Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia adalah salah satu Negara Berkembang di Dunia dan termasuk

Negara yang kaya akan Sumber Daya nya, baik Manusia maupun Alam. Di

Indonesia, kita mengenal istilah IPM atau Indeks Pembangunan Manusia

yang terdiri dari Pendidikan, Kesehatan dan Ekonomi. Hal yang perlu digaris

bawahi adalah poin kedua yaitu Kesehatan, jika kesehatan tidak berjalan

dengan baik maka IPM Indonesia belum bisa dikatakan baik.

Bidang kesehatan adalah sarana utama bagi setiap Individu yang hidup

berkewarganegaraan. Disamping itu, kesehatan sangat erat kaitannya dengan

sumber daya manusia yang mampu berkecimpung diMasyarakat. Oleh karena

itu, dunia pendidikan perlu melahirkan Insan – Insan yang mampu bersaing

dan terutama mampu membaur di Masyarakat tanpa memandang status

Ekonomi, Sosial dan Spiritual.

Kuliah Kerja Lapangan Plus (KKLP) perlu hadir ditengah – tengah

Masyarakat sebagai salah satu bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu

Pengabdian Masyarakat. KKLP merupakan sarana bagi Mahasiswa untuk

mampu menempah mental terutama skill dan pengetahuan yang dapat

diaplikasikan secara langsung kepada Masyarakat.

Dalam realisasinya, Kuliah Kerja Lapangan Plus memiliki indikator

penting yang harus dipenuhi. Yaitu interaksi dengan Masyarakat didaerah

1
tersebut. Karena dengan interaksi, maka dengan sendirinya hal – hal lain akan

tercipta. Salah satu Profesor pernah berkata bahwa, Mengenal dan

berinteraksi selama kurang lebih seminggu di Masyarakat baru sama hal nya

membaca dua buku.

Desa Maralee, salah satu Desa di Kecamatan Petasia Barat Kabupaten

Morowali Utara yang menjadi lokasi KKLP STIK – Indonesia Jaya Palu

2017. Desa yang memiliki kultur unik, Masyarakat yang ramah serta letak

geografis yang berada diketinggian dan dikelilingi oleh pegunungan membuat

atmosfer desa ini berbeda dari desa di kecamatan lain. Tempat ini menjadi

tempat Kami meletakkan Perhatian yang dalam terhadap permasalahan

(Kesehatan) yang ada di Masyarakat.

B. DASAR PELAKSAAN

1. Pancasila dan UUD 1945

2. UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan

3. Surat Edaran Kopertis Wilayah IX Nomor 1558/Kop.IX/P/87 tanggal

27 Juli 1987 tentang KKLP

4. Surat Edaran Koordinator Kopertis Wilayah IX Nomor

1662/Kop.IX/87 tanggal 4 Agustus tentang KKLP sebagai mata kuliah

intra kurikuler wajib

5. Sistem Kesehatan Nasional

6. Kurikulum STIK Indonesia Jaya

7. Program Pendidikan STIK IJ Palu Tahun Akademik 2017/2018

2
C. TUJUAN PELAKSAAN

1. Tujuan Umum

Menciptakan sikap simpati, tanggung jawab, responsibel dan

berkarakter serta mampu berada ditengah Masyarakat dengan kultur

yang berbeda-beda. Hal paling utama adalah mampu mengaplikasikan

Ilmu Pengetahuan yang telah didapatkan selama berada di bangku

kuliah.

2. Tujuan Khusus

a. Meningkatkan pengetahuan terhadap sikap masyarakat didesa

Maralee

b. Terjalinnya silaturahmi dan Interaksi antara Perangkat Desa,

Masyarakat, Tokoh Masyarakat dan Pemuda Desa Maralee

c. Memahami kultur Masyarakat Desa Maralee dan dapat

beradaptasi.

d. Program Kerja yang ditawarkan dapat bermanfaat bagi

Masyarakat Desa Maralee.

e. Sikap Individu Peserta KKLP STIK – IJ Palu dapat dirubah dari

yang kurang baik menjadi baik ketika Kembali ke dunia

Pendidikan.

D. MANFAAT

Pelaksanaan Kegiatan KKLP sangat besar manfatnya bagi

mahasiswa dan masyarakat antara lain :

3
1. Bagi Mahasiwa :

a. Terlatih dalam mengembangkan kemampuan dan keterampilan

berkomunikasi dalam wawancara untuk proses pendataan.

b. Terlatih dalam menyimpulkan dan mengumpulkan informasi

yangdiperoleh dari bebagai sumber data selama kegiatan

dilapangan.

c. Terlatih dalam berinteraksi secara langsung dalam lingkungan


masyarakat serta mampu membangun dan menerapkan sistem
komunikasi dua arah dalam memperoleh data vital dalam
masyarakat
2. Bagi Masyarakat :

A. Dapat meningkatakan pemahaman masyarakat tentang pentingnya

kesehatan.

B. Masyarakat dapat memperoleh informasi - informasi penting

tentang kesehatan baik berupa jenis-jenis penyakit dengan cara

penanggulangannya sehingga dapat melakukan tindakan

pencegahan dini untuk terciptanya lingkungan yang bersih dan

sehat.

E. WAKTU DAN TEMPAT

1. Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan Plus ( KKLP )

dilaksanakan dalam jangka waktu selama ± 2 bulan hari yang dimulai dari

13 Maret sampai dengan 26 April 2018 yang dalam pelaksanaannya

kegiatan berlangsung dengan lancar, aman, terencana dan terkendali.

