Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

(STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DANAU TOBA DALAM


UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN
SAMOSIR PROVINSI SUMATERA UTARA)

Disusun oleh : Vera Yanti Saragih

GAB 117 013

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

KOTA PALANGKA RAYA

2020
STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DANAU TOBA DALAM UPAYA
MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN SAMOSIR
PROVINSI SUMATERA UTARA

ABSTRAK
Oleh : Vera Yanti Saragih

GAB 117 013

Kawasan Pariwisata Danau Toba merupakan Kawasan Strategis Pariwisata


Nasional ( KSPN), Di tengah danau toba terdapat pulau Samosir. Pulau Samosir
merupakan salah satu obyek wisata alam di provinsi Sumatera Utara. tetapi dalam
lima tahun terakhir jumlah kunjungan wisatawan masih rendah. Penulis bertujuan
untuk mengidentifikasi aspek dalam pengembangan pariwisata di kawasan Danau
toba samosir dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kondisi aspek-
aspek pengembangan kawasan pariwisata yang dianalisis meliputi : aksesibilitas,
daya tarik wisata, sarana dan prasarana. Dukungan masyarakat dan kondisi sosial.
Aspek yang perlu diprioritaskan dalam pengembangan kawasan Danau Toba di
kabupaten Samosir adalah aspek aksesibilitas. Salah satu potensi PAD Kabupaten
Samosir adalah dari sektor pariwisata yang merupakan keunggulan kompetitif
Kabupaten Samosir karena letak dan kondisi geografisnya yang dikelilingi danau
Toba dan pegunungan-pegunungan yang memiliki potensi pariwisata yang sangat
besr. Dimana danau Toba merupakan salah satu ikon pariwisata nasional yang akan
membantu pemerintah Samosir didalam mengembangkan sektor pariwisata di
Samosir itu sendiri, dengan mensinergikan kebijakan-kebijakan pemerintahan pusat
dengan kebijakan-kebijakan pemerintah Samosir sehingga berdampak positif
terhadap peningkatan PAD.

Kata kunci : Strategi, Pengembangan Obyek wisata, Kabupaten Samosir.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………..i
ABSTRAK .................................................................................................................. ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ............................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 3

1.3 Tujuan ........................................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori........................................................................................... 4

2.1.1 Pengertian Pariwisata ............................................................................. 4

2.1.2 Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) .................................................. 4

2.2 Uraian Materi .............................................................................................. 6

2.2.1 Kawasan Danau Toba ............................................................................. 6

2.2.2 Potensi Wisata Danau Toba Samosir....................................................... 7

2.2.3 Strategi Pengembangan Objek Wisata Danau Toba Dalam

Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pemerintahan


Kabupaten Samosir…………………………………………………………9

2.3 Kontribusi Sektor Kepariwisataan Sebagai Solusi Peningkatan


Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Samosir…………………………10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 13

3.2 Saran ........................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA

iii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas
kasih karunia dan berkat-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “ STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DANAU TOBA
DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI
KABUPATEN SAMOSIR PROVINSI SUMATERA UTARA ”. Adapun tujuan dari
penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Reformasi Administrasi
Publik.

Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen yang telah


membantu penulis dalam mengerjakan makalah ini. Penulis juga mengucapkan
banyak terimakasih kepada teman-teman yang telah memberi kontribusi baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.

Penulis mengakui ada banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari seluruh pihak senantiasa penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat membawa pemahaman dan
pengetahuan bagi kita semua.

