Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nur Miftachul Arifah

Nim : 4201419038
Rombel : 2B – Pendidikan Fisika

Sebagai wujud turut menciptakan masa depan Indonesia yang gilang gemilang yang berakar pada
identitas dan budaya nasional, Universitas Negeri Semarang telah mengkristalkan nilai-nilai karakter
konservasi yang meliputi nilai karakter inspiratif, humanis, peduli, inovatif, kreatif, sportif, jujur, dan adil.
a. Nilai Karakter Inspiratif
Istilah inspiratif berasal dari kata inspirare (Bahasa Latin) yang secara Bahasa berarti bernafas
semangat (Smith, 2008 dalam Wibowo, dkk, 2017). Inspirasi sebagai sebuah pesan yang didapat
dari suatu aktivitas atau peristiwa atau keadaan yang menyentuh emosi serta mengandung
penyingkapan dan penyadaran, sehingga memmbuat orang yang mendapatkannya tergerak untuk
menindaklanjutinya menjadi tindakan-tindakan nyata. Dengan demikian, nilai karakter inspiratif
dapat di definisikan sebagai suatu kesadaran pada diri individu untuk peduli dan mau dalam
memberikan pesan, baik yang disampaikan secara verbal maupun tindakan, yang menstimulasi
pencerahan, kreativitas atau usaha yang efektif, keteguhan hati, dan kebahagiaan kepada orang lain
yang tercermin dalam sikap dan perilaku dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Nilai karakter inspiratif wajib dilaksanakan oleh seluruh warga UNNES baik dalam kegiatan
tridharma perguruan tinggi maupun kegiatan lain di dalam kampus maupun di luar kampus. Untuk
dapat melaksanakan nilai karakter tersebut, warga kampus harus mengetahui indikator dari nilai
karakter inspiratif agar perilakunya benar dan selaras. Indikator nilai karakter inspiratif adalah
memberi harapan, memberi motivasi, selalu menjadi yang pertama, ingin selalu dikenang, berpikir
positif terhadap sesuatu, meningkatkan keingintahuan orang lain, berjiwa penolong, mau
mengorbankan waktu, pikiran, tenaga, dan harta, selalu mempengaruhi diri, dan suka membaca.

b. Nilai Karakter Humanis


Nilai karakter humanis dikembangkan berdasarkan filosofi humanistic. Humanistik secara
umum berarti sikap yang secara prinsip menghormati setiap orang dalam keutuhannya sebagai
manusia, dalam martabatnya sebagai makhluk yang bebas, yang berhak menentukan sendiri arah
kehidupan serta keyakinannya (Suseno 1994 dalam Wibowo, dkk,2017).
Budaya humanistic dapat dimengerti sebagai pikiran, tindakan dan atau kebiasaan orang yang
memperjuangkan pergaulan hidup yang lebih baik berdasarkan asas perikemanusiaan. Tindakan
menghargai, bermakna memanusiakan manusia, dan menumbuhkan rasa perikemanusiaan disebut
dengan humanisasi atau proses pembudayaan humanistic. Penghormatan kepada orang lain dalam
identitasnya, dalam keyakinan kepercayaannya, cita-citanya, ketakutannya, dan kebutuhannya
disebut humanisme.

c. Nilai Karakter Peduli


Kepedulian adalah sebuah nilai dasar dan sikap memperhatikan dan bertindak proaktif terhadap
kondisi atau keadaan di sekitar kita (Wibowo, dkk, 2017). Sikap peduli merupakan sebuah sikap
keberpihakan kita untuk melibatkan diri dalam persoalan, keadaan atau kondisi yang terjadi
disekitar kita. Orang yang peduli adalah orang yang terpanggil melakukan sesuatu dalam rangka
memberi inspirasi, perubahan, kebaikan kepada lingkungan di sekitarnya.
Nilai karakter peduli wajib dilaksankan oleh seluruh warga UNNES baik dalam kegiatan
didalam kampus maupun di luar kampus.Indikator dari nilai karakter peduli agar perilakunya benar
dan selaras. Indikator nilai karakter peduli adalah simpati, empati, suka menolong, altruis, pemberi,
memiliki inisiatif, rela berkorban, tidak mengutamakan keuntungan, mengutamakan kegunaan bagi
orang lain, dan ikhlas.