4
2. Tempat Pelaksanaan

Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan Plus ( KKLP ) dilaksanakan di

Desa Sampeantaba Kecamatan Wita Ponda, Kabupaten Morowali,

Sulawesi Tengah.

BAB II

METODE PENELITIAN

A. DESAIN

Pada Kuliah Kerja Lapangan Plus ( KKLP ) Mahasiswa Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Jaya Palu Tahun Ajaran 2017 / 2018

angkatan XVII menggunakan metode survey atau pengamatan langsung di ke

lokasi KKLP di Kecamatan Wita Ponda Kabupaten Morowali. Adapun

maksud dan tujuan mahasiswa KKLP STIK – IJ Palu menggunakan metode

survey atau pengamatan secara langsung yaitu guna menemukan masalah –

masalah kesehatan secara pasti yang sedang di hadapi masyarakat Kecamatan

Wita Ponda Kabupaten Morowali, guna di tuangkan dalam program kegiatan

KKLP yang telah di sepakati oleh Kepala – Kepala Desa dan disahkan oleh

Kepala Camat Wita Ponda. Dan menggabungkan program kecamatan yang

akan di laksanakan dalam kurun waktu kurang lebih 2 bulan.

B. PENGUMPULAN DATA

5
Untuk mendapatkan data atau informasi yang akurat tentang keadaan

kesehatan masyarakat dilokasi KKLP, maka dilakukan pengumpulan data.

Alat pengumpulan data yang di gunakan oleh Mahasiswa KKLP Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Jaya Palu Tahun ajaran 2017 / 2018 yaitu

dengan wawancara dan pengamatan langsung. Guna memperoleh data dan

informasi dari Masyarakat. Pengumpulan data dilakukan dengan cara Door to

Door ( pintu ke pintu ) atau melakukan tanya jawab dengan cara kunjungan

kemasyarakat dan melakukan Observasi langsung di lapangan.

C. PENGOLAHAN DATA

Setelah data dikumpulkan oleh mahasiswa KKLP STIK - IJ Palu

dengan Observasi, maka data diolah dengan cara mengelompokan kedalam

bentuk tabel atau tabulasi dengan bantuan kalkulator agar lebih mudah

membacanya / menganalisanya.

D. ANALISA DATA

Setelah data di olah dan di kelompokan dalam bentuk tabel maka

dilakukan analisa data dengan cara di jabarkan dalam bentuk kata – kata

sehingga memudahkan untuk menganalisa dan mengetahui masalah –

masalah yang sedang terjadi pada masyarakat untuk di tindak lanjuti agar

masalah kesehatan tersebut bisa dipecahkan bersama masyarakat setempat.

6
BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI

A. SEJARAH DESA

Desa Sampeantaba terletak di wilayah Kecamatan Wita Ponda Kabupaten


Morowali, Desa yang berada ujung timur kecamatan Wita Ponda yang berbatasan
dengan Desa Lasampi Kecamatan Bumi Raya, dengan luas Wilayah 180 Ha areal
pemukiman, 312 Ha areal persawahan dan 150 Ha areal perkebunan yang terbagi
menjadi Lima Dusun Tujuh RT. Jumlah penduduk 1451 Jiwa yang terdiri dari
berbagai macam suku, ada suku Toraja sebagai suku mayoritas Desa
Sampeantaba, suku Bugis, Jawa dan sebahagian lagi suku yang berasal dari daerah
Kabupaten Morowali sendiri.

Desa Sampeantaba sebelumnya bernama Desa Sampea Taba, terdiri dari dua
suku kata yang terpisah. “Sampea” berartiTempat jemuran sedangkan kata
“Taba” berarti Lemak Kerbau atau Sapi. Jadi kataSampea Taba berarti Tempat
Jemuran Lemak Kerbau atau sapi. Asal mula nama Sampea Taba berasal dari
bahasa suku Towatu yaitu salah satu suku yang berada di kabupaten Morowali dan
saat ini Bahasa Suku Towatu banyak di jumpai di Desa Emea dan Ungkaya
sebagai salah satu bahasa yang cukup Populer. Seiring perputaran Waktu sekitar
Tahun 1992 nama Desa Sampea Taba berubah nama menjadi Desa Sampeantaba,
ada penambahan hurup N diantara kata Sampea dengan Taba sehingga menjadi

7
satu kata yang tidak terpisah. Perubahan ini bermula sejak datangnya masyarakat
Transmigrasi di beberapa Desa di Kecamatan Wita Ponda yang dulunya bernama
Kecamatan Bungku Tengah, salah satunya masyarakat transmigrasi yang
bedomisili di Desa Laantula Jaya. Masyarakat desa Laantula jaya mayoritas
didominasi oleh suku Jawa dan sangat sering berinteraksi lansung dengan
masyarakat yang ada di Desa Sampeantaba. Teman-teman suku jawa sangat sulit
menyebut terpisah kata Sampea Taba dan ada yang beranggapan bahwa paling
bagus jika menyebut sampentaba yang di tambahkan hurup N dan memiliki
makna sebutan penghormatan. Sampean berarti “Anda” yang di ucapkan menurut
tata bahasa jawa kata kata Sampean itu adalah bahasa Halus suku jawa. Hingga
akhirnaya Nama Sampeantaba tercatat menjadi Desa yang resmi di kecamatan
Wita Ponda Kabupaten Morowali.

