Disusun oleh :
Zakiyah Firdaus (20042005)
PRODI MANAJEMEM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM DARUL `ULUM LAMONGGAN
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Koperasi sebagai lembaga di mana orang-orang yang memiliki kepentingan relatif
homogen, berhimpun untuk meningkatkan kesejahteraannya. Dalam pelaksanaan
kegiatannya, koperasi dilandasi oleh nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang mencirikannya
sebagai lembaga ekonomi yang sarat dengan nilai etika bisnis. Nilai-nilai yang terkandung
dalam koperasi, seperti menolong diri sendiri (self help), percaya pada diri sendiri
(self reliance), dan kebersamaan (cooperation) akan melahirkan efek sinergis. Efek ini akan
menjadi suatu kekuatan yang sangat ampuh bagi koperasi untuk mampu bersaing dengan
para pelaku ekonomi lainnya. Konsepsi demikian mendudukkan koperasi sebagai badan
usah yang cukup strategis bagi anggotanya dalam mencapai tujuan-tujuan ekonomis yang
pada gilirannya berdampak pada masyarakat secara luas. Pada era Orde Baru (Orba),
pembangunan koperasi sangat signifikan. Diwarnai oleh kesuksesan gerakan para petani di
pedesaan yang tergabung dalam Koperasi Unit Desa (KUD).
Koperasi tampil sebagai lokomotif perekonomian desa, antara lain dalam
penyaluran sarana produksi pertanian (saprotan), prosesing hasil pertanian hingga kegiatan
pemasaran ke Bulog dan pasaran umum. Selain itu, koperasi juga telah mulai aktif dalam
bidang usaha peternakan, perikanan, jasa distribusi/konsumen, dan simpan
pinjam/perkreditan. Kegiatan koperasi tersebut sudah diterima keberadaannya oleh
masyarakat sebagai gerakan ekonomi rakyat dalam mewujudkan masyarakat yang maju,
adil, dan makmur. Berdasarkan fenomena yang terjadi selama ini, sudah banyak jumlah
koperasi yang berdiri utamanya di pedesaan. Misalnya, KUD dan Kopersi Simpan Pinjam
(KSP) yang mampu memposisikan diri sebagai lembaga dalam program pengadaan pangan
nasional serta pengelolaan dan penyaluran keuangan kepada masyarakat. Pendirian
koperasi di desa umumnya disambut baik oleh warga dengan harapan dapat meningkatkan
perekonomian desa. Menurut data statistik perkoprasian 20071 menunjukkan bahwa tahun
2006 jumlah koperasi mencapai 141.326 unit meningkat sebesar 4,71% dari tahun 2005
sejumlah 134.963 unit (www.depkop.go.id). Kondisi ini menggambarkan keberadaan
koperasi setidaknya diharapkan mampu menumbuhkan posisi tawar (bergaining position)
rakyat terhadap pasar.
B. RUMUSAN MASALAH
1) Bagaimana dasar hukum pembentukan koperasi ?
2) Pendirian koperasi ?
3) Apa saja syarat dan tata cara pendirian koperasi ?
4) Keanggotaan koperasi ?
5) Apa saja struktur intern dan ekstern organisasi koperasi ?
6) Faktor-faktor penyebab pembubaran koperasi?
7) Bagaimana perkembangan koperasi di Indonesia?
8) Apa saja peran koperasi dalam pembangunan sosial dan ekonomi Indonesia?
BAB II
LANDASAN TEORI
Adapun landasan teori yang akan diuraikan adalah teori-teori yang mendasari dan
mendukung penelitian.
A. Pengertian Koperasi Di dalam ilmu ekonomi, pengertian Koperasi adalah suatu
perkumpulan yang memungkinkan beberapa orang atau badan hukum yang secara
sukarela menyelenggarakan suatu pekerjaan untuk memperbaiki kehidupan
anggotaanggotanya. Misalnya, bersama-sama menyelenggarakan produksi (Koperasi
Produksi), bersama-sama menyelenggarakan pembelian (Koperasi Pembelian),
bersama-sama menyelenggarakan simpan-pinjam atau perkreditan (koperasi simpan-
pinjam), dan sebagainya. Dasar Hukum keberadaan Koperasi di Indonesia adalah pasal
33 UUD 1945 dan Undang-Undang No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian. Dalam
penjelasan pasal 33 ayat (1) UUD 1945 antara lain dikemukakan : “…perekonomian
disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan” dan ayat (4)
dikemukakan bahwa “Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi
ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan”.
