Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH KOPERASI DAN UMKM

“PERAN KOPERASI DALAM PEMBANGUNAN


EKONOMI GUNA PENINGKATAN PENDAPATAN
NASIONAL”

Dosen Pengampu : Aji, SE, M.Si

Disusun oleh :
Zakiyah Firdaus (20042005)

PRODI MANAJEMEM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM DARUL `ULUM LAMONGGAN
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
            Koperasi sebagai lembaga di mana orang-orang yang memiliki kepentingan relatif
homogen, berhimpun untuk meningkatkan kesejahteraannya. Dalam pelaksanaan
kegiatannya, koperasi dilandasi oleh nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang mencirikannya
sebagai lembaga ekonomi yang sarat dengan nilai etika bisnis. Nilai-nilai yang terkandung
dalam koperasi, seperti menolong diri sendiri (self help), percaya pada diri sendiri
(self reliance), dan kebersamaan (cooperation) akan melahirkan efek sinergis. Efek ini akan
menjadi suatu kekuatan yang sangat ampuh bagi koperasi untuk mampu bersaing dengan
para pelaku ekonomi lainnya. Konsepsi demikian mendudukkan koperasi sebagai badan
usah yang cukup strategis bagi anggotanya dalam mencapai tujuan-tujuan ekonomis yang
pada gilirannya berdampak pada masyarakat secara luas. Pada era Orde Baru (Orba),
pembangunan koperasi sangat signifikan. Diwarnai oleh kesuksesan gerakan para petani di
pedesaan yang tergabung dalam Koperasi Unit Desa (KUD).
             Koperasi tampil sebagai lokomotif perekonomian desa, antara lain dalam
penyaluran sarana produksi pertanian (saprotan), prosesing hasil pertanian hingga kegiatan
pemasaran ke Bulog dan pasaran umum. Selain itu, koperasi juga telah mulai aktif dalam
bidang usaha peternakan, perikanan, jasa distribusi/konsumen, dan simpan
pinjam/perkreditan. Kegiatan koperasi tersebut sudah diterima keberadaannya oleh
masyarakat sebagai gerakan ekonomi rakyat dalam mewujudkan masyarakat yang maju,
adil, dan makmur. Berdasarkan fenomena yang terjadi selama ini, sudah banyak jumlah
koperasi yang berdiri utamanya di pedesaan. Misalnya, KUD dan Kopersi Simpan Pinjam
(KSP) yang mampu memposisikan diri sebagai lembaga dalam program pengadaan pangan
nasional serta pengelolaan dan penyaluran keuangan kepada masyarakat. Pendirian
koperasi di desa umumnya disambut baik oleh warga dengan harapan dapat meningkatkan
perekonomian desa. Menurut data statistik perkoprasian 20071 menunjukkan bahwa tahun
2006 jumlah koperasi mencapai 141.326 unit meningkat sebesar 4,71% dari tahun 2005
sejumlah 134.963 unit (www.depkop.go.id). Kondisi ini menggambarkan keberadaan
koperasi setidaknya diharapkan mampu menumbuhkan posisi tawar (bergaining position)
rakyat terhadap pasar.
B. RUMUSAN MASALAH
1) Bagaimana dasar hukum pembentukan koperasi ?
2) Pendirian koperasi ?
3) Apa saja syarat dan tata cara pendirian koperasi ?
4) Keanggotaan koperasi ?
5) Apa saja struktur intern dan ekstern organisasi koperasi ?
6) Faktor-faktor penyebab pembubaran koperasi?
7) Bagaimana perkembangan koperasi di Indonesia?
8) Apa saja peran koperasi dalam pembangunan sosial dan ekonomi Indonesia?
BAB II
LANDASAN TEORI
Adapun landasan teori yang akan diuraikan adalah teori-teori yang mendasari dan
mendukung penelitian.
A. Pengertian Koperasi Di dalam ilmu ekonomi, pengertian Koperasi adalah suatu
perkumpulan yang memungkinkan beberapa orang atau badan hukum yang secara
sukarela menyelenggarakan suatu pekerjaan untuk memperbaiki kehidupan
anggotaanggotanya. Misalnya, bersama-sama menyelenggarakan produksi (Koperasi
Produksi), bersama-sama menyelenggarakan pembelian (Koperasi Pembelian),
bersama-sama menyelenggarakan simpan-pinjam atau perkreditan (koperasi simpan-
pinjam), dan sebagainya. Dasar Hukum keberadaan Koperasi di Indonesia adalah pasal
33 UUD 1945 dan Undang-Undang No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian. Dalam
penjelasan pasal 33 ayat (1) UUD 1945 antara lain dikemukakan : “…perekonomian
disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan” dan ayat (4)
dikemukakan bahwa “Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi
ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan”.
Sedangkan menurut pasal 1 UU No. 25 tahun 1992, yang dimaksud dengan Koperasi di
Indonesia adalah sebagai berikut : 2 “Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan
orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar
atas asas kekeluargaan”. Dari definisi pengertian koperasi tersebut diatas, dapat ditarik
suatu garis besar dari definisi pengertian koperasi, yaitu : Koperasi adalah gerakan
ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan, bukan perkumpulan modal.
Sebagai gerakan ekonomi rakyat maka koperasi berusaha mengembangkan dirinya
untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya serta kesejahteraan masyarakat pada
umumnya melalui pelayanan kebutuhan mereka. Koperasi adalah suatu perkumpulan
yang didirikan oleh orang-orang yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang
bertujuan untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi para anggotanya.