Palangkaraya, 02 April 2020

Vera Yanti Saragih

(GAB 117 013)

iv
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sektor pariwisata di Indonesia merupakan salah satu sektor yang dapat
menunjang perekonomian di Indonesia. Menurut Wahab (2006) dalam Pardede
dan Suryawan (2016:p.14) Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang
mampu mempercepat pertumbuhaan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja,
peningkatan penghasilan, standart hidup serta menstimulasi sektor-sektor
produktif lainnya. Sebagai sektor yang kompleks, pariwisata juga merealisasi
industri-industri klasik seperti industri-industri kerajinan tangan dan cinderamata.
Penginapan dan transportasi secara ekonomis juga dipandang sebagai industri.
Pariwisata dapat membawa pengaruh besar terhadap peningkatan
perekonomian suatu daerah, karena itu banyak upaya yang harus dilakukan
dalam meningkatkan daya tarik suatu tempat wisata. Sumatera Utara merupakan
salah satu provinsi di Indonesia yang terkenal dengan objek wisatanya yang
indah dan tersebar di banyak kota dan kabupatennya. Salah satu diantaranya
adalah wisata Danau Toba yang berada di Kabupaten Samosir. Kabupaten
Samosir terkenal dengan wisata Danau Toba yang memiliki keindahan alam
yang memukau dan sejumlah situs budaya tradisional khas Batak, dengan
lokasi nya yang sangat strategis menjadi daya tarik bagi para wisatawan
mancanegara dan wisatawan nusantara untuk berwisata.
Dalam pengembangan kawasan pariwisata, Danau Toba merupakan salah
satu dari 88 yang termasuk ke dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional
(KSPN) berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 50 tahun 2011 Tentang
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional tahun 2010-2025,
sehingga menjadi prioritas dalam pembangunan kepariwisataan. Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009, Kawasan Strategis Pariwisata adalah
kawasan yang memiliki fungsi utama atau memiliki pengaruh penting dalam satu
atau lebih aspek, seperti sosial budaya, pertumbuhan ekonomi, pemberdayaan
sumber daya alam, pertahanan dan keamanan atau daya dukung lingkungan
hidup. Terkait pengembangan kawasan pariwisata Danau Toba sebagai

1
kawasan prioritas wisata khususnya pada wilayah kabupaten Toba Samosir
terdapat peraturan pariwisata yang mendukung perkembangan kawasan wilayah
ini, yaitu peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2014, tentang Rencana Tata
Ruang Kawasan Danau Toba dan sekitarnya. peraturan tersebut berisikan
tentang aspek pembangunan dan pengembangan kawasan pariwisata di Danau
Toba.
Sebagai KSPN, kawasan wisata Danau Toba merupakan wisata yang
prioritas pembangunan destinasi wisata yang memiliki skala pelayananan
nasional dan internasional. Dengan status tersebut, seharusnya wisata Danau
Toba, khususnya kabupaten Samosir mampu memberikan kontribusi dan harus
lebih memadai dibandingkan kawasan pariwisata yang belum masuk kedalam
KSPN di Indonesia.
Pengembangan objek wisata sangat berkaitan dengan pelestarian nilai-nilai
kepribadian dan pengembangan budaya, dengan memanfaatkan seluruh potensi
keindahan alam. Pemanfatan disini bukan berarti merubah secara total, tetapi
mengelola, memanfaatkan dan melestarikan setiap potensi yang ada. Oleh
karena itu pengelolaan dan pemanfaatan potensi pariwisata yang dimiliki oleh
daerah juga dikelola oleh masing-masing daerah. Pengelolaan objek pariwisata
yang berada di daerah dan terlebih dikelola dengan baik, karena dapat
menunjang pembangunan sektor pariwisata dimana pengembangan sektor
pariwisata merupakan salah satu upaya yang dapat meningkatkan Pendapatan
Asli Daerah (PAD). Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan semua
penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya
sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (Halim, 2004 : 96). Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 33 Tahun 2004 Pasal 3, Pendapatan Asli Daerah (PAD)
bertujuan untuk memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk
mendanai pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensi daerah sebagai
perwujudan desentralisasi.Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik
untuk menganalisis tentang “STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA
DANAU TOBA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI
DAERAH DI KABUPATEN SAMOSIR PROVINSI SUMATERA UTARA”.

