Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH EKONOMI KOPERASI

Kelompok 6 :
DEVI TRI UTAMI ( 190414056 )
HASANUDIN ()
INDAH PUSPITA SARI()
1.PROFIL PERKEMBANGAN KOPERASI

Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber
daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip Koperasi dan kaidah usaha ekonomi
untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat daerah kerja pada
umumnya, dengan demikian koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan koperasi
melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas
kekeluargaan.

Prinsip-prinsip koperasi merupakan landasan pokok koperasi dalam menjalankan usahanya


sebagai badan usaha dan gerakan ekonomi rakyat untuk membangun koperasi yang efektif
dan tahan lama. Prinsip koperasi terbaru yang dikembangkan International Cooperative
Alliance (Federasi koperasi non-pemerintah internasional) adalah :

 Keanggotaan yang bersifat terbuka dan sukarela


 Pengelolaan yang demokratis,
 Partisipasi anggota dalam ekonomi,
 Kebebasan dan otonomi,
 Pengembangan pendidikan, pelatihan, dan informasi

Di Indonesia sendiri telah dibuat UU no. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian. Prinsip
koperasi menurut UU no. 25 tahun 1992 adalah :

 Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka


 Pengelolaan dilakukan secara demokrasi
 Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan jasa usaha masing-masing
anggota
 Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
 Kemandirian
 Pendidikan perkoperasian
 Kerjasama antar koperasi

2. Sejarah Koperasi Di Indonesia

Sejarah koperasi pada awalnya dimulai pada abad ke-20 . Pada umumnya sejarah koperasi
dimulai dari hasil usaha kecil yang spontan dan dilakukan oleh rakyat kecil. Kemampuan
ekonomi yang rendah mendorong para usaha kecil untuk terlepas dari penderitaan .Secara
spontan mereka ingin merubah hidupnya.

Di Indonesia  ide – ide perkoperasian diperkenalkan oleh, R. Aria Wiraatmadja yang pada


tahun 1896 yang mendirikan sebuah Bank untuk para Pegawai Negeri. Karena semangat yang
tinggi perkoperasian pun selanjutnya diteruskan oleh De Wolffvan Westerrode.

Pada tahun 1908, Dr. Sutomo mendirikan Budi Utomo . Dr Sutomo sangat memiliki peranan
bagi garakan koperasi untuk memperbaiki dan mensejahtrakan kehidupan rakyat.

Pada tahun 1915 dibuat peraturan-peraturan Verordening op de Cooperatieve


Vereeniging dan pada tahun 1927 Regeling Inlandschhe Cooperatiev.

Pada tahun 1927 dibentuklah Serikat Dagang Islam. Dengan tujuan untuk memperjuangkan
kedudukan ekonomi para pengusah-pengusaha pribumi. pada tahun 1929 berdiri Partai
Nasional Indonesia yang memberikan dan memperjuangkan semangat untuk penyebaran
koperasi di Indonesia.

Pada tahun 1942 negara Jepang menduduki Indonesia.Lalu jepang mendirikan koperasi yang


diberi nama koperasi kumiyai.

Setelah bangsa Indonesia merdeka tanggal 12 Juli 1947. Gerakan koperasi di Indonesia


mengadakan Kongres Koperasi pertama kalinya di Tasikmalaya.Hari itukemudian
ditetapkanlah sebagai Hari Koperasi Indonesia.

Kongres Koperasi pertama menghasilkan beberapa keputusan               :

1. Mendirikan sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia [SOKRI]


2. Menetapkan gotong royong sebagai asas koperasi
3. Menetapkan pada tanggal 12 Juli sebagai hari Koperasi

Pada tanggal 12 Juli 1953, mengadakan kembali Kongres Koperasi yang ke-2 di Bandung.