Sedangkan menurut pasal 1 UU No. 25 tahun 1992, yang dimaksud dengan Koperasi di
Indonesia adalah sebagai berikut : 2 “Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan
orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar
atas asas kekeluargaan”. Dari definisi pengertian koperasi tersebut diatas, dapat ditarik
suatu garis besar dari definisi pengertian koperasi, yaitu : Koperasi adalah gerakan
ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan, bukan perkumpulan modal.
Sebagai gerakan ekonomi rakyat maka koperasi berusaha mengembangkan dirinya
untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya serta kesejahteraan masyarakat pada
umumnya melalui pelayanan kebutuhan mereka. Koperasi adalah suatu perkumpulan
yang didirikan oleh orang-orang yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang
bertujuan untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi para anggotanya.
1. Anggota : setiap orang yang terdaftar sebagai peserta pemilik koperasi sesuai
dengan persyaratan dalam anggaran dasar.
2. Rapat Anggota : pemegang kekuasan tertinggi dalam organisasi koperasi.
3. Pengurus : melaksanakan keputusan keputusan yang ditetapkan oleh rapat
anggota untuk menggerakkan roda organisasi dalam merealisasikan
tujuan yang ditetapkan.
4. Pengawas : bertugas melaksanakan pengawasan atas pekerjaan
pengawasannya.
5. Pengelola : pelaksana harian kegiatan koperasi yang diangkat oleh pengurus
koperasi atas persetujuan rapat anggota.
Mungkin perbedaan yang paling besar antara koperasi di negara-negara lain, khususnya
negara maju, dengan di Indonesia adalah bahwa keberadaan dan peran dari koperasi di
Indonesia tidak lepas dari ideologi Pancasila dan UUD 45, yakni merupakan lembaga
kehidupan rakyat Indonesia untuk menjamin hak hidupnya memperoleh pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan sehingga mewujudkan suatu masyarakat adil
dan makmur bagi seluruh rakyat Indonesia, sebagaimana dimaksud oleh Pasal 27 ayat (2)
UUD 1945 yang sepenuhnya merupakan hak setiap warga negara (Hariyono, 2003).
Konsekuensinya, koperasi di Indonesia memiliki tanggung jawab sosial jauh lebih besar
daripada tanggung jawab “bisnis” yang menekankan pada efisiensi, produktivitas,
keuntungan dan daya saing, dan sangat dipengaruhi oleh politik negara atau intervensi
pemerintah dibandingkan koperasi di negara maju. Sementara itu, ciri utama perkembangan
koperasi di Indonesia adalah dengan pola penitipan kepada program yaitu:
program pembangunan secara sektoral seperti koperasi pertanian, koperasi desa, KUD;
lembaga-lembaga pemerintah dalam koperasi pegawai negeri dan koperasi fungsional
lainnya dan
perusahaan baik milik negara (BUMN) maupun swasta (BUMS) dalam koperasi
karyawan.
Sebagai akibatnya prakarsa masyarakat luas kurang berkembang dan kalau ada tidak
diberikan tempat semestinya. Fenomena ini sekarang ini harus diubah karena adanya
perubahan orientasi bisnis yang berkembang sejalan dengan proses globalisasi dan
liberalisasi perdagangan dan ekonomi. Untuk mengubah arah ini hanya mampu dilakukan
bila penataan mulai diletakkan pada daerah otonom.
H. PERANAN KOPERASI DALAM PEMBANGUNAN SOSIAL DAN EKONOMI
INDONESIA
1. Revitalisasi Peran Koperasi Dalam Pembangunan Sosial & Ekonomi
Perjalanan koperasi sebagai salah satu pilar ekonomi nasional adalah perjalanan
panjang sejarah ekonomi bangsa ini. Setelah Indonesia merdeka koperasi diterima
sebagai satuan ekonomi yang sesuai untuk Indonesia dan ideologi Pancasila. Hal ini
dikarenakan koperasi cocokdengan watak ekonomi Pancasila (ekonomi yang bersendi
pada seluruh nilai-nilai moral dan mengacu pada seluruh aspek kehidupan sila-sila dari
Pancasila). Ekonomi Pancasilamenekankan kemandirian dan pemerataan kesejahteraan
sosial sebagaimana tercakup dalam sila ke-lima. Secara tersirat sila tersebut
menggambarkan pentingnya distribusi keadilan dalam berbagai bidang termasuk
ekonomi. Artinya kesejahteraan ekonomi bukanlah milik segelintir orang diIndonesia
tetapi menjadi hak segenap rakyat.
2. Peran Pemuda Dalam Pengembangan Koperasi
Terkait dengan kelemahan yang masih dimiliki olehkoperasi, ada beberapa solusi yang
sudah dijalankan oleh pemerintah seperti penambahan modal, pelatihan manajemen,
dan bantuan perizinan agar koperasi memiliki posisi tawar lebih baik. Usaha lain yang
harus didorong adalah melibatkan pemuda dalam pengelolaan koperasi. Salah
satufaktor yang mempengaruhi lambatnya akselerasi pengembangan koperasi di
Indonesia dikarenakan sebagian besar koperasi masihmenganut asas senioritas.
