Anda di halaman 1dari 9

Koperasi di Indonesia terbentuk berdasarkan pemikiran Budi Utomo pada tahun 1908

yang mengatakan bahwa rakyat yang lemah ekonominya tidak akan bia membentuk negara
yang kuat, maka organisasi gerakan nasional menganjurkan pembentukan koperasi di
kalangan rakyat atau membentuk sendiri koperasi-koperasi. Budi Utomo dan Serikat Dagang
Islam (kemudian menjadi Serikat Islam) membentuk koperasi-koperasi rumah tangga atau
toko koperasi (koperasi Konsumen) yang disebut “toko andel”. Tetapi karena pengetahuan
dan pengalaman dalam mengelola koperasi konsumen masih sangat kurang maka koperasi-
koperasi tersebut tidak bertahan lama. Pada tahun 1945, dengan lahirnya kemerdekaan
Republik Indonesia, maka semangat koperasi bangkit kembali. Ada dua penggaruh yang
tampak menggebu dalam menggerakkan koperasi, yaitu semangat mendirikan koperasi
secara besar- besaran untuk mencari keuntungan tanpa mengindahkan dasar-dasar koperasi
yang benar, dan pengaruh jiwa kumiai yang menghendaki terbentuknya koperasi distribusi.
Pada tanggal 11-14 Juli 1947, orang-orang yang menghendaki tumbuh dan
berkembangnya koperasi-koperasi dengan dasar-dasar yang murni kemudian
menyelenggarakan Konggres Koperasi Indonesia I di Tasikmalaya. Dalam Konggres
Koperasi Indonesia I ini dibentuk Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI)
yang di kemudian hari menjadi Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN). Keputusan-
keputusan lain yang diambil adalah menetapkan tanggal 12 Juli sebagai hari Koperasi dan
mengukuhkan gotong-royong sebagai azas koperasi. Moh. Hatta dinobatkan sebagai bapak
koperasi Indonesia dalam Konggres Besar Koperasi seluruh Indonesia II di Bandung tahun
1953 karena mempunyai peranan yang cukup besar dalam menggerakkan dan
mengembangkan koperasi di Indonesia. Undang-undang tentang pengkoperasian yang
berlaku sampai saat ini adalah UU No. 25 Tahun 1992. Sebelumnya sempat dikeluarkan
beberapa undang-undang terlebih dahulu, diantaranya UU No. 12 Tahun 1967 tentang
pokok-pokok perkoperasian dan UU 2 No. 12 Tahun 1967 yang kemudian dicabut pada
tahun 1992 karena dianggap sudah tidak relevan
PEMBAHASAN 2.1. Alasan Perlunya Didirikan Koperasi Koperasi adalah suatu
perkumpulan orang, Biasanya yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang melalui
suatu bentuk organisasi perusahaan yang diawasi secara demokratis, masing-masing
memberikan sumbangan yang setara terhadap modal yang diperlukan, dan bersedia
menanggung resiko serta menerima imbalan sesuai dengan usaha yang mereka
lakukan. Atas latar belakang “Kemampuan ekonomi terbatas” atau dengan kata lain
“masyarakat golongan ekonomi lemah” inilah yang menjadi dasar pendirian Koperasi.
Di negara kita sendiri (Indonesia), Pemerintah telah menggariskan dengan tegas bahwa
dalam rangka pembangunan nasional, dewasa ini koperasi harus menjadi soko guru dan
wadah utama bagi perekonomian rakyat. Kebijakan tersebut benar – benar sesuai
dengan isi dan jiwa UUD 1945 pasal 33 ayat 1, yang menyatakan bahwa
perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama, bangun usaha yang sesuai
dengan itu adalah Koperasi. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Indonesia lebih banyak
memiliki Masyarakat yang tingkat kehidupannya berada dibawah garis kemiskinan
ketimbang dengan Masyarakat Ekonomi menengah – Atas. Untuk meningkatkan serta
membantu perekenomian masyarakat miskin ini, Pengertian serta ideologi koperasi perlu
disebar luaskan kepada seluruh masyarakat hingga benar – benar dapat memberikan
manfaat untuk meningkatkan kesejahteraan hidup rakyat dengan dilakukannya pendirian
koperasi untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang merata untuk masyarakat Indonesia
golongan bawah. Kemudian timbullah pertanyaan apakah ada alasan-alasan yang lebih
tepat yang mendasari pendirian suatu koperasi serta bergabungnya seorang menjadi
anggota koperasi. adaapun Alasan-alasannya ialah : 1. Alasan Historis, Sejarah mencatat
bahwa pendirian Koperasi sedikit banyak juga dipengaruhi oleh perjalanan historis sebuah
bangsa 4 2. Alasan Politis, Sekelompok orang yang memiliki kebutuhan serta tujuan yang
sama untuk saling berkerjasama untuk meningkatkan kesejahteraan mereka dengan cara
mendirikan sebuah koperasi, menyatukan diri dalam suatu badan usaha(koperasi) secara
tidak langsung mereka juga menyatukan dirinya menjadi suatu kekuatan politis. 3.