Kongres koperasi ke -2 mengambil putusan :

1. Membentuk Dewan Koperasi Indonesia [ Dekopin]sebagai pengganti SOKRI


2. Menetapkan pendidikan koperasi sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah
3. 3.Mengangkat Moh. Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia
4. Segera akan dibuat undang-undang koperasi yang baru

Pelaksanaan program perkoperasian pemerintah mengadakan kebijakan :

1.  menggiatkan pembangunan organisasi perekonomian rakyat terutamkoperasi


2. memperluas pendidikan dan penerangan koperasi
3. memberikan kredit kepada kaum produsen, baik di lapangan industri
maupun pertanian yang bermodal kecil

3. PERKEMBANGAN KOPERASI DI INDONESIA

A.PERKEMBANGAN KOPERASI DALAM SISTEM EKONOMI TERPIMPIN

Peraturan konsep pengembangan koperasi secara misal dan seragam dan dikeluarkan
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :

(1) Menyesuaikan fungsi koperasi dengan jiwa dan semangat UUD 1945 dan Manipol RI
tanggal 17 Agustus 1959, dimana koperasi diberi peranan sedemikian rupa sehingga kegiatan
dan penyelenggaraannya benar-benar dapat merupakan alat untuk melaksanakan ekonomi
terpimpin berdasarkan sosialisme ala Indonesia, sendi kehidupan ekonomi bangsa Indonesia
dan dasar untuk mengatur perekonomian rakyat guna mencapai taraf hidup yang layak dalam
susunan masyarakat adil dan makmur yang demokratis.

(2) Bahwa pemerintah wajib mengambil sikap yang aktif dalam membina Gerakan Koperasi
berdasarkan azas-azas demokrasi terpimpin, yaitu menumbuhkan, mendorong, membimbing,
melindungi dan mengawasi perkembangan Gerakan Koperasi.

(3) Bahwa dengan menyerahkan penyelenggaraan koperasi kepada inisiatif Gerakan Koperasi
sendiri dalam taraf sekarang bukan saja tidakk mencapai tujuan untuk membendung arus
kapitalisme dan liberalism, tetapi juga tidak menjamin bentuk organisasi dan cara bekerja
yang sehat sesuai dengan azas-azas koperasi yang sebenarnya

B.PERKEMBANGAN KOPERASI PADA MASA ORDE BARU

Semangat Orde Baru yang dimulai titik awalnya 11 Maret 1996 segera setelah itu pada
tanggal 18 Desember 1967 telah dilahirkan Undang-Undang Koperasi yang baru yakni
dikenal dengan UU No. 12/1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian. Konsideran UU No.
12/1967 tersebut adalah sebagai berikut ;

1. Bahwa Undang-Undang No. 14 Tahun 1965 tentang Perkoperasian mengandung


pikiran-pikiran yang nyata-nyata hendak :
2. menempatkan fungsi dan peranan koperasi sebagai abdi langsung daripada politik.
Sehingga mengabaikan koperasi sebagai wadah perjuangan ekonomi rakyat.
3. menyelewengkan landasan-landasan, azas-azas dan sendi-sendi dasar koperasi dari
kemrniannya.
4. Bahwa berhubung dengan itu perlu dibentuk Undang-Undang baru yang sesuai
dengan semangat dan jiwa Orde Baru sebagaimana dituangkan dalam Ketepatan-
ketepatan MPRS Sidang ke IV dan Sidang Istimewa untuk memungkinkan bagi
koperasi mendapatkan kedudukan hokum dan tempat yang semestinya sebagai wadah
organisasi perjuangan ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan sebagai alat
pendemokrasian ekonomi nasional.
5. Bahwa koperasi bersama-sama dengan sector ekonomi Negara dan swasta bergerak di
segala sektor ekonomi Negara dan swasta bergerak di segala kegiatan dan kehidupan
ekonomi bangsa dalam rangka memampukan dirinya bagi usaha-usaha untuk
mewujudkan masyarakat Sosialisme Indonesia berdasarkan Panvcasila yang adil dan
makmur di ridhoi Tuhan Yang Maha Esa.
6. Bahwa berhubungan dengan itu, maka Undang-Undang No. 14 tahun 1965 perlu
dicabut dan perlu mencerminkan jiwa, serta cita-cita yang terkandung dalam jelas
menyatakan, bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama
berdasarkan atas azas kekeluargaan dan koperasi adalah satu bangunan usaha yang
sesuai dengan susunan perekonomian yang dimaksud itu. Berdasarkan pada ketentuan
itu dan untuk mencapai cita-cita tersebut Pemerintah mempunyai kewajiban
membimbing dan membina perkoperasian Indonesia dengan sikap “ ing ngarsa sung
tulada, ing madya mbangun karsa, tut wuri handayani “. Di bidang idiil, koperasi
Indonesia merupakan satu-satunya wadah untuk menyusun perekonomian rakyat
berazaskan kekeluargaan dan kegotong-royongan yang merupakan cirri khas dari tata
kehidupan bangsa Indonesia dengan tidak memandang golongan, aliran maupun
kepercayaan yang dianut seseorang. Kiperasi sebagai alat pendemokrasian ekonomi
nasional dilaksanakan dalan rangka dalam rangka politik maupun perjuangan bangsa
Indonesia. Menurut pasal. 3 UU No. 12/1967, koperasi Indonesia adalah organisasi
ekonomi rakyat yang berwatak social, beranggotakan orang-orang atau badan hukum
koperasi yang merupakan tata azas kekeluargaan. Penjelasan pasal tersebut
menyatakan bahwa “ koperasi Indonesia adalah kumpulan orang-orang yang sebagai
manusia secara bersamaan, bekerja untuk memajukan kepentingan-kepentingan
ekonomi mereka dan kepentingan masyarakat”.

