koperasi kredit, baik secara teoritis maupun empiris, terbukti mempunyai
kemampuan untuk membangun segmentasi pasar yang kuat sebagai akibat
struktur pasar keuangan yang sangat tidak sempurna, terutama jika menyangkut
masalah informasi. Bagi koperasi kredit keterbukaan perdagangan dan aliran
modal yang keluar masuk akan merupakan kehadiran pesaing baru terhadap pasar
keuangan, namun tetap tidak dapat menjangkau para anggota koperasi. Apabila
koperasi kredit mempunyai jaringan yang luas dan menutup usahanya hanya untuk
pelayanan anggota saja, maka segmentasi ini akan sulit untuk ditembus pesaing
baru. Bagi koperasi-koperasi kredit di negara berkembang, adanya
globalisasi ekonomi dunia akan merupakan peluang untuk mengadakan
kerjasama dengan koperasi kredit di negara maju dalam membangun sistem
perkreditan melalui koperasi. Koperasi kredit atau simpan pinjam di masa
mendatang akan menjadi pilar kekuatan sekitar koperasi yang perlu diikuti oleh
dukungan lainnya seperti sistem pengawasan dan jaminan.

2.4 Koperasi Dalam Era Otonomi Daerah


Implementasi undang-undang otonomi daerah, akan memberikan dampak positif
bagi koperasi dalam hal alokasi sumber daya alam dan pelayanan pembinaan
lainnya. Namun koperasi akan semakin menghadapi masalah yang lebih intensif de-
ngan pemerintah daerah dalam bentuk penempatan lokasi investasi dan skala
kegiatan koperasi. Karena azas efisiensi akan mendesak koperasi untuk membangun
jaringan yang luas dan mungkin melampaui batas daerah otonom. Peranan advokasi
oleh gerakan koperasi untuk memberikan orientasi kepada pemerintah di daerah
semakin penting. Dengan demikian peranan pemerintah di tingkat propinsi yang
diserahi tugas untuk pengembangan koperasi harus mampu menjalankan fungsi
intermediasi semacam ini. Mungkin juga dalam hal lain yang berkaitan dengan
pemanfaatan infrastruktur daerah yang semula menjadi kewenangan pusat.

Peranan pengembangan sistem lembaga keuangan koperasi di tingkat Kabupaten /


Kota sebagai daerah otonomi menjadi sangat penting. Lembaga keuangan koperasi
yang kokoh di daerah otonom akan dapat menjangkau lapisan bawah dari ekonomi
rakyat. Disamping itu juga akan mampu berperan menahan arus keluar sumber
keuangan daerah. Berbagai studi menunjukan bahwa lembaga keuangan yang
berbasis daerah akan lebih mampu menahan arus kapital keluar.

Dukungan yang diperlukan bagi koperasi untuk menghadapi berbagai rasionalisasi


adalah keberadaan lembaga jaminan kredit bagi koperasi dan usaha kecil di daerah.
Dengan demikian kehadiran lembaga jaminan akan menjadi elemen terpenting
untuk percepatan perkembangan koperasi di daerah. Lembaga jaminan kredit yang
dapat dikembangkan Pemerintah Daerah akan dapat mendesentralisasi pengem-
bangan ekonomi rakyat dan dalam jangka panjang akan menumbuhkan kemandirian
daerah untuk mengarahkan aliran uang di masing-masing daerah. Dalam jangka
menengah koperasi juga perlu memikirkan asuransi bagi para penabung.

Potensi koperasi pada saat ini sudah mampu untuk memulai gerakan koperasi yang
otonom, namun fokus bisnis koperasi harus diarahkan pada ciri universalitas
kebutuhan yang tinggi seperti jasa keuangan, pelayanan infrastruktur serta
pembelian bersama. Dengan otonomi selain peluang untuk memanfaatkan
potensi setempat juga terdapat potensi benturan yang harus diselesaikan di tingkat
daerah. Dalam hal ini konsolidasi potensi keuangan, pengembangan
jaringan informasi serta pengembangan pusat inovasi dan teknologi merupakan
kebutuhan pendukung untuk kuatnya kehadiran koperasi. Pemerintah di daerah
dapat mendorong pengembangan lembaga penjamin kredit di daerah.

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Pendekatan pengembangan koperasi sebagai instrumen pembangunan terbukti
menimbulkan kelemahan dalam menjadikan dirinya sebagai koperasi yang
memegang prinsip-prinsip koperasi dan sebagai badan usaha yang kompetitif.
Reformasi kelembagaan koperasi menuju koperasi dengan jati dirinya akan menjadi
agenda panjang. Dalam kerangka otonomi daerah perlu penataan lembaga
keuangan koperasi (koperasi simpan pinjam) untuk memperkokoh pembiayaan
kegiatan ekonomi di lapisan terbawah dan menahan arus ke luar potensi
sumberdaya lokal yang masih diperlukan. Pembenahan ini akan merupakan elemen
penting dalam membangun sistem pembiayaan mikro di tanah air.
3.2 Daftar Pustaka
1 Couture, M-F, D. Faber, M. Larim, A-B. Nippierd : Transition to Cooperative
Entrepreneurship, ILO and University of Nyeurode, of Nyenrode, Genewa, 2002.

2 Ravi Shankar and Garry Conan : Second Critical Study on Cooperative


Legislation and policy Reform, ICA, RAPA, New Delhi, 2002.

3 Noer Soetrisno : Rekonstruksi Pemahaman Koperasi Merajut Kekuatan


Ekonomi Rakyat

4 Rusidi, Prof. Dr. Ir. MS dan Maman Suratman, Drs. MSi : Bunga Rampai 20
Pokok Pemikiran Tentang Koperasi, Institut Manajemen Koperasi Indonesia,
Bandung 2002

REVIEW
Sampai dengan bulan November 2001, jumlah koperasi di seluruh Indonesia tercatat
sebanyak 103.000 unit lebih, dengan jumlah keanggota ada sebanyak 26.000.000
orang. Jumlah itu jika dibanding dengan jumlah koperasi per-Desember 1998
mengalami peningkatan sebanyak dua kali lipat. Jumlah koperasi aktif, juga
mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan. Jumlah koperasi aktif per-
November 2001, sebanyak 96.180 unit (88,14 persen). Corak koperasi Indonesia
adalah koperasi dengan skala sangat kecil. Mengenai jumlah koperasi yang
meningkat dua kali lipat dalam waktu 3 tahun 1998 –2001, pada dasarnya tumbuh
sebagai tanggapan terhadap dibukanya secara luas pendirian koperasi dengan
pencabutan Inpres 4/1984 dan lahirnya Inpres 18/1998. Sehingga orang bebas
mendirikan koperasi pada basis pengembangan dan pada saat ini sudah lebih dari
35 basis pengorganisasian koperasi. Kesulitannya pengorganisasian koperasi tidak
lagi taat pada penjenisan koperasi sesuai prinsip dasar pendirian koperasi atau
insentif terhadap koperasi. Keadaan ini menimbulkan kesulitan pada pengembangan
aliansi bisnis maupun pengembangan usaha koperasi kearah penyatuan vertical
maupun horizontal. Struktur organisasi koperasi Indonesia mirip organisasi
pemerintah/lembaga kemasyarakatan yang terstruktur dari primer sampai tingkat
nasional. Hal ini telah menunjukkan kurang efektif nya peran organisasi sekunder
dalam membantu koperasi primer. Tidak jarang menjadi instrumen eksploitasi
sumberdaya dari daerah pengumpulan. Fenomena ini dimasa datang harus diubah
karena adanya perubahan orientasi bisnis yang berkembang dengan globalisasi.
Koperasi mempunyai kekuatan yang lain karena koperasi dapat memberikan
kemungkinan pengenalan teknologi baru melalui kehematan dengan mendapatkan
informasi yang langsung dan tersedia bagi setiap anggota yang memerlukannya.
Kesemuanya itu dilihat dalam kerangka peranan koperasi secara otonom bagi setiap
individu anggotanya yang telah memutuskan menjadi anggota koperasi. Dengan de-
mikian sepanjang koperasi dapat menghasilkan kemanfaatan tersebut bagi
anggotanya maka akan mendorong orang untuk berkoperasi karena dinilai
bermanfaat.

