yang mengatakan bahwa rakyat yang lemah ekonominya tidak akan bia membentuk negara
yang kuat, maka organisasi gerakan nasional menganjurkan pembentukan koperasi di
kalangan rakyat atau membentuk sendiri koperasi-koperasi. Budi Utomo dan Serikat Dagang
Islam (kemudian menjadi Serikat Islam) membentuk koperasi-koperasi rumah tangga atau
toko koperasi (koperasi Konsumen) yang disebut “toko andel”. Tetapi karena pengetahuan
dan pengalaman dalam mengelola koperasi konsumen masih sangat kurang maka koperasi-
koperasi tersebut tidak bertahan lama. Pada tahun 1945, dengan lahirnya kemerdekaan
Republik Indonesia, maka semangat koperasi bangkit kembali. Ada dua penggaruh yang
tampak menggebu dalam menggerakkan koperasi, yaitu semangat mendirikan koperasi
secara besar- besaran untuk mencari keuntungan tanpa mengindahkan dasar-dasar koperasi
yang benar, dan pengaruh jiwa kumiai yang menghendaki terbentuknya koperasi distribusi.
Pada tanggal 11-14 Juli 1947, orang-orang yang menghendaki tumbuh dan
berkembangnya koperasi-koperasi dengan dasar-dasar yang murni kemudian
menyelenggarakan Konggres Koperasi Indonesia I di Tasikmalaya. Dalam Konggres
Koperasi Indonesia I ini dibentuk Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI)
yang di kemudian hari menjadi Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN). Keputusan-
keputusan lain yang diambil adalah menetapkan tanggal 12 Juli sebagai hari Koperasi dan
mengukuhkan gotong-royong sebagai azas koperasi. Moh. Hatta dinobatkan sebagai bapak
koperasi Indonesia dalam Konggres Besar Koperasi seluruh Indonesia II di Bandung tahun
1953 karena mempunyai peranan yang cukup besar dalam menggerakkan dan
mengembangkan koperasi di Indonesia. Undang-undang tentang pengkoperasian yang
berlaku sampai saat ini adalah UU No. 25 Tahun 1992. Sebelumnya sempat dikeluarkan
beberapa undang-undang terlebih dahulu, diantaranya UU No. 12 Tahun 1967 tentang
pokok-pokok perkoperasian dan UU 2 No. 12 Tahun 1967 yang kemudian dicabut pada
tahun 1992 karena dianggap sudah tidak relevan
PEMBAHASAN 2.1. Alasan Perlunya Didirikan Koperasi Koperasi adalah suatu
perkumpulan orang, Biasanya yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang melalui
suatu bentuk organisasi perusahaan yang diawasi secara demokratis, masing-masing
memberikan sumbangan yang setara terhadap modal yang diperlukan, dan bersedia
menanggung resiko serta menerima imbalan sesuai dengan usaha yang mereka
lakukan. Atas latar belakang “Kemampuan ekonomi terbatas” atau dengan kata lain
“masyarakat golongan ekonomi lemah” inilah yang menjadi dasar pendirian Koperasi.
