Anda di halaman 1dari 7

Gerakan dan Tantangan Pengembangan Koperasi

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan YME atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Ekonomi Koperasi yang membahas
tentang Perkembangan dan Tantangan Koperasi. Makalah ini disusun untuk
melengkapi tugas mata kuliah yang diampu oleh Fivien Muslihatinningsih S.E., M.Si.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena
itu penulis sampaikan terima kasih kepada:
1. Fivien Muslihatinningsih S.E., M.Si. selaku dosen Pengampu mata kuliah
2. Seluruh anggota kelompok yang berpartisipasi dalam penyelesaian makalah
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya, penulis berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat.

Jember, 30 Mei 2016

Penyusun
Bab I Pendahuluan
A. Latar belakang
Koperasi sebagai suatu gerakan ekonomi artinya koperasi dalam us aha
untuk mewujudkan kemakmuran ekonomi anggota dan masyarakat pada umumnya harus
terusbergerak maju sesuai dengan dinamika perubahan ekonomi global. Untuk itu
koperasidituntut s ecara terus -menerus untuk menjalin kerjas ama atau
membentuk w adah organisasi koperasi baik sesuai dengan bidang usahanya maupun
secara umum.Wadah gabungan gerakan koperasi tersebut bisa bersifat
internasional, regional,maupun nasional dan lokal. Tujuan dibentuknya wadah
untuk bergabung koperasi iniadalah agar koperasi menjadi organisasi yang besar dan
mampu bersaing dengan bentukusaha lainnya, dan yang tidak kalah penting adalah
mampu mensejahterakan anggotanyadan masyarakat pada umumnya.
Bab II pembahasan
B.Gerakan Koperasi
Sebagai bentuk perusahaan, koperasi dengan sadar mengemban nilai-nilai
tertentusebagai norma usahanya. Berdasarkan prinsip-prinsip koperasi tersebut, jelaslah
bahwakoperasi pada dasarnya adalah suatu bentuk perusahaan yang menjunjung
tinggi nilai-nilai kebersamaan, keadilan, dan demokrasi.Selain sebagai suatu bentuk
perusahaan, koperasi pada dasarnya adalah suatu gerakan.Yaitu gerakan ekonomi rakyat
yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil,makmur, dan
berkesinambungan, baik dalam lingkup nasional maupun
lingkunganinternasional. Untuk lebih jelasnya gerakan dan tantangan koperasi akan
dibahas lebihrinci sebagai berikut.
1.International Cooperative Alliance (ICA)
International Cooperative Alliance atau disingkat ICA, dibentuk pada KongresKoperasi
sedunia tahun 1895 di London. Negara-negara yang mempelopori berdirinyalembaga
gerakan koperasi dunia ini adalah: Inggris, Australia, Belgia, Perancis, Jerman,
Belanda, Italia, Swiss, dan Rumania. ICA melanjutkan kerja para pelopor Rochdale,
sesuai dengan prinsip-prinsipnya, berusaha dengan metode-metodenya sendiri, untuk
menggantikan sistem yang semata-mata mencari keuntungan dengan suatu sistem
koperasi yang diorganisasikan untuk kepentingan seluruh masyarakat danberdasarkan saling
bantu-membantu.
2.ASEAN Cooperative Organization (ACO)
Atas prakarsa Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN), pada tahun 1977 (5-7Desember)
telah diselenggarakan Konferensi pertama koperasi negara-negara ASEANdi Jakarta dan
telah ditanda tangani oleh wakil gerakan koperasi Indonesia, Malaysia,Filipina, Singapura
dan Thailand tanggal 6 Desember 1977 di Jakarta.Konferensi tersebut telah berhasil
mengambil dua keputusan penting yaitu :
1.Membuat pernyataan bersama wakil-wakil gerakan koperasi negara-
negaraA S E A N ( J o i n t D e c l a r a t i o n o f R e p r e s e n t a t i v e s o f A S E A N
C o o p e r a t i v e Movements)
2.Membentuk organisasi koperasi ASEAN (Asean Cooperative
Organization) disingkat ACO
Gerakan Koperasi di Indonesia
Koperasi diperkenalkan di Indonesia oleh R. Aria Wiriatmadja di Purwokerto, Jawa Tengah
pada tahun 1896. Dia mendirikan koperasi kredit dengan tujuan membantu rakyatnya yang
terjerat hutang dengan rentenir. Koperasi tersebut lalu berkembang pesat dan akhirnya ditiru
oleh Boedi Oetomo dan SDI.
Belanda yang khawatir koperasi akan dijadikan tempat pusat perlawanan, mengeluarkan UU
no. 431 tahun 19 yang isinya yaitu :
1. Harus membayar minimal 50 gulden untuk mendirikan koperasi
2. Sistem usaha harus menyerupai sistem di Eropa
3. Harus mendapat persetujuan dari Gubernur Jendral
4. Proposal pengajuan harus berbahasa Belanda
Hal ini menyebabkan koperasi yang ada saat itu berjatuhan karena tidak mendapatkan izin
Koperasi dari Belanda. Namun setelah para tokoh Indonesia mengajukan protes, Belanda
akhirnya mengeluarkan UU no. 91 pada tahun 1927, yang isinya lebih ringan dari UU no. 431
seperti :
1. Hanya membayar 3 gulden untuk materai
2. Bisa menggunakan bahasa daerah
3. Hukum dagang sesuai daerah masing-masing
4. Perizinan bisa didaerah setempat
Koperasi menjamur kembali hingga pada tahun 1933 keluar UU yang mirip UU no. 431
sehingga mematikan usaha koperasi untuk yang kedua kalinya. Pada tahun 1942 Jepang
menduduki Indonesia. Jepang lalu mendirikan Koperasi Kumiyai. Awalnya koperasi ini
berjalan mulus. Namun fungsinya berubah drastis dan menjadi alat jepang untuk mengeruk
keuntungan, dan menyengsarakan rakyat.
Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 12 Juli 1947, pergerakan koperasi di Indonesia
mengadakan Kongres Koperasi yang pertama di Tasikmalaya. Hari ini kemudian ditetapkan
sebagai Hari Koperasi Indonesia.