Esensi perdagangan bebas yang sedang diciptakan oleh banyak negara yang ingin
lebih maju ekonominya adalah menghilangkan sebanyak mungkin hambatan
perdagangan internasional. Melihat arah tersebut maka untuk melihat dampaknya
terhadap perkembangan koperasi di tanah air dengan cara mengelompokkan
koperasi ke dalam ketiga kelompok atas dasar jenis koperasi. Pengelompokan itu
meliputi pembedaan atas dasar: (i) koperasi produsen atau koperasi yang bergerak
di bidang produksi, (ii) koperasi konsumen atau koperasi konsumsi, dan (iii)
koperasi kredit dan jasa keuangan. Dengan cara ini akan lebih mudah mengenali
keuntungan yang bakal timbul dari adanya perdagangan bebas para
anggota koperasi dan anggota koperasinya sendiri.

Potensi koperasi pada saat ini sudah mampu untuk memulai gerakan koperasi yang
otonom, namun fokus bisnis koperasi harus diarahkan pada ciri universalitas
kebutuhan yang tinggi seperti jasa keuangan, pelayanan infrastruktur serta
pembelian bersama. Dengan otonomi selain peluang untuk memanfaatkan
potensi setempat juga terdapat potensi benturan yang harus diselesaikan di tingkat
daerah. Dalam hal ini konsolidasi potensi keuangan, pengembangan
jaringan informasi serta pengembangan pusat inovasi dan teknologi merupakan
kebutuhan pendukung untuk kuatnya ke
JURNAL 8

BAB I
PENDAHULUAN

Koperasi merupakan lembaga keuangan bukan bank yang memiliki tujuan


utamanya bukanlah mencari keuntungan, tetapi pada pelayanannya terhadap
anggota koperasi tersebut. Fungsi koperasi sendiri di dalam sistem ekonomi
Indonesia adalah alat yang berguna untuk mensejahterakan rakyat dan sebagai
landasan dasar perekonomian bangsa. Untuk menjalankan tujuan dan fungsi
tersebut, koperasi membutuhkan pola manajemen untuk membantu agar tujuan dan
fungsi itu tercapai. Dimakalah ini akan menjelaskan akitivitas-aktivitas koperasi dan
bagaimana pola manajemen dapat dijalankan secara efektif dan efisien.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Manajemen
Manajemen dapat dikatakan sebagai seni. Manajemen merupakan seni dalam
menyelesaikan pekerjaan melalui kerja sama dengan orang lain. Seni manajemen
terdiri dari kemampuan untuk melihat totalitas di bagian-bagian yang terpisah dari
suatu kesatuan gambaran tentang visi. Seni manajemen mencakup kemampuan
komunikasi visi tersebut. Aspek-aspek perencanaan kepemimpinan, komunikasi dan
pengambilan keputusan mengenai unsur manusia tentang cara menggunakan
pendekatan manajemen seni.

Pengertian manajemen menurut beberapa ahli:

 Manullang: Pengertian manajemen menurut Manullang adalah seni dan ilmu


pencatatan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, pengawasan terhadap
sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

 George R. Terry: Pengertian manajemen menurut George R. Terry bahwa dalam


bukunyaThePrinciples of Management yang mengemukakan bahwa pengertian
manajemen adalah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan
menggunakan kegiatan orang lain.
 Henry Fayol: Menurut Henry Fayol, bahwa pengertian manajemen dalam
bukunya General Industrial Management bahwa manajemen adalah proses tertentu
yang terdiri dari kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan
sumber daya manusia dan menggandakan pengendalian dalam rangka mencapai
tujuan

B. Pengertian Koperasi
Pengertian koperasi menurut pendekatan asal yaitu kata koperasi berasal
dari bahasa Latin “coopere”, yang dalam bahasa Inggris disebut cooperation (bekerja
sama). Co berarti bersama dan operationberarti bekerja. Dalam hal ini kerja sama
yang dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai kepentingan dan tujuan yang
sama.Menurut Undang-undang Perkoperasian No. 25 tahun 1992 (1992:2), Koperasi
didefinisikan sebagai: “Badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau
berbadan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-
prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan azas
kekeluargaan”.

C. Pengertian Manajemen Koperasi

Manajemen Koperasi adalah suatu proses untuk mencapai tujuan melalui


usaha bersama, berdasarkan azas kekeluargaan. Untuk mencapai tujuan perlu
diperhatikan adanya sistem manajemen yang baik, agar tujuannya berhasil dengan
diterapkannya fungsi-fungsi manajemen.

D. Jenis-Jenis Koperasi

Berdasarkan Jenisnya

1. Koperasi Produksi

Koperasi Produksi melakukan usaha produksi atau menghasilkan barang.


Barang-barang yang dijual di koperasi adalah hasil produksi anggota koperasi.

2. Koperasi Konsumsi

Koperasi Konsumsi menyediakan semua kebutuhan para anggota dalam bentuk


barang antara lain berupa: bahan makanan, pakaian, alat tulis atau peralatan rumah
tangga.
3. Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi Simpan Pinjam melayani para anggotanya untuk menabung dengan


mendapatkan imbalan . Bagi anggota yang memerlukan dana dapat meminjam
dengan memberikan jasa kepada koperasi.

4. Koperasi Serba Usaha

Koperasi Serba Usaha (KSU) terdiri atas berbagai jenis usaha.Seperti menjual
kebutuhan pokok dan barang-barang hasil produksi anggota, melayani simpan..

BAB III

PEMBAHASAN

A. Aktivitas Koperasi
Apapun jenis usaha dari sebuah koperasi, apakah itu koperasi simpan
pinjam, penyediaan barang kebutuhan anggota , dan lain sebagainya, aktivitas yang
dilakukan tidak akan jauh berbeda yaitu melayani dan memenuhi kebutuhan para
anggota dari koperasi tersebut. Karena hal ini berdasarkan dari tujuan sebuah
koperasi yaitu untuk mensejahterakan para anggotanya. Seperti contoh koperasi
brimob kelapa dua yang menyediakan perlengkapan sehari-hari. Anggota brimob dan
masyarakat sekitarnya akan merasa terbantu dengan adanya koperasi tersebut
karna perlengkapan yang mereka butuhkan bisa dibeli dengan harga yang lebih
murah khususnya untuk para anggota koperasi itu. Selain itu, anggota koperasi
brimob dapat juga menjalankan koperasi simpan pinjam.

B. Manajemen Koperasi

 Implementasi Fungsi Manajemen Koperasi

Perangkat organisasi koperasi ada tiga bagian antara lain Rapat Anggota, Pengurus,
dan Pengawas.

1. Rapat Anggota
Tugas dan wewenang Rapat Anggota adalah :

 Membahas dan mengesahkan pertanggung jawaban Pengurus dan Pengawas untuk


tahun buku yang bersangkutan.

 Membahas dan mengesahkan Rencana Kerja dan RAPB tahun buku berikutnya.

 Membahas dan menetapkan AD, ART dan atau Pembubaran Koperasi

 Memilih dan memberhentikan Pengurus dan Pengawas.

 Menetapkan pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU).

2. Pengurus

Jumlah Pengurus sekurang-kurangnya 3 orang yang terdiri dari unsur ketua,


sekretaris dan bendahara.

Tugas pengurus secara kolektif

 memimpin organisasi dan kegiatan usaha, membina dan membimbing anggota.

 memelihara kekayaan koperasi, menyelenggarakan rapat anggota,


mengajukan rencana RK dan RAPB.

 mengajukan laporan keuangan dan pertanggung-jawaban kegiatan.

 menyelenggarakan pembukuan keuangan secara tertib serta memelihara buku


daftar anggota, daftar pengurus dan buku daftar pengawas.

3. Pengawas

Jumlah pengawas sekurang-kurangnya tiga orang atau sesuai dengan AD Koperasi.


Unsur Pengawas terdiri dari ketua merangkap anggota, sekretaris merangkap
anggota dan anggota.

 Tugas, fungsi, wewenang dan tanggung-jawab pengawas antara lain

Secara Kolektif bertugas melakukan pengawasan dan pemeriksaan sekurang-


kurangnya 3 bulan sekali atas tata kehidupan koperasi yang meliputi organisasi,
manajemen, usaha, keuangan, pembukuan dan kebijaksanaan pengurus. Pengawas
berfungsi sebagai Pengawas dan Pemeriksa. Berwenang melakukan pemeriksaan
tentang catatan dan atau harta kekayaan koperasi, serta bertanggung-jawab kepada
Rapat Anggota.
BAB IV
KESIMPULAN
Walaupun tujuan koperasi bukan untuk mencari keuntungan yang besar,
tetapi koperasi memerlukan aktivitas-aktivitas manajeman didalamnya dan
menerapkan fungsi-fungsi manajemen agar tujuan koperasi yaitu untuk
mensejahterakan rakyat dapat tercapai. Apapun jenis koperasinya, koperasi
mempunyai tujuan dan fungsi yang sama.