C.PERKEMBANGAN KOPERASI PADA MASA REFORMASI

Potensi koperasi pada saat ini sudah mampu untuk memulai gerakan koperasiyang otonom,
namun fokus bisnis koperasi harus diarahkan pada ciri universalitas kebutuhan yang tinggi
seperti jasakeuangan, pelayananinfrastruktur serta pembelian bersama. Dengan otonomiselain
peluang untuk memanfaatkan potensisetempat juga terdapat potensi benturan yang harus
diselesaikan di tingkat daerah.

Fungsi pusat koperasi jasa keuangan ini selain menjaga likuiditas juga dapat memainkan
peran pengawasan dan perbaikan manajemen hingga pengembangan sistem asuransi
tabungan yang dapat diintegrasikan dalam sistem asuransi secara nasional. Pendekatan
pengembangan koperasi sebagai instrumen pembangunan terbukti menimbulkan kelemahan
dalam menjadikan dirinya sebagai koperasi yang memegang prinsip-prinsip koperasi dan
sebagai badan usaha yang kompetitif. Reformasi kelembagaan koperasi menuju koperasi
dengan jatidirinya akan menjadi agenda panjang yang harus dilalui oleh koperasi di
Indonesia.

Dalam kerangka otonomi daerah perlu penataan lembaga keuangan koperasi (koperasi
simpan pinjam) untuk memperkokoh pembiayaan kegiatan ekonomi di lapisan terbawah dan
menahan arus ke luar potensi sumberdaya lokal yang masih diperlukan. Pembenahan ini akan
merupakan elemen penting dalam membangun sistem pembiayaan mikro di tanah air yang
merupakan tulang punggung gerakan pemberdayaan ekonomi rakyat.

2.Sumber Modal Koperasi Modal adalah sejumlah harga (uang/barang) yang digunakan
untuk menjalankan usaha, modal berupa uang tunai, barang dagangan bangunan dan lain
sebagainya. Modal Koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman.

2.MODAL

1.Modal Sendiri Koperasi pertama-tama dihimpun dari simpanan anggota (simpan pokok
dansimpanan wajib), setelah Koperasi berjalan dan mendapatkan sisa hasil usaha sebagian
dari sisa usaha tersebut dapat disisikan pada dana cadangan untuk memperkuat modal sendiri.
Dengan demikian modal sendiri Koperasi berasal dari :
a)Simpanan pokok Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama besar,dari semua
anggota dan wajib dibayar pada saat masuk menjadi anggota simpanan pokok tidak dapat
diambil kemabali selama masih menjadi anggota. Besarnya simpanan pokok ditentukan oleh
rapat anggota
b)Simpanan wajib Simpanan wajib adalah sejumlah uang yang tidak sama besarnya bagi
setiap anggota yang wajib dibayar pada waktu tertentu. Simpanan wajib ditunjukan untuk
meningkatkan modal sendiri secara bertahab, selama menjadi anggota, simpanan wajib tidak
dapat diambil kembali.
c)Dana cadangan Dana cadangan adalah sejumlah dana yang disisihkan dari sisa usaha untuk
memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian Koperasi bila diperlukan. Besarnya
penyisihan dana yang dicadangan ditentukan/tercantum dalam anggaran dasar.
d)Hibah/Donasi (kalau ada)Hibah/donasi adalah pemberian yang meningkatkan berupa uang
atas barang untuk memperlancar jalannya usaha
2.Modal Pinjaman Modal pinjaman Koperasi berasal dari :

a) Anggota Disamping simpanan pokok dan simpanan wajib, Koperasi dapat menghimpun
modal pinjaman dari anggota dalam bentuk simpanan sukarela dan simpanan khusus.