Alasan Ekonomis, didirikan sebuah koperasi dilaksanakan atas pertimbangan manfaat-
manfaat ekonomis yang diperoleh atas kegiatan berkoperasi. 4. Alasan Sosiologis, Koperasi
didirikan didasarkan pada keinginan manusia untuk saling membantu sebagai makhluk
sosial. 5. Alasan Yuridis, dasar-dasar atau landasan yang menjadi aturan pendirian
suatu koperasi dalam sebuah masyarakat. A. Alasan Historis Sejarah mencatat bahwa
pendirian Koperasi sedikit banyak juga dipengaruhi oleh perjalanan historis historis sebuah
bangsa. Misalnya pendirian Koperasi Rochdale di Inggris dan di beberapa wilayah
lainnya dieropa, tidak bisa terlepas dari perjalanan historis yang dialami oleh negara-
negara tersebut pada saat itu. dimulai dari zaman merkantilisme, revolusi Industri di
negara-negara eropa, serta kaum kapitalis yang berhasil mendominasi untuk menciptakan
perumusan kebijakan-kebijakan ekonomi dan dunia politik pemerintah serta dunia barat
yang berusaha untuk menguasai negara-negara lain di belahan dunia (kolonialisme).
Akibat dari adanya kegiatan kolonialisme yang dilakukan oleh para penjajah yang
melakukan kegiatan eksploitasi terhadap tenaga dan harta rakyat(buruh dan petani kecil),
yang mengakibatkan penderitaan serta menimbulkan kemiskinan dimana-mana. Dengan
dipelopori oleh kaum sosialis di negara masing-masing,rakyat mencoba bangkit dengan
mendirikan koperasi sebagai wadah perjuangan ekonomi dan politik mereka, walaupun pada
saat itu kinerja koperasi belum sepenuhnya berhasil tetapi masyarakat dapat membuktikan
bahwa koperasi sebagai tanda perjuangan ekonomi orang lemah pada saat itu. B. Alasan
Politis Suatu perkumpulan yang didirikan oleh orang-orang yang memiliki kemampuan
ekonomi terbatas, yang bertujuan untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan 5
ekonomi mereka dengan mendirikan sebuah koperasi untuk merealisasikan tujuan
tersebut. orang-orang yang bergabung dalam sebuah koperasi tersebut Secara tidak
langsungtelah menjadi suatu kekuatan politis. Dengan bersatunya seluruh anggota yang
memiliki kemampuan ekonomi terbatas dalam wadah koperasi, maka usaha koperasi pun
kana menjadi lebih besar serta akan menduduki kedudukan politis yang kuat dalam
masyarakat. C. Alasan Ekonomis Alasan Ekonomis adalah pertimbangan kemanfaatan
ekonomis yang akan diperoleh seseorang bila ia bergabung menjadi anggota Koperasi. Jika
Koperasi didirikan tanpa sebuah Alasan ekonomis maka yang akan terjadi adalah sulitnya
dipertanggungjawabkan tujuan untuk mendirikan koperasi. adapun alasan-alasan ekonomis
untuk mendirikan dan menjadi anggota koperasi ialah : 1. Untuk menekan biaya,jika
beberapa unit bidang usaha saling menyatukan diri kedalam sebuah koperasi, maka
beban tiap unit bidang usaha akan lebih ringan dibandingkan dengan tiap unit bidang
usaha melakukan setiap kegiatan usahanya sendiri dan bahkan produk yang dihasilkan
setiap unit bidang usahapun dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi. 2. Meningkatkan
pelayanan kepada anggota, koperasi memberikan pelayanan kepada anggotanya, yang mana
pelayanan jasa tersebut sulit untuk diperoleh anggotanya. 3. Membuka kesempatan untuk
bergabung dalam badan usaha, koperasi merupakan badan usaha yang sangat fleksible
untuk semua kalangan, karena koperasi dapat memberikan kesempatan untuk orang-orang
yang ingin berkoperasi hanya dengan syarat memenuhi simpangan pokok. D. Alasan
Sosiologis Selain memiliki kebutuhan ekonomi, setiap manusia juga memiliki
kebutuhan sosial. Adanya naluri manusia untuk selalu mempertahank diri, bergaul serta
tolong menolong, perasaan dihargai, dll. Upaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
maka orang-orang yang memiliki tujuan yang sama menyatukan diri dan didirikanlah
sebuah koperasi untuk saling membantu dan mengatasi mencukupi kebutuhan yang
dirasakannya itu secara bersama-sama

Anggaran Dasar Atau Anggaran Rumah Tangga Koperasi AD / ART merupakan bentuk
perikatan dalam koperasi yang menjadi pedoman bagi semua pihak yang terkait dengan
koperasi baik dalam pengelolaan tata kehidupan organisasi maupun usaha. 1. Pedoman
Penyusunan Ada beberapa pasal mengenai pedoman penyusunan. Salah satunya yaitu