Sumber referensi :

http://fitrinuraisyah26.blogspot.co.id/2012/01/rangkuman-materi-ekonomi-
koperasi.html

http://www.artikelsiana.com/2015/08/pengertian-manajemen-fungsi-prinsip.html

http://isalrhamadanus.blogspot.co.id/2013/11/pengertian-struktur-organisasi.html

http://bonarsipahutar.blogspot.co.id/2010/02/aktivitas-dan-pola-manajemen-
koperasi.html
JURNAL 9
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH

Ekonomi Koperasi memiliki beberapa pengertian, baik secara keseluruhan


maupun dari berbagai macam definisi dari para tokoh. Pada dasarnya secara
garis besar definisi tentang koperasi menurut para ahli sama, yaitu suatu
organisasi bisnis yang dijalankan secara bersama berdasarkan prinsip gerakan
ekonomi rakyat yang berasaskan pada kekeluargaan dan bertujuan untuk
mencapai kepentingan ekonomi yang meningkatkan kesejahteraan bersama
baik seluruh anggota koperasi itu sendiri maupun bagi masyarakat sekitar
yang membutuhkannya.

Tetapi, banyak dari kita belum bahkan tidak memahami pengertian, konsep,
manfaat, ciri-ciri bahkan kegunaan dan kekurangan koperasi. Kebanyakan
hanya memahami apa itu koperasi tanpa mengetahui mendalam tentang
konsep ataupun aliran yang dimiliki Ekonomi Koperasi. Disini kita akan
membahas tentang mendalam apa itu pengertian, prinsip, ciri-ciri, manfaat
dan kelebihan koperasi. Kita juga akan melihat jurnal dan membaca artikel
tentang ekonomi koperasi.

B. RUMUSAN MASALAH
Agar makalah ini dapat bermanfaat, saya mengambil beberapa rumusan
masalah tentang jurnal dari ekonomi koperasi agar kita mengetahui lebih
dalam tentang perhitungan-perhitungan yang lebih terperinci dari ekonomi
koperasi.

C. TUJUAN
Makalah ini saya buat agar kita semakin mengetahui lebih mendalam tentang
jurnal dari ekonomi koperasi.

d. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang dapat diambil dari makalah ini adalah :
a) Dapat menambah pengetahuan tentang jurnal dan perhitungan dalam
ekonomi koperasi.
b) Dapat menerapkan ekonomi koperasi di dunia, di Indonesia bahkan
dikehidupan sehari hari.
c) Menjadikan ilmu dalam ekonomi koperasi sebagai pedoman dalam
berwirausaha.

E. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat Penelitian
E. Sistematika Penulisan

BAB II KAJIAN PUSTAKA


a. Sejarah Koperasi.
b. Bapak koperasi Indonesia.
c. Ekonomi Koperasi
d. Prinsip-prinsip ekonomi koperasi menurut para ahli
e. Manfaat koperasi
f. ciri-ciri koperasi
g. Tujuan, jenis dan fungsi koperasi
h. Kelebihan dan kekurangan koperasi

BAB III
Jurnal dari ekonomi koperasi beserta dengan artikel ekonomi koperasi.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

BAB V
REFRENSI SUMBER

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. SEJARAH LAHIR DAN BEREMBANGNYA KOPERASI DI INDONESIA


1. sejarah lahirnya koperasi di dunia adalah sebagai berikut:
Koperasi modern yang berkembang saat ini lahir pertama kali di Inggris, yaitu
di Kota Rochdale pada tahun 1844. Koperasi timbul pada masa perkembangan
kapitalisme sebagai akibat revolusi industri. Pada awalnya, Koperasi Rochdale
berdiri dengan usaha penyediaan barang-barang konsumsi untuk keperluan
sehari-hari. Akan tetapi seiring dengan terjadinya pemupukan modal
koperasi, koperasi mulai merintis untuk memproduksi sendiri barang yang
akan dijual.
Kegiatan ini menimbulkan kesempatan kerja bagi anggota yang belum bekerja
dan menambah pendapatan bagi mereka yang sudah bekerja. Pada tahun
1851, koperasi tersebut akhirnya dapat mendirikan sebuah pabrik dan
mendirikan perumahan bagi anggota-anggotanya yang belum mempunyai
rumah.
Perkembangan koperasi di Rochdale sangat memengaruhi perkembangan
gerakan koperasi di Inggris maupun di luar Inggris. Pada tahun 1852, jumlah
koperasi di Inggris sudah mencapai 100 unit. Pada tahun 1862, dibentuklah
Pusat Koperasi Pembelian dengan nama The Cooperative Whole Sale Society
(CWS). Pada tahun 1945, CWS berhasil mempunyai lebih kurang 200 pabrik
dengan 9.000 orang pekerja. Melihat perkembangan usaha koperasi baik di
sektor produksi maupun di sektor perdagangan, pimpinan CWS kemudian
membuka perwakilan-perwakilan di luar negeri seperti New York,
Kepenhagen, Hamburg, dan lain-lain.
Pada tahun 1876, koperasi ini telah melakukan ekspansi usaha di bidang
transportasi, perbankan, dan asuransi. Pada tahun 1870, koperasi tersebut
juga membuka usaha di bidang penerbitan, berupa surat kabar yang terbit
dengan nama Cooperative News.

2. Sejarah perkembangan koperasi di Indonesia


Sejarah perkembangan koperasi di Indonesia ada 2 yaitu masa penjajahan dan
masa kemerdekaan.
· Dimasa penjajahan, peranan ekonomi koperasi dimulai dari menolong
pegawai kecil seperti buruh,petani, terus meningkat menjadi menolong
koperasi rumah tangga dan mencoba memajukan koperasi dengan bantuan
modal dan koperasi. Setelah bangsa Indonesia merdeka, pemerintah dan
seluruh rakyat segera menata kembali kehidupan ekonomi. Sesuai dengan
tuntutan UUD 1945 pasal 33, perekonomian Indonesia harus didasrkan pada
asas kekeluargaan.

· Dimasa kemerdekaan, koperasi bukan lagi sebagai reaksi atas penderitaan


akibat penjajahan, koperasi menjadi usaha bersama untuk memperbaiki dan
meningkatkan taraf hidup yang didasarkan pada asas kekeluargaan. Hal ini
sangat sesuai dengan ciri khas bangsa Indonesia, yaitu gotong royong.

B. BAPAK KOPERASI INDONESIA


Bung Hatta yang lahir dengan nama Muhammad Athar dan lahir di Bukit
Tinggi pada tahun 2 Agustus 1902 dan menghembuskan nafas terakhirnya di
Jakarta, 14 Maret 1980 pada umur 77 tahun. Bung Hatta selain seorang Bapak
Proklamator ia juga adalah sebagai seorang Bapak Koperasi Indonesia. Beliau
adalah seorang pejuang, ekonomi dan wakil presiden Indonesia yang Pertama.
Bung Htta menulis buku yang berjudul “Membangun Koperasi dan Koperasi
membangun” .Pada tahun 1971. Pada buku ini tertuang mengenai pemikiran-
pemikiran tentang KOPERASI.

Pada tahun 1916, muncul banyak perkumpulan pemuda-pemuda seperti Jong


Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Jong Minahasa dll. Saat itu Bung
Hatta bergabung pada perkumbulan yaitu, Jong Sumatranen Bond. Bung
Hatta telah menyadari bahwa pentingnya ari keuangan bagi hidupnya suatu
perkumpulan.Suatu sumber keuangan yang baik itu berasal dari anggota
maupun sumber keuangan yang berasal dari luar. keuangan itu akan lancar
jika adanya rasa tanggung jawab dan displin pada setiap anggotanya. Rasa
tanggung Jwab dan disiplin menjadi ciri khas dari seorang Mochammad
Hatta.
Bung Hatta bahkan pernah mengenyam pendidikan di Ngeri Belanda. Disana
Belia mengikuti dan membentuk prganisasi-organisasi yang bersifat positif
dan memperkenalkan nama Indonesia pada organisasi di Belanda. Beliau pun
kembali ke Tanah Air Indonesia dan mendeklarasikan dan mengenalkan
tentang Koperasi di Indonesia. Pada tanggal 12 juli 1951, Bung Hatta
mengucapkan pidato radio untuk menyambut Hari Koperasi di Indonesia.
Karena besrnya aktivitas Bung Hatta dalam gerakan Koperasi, maka pada
tanggal 17 Juli 1953 dia diangkat sebagai Bapak Koperasi Indonesia pada
Kongres koperasi Indonesia di Bandung. Pikiran-pikiran Bung Hatta
mengenai Koperasi antara lain dituangkan dalam bukunya yang berjudul
Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun (1971).

