Anda di halaman 1dari 5

Contoh Permasalahan mengenai Budaya Indonesia

Ada beberapa budaya dan kuliner yang di klaim negara lain.


1.Batik
Sungguh sangat menyakitkan hati bangsa Indonesia atas ulah negeri Jiran yang telah
mengakui batik sebagai budayanya.Selain itu juga sangat meresahkan para perrajin
Batik Indonesia. Bangsa ini harus menghapus baying-bayang yang meresahkan itu
agar para perajin batik Indonesia dikemudian hari tidak perlu memberi royalty kepada
Negara lain. Untuk melestarikannya, Pemerintah Indonesia akan menominasikan batik
Indonesia untuk di kukuhkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda
(Intangible Cultural Heritage).
2.TariPendet
Geram dan marah muncul dari masyarakat Indonesia menyikapi klaim kebudayaan
yang dilakukan Malaysia. Berbagai asset budaya nasional dalam rentang waktu yang
tak begiu lama,telah di klaim Negara Jiran, pola pengklaimannya pun dilakukan
melalui momentum formal kenegaraan, seperti melalui media promosi Visit Malaysia
Year yang disrlipkan kebudayaan nasional Indonesia..
3.WayangKulit
4.Angklung
5.ReogPonorogo
6.LaguRasaSayange
7.BungaRaflesiaArnoldy
Klaim Malaysia terhadap Bunga Raflesia Arnoldy membangkitkan semangat
Kelompok Peduli Puspa Langka Desa Tebat Monok, Kabupaten Kepahiang untuk
melestarikan habitat flora langka itu.
8.Keris
9.RendangPadang(SumateraBarat)
Rendang daging adalah masakan tradisional bersantan dengan daging sapi sebagai
bahan utamanya. Masakan khas dari Sumatera Barat, Indonesia ini sangat digemari di
semua kalangan masyarakat baik itu di Indonesia sendiri ataupun di luar negeri. Selain
daging sapi, rendang juga menggunakan kelapa(karambia), dan campuran dari
berbagai bumbu khas Indonesia di antaranya Cabai (lado), lengkuas, serai, bawang dan
aneka bumbu lainnya yang biasanya disebut sebagai (Pemasak).
Rendang memiliki posisi terhormat dalam budaya masyarakat Minangkabau. Rendang
memiliki filosofi tersendiri bagi masyarakat Minang Sumatra Barat yaitu musyawarah,
yang berangkat dari 4 bahan pokok, yaitu:
Dagiang (Daging Sapi), merupakan lambang dari Niniak Mamak (para pemmpin
Suku adat)
Karambia (Kelapa), merupakan lambang Cadiak Pandai (Kaum Intelektual)
Lado (Cabai), merupakan lambang Alim Ulama yang pedas, tegas untuk
mengajarkan syarak (agama)
Pemasak (Bumbu), merupakan lambang dari keseluruhan masyarakat Minang.
Rendang ini juga di akui oleh Malaysia sebagai salah satu kuliner khas Malaysia.