2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang menjadi potensi wisata Danau Toba sebagai daya tarik wisata alam di
provinsi Sumatera Utara kabupaten Samosir?
2. Bagaimana strategi pengembangan obyek wisata Danau Toba dalam
meningkatkan pendapatan asli daerah di kabupaten Samosir?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi potensi Danau Toba sebagai daya
tarik wisata alam di provinsi Sumatera Utara kabupaten Samosir.
2. Untuk mengetahui bagaimana strategi pengembangan obyek wisata Danau
Toba dalam meningkatkan pendapatan asli daerah di kabupaten Samosir.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori


2.2.1 Pengertian Pariwisata
Dalam arti luas, pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar domisili untuk
melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Menurut Koen
Meyers (2009) Pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan oleh
sementara waktu dari tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan
bukan untuk menetap atau mencari nafkah melainkan hanya untuk memenuhi
rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang atau libur serta tujuan-tujuan
lainnya. Sedangkan wisatawan Menurut World Tourism Organization dalam
Marpaung (2002), adalah setiap orang bertempat tinggal di suatu negara tanpa
memandang kewarganegaraannya, berkunjung ke suatu tempat pada negara
yang sama untuk jangka waktu lebih dari 24 jam yang tujuan perjalanannya
dapat diklasifikasikan pada memanfaatkan waktu luang untuk berkreasi, liburan,
kesehatan, pendidikan, keagamaan, dan olahraga atau bisnis dan mengunjungi
kaum keluarga.
Dalam Undang-Undang No.9 Tahun 1990 Pasal 1 ayat 3 tentang
kepariwisataan, pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha
yang terkait di bidang tersebut. Obyek dan daya tarik wisata merupakan segala
sesuatu yang menjadi sasaran wisata. Sesuai dengan UU No.9 tahun 1990
penyelenggaraan kepariwisatawaan dilaksanakan berdasarkan asas manfaat,
adil dan merata, usaha bersama ddan kekeluargaan berperikehidupan dalam
keseimbangan dan kepercayaan pada diri sendiri.

2.1.2 Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)


Dalam Undang-Undang nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dimaksudkan dalam
sumber Pendapatan Asli Daerah terdiri dari :
a. Pajak Daerah
b. Retribusi Daerah

4
c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan.
d. Lain-lain PAD yang sah.
Sesuai dengan penjelasan diatas bahwa sumber Pendapatan Asli Daerah itu
bagian dari sumbangsih sukarela dari semua penghasil seperti Retribusi Daerah,
Pajak Daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain.
Sehingga dapat diketahui dalam pengembangan sektor Pariwisata Danau Toba
di daerah kabupaten Samosir merupakan bagian dari Pendapatan Asli Daerah.
Rozali Abdullah (2005 : 144) mengemukakan bahwa pada umumnya sumber
pendapatan daerah terdiri dari:
1. Pendapatan asli daerah yang selanjutnya disebut PAD yaitu
a. Hasil pajak daerah
b. Hasil retribusi daerah
c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan antara lain berupa
bagian laba dari BUMD, hasil kerja sama dengan pihak ketiga.
d. Lain-lain PAD yang sah,antara lain penerimaan daerah diluar pajak dan
retribusi daerah, seperti jasa giro, hasil penjualan asset daerah.
2. Dana perimbangan, yaitu dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan
kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam pelaksanaan
desentralisasi (otonomi daerah)
3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah, antara lain hibah atau dana darurat
dari pemerintah pusat.
Pajak Daerah Berdasarkan UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang perubahan
atas UU Nomor 34 Tahun 2000 tentang pajak daerah dan retribusi daerah dalam
Saragih (dalam Koswara Kertapraja,2010:61), yang dimaksud dengan pajak
daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi dan badan kepada
daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan
untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan
daerah.
Retribusi Daerah Retribusi menurut Saragih (dalam Koswara
Kertapraja,2010:65) adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa
atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh
Pemda untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Retribusi untuk

5
kabupaten/kota dapat dibagi menjadi 2, yaitu: 1. Retribusi untuk kabupaten/kota
ditetapkan sesuai kewenangan masing-masing daerah, terdiri dari 10 jenis
retribusi jasa umum, 4 jenis retribusi perizinan tertentu, 2. Retribusi untuk
kabupaten/kota ditetapkan sesuai jasa/pelayanan yang diberikan oleh masing-
masing daerah, terdiri dari 13 jenis retribusi jasa usaha. (Kadjatmiko alam
Koswara Kertapraja, 2010:78).