Di negara kita sendiri (Indonesia), Pemerintah telah menggariskan dengan tegas bahwa
dalam rangka pembangunan nasional, dewasa ini koperasi harus menjadi soko guru dan
wadah utama bagi perekonomian rakyat. Kebijakan tersebut benar – benar sesuai
dengan isi dan jiwa UUD 1945 pasal 33 ayat 1, yang menyatakan bahwa
perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama, bangun usaha yang sesuai
dengan itu adalah Koperasi. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Indonesia lebih banyak
memiliki Masyarakat yang tingkat kehidupannya berada dibawah garis kemiskinan
ketimbang dengan Masyarakat Ekonomi menengah – Atas. Untuk meningkatkan serta
membantu perekenomian masyarakat miskin ini, Pengertian serta ideologi koperasi perlu
disebar luaskan kepada seluruh masyarakat hingga benar – benar dapat memberikan
manfaat untuk meningkatkan kesejahteraan hidup rakyat dengan dilakukannya pendirian
koperasi untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang merata untuk masyarakat Indonesia
golongan bawah. Kemudian timbullah pertanyaan apakah ada alasan-alasan yang lebih
tepat yang mendasari pendirian suatu koperasi serta bergabungnya seorang menjadi
anggota koperasi. adaapun Alasan-alasannya ialah : 1. Alasan Historis, Sejarah mencatat
bahwa pendirian Koperasi sedikit banyak juga dipengaruhi oleh perjalanan historis sebuah
bangsa 4 2. Alasan Politis, Sekelompok orang yang memiliki kebutuhan serta tujuan yang
sama untuk saling berkerjasama untuk meningkatkan kesejahteraan mereka dengan cara
mendirikan sebuah koperasi, menyatukan diri dalam suatu badan usaha(koperasi) secara
tidak langsung mereka juga menyatukan dirinya menjadi suatu kekuatan politis. 3.
Alasan Ekonomis, didirikan sebuah koperasi dilaksanakan atas pertimbangan manfaat-
manfaat ekonomis yang diperoleh atas kegiatan berkoperasi. 4. Alasan Sosiologis, Koperasi
didirikan didasarkan pada keinginan manusia untuk saling membantu sebagai makhluk
sosial. 5. Alasan Yuridis, dasar-dasar atau landasan yang menjadi aturan pendirian
suatu koperasi dalam sebuah masyarakat. A. Alasan Historis Sejarah mencatat bahwa
pendirian Koperasi sedikit banyak juga dipengaruhi oleh perjalanan historis historis sebuah
bangsa. Misalnya pendirian Koperasi Rochdale di Inggris dan di beberapa wilayah
lainnya dieropa, tidak bisa terlepas dari perjalanan historis yang dialami oleh negara-
negara tersebut pada saat itu. dimulai dari zaman merkantilisme, revolusi Industri di
negara-negara eropa, serta kaum kapitalis yang berhasil mendominasi untuk menciptakan
perumusan kebijakan-kebijakan ekonomi dan dunia politik pemerintah serta dunia barat
yang berusaha untuk menguasai negara-negara lain di belahan dunia (kolonialisme).
Akibat dari adanya kegiatan kolonialisme yang dilakukan oleh para penjajah yang
melakukan kegiatan eksploitasi terhadap tenaga dan harta rakyat(buruh dan petani kecil),
yang mengakibatkan penderitaan serta menimbulkan kemiskinan dimana-mana. Dengan
dipelopori oleh kaum sosialis di negara masing-masing,rakyat mencoba bangkit dengan
mendirikan koperasi sebagai wadah perjuangan ekonomi dan politik mereka, walaupun pada
saat itu kinerja koperasi belum sepenuhnya berhasil tetapi masyarakat dapat membuktikan
bahwa koperasi sebagai tanda perjuangan ekonomi orang lemah pada saat itu. B. Alasan
Politis Suatu perkumpulan yang didirikan oleh orang-orang yang memiliki kemampuan