Asal mula penduduk desa sampeantaba yang didominasi oleh suku toraja,
bukan suku yang berasal dari salah satu suku yang ada di Kabupaten Morowali.
Masyarakat suku toraja yang ada di Desa sampeantaba awal mulanya berasal dari
daerah Sampalawa salah satu Desa yang saat ini berada di wilayah kecamatan
Bungku Pesisir Kabupaten Morowali. Mereka berdomisili dan bercocok tanam
layaknya seorang Petani, mereka hidup dan berkeyakinan melaksanakan syariat
agama Islam yang di bawah oleh salah satu Tokoh DI/TII Sulawesi Selatan yakni
Kahar Muzakkar dan berhasil menyebarkan doktrin agama hingga ke Desa
Sampalawa, ritual pelaksanaan agama menganut sistem hukum islam. Siapa yang
mencuri pasti di potong tangan, siapa yang berzina pasti di rajam. Hingga
akhirnya pada tahun 1940 an sering terjadi bentrok antara pengikut DI/TII dengan
TNI atas dasar amant UUD 1945 untuk menyadarkan pengikut DI/TII mengakui
Pancasila sebagai dasar negara. Bentrok yang terjadi antara TNI dengan pengikut
DI/TII berlansung cukup lama dan tidak ada titik temu dalam hal perundingan.
Selaku raja Bungku yang bekuasa dan berkewajiban memberikan kenyamanan
buat rakyatnya mengambil kebijakan untuk mengundang masyarakat toraja yang
ada di sampalawa dan memberikan arahan untuk tidak memaksakan hukum islam
berlaku di sulawesi tengah. Kearifan dan pendekatan yang dilakukan raja bungku

8
diterima dengan baik oleh para pengikut DI/TII yang berasal dari Desa
Sampalawa. Olehnya itu raja bungku mengeluarkan kebijakan untuk
memindahkan sebahagian penduduk Sampalawa keberapa Desa, termasuk Desa
Atananga, lasampi dan Sampeantaba. Di Desa Sampeantaba inilah masyarakat
bercocok tanam dan menjadi warga yang baik mengikuti aturan yang berlaku
sesuai Perundang undangan yang berlaku hingga saat ini.

Desa Sampeantaba resmi menjadi desa pada tahun 1958 yang di pimpi oleh
kepala Desa Yang bernama H.Thalib, sekitar tahun 1945 atau sebelum tahun 1945
sudah ada masyarakat yang tinggal dan bercocok tanam namun masih menjadi
bagian dari Desa Emea. Atas dasar peraturan dan kebijakan pemerintah (Top
down police) yang sejalan dengan kehendak masyarakat (bothen up planning)
telah memenuhi persyaratan pemekaran Desa maka di anggap layak Desa Emea di
mekarkan menjadi dua Desa yaitu Desa Emea dan desa Sampeantaba.

Selama kurun waktu terbentuknya Desa Sampeantaba hingga tahun 2013 ini,
pernah dipimpin oleh enam Kepala Desa yang pertama bernama Bapak H.
Thalib.masa jabatan kepala desa tersebut dari 18 Mei 1958 dan berakhir masa
jabatan sampai dengan 11 Mei 1978. Pada tahun 1978itu juga di adakan pemilihan
lagi dan terpilihlah kepala Desa Sampeantaba yang Kedua yang bernamaKotte
Sulingallo.Denagan Masa jabatan 18 mei 1978 dan berakhir 18 Mei 1992. Setelah
masa jabatan Bapak Kotte Sulingallo berakhir maka diadakanlah pemilihan kepala
desa yang Ketiga kalinya dan dimenangkan oleh Bapak Sirompa D.Dengan masa
jabatan 05 Oktober 1992 s/d 05 Oktober 1995. Adapun Kepala Desa yang ke
Empat Desa Sampeantaba adalah Bapak Jafar Salea. Masa jabatan beliau selaku
Kepala Desa dari 5 Oktober 1995dan berahir 5 Oktober 2000. Kepala Desa yang
Kelima dipimpin oleh Bapak Misi Tato dengan masa jabatan 8 Februari 2000 dan
berakhir 8 Februarai 2011. Kepala Desa yang ke Enam adalah seorang pewaris
pejuang perempuan Raden Adjeng Kartini dan beliau ini salah satu Kepala Desa
perempuan yang ada di Sampeantaba bernama IbuRabia dengan masa jabatan 8
maret 2012 dan akan berakhir 8 maret 2017. Adapun Kelapa Desa yang terakhir
yang menjabat sekarang bernama Bapak Zulkifli dengan masa jabatan 27

9
Oktober 2017 dan berakhir 27 Oktober 2023. Itulah ke Tujuh kepala Desa yang
telah memimpin Desa Sampeantaba dan memberikan kontribusi positif terhadap
perekembangan desa hingga saat ini.

B. DEMOGRAFI DESA

Penduduk Desa Sampeantaba berjumlah 1451 Jiwa dengan rincian sebagai


berikut :

 Laki-laki : 735 Jiwa


 Perempuan : 716 Jiwa
 Jumlah KK : 330 KK
Yang terdistribusi di 5 Dusun diantaranya :

 Dusun I : 305Jiwa
 Dusun II : 315Jiwa
 Dusun III : 290 Jiwa
 Dusun IV : 282 Jiwa
 Dusun V : 259 Jiwa
Tingkat pendidikan masyarakat Desa Sampeantaba :

 Tamatan SD/sederajat :303 orang


 Tamatan SLTP/sederajat :316 orang
 Tamatan SLTA/sederajat :235 orang
 Tamatan D1 :93 orang
 Tamatan D2 : - orang
 Tamatan D3 :- orang
 Tamatan S1 :113 orang
 Tamat S2 : 3 Orang

Desa Sampeantaba merupakan bagian dari wilayah administratif Kecamatan


Wita Ponda Kabupaten Morowali dengan luas wilayah 15.492 KM dan Lokasi
perumahan 180 Ha yang terbagi atas 3 (Empat) Dusun yaitu Dusun Dusun I,

10
terdiri dari 3 (Tiga) RT Dusun Dusun II,terdiri dari 3 (Tiga) RT, Dusun III terdiri
dari 2 ( Dua)RT, dan Dusun IV terdiri dari II (dua ) RT

Desa Sampeantaba berbatasan dengan sebelah utara Desa Moahino, sebelah


timur Desa Puntari Makmur , sebelah barat berbatasan dengan Desa Emea
sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Laantula Jaya.