pasal 6 Peraturan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi menyatakan
“Menteri memberikan pengesahan terhadapakta pendirian koperasi, apabila ternyata
setelah diadakan penilitian Anggaran Dasar Koperasi (a) tidak bertentangan dengan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Pekoperasian; (b) tidak bertentangan dengan
ketentuan umum ”. 2. Tujuan Penyusunan Menunjukkan adanya tata kehidupan koperasi
secara teratur dan jelas, yang merupakan bentuk kesepakatan para anggota koperasi, dan
kedudukannya kuat secara hukum karena keberadaanya diatur dalam UU no 25 Tahun 1992
dan menjadi dasar penyusunan peraturan dan ketentuanketentuan lainnya yang diperlukan
dalam pelaksanaan kegiatan koperasi. 3. Ruang Lingkup
9 Ruang Lingkup Koperasi yaitu Anggaran Dasar (AD) koperasi yang membuat
ketentuan-ketentuan pokok bagi tata kehidupan koperasi, ada Anggaran Rumah Tangga
(ART) koperasi yang memuat himpunan peraturan, mengatur urusan rumah tangga sehari-
hari yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari AD. Ada pula pengaturan organisasi,
pengaturan usaha, pengaturan modal dan pengaturan pengelolaan. 4. Cara Penyusunan
Dalam penyusunan AD / ART koperasi, hal-hal yang harus diperhatikan: a. isi atau materi
yang dituangkan dalam AD / ART harus sesuai dengan tujuan dan kepentingan ekonomi
anggota yang bersangkutan. b. setiap ketentuan harus di mengerti dan dapat dilaksanakan
oleh anggota. c. penyusunan AD dapat dikuasakan kepada beberapa orang pendiri yang
ditunjuk dan ditetapkan oleh rapat pembentukan koperasi. 2.4. Materi dan Rambu-Rambu
Penyusunan Ada beberapa rincian materi Anggaran Dasar koperasi dalam penyusunan yaitu
ketentuan mengenai daftar nama pendiri, ketentuan mengenai nama dan tempat
kedudukan koperasi, ketentuan tujuan koperasi, ketentuan mengenai bidang usaha
koperasi, ketentuan mengenai pengawas, ketentuan mengenai pengelolaan, ketentuan
mengenai jangka waktu berdirinya koperasi, ketentuan mengenai sisa hasil laba usaha,
ketentuan mengenai sanksi, ketentuan mengenai pembubaran, ketentuan mengenai
perubahan AD dan ketentuan mengenai AD dan aturan khusus. 1. Keanggotaan Koperasi
Keanggotaan koperasi berdasarkan pada kesamaan kepentingan ekonomi dalam lingkup
usaha koperasi. Keanggotaan koperasi pada dasarnya tidak dapat dipindahtangankan
karena persyaratan untuk menjadi anggota koperasi adalah kepentingan ekonomi yang
melekat pada anggota yang bersangkutan.Anggota koperasi merupakan pemilik dan juga
pengguna jasa koperasi. Dalam koperasi ada pula anggota luar biasa. Dikatakan luar biasa
bila persyaratan untuk menjadi anggota tidak sepenuhnya dapat dipenuhi seperti yang
ditentukan dalam anggaran dasar. 2. Syarat Keanggotaan Koperasi Berikut ini syarat
keanggotaan koperasi
10 a. Setiap warga negara Indonesia (WNI) yang mampu melakukan tindakan hukum
atau badan hukum koperasi yang memenuhi persyaratan. b. Menerima landasan dan asas
koperasi. Bersedia melakukan kewajiban-kewajiban dan hak-haknya sebagai anggota. 3.
Sifat Keanggotaan Koperasi Berikut ini sifat keanggotaan koperasi. a. Terbuka dan sukarela.
b. Dapat diperoleh dan diakhiri setelah syarat-syarat dalam anggaran dasar terpenuhi. c.
Tidak dapat dipindahtangankan. 4. Berakhirnya Keanggotaan Koperasi Keanggotaan koperasi
dinyatakan berakhir apabila seperti berikut ini. a. Meninggal dunia. b. Meminta berhenti
karena kehendak sendiri. c. Diberhentikan pengurus karena tidak memenuhi syarat
keanggotaan. 5. Kewajiban Anggota Koperasi Tercantum dalam Pasal 20 UU No. 25 Tahun
1992 Berikut ini kewajiban bagi anggota koperasi. a. Mematuhi anggaran dasar dan anggaran
rumah tangga serta keputusan yang telah disepakati rapat anggota. b. Berpartisipasi dalam
kegiatan usaha yang diselenggarakan koperasi. c. Mengembangkan dan memelihara
kebersamaan berdasarkan atas asas kekeluargaan. 6. Hak Anggota Koperasi Menurut Pasal
20 UU No. 25 Tahun 1992. Selain mempunyai kewajiban, anggota juga mempunyai hak
seperti berikut ini. a. Menghadiri dan menyatakan pendapat serta memberikan suara
dalam rapat anggota. b. Memilih dan atau dipilih menjadi anggota pengurus atau
pengawas. Meminta diadakan rapat anggota menurut ketentuan dalam anggaran dasar. c.
