NPM : 202110142
A. Pendahuluan
Latar belakang
Koperasi sudah lama dikenal masyarakat Indonesia. Entitas yang menjalankan
prinsip kekerabatan ini juga telah berbuat banyak untuk meningkatkan ekonomi
dan pembangunan nasional masyarakat. Sejak pertama kali diperkenalkan
kepada masyarakat Indonesia, Divisi Koperasi telah mampu membantu
meningkatkan efisiensi ekonomi masyarakat melalui kegiatan usaha
koperasi. Karena prinsip usaha dan sifat koperasi yang berbeda dengan badan
usaha lainnya, maka badan ini disahkan oleh masyarakat Indonesia yang
menjalankan segala kegiatan ekonomi berdasarkan sistem perekonomian
nasional.
Sistem ekonomi kerakyatan Indonesia pada umumnya sangat serasi dengan
unit-unit ekonomi yang berbentuk koperasi. Keduanya menganut prinsip
kerabat dan mempromosikan prinsip gotong royong. Koperasi Indonesia
sendiri pertama kali diperkenalkan pada tahun 1896 oleh R. Aria
Wiriatmadja di Purwokerto, Jawa Tengah. Ia membentuk credit union dengan
tujuan membantu rakyatnya yang terlilit hutang kepada rentenir. Setelah itu
koperasi berkembang pesat dan akhirnya ditiru oleh Boedi Utomo.
Dalam perkembangan selanjutnya, Mo Hatta, Wakil Presiden pertama Republik
Indonesia, menjadi salah satu tokoh nasional yang senantiasa mendukung
keberadaan koperasi di Indonesia. Itu membuatnya menjadi bapak
koperasi Indonesia. Secara resmi gerakan koperasi itu sendiri lahir di
Indonesia pada konvensi pertama yang diadakan di Tasikmalaya pada
tanggal 12 Juli 1947, dan akhirnya dinyatakan sebagai Hari Koperasi
Indonesia. Sejak saat itu, koperasi tumbuh dan diminati masyarakat
Indonesia. Koperasi merupakansalah satu pilar utama dalam memajukan dan
memperkuat pembangunan dan perekonomian nasional. Pada awal
kemerdekaan Indonesia, koperasi didirikan sebagai koperasi berdasarkan
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1965. Sejak saat itu lahirlah beberapa
peraturan yang berkaitan dengan perkoperasian, dimulai dengan penghapusan
undang-undang dan diganti dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1967
tentang Pokok-pokok Perkoperasian dan kemudian dengan Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
B. Pembahasan
pengertian koperasi
Koperasi adalah badan hukum yang berdasarkan asas kekeluargaan, dan
anggotanya terdiri dari orang perseorangan atau badan hukum dengan
tujuan memajukan anggotanya. Pada umumnya koperasi diurus bersama
oleh semua anggota, dan setiap anggota mempunyai hak suara yang sama
dalam segala keputusan yang dibuat oleh koperasi. Bagi hasil koperasi
biasanya disebut sebagai sisa laba operasi atau SHU dan biasanya
dihitung berdasarkan stok.
Koperasi Indonesia didirikan oleh Drs.Moh.Hatta pada tanggal 12Juli
1960. Saat itu, ia menjabat sebagai Wakil Presiden. Dia sebenarnya adalah
seorang ekonom. Menurutnya, perekonomian nasionallah yang dapat
membawa kemakmuran bagi rakyat Indonesia. Atas pengabdiannya di
bidang perkoperasian Indonesia beliau dinominasikan sebagai bapak
koperasi Indonesia.
Sejarah
Koperasi menjadi makmur pada awal abad ke-19 sebagai hasil dari upaya
sukarela orang-orang dengan kemampuan ekonomi terbatas dan sebagai
akibat dari kesulitan sosial-ekonomi yang disebabkan oleh sistem
kapitalis. Kemudian mereka bersatu untuk membantu diri mereka sendiri
dan berpartisipasi dalam pembangunan kesejahteraan di masyarakat
sekitar. Koperasi benih Indonesia tumbuh di Purwokerto pada tahun 1896.
Saat itu, R Seorang pejabat bernama Aria Wiria Atmaja telah mendirikan
sebuah bank bernama "Hulphen Spaaar Bank". Bank ini dirancang untuk
mendukung pegawai negeri dengan suku bunga rendah, dan dana yang
dikumpulkan oleh karyawan itu sendiri menjadi semacam asosiasi simpan
pinjam.
Pemerintah Belanda pada waktu itu khawatir koperasi akan dijadikan alat
politik melawan penjajah dan kemampuan mereka yang berorganisasi
melalui koperasi akan menjadi puncak kemampuan mereka untuk
berpolitik. Ternyata ketakutan pemerintah Hindia Belanda akhirnya
menjadi kenyataan. Budi Utomo didirikan pada tahun 1908, diikuti oleh
Sarikat Dagan Islam (kemudian Serikat Islam), dan gerakan koperasi
dimulai.
Kedua organisasi ini mempromosikan pembentukan koperasi keluarga
(koperasi industri kecil dan kerajinan) dan koperasi konsumen, yang
merupakan alat perjuangan mandiri untuk membangkitkan semangat
masyarakat dan meningkatkan taraf hidup. Selama periode ini, sulit untuk
mendirikan koperasi, terutama karena kurangnya keterampilan dan modal,
tetapi banyak koperasi tumbuh pesat di antara pemilik usaha kecil, petani,
dan pegawai negeri. Pada tahun 1939, jumlah koperasi mencapai 1712,
dengan 14.134 anggota dan 172 terdaftar. Tidak dapat menghentikan
gerakan koperasi rakyat, pemerintah Hindia Belanda bermaksud untuk
mengaturnya. Dan akhirnya UU Koperasi disahkan.
C. Artikel
ANALISIS IDENTIFIKASI MASALAH UTAMA KOPERASI DI
KABUPATEN BANYUASIN DALAM MEWUJUDKAN
KESEJAHTERAAN ANGGOTA
Nurul Mubarok
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Raden Fatah
Palembang
Sinta Ardhillatul Jannah Septi Laksanawati
D. Referensi
https://osf.io/kpvgt
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/ieconomics/article/view/
3039