HUBUNGAN GERAKAN KOPERASI INDONESIA DENGAN KOPERASI LUAR


NEGERI
Pada tahun 1958 DEWAN KOPERASI INDONESIA dengan resmi diterima menjadi anggota
ICA. Dengan demikian telah terbuka hubungan langsung dengan gerakan koperasi di luar
negeri dan sebagai anggota ICA dengan sendirinya duduk dalam Dewan Pimpinan Paripurna
ICA di London serta menghadiri kongres-kongresnya sekali dalam setahun. DEKOPIN juga
duduk sebagai anggota dalam Dewan Penasehat untuk kantor ICA dan pusat pendidikan di
New Delhi yang mengadakan sidangnya setiap tahun dengan berpindah-pindah tempat dari
satu Negara ke Negara lain.
Pada tahun 1974 telah didirikan suatu badan organisasi yang diberi nama Coperative Trading
Organization (ICTO) yang berkedudukan di Singapura. ICTO dimaksudkan sebagai suatu
badan perantara perdagangan koperasi untuk pasar Asia, Eropa, dan Afrika. Di bidang
perbankan telah dimulai merintis pembentukan suatu Bank Pembangunan Koperasi Asia
(Asian Cooperative Development Bank).
DEKOPIN juga menghadiri pertemuan-pertemuan tingkat tinggi mengenai masalah
Perkoperasian, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan Pemerintah Indonesia
yang dalam hal ini diwakili oleh Direktorat Jenderal Koperasi dan Departemen yang
membina perkoperasian.

HUBUNGAN DEKOPIN DENGAN KOPERASI-KOPERASI LUAR NEGERI


Setelah DEKOPIN menjadi anggota ICA, maka hubungan dengan koperasi-koperasi di luar
negeri dapat dilakukan secara langsung dan tidak dapat di lepaskan dari kepentingan dari
gerakan koperasi Nasional sendiri. Terutama dalam usaha meningkatkan koperasi di
Indonesia untuk mencapai tujuannya. Dengan kata lain, hubungan dengan luar negeri ini
memberi kesempatan yang luas untuk memperoleh bantuan tenaga-tenaga ahli dan tawaran
untuk mengikuti latihan-latihan di bidang pengkoperasian.
DEKOPIN sebagai puncak organisasi kesatuan Koperasi untuk Indonesia mengadakan
hubungan-hubungan dengan gerakan Koperasi Luar Negeri selain untuk memelihara
solidaritas koperasi antar bangsa adalah juga meningkatkan kemampuannya serta
ketrampilannya un tuk mencapai tujuannya demi kepentingan Nasional Indonesia. Hubungan
Internasional ini sesuai dengan politik bebas dan aktif pemerintah Republik Indonesia.

