Anda di halaman 1dari 4

Pilar Seni dan Budaya

Konservasi dalam bidang seni dan budaya merupakan upaya yang dilakukan untuk tetap
menjaga, melestarikan, dan mengembangkan seni dan budaya tradisional yang sudah ada
sejak dari nenek moyang agar keseniaan atau budaya tersebut masih tetap ada di dalam
bangsa dan tidak menghilang karna terpengaruh kesenian dan budaya asing. Di Universitas
Negeri Semarang konservasi dalam bidang seni dan budaya diatur dalam pilar etika, yang
bertujuan untuk menjaga, melestarikan, dan mengembangkan etika, seni dan budaya local
untuk menguatkan jati diri bangsa. Program pilar etika, seni, dan budaya meliputi
penggalian, pemeliharaan, penyemaian dan pemberian daya hidup etika, seni dan budaya
local melalui pemeliharaan, pendokmentasian, pendidikan, penyebarluasan dan
mempromosikan unsur unsurnya.
permasalahahn yang muncul dalam pilar seni dan budaya=
- Maraknya westernisasi,
Westernisasi di Indonesia ini merupakan persoalan yang serius karena menyebabkan
perubahan masyarakat multikultural Indonesia yang semakin lupa akan budaya,
norma, adat istiadat, nilai luhur, dan rasa cinta tanah air yang sejujurnya merupakan
warisan kepribadian bangsa asli Indonesia dari nenek moyang kita terdahulu.
- Banyaknya perilaku konsumtif di masyarakat
- Munculnya budaya budaya barat yang ditiru oleh masarakat Indonesia sehingga
mulai melupakan budaya daerah setempat.
- Maraknya sex bebas yang berasal dari budaya barat
-Ada beberapa budaya dan kuliner yang di klaim negara lain.
1. Batik
Sungguh sangat menyakitkan hati bangsa Indonesia atas ulah negeri Jiran yang telah
mengakui batik sebagai budayanya.Selain itu juga sangat meresahkan para perrajin
Batik Indonesia. Bangsa ini harus menghapus baying-bayang yang meresahkan itu
agar para perajin batik Indonesia dikemudian hari tidak perlu memberi royalty
kepada Negara lain. Untuk melestarikannya, Pemerintah Indonesia akan
menominasikan batik Indonesia untuk di kukuhkan oleh UNESCO sebagai warisan
budaya tak benda (Intangible Cultural Heritage).
2. Tari Pendet
Geram dan marah muncul dari masyarakat Indonesia menyikapi klaim kebudayaan
yang dilakukan Malaysia. Berbagai asset budaya nasional dalam rentang waktu yang
tak begiu lama,telah di klaim Negara Jiran, pola pengklaimannya pun dilakukan
melalui momentum formal kenegaraan, seperti melalui media promosi “Visit
Malaysia Year” yang disrlipkan kebudayaan nasional Indonesia..
3. Wayang Kulit
4. Angklung
5. Reog Ponorogo
6. Lagu Rasa Sayange
7. Bunga Raflesia Arnoldy
Klaim Malaysia terhadap Bunga Raflesia Arnoldy membangkitkan semangat
Kelompok Peduli Puspa Langka Desa Tebat Monok, Kabupaten Kepahiang untuk
melestarikan habitat flora langka itu.
8. Keris
9. Rendang Padang (Sumatera Barat)
Rendang daging adalah masakan tradisional bersantan dengan daging sapi sebagai
bahan utamanya. Masakan khas dari Sumatera Barat, Indonesia ini sangat digemari
di semua kalangan masyarakat baik itu di Indonesia sendiri ataupun di luar negeri.
Selain daging sapi, rendang juga menggunakan kelapa(karambia), dan campuran dari
berbagai bumbu khas Indonesia di antaranya Cabai (lado), lengkuas, serai, bawang
dan aneka bumbu lainnya yang biasanya disebut sebagai (Pemasak).
Rendang memiliki posisi terhormat dalam budaya masyarakat Minangkabau.
Rendang memiliki filosofi tersendiri bagi masyarakat Minang Sumatra Barat yaitu
musyawarah, yang berangkat dari 4 bahan pokok, yaitu:
• Dagiang (Daging Sapi), merupakan lambang dari Niniak Mamak (para pemmpin
Suku adat)
• Karambia (Kelapa), merupakan lambang Cadiak Pandai (Kaum Intelektual)
• Lado (Cabai), merupakan lambang Alim Ulama yang pedas, tegas untuk
mengajarkan syarak (agama)
• Pemasak (Bumbu), merupakan lambang dari keseluruhan masyarakat
Minang.Rendang ini juga di akui oleh Malaysia sebagai salah satu kuliner khas
Malaysia.
10. ada beberapa Kebudayaan Indonesia lain yang mungkin sudah di Hak Patenkan
Malaysia
• Naskah Kuno dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
• Naskah Kuno dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
• Naskah Kuno dari Sulawesi Selatan oleh Pemerintah Malaysia
• Naskah Kuno dari Sulawesi Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
• Sambal Bajak dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Belanda
• Sambal Petai dari Riau oleh Oknum WN Belanda
• Sambal Nanas dari Riau oleh Oknum WN Belanda
• Tempe dari Jawa oleh Beberapa Perusahaan Asing
• Lagu Soleram dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
• Lagu Injit-injit Semut dari Kalimantan Barat oleh Pemerintah Malaysia
• Alat Musik Gamelan dari Jawa oleh Pemerintah Malaysia
• . Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
• Tari Piring dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
• Lagu Kakak Tua dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
• Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
• Kursi Taman Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah oleh Oknum WN
Perancis
• Pigura Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah oleh Oknum WNInggris
• Motif Batik Parang dari Yogyakarta oleh Pemerintah Malaysia
• Desain Kerajinan Perak Desak Suwarti dari Bali oleh Oknum WN Amerika
• Produk Berbahan Rempah-rempah dan Tanaman Obat Asli Indonesia oleh Shiseido
• Badik Tumbuk Lada oleh Pemerintah Malaysia
• Kopi Gayo dari Aceh oleh perusahaan multinasional (MNC) Belanda
• Kopi Toraja dari Sulawesi Selatan oleh perusahaan Jepang
• Musik Indang Sungai Garinggiang dari Sumatera Barat oleh Malaysia
• Kain Ulos oleh Malaysia
• Alat Musik Angklung oleh Pemerintah Malaysia
• Lagu Jali-Jali oleh Pemerintah Malaysia