 Simpanan suka rela pada dasarnya merupakan uang titipan dari anggota yang dapat
diambil sesuai perjanjian yang perlaksaanya diatur dalam anggaran rumah tangga

 .Simpanan khusus pada dasranya merupakan pinjaman dari anggotayang membiayai


keperluan tertentu. Tujuan, imbalan jasa dan cara pengembalain diatur dalam
peraturan khusus.

b) Koperasi atau Badan Usaha LainPinjaman dari Koperasi atau badan usaha lain dapat
diperolah atas dasar kerjasama yang saling menguntungkan.
c) Bank dan Lembaga Keuangan LainnyaUntuk mendapatkan pinjamaan modal dari bank
atau lembanga keuangan lainya, Koperasi harus mengajukan surat yang diantara lain
terdiri dari :

Rencana penggunaan modal/rencana usaha


Rencana pengembalian kredit
Jaminan barang yang nilainya sebanding dengan besarnya pinjaman.

d) Penelitian Obligasi atau Surat Hutang Lainnya Obligasi adalah surat berharga yang
merupakan pengakuan hutang jangka panjang kepada pemegangnya dengan sanggupan
membayar bunga tetap dan mengembalikan pada waktu yang ditentukan, untuk menerbitkan
obligasi harus memenuhi persyaratan dan dapat ijin dari Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM).
e) Sumber Lain Yang Sah Pinjaman dari sumber lain yang syah biasanya diperoleh dari
pemerintah atau lembaga lain atas dasar pertimbangan tertentu.
f) Modal Penyertaan Selain modal sendiri dan pinjaman Koperasi dapat memperluas usaha
yang dibiayai dengan modal penyertaan yang berasal dari pemerintah dan atau masyarakat.
Pada hakekatnya modal penyertaan merupakam modal pinjaman yang dalam hal menanggung
resiko diperlukan sebagian modal sendiri (ekuity).
Modal Penyertaan dari Pemerintah Modal penyertaan dari pemerintah termasuk BUMN dan
BUMN merupakan salah satu bentuk bantuan kepada Koperasi yang berpotensi. Untuk
menjaga agar modal penyertaan digunakan sebagaimana mestinya, pemerintah dapat
mengikut sertakan wakilnya dalam pengelolaan unit usaha yang bersangkutan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku setelah usahanya berjalan lancar, modal penyertaan secara berangsur
dapat ditarik kembali.
Modal Penyertaan bukan dari Pemerintah Kecuali dari pemerintah, modal penyertaan dapat
berasal dari lembaga swasta dan perorangan. Penggunaan modal penyertaan merupakan salah
satu usaha Koperasi untuk memperkuat susunan modal ekuity yang ikiut menaggung resiko
dalam rangka mengembangkan usaha. Penempatan modal diikat dengan perjanjian antara
penanaman modal dan Koperasi yang bersangkutan. Ditinjau dari pihak peserta penanaman
modal penyertaan dalam Koperasi merupakan suatu investasi
untuk mendapatkan imbalan jasa. Sesuai dengan perjanjian yang dibuat antara kedua balah
pihak penanaman modal diberi hak dan kewajiban :
a.Hak atas asasi jasa modal penyertaan dengan system bagi hasil atau dengan pembayaran
bunga tetap.
b.Kewenangan untuk ikut dalam kegiatan perencanaan pengelolaan dan penawasan dengan
jalan menempatkan wakilnya diunit usaha Koperasi yang dibiayai dengan modal
penyertaan.Terkait dengan perjanjian tersebut dapat diadakan kesempakatan apakah modal
pernyataan akan ditanam secara terus menerus (tetap) atau dapat dikembalikan setelah
Koperasi berhasil menghimpun modal sendiri secukupnya.
1.Modal Koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman
2.Modal sendiri dapat berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan
hibah.
3.Modal pinjaman dapat berasal dari anggota, Koperasi lainnya dan/atau anggotanya, Bank
dan lembaga, Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya dan Sumber lain yang sah.
Pasal 42 Undang-undang Perkoperasian No. 25 tahun 1992 menyebutkan bahwa :
1.Selain modal sebagaimana dimaksud pasal 41, koerasi dapat pula melakukan pemupukan
modal yang berasal dari modal penyertaan.
2.Ketentuan nengenai pemupukan modal yang berasal dari modal penyertaan diatur lebih
lanjut dengan peraturan pemerintah.

