BAHASA INDONESIA
DISUSUN OLEH :
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar,
serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai perwujudan
kompetensi kritis dalam penggunaan bahasa indonesia (cermat menggunakan imbuhan).
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai jurnal yang sudah dibaca dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan
makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun. Kritik dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi kami dan para
pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Imbuhan adalah bunyi – bunyi yang ditambahkan kepada kata dasar untuk mengubah atau
menambahkan makna pada kata dasarnya. Imbuhan – imbuhan tersebut bisa diletakkan di
awal (prefiks), di tengah/sisipan (infiks), akhir (suffikis), dan awalan-akhiran (konfiks) kata
dasar. Jenis – jenis imbuhan tersebut mempunyai fungsi yang berbeda – beda.
3.1 Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami pengertian serta fungsi imbuhan
2. Mahasiswa dapat memahami jenis-jenis imbuhan
BAB II
PEMBAHASAN
Kridalaksana (2009; 28-31) menyebutkan bahwa afiksasi adalah proses yang mengubah
leksem menjadi kata kompleks. Kridalaksana (1989:31-83) mendeskripsikan afiksasi sebagai
proses atau hasil penambahan afiks pada dasar. Richard (dalam Putrayasa; 2008;5)
mengatakan bahwa afiksasi atau pengimbuhan adalah proses pembentukan kata dengan
membubuhkan afiks (imbuhan) pada bentuk dasar, baik bentuk dasar tunggal maupun
kompleks. Ramlan (1987:49) menyebut proses afiksasi sebagai proses pembubuhan afiks.
Menurutnya, suatu satuan yang dilekati afiks disebut bentuk dasar. Afiksasi menurut Samsuri
(1985: 190), adalah penggabungan akar kata atau pokok dengan afiks.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa afiksasi adalah proses
pembentukan kata dengan membubuhkan afiks (imbuhan) pada bentuk dasar, baik bentuk
dasar tunggal maupun kompleks untuk membentuk kata baru dengan arti yang berbeda.
Pemakaian imbuhan dapat mengubah kelas kata. Kata benda misalnya, setelah diberi
imbuhan bisa menjadi kata kerja, kata sifat, atau kata lainnya.
Contoh:
· batu(benda) -> membatu (sifat)
· indah (sifat) -> seindah-indahnya (keterangan)
· mandi (kerja) -> pemandian (benda)
- Membentuk kata benda, yakni peN-, pe-, per-, ke-, -isme, -wan, -sasi, -tas, peN-an, pe-an,
per-an, dan ke-an. Contoh: pelaut, penyapu, wartawan, dll.
- Membentuk kata kerja, yakni me-, ber-, per-, ter-, di, -kan, ter-kan,dan di-i. Contohnya:
melaut berlayar, terlihat diminum, bawakan, lempari, menaiki.
- Membentuk kata sifat,yakni –I, -wi,-iah, dan –is. Contohnya: manusiawi, duniawi, ilmiah,
agamis
- Membentuk kata bilangan yakni se- dan ke-. Contohnya: sepuluh dan kedua.
- Membentuk kata keterangan, se-nya ; -nya ; -an, Contoh: sepertinya, habis-habisan,
seindah-indahnya, dll.
Imbuhan yang diletakkan pada awal kata dasar disebut dengan awalan (prefiks). Ada
beberapa imbuhan awalan, di antaranya adalah:
me-
Imbuhan me- berfungsi untuk membentuk kata kerja aktif pada kata dasarnya. Imbuhan me-
bisa berubah – ubah menjadi beberapa bentuk sesuai dengan kata dasar yang diikutinya.
Contoh:
Dobrak + men - = Mendobrak
Pencuri itu mendobrak pintu rumahku dan mencuri beberapa barang berharga.
ber-
Imbuhan ber- juga bisa berubah menjadi dua bentuk yaitu bel- dan be-. Apabila imbuhan ber-
bertemu dengan kata dasar yang diawali dengan konsonan, maka ber- menjadi be.
Contoh :
Kerja + ber- = bekerja
Ajar + ber- = belajar.
di-
Imbuhan di- tidak memiliki perubahan bentuk dan berfungsi untuk membentuk makna pasif
pada kata dasarnya.
