Anda di halaman 1dari 7

BUNG HATTA BAPAK KOPERASI

Perhatian Bung Hatta terhadap penderitaan rakyat kecil mendorongnya untuk mempelopori Gerakan Koperasi yang pada prinsipnya bertujuan memperbaiki nasib golongan miskin dan kelompok ekonomi lemah. Karena itu Bung Hatta diangkat menjadi Bapak Koperasi Indonesia. Gelar ini diberikan pada saat Kongres Koperasi Indonesia di Bandung pada tanggal 17 Juli 1953. Bung Hatta telah merumuskan cita-cita pendidikan Nasional Indonesia didalam brosur Kearah Indonesia Merdeka didalamnya tersimpulkan mengenai bentuk perekonomian Indonesia jika telah meraih kemerdekaannya. Mengenai hal ini beliau menyatakan: Perekonomian Indonesia merdeka diatur dengan usaha bersama. dengan ini tidak dimaksud akan mematikan perusahaan yang kecil-kecil yang hanya dapat dikerjakan oleh orang seorang saja dan tidak menyinggung keperluan umum. Usaha bersama dilakukan terhadap kepada penghasilan yang besar-besar yang mengenai keperluan umum dan keperluan rakyat semuanya. Desentralisasi ekonomi dilakukan memakai koperasi sebagai dasar

perekonomian. Jadi Indonesia Ibarat satu taman berisi pohon pohon koperasi, yang buahnya bisa dipungut oleh rakyat banyak. jadi, bukan koperasi yang bersaingan satu sama lain mencari untung besar, melainkan bekerja sama untuk membela kebutuhan-kebutuhan rakyat semunya dan keperluan umum seperti pelajaran, seni, dan lain-lainnya Kesimpulan diatas merupakan Ide dasar yang melatarbelakangi rumusan pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945. Koperasi sebagai suatu sistem ekonomi, mempunyai kedudukan (politik) yang cukup kuat karena memiliki dasar konstitusional, yaitu berpegang pada Pasal 33 UUD 1945, khususnya Ayat 1 yang menyebutkan bahwa: Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Dalam Penjelasan UUD 1945 itu dikatakan bahwa bangun usaha yang paling cocok dengan asas kekeluargaan itu adalah koperasi. Tafsiran itu sering dikemukakan oleh Bung Hatta, yang sering disebut sebagai perumus pasal tersebut.

Landasan koperasi indonesia yang melandasi aktifitas koperasi di Indonesia adalah pertama, Landasan Idiil artinya Pancasila, kedua Landasan Mental adalah Setia kawan dan kesadaran diri sendiri, dan ketiga, Landasan Struktural dan gerak artinya UUD 1945 Pasal 33 Ayat 1. Dalam wacana sistem ekonomi dunia, koperasi disebut juga sebagai the third way, atau jalan ketiga, istilah yang akhir-akhir ini dipopulerkan oleh sosiolog Inggris, Anthony Giddens, yaitu sebagai jalan tengah antara kapitalisme dan sosialisme. Walaupun ia sering mengaitkan koperasi dengan nilai dan lembaga tradisional gotong-royong, namun persepsinya tentang koperasi adalah sebuah organisasi ekonomi modern yang berkembang di Eropa Barat. Ia pernah juga membedakana antara koperasi sosial yang berdasarkan asas gotong royong, dengan koperasi ekonomi yang berdasarkan asas-asas ekonomi pasar yang rasional dan kompetitif. Dengan cara itulah sistem koperasi akan mentransformasikan sistem ekonomi kapitalis yang tidak ramah terhadap pelaku ekonomi kecil melalui persaingan bebas (kompetisi), menjadi sistem yang lebih bersandar kepada kerja sama atau koperasi, tanpa menghancurkan pasar yang kompetitif itu sendiri Ketertarikannya kepada sistem koperasi agaknya adalah karena pengaruh