Mengemukakan pendapat atau saran kepada pengurus di luar rapat anggota baik diminta
maupun tidak diminta. d. Memanfaatkan koperasi dan mendapat pelayanan yang sama
antaranggota
11 e. Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan koperasi menurut ketentuan
dalam anggaran dasar. 2.5. Pembubaran Koperasi Koperasi sebagai suatu organisasi ekonomi
yang berstatus badan hukum, hidup-berkembang, tumbuh-mati, bubarnya Koperasi diatur
dengan suatu peraturan, baik yang dibuat oleh Pemerintah ataupun yang dibuat oleh
anggota Koperasi seperti dimuat di dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Koperasi. Dalam Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang untuk
selanjutnya disebut dengan Undang-undang Perkoperasian, ketentuan Pasal 46 sampai
Pasal 50 mengatur tentang cara pembubaran Koperasi beserta penjelasanya. Menurut
ketentuan Pasal 46 Undang-undang Perkoperasian ada 2 (dua) cara yang dapat
dilakukan untuk membubarkan Koperasi, yaitu : 1) Keputusan Rapat Anggota Pembubaran
koperasi atas kehendak Rapat Anggota ini, di dalam ketentuan Pasal 46 sampai dengan 50
Undang-undang Perkoperasian tidak diberikan penjelasan mengenai alasan-alasan apa yang
dipakai oleh rapat anggota, sehingga rapat anggota boleh memutuskan untuk
membubarkan koperasi tersebut. Sebagai perangkat organisasi yang memegang
kekuasaan tertinggi dalam Koperasi, dalam memutuskan untuk membubarkan Koperasi
terlebih dahulu memperhitungkan dan mempertimbangkan baik-buruk, untung-rugi dari
keputusan yang akan diambil tersebut. Jika ternyata Koperasi tersebut sudah tidak dapat
diharapkan kelangsungan hidupnya, barulah rapat anggota boleh mengambil keputusan
untuk membubarkan koperasi tersebut. Apabila rapat anggota koperasi telah
memutuskan untuk membubarkan Koperasi, maka pengurus Koperasi ataupun mereka
yang diberi kuasa oleh rapat anggota memberitahukan secara tertulis keputusan
pembubaran Koperasi tersebut kepada semua kreditor koperasi dan pemerintah. 2) Keputusan
Pemerintah Berdasarkan Pasal 48 Undang-undang Perkoperasian, Pemerintah diberikan
kewenangan untuk membubarkan Koperasi berdasarkan alasan-alasan tertentu.
Berdasarkan peraturan pemerintah ini, kewenangan Pemerintah untuk membubarkan
Koperasi dilimpahkan kepada Menteri yang membidangi Koperasi dan pelaksanaanya
dilakukan oleh pejabat yang ditunjuk Menteri. Keputusan pembubaran Koperasi oleh12
Pemerintah dikeluarkan dalam waktu paling lambat 4 (empat) bulan terhitung sejak
tanggal diterimanya surat pemberitahuan rencana pembubaran tersebut oleh Koperasi
yang bersangkutan. Dalam jangka waktu paling lambat 2 (dua) bulan sejak tanggal
penerimaan pemberitahuan, Koperasi yang bersangkutan berhak mengajukan keberatan.
Keputusan Pemerintah mengenai diterima atau ditolaknya keberatan atas rencana
pembubaran diberikan paling lambat 1 (satu) bulan sejak tanggal diterimanya pernyataan
keberatan tersebut. Keputusan pembubaran koperasi oleh keputusan pemerintah menurut
Pasal 47 Undang-undang Perkoperasian dilakukan apabila : a. Koperasi tidak memenuhi
ketentuan Undang-undang Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, antara lain
mengenai landasan dan azas Koperasi, tujuan Koperasi, prinsip Koperasi, keanggotaan
Koperasi dan sebagainya, termasuk apabila Koperasi tidak melaksanakan ketentuan yang
tercantum dalam Anggara Dasarnya. b. Apabila kegiatan Koperasi bertentangan dengan
ketertiban umum dan atau kesusilaan yang dinyatakan berdasarkan Keputusan
Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang pasti. Pernyataan Keputusan
pengadilan dalam hal ini penting karena ukuran bertentangan dengan ketertiban umum atau
kesusilaan tidak dapat dibuat semuanya atau berdasarkan kepentingan pihak tertentu. c.