2.3. Sumber Daya Desa


2.3.1. Kondisi Sumber Daya Manusia
Tabel Jumlah PendudukHasil Sensus 2012
No Jenis kelamin Jumlah Prosentase (%) Keterangan

1 Laki-laki 602 51 %

2 Perempuan 590 49%

Jumlah 1192 100

Tabel Usia Penduduk


Jumlah
No Usia Laki Perempuan Prosentase Keterangan
(%)
1 0-1 tahun 1 14 1,3 %

2 1-4 tahun 29 31 5,1 %

3 5-9 tahun 63 78 11,9 %

4 10-14 tahun 69 72 11,9 %

5 15-19 tahun 50 44 8,0 %

11
6 20-24 tahun 64 49 9,6 %

7 25-29 tahun 50 48 8,3 %

8 30-34 tahun 50 62 9,5 %

9 35-39 tahun 52 54 9,0%

10 40-44 tahun 56 38 8,0 %

11 45-49 tahun 41 28 5,8 %

12 50-54 tahun 30 25 %

13 55-59 tahun 18 14 4,7 %

14 60 tahun > 27 20 4,0 %

Jumlah 600 581 100 %

Tabel Tingkat Pendidikan Penduduk


No Tingkat Pendidikan Jumlah Prosentase Keterangan
Penduduk
1 Tidak tamat SD 132 11 %

2 Tamat SD 303 25 %

3 Tamat SLTP 316 26 %

4 Tamat S LTA 235 20 %

5 D1 48 4%

6 D2 45 4%

7 D3 -

12
8 S1 113 9

9 S2 3 0,25 %

10 S3 - -

JUMLAH 1060 100 %

2.3.2. Kondisi Sumber Daya Alam

Tabel Jenis Sumber Daya Alam

NO Jenis Jumlah/Luas Lokasi

1. Tanah Kebun sawit milik desa 1 Ha Dusun III

2. Tanah bengkok/parabon - -

5 Lahan pekarangan 82 Ha Dusun I,II,III,IV

6 Tanah Sawah 312 Ha Dusun I,II,III,IV

7 Kebun rakyat 150 Ha Dusun I,II,III,IV

8 Saluran/selokan 8 Dusun I,II,III,IV

9 Irigasi 2 Dusun I S/D IV

10 Jalan Kabupaten 70 KM Dusun I S/D IV

11 Jalan Desa 4 KM Dusun I,II,III,IV

12 Jalan Dusun 8,2 KM Dusun I, II, III, IV

13 Gang 4Buah Dusun II S/D IV

13
14 Tanah Perkuburan 11 Ha Dusun II

2.3.3. Kondisi Sumber Daya Pembangunan

Tabel Sarana Pendidikan


No Jenis Sarana Pendidikan Jumlah Lokasi

1 TK 1 Dusun III

2 TPA 4 Dusun I,II,III,IV

3 SD Negeri 1 Dusun III

4 SLTA 1 Dusun III

5 Perpustakaan Desa 1 Dusun III

Tabel Sarana Keagamaan


No Jenis Kepemilikan Jumlah Lokasi

1 Mesjid Jami 1 Dusun III.

2 Musholla 2 Dusun I,IV

JUMLAH 3

Tabel Sarana Tempat Usaha


No Jenis Tempat Usaha Jumlah Lokasi

1 Bengkel Motor 8 Dusun I,II

2 Bengkel Motor - Dusun I,II

3 Bengkel mobil 2 Dusun I

4 Bensin 2 tax - Dusun I,II

14
5 Penjahit 2 Dusun II, IV

6 Pengusaha Tahu - Dusun II

7 Mebeller 1 Dusun II

8 Toko 10 Dusun III

9 Warung 8 Dusun I,II,III,IV

10 Penggilingan padi 2 Dusun II,III,IV

11 Pengrajin makanan Wajit - Dusun II

12 Klinik Kesehatan 1 Dusun I, II

13 Pengemudi ojeg - Dusun II,III,IV

14 Bumdes - Desa

15 Counter HP 3 Dusun I,II

Tabel Sarana Olahraga


No Jenis Sarana Olah raga Jumlah Lokasi

1. Lapang sepak bola - Dusun I,III

2 Lapangan bola voly - Dusun I, III

3 Lapangan Tenis meja - Dusun I

4 Lapangan Bulu Tangkis - Dusun III

Tabel Kepemilikan Ternak


No Jenis kepemilikan Jumlah Lokasi

15
1 Ayam Kampung 1168 Dusun I,II,III,IV

2 Bebek 230 Dusun I,III,II,IV

3 Kambing 40 Dusun I,II,III,IV,V

4 Domba -

5 Sapi 20 Dusun I,II,III,IV

6 Kuda -

Jumlah 1458

Tabel Jenis Kesenian dan Budaya


No Jenis kesenian/budaya Jumlah Lokasi

1 Samroh 1Grup Dsusun III

2 Qosidah 1 Grup Dusun III

3 Orkes Dangdut -

Jumlah 2 Grup

2.3.4. Kondisi Sumber Daya Sosial Budaya

Kuatnya kehidupan beragama dan budaya Gotong royong sangat terlihat pada
kehidupan sehari-hari ini disebabkan karena 90 % warga Desa Sampeantaba
muslim, selain itu kesamaan sejarah, bahasa, lingkungan menjadikan ikatan
kekeluargaan dan rasa kesetiakawanan sosial anatara warga Desa Sampeantaba
cukup tinggi.