Solusi Pilar Seni dan Budaya=


1. Kita sebagai seorang mahasiswa yang aktif dan kreatif tentunya tidak ingin
kebudayaan kita menjadi pudar bahkan lenyap karena pengaruh dari budaya-budaya
luar.Mahasiswa memiliki kedudukan dan peranan penting dalam pelestarian seni
dan budaya daerah. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa mahasiswa merupakan anak
bangsa yang menjadi penerus kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara Indonesia.
Optimalisasi peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah dapat
dilakukan melalui dua jalur, yaitu intrakurikuler dan ekstrakulikuler. Jalur
Intrakurikuler dilakukan dengan menjadikan seni dan budaya daerah sebagai
substansi mata kuliah; sedangkan jalur ekstrakurikuler dapat dilakukan melalui
pemanfaatan unit kegiatan mahasiswa (UKM) kesenian dan keikutsertaan mahasiswa
dalam kegiatan-kegiatan seni dan budaya yang diselenggarakan oleh berbagai pihak
untuk pelestarian seni dan budaya daerah.
a. Jalur Intrakurikuler
Untuk mengoptimalkan peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah
diperlukan adanya pemahaman mahasiswa terhadap seni dan budaya daerah. Tanpa
adanya pemahaman yang baik terhadap hal itu, mustahil mahasiswa dapat
menjalankan peran itu dengan baik. Peningkatan pemahaman mahasiswa terhadap
seni dan budaya daerah dapat dilakukan melalui jalur intrakurikuler; artinya seni dan
budaya daerah dijadikan sebagai salah satu substansi atau materi pembelajaran
dalam satu mata kuliah atau dijadikan sebagai mata kuliah. Melalui mata kuliah-
mata kuliah itu, mahasiswa dapat diberi penugasan untuk melihat, memahami,
mengapresiasi, mendokumentasi, dan membahas seni dan budaya daerah. Dengan
kegiatan-kegiatan semacam itu pemahaman mahasiswa terhadap seni dan budaya
daearah akan meningkat yang juga telah melakukan pelestarian.
Jalur intrakurikuler lainnya yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman
bahkan mengoptimalkan peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya
daerah adalah Kuliah Kerja Nyata (KKN).
b. Jalur Ekstrakurikuler
Pembentukan dan pemanfaatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kesenian Jawa
(Daerah Lainnya) merupakan langkah lain yang dapat ditempuh untuk
mengoptimalkan peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah.
Sehubungan dengan hal itu, pimpinan perguruan tinggi perlu mendorong
pembentukan UKM Kesenian Daerah. Lembaga kemahasiswaan itu merupakan
wahana yang sangat strategis untuk upaya-upaya tersebut, karena mereka adalah
mahasiswa yang benar-benar berminat dan berbakat dalam bidang seni tradisi.
Latihan-latihan secara rutin sebagai salah satu bentuk kegiatan UKM kesenian
daerah (Jawa misalnya) yang pada gilirannya akan berujung pada pementasan atau
pergelaran merupakan bentuk nyata dari pelestarian seni dan budaya daerah.

2.

Anda mungkin juga menyukai