Sebagian besar koperasi dipimpin oleh orang yang sama dalam waktu puluhan tahun.
Mereka yangsudah berusia tua relatif sulit untuk menerima perubahan dan melakukan
percepatan aktivitas. Para pegiat koperasi kebanyakan kaum tua, biasanya pasca
pensiun dari pekerjaanya mereka melirik koperasi untuk mengisi waktu.
Pengelolakoperasi tidak dilandasi oleh motivasi dan kapasitas keilmuan tentang jati diri
koperasi yang benar, sehingga tidak heran jika koperasinya berjalan apa adanya.
3. Oleh karena itu peran pemuda untuk menggerakkan koperasi sangat diperlukan. Sejarah
bangsa ini mencatat peran generasi muda dalam berbagai peristiwa penting bangsa.
Ketika para pendahulu kita mencetuskan ”Sumpah Pemuda” pada tanggal 28 Oktober
1928 maka lahirlah sebuahsemangat baru yang melanda bangsa Indonesia.Melalui
semboyan “satu tumpah darah, satubangsa, dan satu bahasa” mereka berhasil mengajak
bangsa kita bersatu guna mewujudkan kemerdekaan.Sebelum peristiwa tersebut
beberapa mahasiswaIndonesia yang tergabung dalam Boedi Oetomo telah mulai
menyemai benih persatuan bangsa melalui jalurorganisasi. Dalam sejarah Indonesia,
pemuda selalu memiliki peranan luar biasa sebagai tombak perubahan.
BAB IV
KOPERASI PRIMER
Koperasi didirikan dengan berlandaskan pada Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.
Artinya, dalam menjalankan usahanya koperasi harus tunduk pada aturan dalam Pancasila
dan UUD ’45. Koperasi dijalankan dengan asas kekeluargaan. Artinya, koperasi tidak
bertujuan untuk menguntungkan satu orang saja, tetapi mencapai keuntungan bersama. Hal
ini membedakan koperasi dengan badan usaha lainnya.
Jenis-jenis Koperasi
Ada beberapa jenis koperasi berdasarkan fungsinya. Dalam UU RI No. 17 Tahun 2012,
disebutkan bahwa jenis-jenis koperasi di Indonesia adalah sebagai berikut:
Koperasi Konsumen
Sesuai namanya, koperasi ini diperuntukkan bagi konsumen barang dan jasa. Biasanya,
mereka menjual berbagai kebutuhan harian seperti kelontong atau alat tulis sehingga sekilas
tampak seperti toko biasa. Bedanya, keuntungan yang didapat dari penjualan akan
dibagikan kepada anggotanya. Selain itu, karena biasanya yang membeli dari koperasi
konsumen adalah anggotanya juga, maka harga barangnya cenderung lebih murah dari toko
biasa.
Koperasi Produsen
Sesuai namanya, koperasi ini diperuntukkan bagi produsen barang dan jasa. Koperasi ini
menjual barang produksi anggotanya, misalnya koperasi peternak sapi perah menjual susu
sedangkan koperasi peternak lebah menjual madu. Dengan bergabung dalam koperasi, para
produsen bisa mendapatkan bahan baku dengan harga lebih murah dan menjual hasil
produksinya dengan harga layak.
Koperasi Jasa
Koperasi jasa hampir sama seperti koperasi konsumen, tetapi yang disediakan oleh koperasi
ini adalah kegiatan jasa atau pelayanan bagi anggotanya. Misalnya saja, koperasi jasa
angkutan atau koperasi jasa asuransi.
Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi simpan pinjam memberikan pinjaman kepada anggotanya. Koperasi ini bertujuan
untuk membantu anggotanya yang membutuhkan uang dalam jangka pendek dengan syarat
yang mudah dan bunga yang rendah.
Saran
Dalam melakukan pendirian koperasi harus diperhatikan apa saja ketentuan-ketentuan
atau syarat-syarat dan tahap-tahap dalam melakukan kegiatan pendirian Koperasi agar
mencapai tujuan untuk membantu masyarakat dalam permasalahan ekonominya. Koperasi
sangatlah penting untuk membantu masyarakat dalam perekonomian mereka yang lemah,
dan pendiri harus memperhatikan agar tujuan tercapai. Jika didaerah sekitarmu belum ada
Koperasi, segeralah ambil langkah untuk mendirikan Koperasi agar membantu masyarakat
yang ada sekitarmu.