Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PERKOTAAN

JUDUL

PROGRAM
PEMBANGUNAN PRASARANA PARIWISATA TERPADU
KABUPATEN WAKATOBI

DI SUSUN OLEH

LA ODE MUHAMAD SAID


IRFIN

UNIVERSITAS MUHAMADIYAH KENDARI


TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah, SWT yang telah memberikan
Taufik dan Kekuatan untuk dapat menyusun dan menyelesaikan Tugas pelulisan Makalah
tentang Program Pembangunan Prasarana Pariwisata Terpadu Kabupaten Wakatobi.
Tugas Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Sarana
dan Prasaran Kota pada Fakultas Teknik Lingkungan Universitas Muhamadiyah Kendari.
Makalah tentang Program Pembangunan Prasarana Pariwisata Terpadu Kabupaten
Wakatobi ini disusun dalam empat bab yang terdiri dari pendahuluan, tinjauan pustaka,
pembahasan dan penutup. Penyusunan makalah yang sistematis di harapkan mampu
mempermudah pembaca dan penyimak memahami segala kebutuhan terkaitan
pembangunan sarana dan prasarana serta infrastruktur.
Penekanan orientasi materi pada makalah ini dengan keterpaduan dari segala unsur
penunjang pembangunan Prasarana Kepariwisataan yang ada di wilayah kabupaten
Wakatobi serta melibatkan masyarakat akan dapat mempercepat visi misi dan tujuan
pembangunan secara utuh sesuai dengan amanat undang-undang.
Penyusunan konsep Proram Pembangunan Prasaran Kepariwisataan Terpadu
Kabupaten Wakatobi ini didasarkan pada pendekatan strategis, teknis, pengelolaan;
partisipasi; pembangunan yang berkelanjutan dan pembangunan berwawasan sosial
budaya dan kearifan lokal
Akhirnya ucapan terima kasih kepada tim penyusun dan pihak yang membantu dalam
pembuatan makalah ini, misalnya atas dukungan moral dan materi yang diberikan, maka penulis
mengucapkan

Kendari, 10 November 2018

Penulis….
DAFTAR ISI

Halaman judul .................................................................................................................. i


Kata Pengantar…………………………………………………………………………..ii
Daftar Isi ..........................................................................................................................iii
Bab I PENDAHULUAN……………………………………………………………….1
1.1. Latar Belakang……………………………………………………………………….
1.2. Tujuan Penulisan…………………………………………………………………….
1.3. Permasalahan……………………………………………………………………….
1.4. Manfaat……………………………………………………………………………..
Bab II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………2
2.1. Program Kepariwisataan Nasioanl…………………………………………………
2.2. Gambaran Perkembangan Kepariwisataan Indonesia……………………………..
2.3. Konsep Kepariwisataan Halal……………………………………………………..
Bab III PEMBAHASAN……………………………………………………………...3
3.1. Definisi Pariwisata…………………………………………………………………
3.2. Progran Pembangunan Prasarana Kepariwisataan Terpadu………………………
3.3. Landasan Teori Sarana dan Prasarana serta Program Pembangunan……………..
3.4. Aturan dan Dasar Hukum Kepariwisataan………………………………………..
3.5. Program Pembangunan Prasarana Pariwisata Terpadu Kabupaten Wakatobi…….
3.6. Strategi Pengembangan Kepariwisataan oleh Pemerintah Kab.Wakatobi………..
Bab IV PENUTUP...………………………………………………………………….4
4.1. Kesimpulan………………………………………………………………………….
4.2. Saran………………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan merupakan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan


masyarakat. Salah satu tujuan pembangunan adalah upaya untuk mewujudkan
pertumbuhan ekonomi yang riil dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya
yang ada. Keberhasilan pembangunan ekonomi tidak hanya di ukur dari tingginya
pendapatan per-kapita akan tetapi juga pemerataan pendapatan masyarakat
sehingga memperkecil ketimpangan pendapatan masyarakat sebagai bentuk upaya
pengentasan kemiskinan dalam masyarakat.
Kemiskinan menjadi salah satu ukuran terpenting untuk mengetahui tingkat
kesejahteraan masyarakat. Sebagai suatu ukuran agregat, tingkat kemiskinan di suatu
wilayah lazim digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan di wilayah tersebut.
Dengan demikian, kemiskinan menjadi salah satu tema utama pembangunan.
Keberhasilan dan kegagalan pembangunan acapkali diukur berdasarkan perubahan
pada tingkat kemiskinan (Suryahadi dan Sumarto, 2001). Kemiskinan terjadi karena
kemampuan masyarakat pelaku ekonomi tidak sama, sehingga terdapat masyarakat
yang tidak dapat ikut serta dalam proses pembangunan atau menikmati hasil-hasil
pembangunan (Soegijoko,1997:137).
Wakatobi adalah salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia.
Ibu kota kabupaten Wakatobi adalah Wangi-wangi. Terdiri dari empat pulau utama,
yaitu Wangiwangi, Kalidupa, Tomia, dan Binongko. Jadi, Wakatobi adalah singkatan
nama dari keempat pulau utama tersebut.
Sebelum 18 Desember 2003, kepulauan ini disebut Kepulauan Tukang Besi dan
masih merupakan bagian dari Kabupaten Buton. Kabupaten Wakatobi berada di selatan
garis khatulistiwa dan seperti daerah lain di Indonesia. Wakatobi memiliki dua musim,
yaitu musim hujan dan musim kemarau. Wakatobi memiliki luas wilayah 823 km2 dan
jumlah penduduk 92.995 jiwa (BPS) dengan kepadatan 115.
Wakatobi juga merupakan salah satu Taman Nasional Wakatobi yang ditetapkan
pada tahun 1996, dengan total area 1,39 juta hektar, menyangkut keanekaragaman
hayati laut dan karang yang menempati salah satu posisi prioritas tertinggi dari
konservasi laut di Indonesia. Keindahan dan kekayaan kawasan Taman Nasional
Wakatobi sebenarnya sudah terkenal di mancanegara, terutama setelah Ekspedisi
Wallacea dari Inggris pada tahun 1995 yang menyebutkan bahwa kawasan di Sulawesi
Tenggara ini sangat kaya akan spesies koral. Bukan hanya terumbu karang, Wakatobi
juga memiliki beragam jenis wisata budaya, maupun wisata alam.
Dilihat dari sektor pariwisata, Kabupaten Wakatobi memiliki keragaman objek
wisata alam maupun binaan yang dapat membangkitkan perekonomian demi
tercapainya kesejahteraan masyarakat. Potensi objek wisata unggulan di
Kabupaten Wakatobi yaitu objek wisata Bawah Laut dan Pesona Wisata Budaya yang
tersebar di delapan kecamatan serta Obyek Wisata Pantai yang telah mendunia yakni
Pantai One Mobaa di Pulau Tomia dan Pantai Hoga di Pulau Kaledupa. Objek Obyek
Wisata ini banyak menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara lebih
banyak lagi.
Pada kurun waktu terakhir ini Program Pariwisata di kabupaten wakatobi cukup
signifikan di galakan. Periode 10 tahun telah berlalu dan cukup memberi waktu untuk
promosi dan sosialisai program pengembangan kepariwisataan baik melalui iven lokal,
regional , nasional maupun mancanegara. Kementerian Pariwisata melalui Direktorat
Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata (Ditjen PDP) Kementrian Kebudayaan
dan Pariwisata telah menyanggupi pengembangan potensi pariwisata ini. Kemenpar
sedang gencar membangun 10 'Bali Baru'. Pembangunan infrastruktur menunjukan
perkembangan dan ditarget selesai 2019. Adapun 10 destinasi prioritas yang menjafi
'Bali Baru' yaitu Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepualuan Seribu,
Candi Borobudur, Gunung Bromo, Tengger & Semeru, Mandalika, Labuan Bajo,
Wakatobi, dan Morota. Salah satu dengan terwujudnya Kabupaten Wakatobi masuk pada
10 Daerah Top Teen Pengembangan Pariwisata Nasional. Dimana ke sepuluh kabupaten
ini akan di jadikan pilot project industry pariwisata nasional. Terobosan ini berpatokan
pada Kesuksesan Konsep Program Pengembangan Kepariwisataan Pulau Bali.
1.2. Permasalahan