Pemerintah memandang bahwa kelangsungan hidup Koperasi tidak lagi dapat
dipertahankan, sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya sebagai organisasi ekonomi
yang ingin memperjuangkan kepentingan para anggotanya

Permasalahan Koperasi di Masa Kini Koperasi menurut Undang-undang Nomor 25 tahun


1992 ialah bidang usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi. Sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Dan tujuan koperasi yaitu
menyejahterakan para anggotanya sertaikut membangun tatanan perekonomian nasional
dalam rangka mewujudkan masyarakatyang makmur. Koperasi terdiri dari Koperasi
Konsumen, Koperasi Produsen, dan Koperasi Jasa. Namun hingga saat ini koperasi di
Indonesia belum memiliki kemampuan untuk menjalankan koperasinya secara aktif dan
efektif. Hal ini disebabkan koperasi masih menghadapi tantangan struktural dalam
penguasaan faktor produksi khususnya permodalan. Kelangkaan modal pada koperasi
menjadi faktor ganda yang membentuk
16 hubungan sebab akibat lemahnya perkoperasian di Indonesia selama ini. Perlu dilakukan
upaya terobosan struktural dalam bentuk restrukturisasi dalam penguasaan faktor
produksi,khususnya permodalan. Restrukturisasi penguasaan faktor produksi di antaranya
dilakukan melalui pemberian akses yang lebih besar kepada koperasi untuk mendapatkan
modal. Darisegi Sumber Daya Manusia juga masih banyak anggota, pengurus maupun
pengelola koperasi kurang bisa mendukung dukungan koperasi. Dari sisi manajemen,
koperasi di Indonesia sebagian besar memiliki manajemen kekeluargaan dan taktis jangka
pendek. Manajemen koperasi dikembangkan secara modern sejak awal, dan harus
diarahkan pada orientasi strategis. Gerakan koperasi harus memiliki manusia- manusia yang
mampu menghimpun dan memobilisasi berbagai sumber daya yang diperlukan untuk
memanfaatkan peluang usaha. Dan yang lebih penting harus ditumbuhkan semangat
kewirakoprasian dari seluruh jajaran koperasi, khususnya para pengurusnya. Pengurus
harus memiliki kemampuan untuk menjalankan dan mengelola manajemen, berani
mengambil resiko, selain mampu memanfaatkan berbagai peluang usaha. Adapun
masalah-masalah koperasi saat ini di Indonesia ialah terdiri dari dua yaitu permasalahan
interneal dan permasalahan eksternal: 1. Permasalahan Internal diantaranya adalah : a. Masih
kurangnya tenaga profesional yang menangani Koperasi Pegawai Republik Indonesia b.
Kebanyakan pengurus koperasi telah lanjut usia sehingga kapasitasnya terbatas c. Pengurus
koperasi juga tokoh dalam masyarakat, sehingga “rangkap jabatan” ini menimbulkan
akibat bahwa focus perhatiannya terhadap hubungan sebab akibat lemahnya perkoperasian
di Indonesia selama ini. Perlu dilakukan upaya terobosan struktural dalam bentuk
restrukturisasi dalam penguasaan faktor produksi,khususnya permodalan. Restrukturisasi
penguasaan faktor produksi di antaranya dilakukan melalui pemberian akses yang lebih besar
kepada koperasi untuk mendapatkan modal. Darisegi Sumber Daya Manusia juga masih
banyak anggota, pengurus maupun pengelola koperasi kurang bisa mendukung dukungan
koperasi. Dari sisi manajemen, koperasi di Indonesia sebagian besar memiliki manajemen
kekeluargaan dan taktis jangka pendek. Manajemen koperasi dikembangkan secara
modern sejak awal, dan harus diarahkan pada orientasi strategis. Gerakan koperasi harus
memiliki manusia- manusia yang mampu menghimpun dan memobilisasi berbagai
sumber daya yang diperlukan untuk memanfaatkan peluang usaha. Dan yang lebih
penting harus ditumbuhkan semangat kewirakoprasian dari seluruh jajaran koperasi,
khususnya para pengurusnya. Pengurus harus memiliki kemampuan untuk menjalankan
dan mengelola manajemen, berani mengambil resiko, selain mampu memanfaatkan
berbagai peluang usaha. Adapun masalah-masalah koperasi saat ini di Indonesia ialah terdiri
dari dua yaitu permasalahan interneal dan permasalahan eksternal: 1. Permasalahan Internal
diantaranya adalah : a. Masih kurangnya tenaga profesional yang menangani Koperasi
Pegawai Republik Indonesia b. Kebanyakan pengurus koperasi telah lanjut usia sehingga
kapasitasnya terbatas c. Pengurus koperasi juga tokoh dalam masyarakat, sehingga
“rangkap jabatan” ini menimbulkan akibat bahwa focus perhatiannya terhadap
pengelolaan koperasi berkurang sehingga kurang menyadari adanya perubahan-perubahan
lingkungan d. Bahwa ketidakpercayaan anggota koperasi menimbulkan kesulitan dalam
memulihkannya e. Oleh karena terbatasnya dana maka tidak dilakukan usaha
pemeliharaan fasilitas (mesin-mesin), padahal teknologi berkembang pesat; hal ini
mengakibatkan harga pokok yang relative tinggi sehingga mengurangi kekuatan bersaing
koperasi 17 f. Administrasi kegiatan-kegiatan belum memenuhi standar tertentu sehingga
menyediakan data untuk pengambilan keputusan tidak lengkap; demikian pula data
statistis kebanyakan kurang memenuhi kebutuhan g. Kebanyakan anggota kurang
solidaritas untuk berkoperasi di lain pihak anggota banyak berhutang kepada koperasi h.