Adapun Sikap dan kebijakan Pemerintah terhadap Koperasi :

1. Antagonism (antipasti)

Pada mulanya timbul gerakan Koperasi di negara-negara, pemerintah pada waktu itu
memperlihatkan sikap merintangi atau melakukan pengawasan yang keras terhadap
koperasi.Sikap-sikap tersebut ditunjukkan dengan sistem perpajakan yang tidak adil,
peraturan-peraturan atau undang- undang yang mencegah atau menyulitkan dalam hal
menjalankan teknik ke- koperasian.Di negara-negara totaliter terlihat pengawasan Pemerintah
yang berlebihan terhadap gerakan Koperasi.Pemerintah memberikan aturan yang sangat sulit
untuk dipenuhi oleh rakyat dengan bayaran pajak yang tinggi ataupun birokrasi administrasi
yang berbelit-belit.Hal ini pernah terjadi di Indonesia pada masa penjajahan Belanda.
Pemerintahan Belanda berupaya menghalangi pembentukan koperasi karena khawatir akan
menjadi kekuatan yang dapat melawan pemerintahan Belanda.

2. Indiference (Netral)

Sikap pemerintah yang memperlakukan koperasi sama dengan berbagai bentuk badan usaha
lain. Sikap acuh tak acuh atau tidak memperhatikan ternyata dari tidak adanya peraturan-
peraturan yang memungkinkan koperasi bekerja secara wajar.Sikap pemerintah tersebut
sepertinya tidak menggambarkan sikap menghalangi gerakan, tetapi tidak pula mengerti
bahwa gerakan koperasi itu merupakan bagian yang dinamis dalam perekonomian serta sosial
negara-negara dan negara berlaku seolah-olah gerakan ini tidak ada.Sikap ini sering muncul
di negara-negara Eropa dimana koperasi baru lahir.

5. Sikap pemerintah yang acuh tak acuh (indifference), biasanya terjadi pada saat
koperasi baru berdiri pada negara atau daerah yang menganut otonomi
daerah.Pemerintahannya tidak memberikan perhatian ataupun layanan yang memadai
terhadap koperasi.Sehingga koperasi yang ada seakan-akan ada dan tiada.

3. Over Sympaty (terlalu simpati)

Sikap pemerintah yang memanjakan atau membantu berlebihan terhadap koperasi.Ada


beberapa negara yang memberikan perhatian sangat besar terhadap gerakan
koperasi.Pemerintah ingin sekali menjalankan segala sesuatu sedapat- dapatnya bahkan
memberikan bantuan yang berlebih-lebihan untuk gerakan koperasi.Semua itu dilakukan
karena sistem koperasi dianggap sebagai organisasi rakyat yang baik dan tepat untuk
mengadakan perbaikan ekonomi dan sosial masyarakat di negara-negara bersangkutan.Wujud
sikap over sympaty ini ialah memberikan dorongan secara aktif untuk pembentukan koperasi-
koperasi secara cepat.Namun hal ini justru merugikan koperasi itu sendiri karena
kelangsungan hidupnya tergantung oleh bantuan pemerintah.Dalam perkembangan
perkoperasian ini, Indonesia pernah mendapatkan sikap tersebut yaitu pada saat koperasi
terlahir.Berdirinya koperasi mendapatkan dorongan dari Pemerintah yaitu dengan
memberikan bantuan tenaga atau modal.