3.Kualitas Aktiva Produksi

Aktiva produksi sering juga disebut earning asset atau aktiva yang menghasilkan, karena
penempatan dana tersebut untuk mencapai tingkat penghasilan yang diharapkan.
Aktiva produktif adalah kekayaan koperasi yang mendatangkan penghasilan bagi koperasi
bersangkutan. Kualitas aktiva produktif yang baik atau lancar akan menjamin adanya
pengembalian kredit dari anggota dan akan memberikan gambaran kecil kemungkinan
anggota untuk tidak memenuhi kewajiban itu dan begitupula sebaliknya.
Penilaian kualitas aktiva produktif menunjukkan bahwa semua rasio yakni rasio volume
pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman diberikan, rasio risiko pinjaman
bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan, rasio cadangan risiko terhadap pinjaman
bermasalah, dan rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan berada pada
skor optimal, karena koperasi memaksimalkan penggunaan dana yang tersedia untuk
pemberian dana pinjaman kepada anggotanya dan dari kegiatan itu akan diperoleh
pendapatan bagi koperasi dan mengurangi 3 risiko tidak kembalinya dana yang mereka
berikan.
Kualitas aktiva produktif dinilai melalui 4 rasio yaitu rasio pinjaman pada anggota terhadap
volume pinjaman diberikan, rasio pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan,
rasio cadangan risiko terhadap pinjaman bermasalah dan rasio pinjaman beresiko terhadap
pinjaman yang diberikan. 1 Rasio volume pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman
diberikan Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM RI No.
20PerM.KUKMXI2008, dijelaskan bahwa: “Volume pinjaman pada anggota adalah pinjaman
koperasi yang berasal dari pinjaman anggota”, sedangkan “volume pinjaman adalah semua
pinjaman koperasi yang berasal dari anggota, koperasi lainnya, bank dan lembaga keuangan
lain, penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya serta sumber lain yang sah”.

4.MANAJEMEN KOPERASI
Peter Davis, 1999, memformulasikan bahwa manajemen koperasi diselenggarakan oleh
orang-orang yang bertanggung jawab untuk mengelola koperasi, nilai-nilai dan kekayaannya.
Mereka ini mengerahkan segala kemampuan kepemimpinannya dan memilih kebijakan untuk
mengembangkan koperasi berdasarkan hasil latihan professional perkoperasian. Manajemen
koperasi adalah kegiatan professional yang dilakukan koperasi untuk membantu seluruh
keanggotaan koperasi di dalam mencapai tujuannya.

a. Konsep Manajemen Koperasi


Manajemen koperasi tidak didasarkan pada pemaksaan wewenang, melainkan melalui
keterlibatan dan partisipasi. Para manajer professional koperasi menggunakan metode yang
sama seperti manajemen pada umumnya. Hanya saja nilai-nilai dan tujuan yang harus
diperjuangkan metode itulah yang membuat manajemen koperasi unik dan berbeda dari
manajemen lainnya. Fungsi utamanya adalah mengupayakan kepemimpinan koperasi bagi
anggota dan pengurus terpilih di dalam pengembangan kebijakan dan strategi yang akan
memberdayakan koperasi dalam mewujudkan cita-cita atau tujuannya.

Dengan menyatukan manajemen Koperasi sebagai bagian dari koperasi dan sebagai
representasi prinsip-prinsip penting koperasi itu sendiri, kita dapat mengembangkan
manajemen dan demokrasi di dalam koperasi sebagaimana dinyatakan Peter Davis, sebagai
berikut: “pengembangan prinsip-prinsip manajemen koperasi, akan membuat perusahaan
koperasi harus dikelola secara professional dan kooperatif sedemikian rupa sehingga
keterlibatan anggota dan demokrasi, akan tetap menjadi kunci keberhasilan dalam praktek
koperasi. Dengan memiliki prinsip-prinsip manajemen koperasi kita juga meletakkan dasar
sebagai criteria untuk menilai pelatihan-pelatihan manajemen koperasi, serta menilai kinerja
manajemen dalam koperasi “.