kunjungannya ke negara-negara Skandinavia, khususnya Denmark, pada akhir tahun 1930-an. Bagi Bung Hatta, koperasi bukanlah sebuah lembaga yang antipasar atau nonpasar dalam masyarakat tradisional. Koperasi, baginya adalah sebuah lembaga self-help lapisan masyarakat yang lemah atau rakyat kecil untuk bisa mengendalikan pasar. Karena itu koperasi harus bisa bekerja dalam sistem pasar, dengan cara menerapkan prinsip efisiensi. Koperasi juga bukan sebuah komunitas tertutup, tetapi terbuka, dengan melayani nonanggota, walaupun dengan maksud untuk menarik mereka menjadi anggota koperasi, setelah merasakan manfaat berhubungan dengan koperasi. Dengan cara itulah sistem koperasi akan mentransformasikan sistem ekonomi kapitalis yang tidak ramah terhadap pelaku ekonomi kecil melalui persaingan bebas (kompetisi), menjadi sistem yang lebih bersandar kepada kerja sama atau koperasi, tanpa menghancurkan pasar yang kompetitif itu sendiri. Di Indonesia, Bung Hatta sendiri menganjurkan didirikannya 3 macam koperasi. Pertama, adalah koperasi konsumsi yang terutama melayani kebutuhan kaum buruh dan pegawai. Kedua, adalah koperasi produksi yang merupakan wadah kaum petani (termasuk

peternak atau nelayan). Ketiga, adalah koperasi kredit yang melayani pedagang kecil dan pengusaha kecil guna memenuhi kebutuhan modal. Bung Hatta juga menganjurkan pengorganisasian industri kecil dan koperasi produksi, guna memenuhi kebutuhan bahan baku dan pemasaran hasil. Menurut Bung Hatta, tujuan koperasi bukanlah mencari laba yang sebesar-besarnya, melainkan melayani kebutuhan bersama dan wadah partisipasi pelaku ekonomi skala kecil. Tapi, ini tidak berarti, bahwa koperasi itu Identik dengan usaha skala kecil. Dalam hal pendidikan kader koperasi menurut Bung Hatta yang dalam bukunya Pendidikan Menengah Koperasi harus ditanamkan beberapa sikap yang penting yaitu: Pertama, Rasa solidaritas, rasa setia kawan. Kedua, Individualita tahu harga diri. Ketiga, Kemauan dan kepercayaan pada diri sendiri dalam persekutuan untuk melaksanakan self-help (tolong diri sendiri) dan oto-aktivitaguna kepentingan bersama. Keempat, Cinta kepada masyarakat, yang kepentingannya harus didahulukan demi kepentingan diri sendiri atau golongan diri sendiri. Kelima, Rasa tanggung jawab moral dan social. Berdasarkan keyakinan seperti inilah Bung Hatta sejak dulu mulai berusaha membangun koperasi, clan dengan terjun langsung mendidik kader koperasi. Dan tidak dipungkiri bahwa dalam decade pertama setelah proklamasi kemerdekaan koperasi Indonesia telah mengalami perkembangan pesat. Usaha-usaha rakyat yang berbagai macam diusahakan dalam koperasi, clan berhasil mencapai kemajuan. Para anggota koperasi rakyat ini pun lambat daun dapat menaikkan kemakmuran hidupnya. Dalam menjalankan suatu koperasi menggunakan prinsip koperasi. Prinsip ini merupakan pedoman bagi koperasi dalam menjalankan nilai-nilai koperasi. 1. Keanggotaan sukarela dan terbuka. Koperasi adalah organisasi yang keanggotaannya bersifat sukarela, terbuka bagi semua orang yang bersedia menggunakan jasa-jasanya, dan bersedia menerima tanggung jawab keanggotaan, tanpa membedakan gender, latar belakang sosial, ras, politik, atau agama. 2. Pengawasan oleh anggota secara demokratis. Koperasi adalah organisasi demokratis yang diawasi oleh anggotanya, yang secara aktif menetapkan kebijakan dan membuat keputusaan laki-laki dan perempuan yang dipilih sebagai pengurus atau pengawas