4. Wheel Balance (Simpati)

Sikap ideal (well balanced), pemerintah memberikan bantuan yang wajar sesuai dalam batas
dan prinsip koperasi.Pemerintah tidak memanjakan koperasi, sehingga koperasi dapat
berkembang dengan baik dan mampu mandiri pada akhirnya.Koperasi yang tumbuh dan
berkembang seiring dengan kemajuan kinerja yang semakin baik tidak terlepas dari sikap dan
kebijakan pemerintah yang menggambarkan sikap yang berbeda dengan tindakan negara
lainnya.Pertumbuhan gerakan koperasi ditentukan oleh sikap yang diperlihatkan pemerintah
terhadap koperasi.Sikap-sikap pemerintah terhadap setiap koperasi berbeda-beda sesuai
dengan kondisi koperasi tersebut.Sikap pemerintah dapat bersifat berlawanan, acuh tak acuh,
simpati berlebihan dan seimbang.Sikap ini tergantung dari kondisi koperasi. Pada umumnya
sikap pemerintah terhadap koperasi yang diterapkan di Indonesia adalah sikap over sympathy
dan well balance . Kedua sikap tersebutlah yang mendasari perkembangan dan pasang surut
koperasi sampai saat ini.Pada dasarnya pemerintah, berupaya untuk menumbuh kembangkan
koperasi menjadi alternatif gerakan kekuatan ekonomi rakyat.Oleh karena itu, perlu dipelajari
dan dipahami sikap dan kebijakan pemerintah mana yang paling cocok untuk diterapkan pada
Koperasi Indonesia untuk menghadapi gempuran globalisasi.
Bab terakhir
A Kesimpulan
Wadah gabungan gerakan koperasi bisa bersifat internasional, regional,maupun nasional dan
lokal. Sebagai bentuk perusahaan, koperasi dengan sadar mengemban nilai-nilai
tertentusebagai norma usahanya. Selain sebagai suatu bentuk perusahaan, koperasi pada
dasarnya adalah suatu gerakan.
Untuk lebih jelasnya gerakan dan tantangan koperasi akan dibahas lebihrinci sebagai berikut.
Cooperative Alliance International Cooperative Alliance atau disingkat ICA, dibentuk pada
KongresKoperasi sedunia tahun 1895 di London.
Koperasi diperkenalkan di Indonesia oleh R. Aria Wiriatmadja di Purwokerto, Jawa Tengah
pada tahun 1896. Koperasi tersebut lalu berkembang pesat dan akhirnya ditiru oleh Boedi
Oetomo dan SDI. Belanda yang khawatir koperasi akan dijadikan tempat pusat perlawanan,
mengeluarkan UU no.431.
Pada tahun 1958 DEWAN KOPERASI INDONESIA dengan resmi diterima menjadi anggota
ICA. DEKOPIN juga duduk sebagai anggota dalam Dewan Penasehat untuk kantor ICA dan
pusat pendidikan di New Delhi yang mengadakan sidangnya setiap tahun dengan berpindah-
pindah tempat dari satu Negara ke Negara lain.
Pada tahun 1974 telah didirikan suatu badan organisasi yang diberi nama Coperative Trading
Organization yang berkedudukan di Singapura. ICTO dimaksudkan sebagai suatu badan
perantara perdagangan koperasi untuk pasar Asia, Eropa, dan Afrika. Di bidang perbankan
telah dimulai merintis pembentukan suatu Bank Pembangunan Koperasi Asia .

B.SARAN
Semakin berkemmbangnya zaman harus membuat koperasi lebih tertantang
Untuk membenahi fasilitas dan sumber daya manusia serta manajemen lebih baik. Karena
kalau tidak koperasi akan terus meredup apalagi di jaman era globalisasi sekrang ini.
Dibuthkan juga sosialisasi dan pendidikan koperasi kepada masyarakat agar dapat melahirkan
kader-kader koperasi yang dapat diandalkan. Diharapkan juga kerja sama dari pemerintah dan
gerakan koperasi itu sendiri untuk dapat membuat koperasi menjadi lebih baik sehingga
koperasi dapat memenuhi kebutuhan masayarakat dan dapat mewujudkan kesejahtraan para
anggotanya dan juga masyarakat.

Daftar pustaka
“Gerakan Dan Tantangan Pengembangan Koperasi” di Scribd. Lihat:
https://www.scribd.com/doc/331720195

https://www.academia.edu/resource/work/6904459
http://capoecini.multiply.com/journal/item/48/HUBUNGAN-GERAKAN-KOPERASI-
INDONESIA-DENGAN-KOPERASI-INTERNASIONAL
http://rahmaniapw.tumblr.com/post/41511039943/hubungan-gerakan-koperasi-indonesia-
dengan
https://stie-igi.ac.id/wp-content/uploads/2020/06/IGI-MATERI-XIV-EK.KOP-
2020.docx#:~:text=Pada%20umumnya%20sikap%20pemerintah%20terhadap,surut
%20koperasi%20sampai%20saat%20ini.

Anda mungkin juga menyukai