b. Proses Manajemen di Koperasi

1. Perencanaan (Planning)
Proses yang paling penting adalah fungsi perencanaan, yang merupakan fungsi paling utama
yang harus dijalankan oleh pihak manajemen koperasi. Pengurus dan manajer di koperasi
harus menyusun perencanaan penggunaan sumber daya manusia, modal, sarana fisik, dan
informasi yang dimiliki koperasi untuk mencapai tujuan koperasi yang telah disepakati oleh
para anggotanya. Perencanaan menyangkut masa depan. Bagaimana dengan kemampuan,
masalah, dan potensi yang dimiliki koperasi saat ini diarahkan untuk mencapai target-target
koperasi kearah yang lebih baik. Karenanya sebelum menyusun perencanaan pengurus dan
manejer koperasi harus melakukan identifikasi dan evaluasi terlebih dahulu apa target atau
sasaran apa saja yang sudah tercapai, kebutuhan pelayanan apa yang diinginkan oleh anggota
dan belum dipenuhi oleh koperasi, bagaimana kemampuan permodalan koperasi, termasuk
juga situasi persaingan usaha di lingkungan koperasi juga harus diperhitungkan.

Adapun langkah-langkah proses perencanaan yang dapat dilakukan oleh pengurus dan
manajer koperasi, diantaranya:
1. Pengurus bersama manajer menyusun rencana strategis dan taktis baik untuk jangka
panjang maupun jangka pendek.
2. Pengurus meminta manajer menyusun garis besar program operasional, selanjutnya
dibahas bersama dengan pengurus dan pengawas.
3. Manajer juga membuat anggaran untuk mencapai hasil yang dikehendaki, tanpa
mengabaikan struktur keuangan yang ada.
4. Berdasarkan rencana yang ada, dibuatlah kebijakan sebagai pedoman seluruh pelaksanaan.
5. Secara bersama menetapkan kebijakan personalia, karyawan usaha keuangan dan anggota
guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
6. Pengurus membuat rencana penerimaan dan belanja koperasi (RAPBK). Rencana yang
telah disusun dan RAPBK disampaikan dalam rapat anggota untuk dibahas dan mendapatkan
pengesahan

2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian (organizing) merupakan Perancangan dan pemeliharaan sistem peran, atau
Proses pengaturan dan pengalokasian kerja, wewenang dan sumber daya di kalangan anggota
organisasi dalam upaya mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Faktor Penting dalam Proses Pengorganisasian di Koperasi
1. Pembagian tugas (division of work) 
2. Departementasi  
3. Rentan manajemen/kendali (span of control), yang terdiri dari: a)kompetensi dari
pengurus, pengawas dan pengelola,  b)kompetensi dari bawahan (staff), c)derajat variasi
pekerjaan, d)teknologi yang digunakan dalam organisasi 
4. Pendelegasian wewengan (delegation of authority)

3. Actuating dan Leadership


Actuating dan leadership merupakan suatu proses menggerakkan dan menjalankan organisasi
agar orang-orang yang diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab dapat bekerja
menjalankan tugas untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Fungsi Penting:
1. Mengarahkan (Directing):
- Perintah (Tertulis : SOM, SOP, Juklak, Juknas, Lembar Tugas/disposisi tugas; Lisan) 
- Disiplin 
- Partisipasi 
2. Komunikasi (formal, informal, vertikal, horizontal

3. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah suatu proses untuk menetapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan,
menilainya dan mengoreksinya dengan maksud agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan.”

Jenis - Jenis Pengawasan:


1. Pengawasan preventif : pengawasan yang bersifat pencegahan yang dilaksanakan melalui
suatu sistem pembinaan SDM pada semua eselon dalam organisasi dan menentukan prosedur,
pembagian tugas dan wewenang, termasuk di dalamnya perencanaan dan pelaporan 
2. Pengawasan korektif : pengawasan untuk memperbaiki bias, penyimpangan atau
kebocoran dari rencana, standar dan prosedur yang sudah ada ditentukan dalam suatu
organisas

c. Tujuan dan Output Manajemen Koperasi


1. Output koperasi sebagai perusahaan. 
2. Output koperasi sebagai lembaga sosio ekonomi

d. Perangkat Hukum Koperasi


1. Perangkat Hukum Eksternal
a). UU No. 25/1992 
b). Peraturan Pemerintah, Inpres. 
c). Keputusan menteri, 
d). Perda yang dihubungkan dengan koperasi 

Pihak manajemen koperasi tidak dapat menghindar dari ketentuan perundangan yang berlaku,
melainkan harus dijadikan faktor pendorong bagi pengembangan koperasi.