d. Nilai Karakter Inovatif


Berdasarkan pemikiran Roger (1983 dalam Wibowo, dkk. 2017), inovasi mengandung makna
gagasan, ide, konsep, kebijakan, rencana, produk, praktik, atau apa saja yang merupakan sesuatu
yang baru yang selanjutnya diimplemantasikan. Istilah “baru” bermakna mengkreasikan dan
mengimplemantasikan sesuatu menjadi satu kombinasi. Implementasi dari suatu gagasan atau
pengetahuan akan menghasilkan teknologi baru atau produk baru yang pada gilirannya produk
tersebut sangat bermanfaat bahkan dapat bernilai komersial, social, atau organisasi. Inovasi juga
dapat memiliki makna menambahkan nilai pada produk, pelayanan, proses kerja, pemasaran,
system pengiriman, dan kebijakan. Hasil kegiatan inovasi harus bermakna bagi individu, institusi,
masyarakat, bangsa,, negara, dan umat manusia pada umumnya.
Inovasi menghasilkan ide baru. Ide baru tidak hanya dilaksanakan di lingkungan terbatas, tetapi
juga diterapkan di lingkup yang lebih luas. Kesiapan menerima kegagalan harus dikembangkan.
Penerimaan atas kegagalan adalah salah satu kunci sukses berinovasi, karena dengan demikian
berani melakukan hal-hal baru. Untuk meningkatkan karakter inovatif, setiap warga diberi
kesempatan bereksperimen dan juga diberi kebebasan atas kemungkinan mengalami kegagalan.
Keberanian mencobakan suatu ide baru yang resikonya relative rendah ke public perlu
dikembangkan. Semangat tinggi diperlukan bagi keberhasilan berinovasi. Oleh karena itu, salah
satu tugas pimpinan untuk meningkatkan keberhasilan berinovasi adalah mengobarkan semangat
warganya antara lain dengan menyadarkan penting dan manfaat tercapainya tujuan organisasi atau
perusahaan.

e. Nilai Karakter Kreatif


Kreativitas pada hakikatnya adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru yang
berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang sudah ada, baik pengetahuan atau pengalaman
(Munandar, 2012 dala Wibowo, dkk, 2017). Kreativitas juga diartikan sebagai suatu kecenderungan
untuk membangun atau mengenalkan gagasan, alternative, atau peluang yang akan bermanfaat
dalam pemecahan masalah, komunikasi antar manusia, dan melayani diri sendiri maupun melayani
orang lain. Seperti halnya inovasi, salah satu ciri penting dari suatu hasil karya kreatif adalah unsur
kebaruan.
Karakter kreatif hanya dimiliki oleh orang-orang yang selalu berfikir kreatif. Berpikir kreatif
memiliki ciri-ciri fluency, fleksibility, originality, elaboration, dan redefinition (Guildford, 1950
dalam Wibowo,dkk, 2017). Fluency atau kelancaran adalah kemampuan untuk menghasilkan
banyak ide atau gagasan. Fleksibility atau keluwesan adalah kemampuan untuk menyelesaikan
masalah dengan menggunakan berbagai prosedu, cara, atau pendekatan, bahkan berbagai
kemungkinan jawaban. Originality diartikan lebih pada kebaruan daripada keaslian. Elaboration
atau elaborasi adalah kemampuan untuk melihat suatu masalah berdasarakan sudut pandang yang
berbeda dengan kenyakan orang.

f. Nilai Karakter Sportif


Nilai karakter sportif didasarkan oleh filsafat kuno keolahragaan yang dikenal sebagai
olimpysm. Nilai-nilai olahraga yang terdapat dalam olimpysm dapat diejawantahkan dalam
kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat dan berbangsa. Praktik pembelajaran atau Pendidikan
olahraga pun mampu menjadi wahana bagi para peserta didik untuk mengembangkan karakter
(Doty, 2006 dalam Wibowo, dkk, 2017).
Dalam kaitannya dengan nilai dan karakter sportif, maka nilai dan karakter yang terkandung
dalam sportif meliputi: keunggulan (excellence), persahabatan (friendship), penghormatan
(respect), keadilan (fair play), dan integritas (integrity) (Wibowo,dkk, 2017).

g. Nilai Karakter Jujur


Jujur merupakan sikap dan perilaku seseorang yang didasarkan pada nilai-nilai kebenaran yang
diakui dan dijunjung tinggi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
(Wibowo,dkk, 2017). Kriteria normative jujur, diantaranya :
1. Berperilaku sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma kebenaran dalam segala aspek
kehidupan.
2. Berani membela kebenaran secara objektif sesuai dengan harkat dan martabat manusia.
3. Berani mengatakan yang benar dan tidak lazim.
4. Melaksanakan janji secara konsisten dan konsekuen.
5. Berani mencela kebohongan dan kecurangan.
Kejujuran mengandung arti dapat dipercaya, setia, tulus, gigih, dan konsisten. Dapat dipercaya
(trustworth), memiliki maksud bahwa setiap individu maupun unit yang ada di Universitas
Negeri Semarang memiliki tanggung jawab yang sama sehingga mampu mengemban tugas
yang diberikan kepadanya.

h. Nilai Karakter Adil


Adil merupakan sikap dan perilaku seseorang yang didasarkan pada hak dan kewajiban asasi
manusia dengan menjunjung tinggi perbedaan agama, ras, gender, status social, dan keragaman
budaya sehingga dapat menghindarkan diri dari tindakan sewenang-wenang dan diskriminatif
(Wibowo,dkk, 2017). Adil dapat diukur melalui berbagai kriteria normative, diantaranya:
1. Berperilkau sesuai dengan harkat dan martabat manusia.
2. Berperilaku seimbang, serasi, dan selaras dalam hubungan dengan manusia dan lingkungan.
3. Tidak sewenang-wenang dan tidak diskriminatif terhadap orang lain.
4. Tidak membeda-bedakan hak orang yang satu dengan yang lain.
5. Berperilaku objektif dan proporsional dalam menyelesaikan masalah.

Anda mungkin juga menyukai