C. EKONOMI KOPERASI
Kali ini saya akan membahas tentang ekonomi koperasi apabila kita lihat
ekonomi koperasi terdiri dari 2 kata yaitu ekonomi dan koperasi jadi untuk
mencari pengertian ekonomi koperasi kita harus melihat masing masing
pengertiannya :
A. Pengertian Ekonomi
Kata ekonomi berasal dari kata Yunani oikos yang berarti “keluarga, rumah
tangga” dan nomos, atau “peraturan, aturan, hukum”, dan secara garis
besarnya sebagai aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga.
Sementara yang dimaksud ilmu ekonomi menurut ahli ekonomi adalah orang
yang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja.

Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam


memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya
ketidak seimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan
alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian
menyebabkan timbulnya kelangkaan.

Secara umum, subjek dalam ekonomi dapat dibagi dengan beberapa cara yang
paling terkenal adalah mikroekonomi dan makroekonomi. Selain itu, subjek
ekonomi juga bisa dibagi menjadi positif (deskriptif) dan normative,
mainstream dan heterodox, dan lainnya.

B. Pengertian Koperasi
Pengertian Koperasi menurut Undang-undang Koperasi Nomor 25 Tahun
1992 adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan
hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan.

C. Pengertian Ekonomi Koperasi


suatu organisasi bisnis yang dijalankan secara bersama berdasarkan prinsip
gerakan ekonomi rakyat yang berasaskan pada kekeluargaan, bertujuan untuk
mencapai kepentingan ekonomi yang meningkatkan kesejahteraan bersama
baik seluruh anggota koperasi itu sendiri maupun bagi masyarakat sekitar
yang membutuhkannya.

Berikut pengertian koperasi menurut para ahli :


Arifial Chaniago (1984) Koperasi merupakan suatu perkumpulan yang
beranggotakan orang-orang yang memberikan kebebasan kepada setiap
anggota untuk masuk dan keluar, bekerjasama secara kekeluargaan
menjalankan usaha untuk meningkatkan kesejahteraan para anggota.

PJV Dooren Koperasi serikat adalah sebuah asosiasi anggota, baik pribadi,
yang telah secara sukarela datang bersama-sama dalam mengejar tujuan
ekonomi umum.

Moh. Hatta ( Bapak Koperasi Indonesia ) Usaha bersama memperbaiki nasib


penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong yang didorong oleh
keinginan memberi jasa kepada orang lain “seorang untuk semua dan semua
untuk seorang”.

Menurut UUD No. 25 Tahun 1992


Koperasi adalah suatu badan usaha beranggotakan orang-orang atau bahan
hukum koperasi dengan berlandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi kerakyatan yang berdasar atas
azaz kekeluargaan.

5. Koperasi dari segi ekonomi adalah ;


Beberapa orang yang disatukan oleh kepentingan ekonomi yang sama
Tujuan bersama mauun individu adalah untuk memajukan kepentingan
bersama dengan tindakan bersama secara kekeluargaan dan gotong royong
Alat untuk mencapai tujuan ialah badan usaha yang dimiliki bersama, dibiayai
bersama, dikelola bersama
Tujuan badan usaha untuk memajukan kepentingan ekonomi anggota
perkumpulan
6. Koperasi dari segi hukum adalah ;
Badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.

D. Prinsip Ekonomi Koperasi


Prinsip koperasi adalah suatu sistem ide-ide abstrak yang merupakan
petunjuk untuk membangun koperasi yang efektif dan tahan lama. Prinsip
koperasi terbaru yang dikembangkan International Cooperative Alliance
(Federasi koperasi non-pemerintah internasional) adalah :
a. Keanggotaan yang bersifat terbuka dan sukarela
b. Pengelolaan yang demokratis,
c. Partisipasi anggota dalam ekonomi,
d. Kebebasan dan otonomi,
e. Pengembangan pendidikan, pelatihan, dan informasi.

Ada beberapa pendapat mengenai prinsip-prinsip Koperasi, yaitu:

· PRINSIP-PRINSIP MUNKNER
a. Keanggotaan bersifat sukarela
b. Keanggotaan terbuka
c. Pengembangan anggota
d. Identitas sebagai pemilik dan pelanggan
e. Manajemen dan pengawasan dilaksanakan scr demokratis
f. Koperasi sbg kumpulan orang-orang
g. Modal yang berkaitan dg aspek sosial tidak dibagi
h. Efisiensi ekonomi dari perusahaan koperasi
I. Perkumpulan dengan sukarela
j. Kebebasan dalam pengambilan keputusan dan penetapan tujuan
k. Pendistribusian yang adil dan merata akan hasil-hasil ekonomi
l. Pendidikan anggota

· PRINSIP ROCHDALE
a. Pengawasan secara demokratis
b. Keanggotaan yang terbuka
c. Bunga atas modal dibatasi
d. Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota sebanding dengan jasa masing-
masing anggota
e. Penjualan sepenuhnya dengan tunai
f. Barang-barang yang dijual harus asli dan tidak yang dipalsukan
g. Menyelenggarakan pendidikan kepada anggota dengan prinsip-prinsip
anggota
h. Netral terhadap politik dan agama

· PRINSIP RAIFFEISEN
a. Swadaya
b. Daerah kerja terbatas
c. SHU untuk cadangan
d. Tanggung jawab anggota tidak terbatas
e. Pengurus bekerja atas dasar kesukarelaan
f. Usaha hanya kepada anggota
g. Keanggotaan atas dasar watak, bukan uang

· PRINSIP HERMAN SCHULZE


a. Swadaya
b. Daerah kerja tak terbatas
c. SHU untuk cadangan dan untuk dibagikan kepada anggota
d. Tanggung jawab anggota terbatas
e. Pengurus bekerja dengan mendapat imbalan
f. Usaha tidak terbatas tidak hanya untuk anggota

· PRINSIP KOPERASI UU NO. 25 / 1992


a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
b. Pengelolaan dilakukan secara demokrasi
c. Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan jasa usaha masing-
masing anggota
d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
e. Kemandirian
f. Pendidikan perkoperasian
g. Kerjasama antar koperasi

E. MANFAAT KOPERASI
Manfaat koperasi dibagi menjadi dua bidang, yaitu
A. Manfaat koperasi di bidang ekonomi
· Meningkatkan penghasilan para anggotanya.
· Sisa hasil usaha dibagikan kembali kepada anggota sesuai dengan aktivitas
yang berlangsung.
· Menawarkan barang-jasa dengan lebih murah dibanding dengan toko-toko
yang lain.
· Hal ini bertujuan agar barang-jasa ini mampu dan dapat dibeli oleh anggota
atau masyarakat umum yang kurang mampu.
· Melatih masyarakat untuk menggunakan pendapatannya secara efektif
dengan membiasakan hidup hemat.
· Menumbuhkan sikap jujur dan terbuka dalam setiap pengelolaan koperasi.

B. Manfaat koperasi di bidang sosial


· Mendidik anggotanya untuk memiliki semangat kerja dan semangat
kekeluargaan
· Mendorong terwujudnya masyarakat damai dan tentram
· Mendorong terwujudnya aturan yang manusiawi

F. CIRI-CIRI KOPERASI
a. Dasar pendirian dan tujuan berdasarkan kesamaan cita-cita untuk
mencapai kesejahteraan bersama
b. Sifat anggota terbuka dan sukerla
c. Hak suara dalam suatu rapat anggota tidak dapat diwakili siapa pun.
d. Pembagian keuntungan atas besar atau kecilnya pendapatan jasa setiap
masing-masing anggota
e. Koperasi selalu memperhatikan usaha kesejahteraan masyarakat sekitarnya
f. Modal koperasi diperoleh dari simpanan setiap anggotanya
G. TUJUAN, JENIS DAN FUNGSI KOPERASI
1. TUJUAN KOPERASI
Prof. William F. Glueck, menjelaskan 4 alasan mengapa perusahaan harus
mempunyai tujuan.
a. Tujuan membantu mendefinisikan organisasi dalam lingkungannya.
b. Tujuan membantu mengkoordinasikan keputusan dan pengambilan
keputusan.
c. Tujuan menyediakan norma untuk menilai pelaksanaan presstasi
organisasi.
d. Tujuan merupakan sasaran yang lebih nyata daripada pernyataan misi.