2.2 Uraian Materi


2.2.1 Kawasan Danau Toba
Danau Toba adalah danau kaldera terbesar di dunia yang terletak di Provinsi
Sumatera Utara, berjarak 176 km ke arah Barat Kota Medan sebagai ibu kota
provinsi. Danau Toba (2,88o N – 98,5o 2 E dan 2,35o N – 99,1o E) adalah
danau terluas di Indonesia (90 x 30 km2) dan juga merupakan sebuah kaldera
volkano-tektonik (kawah gunungapi raksasa) Kuarter terbesar di dunia. Sebagai
danau volcano tektonik terbesar di dunia, Danau Toba mempunyai ukuran
panjang 87 km berarah Baratlaut-Tenggara dengan lebar 27 km dengan
ketinggian 904 meter dpl dan kedalaman danau yang terdalam 505 meter.
Kawasan Danau Toba merupakan bagian dari WPS Pusat Pertumbuhan
Terpadu Metro Medan – Tebing Tinggi – Dumai – Pekanbaru yang memiliki luas
369.854 Ha. Secara administratif Kawasan Danau Toba berada di Provinsi
Sumatera Utara dan secara geografis terletak di antara koordinat 2°10’3°00’
Lintang Utara dan 98°24’ Bujur Timur. Kawasan ini mencakup bagian dari
wilayah administrasi dari 8 (delapan) kabupaten yaitu Kabupaten Samosir,
Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Dairi, Kabupaten Karo, Kabupaten
Humbang Hansudutan, Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Simalungun
dan Kabupaten PakPak Barat. Secara fisik, Kawasan Danau Toba merupakan
kawasan yang berada di sekitar Danau Toba dengan deliniasi batas kawasan
didasarkan atas deliniasi Daerah Tangkapan Air (Catchment Area) dan CAT.
Menurut Craig A. Chesner (1997), terjadi 3 letusan : 1.) 840.000 tahun lalu :
terjadi letusan di daerah Porsea yang kemudian membentuk Kaldera Porsea.
Pada letusan ini, terjadi lontaran material sebanyak 500 km kubik andesit-riolit
dan menyisahkan lapisan tuff setebal 300 m; 2.) 501.000 tahun lalu : terjadi
letusan di daerah Haranggaol yang membentuk Kaldera Haranggaol. Pada

6
letusan ini, terjadi lontaran material 60 km kubik riolit dan menyisahkan lapisan
tuff setebal lebih dari 140 m; 3.) 74.000 tahun lalu : terjadi letusan yang
menyatukan Kaldera-Kaldera Toba dengan panjang 100 km dan lebar 30 km
(Ahmad Arif, Kompas, 119 Mei 2014). Letusan Gunung Toba merupakan letusan
gunung berapi yang paling dahsyat yang pernah diketahui di planet Bumi ini dan
hampir memusnahkan generasi umat manusia di planet Bumi. 74.000 tahun
yang lalu, letusan dari supervolcano di Indonesia hampir memusnahkan seluruh
umat manusia, hanya sedikit yang selamat. Kedahsyatan letusan Gunung Toba
memang sangat terkenal dan merupakan 3 besar letusan volcano terdahsyat di
planet bumi. Dan dikabarkan juga matahari sampai tertutup selama 6 tahun.
Bersamaan dengan gelombang besar tsunami, ada 2.800 kilometer kubik abu
yang dikeluarkan, yang menyebar ke seluruh atmosfir bumi kita. Yang mungkin
telah mengurangi jumlah populasi manusia menjadi hanya sekitar 5000 sampai
10.000 manusia saja. Letusan Gunung Toba ini, yang menyebabkan timbulnya
Danau Toba, yang merupakan danau terbesar di Indonesia, bahkan di Asia
Tenggara dan memiliki pemandangan yang begitu indah. Di tengah danau ini
ada satu pulau yang di sebut dengan Pulau Samosir, yang merupakan asal
mulanya suku Batak berada. Pembangunan kepariwisataan pada umumnya
diarahkan sebagai sektor dalam untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,
peningkatan pendapatan daerah, memberdayakan perekonomian masyarakat,
memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan
pengenalan dan pemasaran produk dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Pengembangan kawasan wisata harus merupakan pengembangan
yang terencana secara menyeluruh sehingga dapat diperoleh manfaat yang
optimal bagi masyaraka
2.2.2 Potensi Wisata Danau Toba Samosir
Pariwisata merupakan komoditas andalan sekaligus komoditas strategis di
kabupaten Samosir, hal ini disebabkan karena kabupaten Samosir memiliki
keindahan alam yang sangat luar biasa dan mempunyai peninggalan
sejarah/situs dengan keragaman budaya dan seni serta merupakan tanah
leluhur atau asal muasal bagi seluruh etnis Batak se-dunia. Kabupaten Samosir
memiliki potensi wisata alam, wisata budaya seperti legenda peninggalan
budaya.