Contoh:
Buang + di- = dibuang
Sampah – sampah dibuang ke tempat sampah oleh ibu.
ter-
Imbuhan ter- juga tidak memiliki perubahan khusus, tetapi memiliki beberapa fungsi di
antaranya adalah:
Sebagai penunjuk makna ketidaksengajaan.
Contoh :
buang + ter- = terbuang ; Barangku terbuang ke kotak sampah ketika aku tidak ada di rumah.
pe-
Imbuhan pe- memiliki beberapa macam bentuk perubahan, di antaranya adalah peng-, penye-,
dan per-. Imbuhan ini juga memiliki fungsi sebagai berikut:
Sebagai penunjuk pelaku :
pekerja, pelajar, pembohong, pemberi, pengurus, pembantu, dan lain – lain.
Aku adalah seorang pelajar di SMAN 1 Bagun Pagi.
Sebagai pembentuk kata perintah : Perlambat, pertajam, perindah, percantik, dan lain – lain.
Percantik lukisan itu!
Sebagai penunjuk alat: penghapus, penggaruk, penggoreng, penggiling, dan lain – lain.
Ibu menggunakan panci penggoreng sebagai wadah.
ke-
Imbuhan ke- tidak memiliki bentuk perubahan dan berfungsi sebagai penunjuk urutan.
Contoh : Dua + ke = kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya.
SISIPAN/INFIKS
Sisipan adalah imbuhan yang diletakkan di tengah – tengah kata dasar. Imbuhan ini
diantaranya adalah –el-, -em-, dan –er.
Contoh :
Getar + er = gemetar.
Tali + em = Temali.
AKHIRAN/SUFIKS
Akhiran adalah imbuhan yang diletakkan pada bagian akhir kata dasar dan disebut juga
dengan suffiks. Ada beberapa jenis imbuhan ini, antara lain:
-kan/-i
Imbuhan - imbuhan ini sebagai pembentuk makna perintah.
Contoh : ambilkan, datangkan, bawakan, tuangkan, datangi, diami, dan lain – lain
-an
Imbuhan –an berfungsi untuk:
Sebaagi penunjuk bagian:
satuan, kiloan, dan lain – lain
-pun
Imbuhan ini berfungsi untuk membentuk makna juga.
Contoh: akupun, Merekapun, kamipun, dan sebagainya.
-kah
Imbuhan ini berfungsi untuk menegaskan kata dasarnya.
Contoh: Mudahkah, benarkah, iyakah, dan lain – lain.
Awalan dan Akhiran
Imbuhan ini disebut dengan konfiks dan diletakkan pada bagian awal dan akhir kata dasar.
GABUNGAN PREFIKS & SUFIKS / KONFIKS
Fungsi imbuhan konfiks di antaranya adalah:
me-kan
Sebagai pembentuk makna aktif
Contoh : Membanggakan, membangunkan, mengantarkan, dan lain – lain.
pe-an
Sebagai pembentuk makna kata benda
Contoh: Pengampunan, pengasingan, pengaduan , dan lain – lain.
se-nya
Sebagai kata pengulangan
Contoh: Sepandai – pandainya, sebaik – baiknya, semahal – mahalnya, dan lain – lain.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Afiksasi adalah proses pembentukan kata dengan membubuhkan afiks (imbuhan) pada bentuk
dasar, baik bentuk dasar tunggal maupun kompleks untuk membentuk kata baru dengan arti
yang berbeda Pemakaian imbuhan dapat mengubah kelas kata. Kata benda misalnya, setelah
diberi imbuhan bisa menjadi kata kerja, kata sifat, atau kata lainnya.
3.2 Saran
Melalui makalah ini para pembaca diharapkan mampu memahami apa yang dimaksud dengan
imbuhan juga memahami dan menerapkan penggunaan imbuhan dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.ums.ac.id/13764/2/03._BAB_I.pdf
https://bnetpwj.blogspot.com/2016/11/makalah-imbuhan-lengkap-bahasa-indonesia.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Afiks
http://www.prbahasaindonesia.com/2015/11/imbuhan-pengertian-jenis-dan-contoh.html
http://belajarbahasa-bahasaindonesia.blogspot.co.id/2012/05/afiksasi-imbuhan.html
http://restumariam.blogspot.co.id/2012_09_01_archive.html