2. JENIS-JENIS KOPERASI DI INDONESIA


Koperasi secara umum dapat dikelompokkan menjadi koperasi konsumen,
koperasi produsen dan koperasi kredit (jasa keuangan). Koperasi dapat pula
dikelompokkan berdasarkan sektor usahanya.
a. Koperasi simpan pinjam
b. Koperasi Konsumen
c. Koperasi Produsen
d. Koperasi pemasaran
e. Koperasi jasa
Keterangannya :
· Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang bergerak di bidang simpanan
dan pinjaman.
· Koperasi Konsumen adalah koperasi beranggotakan para konsumen dengan
menjalankan kegiatannya jual beli menjual barang konsumsi.
Koperasi Produsen adalah koperasi beranggotakan para pengusaha kecil
menengah(UKM) dengan menjalankan kegiatan pengadaan bahan baku dan
penolong untuk anggotanya.
· Koperasi Pemasaran adalah koperasi yang menjalankan kegiatan penjualan
produk/jasa koperasinya atau anggotanya.
· Koperasi Jasa adalah koperasi yang bergerak di bidang usaha jasa lainnya.

3. FUNGSI DAN PERAN KOPERASI


· Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi
anggotanya dan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi
sosialnya.
· Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
masyarakat.
· Memperkukuh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan perekonomian
nasional.
· Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional
yang merupakan usaha bersama atas dasar kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi.
E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KOPERASI INDONESIA
Secara umum koperasi merupakan badan usaha yang melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi sekarang sudah tidak
asing di telinga masyarakat Indonesia, sudah cukup banyak jenis-jenis
koperasi yang berdiri di Indonesia. Baik koperasi simpan pinjam, koperasi
konsumsi, koperasi produksi, dan lain sebagainya. Seiring berjalannya waktu,
koperasi di Indonesiapun semakin berkembang. Dari yang dulu bisa dihitung
menggunakan jari, sekarang sudah menjamur di berbagai daerah di
Indonesia. Karena banyak anggota koperasi yang mencapai taraf sejahtera,
karena memang itulah tujuan utama dari koperasi yakni mensejahterakan
anggotanya. Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan dalam
koperasi di Indonesia.

Hal-hal yang menjadi kelebihan koperasi di Indonesia adalah:


1. Bersifat terbuka dan sukarela.
2. Besarnya simpanan pokok dan simpanan wajib yang tidak memberatkan
anggota.
3. Setiap anggota memiliki hak suara yang sama, bukan berdasarkan besarnya
modal.
4. Bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota dan bukan sematamata
mencari keuntungan.

Hal-hal yang menjadi kelemahan koperasi di Indonesia adalah:


1. Koperasi sulit berkembang karena modal terbatas.
2. Kurang baiknya pengurus dalam mengelola koperasi.
3. Pengurus kadang-kadang tidak jujur.
4. Kurangnya kerja sama antara pengurus, pengawas dan anggotanya.
5. Belum adanya nama baik di mata masyarakat karena belum mampu
mengangkat masyarakat dari kemiskinan.

BAB III
PEMBAHASAN

1. Berikut adalah contoh pembuatan jurnal dalam sistem pemasukan dan


pengeluaran ekonomi koperasi.

A. CONTOH PEMBUATAN JURNAL UMUM PADA JURNAL EKONOMI


KOPERASI
Berikut ini adalah transaksi yang terjadi pada koperasi serba usaha “BIG
FAMILY” selama bulan Juni 2013 :
1 juni menerima modal awal sebesar Rp 10.000.000
2 juni menjual ATK sebesar Rp 1.200.000
4 juni membayar sewa gedung Rp 800.000
5 Juni membayar listrik Rp 300.000
10 Juni menjual SEMBAKO Rp 500.000
11 Juni membayar gaji karyawan Rp 3.000.000
14 Juni menerima jasa usaha Rp 500.000
21 Juni menjual komputer 1 unit Rp 2.000.000
22 Juni membayar iuran sampah Rp 200.000
25 Juni membayar tagihan telepon Rp 400.000
buatlah jurnal umum dari transaksi di atas

JURNAL UMUM
KOPERASI SERBA USAHA “BIG FAMILY”
PERIODE Juni 2014.
Tanggal
Uraian
Debet
Kredit
2014
Juni
01

02

04

05

10

11

14

21

22

25

Kas
Modal
Kas
Barang dagang (ATK)
Beban sewa
Kas
Beban listrik
Kas
Kas
Barang dagang (sembako)
Beban gaji
Kas
Kas
Pendapatan jasa
Kas
Peralatan kantor (komputer)
Beban sampah
Kas
Beban telepon
Kas
Rp 20.000.000