16
Hal ini terbukti dengan tingginya partisipasi masyarakat baik di bidang
pemerintahan maupun di bidang pembangunan kemasyarakatan dalam
meningkatkan kesejahteraan bersama.

Adapun sarana dan prasarana dalam menunjang pembangunan dan


peningkatan kesejahteraan masyarakat desa Sampeantaba diantaranya :

a. Prasarana peribadatan :

 Mesjid : 1 Unit
 Mushalah : 2 Unit
 Pura :- Unit
 Gereja : 1 Unit
 Wihara : - Unit
b. Prasarana Olah Raga :

 Lapangan Sepak Bola : - unit


 Lapangan Volly : - unit
 Lapangan Bulu Tangkis : - unit
 Tenis Meja : - unit
c. Prasarana Kesehatan :

 Puskesmas : - unit
 Polindes : 1 unit
 Posyandu : - unit
 Praktek Dokter : 1 unit
d. Prasarana Pendidikan :

 SD/MI : 1 unit
 SMA : 1 Unit
 TK : 1 unit
 PAUD : 1 unit
 TPA : 4 unit
e. Sarana prasarana transportasi :

17
 Jalan Kabupaten : 70 KM
 Jalan Desa : 4 KM
 Jalan Dusun : 8,2 KM
Kondisi ekonomi di Desa Sampeantaba tidak lepas dari adanya potensi sumber
daya alam yang dapat mendukung proses peningkatan kesejahteraan masyarakat,
hal ini terlihat dari luas tanah sawah di Desa Sampeantaba yaitu 312 Ha, Selain itu
masyarakat Sampeantaba memiliki lahan perkebunan sawit seluas 150 Ha.sebagai
lahan bertani yang sebagian besar penduduk Desa Sampeantaba bermata
pencaharian petani dengan padi sebagai komodoti unggulan yang dapat memicu
dan menggerakan pertumbuhan dan perkembangan desa.

Mata pencaharian penduduk Desa Sampeantaba menurut lapangan usaha


dapat diantaranya:

1. Petani : 314 Orang


2. PNS : 65 Orang
3. Pedagang keliling : 25 Orang
4. Montir : 10 Orang
5. TNI : 2 Orang
6. POLRI : 2 Orang
7. Pensiunan PNS/ TNI/POLRI : Orang
8. Dukun kampung Terlatih : 1 Orang
9. Karyawan perusahaan Swasta : 7 Orang
10. Sopir : 15 Orang
11. Veteran : - Orang
12. Pedagang : 10 Orang
13. Buruh tdk tetap : 1 Orang
14. Tukang kayu : 5 Orang
15. Tukang jahit : 1 Orang
16. Gilingan Padi : 2 Orang
17. Tukang Penampung besi tua : 1 Orang

18
BAB IV

DATA, MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH

A. DATA

Data yang diperoleh dilapangan dikategorikan ke dalam 2 bentuk

yaitu data primer dan data Sekunder

1. Data Primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh Mahasiswa

Kuliah Kerja Lapangan Plus (KKLP) STIK - IJ Palu dari masyarakat

Desa Sampeantaba Kecamatan Wita Ponda Kabupaten Morowali

dengan menggunakan pengamatan langsung dan wawancara.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumentasi berupa

catatan dan profil Desa Sampeantaba.

Adapun data yang kami peroleh dari hasil wawancara dari


lembar observasional, dimana kami mengambil jumlah sampel sebesar 60 %
dari jumlah populasi 139 KK yaitu sebesar 83 KK

19
Adapun data yang kami peroleh dari hasil wawancara dari
lembar observasional, dimana kami mengambil jumlah sampel sebesar 60 %
dari jumlah populasi 139 KK yaitu sebesar 83 KK
1. Air Bersih
No Air Bersih Jumlah Persentase
1 Yang memiliki air bersih 83 KK 100
2 Yang tidak memiliki air bersih - KK 0
Jumlah 83 KK 100
Tabel 1 Jumlah Kepemilikan Air Bersih

2. Jamban
No Jamban Jumlah Persentase
1 Yang memiliki jamban 83 KK 100
2 Yang tidak memiliki jamban - KK -
Jumlah 83 KK 100
Tabel 3 Jumlah Kepemilikan Jamban

3. Tempat Sampah
No Tempat Sampah Jumlah Persentase
1 Yang memiliki tempat sampah 60 KK 72,28
2 Yang tidak memiliki tempat 23 KK 27,71
sampah
Jumlah 83 KK 100
Tabel 4 Jumlah Kepemilikan Tempat Sampah

4. Pemanfaatan Pekarangan/TOGA
No TOGA Jumlah Persentase
1 Yang memiliki TOGA 1 KK 1,2
2 Yang tidak memiliki TOGA 82 KK 98,79
Jumlah 83 KK 100

20
Tabel 5 kepemanfaatan TOGA

5. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan


Pemanfaatan Pelayanan
No Jumlah Persentase
Kesehatan
1 Rumah Sakit, Puskesmas, dll 81 KK 97,59
2 Dukun 2 KK 2,40
Jumlah 83 KK 100