B. Landasan Koperasi Landasan Koperasi Indonesia merupakan pedoman dalam


menentukan arah, tujuan, peran, serta kedudukan koperasi terhadap pelaku-pelaku
ekonomi lainnya di dalam sistem perekonomian Indonesia. Sebagaimana dinyatakan
dalam Undang-Undang No. 25 tahun 1992 tentang Pokok-Pokok Perkoperasian,
koperasi di Indonesia mempunyai landasan sebagai berikut :
1. Landasan Idiil Sesuai dengan Bab II Undang-Undang No. 25 tahun 1992, landasan Idiil
Koperasi Indonesia adalah Pancasila. Penempatan Pancasila sebagai landasan Koperasi
Indonesia ini berdasarkan atas pertimbangan bahwa Pancasila adalah pandangan hidup
dan idiologi bangsa Indonesia. Pancasila yang dimaksud adalah rumusan yang ada
didalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat, yaitu Ketuhanan
Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia,
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau
perwakilan, serta Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Landasan Strukturil Disamping menempatkan Pancasila sebagai Landasan Idiil
Koperasi Indonesia, Bab II Undang-Undang No. 25 tahun 1992 menempatkan Undang-
Undang Dasar 1945, sebagaimana diketahui merupakan aturan pokok organisasi negara
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Di dalam Undang-Undang Dasar 1945
terdapat berbagai ketentuan yang mengatur berbagai aspek kehidupan bangsa Indonesia
dalam bernegara. Di dalam Undang-Undang Dasar 1945 kita menemukan mekanisme
hubungan antar lembaga-lembaga negara, kedudukan, tugas, dan wewenang masing-
masing lembaga negara, serta ketentuan-ketentuan lain yang dipandang perlu
keberadaannya sebagai pedoman dasar penyelenggaraan negara Republik Indonesia.
C. Asas, Fungsi, dan Tujuan Koperasi Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 25
tahun 1992 tentang Perkoperasian, dijelaskan pula mengenai asas, fungsi, dan tujuan
Perkoperasian adalah sebagai berikut :
Asas Koperasi Asas Koperasi Indonesia adalah kekeluargaan.
Fungsi Koperasi Fungsi Koperasi adalah :
1. Sebagai alat untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial.
2. Sebagai alat untuk mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.
3. Sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai
sokogurunya.
4. Sebagai alat untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Tujuan Koperasi Tujuan Koperasi sebagaimana dikemukakan dalam pasal 3 UU
No. 25 tahun 1992 adalah : “Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian
nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945”. Berdasarkan pasal tersebut, tujuan koperasi pada garis besarnya
meliputi tiga hal yaitu :
a. Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya.
b. Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat.
c. Ikut serta membangun tatanan perekonomian nasional.
BAB III
PEMBAHASAN
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum
dengan melaksanakan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sehingga sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Orang-orang yang akan mendirikan
koperasi terlebih dahulu mendapatkan penerangan dan penyuluhan agar memperoleh
pengertian dan kejelasan mengenai maksud dan tujuan mendirikan koperasi termasuk
struktur organisasi manajemen serta kegiatan usaha koperasi.