Disatu sisi kepariwisataan yang di kembangkan di kabupaten Wakatobi saat ini


sudah dapat dikategorikan berkembang cukup signifikan. Jauh sebelum Kabupaten
Wakatobi di mekarkan dari Pemerintahan Kabupaten Buton Pesona Obyek wisata
bahari yang menjadi primadona kepulauan ini telah tersohor sampai ke mancanegara.
Selain memiliki daya tarik wisata yang sangat unggul dan menarik ada beberapa
permasalahan mendasar yang terdapat dalam Program Pengembangan Pariwisata
Kabupaten Wakatobi antara lain yaitu : pertama sediaan pariwisata (supply) terdiri dari,
belum memiliki aksesibilitas yang memadai, minimnya daya tarik atraksi wisata dan
kedua belum memiliki sarana dan prasarana penunjang untuk kegiatan wisata yang
memadai. Serta dampak positif peningkatan ekonomi masyarakat yang tidak sesuai
dengan ekpektasinya dan masih jauh dari tujuan utama proram ini di kembangkan bila
di bandingkan dengan daerah lain, bahkan sebagai imbas dari kondisi ini kemajuan
pariwisata di kabupaten wakatobi seolah jalan di tempat.
Menurut hemat kami secara umum dapat di jelaskan permasalahan dan kendala
serta dampak lain yang ditimbulkan akibat dari aplikasi program pengembangan
kepariwisataan ini antara lain yaitu :
1. Belum optimalnya pengembangan sarana dan prasarana objek wisata andalan
Kabupaten Wakatobi diantaranya seperti daya tarik wisata hanya masih pada
keindahan bawah lautnya, padahal masih banyak obyek lain yang dapat menarik
pengunjung lebih banyak lagi seperti, pertunjukan atraksi wisata budaya, Wisata
Religi, Wisata Pantai, Wisata Benteng Sejarah, seni karya, adat istiadat, desa
tradisonal, agrowisata, hal ini di sebabkan oleh :
 Aksesibilitas yang masih kurang untuk melayani wisatawan, dikarenakan
jalan menuju objek wisata yang tersebar di kabupaten wakatobi masih relatif
sedikit dan belum dapat menjangkau obyek lain secara menyeluruh.
 Sarana dan Prasarana Penunjang Utama yang masih minim seperti belum
Optimalnya Sarana dan Fasilitas kesehatan yang memadai, keamanan,
transportasi lokal, Bandar Udara dan Pelabuhan PELNI.

 Tidak adanya prasarana yang memadai seperti toilet u m u m standart ISO,


belum memadainya prasarana telekomunikasi, Daya listrik yang rendah,
Penyediaan air bersih yang belum layak dan perencanaan persampahan yang
tidak konsisten.
 Akomodasi untuk wisata umum yang belum memadai yaitu tidak
adanya lokasi perbelanjaan/toko souvenir untuk wisatawan, minimnya
prasarana penginapan umum ,rumah makan/restauran standart, pusat
perbelanjaan dan Home Stay Standar.
 Masih adanya klasifikasi Pengelolaan Kepariwisataan yakni Model Kepariwisataan
Mancananegara ( khusus Swasta/Investor ) dan Wisatawan Domestik ( Pemerintah
Daerah ). Hal ini di tandai dengan rendahnya devisa dan pendapatan perkapita
masyarakat yang rendah sehingga masih jauh dari tujuan program.
3. Peningkatan Sumber Daya Manusia ( SDM ) bidang kepariwisataan yang masih
rendah, profesionalitas dan praktisi kepariwisataan masih di datangkan dari luar,
termasuk sumber daya pengembangan Infrastruktur prasarana penunjang obyek
wisata.
4. Pengembangan Kepariwisataan tidak di barengi dengan upaya kongkrit dan
mendasar untuk menangkal dampak negative yang dapat di timbulkan dari program
pengembangan program ini.
5. Pemerintah Kabupaten Wakatobi belum dapat mandiri menerapkan konsep KSPN
dari Kementerian Pariwisata Pusat, cenderung membutuhkan bimbingan dan
pendampingan terpadu dari perencanaan sampai pelaksanaan.

1.3. Tujuan Penulisan


Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah ditemukan
sebelumnya maka tujuan dari studi ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengetahui
potensi dan masalah serta beberapa potensi yang akan hadapi dalam pengembangan
objek dan daya tarik wisata Kabupten Wakatobi
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini untuk
mengungkapkan tentang:
1. Peran serta Pemerintah Pusat terhadap pembangunan infrastruktur kepariwisataan
kabupaten wakatobi yang masuk pada KSPN yang direncanakan secara terpadu
baik penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan
sampah, sanitasi, dan perbaikan hunian penduduk melalui sebuah rencana induk
pembangunan infrastruktur
2. Memberikan gambaran program pembangunan prasarana infrastruktur terpadu dan
sumber daya manusia (SDM) sebagai prasyarat untuk mengembangkan sektor
pariwisata.”Pembangunan infrastruktur merupakan persyaratan mutlak, nomor satu,
sebelum membuat yang lain. Memberikan gambaran umum pengembangan sarana
dan prasarana pendukung yang telah dibangun oleh pemerintah dalam pengelolaan
pariwisata di kabupaten wakatobi.
3. Menggambarkan pengaruh/ dampak ekonomi akibat dari program pengembangan
pengelolaan kepariwisataan baik oleh swasta ( investor ) maupun pemerintah pusat
terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam di kabupaten wakatobi.
4. Untuk memberikan perbandingan pandangan tentang dampak yang dapat muncul
dari Konsep Pariwisata Syariah terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat selain
masyarakat muslim yang mayoritas di kabupaten Wakatobi, perusahaan yang
melakukan bisnis Islam atau yang mengklaim syariah seharusnya mampu
menghadirkan atau memberikan dampak yang besar dalam usaha bisnisnya
misalnya mendistribusikan Coorporate Social Responsibility (CSR) yang lebih
dibanding perusahaan tanpa label Islam, serta memberikan efek yang besar bagi
lingkungan bisnis yang di jalankan. Sehingga bukan hanya profit oriented tetapi
juga ukhuwa Islamiyah orientied yang harus terjaga dalam pariwisata syariah dan
perbaikan ekonomi masyarakat sekitar (Salmia ; Mahasiswa Magister Studi Islam
Universitas Islam Indonesia )