ekonomi terbatas, yang bertujuan untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan 5
ekonomi mereka dengan mendirikan sebuah koperasi untuk merealisasikan tujuan
tersebut. orang-orang yang bergabung dalam sebuah koperasi tersebut Secara tidak
langsungtelah menjadi suatu kekuatan politis. Dengan bersatunya seluruh anggota yang
memiliki kemampuan ekonomi terbatas dalam wadah koperasi, maka usaha koperasi pun
kana menjadi lebih besar serta akan menduduki kedudukan politis yang kuat dalam
masyarakat. C. Alasan Ekonomis Alasan Ekonomis adalah pertimbangan kemanfaatan
ekonomis yang akan diperoleh seseorang bila ia bergabung menjadi anggota Koperasi. Jika
Koperasi didirikan tanpa sebuah Alasan ekonomis maka yang akan terjadi adalah sulitnya
dipertanggungjawabkan tujuan untuk mendirikan koperasi. adapun alasan-alasan ekonomis
untuk mendirikan dan menjadi anggota koperasi ialah : 1. Untuk menekan biaya,jika
beberapa unit bidang usaha saling menyatukan diri kedalam sebuah koperasi, maka
beban tiap unit bidang usaha akan lebih ringan dibandingkan dengan tiap unit bidang
usaha melakukan setiap kegiatan usahanya sendiri dan bahkan produk yang dihasilkan
setiap unit bidang usahapun dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi. 2. Meningkatkan
pelayanan kepada anggota, koperasi memberikan pelayanan kepada anggotanya, yang mana
pelayanan jasa tersebut sulit untuk diperoleh anggotanya. 3. Membuka kesempatan untuk
bergabung dalam badan usaha, koperasi merupakan badan usaha yang sangat fleksible
untuk semua kalangan, karena koperasi dapat memberikan kesempatan untuk orang-orang
yang ingin berkoperasi hanya dengan syarat memenuhi simpangan pokok. D. Alasan
Sosiologis Selain memiliki kebutuhan ekonomi, setiap manusia juga memiliki
kebutuhan sosial. Adanya naluri manusia untuk selalu mempertahank diri, bergaul serta
tolong menolong, perasaan dihargai, dll. Upaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
maka orang-orang yang memiliki tujuan yang sama menyatukan diri dan didirikanlah
sebuah koperasi untuk saling membantu dan mengatasi mencukupi kebutuhan yang
dirasakannya itu secara bersama-sama
Anggaran Dasar Atau Anggaran Rumah Tangga Koperasi AD / ART merupakan bentuk
perikatan dalam koperasi yang menjadi pedoman bagi semua pihak yang terkait dengan
koperasi baik dalam pengelolaan tata kehidupan organisasi maupun usaha. 1. Pedoman
Penyusunan Ada beberapa pasal mengenai pedoman penyusunan. Salah satunya yaitu
pasal 6 Peraturan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi menyatakan
“Menteri memberikan pengesahan terhadapakta pendirian koperasi, apabila ternyata
setelah diadakan penilitian Anggaran Dasar Koperasi (a) tidak bertentangan dengan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Pekoperasian; (b) tidak bertentangan dengan
ketentuan umum ”. 2. Tujuan Penyusunan Menunjukkan adanya tata kehidupan koperasi
secara teratur dan jelas, yang merupakan bentuk kesepakatan para anggota koperasi, dan
kedudukannya kuat secara hukum karena keberadaanya diatur dalam UU no 25 Tahun 1992
dan menjadi dasar penyusunan peraturan dan ketentuanketentuan lainnya yang diperlukan
dalam pelaksanaan kegiatan koperasi. 3. Ruang Lingkup
9 Ruang Lingkup Koperasi yaitu Anggaran Dasar (AD) koperasi yang membuat