2. Perangkat Hukum Internal


a). Anggaran dasar 
b). Anggaran rumah tangga
Pihak manajemen dapat melakukan penyesuaian sedemikian rupa sesuai dengan keputusan
rapat anggota

Hal-hal yang penting di atur dalam AD/ART 


• Daftar nama pendiri 
• Nama dan tempat kedudukan koperasi  
• Maksud dan tujuan serta bidang usaha koperasi  
• Ketentuan mengenai keanggotaan 
• Ketentuan mengenai rapat anggota  
• Ketentuan mengenai pengelolaan  
• Ketentuan mengenai permodalan  
• Ketentuan mengenai pembagian SHU 
• Ketentuan mengenai sanksi

e. Perangkat Organisasi Koperasi


1. Rapat Anggota, menetapkan:
• Anggaran dasar koperasi 
• Kebijakan umum bidang organisasi, manajemen dan usaha koperasi 
• Pemilihan, pengangkatan, serta pemberhentian pengurus dan pengawas 
• Rencana kerja anggaran pendapatan dan belanja 
• Pengesahan/penolakan laporan keuangan 
• Pengesahan/penolakan laporan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya 
• Pembagian SHU 
• Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi

2. Pengurus, bertugas:
• Mengelola koperasi dan usahanya. 
• Mengajukan rancangan kerja dan RAPBK. 
• Menyelenggarakan rapat anggota. 
• Mengajukan laporan keuangan dan pertanggung-jawaban pelaksanaan tugas.
• Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib. Memelihara daftar
buku anggota dan pengurus
Pengurus dipilih dari dan oleh anggota dalam rapat anggota dan masa jabatan paling lama 5
tahun. Wewenang pengurus yaitu mewakili koperasi di dalam dan di luar
pengadilan,memutuskan,penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian
anggota, mengangkat pengelola (manajer yang diberi wewenang dan kuasa untuk mengelola
usaha), dan melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan koperasi.

3. Pengawas, bertugas:
• Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi. 
• Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya. 
• Pengawas harus merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ke-3. 
Pengawas dipilih dari dan oleh anggota dalam rapat anggota dan pengawas
bertanggungjawab terhadap rapat anggota. Wewenang pengawas yaitu meneliti catatan yang
ada di koperasi dan mendapat segala keterangan yang diperlukan

5.EFISIENSI
Efesiensi koperasi adalah suatu teori yang membahas tentang suatu hasil yang sesuai
dengan kemauan dan harapan yang akan membuahkan hasil maksimal. Koperasi adalah
badan usaha yang di dasari dengan rasa tanggung jawab dan tegas pada setiap anggota-
anggotanya, sehingga didalam koperasi ada kerja sama yang apik yang dapat menghasilkan
hasi yang baik sesuai dengan tujuan yang akan di peroleh oleh para anggota. Koperasi juga
adalah badan usaha yang pada dasarnya di landasi oleh fikiran sebagai usaha kumpulan
orang-orang bukan kumpulan modal. Maka dari itu koperasi tidak terlepas dari efesiensi bagi
dirinya, meskipun tujuan yang mendasarnya untuk melayani anggota. Ukuran yang terjadi
untuk memanfaatkan ekonomis adalah manfaat ekonomi dan pengukurannya di hubungkan
oleh teori efesiensi , efektivitas serta waktu diperolehnya manfaat ekonomi tersebut. efesiensi
dalam ilmu ekonomi di gunakan untuk merujuk penggunaan sejumlah konsep yang terkait
pada penggunaan secara maksimal dan pemanfaatan seluruh sumber daya dalam proses
produksi barang ataupun jasa pada setiap waktu. Sebuah system ekonomi dapat di
kategorikan memenuhi kriteria apabila :
a.Tidak ada yang bisa dibuat menjadi lebih makmur bila tidak ada pengorbanan
b.Tidak ada pengeluaran yang dapat di peroleh tanpa adanya peningkatan jumlah pemasukan
c. Tidak ada produksi bila tanpa adanya biaya yang rendah dalam satuan unit.
Sebuah system ekonomi yang efisien dapat member lebih banyak barang dan jasa bagi
masyarakat tanpa menggunakan lebih banyak sumber daya. Dalam ekonomi pasar secara
umum diyakini akan lebih efisien dibandingkan dengan alternatif lainnya. yang pertama
mendasar dalil kesejahteraan berdasarkan penyediaan kepercayaan oleh karena itu bagi yang
menyatakan bahwa setiap pasar berkeseimbangan sempurna berdasarkan kompetitif adalah
efisien (tetapi hanya ada bila tidak teradi ketidaksempurnaan pasar). Kebijakan reformasi
dalam ekonomi mikro adalah bertujuan membuat kebijakan yang mengurangi distorsi
ekonomi dan peningkatan efisiensi ekonomi. Namun, tidak ada teori dasar yang jelas bahwa
dengan menghapus distorsi pasar maka akan selalu dapat meningkatkan efisiensi ekonomi.
Selanjutnya yang kedua berdasarkan dalil yang menyatakan bahwa jika ada beberapa distorsi
pasar maka tidak dapat dihindari hanya dalam satu sektor saja yang akan bergerak ke arah
yang lebih besar dalam kesempurnaan pasar terdapat sektor lain yang bisa menurunkan
efisiensi.
Efesiensi adalah penghematan pemasukan (input) yang di ukur dengan cara membandingkan
pemasukan anggaran (Ia) dengan pemasukan realisasi atau sesungguhnya (Is), jika (Is)
terbagi menjadi dua yaitu :
a. Manfaat ekonomi langsung (MEL)
Adalah manfaat ekonomi yang di terima langsung oleh anggota pada saat terjadinya transaksi
antara anggota dan dengan koperasinya.

