Anda di halaman 1dari 42

I.

KONSEP, ALIRAN DAN SEJARAH KOPERASI


A. KONSEP KOPERASI
1) Koperasi Barat
Konsep koperasi barat adalah konsep yang menjelaskan bahwa
koperasi adalah organisasi swasta yang dibentuk secara sukarela oleh
orang-orang yang mempunyai persamaan kepentingan, untuk mengurusi
kepentingan para anggotanya serta menciptakan keuntungan timbal balik
bagi anggota koperasi maupun perusahaan koperasi
Unsur-unsur Positif Konsep Koperasi Barat:
Keinginan individu dapat dipuaskan dengan cara bekerjasama
antarsesama
anggota,
dg
saling
membantu
dan
saling
menguntungkan
Setiap individu dg tujuan yang sama dapat berpartisipasi untuk
mendapatkan keuntungan dan menanggung risiko bersama
Hasil berupa surplus/keuntungan didistribusikan kepada anggota
sesuai dengan metode yang telah disepakati
Keuntungan yang belum didistribusikan akan dimasukkan sebagai
cadangan koperasi
2) Koperasi Sosialis
Koperasi direncanakan dan dikendalikan oleh pemerintah dan
dibentuk dengan tujuan merasionalkan produksi, untuk menunjang
perencanaan nasional.
Menurut konsep ini, koperasi tidak berdiri sendiri tetapi merupakan
subsistem dari sistem sosialisme untuk mencapai tujuan-tujuan sistem
sosialis-komunis.
3) Koperasi Negara Berkembang
Menjelaskan bahwa koperasi ini sudah berkembang dengan ciri
sendiri, yaitu dominasi campur tangan pemerintah dalam pembinaan dan
pengembangan. Konsep ini juga menjelaskan tujuan koperasi dibentuk,
yaitu untuk meningkatkan kondisi sosial ekonomi anggotanya.

B. ALIRAN KOPERASI
Latar belakang timbulnya alliran koperasi :
Keterkaitan ideologi, sistem perekonomian, dan aliran koperasi

Keterkaitan tesebut dapat digambarkan oleh sebuah tabel sebagai


berikut:

Ideologi

Sistem perekonomian

Liberalisme/Kapitalisme

Sistem
Ekonomi Yardstick
Bebas Liberal

Sistem
Sosialis
termasuk Sistem
dan campuran

Aliran Koperasi

Komunisme/Sosialisme

Ekonomi Sosialis

Tidak
Liberalisme
Sosialisme

ekonomi Persemakmuran
(Commonwealth)

a) Aliran Yardstick
Dijumpai pada negara-negara yang berideologi kapitalis atau yang
menganut perekonomian Liberal.
Koperasi
dapat
menjadi
kekuatan
untuk
mengimbangi,
menetralisasikan dan mengoreksi
Pemerintah tidak melakukan campur tangan terhadap jatuh
bangunnya koperasi di tengah-tengah masyarakat. Maju tidaknya
koperasi terletak di tangan anggota koperasi sendiri
Pengaruh aliran ini sangat kuat, terutama dinegara-negara barat
dimana industri berkembang dg pesat. Spt di AS, Perancis, Swedia,
Denmark, Jerman, Belanda dll.
b) Aliran Sosialis
Koperasi dipandang sebagai alat yang paling efektif untuk mencapai
kesejahteraan masyarakat, disamping itu menyatukan rakyat lebih
mudah melalui organisasi koperasi.
Pengaruh aliran ini banyak dijumpai di negara-negara Eropa Timur
dan Rusia
c) Aliran Persemakmuran (Commonwealth)
Koperasi sebagai alat yang efisien dan efektif dalam
meningkatkan kualitas ekonomi masyarakat.
Koperasi sebagai wadah ekonomi rakyat berkedudukan strategis
dan memegang peranan utama dalam struktur perekonomian
masyarakat
Hubungan Pemerintah dengan gerakan koperasi bersifat
Kemitraan (partnership), dimana pemerintah bertanggung
jawab dan berupaya agar iklim pertumbuhan koperasi tercipta
dengan baik.

C. SEJARAH KOPERASI

a) Sejarah Lahirnya Koperasi


1844 di Rochdale Inggris, lahirnya koperasi modern yang
berkembang dewasa ini. Th 1852 jumlah koperasi di Inggris
sudah mencapai 100 unit
1862 dibentuklah Pusat Koperasi Pembelian The Cooperative
Whole Sale Society (CWS)
1818 1888 koperasi berkembang di Jerman dipelopori oleh
Ferdinan Lasalle, Fredrich W. Raiffesen
1808 1883 koperasi berkembang di Denmark dipelopori oleh
Herman Schulze
1896 di London terbentuklah ICA (International Cooperative
Alliance) maka koperasi telah menjadi suatu gerakan
internasional
b) Sejarah Perkembangan Koperasi di Indonesia
1895 di Leuwiliang didirikan pertama kali koperasi di
Indonesia (Sukoco, Seratus Tahun Koperasi di Indonesia).
Raden Ngabei Ariawiriaatmadja, Patih Purwokerto dkk
mendirikan Bank Simpan Pinjam untuk menolong teman
sejawatnya para pegawai negeri pribumi melepaskan diri dari
cengkeraman pelepas uang. Bank Simpan Pinjam tersebut,
semacam Bank Tabungan jika dipakai istilah UU No. 14 tahun
1967 tentang Pokok-pokok Perbankan, diberi nama De
Poerwokertosche Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Hoofden
= Bank Simpan Pinjam para priyayi Purwokerto atau dalam
bahasa Inggris the Purwokerto Mutual Loan and Saving Bank
for Native Civil Servants
1920 diadakan Cooperative Commissie yang diketuai oleh Dr.
JH. Boeke sebagai Adviseur voor Volks-credietwezen. Komisi
ini diberi tugas untuk menyelidiki apakah koperasi bermanfaat
di Indonesia.
12 Juli 1947, diselenggarakan kongres gerakan koperasi se
Jawa yang pertama di Tasikmalaya
1960 Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No.
140 tentang Penyaluran Bahan Pokok dan menugaskan
koperasi sebagai pelaksananya.
1961, diselenggarakan Musyawarah Nasional Koperasi I
(Munaskop I) di Surabaya untuk melaksanakan prinsip
Demokrasi Terpimpin dan Ekonomi Terpimpin
1965, Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 14 th
1965, dimana prinsip NASAKOM (Nasionalis, Sosialis dan
Komunis) diterapkan di Koperasi. Tahun ini juga dilaksanakan
Munaskop II di Jakarta
1967 Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 12 tahun
1967 tentang Pokok Pokok Perkoperasian disempurnakan

dan diganti dengan UU no. 25 tahun 1992 tentang


Perkoperasian
Peraturan Pemerintah No.9 tahun 1995 tentang kegiatan
Usaha Simpan Pinjam dan Koperasi

II. PENGERTIAN DAN PRINSIP KOPERASI


3

A. PENGERTIAN KOPERASI
Secara bahasa, koperasi berasal dari dua suku kata bahasa inggris,
yaitu 'co' dan 'operation'. Co berarti bersama, dan operation berarti
bekerja. Sehingga dapat diartikan co-operation (koperasi) adalah
melakukan pekerjaan secara bersama (gotong-royong).
Secara istilah, pengertian koperasi adalah dadan usaha yang memiliki
anggota orang atau badan hukum yang didirikan dengan berlandaskan
asas kekeluargaan serta demokrasi ekonomi. Koperasi merupakan produk
ekonomi yang kegiatannya menjadi gerakan ekonomi kerakyatan, dan
berjalan dengan prinsip gotong-royong.

B. PRINSIP KOPERASI
Prinsip koperasi adalah suatu sistem ide-ide abstrak yang
merupakan petunjuk untuk membangun koperasi yang efektif dan tahan
lama. Prinsip koperasi terbaru yang dikembangkan International
Cooperative Alliance (Federasi koperasi non-pemerintah internasional)
adalah
Keanggotaan yang bersifat terbuka dan sukarela
Pengelolaan yang demokratis,
Partisipasi anggota dalam ekonomi,
Kebebasan dan otonomi,
Pengembangan pendidikan, pelatihan, dan informasi.[4]
Di Indonesia sendiri telah dibuat UU no. 25 tahun 1992 tentang
Perkoperasian. Prinsip koperasi menurut UU no. 25 tahun 1992 adalah:
Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
Pengelolaan dilakukan secara demokrasi
Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan jasa usaha
masing-masing anggota
Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
Kemandirian
Pendidikan perkoperasian
Kerjasama antar koperasi
Prinsip Koperasi berdasarkan UU No. 17 Th. 2012, yaitu:
Modal terdiri dari simpanan pokok dan surat modal koperasi(SMK)

III. BENTUK ORGANISASI, HIRARKI TANGGUNG


JAWAB, POLA MANAJEMEN
A. BENTUK ORGANISASI
Organisasi adalah wadah berkumpulnya sekelompok orang yang
memiliki tujuan bersama, kemudian mengorganisasikan diri dengan
bekerja bersama-sama dan merealisasikan tujuanya.
a) Bentuk Organisasi Menurut Hanel :
Merupakan bentuk koperasi / organisasi yang tanpa memperhatikan
bentuk hukum dan dapat didefiniskan dengan pengertian hokum :
Suatu sistem sosial ekonomi atau sosial tehnik yang terbuka dan
berorientasi pada tujuan
Sub sistem koperasi
individu (pemilik dan konsumen akhir)
Pengusaha Perorangan/kelompok ( pemasok /supplier)
Badan Usaha yang melayani anggota dan masyarakat
b) Bentuk Organisasi Menurut Ropke :
Koperasi merupakan bentuk organisasi bisnis yang para anggotanya
adalah juga pelanggar utama dari perusahaan tersebut.
Identifikasi Ciri Khusus :
Kumpulan sejumlah individu dengan tujuan yang sama (kelompok
koperasi)
Kelompok usaha untuk perbaikan kondisi sosial ekonomi (swadaya
kelompok koperasi)
Pemanfaatan koperasi secara bersama oleh anggota (perusahaan
koperasi)
Koperasi bertugas untuk menunjang kebutuhan para anggotanya
(penyediaan barang dan jasa)
Sub sistem
1.
Anggota Koperasi
2.
Badan Usaha Koperasi
3.
Organisasi Koperasi
c) Bentuk Organisasi di Indonesia :
Merupakan suatu susunan tanggung jawab para anggotanya yang
melalui hubungan dan kerjasama dalam organisasi perusahaan tersebut.
Bentuk : Rapat Anggota, Pengurus, Pengelola dan Pengawas Rapat
Anggota, Wadah anggota untuk mengambil keputusan Pemegang
Kekuasaan Tertinggi, dengan tugas :
Penetapan Anggaran Dasar
Kebijaksanaan Umum (manajemen, organisasi & usaha koperasi)
Pemilihan, pengangkatan & pemberhentian pengurus
5