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Observasi yang dilakukan oleh kelompok kami tidak hanya


mengacu pada data diatas, akan tetapi juga pada sarana dan prasarana desa
serta keadaan lingkungan di desa. Setelah data disajikan dalam bentuk tabel,
maka akan ditemukan beberapa masalah, terutama masalah yang
berhubungan dengan kesehatan dan hendaknya masalah itu dapat
diidentifikasi dengan baik untuk ditindak lanjuti sehingga masalah
kesehatan tersebut dapat diatasi dengan baik. Adapun masalah yang kami
temukan dengan hubungannya tentang kesehatan yaitu :
1. Masih banyak masyarakat yang membuang sampa disembarang tempat
2. Masih kurangnya pengetahuan anak SD tentang PHBS
3. Masih kurang pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan TOGA
4. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang Manfaat Imunisasi
dan Pemenuhan gizi anak
5. Masih kurang kesedaran masyarakat tentang kebersihan lingkungan dan
pemanfaatan pekarangan rumah
Selain itu, data tentang sarana dan prasarana (pada Sejarah
Desa) Desa Maralee juga perlu dibenahi bukan sekedar menata keindahan

21
desa namun juga sebagai penunjuk dan alat mempermudah komunikasi di
Masyarakat. Adapun yang masuk dalam masalah yang kami angkat adalah :
1. Masih belum ada papan pengenal jalan
2. Masih belum ada batas dusun
3. Belum ada pengenal desa
Selain data diatas, kami juga mengelompokkan serta
mengkaji masalah yang ada diremaja dan masyarakat yaitu tentang
pergaulan yang ada di Desa Maralee. Hal ini bermaksud memberikan
pendidikan kesehatan serta moralitas kepada masyarakat tentang kesadaran
terhadap kesehatan dan lingkungan.

C. PRIORITAS MASALAH

Setelah masalah kesehatan sudah diidentifikasi, maka


langkah selanjutnya yang kami lakukan yaitu memprioritaskan masalah-
masalah yang ada, guna mengetahui masalah kesehatan apa yang utama
yang harus ditanggulangi. Adapun masalah-masalah yang menjadi prioritas
yaitu :
1. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang Manfaat Imunisasi
dan Pemenuhan gizi anak
2. Masih banyak masyarakat yang membuang sampah disembarang tempat
3. Masih kurang kesadaran masyarakat tentang kebersihan lingkungan dan
pemanfaatan pekaranganrumah
4. Masih kurangnya pengetahuan anak SD tentang PHBS
5. Masih kurang pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan TOGA
6. Masih belum ada papan pengenal jalan
7. Masih belum ada batas dusun
8. Belum ada pengenal desa

22
A. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
Dari sekian banyak masalah kesehatan yang kami temukan di
desa Lobu, ada beberapa alternatif yang digunakan untuk memecahkan
masalah kesehatan tersebut, antara lain sebagai berikut :
1. Membuat Lubang Sampa percontohan pada masyarakat, yang bertempat
di tiga dusun Desa Maralee
2. Memberikan penyuluhan pada Masyarakat dan anak SD tentang PHBS
terutama dalm hal mencuci tangan dengan baik dan benar
3. Memberikan penyuhan pada masayarakat tentang pentingnya melakukan
Imunisasi serta pemenuhan gizi anak
4. Membuatkan pekarangan percontohan dengan ditanami Tanami Obat
Keluarga (TOGA).
5. Membuat sarana dan prasarana desa
6. Melakukan penyuluhan Bahaya Narkoba da HIV / AIDS
7. Melakukan senam dan jalan sehat pada lansia
8. Melakukan Tensi gratis
9. Melaksanakan bakti sosisal

B. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH TERPILIH


Adapun yang menjadi alternatif pemecahan masalah yang
terpilih yaitu apa yang sudah kami jabarkan pada penjelasan diatas.

C. TARGET PEMECAHAN MASALAH


Adapun pemecahan masalahnya adalah tentang :
1. Membuat Lubang Sampa percontohan pada masyarakat, yang bertempat
di tiga dusun Desa Maralee
2. Memberikan penyuluhan pada Masyarakat dan anak SD tentang PHBS
terutama dalm hal mencuci tangan dengan baik dan benar
3. Memberikan penyuhan pada masayarakat tentang pentingnya melakukan
Imunisasi serta pemenuhan gizi anak

23
4. Membuatkan pekarangan percontohan dengan ditanami Tanami Obat
Keluarga (TOGA).
5. Membuat sarana dan prasarana desa
6. Melakukan penyuluhan Bahaya Narkoba da HIV / AIDS
7. Melakukan senam dan jalan sehat pada lansia
8. Melakukan Tensi gratis
9. Melaksanakan bakti sosisal

BAB V

PROGRAM KERJA DAN REALISASI

A. Perencanaan Program Kerja

Pada pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan Plus ( KKLP ) STIK – IJ

Palu, yang berlokasi di Kecamatan Petasia Barat Kabupaten Moroali Utara

merencanakan Program Kerja sebagai berikut :

1. Observasi

2. Sarana dan Prasarana

3. Bidang Produksi

4. Pendidikan Sosial Budaya dan Spiritual

24
5. Kebersihan dan Kesehatan

6. Program Extra

B. PELAKSANAAN PROGRAM KERJA

Kuliah Kerja Lapangan Plus ( KKLP) STIK - IJ Palu berlokasi di

KecamatanPetasia Barat Kabupaten Morowali Utara telah merencanakan

program kerja yang telah disetujui oleh masyarakat dan dilaksanakan

bersama-sama dengan masyarakat setempat dan didukung oleh sarana dan

prasarana yang memadai serta adanya potensi masyarakat yang dapat

dikembangkan sehingga apa yang ditargetkan dalam kurun waktu ±2 bulan

dapat diselesaikan.