bertanggung jawab kepada Rapat Anggota. Dalam Koperasi primer, anggota memiliki hak suara yang sama (satu anggota satu suara) dikelola secara demokratis. 3. Partisipasi anggota dalam kegiatan ekonomi. Anggota menyetorkan modal mereka secara adil dan melakukan pengawasan secara demoktaris. Sebagian dari modal tersebut adalah milik bersama. Bila ada balas jasa terhadap modal, diberikan secara terbatas. Anggota mengalokasikan SHU untuk beberapa atau semua dari tujuan seperti di bawah ini : (a) Mengembangkan Koperasi. Caranya dengan membentuk dana cadangan, yang sebagian dari dana itu tidak dapat dibagikan. (b) Dibagikan kepada anggota. Caranya seimbang berdasarkan transaksi mereka dengan koperasi. (c) Mendukung keanggotaan lainnya yang disepakati dalam Rapat Anggota. 4. Otonomi dan kemandirian. Koperasi adalah organisasi otonom dan mandiri yang diawasi oleh anggotanya. Apabila Koperasi membuat perjanjian dengan pihak lain, termasuk pemerintah, atau memperoleh modal dari luar, maka hal itu haarus berdasarkan persyaratan yang tetap menjamin adanya upaya: a) Pengawasan yang demokratis dari anggotanya. b) Mempertahankan otonomi koperasi. 5. Pendidikan, pelatihan dan informasi. Koperasi memberikan pendidikan dan pelatihan bagi anggota, pengurus, pengawas, manager, dan karyawan. Tujuannya, agar mereka dapat melaksanakan tugas dengan lebih efektif bagi perkembangan Koperasi. Koperasi memberikan informasi kepada maasyarakat umum, khususnya orang-orang muda dan tokoh-tokoh masyaralat mengenai hakekat dan manfaat berkoperasi. 6. Kerjasamaa antar koperasi. Dengan bekerjasama pada tingkat lokal, regional dan internasional, maka: a) Gerakan Koperasi dapat melayani anggotanya dengan efektif. b) Dapat memperkuat gerakan Koperasi. 7. Kepedulian terhadap masyarakat. Koperasi melakukan kegiatan untuk pengembangan masyarakat sekitarnya secara berkelanjutan melalui kebijakan yang diputuskan oleh Rapat Anggota. Fungsi Koperasi adalah (a) Sebagai urat nadi kegiatan perekonomian Indonesia (b) Sebagai upaya mendemokrasikan sosial ekonomi Indonesia. (c) Untuk meningkatkan kesejahteraan warga negara Indonesia. (d) Memperkokoh perekonomian rakyat indonesia dengan jalan pembinaan koperasi.

Peran dan Tugas Koperasi atau Koperasi (a). Meningkatkan tarah hidup sederhana masyarakat Indonesia. (b) Mengembangkan demokrasi ekonomi di Indonesia. (c) Mewujudkan pendapatan masyarakat yang adil dan merata dengan cara menyatukan, membina, dan mengembangkan setiap potensi yang ada. Koperasi diharapkan mampu berperan penting dalam pemberdayaan ekonomi rakyat dan itu hal yang sangat mungkin karena lembaga koperasi memiliki dua dimensi yaitu dimensi ekonomi dan dimensi sosial sehingga ada dua keuntungan yang dapat di raih oleh koperasi. Pertama , keuntungan ekonomi seperti peningkatan skala usaha, pemasaran, pengadaan barang dan jasa, fasilitas kredit dan sisa hasil usaha, kemudian keuntungan social, membentuk kelompok sosial, memupuk kesetiakawanan sosial dan peningkatan sumber daya anggota. Ada satu peristiwa yang sehubungan dengan perkembangan koperasi di negeri kita, tahun 1953, saat Bung hatta pergi ke Kalimantan Barat dalam rangka kedinasannya. Di daerah ini beliau menyampaikan ceramah dan sekaligus memberikan bimbingan mengenai koperasi di berbagai kota, antara lain di Pontianak, sambas, dan singkawang. Sasaran utamanya, selain pembinaan koperasi kopra yang sudah ada, juga membentuk koperasi yang baru akan tumbuh disana. Sesampainya Bung Hatta di singkawang, Bung Hatta langsung disambut oleh para pemuka masyarakat setempat. Disini beliau menyampaikan ceramah tentang koperasi dihadapan penduduk setempat. Selesai memberi ceramah, dan setelah acara usai, datanglah seorang haji mendekati Bung Hatta dengan setengah berlari. Haji ini langsung menyergap tangan Bung Hatta, menyalami beliau, sambil berkata: Pak Hatta, saya mengucapkan terima kasih atas didikan Bapak mengenai koperasi kepada saya. Koperasi saya maju, dan dari hasilnya saya dapat menunaikan ibadah Haji. Mendengar pernyataan yang polos dari Pak Haji itu Bung Hatta Cuma tersenyum dan menjawab pendek, Ya, itu memang baik. kata beliau. Koperasi disini Amat maju, dan karena itu saya dapat menyisihkan uang untuk saya gunakan untuk naik Haji. kata orang itu melanjutkan. Jauh hari Bung hatta pernah mengunjung ketempat ini memberikan penyuluhan tentang koperasi, ternyata Pak Haji ini mempraktekkan semua nasehat Bung Hatta mengenai Koperasi tersebut.