Rp 1.200.000

Rp 800.000

Rp 300.000

Rp 500.000

Rp 3.000.000

Rp 500.000

Rp 3.000.000

Rp 200.000

Rp 500.000

Rp 20.000.000

Rp 1.200.000

Rp 800.000

Rp 300.000

Rp 500.000

Rp 3.000.000

Rp 500.000

Rp 3.000.000

Rp 200.000
Rp 500.000

Jumlah
Rp 30.000.000
Rp 30.000.000

B. CONTOH PEMBUATAN NERACASALDO PADA JURNAL EKONOMI


KOPERASI
PT BIG FAMILY
NERACA SALDO
31 desember 2014
Nomor Akun
AKUN
NSS

D
K
1101
Kas
439.450.000

1102
Piutang dagang
187.000.000

1103
Sediaan produk jadi
146.800.000

1104
Sediaan barang dlam proses
44.100.000

1105
Sediaan bahan baku dan bahan pembantu
91.000.000

1106
Perlengkapan pabrik
1.700.000

1107
Perlengkapan kantor
6.700.000

1108
Asuransi dibayar dimuka
3.600.000

1201
Aktiva tetap
680.000.000

1202
Akumulasi penyusutan aktiva tetap

115.000.000
2101
Hutang dagang

58.000.000
2102
Hutang bank

55.000.000
2103
Hutang gaji dan upah

53.700.000
2104
Hutang lain-lain

500.000
3101
Modal saham

500.000.000
3102
Laba ditahan

50.000.000
4101
Penjualan

2.027.150.000
4201
Pendapatan bunga

8.300.000
5101
Harga pokok penjualan
1.064.800

5201
Gaji dan upah

5202
Beban gaji bag.penjualan
80.700.000

5203
Beban penjualan lain-lain
28.150.000

5204
Beban gaji bag.administrasi umum
66.600.000

5205
Beban adm. Umum lain-lain
18.650.000

5301
Beban bunga
8.400.000

6101
BDP- Biaya bahan baku

6102
BDP-Biaya tenaga kerja

6103
BDP-Biaya overhead pabrik

2.867.650.000
2.867.650.000
JURNAL 10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Tentang Koperasi
2.1.1. Pengertian Koperasi di Indonesia
Koperasi mengandung makna “kerja sama”. Koperasi (cooperative)
bersumber dari kata
co-operation
yang artinya “ kerja sama”. Koperasi berkenaan
dengan manusia sebagai individu dan dengan kehidupannya dalam masyarakat.
Manusia tidak dapat melakukan kerja sama sebagai satu unit, dia memerlukan orang
lain dalam suatu kerangka kerja sosial (Sitio dan Tamba, 2001).
Koperasi adalah suatu badan usaha bersama yang bergerak dalam bidang
perekonomian, beranggotakan mereka yang umumnya berekonomi lemah yang
bergabung secara sukarela dan atas dasar persamaan hak, berkewajiban melakukan
suatu usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan - kebutuhan para anggotanya
(Kartasapoetra, Bambang, Setiady, 1998).
Definisi koperasi menurut UU NO. 25/1992 koperasi adalah badan usaha
yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berdasarkan atas azas kekeluargaan. Arifinal Chaniago dalam Sitio dan Tamba
(2001) mendefinisikan koperasi sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan orang
- orang atau badan hukum, yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk
dan keluar, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk
mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya. Sehingga koperasi
memungkinkan beberapa orang atau badan dengan jalan bekerja sama atas dasar
sukarela menyelenggarakan suatu pekerjaan untuk memperbaiki kehidupan anggota -
anggotanya.
Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa koperasi
merupakan kumpulaan individu yang saling membutuhkan modal bertujuan untuk
mensejahterahkan anggota dan melaksanakan usaha berdasarkan pada prinsip - prinsip
koperasi berdasarkan atas azas kekeluargaan. Dalam koperasi terdapat unsur
kesukarelaan dan dengan bekerja sama serta menanamkan rasa kepercayaan manusia
akan lebih mudah mencapai apa yang diinginkan karena pendirian dari suatu koperasi
mempunyai pertimbangan - pertimbangan ekonomis.
Hanel (dalam Sukamdiyo, 1996) mengemukakan bahwa organisasi koperasi
merupakan suatu sistem sosioekonomi. Maka agar dapat dipenuhi sebagai
koperasiharus dipenuhi 4 kriteria berikut (definisi Nominalis):
a. Kelompok koperasi: adalah kelompok individu yang sekurang -
kurangnyamempunyai kepentingan yang sama (tujuan yang sama).
b. Swadaya kelompok koperasi: kelompok individu yang mewujudkan
tujuannya melalui suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama - sama.
c. Perusahaan koperasi: dalam melakukan kegiatan bersama, dibentuk suatu
wadah yaitu perusahaan koperasi yang dimilikidan dikelola secara bersama
untuk mencapai tujuan yang sama.
d. Promosi anggota: perusahaan koperasi yang terdapat dalam organisasi
tersebut, mempunyai tugas sebagai penunjang untuk meningkatkan kegiatan
ekonomi.
Dari beberapa rumusan pengertian koperasi di atas dapat disimpulkan bahwa
tiap - tiap koperasi mempunyai cirri - ciri sebagai berikut:
a. Adanya sekelompok orang yang berke pentingan ekonomis yang
sama.
b. Memiliki dan membangun satu usaha bersama.
c. Memiliki motivasi kuat untuk dapat berdikari sebagai kekuatan utama
dari kelompok.
d. Kepentingan bersama yang merupakan cerminan dari kepentingan
individu atau anggota adalah tujuan utama usaha bersama mereka.
(Sudarsono dan Edilius, 2002).
2.1.2. Tujuan Koperasi

Dalam UU. No 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pas


al 3 disebutkan
bahwa, koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional,
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan
Pancasila dan Undang - Undang Dasar 1945. Koperasi Indonesia di dalam Pancasila
tidak bertujuan untuk mengadakan persaingan, akan tetapi harus mengadakan kerja
sama dengan siapa pun dengan pihak mana pun juga.
Sitio dan Tamba (2001) berpendapat bahwa dalam tujuan tersebut dikatakan
bahwa, koperasi memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya. Pernyataan ini mengandung arti bahwa, meningkatkan kesejahteraan
anggota adalah menjadi program utama koperasi melalui pelayanan usaha. Jadi,
pelayanan anggota merupakan prioritas utama dibandingkan dengan masyarakat
umum. Sedangkan (Kartasapoetra, Bambang, Setiady, 1998) menyatakan bahwa
tujuan koperasi itu bukan semata - mata untuk mengejar keuntungan, tetapi yang
utama ialah memberikan jasa - jasa agar para anggotanya bersemangat dan bergairah
kerja, sehingga tercapai peningkatan pendapatannya.
Koperasi Indonesia merupakan perkumpulan orang - orang yang miskin dan
lemah ekonominya yang bertujuan untuk memperbaiki nasib dan meningkatkan taraf
hidupserta kesejahteraan anggota - anggotanya. Tujuan koperasi Indonesia yang lebih
jauh dan lebih luhur adalah mencapai serta mewujudkan masyarakat Indonesia yang
adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang - Undang Dasar 1945 (Sagimun,
1985).
Dari beberapa pendapat tentang tujuan koperasi di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa tujuan koperasi adalah untuk mensejahterahkan anggotanya dan
mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur serta tidak mencari keuntungan, tetapi
memberikan layanan yang terbaik bagi para anggotanya. Koperasi Indonesia juga
bertujuan untuk memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya.
2.1.3. Landasan Koperasi
Untuk mendirikan koperasi yang kokoh perlu adanya la
ndasan tertentu.
Landasan ini merupakan suatu dasar tempat berpijak yang memungkinkan
koperasi untuk tumbuh dan berdiri kokoh serta berkembang dalam pelaksanaan usaha
- usahanya untuk mencapai tujuan dan cita - citanya. Tentang landasan - landasan
koperasi dapat terbagi atas:
a.Landasan Idiil Koperasi Indonesia
Landasan idiil koperasi adalah dasar atau landasan yang digunakan
dalam usaha untuk mencapai cita - cita koperasi. Koperasi sebagai kumpulan
sekelompok orang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota.
Gerakan Koperasi sebagai organisasi ekonomi rakyat yang hak hidupnya
dijamin oleh UUD 1945 akan bertujuan untuk mencapai masyarakat adil dan
makmur.
b.Landasan Strukturil dan Gerak Koperasi Indonesia
Landasan strukturil Koperasi adalah tempat berpijak Koperasi dalam
susunan hidup bermasyarakat. Tata kehidupan di dalam suatu negara diatur
dalam Undang - Undang Dasar. Di Indonesia berlaku Undang - Undang
Dasar 1945 yang merupakan ketentuan atau tata tertib dasar yang mengatur
terselenggaranya falsafah hidup dan moral cita -cita suatu bangsa dan karena
Koperasi di Indonesia adalah Undang - Undang Dasar 1945. Dalam
kehidupan masyrakat Indonesia, salah satu bagian terpenting adalah
kehidupan ekonomi yaitu segala kegiatan dan usaha untuk mengatur dan
mencapai atau memenuhi kebutuhan dan keperluan hidup.
c.Landasan Mental Koperasi Indonesia
Landasan Mental Koperasi Indonesia adalah setia kawan dan
kesadaran berpribadi. Rasa setia telah ada dalam masyarakat Indonesia sejak
dulu dan merupakan sifat asli bangsa Indonesia. Sifat ini tercermin dalam
bentuk perbuatan dan tingkah laku yang nyata sebagai kegiatan gotong
royong. Tetapi landasan setia kawan saja hanya dapat memelihara
persekutuan dalam masyarakat yang statis bukan dinamis dan karenanya
tidak dapat mendorong kemajuan. Oleh sebab itu rasa setia kawan haruslah disertai
dengan kesadaran harga diri berpribadi, keinsafan akan harga diri sendiri dan
kemakmuran. Oleh karena itu dalam Koperasi harus tergabung ke dua landasan mental
di atas, yaitu setia kawan dan kesadaran berpribadi sebagai dua unsur yang dorong -
mendorong, hidup - menghidupi dan awas -mengawasi (Anoraga dan Widiyanti,
2003).

2.1.4. Prinsip - prinsip Koperasi


Sitio dan Tamba (2001) mengemukakan bahwa prinsip -
prinsip koperasi (cooperative principles) adalah ketentuan - ketentuan pokokyang
berlaku dalam koperasi dan dijadikan sebagai pedoman kerja koperasi. Lebih jauh,
prinsip - prinsip tersebut merupakan “ rules of the game” dalam kehidupan koperasi.
Pada dasarnya, prinsip - prinsip koperasi sekaligus merupakan jati diri atau ciri khas
koperasi tersebut. Adanya prinsip koperasi ini menjadikan watak koperasi sebagai
badan usaha berbeda dengan badan usaha lain. Menurut Lancashire (Ropke, 2003)
menyatakan bahwa serangkaian prinsip yang sering dikemukakan adalah tujuh prinsip
koperasi yang dikembangkan oleh koperasi modern pertama yang didirikan tahun
1844. Prinsip - prinsip tersebut masih menjadi dasar gerakan koperasi internasional,
yaitu:
a. Keanggotaan terbuka (open membership).
b. Satu anggota, satu suara (one member, one vote).
c. Pengembalian (bunga) yang terbatas atas modal (limited return on capital).
d. Alokasi Sisa Hasil Usaha sebanding dengan transaksi yang dilakukan anggota
(allocation of surplus in proportion to memb er transactions).
e. Penjualan tunai (cash trading).
f. Menekankan pada unsur pendidikan (stress on education).
g. Netral dalam hal agama dan politik
(religious and political neutrality).