1.4. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan referensi kebijakan bagi Pemerintah Daerah untuk menciptakan
Program Pembangunan Prasarana Kepariwisataam Terpadu dalam rangka
peningkatan ekonomi masyarakat kabupaten wakatobi.

2. Sebagai referensi bagi semua pihak yang ingin mengenal lebih jauh tentang kiat-
kiat pemerintah pusat tentang pembangunan prasarana kepariwisataan terhadap
KSPN demi perkembangan kepariwisataan Top Teen destinasi wisata Indonesia
yang ada di Sulawesi Tenggara terutama di Kabupaten Wakatobi

3. Sebagai sumber dan bahan masukan bagi penulis lain untuk menggali dan
melakukan eksperimen tentang Program Pembangunan Prasarana khusus di bidang
Kepariwisataan.
4. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah untuk dapat menyandingkan
konsep kepariwisataan Nasional dengan Konsep kepariwisataan halal dalam
mengembangkan dan meningkatkan kualitas dan karakter hidup masyarakat
terutama di kabupaten Wakatobi.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Program Kepariwisataan Nasional


Sektor pariwisata menjadi salah satu program prioritas Kabinet Kerja Presiden Joko
Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk meningkatkan devisa dan investasi.
Untuk mencapai target 20 juta kunjungan wisatawan asing hingga 2019, pemerintah
telah menetapkan 10 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) atau “10 Bali
baru”.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono
mengatakan, pembangunan infrastruktur pada setiap KSPN direncanakan secara
terpadu, baik penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan
sampah, sanitasi, dan perbaikan hunian penduduk melalui sebuah rencana induk
pembangunan infrastruktur.
Menurut Latif, keberadaan infrastruktur pariwisata yang memadai menjadi syarat
peningkatan laju pertumbuhan sektor pariwisata. “Pengembangan sarana transportasi,
informasi, penginapan sangat dibutuhkan dalam menarik minat wisatawan
mancanegara,”ujarnya.
Peneliti Pusat Penelitian Ekonomi LIPI, Panky Try Febiansyah menuturkan,
pembangunan infrastruktur pariwisata membutuhkan biaya sebesar Rp 4.000 triliun
untuk memenuhi kebutuhan itu. Jumlah tersebut dapat menghasilkan nilai tambah
hingga Rp 7.718 triliun atau 1,93 kali lipat. "Dampak aktifitas ekonomi yang didukung
oleh infrastruktur tersebut memberikan nilai tambah sebesar Rp7.718 triliun dari nilai
investasi infrastruktur dengan kontribusi tenaga kerja mencapai Rp 1,097 triliun,"
ungkap Panky.
Kementerian Pariwisata mengemukakan Pembangunan Kepariwisataan
dikemukakan tentang pembangunan Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) yang
mencakup 7 bidang kegiatan, satu di antaranya adalah perihal Perwilayahan
Pembangunan DPN itu sendiri yang meliputi:

1. DPN (Destinasi Pariwisata Nasional), yang dinyatakan dalam RIPPARNAS, yaitu


terdiri dari 50 (limapuluh) Destinasi; dan
2. KSPN (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional) yang berjumlah 88 (delapan puluh
delapan) Kawasan; serta

3. KPPN (Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional) sejumlah 222 Kawasan.


Untuk sekian banyak DPN, KSPN dan KPPN tersebut, dalam pelaksanaannya
sudah tentu tidak akan dapat dilakukan sekaligus, namun diperlukan prioritasisasi
DPN atau KSPN atau KPPN yang mana, yang dapat dikembangkan terlebih dahulu
mengingat bila dilakukan sekaligus maka akan menyangkut berbagai persoalan
yang antara lain dalam hal ketersediaan dana, baik dari sumber nasional, daerah
(kabupaten/kota) maupun masyarakat serta kalangan usaha, persoalan koordinasi
antar sektor dan antar disiplin di antara segenap pemangku kepentingan
(stakeholder), dsb.
Ketentuan tentang Destinasi Pariwisata Nasional
Penetapan wilayah DPN ditentukan berdasarkan kriteria sebagai berikut:
a. Merupakan kawasan geografis dengan cakupan wilayah provinsi dan/atau lintas
provinsi yang di dalamnya terdapat kawasan-kawasan pengembangan pariwisata
nasional, yang diantaranya merupakan KSPN;
b. Memiliki Daya Tarik Wisata yang berkualitas dan dikenal secara luas secara
nasional dan internasional, serta membentuk jejaring produk
wisata dalam bentuk pola pemaketan produk dan pola kunjungan wisatawan;
c. Memiliki kesesuaian tema Daya Tarik Wisata yang mendukung penguatan
dayasaing;
d. Memiliki dukungan jejaring aksesibilitas dan infrastruktur yang mendukung
pergerakan wisatawan dan kegiatan Kepariwisataan; dan
e. Memiliki keterpaduan dengan rencana sektor terkait.

2.2. Gambaran Perkembangan Kepariwisataan Indonesia

- 2014
- Total wisatawan dunia pada tahun 2014 mencapai 1.110 juta perjalanan LN,

tumbuh 5% dibandingkan tahun sebelumnya.


• Lebih dari 300 juta (27,1%) masuk ke Asia dan khusus di Asia Tenggara mencapai 96,7
juta kunjungan wisatawan.
- 2015
• Ditengah situasi global yang tidak kondusif--seperti factor ekonomi, kekerasan, serangan
teroris, dan memanasnya situasi pencari suaka--perjalanan wisatawan dunia masih tumbuh

4,5%.
• Ekonomi global diprediksi akan meningkat kembali pada 2016.Menurut World Bank
pertumbuhan ekonomi dunia akan tumbuh sebesar 2,9 persen, hal ini akan menjadi
pendorong sektor pariwisata dari sisi permintaan.