Dengan modal usaha yang relative kecil maka volume usaha terbatas; akan tetapi bila ingin
memperbesar volume kegiatan, keterampilan yang dimiliki tidak mampu menanggulangi
usaha besar-besaran; juga karena insentif rendah sehingga orang tidak tergerak hatinya
menjalankan usaha besar yang kompleks. 2. Permasalahan Eksternal diantaranya a.
Bertambahnya persaingan dari badan usaha yang lain yang secara bebas memasuki
bidang usaha yang sedang ditangani oleh koperasi b. Karena dicabutnya fasilitas-fasilitas
tertentu koperasi tidak dapat lagi menjalankan usahanya dengan baik, misalnya usaha
penyaluran pupuk yang pada waktu lalu disalurkan oleh koperasi melalui koperta
sekarang tidak lagi sehingga terpaksa mencari sendiri. c. Tanggapan masyarakat sendiri
terhadap koperasi; karena kegagalan koperasi pada waktu yang lalu tanpa adanya
pertanggungjawaban kepada masyarakat yang menimbulkan ketidakpercayaan pada
masyarakat tentang pengelolaan koperasi d. Tingkat harga yang selalu berubah (naik)
sehingga pendapatan penjualan sekarangtidak dapat dimanfaatkan untuk meneruskan usaha,
justru menciutkan usaha. Selain permasalahan internal dan eksternal, ada juga permasalahan
koperasi yang ada bermuara pada 4 (empat) pilar koperasi, yaitu Kelembagaan
Koperasi, Administrasi Koperasi, Usaha Koperasi, dan Permodalan Koperasi. 1. Pilar
Administrasi Secara administrasi, permasalahan koperasi di masa kini adalah: a. Sistem
Penyusunan administrasi koperasi Koperasi yang tertib administrasi bisa dibilang masih
minim. Hal ini karena kesadaran pentingnya memiliki dan mengerjakan 16 buku
koperasi masih rendah. Pengurus dan karyawan koperasi tidak menyadari arti pentingnya
tertib administrasi bagi perkembangan koperasi di masa mendatang. Untuk itu dirasa penting
melakukan pembinaan, pelatihan, dan monitoring evaluasi administrasi koperasi secara
berkelanjutan dengan memanfaatkan teknologi informasi. b. Sistem Pengarsipan Banyakya
koperasi yang tidak memiliki data-data masa lalu, bahkan kehilangan akta pendirian dan akta
badan hukum membuktikan bahwa lemahnya sistem pengarsipan di koperasi. Segala hal yang
berkaitan dengan administrasi dibuat hanya untuk jangka pendek. Sehingga rekam jejak
koperasi yang tentu sangat diperlukan di masa depan akan sulit didapatkan. Seringkali
alasan koperasi adalah karena minimnya tempat penyimpanan, bahkan seringkali lupa
tempat menyimpannya. Karena itu koperasi perlu melakukan pelatihan dan pembiasaan
digitalisasi data. Secara digital, arsip yang tersimpan tidak terikat ruang dan waktu,
sehingga arsip dapat tersimpan dengan baik dalam jumlah yang sangat banyak dan
tidak lagi berbasis kertas. c. Sistem Pelaporan Koperasi wajib membuat laporan secara
berkala. Laporan tersebut ditujukan kepada pemilik koperasi, pembina dan stakeholder
lainnya. Namun, karena tidak adanya kewajiban yang mengikat koperasi untuk
melaporkan data secara daring (elektronik), maka kecenderungan koperasi hanya melaporkan
satu tahun sekali dalam bentuk buku RAT. Era revolusi industri 4.0 merupakan
kesempatan bagi koperasi untuk tidak lagi berpikir secara konvensional. Kecepatan dan
ketepatan sangat dibutuhkan oleh koperasi demi mengembangkan diri. Sehingga kepercayaan
anggota dan para pemangku kepentingan terhadap koperasi semakin meningkat. 2. Pilar
Usaha Dilihat dari segi usaha, permasalahan koperasi di masa kini adalah: a. Daya saing Mau
tidak mau, suka atau tidak suka kita harus mengakui bahwa mayoritas koperasi belum mampu
bersaing dengan pelaku bisnis lain yang lebih besar selain koperasi. Berbagai keterbatasan
koperasi menjadi penghambat meningkatnya daya saing koperasi19 Dalam rangka
menghadapi hal ini, maka perlu dilakukan upaya sinergi dan kolaborasi. Koperasi kecil
ibarat lidi, maka akan menjadi kuat dan bermanfaat jika diikat menjadi satu kesatuan