ketentuan-ketentuan pokok bagi tata kehidupan koperasi, ada Anggaran Rumah Tangga
(ART) koperasi yang memuat himpunan peraturan, mengatur urusan rumah tangga sehari-
hari yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari AD. Ada pula pengaturan organisasi,
pengaturan usaha, pengaturan modal dan pengaturan pengelolaan. 4. Cara Penyusunan
Dalam penyusunan AD / ART koperasi, hal-hal yang harus diperhatikan: a. isi atau materi
yang dituangkan dalam AD / ART harus sesuai dengan tujuan dan kepentingan ekonomi
anggota yang bersangkutan. b. setiap ketentuan harus di mengerti dan dapat dilaksanakan
oleh anggota. c. penyusunan AD dapat dikuasakan kepada beberapa orang pendiri yang
ditunjuk dan ditetapkan oleh rapat pembentukan koperasi. 2.4. Materi dan Rambu-Rambu
Penyusunan Ada beberapa rincian materi Anggaran Dasar koperasi dalam penyusunan yaitu
ketentuan mengenai daftar nama pendiri, ketentuan mengenai nama dan tempat
kedudukan koperasi, ketentuan tujuan koperasi, ketentuan mengenai bidang usaha
koperasi, ketentuan mengenai pengawas, ketentuan mengenai pengelolaan, ketentuan
mengenai jangka waktu berdirinya koperasi, ketentuan mengenai sisa hasil laba usaha,
ketentuan mengenai sanksi, ketentuan mengenai pembubaran, ketentuan mengenai
perubahan AD dan ketentuan mengenai AD dan aturan khusus. 1. Keanggotaan Koperasi
Keanggotaan koperasi berdasarkan pada kesamaan kepentingan ekonomi dalam lingkup
usaha koperasi. Keanggotaan koperasi pada dasarnya tidak dapat dipindahtangankan
karena persyaratan untuk menjadi anggota koperasi adalah kepentingan ekonomi yang
melekat pada anggota yang bersangkutan.Anggota koperasi merupakan pemilik dan juga
pengguna jasa koperasi. Dalam koperasi ada pula anggota luar biasa. Dikatakan luar biasa
bila persyaratan untuk menjadi anggota tidak sepenuhnya dapat dipenuhi seperti yang
ditentukan dalam anggaran dasar. 2. Syarat Keanggotaan Koperasi Berikut ini syarat
keanggotaan koperasi
10 a. Setiap warga negara Indonesia (WNI) yang mampu melakukan tindakan hukum
atau badan hukum koperasi yang memenuhi persyaratan. b. Menerima landasan dan asas
koperasi. Bersedia melakukan kewajiban-kewajiban dan hak-haknya sebagai anggota. 3.
Sifat Keanggotaan Koperasi Berikut ini sifat keanggotaan koperasi. a. Terbuka dan sukarela.
b. Dapat diperoleh dan diakhiri setelah syarat-syarat dalam anggaran dasar terpenuhi. c.
Tidak dapat dipindahtangankan. 4. Berakhirnya Keanggotaan Koperasi Keanggotaan koperasi
dinyatakan berakhir apabila seperti berikut ini. a. Meninggal dunia. b. Meminta berhenti
karena kehendak sendiri. c. Diberhentikan pengurus karena tidak memenuhi syarat
keanggotaan. 5. Kewajiban Anggota Koperasi Tercantum dalam Pasal 20 UU No. 25 Tahun
1992 Berikut ini kewajiban bagi anggota koperasi. a. Mematuhi anggaran dasar dan anggaran
rumah tangga serta keputusan yang telah disepakati rapat anggota. b. Berpartisipasi dalam
kegiatan usaha yang diselenggarakan koperasi. c. Mengembangkan dan memelihara
kebersamaan berdasarkan atas asas kekeluargaan. 6. Hak Anggota Koperasi Menurut Pasal
20 UU No. 25 Tahun 1992. Selain mempunyai kewajiban, anggota juga mempunyai hak
seperti berikut ini. a. Menghadiri dan menyatakan pendapat serta memberikan suara
dalam rapat anggota. b. Memilih dan atau dipilih menjadi anggota pengurus atau
pengawas. Meminta diadakan rapat anggota menurut ketentuan dalam anggaran dasar. c.