2013 2014 2015 ( 8 bln )

Perjalanan ke Luar Negeri (trip) +4% +5% +4.5%

Perjalanan ke Luar Negeri (malam) +4% +3% +3%

Pengeluaran Perjalanan ke Luar Negeri +1% +2% +4%

Sumber: World Travel Monitor 2015, IPK International

Perolehan Devisa Indonesia Sektor Pariwisata

2 2 2
No. 0 0 0
Jenis Komoditas Nilai (juta US$) Jenis Komoditas Nilai (juta US$) Jenis Komoditas Nilai (juta US$)

1 Minyak dan Gas Bumi 32.633,2 Minyak dan Gas Bumi 30.318,8 Minyak dan Gas Bumi 18.906,7

2 Batu Bara 24.501,4 Batu Bara 20.819,3 Batu Bara 16.359,6

3 Minyak Kelapa Sawit 15.839,1 Minyak Kelapa Sawit 17.646,9 Minyak Kelapa Sawit 15.485,0

4 Pariwisata 10.054,1 Pariwisata 11.166,3 Pariwisata 11.629,9

5 Karet Olahan 9.316,6 Pakaian Jadi 7.450,9 Pakaian Jadi 7.340,5

6 Pakaian Jadi 7.501,0 Karet Olahan 7.021,7 Makanan Olahan 6.351,2

7 Alat listrik 6.418,6 Makanan Olahan 6.486,8 Karet Olahan 5.997,4

8 Makanan Olahan 5.434,8 Alat listrik 6.259,1 Alat listrik 5.713,3

9 Tekstil 5.293,6 Tekstil 5.379,7 Tekstil 5.048,8

10 Kertas dan Barang i Kertas 3.802,2 Kayu olahan 3.914,1 Kertas dan Barang Kertas 3.647,5

11 Kayu olahan 3.514,5 Bahan Kimia 3.853,7 Kayu olahan 3.446,9

12 Bahan Kimia 3.501,6 Kertas dan Barang Kertas 3.780,0 Bahan Kimia 2.871,7

Sumber: Pusdatin Kementerian Pariwisata. * 2015 Angka estimasi


Se
ktor pariwisata secara konsisten selalu menjadi salah satu penyumbang devisa terbesar
Pembangunan Pariwisata, Sasaran Dan Arah Kebijakan.

2014
Sasaran 2015 2016 2017 2019
(Baseline)

 Wisatawan Mancanegara 9,4 juta 9,7 juta 12,0 juta 20,0 juta
(Orang)

 Wisatawan Nusantara
(Kunjungan) 250 juta 259 juta 260 juta 275 juta

 Devisa (triliun rupiah)


133,9 150 172,8 260
(kurs Rp12.000)

Arah Kebijakan:
1. Pemasaran Pariwisata Nasional: mendatangkan sebanyak mungkin wisatawan
manca negara dan mendorong peningkatan wisatawan nusantara
2. Pembangunan Destinasi Pariwisata: meningkatkan daya tarik daerah tujuan wisata
sehingga berdaya saing di dalam negeri dan di luar negeri
3. Pembangunan Industri Pariwisata: meningkatkan partisipasi usaha lokal dalam
industri pariwisata nasional serta meningkatkan keragaman dan daya saing
produk/jasa pariwisata nasional di setiap destinasi periwisata yang menjadi fokus
pemasaran
4. Pembangunan Kelembagaan Pariwisata: membangun sumber daya manusia
pariwisata serta organisasi kepariwisataan nasional
Kebijakan Terkait Revolusi Mental:
 Membentuk masyarakat yang ramah dan lingkungan yang nyaman bagi
pelancong
 Petugas yang ramah dan melayani
 Penegakan hukum dan disiplin
Prioritas Nasional
Pembangunan Pariwisata Indonesia (Perencanaan Terintegrasi )
Pembangunan Pariwisata Indonesia (WonderFull Indonesia) prioritas nasional yakni:
1. Promosi Wisata Indonesia oleh Kemenpar dan Badan Prosmosi Indonesia
2. Pengembangan Destinasi Wisata oleh Kementerian Pariwisata dan Pemda
3. SDM dan kelembagaan pariwisata oleh kemenpar, kemendikbud, kemenristekdikti
dan kemenaker.
4. Penciptaan ekonomi lokal dan sikap masyarakat oleh kemenpar, kemkominfo,
kemendikbud, kemenristekdikti, kemenaker, Kemenperin, kemen UKM dan pemda
5. Layanan kemudahan wisman masuk oleh kemenkumham, kemenhub, kemenlub,
kem BUMN, kempar, TNI, Polri ( Program Prioritas )
6. Jaminan Keselamatan, Kebersihan, keamanan dan ketertiban destinasi wisata oleh
Polri, BNPB, BASARNAS, Kemenkes, Pemda dan Pihak Pengelola Destinasi.
Proram Prioritas
a. Peningkatan Promosi Wisata Indonesia
1. Promosi mice
2. Peningkatan citra pariwisata nasional
3. Branding wonderfull Indonesia
4. Promosi melalui media social, elektronik dan cetak
5. Promosi pariwisata di simpul moda transportasi
b. Pengembangan 10 Destinasi Wisata
1. Penyiapan daya tarik wisata
2. Pembangunan sarana dan prasarana transportasi

3. Pembangunan fasilitas umum, pemeliharaan dalam kawasan


4. Penyediaaan BBM dan listrik
5. Kelembagaan pengembangan destinasi
6. Koordinasi pembangunan destinasi

c. Pengembangan Sdm Dan Kelembagaan Pariwisata


1. Penyusunan NSPK SDM dan kelembagaan
2. Peningkatan kualitas SMK pariwisata
3. Peningkatan kualitas perguruan tinggi pariwisata
4. Peningkatan kualitas pendidikan luar sekolah pariwisata
5. Pelatihan dan sertifikasi SDM pariwisata
6. Pengembangan lembaga pengelola destinasi
d. Layanan Kemudahan Wisman Masuk
1. Kemudahan pintu masuk udara seperti bebas isa kunjungan, visa on arrival,
flight diplomatic clearance
2. Kemudahan pintu masuk darat seperti visa, pas lintas batas, imigrasi
3. Kemudahan pintu masuk laut seperti VOA, CAIT ( clearance and approval for
Indonesian territory )
e. Jaminan keselamatan, Kebersihan Keamanan dan Ketertiban Destinasi Wisata
1. Mitigasi bencana dan risiko lain di destinasi wisata
2. Penciptaan destinasi sehat
3. Penciptaan destinasi wisata yang aman
f. Penciptaan Ekonomi Lokal dan Sikap Masyarakat
1. Sosialisasi perilaku masyarakat yang ramah dan bersahabat
2. Sosialisasi perilaku tenaga kerja pariwisata di industry dan usaha kecil
pariwisata
3. Sosialisasi perilaku ramah dan bersahabat di sekolah komunikasi informasi
edukasi
4. Penumbuhan industry dan usaha kecil pariwisata
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional 2010 -2025
Peraturan Pemerintah nomor 50 tahun 2011, pasal 7 ayat a, menjelaskan :