sapu lidi. Oleh karena itu, upaya sinergi dan kolaborasi harus terus diupayakan dengan
pola insentif yang saling menguntungkan. Sebagai insan koperasi, sudah saatnya kita
mengganti kompetisi menjadi sinergi dan kolaborasi. b. Kompetitor Persaingan bebas dan
terbuka yang terjadi di sekitar kita menyajikan adegan bahwa yang kuat akan menang dan
akan melibas yang lemah. Jika bisnis koperasi adalah sektor keuangan, maka saat ini
banyak lembaga keuangan non koperasi yang bebas masuk memberi pelayanan anggota
koperasi secara langsung. Jika bisnis koperasi dibidang retail, maka sekarang banyak
retail modern yang bebas berdampingan dengan toko koperasi. Menghadapi hal ini,
maka perlu regulasi terkait masuknya kompetitor secara langsung dan terbuka ke
anggota koperasi. Dengan asumsi, koperasi mampu memberikan pelayaan yang sama
dengan kompetitor, maka hendaknya regulasi berpihak pada koperasi sebagai sokoguru
perekonomian bangsa. 3. Pilar Kelembagaan Koperasi Untuk penataan kelembagaan dan
pemberian izin koperasi masih ditangani oleh berbagai Dinas Instansi yang ada,sehingga
pelaksanaan pemantauan,monitiriring,dan evaluasi sulit dilaksanakan 4. Pilar Permodalan
Koperasi Kekurangan dana/modal dalam koperasi merupakan masalah yang sangat
umum di perkoperasian di Indonesia. Hal itu disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya : 1.
Kelemahan dalam pembentukkan modal sendiri 2. Kelemahan dalam menarik sumber modal
dari luar organisasi 3. Karena kurangnya inisiatif dan upaya sendiri dalam meningkatkan
permodalan Mengatasi Permasalahan Koperasi a. Partisipasi Anggota Partisipasi merupakan
factor yang paling penting dalam mendukung keberhasilan atau perkembangan koperasi.
Dalam koperasi, semua program manajemen harus memperoleh dukungan dari anggota.
Pihak manajemen memerlukan berbagai informasi yang berasal dari anggota, khususnya
informasi tentang kebutuhan dan kepentingan anggota. Informasi ini hanya akan
diperoleh jika partisipasi dalam koperasi berjalan baik. Peningkatan partisipasi akan
dapat meningkatkan rasa tanggung jawab serta semangat dan kegairahan kerja. Tanpa
partisipasi, anggota koperasi tidak akan dapat bekerja secara efisien dan efektif. Suatu
koperasi bisa berhasil dalam kompetisi jika seluruh anggota dapat memanfaatkan
kemampuannya masing-masing dan bekerjasama untuk suatu tujuan yang akan dicapai. b.
Perhatian Pemerintah Dengan adanya perhatian pemerintah secara penuh terhadap koperasi
terutama dalam bantuan dana. Perhatian pemerintah dalam mengawasi perkembangan
perkembangan koperasi di Indonesia serta memberikan penyuluhan dan pendidikan yang
baik bagi anggota dan pengurus koperasi. Pemerintah untuk tidak bersifat sangat
mencampuri kehidupan koperasi yang terutama bersifat menghambat perkembangan
koperasi. c. Manajemen Koperasi Diperlukannya suatu manajemen dalam pelaksanaan
koperasi, baik dari bentuk perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, koordinasi, dan
pengawasan. Manajemen koperasi sangat berfungsi dalam pengambilan keputusan yang
tetap tak terlepas dari partisipasi anggota. Apabila seluruh kegiatan koperasi berjalan
teratur dan telah adanya pembagian tugas yang baik dan benar maka dasar manajemen
koperasi sudah berjalan baik, tinggal melanjutkannya hingga pengambilan keputusan
yang tepat dalam mempertahankan dan membangun koperasi Ternate (ANTARA) - Dinas
Koperasi dan UKM Kota Ternate, Maluku Utara (Malut) menyebut, sebanyak 102
koperasi yang beroperasi di Ternate terancam dibubarkan, karena tidak aktif dalam
menjalankan kegiatannya selama ini. "Kami mencatat 102 koperasi masuk daftar
pembubaran yang diusulkan ke Kementerian Koperasi dan UKM. Tetapi saat turun ada
pengurus yang mengajukan keberatan, jangan dibubarkan dengan alasan tertentu. Bahkan
hal tersebut dibolehkan PP Momor 17 tahun 1994 tentang Pembubaran Koperasi," kata