Rencana Kerja, Rencana Budget dan Pendapatan serta pengesahan


Laporan Keuangan
Pengesahan pertanggung jawaban
Pembagian SHU
Penggabungan, pendirian dan peleburan

B. HIRARKI TANGGUNG JAWAB


1) Pengurus
Mengelola koperasi dan usahanya
Mengajukan rancangan Rencana kerja, budget dan belanja koperasi
Menyelenggaran Rapat Anggota
Mengajukan laporan keuangan & pertanggung jawaban
Maintenance daftar anggota dan pengurus
Wewenang
Mewakili koperasi di dalam & luar pengadilan
Meningkatkan peran koperasi
2) Pengawas
Perangkat organisasi yang dipilih dari anggota dan diberi mandat
untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya organisasi & usaha
koperasi
UU 25 Th. 1992 pasal 39 :
Bertugas untuk melakukan pengawasan kebijakan dan pengelolaan
koperasi
Berwenang untuk meneliti catatan yang ada & mendapatkan segala
keterangan yang diperlukan
3) Pengelola
Karyawan / Pegawai yang diberikan kuasa & wewenang oleh
pengurus
Untuk mengembangkan usaha dengan efisien & profesional
Hubungannya dengan pengurus bersifat kontrak kerja
Diangkat & diberhentikan oleh pengurus

C. POLA MANAJEMEN

Menggunakan gaya manajemen yang partisipatif


Terdapat pola job description pada setiap unsur dalam koperasi
Setiap unsur memiliki ruang lingkup keputusan yang berbeda
(decision area)
Seluruh unsur memiliki ruang lingkup keputusan yang sama
(shared decision areas)

a) Anggota Koperasi
Diatur dalam UU No. 25 Tahun 1992 pasal 17 20
Orang-orang
Badan Hukum Koperasi.

Kewajiban Para Anggota, meliputi :


Mengamalkan asas, landasan dan sendi Koperasi.
Menghadiri dan aktif dalam Rapat Anggota.
Melunasi simpanan yang telah ditentukan.
Aktif dalam proses usaha koperasi
Mengikuti pendidikan yang diadakan tentang perkoperasian.
Kewajiban bersama atas kerugian yang diderita.

Hak Para Anggota, meliputi :


Menghadiri RAT sekaligus menyampaikan gagasan.
Memilih / dipilih menjadi anggota pengurus / badan penasehat.
Mendapatkan pelayanan yang sama
Melakukan pengawasan jalannya koperasi
Menerima bagian dari SHU
Mengemukakan pendapat / saran dalam Rapat.
Menuntut diadakannya RA berdasar AD / ART

Berhenti / diberhentikan sebagai anggota :


Minta berhenti atas kmauan sendiri
Meninggal dunia.
Di berhentikan oleh pengurus, karena :
7

- Tidak lagi memenuhi syarat keanggotaan koperasi


- Merugikan Koperasi.
b) Rapat Anggota
Diatur dalam UU No. 25 Tahun 1992 Pasal 22
( 1 ) Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi
dalam Koperasi.
( 2 ) Rapat Anggota dihadiri oelh anggota yang pelaksanaannya
diatur dalam angagaran Dasar.

Dalam Rapat Anggota menetapkan:


Anggaran Dasar ( AD ) / Anggaran Rumah Tangga ( ART )
Kebijaksanaan Umum KOperasi.
Pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian pengurus, badan
Pemeriksa, dan Dewan Penasehat / pengawas.
Rencana Kerja, APB Joperasi dan pengesahan laporan keuangan.
Pengesahan pertanggungjawaban pengurus.
Pembagian Sisa hasil Usaha.
Pengabungan, peleburan pendirian dan pembubaran koperasi.

c) Pengurus
Pasal 29 ayat 2 UU No. 25 Tahun 1992 menyebutkan Pengurus
merupakan pemegang kuasa rapat Anggota.
Pasal 30 memerinci weweang dan tanggung jawab ( tugas )

Tugas Pengurus
Mengelola Koperasi dan Usahanya.
Mengajukan rencana kerja serta APB KOperasi.
Menyelenggarakan Rapat Anggota.
Mengajukan Laporan Keuangan dan Pertanggungjawaban tugas.
Menyelengarakan pembukuan keuangan.
Memelihara buku daftar anggota dan pengurus.

Wewenang Pengurus
Mewakili Koperasi di dalam maupun diluar pengadilan.
Memutuskan penerimaan atau penolakan anggota baru serta
pemberhentian anggota sesuai dengan ketentuan dalam anggaran
Dasar.
Melakukan tindakan dan uapaya bagi kepentingan dan kemanfaatan
Koperasi.
Catatan : Apabila Koperasi belum bisa mengangkat Manajer maka
perlu dibentuk Pengurus Harian yang dipilih dari pengurus lengkap/
pleno yang bertanggung jawab khusus meleksanakan tugas
operasional sekaligus wakil pengurus lengkap.
Pengurus Harian terdiri dari : Ketua, Sekretaris, Bendahara.
8

Pasal 32 ayat 1 UU No 25 Tahun 1992 disebutkan :


Pengurus Koperasi dapat mengangkat pengelola yang diberi
wewenang dan kuasa untuk mengelola usaha.
Pengelola ini disebut dengan Manajer. Rencana pengangkatan
harus diajukan dan mendapat persetujuan
Rapat Anggota dan
pengangkatan harus disertai Dasar HUkum.
d) Manajer / Pengelola
Pengelola ( Manajer ) koperasi adalah mereka yang diangkat dan
diperhentikan oleh pengurus untuk mengembangkan koperasi secara
efisien dan profesional.
Kedudukan pengelola adalah sebagai karyawan / pegawai yang
diberi kuasa dan weweang oleh pengurus.

Tugas dan tanggung jawan pengelola :


Membantu memberikan usulan kepada pengurus dalam menyusun
perencanaan.
Merumuskan pola pelaksanaan kebijaksanaan pengurus
secara
efektif dan efisien.
Membantu pegurus dalam menyusun uraian tugas
bawahannya.
Menentukan standart kualifikasi dalam pemilihan dan promosi
pegawai.

e) Pengawas / Badan Pemeriksa


Pasal 38 dan Pasal 39 UU No 25 Tahun 1992
Pasal 38 :
1) Pengawas bertugas :
a) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan
pengelolaan koperasi.
b) Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasan.
2) Pengawas berwenang :
a) Meneliti catatan yang ada pada koperasi.
b) Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.
3) Pengawas harus merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak
ketiga.

f) Dewan Penasehat
Rapat Anggota bisa membentuk Dewan Penasehat demi
kepentingan koperasi pada umumnya dan pengurus pada khususnya.
Dewan Penasehat tidak menerima gaji tapi hanya honor yang
diusulkan oleh pengurus dan disetujui oleh Rapat Anggota, selain itu juga
tidak mendapat bagian SHU, tanpa hak suara, baik dalam Rapat Anggota
mauput Rapat rapat Anggota Tahunan.

IV. TUJUAN DAN FUNGSI KOPERASI


A. TUJUAN KOPERASI
Tujuan utama Koperasi Indonesia adalah mengembangkan
kesejahteraan anggota, pada khususnya, dan masyarakat pada
umumnya. Koperasi Indonesia adalah perkumpulan orang-orang, bukan
perkumpulan modal sehingga laba bukan merupakan ukuran utama
kesejahteraan anggota. Manfaat yang diterima anggota lebih diutamakan
daripada laba. Meskipun demikian harus diusahakan agar koperasi tidak
menderita rugi. Tujuan ini dicapai dengan karya dan jasa yang
disumbangkan pada masing-masing anggota. Selain itu tujuan utama
lainnya adalah mewujudkan masyarakat adil makmur material dan
spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.
Keanggotaan Koperasi Indonesia bersifat sukarela dan didasarkan atas
kepentingan bersama sebagai pelaku ekonomi. Melalui koperasi, para
anggota ikut, secara aktif memperbaiki kehidupannya dan kehidupan
masyarakat melalui karya dan jasa yang disumbangkan. Dalam
usahanya, koperasi akan lebih menekankan pada pelayanan terhadap
kepentingan anggota, baik sebagai produsen maupun konsumen.
Kegiatan koperasi akan lebih banyak dilakukan kepada anggota
dibandingkan dengan pihak luar. Oleh karena itu, anggota dalam
koperasi,
bertindak
sebagai
pemilik
sekaligus
pelanggan.(SAK,1996:27.1)
Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 3 tujuan
koperasi Indonesia adalah
Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang
maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945.

10

Bung Hatta berpendapat tujuan koperasi mencari laba yang


sebesar-besarnya, melainkan melayani kebutuhan bersama dan wadah
partisipasi pelaku ekonomi skala kecil.
Dari beberapa tujuan koperasi diatas, garis besarnya adalah :
Mensejahterakan para anggota koperasi dan masyarakat
Mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur
Memperbaiki kehidupan para anggota dan masyarakat terutama
dalam bidang perekonomian
Membangun tatanan perekonomian nasional

B. FUNGSI KOPERASI

Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan


ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya
untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya
Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas
kehidupan manusia dan masyarakat
Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya
Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional, yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi

11

V. SISA HASIL USAHA


Pengertian SHU menurut UU No.25/1992, tentang perkoperasian,
Bab IX, pasal 45 adalah :
SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu
tahun buku dikurang dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lain
termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
SHU bukanlah deviden yang berupa keuntungan yang dipetik dari
hasil menanam saham seperti yang terjadi pada PT, namun SHU
merupakan keuntungan usaha yang dibagi sesuaidengan aktifitas
ekonomi anggota koperasi. Sehingga besaraan SHU yang diterima oleh
setiap anggota akan berbeda, besar dan kecilnya nominal yang didapat
dari SHU tergantung dari besarnya partisipasi modal dan transaksi
anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi. Maksudnya adalah
semakin besar transaksi anggota dengan koperasinya, maka semakin
besar pula SHU yang akan diterima oleh anggota tersebut.
Hal ini jelas berbeda dengan perusahaan swasta, dimana deviden
yang diperoleh oleh pemilik saham adalah proporsional, tergantung
dengan besarnya modal yang dimiliki. Hal ini merupakan salah satu
pembeda koperasi dengan badan usaha lainnya.
Penghitungan SHU bagian anggota dapat dilakukan dengan rumus
setelah mengetahui hal-hal yang tercantum dibawah ini :
1) SHU total kopersi pada satu tahun buku
2) Bagian (persentase) SHU anggota
3) Total simpanan seluruh anggota
4) Total seluruh transaksi usaha (volume usaha atau omzet) yang
bersumber dari anggota
5) Jumlah simpanan per anggota
6) Omzet atau volume usaha per anggota
7) Bagian (persentase) SHU untuk simpanan anggota
12

8) Bagian (persentase) SHU untuk transaksi usaha anggota.