10. ada beberapa Kebudayaan Indonesia lain yang mungkin sudah di Hak Patenkan
Malaysia
Naskah Kuno dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
Naskah Kuno dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
Naskah Kuno dari Sulawesi Selatan oleh Pemerintah Malaysia
Naskah Kuno dari Sulawesi Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
Sambal Bajak dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Belanda
Sambal Petai dari Riau oleh Oknum WN Belanda
Sambal Nanas dari Riau oleh Oknum WN Belanda
Tempe dari Jawa oleh Beberapa Perusahaan Asing
Lagu Soleram dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
Lagu Injit-injit Semut dari Kalimantan Barat oleh Pemerintah Malaysia
Alat Musik Gamelan dari Jawa oleh Pemerintah Malaysia
. Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
Tari Piring dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
Lagu Kakak Tua dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
Kursi Taman Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah oleh Oknum WN
Perancis
Pigura Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah oleh Oknum WN
Inggris
Motif Batik Parang dari Yogyakarta oleh Pemerintah Malaysia
Desain Kerajinan Perak Desak Suwarti dari Bali oleh Oknum WN Amerika
Produk Berbahan Rempah-rempah dan Tanaman Obat Asli Indonesia oleh Shiseido
Badik Tumbuk Lada oleh Pemerintah Malaysia
Kopi Gayo dari Aceh oleh perusahaan multinasional (MNC) Belanda
Kopi Toraja dari Sulawesi Selatan oleh perusahaan Jepang
Musik Indang Sungai Garinggiang dari Sumatera Barat oleh Malaysia
Kain Ulos oleh Malaysia
Alat Musik Angklung oleh Pemerintah Malaysia
Lagu Jali-Jali oleh Pemerintah Malaysia
Peran mahasiswa dalam kebudayaan
Kita sebagai seorang mahasiswa yang aktif dan kreatif tentunya tidak ingin
kebudayaan kita menjadi pudar bahkan lenyap karena pengaruh dari budaya-budaya
luar.Mahasiswa memiliki kedudukan dan peranan penting dalam pelestarian seni dan
budaya daerah. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa mahasiswa merupakan anak bangsa
yang menjadi penerus kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara Indonesia. Sebagai intelektual muda yang kelak menjadi pemimpin-
pemimpin bangsa, pada mereka harus bersemayam suatu kesadaran kultural sehingga
keberlanjutan negara bangsa Indonesia dapat dipertahankan. Pembentukan kesadaran
kultural mahasiswa antara lain dapat dilakukan dengan pengoptimalan peran mereka
dalam pelestarian seni dan budaya daerah.
Optimalisasi peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah dapat
dilakukan melalui dua jalur, yaitu intrakurikuler dan ekstrakulikuler. Jalur
Intrakurikuler dilakukan dengan menjadikan seni dan budaya daerah sebagai substansi
mata kuliah; sedangkan jalur ekstrakurikuler dapat dilakukan melalui pemanfaatan
unit kegiatan mahasiswa (UKM) kesenian dan keikutsertaan mahasiswa dalam
kegiatan-kegiatan seni dan budaya yang diselenggarakan oleh berbagai pihak untuk
pelestarian seni dan budaya daerah.
a. Jalur Intrakurikuler
Untuk mengoptimalkan peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah
diperlukan adanya pemahaman mahasiswa terhadap seni dan budaya daerah. Tanpa
adanya pemahaman yang baik terhadap hal itu, mustahil mahasiswa dapat
menjalankan peran itu dengan baik. Peningkatan pemahaman mahasiswa terhadap seni
dan budaya daerah dapat dilakukan melalui jalur intrakurikuler; artinya seni dan
budaya daerah dijadikan sebagai salah satu substansi atau materi pembelajaran dalam
satu mata kuliah atau dijadikan sebagai mata kuliah. Kemungkinan yang pertama
dapat dilakukan melalui mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) bagi
mahasiswa program studi eksakta, dan Ilmu Budaya Dasar dan Antropologi Budaya
bagi mahasiswa program studi ilmu sosial. Dalam dua mata kuliah itu terdapat
beberapa pokok bahasan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman
mahasiswa terhadap seni dan budaya daerah yaitu tentang manusia dan kebudayaan,
manusia dan peradaban, dan manusia, sains teknologi, dan sen.Kemungkinan yang
kedua tampaknya telah diakomodasi dalam kurikulum program studi-program studi
yang termasuk dalam rumpun ilmu budaya seperti program studi di lingkungan
Fakultas Sastra atau Fakultas Ilmu Budaya. Beberapa mata kuliah yang secara khusus
dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman terhadap seni dan budaya daerah
adalah Masyarakat dan Kesenian Indonesia, Manusia dan Kebudayaan Indonesia, dan
Masyarakat dan Kebudayaan Pesisir. Melalui mata kuliah-mata kuliah itu, mahasiswa
dapat diberi penugasan untuk melihat, memahami, mengapresiasi, mendokumentasi,
dan membahas seni dan budaya daerah. Dengan kegiatan-kegiatan semacam itu
pemahaman mahasiswa terhadap seni dan budaya daearah akan meningkat yang juga
telah melakukan pelestarian.