Adapun progam kerja yang telah kami laksanakan yaitu sebagai

berikut :

1. Observasi

Bidang ini merupakan wujud perkenalan awal dengan

masyarakat dan juga merupakan langkah awal dalam mengidentifikasi

masalah yang ada di lokasi KKLP Kecamatan Petasia Barat dan yang akan

dijadikan bahan untuk dianalisis dan dicari jalan keluarnya bersama

dengan warga melalui seminar awal.

2. Sarana dan Prasarana

25
Bidang ini merupakan bidang program kerja yang berbentuk fisik

atau yang terlihat, dimana untuk Kecamtan Petasia Barat mempunyai 9

jenis kegiatan yaitu :

a. Pembuatan papan batas dusun yang di laksanakan di 6 Desa

( Tiu, Maralee, Tontowea, Sampalowo, Moleono, Onepute, dan

Mondowe)

b. Papan pengenal aparat desa yang di laksanakan di 5 Desa

( Tiu, Sampalowo, Moleono, Onepute, dan Mondowe)

c. Papan petunjuk jalan yang di laksanakan di 4 Desa ( Oneute,

Mondowe, Sampalowo, Maralee)

d. Tong sampah percontohan yang di laksanakan di 6 Desa ( Tiu,

Maralee, Tontowea, Sampalowo, Moleono, Onepute)

e. Papan tanda pengenal tanaman toga yang di laksanakan di 2 Desa

(Tiu dan Mondowe)

f. Pengecetan Tugu Desa yang di laksanakan di 3 Desa (Tiu,

Tontowea, dan Sampalowo)

g. Pemasangan spanduk pengenal Desa yang di laksanakan di 1 Desa

(Maralee)

h. Pengecoran halaman kantor Desa yang di laksanakan di 1 Desa

(Tiu)

i. Pengecetan gedung dan pagar Dalai desa yang di laksanakan di 1

Desa (Tiu)

26
3. Bidang Produksi

Bidang ini merupakan bidang yang berhubungan dengan

bercocok tanaman dimana untuk Kecamatan Petasia Barat memiliiki dua

jenis kegiatan yaitu :

a. Penanaman Tanaman Obat Keluarga (TOGA) percontohan yang di

laksanakan di 7 Desa (Tiu, Tontowea, Maralee, Sampalowo, Moleono,

Onepute dan Mondowe) dimana diharapkan masyarakat dapat

memanfaatkan halaman rumahnya yang kosong dengan menanami

tanaman obat tradisional.

b. Penanaman pohon Trambesi yang merupakan program kampus

yang di laksanakan di 7 Desa (Tiu, Tontowea, Maralee, Sampalowo,

Moleono, Onepute dan Mondowe)

4. Bidang Pendidikan, Sosial Budaya dan Spiritual

Bidang pendidikan sosial budaya dan spiritual merupakan program

untuk memberikan edukasi tentang kesehatan kepada masyarakat

Kecamatan Petasia Barat serta membangkitkan kembali kegiatan-kegiatan

keagamaan yang ada di Kecamatan Petasia Barat. Jenis kegiatannya yaitu

berupa;

a. Promosi kampus STIK IJ Palu yang di laksanakan di SMA 2 Petasia.

27
b. Penyuluhan NAPZA yang di lakukan di 7 Desa ( Tiu, Maralee,

Tontowea, Sampalowo, Moleono, Onepute, dan Mondowe)

c. Penyuluhan HIV/AIDS (yang di lakukan di 7 Desa ( Tiu, Maralee,

Tontowea, Sampalowo, Moleono, Onepute, dan Mondowe)

d. Penyuluhan Diare, DBD dan Malaria yang di lakukan di 5 Desa (Tiu,

Maralee, Sampalowo, Mondowe)

e. Pemasangan poster kesehatan yang di lakukan di 1 Desa (Tiu)

f. Kegiatan keagamaan (pengajian dan paskah) yang di lakukan di 7

Desa ( Tiu, Maralee, Tontowea, Sampalowo, Moleono, Onepute, dan

Mondowe)

5. Bidang Kebersihan dan Kesehatan

Bidang kebersihan dan kesehatan merupakan bidang program

selain pemberan edukasi kepada masyarakat, masyarakat juga diajak

langsung untuk bertindak dalam meningkatkan status kesehatan melalui;

a. Bakti sosial yang merupakan kegiatan bersama dengan masyarakat

yang dilakukan di tujuh Desa meliputi (Tiu, mondowe, Onepute,

Sampalowo, marale, Tontowea, Moleono).

b. Posyandu Balita dan Lansia merupakan kegiatan rutin yang

dilaksanakan tiap pertengahan bulan dimana pada kegiatan posyandu

ini kami bekerjasama denan petugas Puskesmas dan beberapa kader

28
yang ada. Kegiatan posyandu ini dilaksanakan di tiap balai desa (Tiu,

Moleono, Sampalowo, Onepute, Tontowea). Ada beberapa kegiatan

yang dilakukan selama kegiatan posyandu diantaranya yaitu,

membantu mengukur tekanan darah, penimbangan BB bayi,

pengukuran panjang/tinggi badan dan membantu imunisasi campak

pada bayi.

c. Tensi gratis merupakan bentuk pelayanan pengukuran tekanan darah

gratis di posko KKLP STIK-IJ Palu yang berada di tujuh desa di

Kecamatan Petasia Barat meliputi desa (Tiu, mondowe, Onepute,

Sampalowo, marale, Tontowea, Moleono). Apablia ada warga yang

ingin memeriksa teknann darahnya maka bisa langsung dating ke

posko. Pelayanan tensi gratis juga dilakukan ke rumah-rumah warga

yang membutuhkan pelayanan pengukuran tekanan darah.

d. Senam jantung sehat dan senam lansia merupakan bentuk kegiatan

olahraga yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan warga dan

lansia yang dilaksanakan di balai desa Moleono, Marale dan

Sampalowo.