7
Potensi wisata yang dimiliki Kabupaten Samosir antara lain adalah:
 Gunung Pusuk Buhit, asal mula suku Batak.
 Aek Boras, Sumber mata air Buru Tatea Bulan.
 Aek Sipitu Dai, Mata air tujuh rasa.
 Batu Sawan, Batu tempat air rasa jeruk purut.
 Menara Pandang Tele, menara tempat memandang panorama Danau Toba
dari ketinggian Pegunungan Tele.
 Partuko Ginjang di Desa Martahan.
 Janji Martahan, tempat pendaratan penerbangan layang.
 Air Terjun Sampurna Efrata.
 Mata Air Pohon Pakki.
 Pemandian Air Panas / Aek Rangat, yang mengandung belerang berjarak 3
km dari Kota Pangururan.
 Danau Sidhoni, danau di tengah Pulau Samosir yang menjadi keunikan
tersendiri dengan sebutan danau diatas danau. Itulah salah satu keunikan
Kabupaten Samosir. Terdapat dua danau di pulau yang ada di tengah Danau
Toba. Danau Sidihoni dan Aek Natonang di Simanindo.
 Aek Liang, sebuah fenomena alam mata air di dalam gua.
 Gua Si Dam-dam, dan Batu Si Dam-dam (batu hitam yang dianggap masih
suci dan sakral).
 Air Panas Simbolon, kawasan berbatu belerang dimana terdapat mata air
panas yang masih alami.
 Lagundi Sitamiang, lokasi untuk perkemahan yang dilengkapi dengan pondok
remaja.
 Tambun Surlan, tempat pemandian alam dengan air yang segar dan udara
yang sejuk.
 Hariara na Bolon, fenomena alam dimana beberapa pohon beringin (hariara)
menyatu membentuk pohon yang sangat besar.
 Pantai Bebas Sukkean, pantai dengan pasir putih yang masih alami dan telah
sering dikunjungi wisatawan mancanegara.
 Pantai Maria Raja, pantai bebas di desa Maria Raja dengan pasir putih dan
air danau yang jernih untuk pemandian dan rekreasi.

