Oleh:
Kelompok 1
IV A ( S1 Pariwisata )
Oleh:
Kelompok 1
Mengetahui
Ketua Program Studi S1 Pariwisata
KATA PENGANTAR
( Kelompok I )
2|Page
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
2.1 Konsep
2.1.1 Pengelolaan
Menurut G.R. Terry, dalam pengelolaan terdapat empat fungsi dasar,
antara lain Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian),
Actuating (Pelaksanaan) dan Controlling (Pengawasan). Keempat fungsi
manajemen ini disingkat dengan POAC.
1. Planning (Perencanaan)
Perencanaan sebagai dasar pemikiran dari tujuan dan penyusunan
langkah-langkah yang akan dipakai untuk mencapai tujuan.
Merencanakan berarti mempersiapkan segala kebutuhan termasuk
didalamnya strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur,
anggaran, dan standar yang dibutuhkan memperhitungkan matang-
matang apa saja yang menjadi kendala, dan merumuskan bentuk
pelaksanaan kegiatan yang bermaksud untuk mencapai tujuan.
2. Organization (Pengorganisasian)
Pengorganisasian ialah penentuan, pengelompokkan, dan penyusunan
macam-macam kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan,
penempatan orang-orang (pegawai) penyediaan faktor-faktor fisik yang
cocok bagi keperluan kerja dan penunjukkan hubungan wewenang, yang
dilimpahkan terhadap setiap orang dalam hubungannya dengan
pelaksanaan setiap kegiatan yang diharapkan.
3. Actuating (Penggerakan)
Penggerakan adalah untuk menggerakan organisasi agar berjalan
sesuai dengan pembagian kerja masing-masing serta menggerakan
seluruh sumber daya yang ada dalam organisasi agar pekerjaan atau
kegiatan yang dilakukan bisa berjalan sesuai rencana dan bisa mencapai
tujuan.
7|Page
4. Controlling (Pengawasan)
Pengawasan dapat dirumuskan sebagai proses penentuan apa yang
harus dicapai yaitu standard, apa yang sedang dilakukan yaitu
pelaksanaan, menilai pelaksanaan, dan bila mana perlu melakukan
perbaikan perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana, yaitu
selaras dengan standar (ukuran).
2.1.2 Destinasi
Pengertian Destinasi Pariwisata secara tradisional disebut sebagai
wilayah geografis seperti negara, pulau, atau kota. (Burkart and Medlik,
1974; Davidson and Maitland, 1997; Hall, 2000).
Sementara itu Tuohino & Konu (2014) menyatakan bahwa pengertian
dari destinasi adalah area geografis sebagai lokasi yang dapat menarik
wisatawan untuk tinggal secara sementara yang terdiri dari berbagai produk
periwisata, sehingga membutuhkan berbagai prasarat untuk
merealisasikannya. Kim & Brown (2012) menyatakan produk pariwisata
sendiri terdiri dari sekelompok atraksi, fasilitas dan layanan kepada
wisatawan. Hu & Ritchie (1993), berpendapat destinasi adalah sebuah paket
(bundle) yang terdiri dari berbagai fasilitas dan layanan pariwisata yang
seperti produk jasa yang lainnya, terdiri dari sejumlah atribut multidimensi
yang bersama-sama menentukan daya tariknya bagi individu tertentu dalam
situasi pilihan tertentu.
2.1.3 Community Based Tourism
Secara konseptual, pariwisata berbasis masyarakat atau yang dikenal
dengan Community-Based Tourism (CBT) adalah sebuah kegiatan
pariwisata yang dimiliki dan dioperasikan oleh masyarakat serta dikelola
dan dikoordinasikan pada tingkat masyarakat yang berkontribusi pada
kesejahteraan masyarakat dengan mendukung mata pencaharian yang
berkelanjutan dan melindungi nilai sosial-tradisi budaya dan sumber daya
warisan alam dan budaya (ASEAN Community Based Tourism Standard,
2016). Prinsip dasar dari CBT menempatkan masyarakat lokal sebagai
8|Page
2.2 Teori
Menurut KBBI, Teori adalah pendapat yang didasarkan pada
penelitian dan penemuan yang didukung oleh data dan
argumentasi; penyelidikan eksperimental yang mampu menghasilkan fakta
berdasarkan ilmu pasti, logika, metodologi dan argumentasi; asas dan hukum
umum yang menjadi dasar suatu kesenian atau ilmu pengetahuan; pendapat,
cara dan aturan untuk melakukan sesuatu.