Perumusan :
SHU=JUA+JMA dimana
SHU = Va/Vuk . JUA + Sa/Tms . JMA
Dengan keterangan sebagai berikut :
SHU :
Sisa hasil usaha
JUA :
Jasa usaha anggota
JMA :
Jasa modal sendiri
Tms :
Total modal sendiri
Va
:
Volume anggota
Vak :
Volume usaha total kepuasan
Sa
:
Jumlah simpanan anggota
PRINSIP-PRINSIP PEMBAGIAN SHU KOPERASI :
1) SHU yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota.
2) SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang
dilakukan
anggota
sendiri.
3)
Pembagian
SHU
anggota
dilakukan
secara
transparan.
4) SHU anggota dibayar secara tunai
Istilah sisa hasil-usaha atau SHU dalam organisasi badan usaha
koperasi dapat dipandang dari dua sisi. Dari sisi pertama, SHU ditentukan
dari cara menghitungnya yaitu seperti yang disebut di dalam Pasal 45
Ayat (1) Undang-Undang Perkoperasian. Sehingga SHU adalah
merupakan laba atau keuntungan yang diperoleh dari menjalankan usaha
sebagaimana layaknya sebuah perusahaan bukan koperasi. Dari sisi
kedua, sebagai badan usaha yang mempunyai karakteristik dan nilai-nilai
tersendiri, maka sebutan sisa hasil usaha merupakan makna yang
berbeda dengan keuntungan atau laba dari badan usaha bukan koperasi.
Sisi ini menunjukkan bahwa badan usaha koperasi bukan mengutamakan
mencari laba tetapi mengutamakan memberikan pelayanan kepada
anggotanya.
Kontribusi anggota terhadap kegiatan usaha koperasi dapat
berbentuk kewajiban anggota untuk membayar harga atas pelayanan
koperasi. Di dalam harga atas pelayanan koperasi terdapat unsur
pendapatan koperasi, yang akan digunakan oleh koperasi guna menutupi
biaya-biaya yang dikeluarkan oleh organisasi koperasi.
Secara keseluruhan, bentuk kontribusi anggota terhadap kebutuhan
pembiayaan koperasi dapat terdiri dari:
1) Partisipasi Bruto, yaitu partisipasi anggota terhadap seluruh biaya yang
dikeluarkan oleh koperasi dalam rangka memberikan pelayananpelayanan, Partisipasi bruto dihitung dari harga pelayanan yang
diterima atau dibayar oleh anggota

13

2) Partisipasi Neto, yaitu partisipasi anggota terhadap biaya-biaya di


tingkat organisasi koperasi, dalam rangka menjalankan fungsi-fungsi
sebagai pemegang mandat anggota.
Pendapatan koperasi akan diterima pada saat anggota koperasi
membayar harga pelayanan-pelayanan koperasi. Berarti pendapatan
koperasi merupakan partisipasi bruto anggota terhadap keseluruhan
pembiayaan usaha koperasi (dalam hal perusahaan bukan koperasi,
pembayaran oleh konsumen kepada perusahaan tidak dapat disebut
partisipasi konsumen kepada perusahaan). Untuk melihat gambaran
mengenai cara melihat perhitungan SHU koperasi berikut dipaparkan
berdasarkan beberapa jenis koperasi.
a) SHU Koperasi Pemasaran
Dalam koperasi pemasaran, partisipasi bruto anggota adalah harga
jual produk koperasi ke pasar. Hasil penjualan produk koperasi tersebut
ke pasar pada dasarnya adalah menjadi milik anggota. Karena partisipasi
bruto anggota koperasi merupakan pendapatan koperasi, maka dapat
dijabarkan sebagai berikut:
PK = Hjk.Qjk
Dengan keterangan sebagai berikut :
PK
:
Pendapatan koperasi
Hjk :
Harga jual produk koperasi per satuan ke pasar
Qjk :
Kuantitas jual produk koperasi ke pasar
Untuk menjalankan misinya sebagai organisasi pemasaran, koperasi
memerlukan biaya-biaya; yang dapat dikualifikasikan sebagai biaya
operasional. Biaya-biaya tersebut menjadi tanggungan para anggota
koperasi. Partisipasi anggota memberikan kontribusi untuk menutup
biaya-biaya di tingkat organisasi, disebut sebagai partisipasi neto
anggota. Kemudian, para anggota akan menerima hasil penjualan
produknya dari koperasi setelah dikurangi partisipasi neto dari anggota
tersebut. Dengan demikian, hasil penjualan koperasi (partisipasi bruto
anggota = pendapatan koperasi) setelah dipotong dengan partisipasi neto
anggota akan diperoleh harga pelayanan (HP) koperasi terhadap anggota.
Jadi, harga pelayanan koperasi dalam koperasi pemasaran adalah harga
jual yang diterima oleh anggota dari koperasinya.
Dikaitkan dengan Pasal 45 Ayat (1), maka partisipasi neto anggota
terhadap koperasi merupakan hasil usaha kotor bagi koperasi, sehingga
perhitungannya dapat dilihat sebagai berikut:
Huk = PK HP
Dengan keterangan sebagai berikut :
Huk :
Hasil usaha kotor koperasi dan merupakan partisipasi neto
anggota.
HP
:
Harga pelayanan yang diberikan koperasi kepada anggota.

14

Hasil usaha kotor adalah partisipasi neto anggota yang digunakan


oleh koperasi untuk menutupi pelayanan dan biaya operasional koperasi.
Biaya pelayanan meliputi antara lain: biaya-biaya yang langsung
berhubungan dengan kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh koperasi,
misalnya biaya distribusi dan transportasi, gaji dan upah, penyusutan,
pemeliharaan aktiva tetap, dan lain sebagainya. Biaya operasional
koperasi antara lain meliputi: biaya-biaya yang berhubungan dengan
pelaksanaan fungsi organisasi koperasi, misalnya biaya untuk keperluan
melaksanakan rapat anggota, biaya pendidikan dan pembinaan, dan lainlain. Dalam hal koperasi memiliki kelebihan kapasitas pelayanan, maka
perhitungan penghasilanearningsdari usaha koperasi yang dihasilkan
dari pelayanan yang diberikan kepada pengguna jasa koperasi yang
bukan anggota merupakan pendapatan sebagaimana layaknya hasil usaha
yang didapat oleh perusahaan bukan koperasi. Pendapatan usaha yang
dihasilkan dari pelayanan kepada bukan anggota menjadi penambah hasil
usaha yang dihasilkan dari pelayanan kepada anggota.
b) SHU Koperasi Pembelian
Menghitung SHU Koperasi Pembelian dapat dilakukan sebagai
berikut: hasil penjualan koperasi adalah sama dengan partisipasi bruto
anggota dan sama dengan pendapatan koperasi dari nilai belanja yang
dilakukan oleh anggota kepada koperasi. Perhitungannya sebagai berikut:
PK = Hjka. Kba.
Dengan keterangan sebagai berikut :
Hjka :
Harga per satuan barang yang dibeli oleh anggota dari
koperasi;
Kba :
Kuantitas belanja yang dilakukan oleh anggota kepada
koperasi.
Untuk menghitung partisipasi neto atau hasil usaha kotor, hasil
usaha dengan anggota dan laba usaha dari bukan anggota sama seperti
penjelasan yang diberikan kepada koperasi pemasaran di atas.
c) SHU Koperasi Simpan Pinjam
Dalam hal koperasi simpan pinjam, maka partisipasi bruto atau PK
anggota adalah jumlah atau besar kredit yang diberikan kepada anggota
ditambah bunga dan biaya administrasi kredit. Perhitungannya dapat
dirumuskan sebagai berikut:
PK = Vka + Bka.
Dengan keterangan sebagai berikut :
Vka :
Jumlah atau besar pokok pinjaman yang disalurkan kepada
anggota.
Bka :
Bunga ditambah dengan biaya administrasi pinjaman.

15

Di dalam PK harus dicantumkan besar jumlah pokok pinjaman


karena dari besaran jumlah pinjaman tersebut dapat memberi gambaran
bahwa koperasi dalam mempromosikan anggotanya melalui pelayanan
pinjaman. Anggota koperasi, wajib mengembalikan pokok pinjaman yang
diberikan koperasi; pokok pinjaman tersebut merupakan harga pelayanan
koperasi. Partisipasi neto anggota atau hasil usaha kotor koperasi akan
dapat dilihat dari besarnya bunga pinjaman dan biaya administrasi
pinjaman yang dibayar oleh anggota. Bunga pinjaman dan biaya
administrasi kredit dari koperasi haruslah lebih menguntungkan anggota
dibandingkan dengan bunga kredit yang ditetapkan oleh lembaga
keuangan lain.
Setelah hasil usaha kotor koperasi atau disebut juga partisipasi neto
anggota dikurangi dengan semua unsur biaya pelayanan dan biaya
operasional koperasi (dalam Pasal 45 Ayat (1) hanya disebut: biaya,
penyusutan, pajak, dan kewajiban), maka akan diperoleh hasil usaha
koperasi yang didapat dari anggota. Hasil usaha koperasi dapat terlihat
setelah menjumlahkan komponen hasil usaha yang berasal dari anggota
dengan pendapatan atau laba/rugi usaha yang didapat dari bukan
anggota.
Dengan melakukan pemisahan komponen penghasil yang didapat
dari anggota dan yang didapat dari bukan anggota, maka perhitungan
laba/rugi usaha yang didapat dari bukan anggota tersebut harus menjadi
pelengkap (lampiran) dari perhitungan SHU koperasi.
Dari uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil usaha dari
sebuah koperasi adalah hasil yang didapat dari partisipasi anggota secara
langsung; sedangkan biaya koperasi merupakan biaya yang harus
ditanggung oleh koperasi akibat dari menjalankan misi koperasi dalam
rangka memberikan pelayanan kepada anggotanya.
Dengan demikian SHU tersebut merupakan hasil akhir dari
penjumlahan komponen-komponen yang menghasilkan dikurangi dengan
jumlah komponen-komponen biaya; jadi merupakan sisa dari semua
hasil kegiatan menjalankan usaha. Karena SHU merupakan sisa dari
partisipasi anggota, maka SHU setelah dikurangi dengan penyisihan untuk
dana cadangan, dapat diberikan atau didistribusikan kepada anggota
sebanding dengan kontribusi dari masing-masing anggota koperasi
tersebut.
Mendukung perhitungan SHU di atas, ketentuan perundangundangan koperasi Indonesia memberikan batasan sebagai berikut:
Pasa1 45 Ayat (2) UU Perkoperasian berbunyi:
SHU setelah dikurangi dana cadangan dibagikan kepada anggota
sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing
anggota dengan koperasi serta digunakan untuk keperluan pendidikan
perkoperasian dan keperluan lain dari koperasi, sesuai dengan keputusan
Rapat Anggota.
Penjelasan Pasal 45 Ayat (2) UU Perkoperasian berbunyi:

16

Penetapan besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta


besarnya keperluan lain, ditetapkan oleh Rapat Anggota. Yang dimaksud
dengan jasa usaha adalah transaksi usaha dan partisipasi modal.
Dari isi ketentuan perundang-undangan tersebut dapat dilihat
secara jelas apa arti SHU dari sebuah koperasi, sehingga memiliki makna
dan nilai yang berbeda dengan pengertian laba yang didapat oleh sebuah
perusahaan bukan koperasi. Pembagian SHU yang diterima oleh masingmasing anggota jumlahnya sering memperlihatkan perbedaan yang
mencolok, hal ini disebabkan adanya perbedaan dari besar kecil jasa yang
diberikan oleh masing-masing anggota kepada seluruh kegiatan usaha
koperasi. Semakin banyak kontribusi dan partisipasi langsung anggota
dengan koperasinya, maka semakin besar partisipasi anggota tersebut
terhadap percepatan dan pembentukan pendapatan hasil usaha koperasi.
CARA PERHITUNGAN SISA HASIL USAHA KOPERASI
Acuan dasar membgi SHU adalah prinsip-prinsip dasar koperasi
yang menyebutkan bahwa, pembagian SHU dilakukan secara adil
sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
Dengan demikian , SHU koperasi di terima oleh anggota bersumber
dari 2 kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota sendiru, yaitu:
1) SHU atas jasa modal
Pembagian ini juga sekaligus mencerminkan anggota sebagai
pemilik ataupun investor, karena jasa atas modalnya (simpanan) tetap
diterima dari koperasinya sepanjang koperasi tersebut menghasilkan SGU
pada tahun buku yang bersangkutan.
2) SHU atas jasa usaha
Jasa ini mnegaskan bahwa anggota koperasi selain pemilik juga
sebagai pemakai atau apelanggan,
Secara umum SHU koperasi di bagi sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan pada Anggaran Dasar/ Anggeran Rumah Tangga Koperasi
sebagai berikut:
Cadangan koperasi
Jasa anggota
Dana pengurus
Dana karyawan dana pendidikan
Dana sosial
Dana untuk pembagunan sosial
Tentunya tidak semua komponen di atas harus diadopsi koperasi dalam
membagi SHU-nya. Hal ini sangat tergantung dari keputusan anggota
yang ditetapkan dalam rapat anggota.
Untuk mempermudah pemahaman rumus pembagian SHU koperasi,
berikut ini diasjikan salah satu kasus pembagian SHU koperasi
(selanjutnya disebut koperasi A)
Menurut AD/ART koperasi A, SHU dibagi sebagai berikut:
17

Cadangan
Jasa anggota
Dana pengurus
Dana karyawan
Dana pendidikan
Dana sosial

:
:
:
:
:
:

40%
40%
5%
5%
5%
5%

SHU per anggota dapat dihitung sebagai berikut:


SHUpa =JUA+JMA
Dimana:
SHUpa
JUA
JMA

:
:
:

Sisa hasil usaha koperasi


Jasa usaha anggota
Jasa modal anggota

Dengan menggunakan model matematika, SHU per anggota dapat


di hitung sebagai berikut:
SHUpa= Va x JUA + sa x JMA
VUK
TMS
Di mana :
SHUpa
:
JUA
:
JMA
:
VA
:
UK
:
Sa
:
TMS
:

Sisa hasil usaha per anggota


Jasa uasaha anggota
Jasa modal anggota
Volume jasa anggota (total transaksi anggota)
Volume total koperasi (total transaksi koperasi)
Jumlah simpana anggota
Modal sendiri total (simpanan nggota total)

Bila SHU bagian anggota menurut AD/ART Kopearasi A adalah


40% dari total SHU, dan rapat anggota menentukan bahwa SHU bagian
anggota tersebut di bagi secara proporsional menurut jasa dan usaha,
dengan pembagian jasa modal anggota sebesar70%, dan jasa modal
anggota sebesar 30%, maka ada 2 cara menghitung persentase JUA dan
JMA yaitu:
Pertama, langsung di hitung dari total SHU koperasi, sehingga:
JUA = 70% x 40% y\total SHU setelah pajak
= 28% dari total SHU koperasi
JMA = 30% x 40% total SHU koperasi setelah pajak
= 12% dari total SHU koperesi
Kedua, SHU bagian anggota (40%) dijadikan menjadi 100%,
sehingga dalam hal ini diperoleh terlebih dahulu angka absolut, kemudian
di bagi sesuai dengan persentase yang ditetapakan.
18

PEMBAGIAN SHU PER ANGGOTA


Untuk memperjelas pemahaman tentang penerapan rumus SHU per
anggota dan prisip-prinsip pembagian SHU seperti di uraijan di atas , di
bawh ini di sajikan data koperasi A, yang datanya sidah di perbaharui dan
di sederhanakan.
1) Perhitungan SHU (Laba/Rugi) koperasi A Tahun buku 1998 (Rp000)
Penjualan /penerimaan jasa
Rp 850.077
Pendapatan lain
110.717,960.764
Harga pokok penjualan
(300.906)
Pendapatan operasional
(659.888)
Beban operasional
(310.539)
Beban dan administrasi umum
( 35.349)
(345.888)
SHU sebelum pajak
(314.000)
Pajak penghasilan(PPH ps 21)
(34.000)
SHU setelah pajak
(280.000)
2) Sumber SHU
SHU Koperasi A setelah pajak
Sumber SHU:
transaksi anggota
transaksi nonanggota

Rp. 280.0000
Rp. 200.000
Rp. 80.000

3) Pembagian SHU menurut pasal 15,AD/ART Koperasi A


a)Cadangan
:
40% x 200.000 : Rp80.000
b)Jasa anggota
:
40% x 200.000 : Rp80.000
c)Dana pengurus
:
5% x 200.000 : Rp10.000
d)Dana karyawan
:
5% x 200.000 : Rp10.000
e)Dana pendidikan
:
5% x 200.000 : Rp10.000
f)Dana sosial
:
5% x 200.000 : Rp10.000
4) Jumlah anggota, simpanan, dan volume usaha koperasi
Rapat anggota telah menetapkan bahwa SHU bagian anggota
sebagai berikut.
Jasa modal
:
30%
x
Rp
80.000.000
:
Rp
24.000.000
Jasa usaha
:
70%
x
Rp
80.000.000
:
Rp
56.000.000
Jumlah anggota
:
142 orang
Total simpanan anggota
:
Rp 345.420.000
Total transaksi usaha
:
Rp 2.340.062.000
Kompilasi Data Simpanan, Transaksi Usaha, dan SHU per Anggota (dalam
ribuan)
NO
NAMA
JUMLAH
TOTAL
SHU
SHU
JUMLAH
SIMPANAN TRANSAKS MODAL TRANSAKS
SHUPER
19

1
2
3
4
5
6
DS
T
142

ADI
BUDI
COKI
DEDI
EDI
FARID
DST

800
1.500
2.900
500
1.000
1.200
DST

I
5.500
4.800
0
8.400
4.000
10.000
DST

55,58
104,22
201,49
34,74
69,48
83,38
DST

I USAHA
131,67
114,87
0
201,02
95,72
239,31
DST

ANGGOTA
187,20
219,09
201,49
235,76
165,20
322,69

JUMLAH
345.420
2.340.062 24.000
56.000
80.000
Dengan menggunakan rumus perhitungan SHU di atas di peroleh
SHU per anggots berdasarkan kontribusinya terhadap modal dan
transaksi usaha .
Seperti di ketahui rumus SHU per anggota adalah:
SHU per anggota
:
SHU Jasa Usaha Aggota + Jasa modal
SHUpa
:
Va
x JUA + Sa x JMA
VUK
TMS
SHU Usaha Anggota :
Va / VUK (JUK)
Contoh:
SHU Usaha ADI
:
5.500 / 2.340.062 (56.000) =Rp131,62
SHU Modal anggota
:
Sa /TMS (JMA
SHU Modal ADI
:
800 /345.420 (24.000)
=Rp55.58
Dengan demilkian, jumlah SHU yang diterima ADI adalah:
Rp131.620 + Rp55.580 = Rp187.200

VI. POLA MANAJEMEN KOPERASI


a)
b)
c)
d)
e)
f)

Pengertian Manajemen dan Perangkat Organisasi


Rapat Anggota
Pengurus
Pengawas
Manajer
Pendekatan Sistem pada Koperasi

a) Pengertian Manajemen dan Perangkat Organisasi


Definisi Paul Hubert Casselman dalam bukunya berjudul The
Cooperative Movement and some of its Problems yang mengatakan
bahwa : Cooperation is an economic system with social content.
Artinya koperasi harus bekerja menurut prinsip-prinsip ekonomi dengan
melandaskan pada azas-azas koperasi yang mengandung unsur-unsur
sosial di dalamnya.
Unsur sosial yang terkandung dalam prinsip koperasi lebih
menekankan kepada hubungan antar anggota, hubungan anggota dengan

20

pengurus, tentang hak suara, cara pembagian dari sisa hasil usaha dan
sebagainya seperti yang dapat kita lihat dalam:
Kesamaan derajat yang diwujudkan dalam one man one
vote dan no voting by proxy.
Kesukarelaan dalam keanggotaan
Menolong diri sendiri (self help)
Persaudaraan/kekeluargaan (fraternity and unity)
Demokrasi yang terlihat dan diwujudkan dalam cara
pengelolaan dan pengawasan yang dilakukan oleh anggota.
Pembagian sisa hasil usaha proporsional dengan jasa-jasanya.
Definisi Manajemen menurut Stoner adalah suatu proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usahausaha para anggota organisasi dan penggunaan sumberdaya-sumberdaya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Menurut Prof. Ewell Paul Roy, Ph.D mengatakan bahwa manajemen
koperasi melibatkan 4 unsur (perangkat) yaitu:
Anggota
Pengurus
Manajer
Karyawan merupakan penghubung antara manajemen dan anggota
pelanggan
Sedangkan menurut UU No. 25/1992 yang termasuk Perangkat
Organisasi Koperasi adalah:
Rapat anggota
Pengurus
Pengawas
Rapat anggota
Koperasi merupakan kumpulan orang atau badan hukum koperasi.
Koperasi dimiliki oleh anggota, dijalankan oleh anggota dan bekerja
untuk kesejahteraan anggota dan masyarakat.
Rapat anggota adalah tempat di mana suara-suara anggota
berkumpul dan hanya diadakan pada waktu-waktu tertentu.
Setiap anggota koperasi mempunyai hak dan kewajiban yang sama.
Seorang anggota berhak menghadiri rapat anggota dan
memberikan suara dalam rapat anggota serta mengemukakan
pendapat dan saran kepada pengurus baaik di luar maupun di
dalam rapat anggota. Anggota juga harus ikut serta mengadakan
pengawasan atas jalannya organisasi dan usaha koperasi.

b) Rapat Anggota

Koperasi merupakan kumpulan orang atau badan hukum koperasi.