8
 Batu Marhosa, berada di Sigarantung, Desa Parmonangan adalah fenomena
alam batu bernafas atau dapat mengembuskan udara.
 Gua Marlakkop di Desa Tanjung.
 Pantai Ambaritta, tempat pemandian dan pemancingan.
 Aek Natonang, berlokasi di Desa Tanjungan merupakan danau diatas danau
dan direncanakan sebagai areal hutan wisata.
 Pulau Tao, restoran dan camping ground berada di Pantai Simanindo
 Tuktuk Siadong, kawasan berbentuk tanjung peninsula yang strategis
sehingga saat ini menjadi pusat kegiatan wisata (central tourist district)
dipenuhi oleh usaha hotel dan restaurant serta pelukis dan pengukir
2.2.3 Strategi Pengembangan Objek Wisata Danau Toba Dalam
Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pemerintahan
Kabupaten Samosir
Pengembangan dan pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Samosir
telah diterbitkan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA)
pada tahun 2007 dan Detail Engginering Design (DED) kawasan Air Panas (Aek
Rangat Kec. Pangururan), sementara kawasan Sigulatti dan Pusuk Buhit telah
diusulkan ke Departemen Kebudayaan dan Pariwisata untuk dibangun sebagai
kawasan Cagar Budaya. Pembangunan kepariwisataan dihadapkan pada
berbagai masalah, tantangan dan hambatan, baik yang berskala global maupun
nasional. Selain itu diperlukan perubahan paradigma dalam memandang
pariwisata dalam konteks pembangunan nasional. Pariwisata tidak hanya
dipandang sebagai alat peningkatan pendapatan nasional, namun memiliki
spektrum yang lebih luas dan mendasar. Berbagai jenis permasalahan seperti
kurangnya alat transportasi akses/menuju destinasi wisata, infrastruktur yang
masih belum dibenahi, serta masih adanya oknum-oknum yang mengambil
keuntungan pribadi dari wisatawan yang berkunjung ke kabupaten Samosir
membuat wisatawan gerah.
Ada empat aspek pengembangan kawasan pariwisata yang dikaji ( daya tarik
wisata, aksesibilitas, prasarana dan sarana, sosial dan dukungan masyarakat)
1. Daya tarik wisata, kemenarikan daya tarik dalam memberi kesan ingin
berkunjung kembali, harga tiket masuk, kebersihan daya tarik wisata,

9
kenyamanan saat berada di wisata tersebut, kepuasan wisatawan
terhadap fasilitas yang ada.
2. Aksesibilitas, Transportasi yang digunakan menuju Danau Toba,
ketersediaan petunjuk daya tarik wisata berupa brosur, peta, kondisi jalan
yang dilalui.
3. Prasarana dan sarana, kemudahan melakukan komunikasi, ketersediaan
air bersih, ketersediaan penginapan, ketersediaan toilet umum,
ketersediaan tempat makan, kepuasan pelayanan terhadap wisatawan,
ketersediaan tempat parker dan ketersediaan took penjual cinderamata.
4. Dukungan sosial masyarakat, dari sisi wisatawan meliputi, kesediaan
masyarakat menjadi pembingbing wisatawan, kesediaan masyarakat
dalam mengembangkan pariwisata, kesediaan menjaga kebersihan
Danau Toba. Diperlukan sikap ramah masyarakat setempat terhadap
wisatawan. Karakter masyarakat yang keras, tegas, dan lantang
terkadang tidak dapat diterima oleh wisatawan yang berasal dari luar
daerah. Sikap terhadap wisatawan yang kurang ramah menjadi salah
satu faktor pertimbangan wisatawan untuk berkunjung kembali ke
kawasan pariwisata Danau Toba. Masyarakat Toba Samosir perlu
diberisosialisasi mengenai partisipasi dengan menerima dan membantu
wisatawan yang melakukan kunjungan wisata.
2.3 Kontribusi Sektor Kepariwisataan Sebagai Solusi Peningkatan Pendapatan
Asli Daerah (PAD) Kabupaten Samosir
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah penerimaan yang diperoleh daerah
dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan
peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sektor pendapatan daerah memegang peranan yang sangat penting, karena
melalui sektor ini dapat dilihat sejauh mana suatu daerah dapat membiayai
kegiatan pemerintah dan pembangunan daerah. Kebijakan yang efektif yang
dikeluarkan oleh pemerintahn merupakan salah satu usaha untuk
mengoptimalkan PAD. Setiap tahunnya pemerintah Kabupaten Samosir
menetapkan target penerimaan dari setiap komponen PAD . Untuk Kabupaten
Samosir sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang memegang
peranan penting dalam kontribusinya terhadap PAD. Pertumbuhan dan