Mengemukakan pendapat atau saran kepada pengurus di luar rapat anggota baik diminta
maupun tidak diminta. d. Memanfaatkan koperasi dan mendapat pelayanan yang sama
antaranggota
11 e. Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan koperasi menurut ketentuan
dalam anggaran dasar. 2.5. Pembubaran Koperasi Koperasi sebagai suatu organisasi ekonomi
yang berstatus badan hukum, hidup-berkembang, tumbuh-mati, bubarnya Koperasi diatur
dengan suatu peraturan, baik yang dibuat oleh Pemerintah ataupun yang dibuat oleh
anggota Koperasi seperti dimuat di dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Koperasi. Dalam Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang untuk
selanjutnya disebut dengan Undang-undang Perkoperasian, ketentuan Pasal 46 sampai
Pasal 50 mengatur tentang cara pembubaran Koperasi beserta penjelasanya. Menurut
ketentuan Pasal 46 Undang-undang Perkoperasian ada 2 (dua) cara yang dapat
dilakukan untuk membubarkan Koperasi, yaitu : 1) Keputusan Rapat Anggota Pembubaran
koperasi atas kehendak Rapat Anggota ini, di dalam ketentuan Pasal 46 sampai dengan 50
Undang-undang Perkoperasian tidak diberikan penjelasan mengenai alasan-alasan apa yang
dipakai oleh rapat anggota, sehingga rapat anggota boleh memutuskan untuk
membubarkan koperasi tersebut. Sebagai perangkat organisasi yang memegang
kekuasaan tertinggi dalam Koperasi, dalam memutuskan untuk membubarkan Koperasi
terlebih dahulu memperhitungkan dan mempertimbangkan baik-buruk, untung-rugi dari
keputusan yang akan diambil tersebut. Jika ternyata Koperasi tersebut sudah tidak dapat
diharapkan kelangsungan hidupnya, barulah rapat anggota boleh mengambil keputusan
untuk membubarkan koperasi tersebut. Apabila rapat anggota koperasi telah
memutuskan untuk membubarkan Koperasi, maka pengurus Koperasi ataupun mereka
yang diberi kuasa oleh rapat anggota memberitahukan secara tertulis keputusan
pembubaran Koperasi tersebut kepada semua kreditor koperasi dan pemerintah. 2) Keputusan
Pemerintah Berdasarkan Pasal 48 Undang-undang Perkoperasian, Pemerintah diberikan
kewenangan untuk membubarkan Koperasi berdasarkan alasan-alasan tertentu.
Berdasarkan peraturan pemerintah ini, kewenangan Pemerintah untuk membubarkan
Koperasi dilimpahkan kepada Menteri yang membidangi Koperasi dan pelaksanaanya
dilakukan oleh pejabat yang ditunjuk Menteri. Keputusan pembubaran Koperasi oleh12
Pemerintah dikeluarkan dalam waktu paling lambat 4 (empat) bulan terhitung sejak
tanggal diterimanya surat pemberitahuan rencana pembubaran tersebut oleh Koperasi
yang bersangkutan. Dalam jangka waktu paling lambat 2 (dua) bulan sejak tanggal
penerimaan pemberitahuan, Koperasi yang bersangkutan berhak mengajukan keberatan.
Keputusan Pemerintah mengenai diterima atau ditolaknya keberatan atas rencana
pembubaran diberikan paling lambat 1 (satu) bulan sejak tanggal diterimanya pernyataan
keberatan tersebut. Keputusan pembubaran koperasi oleh keputusan pemerintah menurut
Pasal 47 Undang-undang Perkoperasian dilakukan apabila : a. Koperasi tidak memenuhi
ketentuan Undang-undang Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, antara lain
mengenai landasan dan azas Koperasi, tujuan Koperasi, prinsip Koperasi, keanggotaan
Koperasi dan sebagainya, termasuk apabila Koperasi tidak melaksanakan ketentuan yang
tercantum dalam Anggara Dasarnya. b. Apabila kegiatan Koperasi bertentangan dengan
ketertiban umum dan atau kesusilaan yang dinyatakan berdasarkan Keputusan
Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang pasti. Pernyataan Keputusan
pengadilan dalam hal ini penting karena ukuran bertentangan dengan ketertiban umum atau
kesusilaan tidak dapat dibuat semuanya atau berdasarkan kepentingan pihak tertentu. c.
Pemerintah memandang bahwa kelangsungan hidup Koperasi tidak lagi dapat
dipertahankan, sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya sebagai organisasi ekonomi
yang ingin memperjuangkan kepentingan para anggotanya