Koperasi dimiliki oleh anggota, dijalankan oleh anggota dan bekerja
untuk kesejahteraan anggota dan masyarakat.
21

Rapat anggota adalah tempat di mana suara-suara anggota


berkumpul dan hanya diadakan pada waktu-waktu tertentu.
Setiap anggota koperasi mempunyai hak dan kewajiban yang sama.
Seorang anggota berhak menghadiri rapat anggota dan
memberikan suara dalam rapat anggota serta mengemukakan
pendapat dan saran kepada pengurus baaik di luar maupun di
dalam rapat anggota. Anggota juga harus ikut serta mengadakan
pengawasan atas jalannya organisasi dan usaha koperasi.

Anggota secara keseluruhan menjalankan manajemen dalam suatu


rapat anggota dengan menetapkan:

Anggaran dasar

Kebijaksanaan umum serta pelaksanaan keputusan koperasi

Pemilihan/pengangkatan/pemberhentian pengurus dan pengawas

Rencana
kerja,
pertanggungjawaban
pengurus
dalam
pelaksanaan tugasnya

Pembagian SHU

Penggabungan,
peleburan,
pembagian
dan
pembubaran
koperasi.

c) Pengurus Koperasi
Pengurus koperasi adalah orang-orang yang bekerja di garis depan,
mereka adalah otak dari gerakan koperasi dan merupakan salah satu
faktor yang menentukan berhasil tidaknya suatu koperasi.
Tugas dan kewajiban pengurus koperasi adalah memimpin
organisasi dan usaha koperasi serta mewakilinya di muka dan di luar
pengadilan sesuai dengan keputusan-keputusan rapat anggota.

d) Pengawas
Tugas pengawas adalah melakukan pemeriksaan terhadap tata
kehidupan koperasi, termasuk organisasi, usaha-usaha dan pelaksanaan
kebijaksanaan pengurus, serta membuat laporan tertulis tentang
pemeriksaan.
Pengawas bertindak sebagai orang-orang kepercayaan anggota
dalam menjaga harta kekayaan anggota dalam koperasi.

e) Manajer
Peranan manajer adalah membuat rencana ke depan sesuai dengan
ruang lingkup dan wewenangnya; mengelola sumberdaya secara efisien,
memberikan perintah, bertindak sebagai pemimpin dan mampu
melaksanakan kerjasama dengan orang lain untuk mencapai tujuan
organisasi (to get things done by working with and through people).

22

f) Pendekatan Sistem pada Koperasi


Menurut Draheim koperasi mempunyai sifat ganda yaitu:
Organisasi dari orang-orang dengan unsur eksternal ekonomi
dan sifat-sifat sosial (pendekatan sosiologi).

Perusahaan biasa yang harus dikelola sebagai layaknya


perusahaan biasa dalam ekonomi pasar (pendekatan neo klasik).

Interprestasi dari Koperasi sebagai Sistem

Kompleksitas dari perusahaan koperasi adalah suatu sistem yang


terdiri dari orang-orang dan alat-alat teknik. Sistem ini
dinamakan sebagai Socio technological system yang selanjutnya
terjadi hubungan dengan lingkungan sehingga dapat dianggap
sebagai sistem terbuka, sistem ini ditujukan pada target dan
dihadapkan dengan kelangkaan sumber-sumber yang digunakan

1) Cooperative Combine
Adalah sistem sosio teknis pada substansinya, sistem terbuka pada
lingkungannya, sistem dasar target pada tugasnya dan sistem ekonomi
pada penggunaan sumber-sumber.
Semua pelaksanaan dalam keseluruhan kompleks dan pengaruh
eksternal, dipengaruhi oleh hubungan sistem, demikian juga dilihat dari
sudut pandang ekonomi, tidak cukup hanya melaksanakan koperasi
secara ekonomis saja, tetapi juga berhubungan dengan hubungan antar
manusia dalam kelompok koperasi dan antara anggota tetapi juga
berhubungan dengan hubungan antar manusia dalam kelompok koperasi
dan antara anggota dengan manajemen perusahaan koperasi dalam
lapangan lain.
Contoh Cooperative Interprise Combine :
Koperasi penyediaan alat pertanian, serba usaha, kerajinan, dan industri.
2) Tugas usaha pada Sistem Komunikasi (BCS)
The Businnes function Communication System (BCS) adalah sistem
hubungan antara unit-unit usaha anggota dengan koperasi yang
berhubungan dengan pelaksanaan dari perusahaan koperasi untuk unit
usaha anggotaa mengenai beberapa tugas perusahaan.
Sistem
Komunikasi
antar
anggota
(The
Interpersonal
Communication System (ICS)
ICS adalah hubungan antara orang-orang yang berperan aktif dalam
unit usaha anggota dengan koperasi yang berjalan.
ICS meliputi pembentukan/terjadi sistem target dalam koperasi
gabungan.
3) Sistem Informasi Manajemen Anggota
Koordinasi dari suatu sistem yang ada melicinkan jalannya
Cooperative Combine (CC), koordinasi yang terjadi selalu lewat informasi
dan dengan sendirinya membutuhkan informasi yang baik.

23

Manajemen memberikan informasi pada anggota, informasi yang


khusus untuk penganalisaan hubungan organisasi dan pemecahan
persoalan seoptimal mungkin.

Dimensi struktural dari Cooperative Combine (CC)


Konfigurasi ekonomi dari individu membentuk dasar untuk
pengembangaaan lebih lanjut.
Sifat-sifat dari anggota : sifat dari orang atau anggota organisasi
serta sudut pandang anggota.
Intensitas kerjasama : semakin banyak anggota semakin tinggi
intensitas kerjasama atau tugas manajemen
Distribusi
kemampuan
dalam
menentukan
target
dan
pengambilan keputusan.
Formalisasi kerjasama, fleksibilitas kerjasama dalam jangka
panjang dan dapat menerima dan menyesuaikan perubahan.
Stabilitas kerjasama.
Tingkat stabilitas dalam CC ditentukan oleh sifat anggota dalam
soal motivasi, kebutuhan bergabung dan lain-lain.

VII. JENIS DAN BENTUK KOPERASI


A. JENIS KOPERASI
Penjenisan koperasi diatur dalam Pasal 16 Undang-Undang Nomor
25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang mana menyebutkan bahwa
jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan dan kepentingan
ekonomi anggotanya. Dengan demikian, sebelum kita mendirikan
koperasi harus metentukan secara jelas keanggotaan dan kegiatan
usaha. Dasar untuk menentukan jenis koperasi adalah kesamaan
aktivitas, kepentingan dan kebutuhan ekonomi anggotanya.
Beberapa jenis koperasi menurut ketentuan undang-undang, adalah :
1) Koperasi
Simpan
Pinjam
adalah
koperasi
yang
beranggotakan masyarakat baik selaku konsumen maupun
24

2)

3)

4)

5)

produsen barang. Usaha koperasi jenis ini adalah


menyelenggarakan
fungsi
penghimpun
dana
dan
menyediakan pinjaman/modal untuk kepentingan anggota,
baik selaku konsumen maupun produsen. Koperasi ini
dapat dianggap pula sebagai koperasi jasa.
Koperasi Konsumen adalah koperasi yang beranggotakan
para konsumen atau pemakai barang kebutuhan seharihari. Usaha koperasi jenis ini adalah menyelenggarakan
fungsi penyedia barang-barang keperluan sehari-hari untuk
kepentingan anggota dan masyarakat selaku konsumen.
Koperasi Produsen adalah koperasi yang beranggotakan
para produsen barang dan memiliki usaha rumah tangga.
Usaha koperasi jenis ini adalah menyelenggarakan fungsi
penyedia
bahan/sarana
produksi,
pemrosesan
dan
pemasaran barang yang dihasilkan anggota selaku
produsen.
Koperasi Pemasaran adalah koperasi yang beranggotakan
para pemasok barang hasil produksi. Usaha koperasi jenis
ini adalah menyelenggarakan fungsi pemasaran/distribusi
barang yang dihasilkan/diproduksi oleh anggota.
Koperasi Jasa adalah koperasi yang menyelenggarakan
fungsi pelayanan jasa tertentu untuk kepentingan anggota,
misalnya jasa asuransi, angkutan, audit, pendidikan dan
pelatihan, dan sebagainya.

Dalam praktiknya, terdapat koperasi yang menyelenggarakan lebih


dari satu fungsi yang disebut koperasi serba usaha (Multi Purpose Cooperative). Misalkan, Koperasi Pertanian yang anggotanya terdiri dari
para petani, dengan usaha meliputi pangadaan sarana pertanian,
pemasaran hasil pertanian, pengadaan pupuk dan obat-obatan,
pengadaan barang konsumsi, dls. Koperasi semacam ini harus
ditentukan usaha pokoknya (core bisiness). Apabila usaha pokoknya
cenderung kepada pemasaran hasil pertanian, maka koperasi tersebut
berjenis Koperasi Pemasaran.
Begitupun koperasi yang dibentuk oleh golongan-golongan, seperti;
pegawai negeri, anggota ABRI, karyawan, paguyuban masyarakat,
yang menyelenggara kan usaha perkreditan, pertokoan, foto copy, jasa
kebersihan, pengadaan peralatan kantor, dls, maka anggota bersama
pengurus harus metentukan usaha pokoknya.
khusus mengenai Koperasi Simpan Pinjam diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 9 tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Simpan Pinjam Oleh Koperasi, pasal 1 angka 2 menyatakan bahwa
Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang kegiatannya hanya
usaha simpan pinjam atau usaha tunggal (Single Purpose Cooperative).
Dari berbagai jenis koperasi tersebut, tujuan usaha utamanya
adalah untuk memenuhi kebutuhan ekonomi anggotanya, karena itu
25

anggota koperasi harus berpartisipasi aktif dalam kegiatan


koperasinya. Sekalipun demikian, sepanjang tidak merugikan
kepentingan anggota, misal; kebutuhan ekonomi anggota telah
terpenuhi, koperasi dapat pula memberikan pelayanan kepada bukan
anggota sesuai dengan sifat kegiatan usahanya, dengan maksud untuk
menarik yang bukan anggota menjadi anggota koperasi, tentunya
selama yang bersangkutan belum menjadi anggota harus ada
perbedaan pelayanan.