10
perolehan besaran PAD, selama 5 tahun terakhir (2015-2019), diperoleh
peningkatan mencapai 71%. Berdasarkan data Badan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah (BPKAD) Samosir, PAD tahun 2019 mencapai Rp. 58.823
miliar. Jumlah tersebut meningkat dari PAD sebelumnya di Tahun 2018, yakni
Rp. 47.423 Miliar. Kemudian Rp. 46. 463 miliar (2017), Rp. 39.207 miliar (2016),
dan Rp 34.298 miliar (2015). PAD retribusi wisata Danau Toba Samosir dikelola
langsung Oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir provinsi Sumatera
Utara. Berikut rincian jumlah pengunjung dan perolehan retribusi sebagai
sumber PAD Kabupaten Samosir dari 15 objek wisata yang retribusinya dikelola
langsung Dispar Samosir :

1. Objek wisata kawasan Tomok, jumlah pengunjung 2.937 orang dengan


target PAD dari retribusi wisata Rp 180 juta, perolehan PAD hingga Maret
Rp 8.812.000 atau realisasi 4,90%.
2. Pengunjung wisata darat Batu Kursi Persidangan Siallagan, Kecamatan
Simanindo, jumlah pengunjung 1.102 orang, target PAD Rp 50 juta,
perolehan hingga Maret Rp 5.511.000, realisasi 11.02%. Jalur dermaga,
pengunjung 1.474 orang, dengan target PAD Rp 60 juta, perolehan
hingga Maret Rp 4.424.000, realisasi 7,37%.
3. Museum Huta Bolon Simanindo, pengunjung 775 orang, dengan target
PAD Rp 50 juta, perolehan hingga Maret Rp 3.875.000, realisasi 7,75%.
4. Pasir Putih Parbaba, Kecamatan Pangururan, dari pintu I 9.800 orang,
dengan target PAD Rp 350 juta, perolehan hingga Maret Rp 49.000.000,
realisasi 14%. Pintu masuk III 1.712 orang, dengan target PAD Rp 75 juta,
perolehan hingga Maret Rp 8.560.000, realisasi 11,41%.
5. Aek Rangat Pangururan, pengunjung 6.621 orang, dengan target PAD Rp
200 juta, perolehan hingga Maret Rp 33.105.000, realisasi 16,55%.
6. Aek Sipitudai, Kecamatan Sianjur Mula-mula, pengunjung 3.124 orang,
dengan target PAD Rp 100 juta, perolehan hingga Maret Rp 15.620.000,
realisasi 15,62%.
7. Batu Sawan, Kecamatan Sianjur Mula-mula, pengunjung 1.535 orang,
dengan target PAD Rp 70 juta, perolehan hingga Maret Rp 10.745.000,
realisasi 15,35%.

11
8. Menara Pandang Tele, Kecamatan Harian, pengunjung 8.226 orang,
dengan target PAD Rp 400 juta, perolehan hingga Maret Rp 57.588.000,
realisasi 14,40%.
9. Pantai Indah Situngkir, Kecamatan Pangururan, pengunjung 769 orang,
dengan target PAD Rp 50 juta, perolehan hingga Maret Rp 3.845.000,
realisasi 7,69%.
10. Air Terjun Naisogop, Kecamatan Sianjur Mula-mula, pengunjung 1.026
orang, dengan target PAD Rp 45 juta, perolehan hingga Maret Rp
7.182.000, realisasi 15,96%.
11. Air Terjun Efrata, Kecamatan Harian, pengunjung 9.164 orang, dengan
target PAD Rp 300 juta, perolehan hingga Maret Rp 64.148.000, realisasi
21,38%.
12. Hutan Pinus Tele, Kecamatan Harian, pengunjung 322 orang, dengan
target PAD Rp 30 juta, perolehan hingga Maret Rp 2.255.000, realisasi
7,52%.
13. Batu Hobon, Kecamatan Sianjur Mula-mula, pengunjung 1.752 orang,
dengan target PAD Rp 150 juta, perolehan hingga Maret Rp 12.266.000,
realisasi 8,18%.
14. Pantai atau Pondok Remaja Lagundi, Kecamatan Onanrunggu, belum
ada pengunjung dari target PAD Rp 20 juta.
15. Aek Natonang, Kecamatan Simanindo, pengunjung bulan Maret 189
orang, dengan target PAD Rp 50 juta, perolehan 945.000, realisasi
1,89%.