1. Pembangunan DPN
2. Pembangunan Daya Tarik Wisata ( DTW)
3. Pembagunan Aksebilitas Pariwisata
4. Pembangunan Prasarana Umum, Fasilitas Umum, Fasilitas Kepariwisataan

5. Pemberdayaan Masyarakat
6. Pengembangan investasi di bidang pariwisata
Perencanaan Dan Perancangan Destinasi
1. Koordinasi penetapan kawasan pariwisata di dalam RT/RW
2. Koordinasi perancangan kawasan pariwisata di dalam RDTR
3. Pengembangan rencana tapak ( site plan ) kawasan pariwisata
4. Pengembangan detai engineering design ( DED )
2.3. Konsep Kepariwisataan Halal
Pariwisata halal / wisata syariah adalah bagian dari industri pariwisata yang
ditujukan untuk wisatawan Muslim. Pelayanan wisatawan dalam pariwisata halal
merujuk pada aturan-aturan Islam. Salah satu contoh dari bentuk pelayanan ini
misalnya Hotel yang tidak menyediakan makanan ataupun minuman yang
mengandung alkohol dan memiliki kolam renang serta fasilitas spa yang terpisah
untuk pria dan wanita.
Selain hotel, transportasi dalam industri pariwisata halal juga memakai konsep
Islami. Penyedia jasa transportasi wajib memberikan kemudahan bagi wisatawan
muslim dalam pelaksanaan ibadah selama perjalanan. Kemudahan ini bisa
berupa penyediaan tempat sholat di dalam pesawat, pemberitahuan berupa
pengumuman maupun adzan jika telah memasuki waktu sholat selain tentunya tidak
adanya makanan atau minuman yang mengandung alkohol dan adanya hiburan Islami
selama perjalanan.
Dalam sebuah laporan yang diterbitkan oleh World Travel Market di London pada
tahun 2007 disebutkan bahwa ada potensi yang sangat besar bagi pariwisata halal dari
sisi ekonomi. Tulisan lain dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh situs web The
Economist juga menyebutkan adanya prospek yang cukup besar bagi indsutri
pariwisata halal, tidak hanya berhubungan dengan produk halal seperti makanan
ataupun minuman non-alkohol tetapi juga pelayanan yang halal terutama yang
berhubungan dengan interaksi antara wisatawan laki-laki dan perempuan.
Hingga 2015, pertumbuhan industri pariwisata halal dapat dikatakan sebagai
pertumbuhan terbesar dibandingkan dengan jenis pariwisata lainnya. Pariwisata halal
dalam artikel yang diterbitkan oleh traveltourismindonesia.com digambarkan sebagai
berikut:
 Tumbuh 100% lebih cepat daripada sektor wisata lainnya
 Mencapai $ 135 miliar nilai pemesanan perjalanan ke luar negeri (outbound)

 Diprediksikan akan tumbuh hingga $ 200 Miliar pada tahun 2020

 Akan menjadi sebuah generator besar bisnis langsung dan jangka panjang dengan
pendapatan maksimum.
Kriteria utama yang diperhitungkan dalam menentukan peringkat meliputi
kesesuaian destinasi sebagai tujuan liburan keluarga, tingkat pelayanan dan fasilitas
yang disediakan untuk wisatawan Muslim serta inisiatif pemasaran dalam menyasar
segmen wisatawan muslim ini.
Di bawah ini merupakan peringkat destinasi wisata halal dunia versi GMTI tahun
2015.Untuk melihat peringkat destinasi wisata halal tahun-tahun berikutnya, silahkan
baca artikel Wisatawan Muslim: Prospek, Perkembangan dan Kebutuhannya (lihat di
bagian akhir artikel)
BAB III. PEMBAHASAN

3.1. Definisi Pariwisata


Pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk sementara
waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan
meninggalkan tempat semula dan dengan suatu perencanaan atau bukan maksud untuk
mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi semata-mata untuk menikmati
kegiatan pertamasyaan atau rekreasi untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.
Etimologi kata “pariwisata” berasal dari bahasa Sansekerta yaitu pari dan wisata.
Kata pari berarti “bersama” atau “berkeliling”, sedangkan kata wisata berarti
“perjalanan”. Jadi, secara harfiah “pariwisata” berarti “perjalanan berkeliling bersama-
sama”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah “pariwisata”
merupakan nomina (kata benda) yang berarti: Yang berhubungan dengan perjalanan
untuk rekreasi, pelancongan, turisme.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah “pariwisata” merupakan
nomina (kata benda) yang berarti: Yang berhubungan dengan perjalanan untuk rekreasi,
pelancongan, turisme.
Menurut World Tourism Organization, definisi pariwisata adalah pergi “melampaui
persepsi umum pariwisata sebagai hal yang terbatas pada kegiatan liburan saja” dan
sebagai orang-orang “yang bepergian ke dan tinggal di tempat-tempat di luar
lingkungan mereka.
Berikut adalah pengertian pariwisata menurut beberapa ahli:
1. Menurut Robert McIntosh, pariwisata adalah gabungan dari interaksi antara
pemerintah selaku tuan rumah pariwisata, bisnis, dan wisatawan.
2. Menurut Herman V. Schulard, pariwisata adalah sejumlah kegiatan terutama yang
ada kaitannya dengan perekonomian secara langsung berhubungan dengan
masuknya orang-orang asing melalui jalur lalu lintas di suatu negara, kota, dan
daerah tertentu.
3. Menurut Prof. Salah Wahab, pariwisata adalah suatu aktivitas manusia yang
dilakukan secara sadar dan mendapat pelayanan secara bergantian di antara orang-
orang dalam suatu negara itu sendiri ataupun di luar negeri, meliputi pendiaman
orang-orang dari daerah lain untuk sementara waktu dalam mencari dan
memperoleh kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang
dialaminya (dimana ia tinggal).
Dalam pengembangan suatu objek wisata harus memenuhi beberapa kriteria
pengembangan pariwisata agar obyek tersebut diminati pengunjung, yaitu
1. Something to see adalah obyek wisata tersebut harus mempunyai sesuatu yang bisa
di lihat atau di jadikan tontonan oleh pengunjung wisata. Dengan kata lain
obyek tersebut harus mempunyai daya tarik khusus yang mampu untuk menyedot
minat dari wisatawan untuk berkunjung di obyek tersebut.
2. Something to do adalah agar wisatawan yang melakukan pariwisata di sana
bisa melakukan sesuatu yang berguna untuk memberikan perasaan senang,
bahagia, relax berupa fasilitas rekreasi baik itu arena bermain ataupun tempat
makan, terutama makanan khas dari tempat tersebut sehingga mampu
membuat wisatawan lebih betah untuk tinggal di sana.
3. Something to buy adalah fasilitas untuk wisatawan berbelanja yang pada umumnya
adalah ciri khas atau icon dari daerah tersebut, sehingga bisa dijadikan sebagai
oleh-oleh. (Yoeti, 1985).