B. BENTUK BENTUK KOPERASI


Menurut undang-undang perkoperasian, koperasi dapat berbentuk
Koperasi Primer atau Koperasi Sekunder.
Koperasi Primer adalah semua koperasi yang didirikan dan beranggotakan
orang seorang. Sedangkan Koperasi Sekunder adalah semua koperasi
yang didirikan oleh dan beranggotakan Badan Hukum Koperasi, baik
Badan Hukum Koperasi Primer dan atau Badan Hukum Koperasi Sekunder.
Dibentuknya Koperasi Sekunder harus berdasarkan adanya
kesamaan kepentingan dan tujuan efisiensi usaha bagi koperasi sejenis
ataupun berbagai jenis dan tingkatan yang akhirnya bermuara pada
peningkatan kesejahteraan anggota koperasi primer. Karena itu pendirian
koperasi sekunder harus bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas serta mengembangkan kemampuan koperasi primer dalam
menjalankan peran dan fungsinya, sehingga pada dasarnya pendirian
koperasi sekunder bersifat subsidiaritas terhadap koperasi primer.
Koperasi sekunder dapat didirikan tidak hanya oleh koperasi-koperasi
sejenis saja, melainkan juga dapat didirikan oleh koperasi yang berlainan
jenis karena terdapat kepentingan aktivitas atau kebutuhan ekonomi yang
sama, aktivitas atau kebutuhan yang sama tersebut akan dapat dicapai
lebih efisien apabila diselenggarakan oleh koperasi sekunder dalam skala
kekuatan yang lebih besar.

VIII. PERMODALAN KOPERASI


A. PERNGERTIAN MODAL KOPERASI
Modal merupakan sejumlah dana yang akan digunakan untuk
melaksanakan usaha-usaha Koperasi.Koperasi harus mempunyai rencana
pembelanjaan yang konsisten dengan azas-azas Koperasi dengan
memperhatikan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan
administrasi. Modal koperasi adalah sejumlah dana yang digunakan untuk
melaksanakan usaha-usaha koperasi. Simpanan sebagai istilah penamaan
modal koperasi pertama kali digunakan dalam UU 79 tahun 1958, yaitu
UU koperasi pertama setelah kemerdekaan. Sejak saat itu sampai
26

sekarang modal koperasi adalah simpanan, berbeda dengan perusahaan


pada umumnya yang menggunakan istilah saham. Mungkin, istilah
simpanan muncul karena kuatnya anjuran untuk menabung, dalam arti
memupuk modal bagi rakyat banyak yang umumnya miskin agar memiliki
kemampuan dan mandiri. Bahkan usaha koperasi nomor satu yang
ditentukan UU adalah menggiatkan anggota untuk menyimpan. Mungkin
tidak salah anggapan sementara orang bahwa UU koperasi lebih cocok
untuk Koperasi Simpan Pinjam (KSP). Memupuk modal dengan
menyimpan adalah sangat tepat. Tetapi kerancuan pengertian dan
permasalahan timbul ketika istilah simpanan dibakukan sebagai modal
koperasi.

B. SUMBER MODAL KOPERASI


Sumber modal menurut UU No. 12 tahun 1967 pasal 32, yaitu :
1) Modal koperasi terdiri dan dipupuk dari simpanan-simpanan, pinjamanpinjaman, penyisihan-penyisihan hasil usahanya termasuk cadangancadangan dan sumber lain.
2) Simpanan anggota di dalam koperasi terdiri atas :
a)
simpanan pokok
b)
simpanan wajib
c)
simpanan sukarela
3) Simpanan sukarela dapat diterima oleh koperasi dari bukan anggota.
Sedangkan menurut UU No. 25 tahun 1992 pasal 41, modal
koperasi bersumber dari modal sendiri (equity capital) dan modal
pinjaman (debt capital).
a) Modal sendiri (equity capital) bersumber dari :

simpanan pokok

simpanan wajib

simpanan cadangan

hibah
b) Modal pinjaman (debt capital) bersumber dari :

anggota

koperasi lainnya dan/atau anggotanya

bank dan lembaga keuangan lainnya

penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya

Sumber lain yang sah


a) Simpanan pokok merupakan sejumlah uang yang wajib dibayarkan
anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota.
Besarnya simpanan pokok untuk setiap anggota sama dan tidak
dapat diambil selama masih menjadi anggota koperasi.
b) Simpanan wajib adalah sejumlah uang tertentu yang wajib
dibayarkan oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan
kesempatan tertentu, misalnya setiap bulan dengan jumlah yang
sama setiapbulannya.
27

Simpanan wajib ini tidak dapat diambil oleh anggota selama masih
menjadi anggota koperasi.
c) Simpanan sukarela sama seperti simpanan diatas, tetapi dapat
diambil sewaktu-waktu.
d) Hibah merupakan sejumlah uang atau barang modal yang dapat
dinilai dengan uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat
pemberian yang tidak mengikat.

C. DISTRIBUSI CADANGAN KOPERASI


Pengertian dana cadangan menurut UU No. 25/1992, adalah
sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha yang
dimasukkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian
koperasi bila diperlukan.Sesuai Anggaran Dasar yang menunjuk pada UU
No. 12/1967 menentukan bahwa 25 % dari SHU yang diperoleh dari
usaha anggota disisihkan untuk Cadangan , sedangkan SHU yang berasal
bukan dari usaha anggota sebesar 60 % disisihkan untuk Cadangan.
Menurut UU No. 25/1992, SHU yang diusahakan oleh anggota dan
yang diusahakan oleh bukan anggota, ditentukan 30 % dari SHU tersebut
disisihkan untuk Cadangan.Distribusi CADANGAN Koperasi antara lain
dipergunakan untuk
Memenuhi kewajiban tertentu Meningkatkan
jumlah operating capital koperasi Sebagai jaminan untuk kemungkinan
kemungkinan rugi di kemudian hari Perluasan usaha cadangan menurut
UU no. 25/1992 adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa
hasil usaha yang dimasukkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk
menutup kerugian koperasi bila diperlukan. Sesuai anggaran dasar yang
menunjuk pada UU No. 12/1967 menentukan bahwa 25% dari SHU yang
diperoleh drai usaha anggota disisihkan untuk cadangan, sedangkan SHU
yang bukan berasal dari usaha anggota sebesar 60% disisihkan untuk
cadangan. Menurut UU no. 25/1992 SHU yang diusahakan oleh anggota
dan yang diusahakan oleh buukan anggota, ditentukan 30% dari SHU
tersebut untuk cadangan.
Manfaat dari distribusi cadangan koperasi antara lain dipergunakan
sebagai berikut :
1) Memenuhi kewajiban tertentu
2) Meningkatkan jumlah operating capital koperasi
3) Sebagai jaminan untuk kemungkinan-kemungkinan rugi dikemudian
hari
4) Perluasan usaha.
Ada pendapat di kalangan koperasi bahwa dana cadangan merupakan
modal sosial, bukan milik anggota dan tidak boleh dibagikan kepada
anggota sekalipun dalam keadaan koperasi dibubarkan. Sebenarnya tidak
tepat ada larangan penggunaan dana cadangan termasuk untuk dibagikan
kepada anggota, sepanjang tidak melanggar batas minimumnya. Misalnya
pada saat koperasi mengalami kerugian dalam tahun buku tertentu, tetapi
ingin membagikan SHU kepada anggota dengan pertimbangan tidak
28

merugikan usaha koperasi dan melanggar ketentuan cadangan hibah.


Hibah adalah pemberian yang diterima koperasi dari pihak lain, berupa
uang atau barang. Hibah muncul sebagai komponen modal sendiri
disebabkan karena pengalaman banyak koperasi menerima hibah,
terutama dari pemerintah. Maksud ketentuan hibah dalam UU adalah agar
koperasi dapat memeliharanya dengan baik dan dicatat dalam neraca pos
modal sendiri. Koperasi yang menerima hibah harta tetap seperti
peralatan atau mesin diwajibkan melakukan penyusutan, sehingga pada
saatnya koperasi dapat membeli yang baru. Ketentuan tersebut dianggap
berlebihan, karena hibah seharusnya ditentukan oleh perjanjian antara
penerima dan pemberi hibah, termasuk persyaratan yang disepakati.
Status dan perlakukan akuntansi disesuaikan dengan perjanjian tersebut.
Karena hibah merupakan kejadian biasa yang sering terjadi dalam
dunia usaha, dan untuk waktu mendatang mungkin tidak banyak lagi,
maka ketentuan tentang hibah seharusnya tidak perlu dicantumkan dalam
UU. Hibah yang diterima koperasi cukup diatur dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Hibah yang diterima koperasi
memang harus disyukuri, tetapi terkesan bahwa koperasi bermental
peminta-minta hibah dan seharusnya dihindarkan.
Dana Cadangan. Dana cadangan diperoleh dan dikumpulkan dari
penyisihan sebagian sisa hasil usaha (SHU) tiap tahun, dengan maksud
jika sewaktu-waktu diperlukan untuk menutup kerugian dan keperluan
memupuk permodalan. Posisi dana cadangan dalam sisi pasiva
menunjukkan bahwa jika terjadi kerugian dengan sendirinya akan
terkompensasi dengan dana cadangan, dan apabila tidak mencukupi
ditambah dengan.simpanan. Dapat dimengerti adanya ketentuan dalam
hukum dagang bahwa jika kerugian suatu perusahaan mencapai lebih dari
setengah modalnya wajib diumumkan. Karena modal perusahaan sudah
berkurang dan beresiko.
Pemupukan dana cadangan koperasi dilakukan secara terusmenerus berdasar prosentase tertentu dari SHU, sehingga bertambah
setiap tahun tanpa batas. Jika koperasi menerima fasilitas pemerintah,
ditentukan bahwa prosentasi penyisihan dana cadangan semakin besar.
Dana cadangan sering lebih besar jumlahnya dibanding simpanan
anggota. Apabila dana cadangan menjadi sangat besar dan simpanan
anggota tetap kecil, maka koperasi tidak ubahnya seperti perusahaan
bersama atau mutual company (onderling; perusahaan tanpa pemilik).
Ada yang berpendapat bahwa memang mutual company merupakan
bentuk akhir dari koperasi, yang tentu bukan menjadi tujuannya. Dilihat
dari tujuan dana cadangan untuk menutup kerugian, jumlah dana
cadangan dapat dibatasi sampai jumlah tertentu sesuai keperluan.
Misalnya disusun sampai mencapai sekurang-kurangnya seperlima dari
jumlah
modal
koperasi.
Sebelum
mencapai
jumlah
tersebut
penggunaannya dibatasi hanya untuk menutup kerugian. Setelah tercapai
jumlah tersebut dapat ditambah sesuai dengan kepentingan koperasi.Ada
pendapat di kalangan koperasi bahwa dana cadangan merupakan modal
29

sosial, bukan milik anggota dan tidak boleh dibagikan kepada anggota
sekalipun dalam keadaan koperasi dibubarkan. Sebenarnya tidak tepat
ada larangan penggunaan dana cadangan termasuk untuk dibagikan
kepada anggota, sepanjang t idak melanggar batas minimumnya.