2.2.1 Teori Pariwisata Berkelanjutan
1. Desa Wisata
Salah satu yang menjadi suatu bentuk kegiatan ekowisata pada
kawasan tertentu yang melibatkan masyarakat lokal setempat adalah desa
wisata. Desa wisata biasanya berupa kawasan pedesaan yang memiliki
beberapa karakteristik khusus yang layak untuk menjadi daerah tujuan
wisata. Dikawasan ini, penduduknya masih memiliki tradisi dan budaya
yang relative masih asli. Selain itu, beberapa faktor pendukung seperti
makanan khas, sistem pertanian dan sistem sosial turut mewarnai sebuah
kawasan desa wisata. Di luar faktor-faktor tersebut, sumberdaya alam
dan lingkungan alam yang masih terjaga merupakan salah satu faktor
penting dari sebuah kawasan desa wisata.
Selain berbagai keunikan tersebut, kawasan desa wisata juga
dipersyaratkan memiliki berbagai fasilitas untuk menunjangnya sebagai
kawasan tujuan wisata. Berbagai fasilitas ini akan memudahkan para
pengunjung desa wisata dalam melakukan kegiatan wisata. Fasilitas-
fasilitas yang seyogyanya ada disuatu kawasan desa wisata antara lain :
sarana transportasi, telekomunikasi, kesehatan, dan akomodasi. Khusus
untuk sarana akomodasi, desa wisata dapat menyediakan sarana
penginapan berupa pondok-pondok wisata (Home Stay) sehingga para
pengunjung dapat merasakan suasana pedesaan yang masih asli.
Menurut Nurhayati dan Wiendu (1993): Desa wisata merupakan suatu
bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang
12 | P a g e
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada peta diatas kita dapat melihat cakupan wilayah dari Desa Sedau itu
sendiri, pengembangan dan pengelolaan yang terfokus didusun diatas. Desa
Sedau merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Narmada,
Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Desa
Sedau merupakan satu dari 16 desa dan kelurahan yang berada di kecamatan
Narmada. Desa ini memiliki jumlah penduduknya sebagian besar bersuku
Sasak. Terletak di bagian barat pulau Lombok, desa Sedau memiliki luas
wilayah 560.00 Ha yang terbagi menjadi enam (6) Dusun yaitu Dusun Eyat
Bintang, Sedau Gondang, Sedau Dese, Dusun Paok Gading, Lebah Suren dan
Dusun Selen Aik. Hampir setiap wilayah di desa Sedau terdiri dari kawasan
perkebunan. Desa Sedau sendiri memiliki dua daya tarik wisata yang saat ini
sudah berkembang yaitu destinasi Gunung Jae dan Gunung Aur. Destinasi
Gunung Jae terletak di dusun Paok Gading yang merupakan salah satu
14 | P a g e
destinasi unggulan yang berada di desa Sedau yang sekarang dijadikan daya
tarik wisata.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif. Menurut Tohirin
(2013:2) penelitian kualitatif merupakan “penelitian yang berupaya
membangun pandangan orang yang diteliti secara rinci serta dibentuk dengan
kata-kata, gambaran holistik (menyeluruh dan mendalam) dan rumit.”.
Menurut Afifuddin (2009:57) “metode penelitian kualitatif adalah metode
penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah,
(lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti merupakan instrument kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis
data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
daripada generalisasi”.
Melalui penjelasan menurut para ahli, maka dapat disimpulkan
bahwa, metode penelitian kualitatif merupakan pendekatan penelitian
berorientasi pada fenomena gejala yang bersifal alami untuk memahami
masalah kemanusiaan dan sosial dimana peneliti merupakan instrument
kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan),
analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna
daripada generalisasi. Didukung dengan data dari narasumber (key person)
untuk memberikan penilaian terhadap variabel-variabel pada objek teramati
(judment value) dan focus grup discussion (FGD), selain itu pengumpulan
data juga dilakukan dengan wawancara dan virtual (google meet). Adapun
pihak-pihak yang menjadi (key person) dalam penentuan nilai (judgement)
adalah tokoh masyarakat yakni Mistria sebagai bendahara pokdarwis di
destinasi Gunung Jae, Sopia sebagai salah satu pokdarwis di destinasi
Gunung Jae, serta kepala desa Sedau.