3.2. Program Pembangunan Prasarana Kepariwisataan Terpadu


a. Unsur-unsur Pariwisata
Unsur-unsur yang terlibat dalam industri pariwisata meliputi hal-hal sebagai berikut
(Pendit, 1994):
1. Akomodasi, tempat seseorang untuk tinggal sementara.
2. Jasa Boga dan Restoran, industri jasa di bidang penyelenggaraan makanan dan
minuman yang dikelola secara komersial.
3. Transportasi dan Jasa Angkutan, industri usaha jasa yang bergerak di bidang
angkutan darat, laut dan udara.
4. Atraksi Wisata, kegiatan wisata yang dapat menarik perhatian wisatawan atau
pengunjung.
5. Cinderamata (Souvenir), benda yang dijadikan kenang-kenangan untuk dibawa
oleh wistawan pada saat kembali ke tempat asal.
6. Biro Perjalanan, badan usaha pelayanan semua proses perjalanan dari berangkat
hingga kembali.
b. Sarana dan Prasarana Penunjang Kepariwisataan.
Pengembangan suatu destinasi wisata harus melalui perencanaan yang tepat melalui
aksesibilitas, kondisi infrastruktur pariwisata,dan interaksi sosial masyarakat dengan
wisatawan. Hasil yang optimal dalam pengembangan kawasan wisata dapat
diperoleh apabila didukung oleh pembangunan infrastruktur kepariwisataan yang
memadai.
Menurut Suwantoro (2004:19), unsur pokok yang harus mendapat perhatian guna
menunjang pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata yang menyangkut
perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan pengembangannya meliputi 5 unsur:
1. Objek dan daya tarik wisata,
2. Prasarana wisata,
3. Sarana wisata,
4. Tata laksana/infrastruktur,
5. Masyarakat/lingkungan.
Infrastruktur menurut Suwantoro (2004:22) “adalah situasi yangmendukung fungsi
sarana dan prasarana wisata, baik yang berupa sistem pengaturan maupun bangunan
fisik di atas permukaan tanah dan di bawahnya tanah seperti:
1. Sistem pengairan, distribusi air bersih, sistem pembuangan air limbah
yangmembantu sarana perhotelan/ restoran.
2. Sumber listrik dan energi serta jaringan distribusinya yang merupakanbagian
vital bagi terselenggaranya penyediaan sarana wisata yang memadai.
3. Sistem jalur angkutan dan terminal yang memadai dan lancar akanmemudahkan
wisatawan untuk mengunjungi objek-objek wisata.
4. Sistem komunikasi yang memudahkan para wisatawan untuk
mendapatkaninfromasi mampu mengirimkan informasi secara cepat dan tepat.
5. Sistem keamanan atau pengawasan yang memberikan kemudahan diberbagai
sektor bagi para wisatawan. Keamanan di terminal, di perjalanan,dan di objek-
objek wisata, di pusat-pusat perbelanjaan, akan meningkatkandaya tarik suatu
objek wisata maupun daerah tujuan wisata. Disini perluadanya kerjasama yang
mantap antara petugas keamanan, baik swastamaupun pemerintah, karena
dengan banyaknya orang di daerah tujuanwisata dan mobilitas manusia yang
begitu cepat membutuhkan sistemkeamanan yang ketat dengan para petugas
yang selalu siap setiap saat”.
Mc. Intosh (1995) berpendapat bahwa infrastruktur beserta fasilitas pendukungnya
termasuk dalam komponen penunjang pariwisata. Menurut Musenaf (1995)
infrastruktur yang termasuk dalam komponen suatu kawasan wisata meliputi
prasarana jalan, listrik, air bersih, telekomunikasi, dan sarana wisata yang meliputi
sarana akomodasi, restoran, dan rumah makan.
Sementara Yoeti (1985) menyebutkan bahwa salah satu obyek penawaran dalam
pemasaran pariwisata adalah infrastruktur penunjang wisata, antara lain:
1. Recreative and Sportive Plan
2. Residential Tourist Plan, terdiri daripenginapan/hotel dan
tempatmakan/restoran
3. Sarana pelengkap atau penunjangkepariwisataan untuk membuat
wisatawandapat lebih lama tinggal di tempat wisata
4. Sarana penjualan, berupa toko-toko yangmenjual barang-barang souvenir atau
bendalain khusus wisatawan
5. Utilitas, yaitu terkait dengan ketersediaanjaringan air bersih, listrik, drainase,
dansanitasi (tersedianya fasilitas toilet/MCK)
6. Prasarana sosial, seperti sarana pendidikandan kesehatan
7. Transportasi, yaitu ketersediaan saranatrasnportasi (moda kendaraan
yangdigunakan menuju tempat wisata) danaksesibilitas (kemudahan
mencapaikawasan wisata)
c. Jenis - Jenis Pariwisata yang dapat dikembangkan antara lain :
1. Wisata olahraga, yaitu wisatawan-wisatawan yang melakukan perjalanan
dengan tujuan berolahraga atau memang sengaja bermakasud mengambil
bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat atau Negara.

2. Wisata komersial, yaitu termasuk perjalanan untuk mengunjungi pameran-


pameran dan pecan raya yang bersifat komersial, seperti pameran industri,
pameran dagang dan sebagainya.

3. Wisata industri, yaitu perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau
mahhasiswa, atau orang-orang awam ke suatu kompleks atau daerah
perindustrian, dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan peninjauan atau
penelitian.

4. Wisata Bahari, yaitu wisata yang banyak dikaitkan dengan danau, pantai atau
laut.

5. Wisata budaya, yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk
memperluas pandangan hidup seseorang dengan cara mengadakan kunjungan
ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan
adat istiadat mereka, cara hidup mereka, kebudayaan dan seni meraka.

