Anda di halaman 1dari 9

PERWUJUDAN KOMPETENSI KRITIS DALAM PENGGUNAAN

BAHASA INDONESIA

(CERMAT MENGGUNAKAN IMBUHAN)

DISUSUN OLEH :

AGNES FITRI SAVIRA 3422117006

RIEZA WIDYA PRATIWI 3422117257

ULFA HANIFA 3422117323

AKADEMI FARMASI IKIFA


JAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar,
serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai perwujudan
kompetensi kritis dalam penggunaan bahasa indonesia (cermat menggunakan imbuhan).

Makalah ini telah dibuat dengan berbagai jurnal yang sudah dibaca dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan
makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun. Kritik dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi kami dan para
pembaca.

Jakarta, 04 Oktober 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Imbuhan adalah bunyi – bunyi yang ditambahkan kepada kata dasar untuk mengubah atau
menambahkan makna pada kata dasarnya. Imbuhan – imbuhan tersebut bisa diletakkan di
awal (prefiks), di tengah/sisipan (infiks), akhir (suffikis), dan awalan-akhiran (konfiks) kata
dasar. Jenis – jenis imbuhan tersebut mempunyai fungsi yang berbeda – beda.

2.1 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian imbuhan?
2. Apa fungsi Imbuhan?
3. Apa saja jenis-jenis Imbuhan?

3.1 Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami pengertian serta fungsi imbuhan
2. Mahasiswa dapat memahami jenis-jenis imbuhan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian imbuhan

Kridalaksana (2009; 28-31) menyebutkan bahwa afiksasi adalah proses yang mengubah
leksem menjadi kata kompleks. Kridalaksana (1989:31-83) mendeskripsikan afiksasi sebagai
proses atau hasil penambahan afiks pada dasar. Richard (dalam Putrayasa; 2008;5)
mengatakan bahwa afiksasi atau pengimbuhan adalah proses pembentukan kata dengan
membubuhkan afiks (imbuhan) pada bentuk dasar, baik bentuk dasar tunggal maupun
kompleks. Ramlan (1987:49) menyebut proses afiksasi sebagai proses pembubuhan afiks.
Menurutnya, suatu satuan yang dilekati afiks disebut bentuk dasar. Afiksasi menurut Samsuri
(1985: 190), adalah penggabungan akar kata atau pokok dengan afiks.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa afiksasi adalah proses
pembentukan kata dengan membubuhkan afiks (imbuhan) pada bentuk dasar, baik bentuk
dasar tunggal maupun kompleks untuk membentuk kata baru dengan arti yang berbeda.

2.2 Fungsi imbuhan

Pemakaian imbuhan dapat mengubah kelas kata. Kata benda misalnya, setelah diberi
imbuhan bisa menjadi kata kerja, kata sifat, atau kata lainnya.
Contoh:
· batu(benda) -> membatu (sifat)
· indah (sifat) -> seindah-indahnya (keterangan)
· mandi (kerja) -> pemandian (benda)

Fungsi imbuhan adalah:

- Membentuk kata benda, yakni peN-, pe-, per-, ke-, -isme, -wan, -sasi, -tas, peN-an, pe-an,
per-an, dan ke-an. Contoh: pelaut, penyapu, wartawan, dll.
- Membentuk kata kerja, yakni me-, ber-, per-, ter-, di, -kan, ter-kan,dan di-i. Contohnya:
melaut berlayar, terlihat diminum, bawakan, lempari, menaiki.
- Membentuk kata sifat,yakni –I, -wi,-iah, dan –is. Contohnya: manusiawi, duniawi, ilmiah,
agamis
- Membentuk kata bilangan yakni se- dan ke-. Contohnya: sepuluh dan kedua.
- Membentuk kata keterangan, se-nya ; -nya ; -an, Contoh: sepertinya, habis-habisan,
seindah-indahnya, dll.

2.3 Jenis-jenis imbuhan


AWALAN/PREFIKS

Imbuhan yang diletakkan pada awal kata dasar disebut dengan awalan (prefiks). Ada
beberapa imbuhan awalan, di antaranya adalah:

me-
Imbuhan me- berfungsi untuk membentuk kata kerja aktif pada kata dasarnya. Imbuhan me-
bisa berubah – ubah menjadi beberapa bentuk sesuai dengan kata dasar yang diikutinya.
Contoh:
Dobrak + men - = Mendobrak
Pencuri itu mendobrak pintu rumahku dan mencuri beberapa barang berharga.

Ambil + meng- = Mengambil


Aku mengambil buku yang tertinggal di rumah.

Sapa + meny- = menyapa


Setiap hari aku menyapa dirinya.