Total perolehan PAD dari retribusi masuk objek wisata yang dikelola
langsung oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir pada triwulan I 2019 sebesar
Rp 287.881.000, dengan total jumlah pengunjung sebanyak 50.528 orang.
Sementara tahun 2018, total jumlah pengunjung/wisatawan masuk ke Samosir
mencapai 378.000 orang.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dinas Pariwisata, seni dan Budaya mempunyai peran penting dalam
meningkatkan pendapatan asli daerah Kabupaten Samosir. Sebagai KSPN,
kawasan wisata Danau Toba merupakan wisata yang prioritas pembangunan
destinasi wisata yang memiliki skala pelayananan nasional dan internasional.
Dengan status tersebut, seharusnya wisata Danau Toba, khususnya kabupaten
Samosir mampu memberikan kontribusi dan harus lebih memadai dibandingkan
kawasan pariwisata yang belum masuk kedalam KSPN di Indonesia. Untuk
meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat kabupaten Samosir
dapat dilakukan dengan memaksimalkan pembangunan pariwisatanya.

3.2 Saran
Adapun saran yang perlu disampaikan dalam meningkatkan pendapatan asli
daerah Kabupaten Samosir adalah:
1. Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya harus meningkatkan jumlah retribusi
sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah
2. Penataan dan pengembangan potensi wisata harus dilakukan dengan
berkesinambungan dan merata pada setiap objek wisata sehingga akan
mendukung dalam peningkatan retribusi daerah
3. Pembinaan dan sosialisasi sadar wisata yang dilakukan oleh dinas ini
harapannya jangan hanya dilakukan sekali dalam setahun tetapi dilakukan
secara berkesinambungan.
4. Perlunya sinergitas yang baik dengan SKPD Samosir, pihak swasta/
pengusaha wisata khususnya dalam membenahi sarana prasarana yang
dibutuhkan dalam menunjang perkembangan pariwisata ini.

13
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Jurnal :

Suprayitno, S., Riamona, S.T., Ira, Z. (2018). The Strategy to Increase the Regional
Revenue (PAD) of the Government of Central Kalimantan through the
Governor Regulation No. 16/2018. Policy & Governance Review . 2. 245-260.
DOI: https://doi.org/10.30589/pgr.v2i3.100

Rizky, A.S., Hanny, W.W, Henky, H. (2018). Pengembangan Kawasan Pariwisata


Danau Toba Kabupaten Toba Samosir,Volume 20 Nomor 2.100-112. DOI:
https://doi.org/10.14710/tataloka.20.2.100-112

Fransiska, R.P., Ida, B.S. (2016). Strategi Pengelolaan Kabupaten Samosir Sebagai
Daya Tarik Wisata Alam Di Provinsi Sumatera Utara, Jurnal Pariwisata
Volume 4,Nomor 1(2016).

DOI: https: //doi.org/10.24843/JDEPAR.2016.v04.i01.p03

Kleofine Wydia dan Heru Purwadio, Kriteria Pengembangan Kawasan Wisata


Danau Toba Parapat, Sumatera Utara, Jurnal Teknik ITS,Vol 4,No 1,(2015)

Rotua, K.S., Rudi, S.S.(2016) Peran Pemerintah Daerah dalam Pengembangan


Pariwisata Alam dan Budaya di Kabupaten Tapanuli Utara, Jurnal Ilmu
Pemerintahan dan Sosial Politik, Vol 4, No 1. 79-96, (2016)

Website:

https://min.wikipedia.org/wiki/Danau_Toba

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2020/01/05/mengenal-danau-toba-danau-
vulkanik-terbesar-di-dunia

http://www.tobasamosirkab.go.id/berita-daerah

https://samosirkab.go.id/2018/03/29/musrenbang-rkpd-kabupaten-samosir-2019-di-gelar-
dua-hari-bupati-peningkatan-pad-tahun-2017-menjadi-722-milyar-rupiah-tahun-
sebelumnya-392-milyar-rupiah/

14

Anda mungkin juga menyukai