Adapun metode pengumpulan data yang kami lakukan secara
kualitatif adalah sebagai berikut:
1. Observasi
15 | P a g e
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Desa Sedau
Desa Sadau adalah salah satu desa dari 119 desa yang ada di
kabupaten Lombok Barat. Desa sedau terletak di Kecamatan Narmada
yang menjadi bagian dari 21 desa yang ada di kecamatan narmada.
Desa sedau memiliki luas wilayah 560.00 Ha yang terbagi menjadi
enam (6) Dusun yaitu: Dusun Eyat Bintang, Sedau Gondang, Sedau
Dese, Dusun Paok Gading, Lebah Suren, Dusun Selen Aik.
Desa Sedau Merupakan suatau wilayah yang terdiri dari
kawasan perkebunan, perbukitan dan persawahan. Pada tahun 2021,
jumlah penduduk Desa Sedau yang tersebar di enam dusun tercatat
sebanyak 1.753 KK dan total penduduk sebanyak 4.935 Jiwa. Dari
jumlah penduduk tersebut sebagian besar beragama Islam dengan
jumlah penganut sebanyak 4.839 jiwa, Sedangkan Agama Hindu
sebanyak 157 jiwa, dan 1 Orang beragama Kristen. Dari total jumlah
penduduk yang ada sekitar 10% sudah menempuh pendidikan sarjana
Strata Satu (S1) dan Sarjana Strata Dua (S2), 20 % sudah menempuh
pendidikan jenjang SMA/Sederajat, 30 % sudah menempuh Jenjang
SMP/Sederajat, dan sisanya 40% tamatSD/Sederajat dan tidak tamat
SD. Adapun pekerjaan dari masyarakat Desa Sedau adalah mayoritas
sebagai petani dan pekebun, kemudian disusul oleh pedagang, tukang,
buruh, tenaga pengajar/Guru, dan ASN.
Dalam Bidang Ekonomi, Desa Sedau merupakan salah satu
penyuplai hasil bumi yang cukup besar di wilayah Kecamatan
Narmada, seperti buah-buahan, umbi-umbian, dan olahan hasil bumi
lainnya. Untuk bidang sosial Desa Sedau memiliki tingkat partisipasi
18 | P a g e
yang tinggi dalam bidang gotong royong dan kegiatan sosial lainnya,
sedangkan dalam Bidang Budaya, Desa Sedau memiliki kesenian
Gendang Belek dan kelompok kesenian yang menampilkan pentas
Cupak Gurantang, dll. Desa sedau memiliki banyak potensi baik di
bidang pertanian, peternakan, dan pariwisata. Dan untuk saat ini
Pemerintah Desa Sedau sedang mengembangkan salah satu destinasi
wisata alam yakni wisata danau gunung jae. Produk unggulan yang
dimilki adalah buah-buahan, produk olahanhasil bumi seperti Keripik,
Gula Aren, dll. Sedangkan dari sektor industry yakni olahan hasil
kayu seperti berugak, gazebo, sawung, sekenem, lemari, meja, kursi,
bangku, dll baik yang dikelola oleh kelompok maupun pribadi.
B. Destinasi wisata Gunung Jae
Lokasi wisata ini berada di Desa Sedau, Kecamatan Narmada,
Kabupaten Lombok Barat, NTB. Kawasan wisata ini berada 25 kilo
meter dari pusat Kota Mataram, Ibu Kota Provinsi NTB. Areal wisata
alam ini dikelilingi perbukitan dan persawahan yang mengitari sungai
layaknya danau Airnya jernih, tenang, dan pemandangannya sangat
eksotik. Kumpulan air berbentuk danau inilah yang kemudian menjadi
objek utama di lokasi wisata alam ini. Sebelum menjadi destinasi
wisata, tempat ini awalnya adalah lokasi tambang bahan galian C
seperti pasir dan tanah uruk. Namun, sadar akan keistimewaan lokasi
ini warga Desa Gunung Jae kemudian mengubah lokasi galian daratan
berlubang menjadi lokasi wisata yang indah. Tak ayal lokasi yang
dulunya adalah tambang pasir seluas 10 hektare tersebut kini menjadi
terkenal dan dikunjungi banyak orang. Jumlah kunjungan wisatawan
paling ramai biasanya pada akhir pekan yakni Sabtu dan Minggu.
Selain berwisata tempat ini juga menjadi lokasi camping ground.