Kabid Kelembagaan dan Perizinan Dinas Koperasi dan UKM Kota Ternate, Minarni M
Saleh di Ternate, Sabtu. Berdasarkan data di Dinas Koperasi Ternate dan UKM, ada 315
koperasi di kota tersebut yang sebanyak 225 koperasi dianggap pasif dan 91 koperasi
tercatat aktif melakukan kegiatan. Koperasi di Ternate itu memiliki 12.993 anggota dengan
pengurus koperasi sebanyak 279 orang dengan 35 orang berstatus sebagai manager. Minarni
mengungkapkan Dinas Koperasi dan UKM Ternate memiliki tenaga PKL dari
kementerian untuk turun ke berbagai koperasi melakukan pembinaan dan membantu
masalah penyusunan laporan dan mencari solusi dari kurangnya SDM dalam pengelolaan
koperasi. lain itu, kata Minarni, selama ini pengalaman yang ditemukan dalam pendirian
koperasi, biasanya pada awal-awal berjalan sangat baik dan terkendali, tetapi dalam
perjalanannya manajemennya rapuh, sehingga berada diambang pembubaran. Dinas
Koperasi, kata dia, mengintensifkan melakukan pelatihan dan sosialisasi peraturan
mengenai koperasi. Pertemuan itu, lanjut Minarni, biasanya menjadi forum untuk
menentukan arah dan kebijakan dalam mendukung operasional koperasi di kota tersebut.
Dalam momentum hari Koperasi 72 tahun ini, kata Minarni, institusinya terus
mengembangkan berbagai sektor pengembangan koperasi dan UKM seperti perdagangan,
industri, jasa, perikanan, aneka usaha, peternakan dan pertanian. Dia menyatakan dalam
setahun terakhir, Dinas Koperasi dan UKM Ternate mencatat dari 12.795 unit UKM
di kota itu mampu menyerap sebanyak 21.030 tenaga kerja lokal, sehingg bisa
menekan angka angka di Ternate. la mencontohkan untuk sektor perdagangan misalnya,
dari delapan kecamatan yang tersebar di wilayah Ternate terdapat 8.668 unit UKM
mampu menyerap 12.293 tenaga kerja, sektor industri 1.890 UKM mampu menyerap 4.906
tenaga kerja, sektor jasa 1.650 UKM dengan 2.268 tenäga kerja, serta sektor perikanan
dengan 525 UKM mampu menyerap 1.517 tenaga kerja. 23 CRITICAL REVIEW
Kaitannya dengan artikel tersebut, koperasi yang terancam dibubarkan disebabkan oleh
masalah internal dan eksternal dimana masalah internal yang ada adalah terkait partisipasi
dari anggotanya yang disebut tidak aktif atau pasif dalam menjalankan kegiatannya
dan dari factor eksternal sendiri adanya usulan kepada kementrian koperasi dan UMKM
terkait pembubaran koperasi.Dinas koperasi dan UMKM Ternate memiliki tenaga PKL
dari kementrian untuk turun ke berbagai koperasi melakukan pembinaan dan membantu
masalah penyusunan laporan dan mencari solusi dari kurangnya pengelolaan manajemen
koperasi.dari pengalaman yang ditemukan,biasanya pada awal-awal berjalan dengan
baik,dan terkontrol,tetapi dalam perjalannannya manajemen rapuh sehingga berada di
ambang pembubaran. Pembubaran koperasi bisa disebabkan oleh faktor-faktor dari dalam
koperasi atau oleh masalah-masalah yang berasal dari luar koperasi. Berdasarkan
ketentuan di dalam Bab X UU No. 25/1992, “Pembubaran koperasi dapat dilakukan
dengan 2 alasan: (a) Karena para anggota koperasi menghendaki pembubaran koperasi,
dan (b) Karena keputusan”. Agar masalah koperasi dapat terselesaikan maka dalam kegiatan
perkoperasian harus diawali dengan adanya kepercayaan anggota terhadap lembaga itu
sendiri. untuk itu koperasi harus bisa komunikatf dan aspiratif, maksudnya komunikatif
dalam berhubungan dengan pasar dan aspiratif terhadap kebutuhan anggotanya,
koperasi harus bersifat25 kolektif pada anggotanya dan koperasi harus ditopang oleh
tersedianya sumber daya,kemampuan manajerial koperasi yang bagus dan hebat, dan
memperbaiki atau mengubah konsep-konsep koperasi dan strategi pembangunan
ekonomi, serta konsep tersebut harus diubah agar lebih mendorong perkoperasiaan kearah
tujuan koperasi yang sesunggunya berdasarkan atas azas kekeluargaan

Anda mungkin juga menyukai