A. DASAR HUKUM KOPERASI


Dalam pelaksanaan koperasi, perlu adanya dasar hukum untuk mengaturnya. Dasar
hukum Koperasi Indonesia adalah UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Di
dalamnya mengatur tentang fungsi, peran, dan prinsip koperasi. Undang-undang ini
disahkan di Jakarta pada tanggal 21 Oktober 1992, di tandatangani oleh Presiden RI
Soeharto, Presiden RI pada masa itu dan di umumkan pada Lembaran Negara RI Tahun
1992 Nomor 116. Dan demikian dengan terbitnya UU Nomor 25 Tahun 1992 maka UU
Nomor 12 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perkoperasian, Lembaran Negara RI Tahun
1967 Nomor 23 dan Tambahan Lembaran Negara RI Tahun 1967 Nomor 2832, yang
sebelumnya dipergunakan dinyatakan tidak berlaku lagi.
Koperasi Indonesia berdasarkan UU No. 25 tahun 1992, koperasi suatu badan
usaha yang dipandang oleh undang-undang sebagai suatu perusahaan. Dimana dibentuk
oleh anggota-anggotanya untuk melakukan kegiatan usaha dan menunjang kepentingan
ekonomi anggotanya.
Dasar-dasar hukum koperasi Indonesia
1. Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
2. Peraturan Pemerintah No. 4 tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengesahan
Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.
3. Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 1994 tentang Pembubaran Koperasi oleh Pemerintah
4. Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam
oleh Koperasi
5. Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 1998 tentang Modal Penyertaan pada Koperasi.
6. Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan PPK No. 36/Kep/MII/1998 tentang
Pedoman Pelaksanaan Penggabungan dan Peleburan Koperasi
7. Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan PKM No. 19/KEP/Meneg/III/2000
tentang Pedoman kelembagaan dan Usaha Koperasi
8. Peraturan Menteri No. 01 tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan,
Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.
B. PENDIRIAN KOPERASI
Koperasi sangat dibutuhkan masyarakat ekonomi lemah, karena koperasi bertujuan
memperjuangkan kepentingan / kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat lain
pada umumnya. Tetapi dalam prakteknya masyarakat  tersebut belum memahami
pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Koperasi merupakan suatu perkumpulan orang-orang yang berbadan hukum dengan
keanggotaan yang bersifat terbuka dan sukarela, menjalankan usaha bersama berdasarkan
undang-undang, dan mempunyai ciri khas dalam keanggotaan. Anggota koperasi
jumlahnya relatif besar dan mempunyai kebebasan dalam keluar dan masuk dalam usaha
koperasi.
Dalam peraturan koperasi Indonesia koperasi baru dapat didirikan apabila ada
minimal 20 orang yang bersama-sama mempunyai tujuan untuk mendirikan suatu koperasi,
dan dari dua puluh orang tersebut dapat menjadi anggota semua, dan di antara mereka dapat
dipilih menjadi anggota pengurus, maupun anggota pengawas. Hal yang paling utama yang
harus dipenuhi oleh semua calon anggota pendiri sebelum membuat akta pendirian koperasi
adalah adanya kesepakatan antara calon pendiri untuk secara bersama-sama mengikatkan
diri untuk mendirikan suatu koperasi.
Tujuan mendirikan sebuah koperasi ialah untuk membangun sebuah organisasi
usaha dalam memenuhi kepentingan bersama di bidang ekonomi. Sebagai organisasi usaha,
penerapan asas ekonomi dan asas hukum menjadi jelas. Tujuan koperasi adalah untuk
memajukan kesejahteraan ekonomi para anggota, hal inilah yang menjadi kekhususan
koperasi.
Persiapan dalam mendirikan koperasi antara lain:
1. Anggota masyarakat yang akan mendirikan koperasi harus mengerti maksud dan tujuan
berkoperasi serta kegiatan usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi untuk
meningkatkan pendapatan dan manfaat bagi anggota koperasi. Pada dasarnya koperasi
dibentuk dan didirikan berdasarkan kesamaan kepentingan ekonomi.
2. Agar orang-orang yang akan mendirikan koperasi memperoleh pengertian, maksud,
tujuan, struktur organisasi, manajemen, prinsip-prinsip koperasi, dan prospek
pengembangan koperasinya, maka mereka dapat meminta penyuluhan dan pendidikan
serta latihan dari Kantor Departemen Koperasi, pengusaha kecil dan pengusaha
menengah di sekitar lingkungannya.
Hal yang perlu diperhatikan dalam mendirikan koperasi:
1. Koperasi tidak bermanfaat jika pengelolanya tidak mengetahui tentang koperasi.
2. Dapat menerima anggota – anggota baru secara sukarela dan terbuka.
3. Dibutuhkan waktu panjang dalam mencapai tujuan – tujuan koperasi.
4. Pembinaan koperasi di Indonesia adalah tanggung jawab pemerintah, namun tetap milik
anggotanya.
C. SYARAT DAN TATA CARA PEMBENTUKAN KOPERASI
Sebelum mengetahui syarat pendirian koperasi, akan diulas beberapa hal mengenai
pondasi utama yaitu perundang-undangan yang membahas koperasi, Undang-Undang No.
25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
Menurut Undang-undang No. 25 Tahun 1992, Koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan
atas asas kekeluargaan. Koperasi terbagi atas dua yakni:
1. Koperasi Primer adalah Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang
seorang.
2. Koperasi Sekunder adalah Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan badan-
badan hukum koperasi.
a) Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara
Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.
b) Peraturan Menteri Nomor 01 Tahun 2006 yaitu tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pembentukan, Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.
Langkah-langkah mendirikan Koperasi
 1. Calon-calon pendiri harus mempunyai kepentingan ekonomi yang sama
Koperasi sebaiknya dibentuk oleh sekelompok orang atau anggota masyarakat yang
mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama. Sebaiknya sebelum
melanjutkan proses mendirikan koperasi, dahulukanlah tindakan penyuluhan tentang
perkoperasian agar kelompok masyarakat yang ingin mendirikan koperasi tersebut
memahami mengenai perkoperasian, sehingga anggota koperasi nantinya benar-benar
memahami nilai dan prinsip koperasi dan paham akan hak dan kewajibannya sebagai
anggota koperasi (Pasal 3 dan Pasal 4 UU No.25 Tahun 1992)
2. Dilaksanakannya Rapat Pembentukan
Proses kedua dalam pendirian koperasi adalah dijalankannya rapat pembentukan
dimana untuk Koperasi Primer sekurang-kurangnya dihadiri oleh 20 orang anggota pendiri,
sedangkan untuk Koperasi Sekunder sekurang-kurangnya dihadiri oleh 3 (tiga) koperasi
melalui wakil-wakilnya (Pasal 5 Ayat 1). Rapat pembentukan koperasi tersebut dihadiri
oleh pejabat dinas/instansi/badan yang membidangi koperasi setempat sesuai domisili
anggota (Pasal 5 Ayat 3), dimana kehadiran pejabat tersebut bertujuan antara lain untuk :
memberi arahan berkenaan dengan pembentukan koperasi, melihat proses pelaksanaan
rapat pembentukan, sebagai narasumber apabila ada pertanyaan berkaitan dengan
perkoperasian dan untuk meneliti isi konsep anggaran dasar yang dibuat oleh para pendiri
sebelum di”akta”kan oleh Notaris Pembuat Akta Koperasi setempat.
Dalam rapat pembentukan akan dibahas mengenai Anggaran Dasar Koperasi yang memuat
antara lain (Pasal 5 Ayat 5) :
a) Nama dan tempat kedudukan
b) Maksud dan tujuan
c) Jenis koperasi dan Bidang usaha Keanggotaan
d) Rapat Anggota
e) Pengurus, Pengawas dan Pengelola
f) Permodalan, jangka waktu dan Sisa Hasil Usaha 
3. Penyusunan Akta Pendirian Koperasi
Proses ketiga yang harus dilakukan untuk mengesahkan Badan Hukum Koperasi
adalah Pembuatan atau penyusunan akta pendirian koperasi, yang dapat disusun oleh para
pendiri (apabila di wilayah setempat tidak terdapat NPAK) atau dibuat oleh Notaris
Pembuat Akta Koperasi (Pasal 6 Ayat 1).Selanjutnya notaris atau kuasa pendiri
mengajukan permohonan pengesahan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang
dengan dilampirkan Pasal 7 ayat (1) :
a) 2 (Dua) rangkap salinan akta pendirian bermeterai cukup.
b) Data akta pendirian koperasi yang dibuat dan ditandatangani notaris.
c) Surat bukti tersedianya modal yang jumlahnya sekurang-kurangnya sebesar simpanan
pokok dan simpanan wajib yang wajib dilunasi oleh para pendiri.
d) Rencana kegiatan usaha minimal tiga tahun ke depan dan RAPB.
e) Dokumen lain yang diperlukan sesuai peraturan perundang undangan. 
4. Penelitian oleh Pejabat yang memiliki Kewenangan
Langkah akhir yang harus dilalui untuk mengesahkan koperasi tersebut sebagai
Badan Hukum adalah Penelitian oleh pejabat yang berwenang.Pejabat yang berwenang
akan melakukan :
1.      Penelitian terhadap materi Anggaran Dasar yang diajukan (Pasal 8 Ayat 2),
2.      Pengecekan terhadap keberadaan koperasi tersebut (Pasal 8 Ayat 2).
Syarat untuk pendirian Koperasi Umum :
1. Dua rangkap Salinan Akta Pendirian koperasi dari notaris (NPAK).
2. Berita Acara Rapat Pendirian Koperasi.
3. Daftar hadir rapat pendirian Koperasi
4. Foto Copy KTP Pendiri (urutannya disesuaikan dengan daftar hadir agar mempermudah
pada saat verifikasi).
5. Kuasa pendiri (Pengurus terpilih) untuk mengurus pengesahan pembentukan koperasi.
6. Surat Bukti tersedianya modal yang jumlahnya sekurang;kurangnya sebesar simpanan
pokok dan simpanan wajib yang wajib dilunasi para pendiri.
7. Rencana kegiatan usaha koperasi minimal tiga tahun kedepan dan Rencana Anggaran
Belanja dan Pendapatan Koperasi.
8. Daftar susunan pengurus dan pengawas.
9. Daftar sarana kerja koperasi
10. Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga antara pengurus.
11. Struktur organisasi koperasi.
12. Surat Pernyataan Status kantor koperasi dan bukti pendukungnya
13. Dokumen lain yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
Syarat Untuk Pendirian Koperasi Simpan Pinjam (KSP) :
1. Dua rangkap Salinan Akta Pendirian koperasi dari notaris (NPAK)
2. Berita Acara Rapat Pendirian Koperasi
3. Daftar hadir rapat pendirian koperasi
4. Foto Copy KTP Pendiri (urutannya disesuaikan dengan daftar hadir agar mempermudah
pada saat verifikasi)
5. Kuasa pendiri (pengurus terpilih) untuk mengurus permohonan pengesahan
pembentukan koperasi.
6. Surat bukti penyetoran modal sendiri pada awal pendirian KSP berupa deposito pada
bank pemerintah atas nama Menteri Negara Koperasi dan UKM, dilengkapi degan bukti
penyetoran dari anggota kepada koperasi
7. Rencana kerja koperasi minimal (3) tiga tahun kedepan (rencana permodalan, neraca
awal, rencana kegiatan usaha (business plan), rencana bidang organisasi &SDM)
8. Kelengkapan administrasi organisasi dan pembukuan
9. Daftar susunan pengurus dan pengawas
10. Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga antara pengurus.
11. Daftar sarana kerja
12. Permohonan ijin menyelenggarakan usaha simpan pinjam
13. Surat pernyataan bersedia untuk diperiksa dan dinilai kesehatan koperasinya oleh
pejabat yang berwenang
14. Surat pernyataan status kantor koperasi dan bukti pendukungnya
15. Struktur organisasi KSP
16. Nama dan riwayat hidup calon pengelola yang dilengkapi dengan :
a) Bukti telah mengikuti pelatihan/magang usaha simpan pinjam koperasi.
b) Surat keterangan berkelakuan baik
c) Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan semenda dengan
pengurus dan pengawas
d) Surat pernyataan pengelola tentang kesediaannya untuk bekerja secara purna waktu.
D. KEANGGOTAAN KOPERASI
Keaggotaan koperasi terdiri dari orang – orang/ badan hukum koperasi. Anggota
koperasi terutama pengurus harus memiliki kesadaran berkoperasi dan harga diri yang
tinggi serta yakin bahwa mereka memiliki kemampuan diri untuk mengembangkan
koperasi.Yang dapat menjadi anggota koperasi ialah setiap warga negara Indonesia yang :
1. Mampu untuk melakukan tindakan hukum.
2. Menerima landasan idil, asas, dan sendi dasar koperasi.
3. Sanggup dan bersedia melakukan kewajiban-kewajiban dan hak sebagai anggota.
 Sifat Keanggotaan Koperasi
Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka. Yang dimaksud dengan
sukarela yaitu, setiap orang yang ingin menjadi anggota koperasi berdasar atas kemauan
sendiri. Sedangkan terbuka ialah tidak ada pembatasan bagi yang ingin menjadi anggota
koperasi selama mampu memenuhi syarat-syarat keanggotaan koperasi
 Hubungan Anggota dengan Usaha Koperasi
Alasan anggota koperasi menjadi bagian dari usaha koperasi adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pola hubungan khusus antara anggota dengan usaha
koperasi terbentuk dengan adanya prinsip identitas ganda anggota, dimana anggota adalah
sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pengguna jasa koperasi.       
 Kewajiban dan Hak Anggota Koperasi
Kewajiban perorangan anggota koperasi sesuai dalam pasal 20 UU No.25/1992 adalah:
 Mematuhi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi serta semua
keputusan yang telah disepakati bersama dalam rapat anggota.
 Berpartisipasi pada usaha yang diselenggarakan oleh koperasi.
 Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasar atas asas
kekeluargaan.
Kewajiban keuangan anggota koperasi adalah:
 Membayar kontribusi keuangan yang ditentukan dalam anggaran dasar.
 Bertanggung jawab atas hutang koperasi.
Sedangkan hak perorangan anggota koperasi adalah:
 Hak untuk menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam
rapat anggota.
 Memilih/dipilih menjadi pengurus.
 Meminta diadakan rapat anggota menurut ketentuan-ketentuan dalam anggaran
dasar.
 Mengemukakan pendapat/saran-saran kepada pengurus diluar rapat anggota
(baik diminta maupun tidak diminta).
 Memanfaatkan fasilitas koperasi dan mendapat pelayanan yang sama diantara
sesama anggota.
 Mendapat keterangan mengenai perkembangan koperasi menurut anggaran
dasar.
 Mengundurkan diri dari perhimpunan.
Hak keuangan anggota koperasi adalah:
 Menggunakan keuntungan keuangan dari fasilitas badan usaha koperasi.
 Menerima bunga atas modal saham yang disetor.
 Menuntut pembayaran kontribusi modal saham dari dana koperasi karena
pengunduran diri dari keanggotaan.
Syarat-Syarat Khusus
Syarat-syarat khusus ialah syarat tambahan yang harus dipenuhi oleh setiap calon
anggota koperasi sebelum diterima menjadi anggota koperasi secara penuh untuk suatu
usaha koperasi tertentu.
Contoh usaha koperasi yang memiliki syarat-syarat khusus ialah:
1. Dalam koperasi pertanian terdiri dari pemilik dan pekerja koperasi tersebut.
2. Dalam koperasi nelayan terdiri dari pemilik perahu, pemilik peralatan, dan nelayan.
Syarat-syarat khusus ini berfungsi sebagai pembeda antara usaha koperasi dengan badan
usaha lainnya.
 Permintaan Menjadi Anggota Koperasi
Calon anggota perlu mempelajari maksud dan tujuan koperasi , kemudian
menyampaikan permintaan untuk diterima sebagai anggota secara tertulis, kemudian
diperiksa sesuai kelengkapan persyaratan berdasarkan ketentuan undang-undang atau
anggaran dasar koperasi.
 Bukti Keanggotaan Koperasi
 Penerimaan anggota koperasi dibuktikan dengan pencatatan dalam buku daftar
anggota koperasi yang ditetapkan oleh undang-undang.
 Pengunduran Diri sebagai Anggota Koperasi
Keanggotaan seseorang berakhir jika:
 Meninggal dunia.
 Atas kehendak sendiri.
 Tidak memenuhi syarat keanggotaan.
 Tidak memenuhi kewajiban sebagai anggota.
E. STRUKTUR INTERN DAN EKSTERN ORGANISASI KOPERASI