6. Program ekstra

Program ekstra merupakan program tambahan dan untuk mempererat

sillaturahmi dengan masyarakat di Kecamatan Petasia Barat. Kegiatan ini

terdiri dari :

a. Pertandingan Futsal

29
1) Futsal tingkat Kecamatan yang diikuti oleh 8 tim serta

dilaksanakan di lapangan futsal Naga Mas Desa Sampalowo.

2) Futsal Desa Sampalowo dalam rangka meramaikan Hari Raya

Paskah yang diikuti oleh 8 tim serta dilaksanakan di lapangan

futsal Naga Mas Desa Sampalowo.

b. Pertandingan Volly yang diikuti oleh 9 tim serta dilaksanaan di desa

Tiu dan Tontowea.

c. Pertandingan Sepak Takraw yang diikuti oleh 14 tim dan dilaksanakan

di Desa Sampalowo, Onepute dan Mondowe.

d. Lomba Lari Karung yang diikuti oleh masyarakat dan siswa siswi SD

dan dilaksanakan di 3 Desa yaitu Mondowe, Onepute dan Mondowe.

e. Pertandingan Bulu Tangkis yang diikuti oleh 12 tim dan dilaksanakan

di balai Desa Moleono.

f. Lomba Dayung yang diikuti oleh 4 tim dan dilaksanakan di desa

Moleono.

g. Lomba Adzan yang diikuti oleh 21 orang peserta dan dilaksankan di

masjid Desa onepute.

h. Lomba Hafalan Surat-Surat Pendek yang diikuti oleh 12 orang peserta

dan dilaksankan di masjid Desa onepute.

i. Jalan Santai yang diikuti oleh masyarakat dan perangkat Desa dan

Kecamatan yang dilaksankan di Desa Maralee dan Tiu.

C. HASIL YANG DICAPAI

30
Kegiatan yang telah di programkan mahasiswa KKLP STIK - IJ Palu

di Kec. Petasia barat, Kab. Morowali Utara dapat dilaksanakan sesuai dengan

yang telah ditargetkan untuk lebih jelas program kerja dan realisasi target

dapat dilihat pada lampiran.

D. HAMBATAN YANG DI TEMUI

1. Masih kurangnya partisipasi masyarakat dalam melaksanakan program

yang telah disepakati karena secara umum masyarakat pada pagi hari

disibukkan dengan rutinitas masing-masing yakni bertani ( memasuki

musim panen ), sehingga sebagian program kerja yang bersifat fisik

banyak mengalami keterlambatan.

2. Dalam pelaksanaan penyuluhan sangat sulit mengumpulkan masyarakat

sesuai dengan target yang diinginkan, sehingga mahasiswa perlu

mencari waktu yang tepat agar tidak bertepatan dengan kesibukan

masyarakat yang ada.

3. Sulitnya menyamakan presepsi di masyarakat.

E. FAKTOR PENDUKUNG YANG DITEMUI

1. Begitu antusiasnya Pemerintah Daerah Kab. Morowali Utara menerima

Mahasiswa KKLP STIK-IJ Palu, terutama di tingkat Kecamatan dan

tiap-tiap Desa lokasi KKLP serta Instansi Kesehatan, Puskesmas, Pustu

dan Poskesdes.

31
2. Masyarakat desa tempat KKLP dapat bekerjasama dengan mahasiswa

dalam hal melaksanakan semua program KKLP.

3. Saling keterbukaan Infomasi/data dari masyarakat kepada mahasiswa

demi kemajuan kesehatan di tiap-tiap desa.

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Serangkaian dengan terlaksanakannya program yang kami rencanakan

sebagai penutup dapat simpulkan :

1. Program kerja yang telah direncanakan dan di sepakati bersama

masyarakat telah mencapai 100 % sesuai dengan yang di rencanakan

32
2. Kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam suatu kecamatan

merupakan faktor utama dalam tercapai semua program yang telah

direncanakan

3. Sumber daya masyarakat sangat berpengaruh dalam melaksanakan

pembangunan di suatu kecamatan.

4. Pelaksanaan pembangunan di suatu kecamatan merupakan bagian

Integral dari Pembangunan Nasional, karena kegiatan menyangkut

seluruh kehidupan masyarakat berbagai sektor yang saling berkaitan

5. Pencapaian target dalam pelaksanaan program Kerja Kuliah Kerja

Lapangan Plus tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai

pihak sehinggah dapat mencapai hasil yang di harapkan.

B. SARAN

1. Dalam pelaksanaan suatu kegiatan perlu adanya perencanaan yang

matang dan bijaksana.

2. Mantapkan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait.

3. Keputusan yang di ambil harus berdasarkan situasi dan kondisi yang

ada.

33
4. Untuk mencapai sasaran Desa yang berhasil guna dan berdaya guna,

maka kegiatan dan partisipasi masyarakat perlu di tingkatkan.

5. Jagalah kekompakan dan hindari segala bentuk perpecahan serta

mencari persamaan di antara semua pihak.

6. Sebaiknya sebelum mengajukan prongram kerja lapangan terlebih

dahulu melihat keadaan masyarakat setempat.

34

Anda mungkin juga menyukai