Bimbing + mem- = membimbing


Tugas seorang guru adalah membimbing anak muridnya.

kecil + menge- = mengecil


Sepatuku mengecil karena kakiku membesar.

ber-
Imbuhan ber- juga bisa berubah menjadi dua bentuk yaitu bel- dan be-. Apabila imbuhan ber-
bertemu dengan kata dasar yang diawali dengan konsonan, maka ber- menjadi be.
Contoh :
Kerja + ber- = bekerja
Ajar + ber- = belajar.

di-
Imbuhan di- tidak memiliki perubahan bentuk dan berfungsi untuk membentuk makna pasif
pada kata dasarnya.
Contoh:
Buang + di- = dibuang
Sampah – sampah dibuang ke tempat sampah oleh ibu.

ter-
Imbuhan ter- juga tidak memiliki perubahan khusus, tetapi memiliki beberapa fungsi di
antaranya adalah:
Sebagai penunjuk makna ketidaksengajaan.
Contoh :
buang + ter- = terbuang ; Barangku terbuang ke kotak sampah ketika aku tidak ada di rumah.

Sebagai pembentuk kata sifat


Contoh :
Baik + ter- = terbaik ; kelasku menjadi kelas yang terbaik di sekolah.

Sebagai pembentuk kata pasif


Contoh :
Injak + ter- = terinjak ; kakiku terinjak oleh Budi

pe-
Imbuhan pe- memiliki beberapa macam bentuk perubahan, di antaranya adalah peng-, penye-,
dan per-. Imbuhan ini juga memiliki fungsi sebagai berikut:
Sebagai penunjuk pelaku :
pekerja, pelajar, pembohong, pemberi, pengurus, pembantu, dan lain – lain.
Aku adalah seorang pelajar di SMAN 1 Bagun Pagi.
Sebagai pembentuk kata perintah : Perlambat, pertajam, perindah, percantik, dan lain – lain.
Percantik lukisan itu!

Sebagai penunjuk sifat : pemalu, pemaaf, dan lain – lain.


Dia adalah anak yang pemalu.

Sebagai penunjuk alat: penghapus, penggaruk, penggoreng, penggiling, dan lain – lain.
Ibu menggunakan panci penggoreng sebagai wadah.

ke-
Imbuhan ke- tidak memiliki bentuk perubahan dan berfungsi sebagai penunjuk urutan.
Contoh : Dua + ke = kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya.

SISIPAN/INFIKS
Sisipan adalah imbuhan yang diletakkan di tengah – tengah kata dasar. Imbuhan ini
diantaranya adalah –el-, -em-, dan –er.
Contoh :
Getar + er = gemetar.
Tali + em = Temali.

AKHIRAN/SUFIKS
Akhiran adalah imbuhan yang diletakkan pada bagian akhir kata dasar dan disebut juga
dengan suffiks. Ada beberapa jenis imbuhan ini, antara lain:

-kan/-i
Imbuhan - imbuhan ini sebagai pembentuk makna perintah.
Contoh : ambilkan, datangkan, bawakan, tuangkan, datangi, diami, dan lain – lain

-an
Imbuhan –an berfungsi untuk:
Sebaagi penunjuk bagian:
satuan, kiloan, dan lain – lain

Sebagai penunjuk alat:


timbangan, angkutan

Sebagai penunjuk tempat:


lapangan, lautan, daratan, dan lain – lain.

-pun
Imbuhan ini berfungsi untuk membentuk makna juga.
Contoh: akupun, Merekapun, kamipun, dan sebagainya.

-kah
Imbuhan ini berfungsi untuk menegaskan kata dasarnya.
Contoh: Mudahkah, benarkah, iyakah, dan lain – lain.
Awalan dan Akhiran
Imbuhan ini disebut dengan konfiks dan diletakkan pada bagian awal dan akhir kata dasar.
GABUNGAN PREFIKS & SUFIKS / KONFIKS
Fungsi imbuhan konfiks di antaranya adalah:

me-kan
Sebagai pembentuk makna aktif
Contoh : Membanggakan, membangunkan, mengantarkan, dan lain – lain.

pe-an
Sebagai pembentuk makna kata benda
Contoh: Pengampunan, pengasingan, pengaduan , dan lain – lain.

se-nya
Sebagai kata pengulangan
Contoh: Sepandai – pandainya, sebaik – baiknya, semahal – mahalnya, dan lain – lain.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Afiksasi adalah proses pembentukan kata dengan membubuhkan afiks (imbuhan) pada bentuk
dasar, baik bentuk dasar tunggal maupun kompleks untuk membentuk kata baru dengan arti
yang berbeda Pemakaian imbuhan dapat mengubah kelas kata. Kata benda misalnya, setelah
diberi imbuhan bisa menjadi kata kerja, kata sifat, atau kata lainnya.

Jenis – jenis imbuhan ada 4 macam


Awalan
Sisipan
Akhiran
Awalan dan akhiran

3.2 Saran

Melalui makalah ini para pembaca diharapkan mampu memahami apa yang dimaksud dengan
imbuhan juga memahami dan menerapkan penggunaan imbuhan dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.ums.ac.id/13764/2/03._BAB_I.pdf
https://bnetpwj.blogspot.com/2016/11/makalah-imbuhan-lengkap-bahasa-indonesia.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Afiks
http://www.prbahasaindonesia.com/2015/11/imbuhan-pengertian-jenis-dan-contoh.html
http://belajarbahasa-bahasaindonesia.blogspot.co.id/2012/05/afiksasi-imbuhan.html
http://restumariam.blogspot.co.id/2012_09_01_archive.html

Anda mungkin juga menyukai