2.1.5. Fungsi dan Peran Koperasi


Dalam UU No. 25 Tahun 1992 pasal 4 bahwa fungsi danperan koperasi
adalah:
a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat.
c. Memperkukuh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasioanl dengan koperasi sebagai saka gurunya.
d. Mewujudakan dan mengembangkan perekonomian nasioanl, yang merupakan usaha
bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. (Feryanto,
2011).

2.1.6. Perangkat Organisasi Koperasi


Dalam UU No. 25 Tahun 1992 pasal 21 perangkat organi
sasi koperasi terdiri
dari: Rapat Aanggota, Pengurus, dan Pengawas.
a. Rapat anggota
Rapat anggota atau RAT, secara normal diselenggarakan satu tahun sekali
atau selambat - lambatnya tiga bulan setelah tutup buku pada tahun yang
bersangkutan. Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi pada organisasi
koperasi yang dapat diwujudkan sebagai berikut:
1)Dalam Rapat Anggota, dipilih dan diberhentikan jabatan pengurus serta
Badan Pengawas.
2)Dalam Rapat Anggota, didengar laporan pengurus serta disahkan laporan
pertanggung jawaban pengurus.
3)Dalam Rapat Anggota, berbagai usul dan saran serta pendapat dari para
anggota dapat dikeluarkan secara adil sesuai haknya, yaitu anggota satu
suara.
4)Dalam Rapat Anggota, diputuskan rencana - rencana koperasi untuk periode yang
akan datang.
5)Dalam Rapat Anggota ini semua anggaran pendapatan dan biaya yang telah
disusun dimintakan juga persetujuan dari para anggota.
b. Pengurus Koperasi
Pengurus koperasi terdiri dari Ketua, Sekretaris, dan Bendahara serta
anggota yang dipilih oleh Rapat Anggota sesuai dengan anggran dasar koperasi.
Pengurus merupakan wakil para anggota yang memenuhi syarat dan kriteria tertentu
serta dipilih dan disahkan oleh Rapat Anggota. Pengurus berhak mewakili organisasi
di dalam dan di luar pengadilan bila terjadi suatu masalah.
c. Pengawas
Pengawas merupakan badan yang dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat
Anggota yang sesuai dengan bunyi Pasal 38 UU No. 25 Tahun 1992. Pengawas
bertugas melakukan pemeriksaan terhadap tata kehidupan koperasi termasuk
organisasi usaha, dan pelaksanaan kebijakan pengurus. Dalam melakukan tugas -
tugas tersebut pengawas menyusun laporan tertulis tentang hasil pemeriksaannya yang
akan disampaikan ke RAT. Karena dia berwenang untuk meneliti catatan serta
menguji kebenaran harta, hak, dan kewajiban yang dimiliki koperasi, maka jabatan ini
tidak boleh dirangkap, apalagi oleh pengurus.

2.2. Keberhasilan Usaha Koperasi

.2.1. Pengertian Keberhasilan Usaha Koperasi


Menurut Thoby (1992) pertumbuhan (keberhasilan) usah
a dilihat sebagai usaha peningkatan dalam kuantitas asset usaha, jasa, pendapatan,
SHU, simpan pinjam, kekayaan, dan modal sendiri. Sedangkan menurut Sitio dan
Tamba (2001) keberhasilan koperasi secara umum merupakan variabel kinerja
koperasi yang diukur untuk melihat perkembangan atau pertumbuhan (growth)
koperasi di
Indonesia terdiri dari kelembagaan (jumlah koperasi per propinsi, jumlah koperasi per
jenis/kelompok koperasi, jumlah koperasi aktif dan nonaktif), keanggotaan, volume
usaha, permodalan, aset, dan sisa hasil usaha.
Untuk koperasi di Indonesia, lapangan usaha koperasi telah ditetapkan pada
UU No.25 tahun 1992, pasal 43 yaitu:
1.Usaha koperasi adalah usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan
anggota untuk meningkatkan bisnis dan kesejahteraan anggota. Pengelolaan
usaha koperasi harus dilakukan secara produktif, efektif dan efisien.
2.Kelebihan kemampuan pelayanan koperasi dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat yang bukan anggota koperasi.
3.Koperasi menjalankan kegiatan usaha dan berperan utama di segala bidang
kehidupan ekonomi rakyat.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan usaha
adalah suatu kegiatan dengan mengerahkan tenaga dan pikiran agar terjadi
perubahan yang lebih baik untuk bertambah maju dari berbagai hal sesuai
dengan tujuan yang ditetapkan. Usaha pada koperasi adalah usaha yang
berkaitan langsung dengan kepentingan anggota untuk meningkatkan
kesejahteraan anggota.
2.2.2. Kriteria Keberhasilan Koperasi
Kriteria Keberhasilan Koperasi menurut Sitio dan Tam
ba (2001) berupa:
a.Mempunyai tujuan yaitu mensejahterahkan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya.
b.Diukur dari peningkatan kesejahteraan anggota. Kesejahteraan bermakna
sangat luas dan juga sangat relatif, karena ukuran sejahtera bagi seseorang
dapat berbeda satu sama lain.
c.Mudah diukur dalam meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi
anggotanya, apabila aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh anggota
dilakukan melalui koperasi, sehingga peningkatan kesejahteraannya akan
lebih mudah diukur. Sedangkan menurut (Kartasapoetra, Bambang, Setiady,
1998) kriteria keberhasilan usaha adalah sebagai berikut:
a.Setiap anggotanya selalu tertarik atau selalu mempunyai gairah terhadap
koperasinya, yaitu dengan mewujudkan suatu iklim yang dapat
membangkitkan perasaan para anggotanya bahwa ko perasi miliknya yang
harus dipelihara, dibina, dipupuk, dikembangkan, dan dipertahankan agar
dapat meningkatkan usaha - usahanya sehingga berkemampuan
meningkatkan kesejahteraan hidup para anggotanya.
b.Program kerja yang disusun oleh pengurus berdasarkan kebijaksanaan atau
kemufakatan yang lahir dari hasil musyawarah para pemilik koperasi
tersebut, merupakan program kerja yang dapat dijalankan oleh apara
anggotnya dengan penuh kesukaan hati, penuh kegairahan, sehingga sasaran
– sasarannya dapat tercapai dengan penuh keberhasilan.

2.2.3. Tujuan Usaha Koperasi


Menurut Skinner dalam bukunya Anoraga dan Sudantoko
(2002) tujuan dari usaha adalah:
a. Keuntungan
Keuntungan merupakan selisih antara pendapatan (penghasilan) dengan
pengeluaran (biaya - biaya). Dengan kata lain selisih antara harga jual dengan biaya
produksi dan penjualan produk termasuk pajak.
b.Mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan
Mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan merupakan tujuan yang
wajar, karena tujuan yang lain dapat dicapai hanya bila bisnis tetap bertahan hidup.
c. Pertumbuhan perusahaan
Pertumbuhan merupakan tujuan karena usaha tidak dapat tetap seperti
semula adanya. Seperti manusia, usahapun perlu bertumbuh. Peningkatan market
share, pengembangan pribadi dan individu, dan peningkatan produktivitas
merupakan tujuan pertumbuhan yang penting.
d.Tanggung jawab sosial
koperasi sebagai pemenuhan kebutuhan ekonomi anggota. Kegiatan pelayanan ini
tentu sekaligus diharapkan dapat menjadi sumber keuntungan bagi perusahaan
koperasi (Sitio dan Tamba, 2001). Selanjutnya semakin banyak hubungan ekonomis
antara anggota dengan koperasi, semakin besar kemungkinan berkembangnya
koperasi.
Sitio dan Tamba (2001) mengemukakan bahwa keberhasilan koperasi secara
umum merupakan variabel kinerja koperasi yang diukur untuk melihat
perkembangan atau pertumbuhan (growth) koperasi di Indonesia terdiri dari
kelembagaan (jumlah koperasi per propinsi, jumlah koperasi per jenis / kelompok
koperasi, jumlah koperasi aktif dan nonaktif), keanggotaan, volume usaha,
permodalan, aset dan sisa hasil usaha.
Keberhasilan koperasi credit union ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor-
faktor tersebut antara lain:
1.Koperasi eksis jika terdapat kebutuhan kolektif untuk memperbaiki ekonomi
secara umum.
2.Koperasi akan berkembang jika ada kebebasan dan otonomi dalam
berorganisasi.
3.Keberadaan koperasi ditentukan oleh proses pengembangan pemahaman
nilai-nilai koperasi.
4.Peran dan manfaat koperasi akan semakin dirasakan bagi anggota dan
masyarakat jika terdapat kesadaran serta keanggotaan yang jelas.
5.Koperasi akan eksis jika mampu mengembangkan kegiatan usaha yang;
a.Luwes atau sesuai dengan kepentingan anggota.
b.Berorentasi pada pemberian pelayanan bagi anggota.
c.Berkembang sejalan dengan perkembangan usaha anggota.
d.Efisien, atau biaya transaksi antara koperasi dan anggota mampu ditekan
lebih kecil dari biaya transaksi nonkoperasi, dan
e.Mampu mengembangkan modal yang ada dalam kegiatan koperasi dan
anggota sendiri.
6.Keberadaan koperasi akan sangat ditentukan oleh kesesuaian faktor-faktor
tersebut dengan karateristik masyarakat atau anggotanya (Krisnamurti, 1998).