 Struktur Intern Organisasi Koperasi

Struktur internal organisasi koperasi melibatkan perangkat organisasi di dalam organisasi


itu sendiri. Perangkat organisasi koperasi adalah rapat anggota, pengurus, pengawas, dan
pengelola. Di anatara rapat anggota, penggurus, dan pengelola terjalin hubungan perintah
dan tanggung jawab. Sedangkan pengawas hanya memiliki hubungan satu arah, yaitu
bertanggung jawab terhadap rapat anggota, tanpa memberikan perintah pada pengakat
organisasi lainnya. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini :

1.      Anggota           : setiap orang yang terdaftar sebagai peserta pemilik koperasi sesuai
dengan persyaratan dalam anggaran dasar.
2.      Rapat Anggota : pemegang  kekuasan tertinggi dalam organisasi koperasi.
3.      Pengurus          : melaksanakan keputusan keputusan yang ditetapkan oleh rapat
anggota untuk menggerakkan roda organisasi dalam merealisasikan
tujuan yang ditetapkan.
4.      Pengawas         : bertugas melaksanakan pengawasan atas pekerjaan
pengawasannya.
5.      Pengelola         : pelaksana harian kegiatan koperasi yang diangkat oleh pengurus
koperasi atas persetujuan rapat anggota.