IX. EVALUASI KEBERHASILAN KOPERASI


DILIHAT DARI SISI ANGGOTA
A. EFEK-EFEK EKONOMIS KOPERASI
Salah satu hubungan penting yang harus dilakukan koperasi adalah
dengan para anggotanya yang kedudukannya sebagai pemilik sekaligus
pengguna jasa koperasi. Motivasi ekonomi anggota sebagai pemilik akan
mempersoalkan dana (simpanan-simpanan) yang telah diserahkannya,
apakah menguntungkan atau tidak. Sedangkan anggota sebagai
pengguna akan mempersoalan kontinuitas pengadaan kebutuhan barang
30

dan jasa, menguntungkan atau tidaknya pelayanan koperasi dibandingkan


penjual atau pembeli di luar koperasi. Pada dasarnya anggota akan
berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan perusahaan koperasi:

Jika kegiatan tersebut sesuai dengan kebutuhan

Jika pelayanan tersebut ditawarkan dengan harga, mutu atau


syarat-syarat yang lebih menguntungkan dibanding yang
diperolehnya dari pihak-pihak lain di luar koperasi

B. EFEK HARGA DAN EFEK BIAYA


Partisipasi anggota menentukan keberhasilan koperasi. Sedangkan
tingkat partisipasi anggota dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
besarnya nilai manfaat pelayanan koperasi secara utilitarian maupun
normatif. Motivasi utilitarian sejalan dengan kemanfaatan ekonomis.
Kemanfaatan ekonomis yang dimaksud adalah insentif berupa pelayanan
barang-jasa oleh perusahaan koperasi yang efisien, atau adanya
pengurangan biaya dan atau diperolehnya harga yang menguntungkan
serta penerimaan bagian dari keuntungan (SHU) baik secara tunai
maupun dalam bentuk barang. Bila dilihat dari peranan anggota dalam
koperasi yang begitu dominan, maka setiap harga yang ditetapkan
koperasi harus dibedakan antara harga untuk anggota dengan harga
untuk non anggota. Perbedaan ini mengharuskan daya analisis yang lebih
tajam dalam melihat peranan koperasi dalam pasar yang bersaing.

C. ANALISIS HUBUNGAN EFEK EKONOMIS DAN KEBERHASILAN


KOPERASI
Dalam badan usaha koperasi, laba bukanlah satu-satunya yang dikejar
oleh manajemen, melainkan aspek pelayanan (benefit oriented). Di tinjau
dari konsep koperasi, fungsi laba bagi koperasi tergantung pada besar
kecilnya partisipasi ataupun transaksi anggota dengan kopersinya.
Semakin tinggi partisipasi anggota, maka idealnya semakin tinggi
manfaat yang diterima oleh anggota. Keberhasilan koperasi ditentukan
oleh salah satu faktornya adalah partisipasi anggota dan partisipasi
anggota sangat berhubungan erat dengan efek ekonomis koperasi yaitu
manfaat yang didapat oleh anggota tersebut.
D. PENYAJIAN DAN ANALISIS NERACA PEMBAYARAN
Disebabkan oleh perubahan kebutuhan dari para anggota dan
perubahan
lingkungan
koperasi,
terutama
tantangan-tantangan
kompetitif, pelayanan koperasi terhadap anggota harus secara kontinyu di
sesuaikan Ada dua faktor utama yang mengharuskan koperasi
meningkatkan pelayanan kepada anggotanya, yaitu:

Adanya tekanan persaingan dari anggota lain (terutama


organisasi non koperasi).

Perubahan kebutuhan manusia sebagai akibat perubahan


waktu dan peradaban. Perubahan kebutuhan ini akan
31

menentukan kebutuhan pola kebutuhan anggota dalam


mengkonsumsi produk-produk yang ditawarkan koperasi

X. EVALUASI KEBERHASILAN KOPERASI DILIHAT


DARI SISI PERUSAHAAN
A. Efisiensi Perusahaan Koperasi
Tidak dapat di pungkiri bahwa koperasi adalah badan usaha yang
kelahirannya dilandasi oleh fikiran sebagai usaha kumpulan orang-orang
bukan kumpulan modal. Oleh karena itu koperasi tidak boleh terlepas dari
ukuran efisiensi bagi usahanya, meskipun tujuan utamanya melayani
anggota.

32

Ukuran kemanfaatan ekonomis adalah adalah manfaat ekonomi dan


pengukurannya di hubungkan dengan teori efisiensi, efektivitas serta
waktu terjadinya transaksi atau di perolehnya manfaat ekonomi.
Efesiensi adalah: penghematan input yang di ukur dengan cara
membandingkan input anggaran atau seharusnya (Ia) dengan input
realisasi atau sesungguhnya (Is), jika Is < Ia disebut (Efisien).
Dihubungkan dengan waktu terjadinya transaksi/di perolehnya manfaat
ekonomi oleh anggota dapat di bagi menjadi dua jenis manfaat ekonomi
yaitu :
1) Manfaat ekonomi langsung (MEL)
MEL adalah manfaat ekonomi yang diterima oleh anggota langsung
di peroleh pada saat terjadinya transaksi antara anggota dengan
koperasinya.
2) Manfaat ekonomi tidak langsung (METL)
METL adalah manfaat ekonomi yang diterima oleh anggota bukan
pada saat terjadinya transaksi, tetapi diperoleh kemudian setelah
berakhirnya
suatu
periode
tertentu
atau
periode
pelaporan
keuangan/pertanggung jawaban pengurus & pengawas, yakni penerimaan
SHU anggota.
Manfaat ekonomi pelayanan koperasi yang diterima anggota dapat
dihitung dengan cara sebagai berikut:
TME = MEL + METL MEN = (MEL + METL) BA
Bagi suatu badan usaha koperasi yang melaksanakan kegiatan
serba usaha (multipurpose), maka besarnya manfaat ekonomi langsung
dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :
MEL = EfP + EfPK + Evs + EvP + EvPU METL = SHUa Efisiensi
Perusahaan / Badan Usaha Koperasi:
1.
Tingkat efisiensi biaya pelayanan BU ke anggota (TEBP) =
Realisasi Biaya pelayanan.
Anggaran biaya pelayanan = Jika TEBP < 1 berarti efisien biaya
pelayanan BU ke anggota.
2.
Tingkat efisiensi biaya usaha ke bukan anggota (TEBU) =
Realisasi biaya usaha.
Anggaran biaya usaha Jika TEBU < 1 berarti efisien biaya usaha.

1)
Efektivitas Koperasi
Efektivitas adalah pencapaiaan target output yang diukur dengan cara
membandingkan output anggaran atau seharusnya(OA), dengan output
realisasi atau sesungguhnya (Os), Jika Os>Oa disebut efektif.
Rumus perhitungan Efektivitas Koperasi (EvK):
EvK = Realisasi SHUk + Realisasi MEL
Anggaran SHUk + Anggaran MEL = Jika EvK >, berarti Efektif
2)

Produktivitas Koperasi
33

Produktivitas adalah pencapaian target output (O) atas input yang


digunakan (I), jika (O>1) disebut produktif.
Rumus perhitungan produktivitas perusahaan koperasi :
PPK = S H U X 100%
Modal koperasi
= Rp. 102,586,680 X 100%
Rp. 118,432,448
= Rp. 86.62
Dari hasil ini dimana PPK > 1 maka koperasi ini adalah produktif.
Rentabilitas Koperasi
Untuk mengukur tingkat rentabilitas koperasi KSU SIDI maka digunakan
rumus perhitungan sebagai berukut:
Rentabilitas = S H U X 100%
Aktiva Usaha
= Rp. 102,586,680 X 100%
Rp. 518,428,769
Rp. 19.79 %
Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa setiap Rp.100,- aktiva usaha
mampu menghasilkan sisa hasil usaha sebesar Rp.19.79,-. Hal ini berarti
koperasi KSU SIDI Sanur mampu mengembangkan usahanya dengan baik
kea rah yang meningkat.
3)

Analisis Laporan Koperasi


Analisis Laporan Koperasi Laporan keuangan koperasi merupakan
bagian dari laporan pertanggungjawaban pengurus tentang tata
kehidupan koperasi. Laporan keuangan sekaligus dapat dijadikan sebagai
salah satu alat evaluasi kemajuan koperasi. Laporan keuangan koperasi
berisi :
1.
Neraca
2.
Perhitungan hasil usaha (income statement)
3.
Laporan arus kas (cash flow)
4.
Catatan atas laporan keuangan
5.
Laporan perubahan kekayaan bersih sbg laporan keuangan
tambahan
Perhitungan hasil usaha pada koperasi harus dapat menunjukkan
usaha yang berasal dari anggota dan bukan anggota. Alokasi pendapatan
dan beban kepada anggota dan bukan anggota pada perhitungan hasil
usaha berdasarkan perbandingan manfaat yang di terima oleh anggota
dan bukan anggota.
Laporan koperasi bukan merupakan laporan keuangan konsolidasi dari
koperasi-koperasi. Dalam hal terjadi penggabungan dua atau lebih
koperasi menjadi satu badan hukum koperasi, maka dalam
penggabungan tersebut perlu memperhatikan nilai aktiva bersih yang riil
dan bilamana perlu melakukan penilaian kembali. Dalam hal operasi
mempunyai perusahaan dan unit-unit usaha yang berada di bawah satu
pengelolaan, maka di susun laporan keuangan konsolidasi atau laporan
keuangan gabungan.
34

Demikian penulisan ini tidak untuk bertujuan komersil tetapi untuk


penambahan nilai dalam menunjang mata kuliah adaptif softskill
mengenai ekonomi koperasi. Semoga penulisan ini dapat bermanfaat
untuk kita semua dalam mengembangkan koperasi dengan mengevaluasi
kembali manfaat dari hasil yang diberikan dalam koperasi yang dilihat dari
sisi perusahaan.