Makanya tidak mengherankan kalau koperasi yang diidamkan Bung Hatta diharapkan menjadi soko guru perekonomian nasional. Para koperasi harus menanamkan rasa cinta untuk membantu golongan bawah untuk membuka usahanya demi kesejahteraan masyarakat. Bung Hatta selama ini amat besar dalam lapangan perkoperasian di Indonesia tidak ada orang yang dapat meyangkalnya, dan boleh dikatakan Bung Hatta orang yang pertama yang demikian gigih mengusahakan konsep koperasi untuk dijadikan tulang punggung perekonomian rakyat di Indonesia. Gelar Bapak koperasi Indonesia bagi Bung Hatta memang sudah pada tempatnya, karena, Pertama, Bung Hatta orangnya yang telah meletakkan sendi-sendi dasar perkoperasian di Indonesia yang tercantum dalam UUD pasal 33. Kedua beliau langsung terjun kelapangan , ikut membina dan menumbuhkan koperasi dari bawah, Kerja keras Bung Hatta dalam mengembangkan koperasi sungguh luar biasa, sehingga banyak orang berhasil dalam mengembangkan usahanya berkat koperasi, mereka mampu mengembangkan usahanya menjadi lebih maju dan berkembang, dan perekonomian di Indonesia meningkat. Semakin hari dunia semakin canggih dan globalisasi, oleh karena itu untuk menyongsong era globalisasi, koperasi diharapkan bisa meningkatkan mutu dan kreatifitas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, untuk dapat meningkatkan persaingan dengan pelaku ekonomi lainnya. Bung Hatta Sebagai bapak koperasi, yang sudah berperan penting di Indonesia, keras keras beliau dalam menegakkan koperasi di Indonesia, bila koperasi tidak digerakkan dan tidak didukung oleh pemerintah, maka ekonomi kerakyatan akan dikuasai oleh orang-orang yang mempunyai kedudukan. Perusahaan besar dalam Negara atau perusahaan swasta akan dipegang oleh konglomerat. Bung Hatta anti monopoli dagang. Bung Hatta ingin membangun ekonomi kerakyatan.

DAFTAR PUSTAKA

Widjaja, Wangsa. 1987. Mengenang Bung Hatta. Jakarta: PT Toko Gunung Agung Tbk Sayuti, M. 2002. Bung Hatta Suri Tauladan Kita. Padang: Mega Sari Edi Swasono, Sri dan Ridjal, Fauzie. 2002. Satu Abad Bung Hatta. Jakarta: Universitas Indonesia http://meirsyahnp.blogspot.com/2010/11/mengenal-bung-hatta-bapak-koperasi.html http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/koperasi-sistem-ekonomi-mempunyaikedudukan-politik-yang-cukup-kuat/. http://tulisanalda.blogspot.com/2010/12/mengenal-bung-hatta-bapak-koperasi.html. http://cu-melati.com/index.php/opini/14-petuah-dan-tuah-koperasi http://forum.upi.edu/v3/index.php?topic=11816.0

Anda mungkin juga menyukai