 Struktur Ekstern Organisasi Koperasi


Struktur eksternal organisasi koperasi berhubungan dengan adanya penggabungan
koperasi sejenis pada suatu wilayah tertentu. Penggabungan itu dibutuhkan untuk
pembinaan, pelatihan, kemudian mendapat modal, dan kebutuhan kemudahan lainnya.
Berkaitan dengan itu, adanya koperasi induk, koperasi gabungan, koperasi pusat, dan
koperasi primer. Bagan struktur eksternal organisasi koperasi dapat dilihat pada berikut.

1.     Koperasi induk         : gabungan dari paling sedikit 3 koperasi gabungan yang


berkedudukan di ibukota Negara.
2.      Koperasi gabungan      : gabungan dari paling sedikit 3 koperasi pusat dan
berkedudukan di ibukota provinsi.
3.      Koperasi pusat               : gabungan dari paling sedikit 4 koperasi primer dan
berkedudukan di ibokota kabupaten.
4.      Koperasi primer           : koperasi yang merupakan perkumpulan dari paling sedikit 20
orang yang bergabung dengan tujuan yang sama.
F. PEMBUBARAN KOPERASI
Pembubaran koperasi dapat dilakukan dengan 2 alasan, yaitu:
a. Keputusan rapat anggota.
b. Keputusan pemerintah, yang dilakukan apabila:
 Terdapat bukti bahwa koperasi tidak memenuhi ketentuan undang-undang.
 Kegiatannya bertentangan dengan ketertiban umum atau kesusilaan.
 Kelangsungan hidup koperasi tidak dapat dipertahankan.
Tata cara pembubaran koperasi:
a. Pembubaran atas kehendak sendiri
Langkah-langkah pembubarannya dapat dilakukan dengan:
1)      Mengadakan rapat anggota.
2)      Pengurus menyampaikan keputusan rapat anggota kepada pejabat dilingkungan
Departemen Koperasi dengan mengajukan permohonan pembubaran koperasi.
3)      Setelah permohonan diterima, pejabat Departemen Koperasi mengeluarkan surat
keputusan pembubaran.
b.      Pembubaran atas kehendak pemerintah
`Pembubaran koperasi oleh pemerintah dilakukan bila melanggar undang-undang dan
peraturan yang berlaku. Langkah-langkah pembubarannya yaitu:
1)      Dilakukan penelitian guna memperoleh bukti-bukti yang kuat.
2)      Melakukan pencatatan kekayaan yang menjadi hak koperasi.
3)      Jika terbukti, pejabat dapat membubarkan koperasi dengan mengirim surat
keputusan pembubaran kepada koperasi tersebut.
4)      Setelah surat pemberitahuan diterima koperasi, maka koperasi mengirim usul
pembubaran koperasi kepada pejabat yang berwenang.

Jika diberlakukan undang-undang atau peraturan baru, maka koperasi harus


menyesuaikan diri . Sedangkan jika tidak menyesuaikan diri koperasi dapat
dibubarkan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1)      Dilakukan penelitian saat diberlakukannya undang-undang baru.
2)      Jika terbukti tidak sesuai , koperasi diberi kesempatan untuk menyesuaikan diri.
3)      Jika sampai batas waktu yang ditentukan koperasi tidak menyesuaikan diri, maka
pemerintah dapat mengeluarkan surat pembubaran koperasi.

Tata cara pelaksanaan pembubaran koperasi:


Dalam melaksanakan pembubaran, panitia penyelesai harus berdasar pertimbangan:
a)      Terdapat bukti-bukti yang kuat.
b)      Ketentuan yang berlaku sesuai anggaran dasar koperasi.
c)      Keputusan  yang berlaku berkaitan dengan pembubaran koperasi.
Kewajiban dan hak panitia penyelesai :
 Melakukan perbuatan untuk dan atas nama “koperasi dalam penyelesaiannya”.
 Mengumpulkan keterangan dan bukti.
 Memanggil anggota/bekas anggota yang bertanggung jawab atas koperasi.
 Memperoleh, memeriksa, dan memakai seluruh arsip koperasi.
 Menetapkan dan melaksanakan kewajiban pembayaran yang didahulukan dan hutang
lainnya.
 Menggunakan sisa kekayaan koperasi untuk penyelesaian sisa kewajiban koperasi.
 Membagi sisa hasil kekayaan koperasi pada anggota koperasi.
 Membuat berita acara penyelesaian.

Hal yang perlu diperhatikan panitia penyelesai adalah:


 Membuktikan bekas anggota yang tercatat dalam buku daftar anggota.
 Mengetahui pengurus koperasi sesuai buku daftar anggota.
 Mengurutkan pembayaran hutang sesuai ketentuan yang berlaku.
 Diperlukan tanggapan anggota/bekas anggota atas pembubaran koperasi.
G. BAGAIMANA PERKEMBANGAN KOPERASI DI INDONESIA
Dalam sistem perekonomian Indonesia dikenal ada tiga pilar utama yang menyangga
perekonomian. Ketiga pilar itu adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha
Milik Swasta (BUMS), dan Koperasi. Ketiga pilar ekonomi tersebut mempunyai peranan
yang masing-masing sangat spesifik sesuai dengan kapasitasnya. Dari ketiga pilar itu,
koperasi, walau sering disebut sebagai soko guru perekonomian, secara umum merupakan
pilar ekonomi yang “jalannya paling terseok” dibandingkan dengan BUMN dan apalagi
BUMS. Padahal koperasi selama ini sudah didukung oleh pemerintah sesuai kedudukannya
yang istimewa yaitu sebagai soko guru perekonomian. Ide dasar pembentukan koperasi
sering dikaitkan dengan pasal 33 UUD 1945, khususnya Ayat 1 yang menyebutkan bahwa
“Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan”. Dalam
Penjelasan UUD 1945 itu dikatakan bahwa bangun usaha yang paling cocok dengan asas
kekeluargaan itu adalah koperasi. Tafsiran itu sering disebut sebagai perumus pasal
tersebut. Berdasarkan data resmi dari Departemen Koperasi dan UKM, sampai dengan
bulan November 2001, jumlah koperasi di seluruh Indonesia tercatat sebanyak 103.000 unit
lebih, dengan jumlah keanggotaan ada sebanyak 26.000.000 orang. Jumlah itu jika
dibanding dengan jumlah koperasi per-Desember 1998 mengalami peningkatan sebanyak
dua kali lipat. Jumlah koperasi aktif, juga mengalami perkembangan yang cukup
menggembirakan.
Jumlah koperasi aktif per-November 2001:
 sebanyak 96.180 unit (88,14%).
Hingga tahun 2004:
 tercatat 130.730, tetapi yang aktif mencapai 71,50%, sedangkan yang menjalan rapat
tahunan anggota (RAT) hanya 35,42% koperasi saja.
Tahun 2006 :
 tercatat ada 138.411 unit dengan anggota 27.042.342 orang akan tetapi yang aktif
94.708 unit dan yang tidak aktif sebesar 43.703 unit.
Bagaimana prospek koperasi Indonesia ke depan? Untuk menjawabnya, dua hal yang harus
dilihat terlebih dahulu, yakni sejarah keberadaan koperasi dan fungsi yang dijalankan oleh
koperasi yang ada di Indonesia selama ini. Dalam hal pertama itu, pertanyaannya adalah
apakah lahirnya koperasi di Indonesia didorong oleh motivasi seperti yang terjadi di negara
maju (khususnya di Eropa), yakni sebagai salah satu cara untuk menghadapi mekanisme
pasar yang tidak bekerja sempurna. Dalam hal kedua tersebut, pertanyaannya adalah
apakah koperasi berfungsi seperti halnya di negara maju atau lebih sebagai “instrumen”
pemerintah untuk tujuan-tujuan lain. Gagasan tentang koperasi telah dikenal di Indonesia
sejak akhir abad 19, dengan dibentuknya organisasi swadaya untuk menanggulangi
kemiskinan di kalangan pegawai dan petani yang kemudian dibantu pengembangannya
hingga akhirnya menjadi program resmi pemerintah. Jadi, dapat dikatakan bahwa
pengembangan koperasi selanjutnya yang meluas keseluruh pelosok tanah air lebih karena
dorongan atau kebijakan pengembangan koperasi dari pemerintah, bukan sepenuhnya
inisiatif swasta seperti di negara maju; walaupun di banyak daerah di Indonesia koperasi
lahir oleh inisiatif sekelompok masyarakat. Gerakan koperasi sendiri mendeklarasikan
sebagai suatu gerakan sudah dimulai sejak tanggal 12 Juli 1947 melalui Kongres Koperasi
di Tasikmalaya. Bagi Bung Hatta, koperasi bukanlah sebuah lembaga yang antipasar atau
nonpasar dalam masyarakat tradisional. Koperasi, baginya adalah sebuah lembaga self-
helplapisan masyarakat yang lemah atau rakyat kecil untuk bisa mengendalikan pasar.
Karena itu koperasi harus bisa bekerja dalam sistem pasar, dengan cara menerapkan prinsip
efisiensi. Namun, sejak diperkenalkan koperasi di Indonesia pada awal abad 20, dan dalam
perkembangannya hingga saat ini koperasi di Indonesia mempunyai makna ganda yang
sebenarnya bersifat ambivalent, yakni koperasi sebagai badan usaha dan sekaligus juga
sebagai jiwa dan semangat berusaha. Koperasi sering dilihat sebagai salah satu bentuk
usaha yang bisa bergerak seperti bentuk usaha lainnya yang dikenal di Indonesia seperti PT,
CV, Firma, NV. Sedangkan dalam konteks makna kedua tersebut, usaha yang dilakukan
koperasi disusun berdasarkan atas azas kebersamaan. Karena kebersamaannya ini, bentuk
kepemilikan properti pada koperasi yang “konservatif” sering tidak diwujudkan dalam
bentuk kepemilikan saham melainkan dalam wujud simpanan baik wajib maupun pokok
dan sukarela, iuran, sumbangan dan bentuk lainnya. Konsekuensi dari bentuk kepemilikan
seperti itu adalah sebutan kepemilikannya bukan sebagai pemegang saham melainkan
sebagai anggota. Oleh karenanya, koperasi sering dijadikan alat untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan para anggotanya atau untuk kesejahteraan anggota. Secara bisnis,
sebenarnya makna ganda koperasi ini cukup merepotkan. Karena koperasi diakui sebagai
badan usaha, maka kiprah usaha koperasi mestinya harus seperti badan usaha lainnya.
Dalam artian ini, sebagai sebuah badan usaha, koperasi mestinya mengejar profit sebesar-
besarnya dengan langkah-langkah dan perhitungan bisnis seperti yang biasa dilakukan oleh
perusahaan lainnya.