b. Manfaat ekonomi tidak langsung (MELT)


Adalah manfaat ekonomi yang di terima oleh anggota bukan pada saat terjadinya antara
anggota dan dengan koperasinya, tetapi diperoleh kemudian setelah berakhirnya periode
tertentu atau periode pelaporan keuangan atau penanggung jawaban pengurus dan dan
pengawas yakni penerimaan SHU anggota.

Cara perhitungan manfaat ekonomi pelayanan koperasi yang di terima anggota :


TME = MEL + MELT
MEN = (MEL + MELT) – BA
Dan cara perhitungan manfaat ekonomi langsung untuk para usaha koperasi yang melakukan
kegiatan serba usaha (multipurpose) baik secara individu maupun kelompok, yaitu :
MEL = EFP + EFPK + EvS + EvP + EvPU
METL = SHUa
Secara umum efisiensi merupakan perbandingan antara output dengan input, dapat diketahui,
bahwa efisiensi merupakan perbadingan antara hasil dalam ukuran fisik atau rupiah dan
faktor biaya yang dipakai untuk memperoleh hasil tersebut. Angka yang diperoleh merupakan
pengukuran perbandingan sehingga merupakan pengukuran relatif. Menurut
Hanel (1988)
Efisiensi ekonomi usaha koperasi dapat diukur dengan mempergunakan ukuran sebagai
berikut.
1. Efisiensi dalam operasional usaha yang terlihat dari validitas keuangan (financial viability)
dan keragaan kewirakoperasian (entrepreneurship performance).
2. Efisiensi yang dihubungkan dengan pengembangan.
3. Efisiensi yang dihubungkan dengan pemenuhan kebutuhan anggota.
Pembahasan mengenai efisiensi, Thoby Mutis (1992) menunjukkan 5 lingkupefisiensi
koperasi, yaitu efisiensi intern, efisiensi alokatif, efisiensi ekstern, efisiensidinamis, dan
efisiensi sosial. Pengertian efisiensi tersebut adalah:
1. Efisiensi intern masyarakat merupakan perbandingan terbaik dari excess cost (aksesbiaya)
dengan actual cost (biaya yang sebenarnya).
2. Efisiensi okatif adalah efisiensi yang berkaitan dengan pemanfaatan sumber dayadan
sumber dana dari semua komponen koperasi tersebut.
3. Efisiensi ekstern menunjukkan bagaimana efisiensi pada lembaga-lembaga
danperseorangan diluar koperasi yang ikut memacu secara tidak langsung efisiensididalam
koperasi.
4. Efisiensi dinamis adalah efisiensi yang biasa dikaitkandengan tingkat optimasikarena da
perubahan teknologi yang dipakai.
5.  Efisiensi sosial sering dikaitkan dengan pemanfaatan sumber daya dan dana secaratepat,
karena tidak menimbulkan biaya-biaya atau beban sosial.

Anda mungkin juga menyukai