XI. PERANAN KOPERASI

Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa


koperasi memiliki fungsi dan peranan antara lain yaitu mengembangkan
potensi dan kemampuan ekonomi anggota dan masyarakat, berupaya
mempertinggi kualitas kehidupan manusia, memperkokoh perekonomian
rakyat, mengembangkan perekonomian nasional, serta mengembangkan
kreativitas dan jiwa berorganisasi bagi pelajar bangsa.
35

Peran koperasi dalam memajukan perekonomian masyarakat dari dulu


hingga saat ini sangat lah banyak. Karena masyarakat dapat meminjam
atau berdagang pada koperasi tersebut. Bukan hanya itu saja peranan
yang dilakukan koperasi juga dapat membantu Negara untuk
menggembangkan usaha kecil yang ada dalam masyarakat.
Peranan koperasi dalam perekonomian Indonesia adalah :
1.
Alat pendemokrasi ekonomi
2.
Alat perjuangan ekonomi untuk mempertinggi kesejahteraan
rakyat
3.
Membantu pemerintah dalam mengelola cabang-cabang produksi
yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak
4.
Sebagai soko guru perekonomian nasional Indonesia (tiang
utama pembangunan ekonomi nasional)
5.
Membantu pemerintah dalam meletakkan fondasi perekonomian
nasional yang kuat dengan menjalankan prinsip-prinsip koperasi
Indonesia
Peran Koperasi diberbagai Keadaan Persaingan
1) Di Pasar Persaingan Sempurna
Ciri-ciri pasar persaingan sempurna :
Adanya penjual dan pembeli yang sangat banyak
Produk yang dijual perusahaan adalah sejenis (homogen)
Perusahaan bebas untuk mesuk dan keluar
Para pembeli dan penjual memiliki informasi yang sempurna
2) Di Pasar Monopolistik
Ciri-ciri pasar Monopolistik :
Banyak pejual atau pengusaha dari suatu produk yang beragam
Produk yang dihasilkan tidak homogen
Ada produk substitusinya
Keluar atau masuk ke industri relatif mudah
Berbeda-beda sesuai dengan keinginan penjualnya
3) Di Pasar Monopsoni
Ciri-ciri pasar Monopsoni :
Disini ada penjual banyak tetapi hanya ada satu Pembeli.
4) Di Pasar Oligopoli
Oligopoli adalah struktur pasar dimana hanya ada beberapa
perusahaan(penjual) yang menguasai pasar Dua strategi dasar untuk
Koperasi dalam pasar oligopoli yaitu strategi harga dan nonharga.
Untuk menghindari perang harga, perusahaan akan mengadakan
product defferentiation dan memperluas pasar dengan cara melakukan
kegiatan advertensi, membedakan mutu dan bentuk produk.
Penawaran Harga yang bersifat Predator
Price Leadership
36

XII. PEMBANGUNAN KOPERASI


Kendala yang dihadapi masyarakat dalam mengembangkan
koperasi di negara berkembang adalah sebagai berikut :
a. Sering koperasi hanya dianggap sebagai organisasi swadaya
yang otonom partisipatif dan demokratis dari rakyat kecil
(kelas bawah) seperti petani, pengrajin, pedagang dan
pekerja/buruh
37

b. Disamping itu ada berbagai pendapat yang berbeda dan


diskusi-diskusi yang controversial mengenai keberhasilan dan
kegagalan
seta
dampak
koperasi
terhadapa
proses
pembangunan ekonomi social di negara-negara dunia ketiga
(sedang berkembang) merupakan alas an yang mendesak
untuk mengadakan perbaikan tatacara evaluasi atas
organisasi-organisasi swadaya koperasi.
c. Kriteria ( tolok ukur) yang dipergunakan untuk mengevaluasi
koperasi seperti perkembangan anggota, dan hasil penjualan
koperasi kepada anggota, pangsa pasar penjualan koperasi,
modal penyertaan para anggota, cadangan SHU, rabat dan
sebagainya, telah dan masih sering digunakan sebagai
indikator mengenai efisiensi koperasi.
Konsepsi mengenai sponsor pemerintah dalam perkembangan
koperasi yang otonom dalam bentuk model tiga tahap, yaitu :
a) Tahap pertama : Offisialisasi
Mendukung perintisan pembentukan Organisasi Koperasi.
Tujuan utama selama tahap ini adalah merintis pembentukan
koperasi dari perusahaan koperasi, menurut ukuran, struktur dan
kemampuan manajemennya,cukup mampu melayani kepentingan para
anggotanya secara efisien dengan menawarkan barang dan jasa yang
sesuai dengan tujuan dan kebutuhannya dengan harapan agar dalam
jangka panjang mampu dipenuhi sendiri oleh organisasi koperasi yang
otonom.
Terdapat 2 jenis kebijakan dan program yang berkaitan dengan
pengkoperasian, yaitu :
1. Kebijakan dan program pendukung yang diarahkan pada perintisan dan
pembentukan organisasi koperasi, kebijakan dan program ini dapat
dibedakan pula, atas kebijakan dan program khusus misalnya untuk :
Membangkitkan motivasi, mendidik dan melatih para anggota dan para
anggota pengurus kelompok koperasi.
Membentuk perusahaan koperasi ( termasuk latihan bagi para manager
dan karyawan)
Menciptakan struktur organisasi koperasi primer yang memadai
( termasuk sistem kontribusi dan insentif, serta pengaturan distribusi
potensi yang tersedia) dan,
Membangun sistem keterpaduan antar lembaga koperasi sekunder dan
tersier yang memadai.
2. Kebijakan dan program diarahkan untuk mendukung perekonomian
para anggota, masing-masing, dan yang dilaksanakan melalui koperasi
terutama perusahaan koperasi yang berperan seperti organisasiorganisasi pembangunan lainnya.
b) Tahap kedua : De Offisialisasi

38

Melepaskan koperasi dari ketergantungannya pada sponsor dan


pengawasan teknis, Manajemen dan keuangan secara langsung dari
organisasi yand dikendalikan oleh Negara.
Tujuan utama dari tahap ini adalah mendukung perkembangan sendiri
koperasi ketingkat kemandirian dan otonomi artinya, bantuan, bimbingan
dan pengawasan atau pengendalian langsung harus dikurangi.
Kelemahan-kelemahan dalam penerapan kebijakan dan program yang
mensponsori pengembangan koperasi :
1) Untuk membangkitkan motivasi para petani agar menjadi anggota
koperasi desa, ditumbuhkan harapan-harapan yang tidak realistis pada
kerjasama dalam koperasi bagi para anggota dan diberikan janji-janji
mengenai perlakuan istimewa melalui pemberian bantuan pemerintah.
2) Selama proses pembentukan koperasi persyaratan dan kriteria yang
yang mendasari pembentukan kelompok-kelompok koperasi yang
kuatdan, efisien, dan perusahaan koperasi yang mampu mempertahankan
kelangsungan hidupnya secara otonom, tidak mendapat pertimbangan
yang cukup.
3) Karena alas an-alasan administrative, kegiatan pemerintah seringkali
dipusatkan pada pembentukan perusahaan koperasi, dan mengabaikan
penyuluhan, pendidikan dan latihan para naggota, anggota pengurus dan
manajer yang dinamis, dan terutama mengabaikan pula strategi-strategi
yang mendukung perkembangan sendiri atas dasar keikutsertaan anggota
koperasi.
4) Koperasi telah dibebani dengan tugas-tugas untuk menyediakan
berbagai jenis jasa bagi para anggotanya (misalnya kredit), sekalipun
langkah-langkah yang diperlukan dan bersifat melengkapi belum
dilakukan oleh badan pemerintah yang bersangkutan (misalnya
penyuluhan)
5) Koperasi telah diserahi tugas, atau ditugaskan untuk menangani
program pemerintah, walaupun perusahaan koperasi tersebut belum
memiliki kemampuan yang diperlukan bagi keberhasilan pelaksanaan
tugas dan program itu
6) Tujuan dan kegiatan perusahaan koperasi (yang secara administratif
dipengaruhi oleh instansi dan pegawai pemerintah) tidak cukup
mempertimbangkan, atau bahkan bertentangan dengan, kepentingan dan
kebutuhan subyektif yang mendesak, dan tujuan-tujuan yang berorientasi
pada pembangunan para individu dan kelompok anggota.
Secara singkat dapat dibedakan tiga tipe konflik tujuan yang satu
sama lain tidak cukup serasi, yaitu :
a. Koperasi serba usaha yang diarahkan untuk melaksanakan membawa
pengaruh negatif terhadap kepentingan anggota atau fungsi-fungsi yang
merupakan tugas instansi pemerintah, yang terhadap loyalitas hubungan
antara anggota dan manajer
b. Perusahaan koperasi diarahkan bertentangan dengan kepentngan
paraanggota untuk menjual hasil produksi para anggota engan harga

39

yang lebih rendah dari harga pasar sebagai satu bentuk sumbangan
terhadap stabilisasi harga secara umum.
c. Mungkin terkandung maksud atau asumsi bahwa perusahaan koperasi
dapat meningkatkan kepentingan yang nyata atau sesungguhnya dari
para anggota dan merangsang perubahan sosial ekonomi itu,tidak
dipertimbangkan secara matang keadaan nyata dari para petani kecil
yang menjadi anggota, struktur lahan dan pola produksi mereka,
kebutuhan dan tujuan mereka.
Perkembangan koperasi sebagai Organisasi mandiri yang otonom
Setelah berhasil mencapai tingkat swadaya dan otonom, koperasikoperasi yang sebelumnya disponsori oleh Negara dan mengembangkan
dirinya sebagai organisasi swadaya koperasi bekerja sama dan didukung
oleh lembaga-lembaga koperasi sekunder dan tersier.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/adi120/konsep-koperasi-15164381?
from_action=save
40

https://www.academia.edu/11368319/KONSEP_DAN_ALIRAN_KOPERASI
http://pengertian-isp.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-koperasi-fungsitujuannya.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi#Prinsip_koperasi
https://gnatanice.wordpress.com/2013/01/20/bentuk-organisasi-dalamkoperasi/
https://riyanikusuma.wordpress.com/2011/10/10/tujuan-koperasI/
https://getnewidea.wordpress.com/2013/10/29/tujuan-dan-fungsikoperasi/
http://gabriellapattiasina.blogspot.co.id/2014/11/sisa-hasil-usahakoperasi.html
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&ved=0CCMQFjABahUKEwjo0
9bb-_rIAhXJJpQKHYKcB7M&url=http%3A%2F
%2Fwidiyarsih.staff.gunadarma.ac.id%2FDownloads%2Ffiles
%2F32969%2FBab%2BVI.%2BPola%2BMjn
%2BKop.ppt&usg=AFQjCNFMeKm3yeQiBuHW2NUbY4PvURAKXg&sig2=C1
52_n2BK7sMtwi5J1do9g&cad=rja
http://belajarkoperasi.com
http://henusetiaditriantoro.blogspot.com/2013/06/permodalan-koperasiarti-modal-bagi.html
http://uiita.wordpress.com/2013/12/27/permodalan-koperasi/
https://www.academia.edu/7716723/EVALUASI_KEBERHASILAN_KOPERA
SI_DILIHAT_DARI_SISI_ANGGOTA
https://cahyosaputro94.wordpress.com/2014/01/05/evaluasikeberhasilan-koperasi-dilihat-dari-sisi-perusahaan/
http://marlia-dewi.blogspot.com/2012/11/evaluasi-keberhasilan-koperasidilihat_19.html
http://muhammad-handy.blogspot.com/2012/11/koperasi.html
http://banizamzami.blogspot.com/2009/11/perkembangan-koperasi-dinegara.html

41

Anda mungkin juga menyukai