Mungkin perbedaan yang paling besar antara koperasi di negara-negara lain, khususnya
negara maju, dengan di Indonesia adalah bahwa keberadaan dan peran dari koperasi di
Indonesia tidak lepas dari ideologi Pancasila dan UUD 45, yakni merupakan lembaga
kehidupan rakyat Indonesia untuk menjamin hak hidupnya memperoleh pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan sehingga mewujudkan suatu masyarakat adil
dan makmur bagi seluruh rakyat Indonesia, sebagaimana dimaksud oleh Pasal 27 ayat (2)
UUD 1945 yang sepenuhnya merupakan hak setiap warga negara (Hariyono, 2003).
Konsekuensinya, koperasi di Indonesia memiliki tanggung jawab sosial jauh lebih besar
daripada tanggung jawab “bisnis” yang menekankan pada efisiensi, produktivitas,
keuntungan dan daya saing, dan sangat dipengaruhi oleh politik negara atau intervensi
pemerintah dibandingkan koperasi di negara maju. Sementara itu, ciri utama perkembangan
koperasi di Indonesia adalah dengan pola penitipan kepada program yaitu:
 program pembangunan secara sektoral seperti koperasi pertanian, koperasi desa, KUD;
 lembaga-lembaga pemerintah dalam koperasi pegawai negeri dan koperasi fungsional
lainnya dan
 perusahaan baik milik negara (BUMN) maupun swasta (BUMS) dalam koperasi
karyawan.
Sebagai akibatnya prakarsa masyarakat luas kurang berkembang dan kalau ada tidak
diberikan tempat semestinya. Fenomena ini sekarang ini harus diubah karena adanya
perubahan orientasi bisnis yang berkembang sejalan dengan proses globalisasi dan
liberalisasi perdagangan dan ekonomi. Untuk mengubah arah ini hanya mampu dilakukan
bila penataan mulai diletakkan pada daerah otonom.
H. PERANAN KOPERASI DALAM PEMBANGUNAN SOSIAL DAN EKONOMI
INDONESIA
1. Revitalisasi Peran Koperasi Dalam Pembangunan Sosial & Ekonomi
Perjalanan koperasi sebagai salah satu pilar ekonomi nasional adalah perjalanan
panjang sejarah ekonomi bangsa ini. Setelah Indonesia merdeka koperasi diterima
sebagai satuan ekonomi yang sesuai untuk Indonesia dan ideologi Pancasila. Hal ini
dikarenakan koperasi cocokdengan watak ekonomi Pancasila (ekonomi yang bersendi
pada seluruh nilai-nilai moral dan mengacu pada seluruh aspek kehidupan sila-sila dari
Pancasila). Ekonomi Pancasilamenekankan kemandirian dan pemerataan kesejahteraan
sosial sebagaimana tercakup dalam sila ke-lima. Secara tersirat sila tersebut
menggambarkan pentingnya distribusi keadilan dalam berbagai bidang termasuk
ekonomi. Artinya kesejahteraan ekonomi bukanlah milik segelintir orang diIndonesia
tetapi menjadi hak segenap rakyat.
2. Peran Pemuda Dalam Pengembangan Koperasi
Terkait dengan kelemahan yang masih dimiliki olehkoperasi, ada beberapa solusi yang
sudah dijalankan oleh pemerintah seperti penambahan modal, pelatihan manajemen,
dan bantuan perizinan agar koperasi memiliki posisi tawar lebih baik. Usaha lain yang
harus didorong adalah melibatkan pemuda dalam pengelolaan koperasi. Salah
satufaktor yang mempengaruhi lambatnya akselerasi pengembangan koperasi di
Indonesia dikarenakan sebagian besar koperasi masihmenganut asas senioritas.
Sebagian besar koperasi dipimpin oleh orang yang sama dalam waktu puluhan tahun.
Mereka yangsudah berusia tua relatif sulit untuk menerima perubahan dan melakukan
percepatan aktivitas. Para pegiat koperasi kebanyakan kaum tua, biasanya pasca
pensiun dari pekerjaanya mereka melirik koperasi untuk mengisi waktu.
Pengelolakoperasi tidak dilandasi oleh motivasi dan kapasitas keilmuan tentang jati diri
koperasi yang benar, sehingga tidak heran jika koperasinya berjalan apa adanya.
3. Oleh karena itu peran pemuda untuk menggerakkan koperasi sangat diperlukan. Sejarah
bangsa ini mencatat peran generasi muda dalam berbagai peristiwa penting bangsa.
Ketika para pendahulu kita mencetuskan ”Sumpah Pemuda” pada tanggal 28 Oktober
1928 maka lahirlah sebuahsemangat baru yang melanda bangsa Indonesia.Melalui
semboyan “satu tumpah darah, satubangsa, dan satu bahasa” mereka berhasil mengajak
bangsa kita bersatu guna mewujudkan kemerdekaan.Sebelum peristiwa tersebut
beberapa mahasiswaIndonesia yang tergabung dalam Boedi Oetomo telah mulai
menyemai benih persatuan bangsa melalui jalurorganisasi. Dalam sejarah Indonesia,
pemuda selalu memiliki peranan luar biasa sebagai tombak perubahan.
BAB IV
KOPERASI PRIMER
Koperasi didirikan dengan berlandaskan pada Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.
Artinya, dalam menjalankan usahanya koperasi harus tunduk pada aturan dalam Pancasila
dan UUD ’45. Koperasi dijalankan dengan asas kekeluargaan. Artinya, koperasi tidak
bertujuan untuk menguntungkan satu orang saja, tetapi mencapai keuntungan bersama. Hal
ini membedakan koperasi dengan badan usaha lainnya.
Jenis-jenis Koperasi
Ada beberapa jenis koperasi berdasarkan fungsinya. Dalam UU RI No. 17 Tahun 2012,
disebutkan bahwa jenis-jenis koperasi di Indonesia adalah sebagai berikut:
 Koperasi Konsumen
Sesuai namanya, koperasi ini diperuntukkan bagi konsumen barang dan jasa. Biasanya,
mereka menjual berbagai kebutuhan harian seperti kelontong atau alat tulis sehingga sekilas
tampak seperti toko biasa. Bedanya, keuntungan yang didapat dari penjualan akan
dibagikan kepada anggotanya. Selain itu, karena biasanya yang membeli dari koperasi
konsumen adalah anggotanya juga, maka harga barangnya cenderung lebih murah dari toko
biasa.
 Koperasi Produsen
Sesuai namanya, koperasi ini diperuntukkan bagi produsen barang dan jasa. Koperasi ini
menjual barang produksi anggotanya, misalnya koperasi peternak sapi perah menjual susu
sedangkan koperasi peternak lebah menjual madu. Dengan bergabung dalam koperasi, para
produsen bisa mendapatkan bahan baku dengan harga lebih murah dan menjual hasil
produksinya dengan harga layak.
 Koperasi Jasa
Koperasi jasa hampir sama seperti koperasi konsumen, tetapi yang disediakan oleh koperasi
ini adalah kegiatan jasa atau pelayanan bagi anggotanya. Misalnya saja, koperasi jasa
angkutan atau koperasi jasa asuransi.
 Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi simpan pinjam memberikan pinjaman kepada anggotanya. Koperasi ini bertujuan
untuk membantu anggotanya yang membutuhkan uang dalam jangka pendek dengan syarat
yang mudah dan bunga yang rendah.