3.3. Landasan Teori Sarana dan Prasarana serta Program Pembangunan


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia :
Prasarana: Segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu
proses (usaha, pembangunan, proyek,dsb), (Kamus Besar BI, 2002:893).
Sarana: Segala sesuatu (bisa berupa syarat atau upaya) yang sapat dipakai sebagai alat
atau media dalam mencapai maksud atau tujuan (Kamus Besar BI, 2002:999).
Hakikat Pembangunan adalah membangun insani(manusia) Manusia adalah bagian
dari komunitas biologi yang termasuk di dalam suatu ekosistem (Clapham1981).
W.W Rostow seorang ahli sejarah melihat pembangunan sebagai proses yang bergerak
dalam sebuah garis lurus, yakni dari masyarakat terbelakang ke masyarakat maju
(Todaro 1994:64). Proses pembangunan dibagi dalam lima tahap, yaitu:
a. Tahapan tradisional, dengan pendapatan perkapita yang rendah dan kegiatan
ekonomi yang stagnan
b. Tahapan transisional, di mana tahap prakondisi bagi pertumbuhan dipersiapkan
c. Tahapan lepas landas (ini merupakan permulaan bagi adanya proses pertumbuhan
ekonomi secara berkesinambungan)
d. Tahapan awal menuju kematangan ekonomi.
e. Tahapan produksi dan konsumsi massal yang bersifat industri (tahapan
pembangunan atau development stage)

3.4. Aturan dan Dasar Hukum Kepariwisataan.


Pariwisata menurut UU No. 9 Tahun 1990 adalah segala seuatu yang berhubungan
dengan wisata termasuk pengusahaan, daya tarik dan atraksi wisata serta usaha-usaha
yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata.
Undang-undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan menyatakan bahwa
pembangunan kepariwisataan dilakukan berdasarkan rencana induk pembangunan
kepariwisataan nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota, yang merupakan bagian
integral dari pembangunan jangka panjang nasional (pasal 8 ayat (1) dan (2)).
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan tersebut diatur dalam peraturan
pemerintah atau peraturan daerah Provinsi/Kabupaten/Kota. Pasal 8 UU No. 10
tahun 2009 tentang kepariwisataan PP No 50 tahun 2011. perlu direncanakan agar
dapat memenuhi tujuan dan sasaran pembangunan kepariwisataan perlu direncanakan
agar dapat memenuhi tujuan dan sasaran pembangunan.
3.5. Program Pembangunan Prasarana Pariwisata Terpadu Kabupaten Wakatobi
a. Destinasi Wakatobi
- Produk pariwisata yang ditawarkan :
1. Core berupa destinasi wisata Bahari
2. Supporting berupa destinasi Wisata Budaya
- Pasar Utama sebagai tujuan promosi :
1. Pasar Utama seperti Jepang dan Eropa
2. Pasar Potensial seperti Timur tengah dan asia timur
- Komponen Destinasi :
1. DTW yakni : Taman Nasional Wakatobi ( Pulau Wangi-Wangi, Pulau
Kaledupa, Pulau Tomia dan Pulau Binongko )
2. Aksesibitas/Perhubungan : Bandara Wolter monginsidi, Bandara Haluoleo,
Kendari dan Bau Bau
3. Fasulitas Pariwisata ( tour base ) : Kendari, Bau-bau
b. Pengembangan Destinasi Wakatobi
1. Obyek Wisata
Beberapa obyek wisata yang tersedia baik dari Pemda maupun Swasta :
1. Di pulau wangi-wangi antara lain :
- Obyek wisata pantai cemara ( pemerintah )
- Obyek wisata sombu dive 1 ( pemerintah )
- Obyek wisata sombu dive 2 ( pemerintah )
- Obyek wisata waha dive ( pemerintah )
- Obyek wisata Pantai Sousu ( pemerintah )
- Obyek wisata Puncak Toliamba ( pemerintah )
- Obyek wisata Patuno Resort ( swasta )
- Obyek wisata longa resort ( swasta )
- Obyek wisata waha resort ( swasta )
2. Di Pulau Kaledupa antara lain :
- Obyek wisata pantai hoga ( pemerintah )
- Obyek wisata mancanegara Hoga resort ( swasta )
- Obyek wisata pantai sombano ( pemerintah )
3. Di Pulau Tomia antara lain :
- Obyek wisata mancanegara Onemobaa resort ( swasta )
- Obyek wisata puncak kahiyanga ( pemerintah )
4. Di pulau binongko antara lain :
- Obyek wisata pantai dan benteng palahidu ( pemerintah )
c. Pembangunan sarana dan prasarana transportasi antara lain :
1. Bandara Udara Matohara tipe C telah melayani jenis pesawat ATR Lion Air
dan pesawat Garuda Indonesia
2. Bandara Udara Waitii Tomia melayani pesawat Foker rute Bali
3. Pelabuhan PELNI dan Kargo Pangulu Belo Mandati Indonesia Timur
4. Pelabuhan Fery Bahteramas Wanci Kamaru
5. Dermaga Marine Wanci
6. Pelabuhan Rakyat yang terletak di masing-masing Pulau
7. Ruas Jalan Nasional, Keliling Ibukota wangi-wangi
8. Mercusuar Jalur Pelayaran Nasional
d. Pembangunan sarana dan prasarana obyek wisata warisan unesco antara lain :
1. Renovasi Kawasan Benteng Kraton Liya
2. Renovasi 3 benteng di pulau kaledupa, tomia dan binongko.
3. Renovasi terpadu kawasan khusus wisata suku bajo.
4. Pelestarian Taman Nasional ( TNW ) Karang Atol dan
e. Pembangunan Fasilitas Pariwisata, Fasilitas Umum dan Prasarana Penunjang
dalam kawasan anatar lain :
1. Tempat Pelelangan Ikan Numana
2. Pasar Sentral Mandati
3. Pasar Pusat Kuliner Wakatobi
4. Pasar Malam dan Hiburan Wanci
5. TPA terpadu Wangi-Wangi
6. Menara Pemantau tersebar sepanjang wilayah laut taman nasional wakatobi.
7. Kantor Polres Wakatobi
8. Kantor Korem Wakatobi
9. Kantor Polairut Wakatobi
10. Kantor AL
11. Kantor SAR Sulawesi Tenggara
12. Rumah Sakit Umum Daerah Tipe C
13. Kantor Pemadam Kebakaran
14. Pemecah Ombak dermaga marine
15. Bank BPD Sultra Unit dilengkapi ATM
16. Bank BNI Unit di lengkapi ATM
17. Bank BRI Unit di lengkapi ATM
18. Kantor Balai Penelitian Kelautan Pemerintah
19. Sekolah Tinggi Ilmu Kelautan Sulawesi Tenggara
20. Drainase terpadu dalam kota
f. Penyediaan BBM dan listrik
1. PLN Wanci, PLN Kaledupa, PLN Tomia dan Binongko
2. APMS Mandati
3. APMS Wanci
4. APMS Waituno
5. APMS Matahora
g. Kelembagaan pengembangan destinasi
1. Kementerian Pariwisata ( pemerintah )
2. Dinas Pariwisata ( pemerintah )
3. TNC WWF ( asing )
4. TNW ( asing )
5. Swis countac ( asing )
6. Louren ( asing )
7. Wallacea ( swasta )
8. Organisasi Lokal
h. Dukungan Infrastruktur di luar kawasan Destinasi Wakatobi
1. Bandara Udara Haluoleo Kendari berupa Taxiway B, Taxiway C dan apron B
berupa hotmix tebal 5 cm fallet termasuk marking
2. Bandara Udara Betoambari di buton berupa pengadaan rapid intervension
vehicle
3. Pembagunan bendungan di kabupaten buton
4. Dermaga fery di kamaru buton

g. Aksesibilitas

Akses yang dapat ditempuh menuju Wakatobi kecamatan Wangi-wangi dapat di


tempuh melalui udarat, dan laut. Dari Jakarta Anda bisa menggunakan maskapai
penerbangan Batavia Air, Garuda, Lion Air, Merpati dan Sriwijaya dengan tujuan
Kendari, ibu kota Sulawesi Tenggara.