Banyak dari wisatawan yang berkemah karena penasaran dengan
panorama alam Gunung Jae. Apalagi lokasi Gunung Jae berdekatan
dengan kawasan hutan yang masuk dalam bagian kaki Gunung
19 | P a g e
1. Attraction
Attraction yang dimiliki objek wisata sedau gunung jae adalah
danau. Danau ini dikelilingi oleh perbukitan dengan suasana yang
tenang dan pemandangan yang indah dan bisa dinikmati oleh para
wisatawan secara langsung. Di dalam kawasan wisata tersebut
memiliki keunikan bangunan kuno dan jembatan sawah yang dimana
bangunan kuno dan jembatan sawah tersebut merupakan daya tarik
tambahan wisata danau gunung jae antara lain, yang unik dari
bangunan dan jembatan sawah tersebut ialah tata letak yang sangat
strategis.
2. Accessibility
Jalan merupakan prasarana untuk memperlancar kegiatan lalu
lintas. Kondisi jalan yang baik akan sangat membantu kelancaran arus
20 | P a g e
lalu lintas angkutan darat. Kondisi jalan raya disekitaran wisata danau
gunung jae tepat nya di desa sedau dalam keadaan baik dan layak
untuk digunakan. Perkerasan jaringan jalannya menggunakan
konstruksi aspal/ hot mix. Keadaan lalu lintasnya, tidak terlalu padat.
Model angkutan yang digunakan oleh para wisatawan menuju wisata
danau Gunung Jae bisa secara langsung masuk ke area objek Wisata.
Sedangkan untuk fasilitas parkirnya sudah disediakan di area obyek
Wisata. Letaknya di sebelah utara dari objek wisata danau Gunung
Jae. Namun kondisi parkirnya sangat memungkinkan untuk menerima
jumlah kendaraan yang besar karena kapasitasnya sangat luas, bisa
menampung beberapa mobil dan puluhan motor. Jarak wisata danau
Gunung Jae dari Kota Mataram adalah 22 Km. Sedangkan untuk
waktu tempuhnya menghabiskan kira-kira 41 menit. Untuk
transportasinya bisa menggunakan bus pariwisata maupun rent car,
kendaraan pribadi, atau online car.
3. Amenities
Amenities merupakan bagian penting bagi industry pariwisata
dan sangat dibutuhkan. keberadaannya. Amenities merupakan
fasilitas pendukung pariwisata seperti perdagangan, penginapan atau
hotel, restaurant, dan yang lainnya. Amenities yang dimiliki objek
wisata danau gunung jae, diuraikan sebagai berikut:
1) Perdagangan
Fasilitas perdagangan yang dimiliki oleh objek wisata danau
Gunung Jae dalam mendukung perkembangan pariwisata sudah
cukup baik. Hal ini terlihat dari adanya beberapa lapak penjualan
disekitar wisata danau Gunung Jae. Tepatnya bersebelahan dengan
area parkir dan camp area. Kondisi lapak penjualan di obyek wisata
danau Gunung Jae sudah sangat baik untuk digunakan. Selain
berpartisipasi sebagai pengelola objek wisata Danau Gunung Jae,
masyarakat juga sebagai pedagang yang berjualan di sekitaran wisata
Danau Gunung Jae Sedau. Partisipasi masyarakat lokal di Industri
21 | P a g e
Adapun struktur pengelola objek wisata gunung jae dari hasil sebagai
berikut. Analisis Model pengembangan Wisata Gunung Jae pengembangan
wisata harus melibatkan banyak sektor (Multi sector) karena membutuhkan
kerjasama dari berbagai pihak seperti halnya pemerintah pusat maupun
daerah, pihak swasta, pengelola wisata, masyarakat setempat, serta asosiasi-
asosiasi di bidang pariwisata dan sebuah kegiatan pariwisata akan selalu
berkembang sehingga dapat menjadi sumber yang paling utama pendapatan
daerah setempat.
Model/Teknik pengembangan wisata Gunung Jae di Desa Sedau,
Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat, karena memiliki suatu
wisata alam yang indah maka model atau teknik konsepnya yaitu pelestarian
alam, penerapan spot-spot foto dan pemetaan, dapat diterapkan didalam
pengembangan destinasi wisata. Dan untuk sistem pengelolaan keuangan ada
kesepakatan antara pokdarwis dan Bumdes yaitu 65% untuk pokdarwis dan
35% untuk Bumdes.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
26 | P a g e