 Koperasi Serba Usaha


Beberapa koperasi menyediakan beberapa layanan sekaligus. Misalnya, selain menjual
barang kebutuhan konsumen, koperasi tersebut juga menyediakan jasa simpan pinjam.
Koperasi seperti ini disebut sebagai Koperasi Serba Usaha (KSU).
Prinsip Koperasi
Menjalankan koperasi berbeda dengan menjalankan usaha biasa karena ada prinsip-prinsip
yang harus dipenuhi. Prinsip-prinsip itu adalah:
 Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
Sukarela artinya anggota bergabung tanpa paksaan. Terbuka berarti siapa saja yang mampu
menjalankan kewajiban sebagai anggota berhak bergabung dalam koperasi.
 Pengawasan oleh anggota diselenggarakan secara demokrasi
Demokrasi artinya setiap anggota diperbolehkan menyampaikan pendapat sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Pengurus maupun Pengawas tidak bisa mencabut hak-hak seorang
anggota kecuali anggota tersebut mengundurkan diri dari posisinya.
 Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi koperasi
Setiap anggota memiliki perannya sendiri-sendiri dalam koperasi, baik sebagai pengurus,
pengawas maupun anggota yang berkontribusi dengan melaksanakan kegiatan usaha
koperasi.
 Pemberian balas jasa sesuai modal
Balas jasa berupa SHU diberikan kepada anggotanya secara adil. Bagi anggota yang
menyertakan modal besar, maka SHU yang diterima akan besar juga. Begitu juga
sebaliknya.
 Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom dan independen
Artinya dalam menjalankan usahanya koperasi tidak dipengaruhi oleh kepentingan individu
anggotanya maupun kepentingan pihak luar.
 Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
Pendidikan dan pelatihan diberikan baik untuk anggota atau masyarakat umum. Pendidikan
dan pelatihan untuk anggota bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mereka sehingga
koperasi dapat beroperasi lebih baik, sedangkan pelatihan untuk masyarakat umum
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan peran koperasi dalam
meningkatkan kesejahteraan.
 Koperasi memperkuat gerakan dengan bekerjasama
Kerjasama dengan koperasi lain maupun dengan organisasi lain dapat dilakukan lewat
jaringan kegiatan pada tingkat lokal, regional, nasional dan internasional. Tujuan dari kerja
sama adalah untuk memperkuat gerakan koperasi sehingga dapat memberikan manfaat
yang lebih besar lagi bagi perekonomian nasional.
 Modal Koperasi
Untuk menjalankan usahanya, koperasi memerlukan modal. Modal digunakan untuk
membeli barang dagangan atau alat-alat produksi. Modal bisa didapat dari dua sumber,
yaitu dari anggotanya sendiri (internal) dan dari luar (eksternal).
Modal Internal Koperasi
Modal internal terdiri dari:
 Simpanan pokok
Simpanan pokok dibayarkan selama satu kali saat mendaftar sebagai anggota dan
besarannya sudah ditentukan. Simpanan ini tidak bisa diambil selama masih menjadi
anggota koperasi.
 Simpanan wajib
Simpanan wajib dibayarkan setiap bulan dengan besaran yang sudah ditentukan. Simpanan
ini tidak bisa diambil selama masih menjadi anggota koperasi.
 Simpanan sukarela
Simpanan ini sifatnya sukarela, begitu pula jumlahnya. Simpanan ini dapat diambil kapan
saja.
 Dana cadangan
Dana cadangan adalah bagian dari SHU (Sisa Hasil Usaha) yang tidak dibagikan kepada
anggotanya. Jumlahnya sesuai dengan kesepakatan saat rapat anggota.
Modal Eksternal Koperasi
Modal Eksternal terdiri dari:
 Hibah
Hibah adalah pemberian dari pihak lain untuk koperasi. Hibah dapat berupa uang, lahan,
atau barang-barang modal.
 Pinjaman
Koperasi dapat meminjam modal dari pihak lain, misalnya bank, untuk memenuhi
kebutuhan modal.
 Perangkat Koperasi
Untuk bisa berjalan lancar, koperasi memerlukan perangkat. Perangkat yang dimaksud di
sini adalah:
 Rapat Anggota
Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Keputusan-
keputusan penting dalam koperasi seperti pemilihan pengurus, pembagian SHU, dan
penetapan dana cadangan diambil pada saat Rapat Anggota.
Rapat anggota dihadiri oleh seluruh anggota. Setiap anggota memiliki satu suara yang dapat
digunakan saat pengambilan keputusan. Umumnya, Rapat Anggota diadakan setahun sekali
dan sering disebut sebagai RAT (Rapat Anggota Tahunan).
 Pengurus
Untuk menjalankan koperasi, diperlukan beberapa orang yang bertanggung jawab
melakukannya. Orang-orang ini disebut sebagai pengurus dan bertugas menjalankan
koperasi secara umum.
Pengurus dipilih melalui Rapat Anggota dan memiliki masa jabatan selama lima tahun.
 Pengawas
Untuk mencegah adanya kecurangan dalam pengelolaan koperasi, kinerja Pengurus akan
diawasi oleh Pengawas. Setiap tahunnya, Pengawas melakukan audit atas kondisi
manajerial, kondisi finansial, serta kondisi fisik/inventaris koperasi. Pengawas juga
melaporkan hasil kinerja Pengurus.
Pengawas dipilih melalui Rapat Anggota.
 Pengelola
Pengurus bertugas menjalankan koperasi secara umum, sedangkan pengelola bertugas
menjalankan usaha koperasi sesuai arahan dari Pengurus. Pengelola sering juga disebut
sebagai manajer.
 Pengelola ditunjuk oleh Pengurus.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
         Koperasi bentuk organisasi yang tujuan utamanya bukan mencari keuntungan tetapi
mencari kesejahteraan anggota, awalnya koperasi didirikan karena penderitaan dalam
lapangan ekonomi dan sosial yang ditimbulkan oleh sistem kapitalisme yang semakin
memuncak. Dalam suatu susunan pembentukan atau pendirian koperasi, terlebih dahulu
harus memenuhi prosedur pendirian koperasi seperti syarat syarat dan juga anggaran dasar
yang diperlukan dalam suatu pembentukan koperasi. Disamping itu tidak
mengesampingkan pula dasar dalam pembentukan koperasi sesuai dengan undang-undang
yang berlaku di Indonesia.
Koperasi merupakan asosiasi orang-orang yang bergabung dan melakukan usaha bersama
atas dasar prinsip-prinsip koperasi, sehingga mendapatkan manfaat yang lebih besar dengan
biaya rendah melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis oleh
anggotanya.

Saran
         Dalam melakukan pendirian koperasi harus diperhatikan apa saja ketentuan-ketentuan
atau syarat-syarat dan tahap-tahap dalam melakukan kegiatan pendirian Koperasi agar
mencapai tujuan untuk  membantu masyarakat dalam permasalahan ekonominya. Koperasi
sangatlah penting untuk membantu masyarakat dalam perekonomian mereka yang lemah,
dan pendiri harus memperhatikan agar tujuan tercapai. Jika didaerah sekitarmu belum ada
Koperasi, segeralah ambil langkah untuk mendirikan Koperasi agar membantu masyarakat
yang ada sekitarmu.

Anda mungkin juga menyukai