Makassar-Wakatobi

Untuk Keberangkatan dengan pesawat dari Makassar ke Wakatobi, Paling


gampang anda terbang ke Makassar dengan pesawat paling pagi dari Jakarta atau
Kota lainnya, kemudian, Dari Makassar, Jadwal Pesawat Lion Wings Air Melayani
Rute penerbangan Makassar / Ujung Pandang Menuju Bandara Matahora di
Wakatobi Pulau wangi Wangi dengan jadwal keberangkat setiap hari .

a. Hari : Senin, Selasa, Kamis, Sabtu, :

Berangkat Jam 10 pagi dan tiba Jam 12.20 Siang

b. Hari : Rabu, Jumaat, Minggu :

Berankat Jam 0810 Pagi dan Tiba Jam 10.30 Pagi.

Kendari – Wakatobi

Dari Jakarta, ambil penerbangan sehari sebelum keberangkatan ke wakatobi.


Penerbangan dari Kendari menuju wakatobi tersedia dengan keberangkatan.

a. Hari : Senin , Rabu , Jumaat , Minggu :

Berangkat Jam 0935 – Tiba Jam 10.20


b. Hari : Selasa, Kamis , Sabtu :

Berangkat Jam 1135 – Tiba Jam 12.20

3.6. Strategi Pengembangan Kepariwisataan oleh Pemerintah Kab.Wakatobi


Kegiatan pengembangan infratruktur dalam mendukung kegiatan pariwisata di
kebupaten wakatobi masih terkendala oleh dana. Rencana kedepannya yaitu Dinas
Kebudayaan, Pariwisata dan Kominfo Kabupaten Wakatobi akan mengupayakan objek
wisata Pulau Kapota agar dapat menerima suntikan dana melalui program
pembangunan Kepariwisataan KSPN.
Strategi pengembangan infrastruktur prasarana penunjang kawasan wisata,
Kabupaten Wakatobi adalah sebagai berikut:
 Meningkatkan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana dasar wisata dengan
meningkatkan kapasitas parasarana sarana; serta membangun prasarana dan sarana
sesuai dengan prioritas, tujuan, dan sasaranpengembangan kawasan wisata
Wakatobi
 Meningkatkan kualitas dan pelayanan infrastruktur penunjang wisata dengan
membangun kapasitas masyarakat untuk ikut memelihara dan memperbaiki
bangunan fasilitas umum yang rusak.Dengan demikian pengembangan prasarana
sarana penunjang kepariwisataan menjadi berkelanjutan dan berorientasi jangka
panjang.
 Melibatkan masyarakat dalam upaya pengembangan infrastruktur penunjang wisata
sehingga masyarakat menjadi bagian dalam upaya tersebut.
 Pengimplementasian produk hukum atau kebijakan yang memuat ketentuan
pengembangan prasarana dan sarana wisata melalu mekanisme insentif dan
disinsentif

BAB IV. PENUTUP

4.1. Kesimpulan
a. Keseriusan Pemerintah Pusat untuk mengenjot pendapatan devisa negara dari sector
pariwisata yakni dengan di galakkanya program rencana strategis dan perioritas
pengembangan pariwisata nasional terutama pada KPSN seperti kabupaten
Wakatobi
b. Kabupaten Wakatobi memiliki banyak potensi wisata baik wisata Alam,wisata
bahari, maupun wisata budaya. Dimana Wakatobi merupakan Taman Nasional yang
menjasi pusat penelitain dan pengembangan wisata bahari. selain itu terdapat
bebarapa DTW Alam,Buatan,dan Budaya.
b. Akseseibilitas untuk menuju pulau wakatobi sudah memadai namun masih
diperlukan perbaikan bertahap terutama dari segi pelayanan fasilitas bandara dan
pelabuhan.
c. Fasilitas sarana dan prasarana penunjang lain juga telah banyak tersedia, meskipun
pemanfaatannya dan pengoperasiannya memerlukan renovasi dan inovasi
berkelanjutan.
d. Dibalik ekpektasi kepariwisataan wakatobi yang tinggi tujuan utama berupa
peningkatan ekonomi dan peran serta masyarakat belum dirrealisasikan dengan
masif, di sebabkan pengelolaan kepariwisataan oleh swasta belum sepenuhnya
mengikuti regulasi yang pemerintah daerah. Sehingga masyarakat belum dapat
merasakan manfaat langsung dari program ini.
e. Jika Konsep wisata halal atau religi diterapkan bisa lebih relevan dengan kearifan
local masyarakat waktobi yang mayoritas muslim yang taat.

4.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka beberapa saran yang di sampaikan antara lain:
1. Agar pemerintah daerah kabupaten Wakatobi dapat lebih meningkatkan kualitas
pelayanan berupa peningkatan fasilitas sarana dan prasarana vital maupun sarana
dan prasarana pendukung wisata berada di wakatobi sesuai rencana kerja
pemerintah pusat.
2. Agar pemerintah serius memanfaatkan potensi destinasi wisata kabupaten
wakatobi untum kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat dengan melibatkan
langsung dalam perencanaan, pelaksananaan dan pengewasan pembangunan
kepariwisataan.
3. Melakukan kegiatan yang kongkrit untuk menghalau dampak negative dari proram
kepariwisataan yang ada. Salah satu dengan melakukan Konsep wisata halal.
DAFTAR PUSTAKA

- Jurnal Pembangunan Pariwisata oleh : Kementerin PPN/Badan Perencanan


Nasional ,Kementerian Pariwisata, Kementerian PUPR

- Kusumaningrum, Dian. 2009. Persepsi Wisatawan Nusantara Terhadap Daya Tarik


Wisata Di Kota Palembang. Tesis PS. Magister Kajian Pariwisata. Universitas
Gadjah Mada.

- Jurnal Tourism Strategy oleh TNC-WWF Indonesia, Wakatobi


- Studi ekonomi politik kepariwisataan wakatobi, fakultas ilmu social dan politik
universitan hasanuddin , Makassar
- Makalah Daya Tarik Wisata Pulau Wangi-Wangi Wakatobi, Politeknik Paiwisata
Makassar.
- Buku Besar kamus Bahasa Indonesia

Anda mungkin juga menyukai