2.3. Penelitian Terdahulu


Berbagai penelitian dalam bidang koperasi telah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya. Salah satunya adalah penelitian Ketaren (2006) melakukan penelitian
dengan judul Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Koperasi Credit
Uniondalam Pemberdayaan Masyarakat (studi kasus: Koperasi Credit
UnionPartisipasi Sukamakmur Kecamatan Sibolangit, Kab. Deli Serdang). Penelitian
ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan koperasi
Credit Union. Penelitian dilakukan dengan menggunakan model analisa deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Teknik pengumpulan data adalah dengan
kuesioner dan wawancara. Populasi penelitian adalah seluruh anggota koperasi Credit
Unionyang berjumlah 204 orang. Sedangkan sampel diambil lima
puluh persen dari jumlah anggota yang meminjam kepada koperasi
Credit Unionyaitu 40 orang. Dari sampel yang ada, dipilih informan yang mempunyai
pengetahuan secara mendalam tentang masalah yang diteliti sebanyak 5 orang. Hasil
penelitian menunjukan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan koperasi Credit
Union Partisipasi Sukamakmur dalam pemberdayaan masyarakat (anggotanya) adalah
tentang pendapatan responden sisa hasil usaha (SHU) rata-rata (89,65%) (cukup
tinggi),partisipasi anggota rata-rata (75,3%) (cukup tinggi), kepemimpinan pengurus
rata-rata ( 85 %) (cukup tinggi), tentang pendidikan rata-rata (76,78%) berikut
administrasi/pelayanan manajemen Koperasi
Credit Unionrata-rata (77,28%) (cukup tinggi). Pemberdayaan masyarakat melalui
Koperasi Credit Union Partisipasi Sukamakmur dilakukan melalui pembimbingan
rutin rata-rata (91,55%). Barombo, Asrori, Donatianus (2012) melakukan penelitian
dengan judul Pemberdayaan Masyarakat Melalui Koperasi Credit Union(CU) ( studi
pada CU. Khatulistiwa Bakti Pontianak). Penelitian bertujuan: pertama untuk
mediskripsikan model pemeberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Credit Union,
kedua untuk
mengetahui produk-produk yang diberikan kepada para anggotanya.Penelitian
dilakukan dengan menggunakan model analisa deskriptif. Subjek penelitian ini adalah
: Para Pengurus Koperasi Credit UnionKhatulistiwa Bhakti sebanyak 3 orang,
Anggota Koperasi Credit Union Khatulistiwa Bhakti sebanyak 15 orang dan
Dinas/Instansi Pembinan Koperasi Credit Union Khatulistiwa Bhakti. Teknik
pengumpulan data dengan wawancara dan observasi partisipasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Credit Union(CU) sebagai suatu lembaga masyarakat, dalam
kegiatannya secara tidak langsung menerapkan proses pemberdayaan masyarakat
karena koperasi CU mewadahi masyarakat dalam hal pengembangan ekonomi dan
sosial. Selain itu pula dengan peningkatan kesejahteraan / pendapatan maka terjadi
pula perubahan nilai kehidupan sosial di tengah masyarakat. Yulinda (2003)
melakukan penelitian dengan judul Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Credit
Uniondalam Meningkatkan Pembangunan Ekonomi Wilayah Pedesaan di Kabupaten
Deli Serdang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keragaan CU yang
diteliti, partisipasi anggota menabung dan meminjam yang dipengaruhi oleh
karakteristik anggota terhadap keberhasilan Credit
Union (CU) dan untuk mengetahui hubungan karakteristik anggota dengan
keberhasilan CU serta perbandingan alokasi penggunaan pinjaman untuk kegiatan
produktif dan kesejahteraan. Penelitian digunakan dengan model analisa deskriptif dan
analisis regresi linear berganda . Teknik pengumpulan data dengan kuesioner dan
wawancara. Populasi penelitian dari 19 CU dipilih CU secara “purposive” dengan
mempertimbangkan rata-rata simpanan anggota CU (jumlah simpanan dibagi jumlah
anggota) yaitu CU termasuk kriteria diatas rata-rata (CU Sisampat – Sampaten) dan
CU lain yang termasuk kriteria simpanan sedang (CU Sangap Encari) dan CU kriteria
simpanan dibawah rata-rata. Dan masing-masing CU diambil 14 orang, 28 orang dan
10 orang dengan metode acak sederhana sehingga jumlah responden 52 orang dari 3
unit CU. Untuk mengetahui hubungan dan pengaruh variabel yang diteliti digunakan
korelasi rank spearman. Hasil Analisis Partisipasi anggota cukup tinggi untuk
mendukung keberhasilan CU berkembang hal ini didukung dengan sebagian kecil
kredit yang disalurkan pada anggota (76,29%) digunakan utuk kegiatan produktif dan
sisanya (23,08%) digunakan untuk kesejahteraan. Tapi walaupun demikian masih
terdapat kelemahan-kelemahan pada anggota seperti pendidikan, pendapatan dan
kesadaran anggota berkoperasi masih rendah. Kahasan (2009) melakukan penelitian
dengan judul Pengaruh Partisipasi Anggota dan Lingkungan Usaha Terhadap
Keberhasilan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Kapas Kecamatan
Susukan Kabupaten Banjarnegara). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh dan seberapa besar pengaruh partisipasi anggota dan lingkungan bisnis
terhadap keberhasilan " KPRI Kapas " Banjarnegara . Penelitian dilakukan dengan
menggunakan model analisa deskriptif dan analisis regresi berganda. Teknik
pengumpulan data adalah dengan metode angket, dokumentasi dan wawancara. Hasil
penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh signifikan dari partisipasi anggota
terhadap keberhasilan koperasi dan lingkungan usaha terhadap keberhasilan secara
parsial terbukti dari hasil uji t yang memiliki harga signifikansi lebih kecil dari taraf
nyata 0,05 maupun secara bersama-sama yang dibuktikan dari uji F yang memperoleh
harga signifikansi kurang dari taraf nyata 0,05. Amelia (2000) melakukan penelitian
dengan judul Peranan Aktivitas Credit Union (CU) dalam Pemberdayaan Ekonomi
Rakyat. Penelitian dilaksanakan pada 3 CU di Kabupaten Karo yakni CU
RasMalern/Kecamatan Barusajahe, Sangap Encari / Kecamatan Mardingding dan
Rehulina / Kecamatan Kabanjahe. Penelitian ini bertujuan untuk melihat terdapat
peningkatan simpanan dan pinjaman anggota Credit Union, terdapat hubungan antara
frekuensi mengikuti pendidikan non formal dan tingkat keberhasilan usaha anggota
CU, terdapat perbedaan penggunaan kredit untuk kegiatan produktif dan non produktif
anggota CU, dan terdapat peranan aktifitas CU dalam pemberdayaan ekonomi rakyat.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan model analisis deskriptif dilanjutkan
dengan analisis statistic uji beda rata-rata (Z-test) dan analisis korelasi Range
Spearman. Teknik pengumpulan data adalah dengan wawancara dan kuesioner. Hasil
penelitian menunjukan aktivitas kinerja Credit Unionmeberikan dampak terhadap
pemberdayaan masyarakat ; parameter kinerja usaha dan pencurahan tenaga kerja
sudah menunjukan adanya suatu peningkatan sedangkan dari sisi kemitraan belum
menunjukan perubahan yang berarti.

Anda mungkin juga menyukai