Jalur intrakurikuler lainnya yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman
bahkan mengoptimalkan peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah
adalah Kuliah Kerja Nyata (KKN). Mahasiswa-mahasiswa yang telah mendapatkan
pemahaman yang mencukupi terhadap seni dan budaya daerah dapat berkiprah
langsung dalam pelestarian dan pengembangan seni dan budaya daerah. Kuliah Kerja
Profesi (KKP) yang merupakan bentuk lain dari KKN di Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Diponegoro telah digunakan untuk berperan serta dalam pelestarian dan
pengembangan seni dan budaya daerah. Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, khususnya
yang berasal dari program studi Sejarah, dalam tiga tahun terakhir sebagian telah
membantu merevitalisasi seni budaya yang tumbuh dan berkembang di Semarang,
misalnya batik Semarang, arsitektur Semarang, dan membantu mempromosikan
perkumpulan Wayang Orang Ngesthi Pandhawa.
b. Jalur Ekstrakurikuler
Pembentukan dan pemanfaatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kesenian Jawa
(Daerah Lainnya) merupakan langkah lain yang dapat ditempuh untuk
mengoptimalkan peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah.
Sehubungan dengan hal itu, pimpinan perguruan tinggi perlu mendorong pembentukan
UKM Kesenian Daerah. Lembaga kemahasiswaan itu merupakan wahana yang sangat
strategis untuk upaya-upaya tersebut, karena mereka adalah mahasiswa yang benar-
benar berminat dan berbakat dalam bidang seni tradisi. Latihan-latihan secara rutin
sebagai salah satu bentuk kegiatan UKM kesenian daerah (Jawa misalnya) yang pada
gilirannya akan berujung pada pementasan atau pergelaran merupakan bentuk nyata
dari pelestarian seni dan budaya daerah.
Forum-forum festival seni mahasiswa semacam Pekan Seni Mahasiswa Tingkat
Nasional (Peksiminas) merupakan wahana yang lain untuk pengoptimalan peran
mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah.
Kesimpulan
Dari Penulisan Makalah ini saya dapat menyimpulkan Bahwa Perubahan Dinamis dan
arus Globalisasi yang tinggi menyebabkan Masyarakat kita sebagai bangsa indonesia
yang memiliki banyak dan beragam kebudayaan kurang memiliki kesadaran akan
pentingnya peranan budaya lokal kita ini dalam memperkokoh ketahanan Budaya
Bangsa. Padahal sesungguhnya Budaya Lokal yang kita miliki ini dapat menjadikan
kita lebih bernilai dibandingkan bangsa lain karena betapa berharganya nilai nilai
budaya lokal yang ada di negara ini. Untuk itu seharusnya kita bisa lebih tanggap dan
peduli lagi terhadap semua kebudayaan yang ada di indonesia ini. Selain itu kita harus
memahami arti kebudayaan serta menjadikan keanekaragaman budaya yang ada di
Indonesia sebagai sumber kekuatan untuk ketahanan budaya bangsa.Agar budaya kita
tetap terjaga dan tidak diambil oleh bangsa lain. Karena kekayaan bangsa Indonesia
yang tidak ternilai harganya itu dan tidak pula dimiliki oleh bangsa-bangsa asing. Oleh
sebab itu, sebagai generasi muda, yang merupakan pewaris budaya bangsa, hendaknya
memelihara seni budaya kita demi masa depan anak cucu.

Anda mungkin juga menyukai